jangan LENGAH (radikalisme dan kekerasan PATUT DIWASPADAI) (2)

Minggu, 12 Desember 2010 , 05:05:00
Jaringan Abu Tholut Dihabisi
Densus Tangkap Seorang Lagi, Sita Senjata dan Peluru


JAKARTA - Satu demi satu anak buah Imron Baihaqi alias Abu Tholut ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri. Korps burung hantu itu menargetkan seluruh sel teroris tersebut "habis" sebelum pergantian tahun 2010 yang tinggal beberapa hari lagi.

Di Jawa, Tholut menjadi qiyadah asykari (panglima militer) yang levelnya tertinggi. Selain jago soal teknik, Tholut yang pernah berkuliah di Jogjakarta itu merupakan ideolog sejati. ”Alhamdulillah, dia kooperatif,” kata sumber Jawa Pos di Mabes Polri mengenai pemeriksaan Tholut kemarin (11/12).

Karena Tholut bersedia buka mulut, tim pemburu lebih mudah mencokok sisa-sisa anggotanya. "Mereka masih di Jateng," tambah perwira yang minta dirahasiakan identitasnya tersebut.

Tholut adalah assabiqunal awwalun (generasi pertama) mujahidin Indonesia yang berangkat ke Afghanistan pada 1985. Dia menjadi mudharib (instruktur) bagi angkatan-angkatan sesudahnya yang dikumpulkan oleh tanzhim Ittihad Al Islami di Sadda, Afghanistan.

Setelah pulang dari Afghanistan, Abu Tholut merintis Kamp Hudaibiyah di Filipina Selatan bersama Nasir Abbas. Dia juga diamanahi sebagai ketua mantiqi (setara divisi dalam militer) III Jamaah Islamiyah yang membawahkan Indonesia Timur, Sabah, dan Serawak.

Saat kerusuhan Ambon dan Poso meletus, Tholut menjadi pengendali para mujahidin yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Dia pernah ditahan pada 2003. Tapi, tidak dalam kasus terorisme, melainkan kasus penyimpanan senjata api. Dia bebas pada 27 Agustus 2007.

Adik Tholut, Kusniati, pernah menuturkan kepada Jawa Pos bahwa Tholut hidup normal dalam keluarga besarnya setelah bebas. Dia hidup bersama enam saudaranya. Mereka berkumpul saat Idul Fitri dan bahkan saling membantu dalam bisnis pupuk organik serta tanaman hias.

Penangkapan Tholut dikomentari Ustad Abu Bakar Ba’asyir saat dijenguk Jawa Pos pada Jumat lalu (10/12) di Rutan Bareskrim Mabes Polri. Dia yakin penangkapan itu hanya merupakan upaya polisi untuk mengaitkan jaringan orang-orang yang berlatih di Aceh dengan dirinya. "Saya memang pernah ditunjukkan videonya (latihan). Saya bilang I’dad itu baik tapi harus konsisten. Kalau sudah berani pakai senjata, ya jangan menyerah kalau dikepung polisi," ujarnya.

Berdasar catatan Jawa Pos, dalam sidang kasus Ba’asyir pada 21 Desember 2004, Imron alias Abu Tholut pernah menjadi saksi. Dia dihadirkan bersama saksi yang lain, yakni Nasir Abbas (sekarang bebas dan sering membantu polisi dalam mengungkap kasus terorisme).

Saat itu, Tholut dan Nasir saling berbantahan. Nasir yang dihadirkan jaksa sebagai saksi kunci mengaku yakin bahwa Ba’asyir merupakan amir Jamaah Islamiyah. Informasi itu dia peroleh saat berada di Moro, Filipina Selatan. Ketika itu, Amir Jamaah Islamiyah Abdullah Sungkar meninggal. Kemudian, Hambali (ditahan di Kamp Guantanamo) memberitahukan bahwa Ba’asyir menggantikan posisi Abdullah.

