radikalisme ditolak, kekerasan dibenci (21)
Polri Duga Fadli Sadama Terkait Dengan Ba'asyir
Headline
Oleh: Laela Zahra
Nasional - Selasa, 7 Desember 2010 | 00:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Tersangka teroris Fadli Sadama yang ditangkap di Malaysia, diduga memiliki keterlibatan dengan tersangka teroris Abu Bakar Ba'asyir.
"Kalau kita lihat secara langsung memang belum ada, tapi kalau kita lihat rangkaian seperti yang dulu, saya katakan sejauh mana keterlibatan ABB (Abu Bakar Ba'asyir) dengan pelatihan di Aceh, memang terlibat," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen. Pol. Iskandar Hasan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2010).
Fadli ditangkap dan ditahan di Indonesia, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya karena diduga terlibat dalam pendanaan aksi terorisme.
Setidaknya Fadli menyetorkan dana sebanyak dua kali kepada bendahara pelatihan terorisme di Aceh. "Perampokan Bank CIMB Niaga ikut dirancang Toni Togar dan Fadli, itu kan terkait." ucap Iskandar Hasan.
Fadli ditangkap dengan barang bukti dua pucuk senjata api jenis revolver dan sejumlah uang dalam mata uang ringgit. Kini polisi tengah menelusuri senjata tersebut dipergunakan untuk apa dan oleh siapa saja. Selain itu Polri juga akan menyelidiki asal sisa uang yang dimiliki Fadli. [bay]
Fadli Sadama Satu Jaringan dengan Baasyir?
Minggu, 5 Desember 2010 - 18:15 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone
JAKARTA - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) sampai sekarang belum dapat memastikan jika otak pelaku perampokan Bank CIMB Niaga, Fadli Sadama, merupakan satu jaringan dengan Abu Bakar Baasyir.
"Belum bisa dikaitkan," singkat Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli kepada okezone, Mingggu (5/12/2010).
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini hanya mengatakan pihaknya masih berkonsentarsi pada kasus perampokan Bank CIMB di Medan.
"Sementara kami fokus pada keterlibatan tentang perencanaan perampokan CIMB dan juga keikutsertaan yang bersangkutan, aksi-aksi teror yang sebelumnya. Pada tahun 2003, dan juga serangkaian bom pada tahun 2000-an. Waktu itu pada saat malam Natal beberapa bom meledak di sana," paparnya.
Saat ini Fadli berada di Rutan Mako Brimob dan masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Fadli juga diketahui terlibat dalam pelatihan camp militer di Aceh.
"Ya itu benar sekali, nanti akan kita dalami itu," tutupnya.(hri)
Ahmad Baso Sarankan Metode Deradikalisasi Ditinjau Ulang
Jum'at, 03 Desember 2010 | 21:19 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Metode deradikalisasi terorisme yang dipakai Indonesia sepertinya perlu diperhatikan kembali. Selama ini, metode deradikalisasi yang kita gunakan mengacu pada metode yang ada di Ingrris. Padahal, Inggris berkiblat pada Mesir dalam menerapkan deradikalisasi terhadap terorisme.
"Pertanyaannya, apakah radikalisme (di Indonesia) bisa ditekan melalui rezim militer yang otoriter? Rezim tersebut efektif meredam radikalisme di Mesir," kata Komisioner pada Subkomisi Pengkajian Komnas HAM, Ahmad Baso dalam diskusi di Bakoel Coffe, Jum'at (3/12).
Mesir memang dianggap berhasil memberantas bibit-bibit gerakan radikal hingga ke akarnya. Banyak program-program deradikalisasi Mesir yang manjur mematikan ideologi radikal, berikut kelompok-kelompok yang menganutnya.
Sebelum program deradikalisasi diterapkan, banyak kelompok-kelompok ekstrim yang tumbuh subur di Mesir. Melalui rezim militer yang otoriter Presiden Husni Mubarak, kelompok-kelompok ekstrim tidak bisa berkembang dan diterima secara politik. Bahkan, masyarakat Mesir juga ikut membenci mereka.
Pemerintah Mesir menerapkan banyak program deradikalisasi yang pelaksanannya dianggap efektif. Di antaranya, program untuk menghabisi ideologi yang menjadi basis Wahabi, ideologi antikafir, ideologi amar makruf nahi mungkar.