Nasir mengaku beberapa kali bertemu Ba’asyir. Saat jihad di Afghanistan pada 1998, dia bertemu Ba’asyir bersama Abdullah. Pertemuan berikutnya adalah ketika saksi dibaiat menjadi ketua mantiqi III menggantikan Imron Baihaqi pada April 2001. Ba’asyir melantiknya sebagai ketua mantiqi III di suatu rumah dekat Mahad Ali di Solo, Jawa Tengah.

Semua keterangan Nasir tersebut dibantah Tholut dalam sidang yang saat itu dipimpin hakim Soedarto. Dia menyatakan tahu istilah mantiqi justru dari Nasir. "Bagaimana mau menyerahkan kedudukan mantiqi, sedangkan istilah itu saya tahu dari dia," ujar Tholut saat itu.

Sementara itu, tim Densus 88 kemarin bergerak ke Tegal, Jawa Tengah. Mereka menangkap Sukirno yang diduga sebagai salah seorang pelapis (bodyguard) Tholut.

Sukirno ditangkap di Desa Pekauman Kulon, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Tepatnya di sebuah toko suvenir di Jalan Raya Karanganyar, selatan pom bensin. Penangkapan berlangsung pukul 06.30. Di toko itu, Densus menemukan sepucuk senjata laras panjang; 180 butir amunisi; 75 butir peluru kaliber 5,56 milimeter; serta sebuah laptop dan compact disc (CD).

Ketua RT 01/RW 02, Desa Pekauman Kulon, Abdul Chalim, 52, mengungkapkan, tim Densus yang beranggota delapan orang mendatangi rumahnya pukul 06.15. "Mereka meminta izin kepada saya untuk dipertemukan dengan pemilik toko suvenir tersebut," jelasnya.

Dia lalu mengantarkan Densus ke ruko milik H Sholickin untuk meminta kunci duplikat ruko tersebut. "Saya ikut menyaksikan mereka menggeledah isi toko," ujarnya.

Chalim memaparkan, ruko yang setiap hari menjual tas suvenir untuk hajatan di Jalan Raya Karanganyar 14 tersebut selama ini dihuni Sukirno, 45, warga Dusun Besuk, RT 02/RW 02, Kecamatan Sumobito, Jombang, Jawa Timur. Dia baru tiga minggu menempati ruko tersebut yang dikontrak selama setahun dan dibayar tunai Rp 10 juta.

"Yang mengontrak ya orang yang kemarin tertangkap itu (Abu Tholut). Tapi, kemudian ditempati Sukirno untuk membuka usaha toko suvenir dan susu kedelai," ungkapnya.

Senjata api laras panjang dan amunisinya ditemukan petugas di lantai atas toko tersebut. Senjata itu disimpan di dalam gulungan kasur. "Saya dan Pak Sholickin melihat langsung penemuan senjata dan peluru itu," katanya.

Kadivhumas Polri Irjen Iskandar Hasan membenarkan adanya penangkapan Sukirno tersebut. "Status dia sudah menjadi tersangka," tegas jenderal berbintang dua itu. Dia memastikan bahwa tim masih bekerja di lapangan. "Masih ada pengejaran sisa-sisa anggota jaringan (Abu Tholut)," katanya.

Kemarin, anggota Polda Jateng kembali mendatangi Desa Bae, Kudus, tempat Tholut ditangkap. Mereka mengambil sampel darah anak Tholut dan istrinya untuk kepentingan identifikasi.

Di bagian lain, Achmad Michdan, anggota Tim Pengacara Muslim, menyatakan akan mengirimkan tim investigasi independen ke Kudus untuk mengecek informasi soal penembakan Tholut saat ditangkap. "Kami akan mendampingi keluarganya," ujarnya. (rdl/her/lil/jpnn/c11/c5/ari)
Minggu, 12 Desember 2010 , 08:48:00
Anak Buah Abu Tholut Simpan M16 di Bawah Matras

JAKARTA - Detasemen Kusus (Densus) Anti Teror 88 Mabes Polri terus melebarkan perburuan terhadap anggota jaringan terduga pelaku teror Mustofa alias Pranata Yuda alias Imron Baehaqi, alias Abu Tholut yang ditangkap di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/12) lalu. Kemarin (11/12), polisi melakukan penggeledahan di rumah kontrakan milik H. Solikhin Bin Nur di jalan Raya Karanganyar No. 26 A, Desa Pekauman Kulon RT. 4, RW. 01, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Dari penggeledahan ini polisi menangkap seorang terduga teroris lainnya atas nama Sukirno, yang disebut menjadi pengontrak rumah tersebut. Polisi menyebut Sukirno merupakan anggota jaringan teroris bersama Abu Tholut. Selain menangkap penghuni kontrakan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang menguatkan keterlibatan Sukirno dalam aktifitas teror.

Wakadiv Humas Polri Brigjen (pol) Ketut Untung Yoga melalui layanan pesan singkat (SMS) ke JPNN, Sabtu (11/12) malam, mengungkapkan, beberapa barang bukti yang disita termasuk senjata. "Barang-bukti yang diamankan juga berupa satu senjata api jenis M16, 6 magazin (terdiri dari) lima magazen panjang satu (magazin) pendek,  yang berisi amunisi penuh sejumlah 170 butir kaliber  5,56 mili meter, 75 butir kaliber 9 milimeter,  serta kasur kecil (matras) tempat menyimpan  senjata api," ujar Ketut Yoga.

Sebelumnya Jumat pagi Abu Tholut ditangkap sekitar pukul 08.30 Wib, di Desa Bae Pondok, RT.4, RW. 3 Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jateng. Seperti diberitakan sebelumnya Abu Tholut disebut memegang kendali Jamaah ISlamiah sepeninggal Dr Azhari dan Dulmatin.

Polisi kemudian mengkaitkan Abu Tholut dengan pelatihan militer di Aceh awal tahun lalu. Pelatihan ini sendiri diduga merupakan rencana aksi teror dengan target pejabat negara dan pemerintahaan Republik Indonesia.

Selain itu ia disebut terlibat perampokan di CIMB Niaga Medan untuk membiayai teror. Dari hasil Penangkapan Abu Tholut disita  satu pucuk senjata jenis FN kaliber  sembilan  milimeter buatan Belgia berikut satu bua magazin dan 22  butir Peluru kaliber  9 milimeter. Dalam waktu dekat, Abu Tolut dan Sukirno akan dibawa ke Markas Komando Brigade Mobil Depok Jawa Barat untuk pemeriksaan lanjutan.(zul/jpnn)

Polri: Ruko Ditempati Terduga Teroris
Sabtu, 11 Desember 2010 - 16:11 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone

JAKARTA - Mabes Polri membenarkan tim Detasemen Khusus Antiteror/Densus 88 melakukan penggeledahan di sebuah rumah kontrakan yang ditempati terduga teroris di Tegal.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Kombes (Pol) Ketut Untung Yoga menjelaskan penggerebekan dilakukan Sabtu, 11 Desember pukul 06.00 WIB di rumah kontrakan milik Solikhin Bin Nur di Jalan Raya Karanganyar Nomor 26 A, Desa Pekauman Kulon RT04 RW01 Kecamatan Dukuh Turi, Kabupaten Tegal.

"Rumah tersebut dikontrak diduga jaringan teroris atas nama Sukirno," kata Ketut kepada okezone, Sabtu (11/12/2010).

Ketut menambahkan, barang bukti yang berhasil diamankan tim Densus 88 terdiri dari satu senjata api M16, lima magazen berisi amunisi penuh, "serta kasur kecil untuk simpan bungkus senpi," sambungnya.



(fer)

Warga Mengenal Sukirno Tertutup
Sabtu, 11 Desember 2010 - 15:14 wib


TEGAL - Sukirno penyewa rumah toko (ruko) yang disergap tim Detasemen Khusus Anti Teror/88 dikenal warga sebagai pribadi yang tertutup. Sukirno, kata warga jarang terlihat di ruko milik Solihin.

Solihin menceritakan menyewakan rukonya ke Sukirno selama setahun dengan uang sewa Rp10 juta. Namun belum genap satu bulan ditempati, Sukirno meninggalkannya tanpa sepengetahuan Solihin.