Di Mesir, lanjut Ahmad, secara politik, ekonomi, dan sosial, tidak ada ruang bagi paham radikalisme untuk berkembang. Masyarakatnya juga menutup diri untuk paham radikalisme. "Aparat keamanan tidak perlu menangkap pelaku penyebar paham radikalisme, karena masyarakatnya sudah sangat membenci," kata dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Raja Perampokan Bank Itu Kembali
Minggu, 05 Desember 2010 | 05:16 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Fadli Sadama, kurir Noor Din M. Top yang ditangkap di Malaysia, ternyata adalah "raja" perampokan bank. Pria berusia 28 tahun itu diketahui sebagai orang yang merancang aksi perampokan di bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus lalu.
Menurut Kepala Bidang Penerangan Markas Besar Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar. Fadli sudah sejak usia 20 tahun terlibat dalam tindakan kriminal. Pria berkacamata itu pernah dihukum dan dipenjara berkaitan dengan perampokan Bank BRI di Bireuen, Aceh. Sebelumnya, dia terlibat perampokan Bank Lippo Medan sebagai perancang.
Fadli diketahui baru menjalani hukuman di penjara Medan atas keterlibatannya dalam perampokan Bank Lippo pada 2003. Ia keluar dari penjara Medan pada Juli 2010. Sebulan kemudian, ia sudah turut merampok bersama kawanan bersenjata pimpinan Abu Tholut di bank CIMB Niaga Medan.
Penangkapan Fadli oleh Polis Diraja Malaysia dilakukan sebagai wujud kerja sama dengan Indonesia dalam penanggulangan terorisme di kawasan ASEAN. Saat Fadli ditangkap, polisi menemukan dua senjata api revolver jenis Smith and Wesson (S&W) dan puluhan butir peluru.
Polisi meyakini dua senjata yang dibeli Fadli itu akan digunakan untuk membebaskan Toni Togar. Toni dipenjara selama 20 tahun karena keterlibatannya dalam pengeboman Hotel Marriott (2003), serangkaian teror bom Natal (2000), dan perampokan Bank Lippo Medan (2003)
"Di sana (Malaysia) dia membeli senjata api dan sudah menyusun serangkaian terorisme di Indonesia," kata Boy Rafli Amar dalam keterangan persnya.
Dengan menumpang pesawat Malaysia Airlines MH 273, Fadli Sadama tiba dari Kuala Lumpur di bawah pengawalan ketat petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI kemarin. Tersangka otak serangkaian perampokan yang berkaitan dengan jaringan teroris itu mendarat pukul 17.30 WIB di terminal 2-D kedatangan Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sekitar sejam kemudian ia dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar polisi.
Fadli mengenakan kaus cokelat dan kedua tangannya diborgol ke belakang. Penampilannya kalem, jauh dari sosok teroris yang selama ini dikenal masyarakat. Dia tidak bercambang, wajahnya bersih polos, kepalanya plontos. Dari bandara, Fadli langsung dibawa ke Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, untuk menjalani pemeriksaan.
Fadli dijemput petugas setelah ditangkap oleh Polis Diraja Malaysia pada 13 Oktober lalu. Menurut polisi, pria berusia 28 tahun itu diketahui sebagai orang yang merancang aksi perampokan di bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus lalu.
Aksi Fadli bersama lebih dari 10 kawannya itu sempat menggemparkan karena dilakukan secara terbuka pada siang hari. Para perampok yang mempersenjatai diri dengan pistol dan senjata serbu laras panjang itu juga menembak mati dua orang, yakni petugas Brimob dan seorang anggota satuan pengamanan.
Seusai aksi itu, Fadli kabur dengan menumpang pesawat Wings Air menuju Malaysia. Dari tindakan kejahatannya, Fadli kebagian jatah uang Rp 5 juta dan 16 ribu ringgit.
Dalam penjelasan Jumat lalu, Kepala Polis Diraja Malaysia Ismail Omar menyatakan persetujuannya untuk mengekstradisi Fadli. Ia juga menjelaskan bahwa penangkapan gembong teroris itu di negerinya tak mengindikasikan adanya sel-sel baru teroris di Malaysia. "Kami senantiasa memantaunya. Belum ada sel teroris baru," katanya.
AYU CIPTA | DIANING SARI
Fadli Rencanakan Serangan di Pekanbaru
Sabtu, 04 Desember 2010 | 21:22 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Fadli Sadama merencanakan penyerangan di Pekanbaru, Riau, dan hendak menjadikan daerah itu seperti kasus penyerangan di Mumbai, India, yang menewaskan puluhan orang.
Fadli juga merencanakan mengeluarkan terdakwa Toni Togar (terdakwa perampokan CIMB Niaga) dengan cara menyandera Kepala Lapas di Siantar. Fadli akan menukar si Kalapas dengan Toni apabila terjadi pengejaran atau pembunuhan di Medan.
Rencana serangan pria asal Gang Dumai, Sungai Mati, Medan, Sumatera Utara, itu disampaikan Komisaris Besar Petrus Golose, Direktur Badan Nasional Penggulangan Terorisme (BNPT), kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/11).
"Dialah yang melakukan perencanaan pembobolan Bank CIMB Niaga Medan dan ikut merancang peledakan Hotel JW Mariot tahun 2003 dengan terdakwa Toni Togar," kata Petrus Golose.
Selain itu, kata Golose, Fadli juga merencanakan penyerangan di lokasi wisata Anak Gunung Krakatau Serang, Banten.
Atas serangkaian rencana sang tersangka itu, Mabes Polri dan BNPT menilai Fadli adalah orang yang berbahaya. "Dia sangat berbahaya," kata Golose.
Fadli alias Fernando alias Buyung alias Adek merancang segudang aksi teror di Indonesia pasca keberhasilannya merancang pembobolan bank CIMB Niaga Medan 18 Agustus 2010 silam.
Berbekal fulus jatah hasil rampokan senilai Rp 5 juta dan 16 ribu Ringgit Malaysia, Fadli bertolak ke Malaysia menumpang Wings Air. Di negeri jiran itu pria berusia 28 tahun itu membeli dua pucuk senjata api Revolver Smith and Wesson (S & W) buatan Amerika.
"Dua pucuk senjata api itu ditemukan di dalam tas berikut peluru," kata Petrus Golose yang juga pakar IT yang pernah menjabat sebagai Direktur Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri.
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, Fadli di Malaysia sudah melakukan komunikasi dan kontak penting dengan teroris Malaysia dan Organisasi Pembebasan Pattani Bersatu (PULO) di Thailand Selatan yang merupakan otak semua insiden yang menelan lebih dari 800 korban itu.
Fadli bahkan sudah merencanakan latihan-latihan terorisme lainnya dengan berkomunikasi intens dengan PULO.
AYU CIPTA
Sabtu, 04/12/2010 20:43 WIB
Fadli Rencanakan Penyerangan di Pekanbaru dan Anak Gunung Krakatau
Mega Putra Ratya - detikNews
Tangerang - Tersangka terorisme Fadli Sadama telah dipulangkan dari Malaysia ke Indonesia. Sejumlah serangan teroris sudah direncanakan Fadli yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.20 WIB sore tadi.
"Mereka (kelompok Fadli-red) planning penyerangan di wilayah Pekanbaru, seperti di Mumbai (serangan bersenjata-red)," kata Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kombes Petrus Golose, dalam jumpa pers di Terminal Kedatangan Internasional 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten Sabtu (4/12/2010).
Di acara jumpa pers tersebut, Fadli berdiri dalam kawalan 3 orang anggota provos. Fadli, yang berkacamata dan berambut cepak ini, terlihat tenang saja.
Selain itu, kata Petrus, Fadli juga berencana menyerang sebuah tempat wisata di Anak Gunung Krakatau. Petrus tidak menjelaskan detail tempat yang menjadi sasaran kelompok Fadli tersebut.
Terkait perampokan Bank CIMB di Medan, Petrus mengatakan, Fadli yang merencanakan pola perampokan tersebut. "Kecepatannya berapa dan cara menyimpan kunci motor," kata Petrus.
Lebih lanjut Petrus mengatakan, bersama Toni Togar, Fadli juga terlibat dalam pemboman hotel JW Marriott pada tahun 2003. Fadli juga berencana membebaskan Toni yang kini ditahan di Lapas Siantar dengan cara menyandera kepala Lapas.
"Dia akan membarter (sandera), tapi jika terjadi pengejaran, dia nggak segan melakukan pembunuhan," kata Petrus.