"Selama kontrakan saya disewa Sukirno, setiap saya ingin silahturami, Sukirno selalu tidak pernah ada dirumah, ruko terbuka tapi dia tidak ada dirumah," kata Solihin kepada wartawan, Sabtu (11/12/2010).

Solihin melanjutkan, keganjilan yang dirasa saat dirinya ingin melakukan transaksi sewa di depan notaris. Sukirno saat itu tampak ketakutan. "Tadinya saya ngomong mau dibawa ke notaris tapi Sukirno menolak dengan dalih, saya nggak bandel, saya tinggal disini baik-baik," sambungnya.

Solihin sendiri baru dua kali bertemu Sukirno. "Pertama bertemu saat dia bayar uang kontrakan dan yang kedua saya bertemu ketika saya mau beli perlengkapan mebel, sebelum dia menjual tas sekolah dan susu cair, Sukirno berjualan mebel," paparnya.

Dari identitas yang diserahkan Sukirno saat hendak menyewa ruko, Sukirno tercatat bertempat tinggal di Dusun Desuk Desa Curahmalang RT 02 RW 02 Kecamatan Somobito, Kabupaten Jombang. Pria itu kelahiran Jombang, 23 Januari 1965.

Sebelumnya, Berdasarkan informasi dari Ketua RT 01 Abdul Calim, tim Mabes Polri dan Densus 88 meminta izin untuk melakukan penggerebekan di ruko Jalan Karanganyer Nomor 14 RT 01 RW 2, Desa Pekauman Kulon, Dukuhturi, Tegal.

"Sekitar pukul 05.30 tadi pagi ada anggota kepolisian datang kerumah saya, Intinya para polisi mau membuka rumah toko yang disewa oleh Sukirno (45) pria asal Jombang yang diduga jaringan terorisme Abu Tholut" kata Abdul Calim kepada wartawan. (oya)
(Akrom Hazami/Koran SI/fer)

Densus 88 Gerebek Ruko Ditempati Terduga Teroris
Sabtu, 11 Desember 2010 - 12:14 wib

TEGAL - Tim Detasemen Khusus Anti Teror/ Densus 88 melakukan penyergapan di sebuah ruko yang ditempati terduga jaringan teroris Abu Tholut. Densus berhasil menyita senjata api dan ratusan peluru di ruko milik Sukirno.

Berdasarkan informasi dari Ketua RT 01 Abdul Calim, tim Mabes Polri dan Densus 88 meminta izin untuk melakukan penggerebekan di ruko Jalan Karanganyer Nomor 14 RT 01 RW 2, Desa Pekauman Kulon, Dukuhturi, Tegal.

"Sekitar pukul 05.30 tadi pagi ada anggota kepolisian datang kerumah saya, Intinya para polisi mau membuka rumah toko yang disewa oleh Sukirno (45) pria asal Jombang yang diduga jaringan terorisme Abu Tholut" kata Abdul Calim kepada wartawan, Sabtu (11/12/2010).

Calim menjelaskan, saat tim Densus 88 melakukan penggerebekan, ternyata ruko dalam keadaan kosong. Akan tetapi tim Densus 88 berhasil menemukan beberapa barang bukti di antaranya satu senjata laras panjang, peluru 180 butir berukuran 5,56 milimeter dan 75 butir peluru pistol. "Juga laptop, compact disk (CD) dan beberapa buah buku," jelasnya.

Rumah toko yang disewa oleh Sukirno ternyata ditinggal penghuninya sejak tiga hari lalu. Si penyewa biasa menggunakan rukonya untuk berjualan tas sekolah dan susu sapi cair.

"Saya tidak menduga dia (Sukirno) merupakan anggota jaringan terorisme, karena kesehariannya dia biasa saja, dia juga santun, penampilannya juga sangat biasa," kata salah satu warga.

Penggerebekan tadi pagi juga didampingi oleh Kapolsek Dukuhturi, AKP Saefudin. Hingga berita ini diturunkan lokasi tempat penggerebekan masih dijaga ketat oleh anggota kepolisian. (oya)
(Akrom Hazami/Koran SI/fer)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02