(mpr/lrn)
Headline
Oleh: Laela Zahra
Nasional - Selasa, 7 Desember 2010 | 00:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Tersangka teroris Fadli Sadama yang ditangkap di Malaysia, diduga memiliki keterlibatan dengan tersangka teroris Abu Bakar Ba'asyir.
"Kalau kita lihat secara langsung memang belum ada, tapi kalau kita lihat rangkaian seperti yang dulu, saya katakan sejauh mana keterlibatan ABB (Abu Bakar Ba'asyir) dengan pelatihan di Aceh, memang terlibat," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen. Pol. Iskandar Hasan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2010).
Fadli ditangkap dan ditahan di Indonesia, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya karena diduga terlibat dalam pendanaan aksi terorisme.
Setidaknya Fadli menyetorkan dana sebanyak dua kali kepada bendahara pelatihan terorisme di Aceh. "Perampokan Bank CIMB Niaga ikut dirancang Toni Togar dan Fadli, itu kan terkait." ucap Iskandar Hasan.
Fadli ditangkap dengan barang bukti dua pucuk senjata api jenis revolver dan sejumlah uang dalam mata uang ringgit. Kini polisi tengah menelusuri senjata tersebut dipergunakan untuk apa dan oleh siapa saja. Selain itu Polri juga akan menyelidiki asal sisa uang yang dimiliki Fadli. [bay]
Fadli Sadama Satu Jaringan dengan Baasyir?
Minggu, 5 Desember 2010 - 18:15 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone
JAKARTA - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) sampai sekarang belum dapat memastikan jika otak pelaku perampokan Bank CIMB Niaga, Fadli Sadama, merupakan satu jaringan dengan Abu Bakar Baasyir.
"Belum bisa dikaitkan," singkat Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli kepada okezone, Mingggu (5/12/2010).
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini hanya mengatakan pihaknya masih berkonsentarsi pada kasus perampokan Bank CIMB di Medan.
"Sementara kami fokus pada keterlibatan tentang perencanaan perampokan CIMB dan juga keikutsertaan yang bersangkutan, aksi-aksi teror yang sebelumnya. Pada tahun 2003, dan juga serangkaian bom pada tahun 2000-an. Waktu itu pada saat malam Natal beberapa bom meledak di sana," paparnya.
Saat ini Fadli berada di Rutan Mako Brimob dan masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Fadli juga diketahui terlibat dalam pelatihan camp militer di Aceh.
"Ya itu benar sekali, nanti akan kita dalami itu," tutupnya.(hri)
Ahmad Baso Sarankan Metode Deradikalisasi Ditinjau Ulang
Jum'at, 03 Desember 2010 | 21:19 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Metode deradikalisasi terorisme yang dipakai Indonesia sepertinya perlu diperhatikan kembali. Selama ini, metode deradikalisasi yang kita gunakan mengacu pada metode yang ada di Ingrris. Padahal, Inggris berkiblat pada Mesir dalam menerapkan deradikalisasi terhadap terorisme.
"Pertanyaannya, apakah radikalisme (di Indonesia) bisa ditekan melalui rezim militer yang otoriter? Rezim tersebut efektif meredam radikalisme di Mesir," kata Komisioner pada Subkomisi Pengkajian Komnas HAM, Ahmad Baso dalam diskusi di Bakoel Coffe, Jum'at (3/12).
Mesir memang dianggap berhasil memberantas bibit-bibit gerakan radikal hingga ke akarnya. Banyak program-program deradikalisasi Mesir yang manjur mematikan ideologi radikal, berikut kelompok-kelompok yang menganutnya.
Sebelum program deradikalisasi diterapkan, banyak kelompok-kelompok ekstrim yang tumbuh subur di Mesir. Melalui rezim militer yang otoriter Presiden Husni Mubarak, kelompok-kelompok ekstrim tidak bisa berkembang dan diterima secara politik. Bahkan, masyarakat Mesir juga ikut membenci mereka.
Pemerintah Mesir menerapkan banyak program deradikalisasi yang pelaksanannya dianggap efektif. Di antaranya, program untuk menghabisi ideologi yang menjadi basis Wahabi, ideologi antikafir, ideologi amar makruf nahi mungkar.
Di Mesir, lanjut Ahmad, secara politik, ekonomi, dan sosial, tidak ada ruang bagi paham radikalisme untuk berkembang. Masyarakatnya juga menutup diri untuk paham radikalisme. "Aparat keamanan tidak perlu menangkap pelaku penyebar paham radikalisme, karena masyarakatnya sudah sangat membenci," kata dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Raja Perampokan Bank Itu Kembali
Minggu, 05 Desember 2010 | 05:16 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Fadli Sadama, kurir Noor Din M. Top yang ditangkap di Malaysia, ternyata adalah "raja" perampokan bank. Pria berusia 28 tahun itu diketahui sebagai orang yang merancang aksi perampokan di bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus lalu.
Menurut Kepala Bidang Penerangan Markas Besar Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar. Fadli sudah sejak usia 20 tahun terlibat dalam tindakan kriminal. Pria berkacamata itu pernah dihukum dan dipenjara berkaitan dengan perampokan Bank BRI di Bireuen, Aceh. Sebelumnya, dia terlibat perampokan Bank Lippo Medan sebagai perancang.
Fadli diketahui baru menjalani hukuman di penjara Medan atas keterlibatannya dalam perampokan Bank Lippo pada 2003. Ia keluar dari penjara Medan pada Juli 2010. Sebulan kemudian, ia sudah turut merampok bersama kawanan bersenjata pimpinan Abu Tholut di bank CIMB Niaga Medan.
Penangkapan Fadli oleh Polis Diraja Malaysia dilakukan sebagai wujud kerja sama dengan Indonesia dalam penanggulangan terorisme di kawasan ASEAN. Saat Fadli ditangkap, polisi menemukan dua senjata api revolver jenis Smith and Wesson (S&W) dan puluhan butir peluru.
Polisi meyakini dua senjata yang dibeli Fadli itu akan digunakan untuk membebaskan Toni Togar. Toni dipenjara selama 20 tahun karena keterlibatannya dalam pengeboman Hotel Marriott (2003), serangkaian teror bom Natal (2000), dan perampokan Bank Lippo Medan (2003)
"Di sana (Malaysia) dia membeli senjata api dan sudah menyusun serangkaian terorisme di Indonesia," kata Boy Rafli Amar dalam keterangan persnya.
Dengan menumpang pesawat Malaysia Airlines MH 273, Fadli Sadama tiba dari Kuala Lumpur di bawah pengawalan ketat petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI kemarin. Tersangka otak serangkaian perampokan yang berkaitan dengan jaringan teroris itu mendarat pukul 17.30 WIB di terminal 2-D kedatangan Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sekitar sejam kemudian ia dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar polisi.
Fadli mengenakan kaus cokelat dan kedua tangannya diborgol ke belakang. Penampilannya kalem, jauh dari sosok teroris yang selama ini dikenal masyarakat. Dia tidak bercambang, wajahnya bersih polos, kepalanya plontos. Dari bandara, Fadli langsung dibawa ke Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, untuk menjalani pemeriksaan.
Fadli dijemput petugas setelah ditangkap oleh Polis Diraja Malaysia pada 13 Oktober lalu. Menurut polisi, pria berusia 28 tahun itu diketahui sebagai orang yang merancang aksi perampokan di bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus lalu.
Aksi Fadli bersama lebih dari 10 kawannya itu sempat menggemparkan karena dilakukan secara terbuka pada siang hari. Para perampok yang mempersenjatai diri dengan pistol dan senjata serbu laras panjang itu juga menembak mati dua orang, yakni petugas Brimob dan seorang anggota satuan pengamanan.
Seusai aksi itu, Fadli kabur dengan menumpang pesawat Wings Air menuju Malaysia. Dari tindakan kejahatannya, Fadli kebagian jatah uang Rp 5 juta dan 16 ribu ringgit.
Dalam penjelasan Jumat lalu, Kepala Polis Diraja Malaysia Ismail Omar menyatakan persetujuannya untuk mengekstradisi Fadli. Ia juga menjelaskan bahwa penangkapan gembong teroris itu di negerinya tak mengindikasikan adanya sel-sel baru teroris di Malaysia. "Kami senantiasa memantaunya. Belum ada sel teroris baru," katanya.
AYU CIPTA | DIANING SARI
Fadli Rencanakan Serangan di Pekanbaru
Sabtu, 04 Desember 2010 | 21:22 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Fadli Sadama merencanakan penyerangan di Pekanbaru, Riau, dan hendak menjadikan daerah itu seperti kasus penyerangan di Mumbai, India, yang menewaskan puluhan orang.
Fadli juga merencanakan mengeluarkan terdakwa Toni Togar (terdakwa perampokan CIMB Niaga) dengan cara menyandera Kepala Lapas di Siantar. Fadli akan menukar si Kalapas dengan Toni apabila terjadi pengejaran atau pembunuhan di Medan.
Rencana serangan pria asal Gang Dumai, Sungai Mati, Medan, Sumatera Utara, itu disampaikan Komisaris Besar Petrus Golose, Direktur Badan Nasional Penggulangan Terorisme (BNPT), kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/11).
"Dialah yang melakukan perencanaan pembobolan Bank CIMB Niaga Medan dan ikut merancang peledakan Hotel JW Mariot tahun 2003 dengan terdakwa Toni Togar," kata Petrus Golose.
Selain itu, kata Golose, Fadli juga merencanakan penyerangan di lokasi wisata Anak Gunung Krakatau Serang, Banten.
Atas serangkaian rencana sang tersangka itu, Mabes Polri dan BNPT menilai Fadli adalah orang yang berbahaya. "Dia sangat berbahaya," kata Golose.
Fadli alias Fernando alias Buyung alias Adek merancang segudang aksi teror di Indonesia pasca keberhasilannya merancang pembobolan bank CIMB Niaga Medan 18 Agustus 2010 silam.
Berbekal fulus jatah hasil rampokan senilai Rp 5 juta dan 16 ribu Ringgit Malaysia, Fadli bertolak ke Malaysia menumpang Wings Air. Di negeri jiran itu pria berusia 28 tahun itu membeli dua pucuk senjata api Revolver Smith and Wesson (S & W) buatan Amerika.
"Dua pucuk senjata api itu ditemukan di dalam tas berikut peluru," kata Petrus Golose yang juga pakar IT yang pernah menjabat sebagai Direktur Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri.
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, Fadli di Malaysia sudah melakukan komunikasi dan kontak penting dengan teroris Malaysia dan Organisasi Pembebasan Pattani Bersatu (PULO) di Thailand Selatan yang merupakan otak semua insiden yang menelan lebih dari 800 korban itu.
Fadli bahkan sudah merencanakan latihan-latihan terorisme lainnya dengan berkomunikasi intens dengan PULO.
AYU CIPTA
Sabtu, 04/12/2010 20:43 WIB
Fadli Rencanakan Penyerangan di Pekanbaru dan Anak Gunung Krakatau
Mega Putra Ratya - detikNews
Tangerang - Tersangka terorisme Fadli Sadama telah dipulangkan dari Malaysia ke Indonesia. Sejumlah serangan teroris sudah direncanakan Fadli yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.20 WIB sore tadi.
"Mereka (kelompok Fadli-red) planning penyerangan di wilayah Pekanbaru, seperti di Mumbai (serangan bersenjata-red)," kata Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kombes Petrus Golose, dalam jumpa pers di Terminal Kedatangan Internasional 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten Sabtu (4/12/2010).
Di acara jumpa pers tersebut, Fadli berdiri dalam kawalan 3 orang anggota provos. Fadli, yang berkacamata dan berambut cepak ini, terlihat tenang saja.
Selain itu, kata Petrus, Fadli juga berencana menyerang sebuah tempat wisata di Anak Gunung Krakatau. Petrus tidak menjelaskan detail tempat yang menjadi sasaran kelompok Fadli tersebut.
Terkait perampokan Bank CIMB di Medan, Petrus mengatakan, Fadli yang merencanakan pola perampokan tersebut. "Kecepatannya berapa dan cara menyimpan kunci motor," kata Petrus.
Lebih lanjut Petrus mengatakan, bersama Toni Togar, Fadli juga terlibat dalam pemboman hotel JW Marriott pada tahun 2003. Fadli juga berencana membebaskan Toni yang kini ditahan di Lapas Siantar dengan cara menyandera kepala Lapas.
"Dia akan membarter (sandera), tapi jika terjadi pengejaran, dia nggak segan melakukan pembunuhan," kata Petrus.
(mpr/lrn)
Komentar
Posting Komentar