Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

jangan LENGAH (PENGALIHAN PERHATIAN) (5)

Tujuh Anggota Polri Diperiksa Terkait Kasus Cikeusik Rabu, 23 Februari 2011 | 0:01 Berita Terkait Indonesia Perlu Miliki UU Kehidupan Beragama Aksi Kekerasan Akibat Memanasnya Suhu Politik Polisi Periksa 97 Saksi Bentrok Cikeusik, 9 Ditahan Tersangka Kasus Cikeusik Bertambah Satu Orang Polri Belum Tetapkan Warga Ahmadiyah Jadi Tersangka JAKARTA- Tujuh anggota Polri diperiksa terkait kasus bentrok antara warga dan jamaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. "Saat ini sudah ada tujuh anggota Polri setempat yang diperiksa oleh Propam, tapi belum ke tahap kesimpulan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa. Selain jumlah saksi dari anggota Polri yang ada 26 orang. "Mengenai dugaan pelanggaran disiplin, sedang dilakukan pemeriksaan ke arah sana, tapi di mana letak kesalahannya saya belum bisa sampaikan," kata Boy. Kabag Penum mengatakan biasanya dugaan pelanggaran akan

jangan LENGAH ( tetap waspadai radikalisme dan kekerasan) (21)

Jalan Pendek Menuju "Surga" Editor: Jodhi Yudono Sabtu, 19 Februari 2011 | 22:44 WIB Oleh Lea Pamungkas* Sepuluh tahun yang lalu ketika aku mengenalnya, aku menandai sesuatu pada dia. Di antara kamar-kamar padat pada sebuah gang di belakang pasar. Antara asap-asap dapur yang berjajar campur baur dengan bau parit yang kerap meluap kala banjir. Setiap hari dia lewat dengan seragam sekolah menengahnya yang abu-abu putih. Pendiam, cenderung pemurung, dan tak banyak bicara. Aku menandai sesuatu pada dia. Mungkin semacam harapan atau mungkin juga tontonan atau kepenasaran. Dari ibunya yang kumintai tolong untuk mencuci baju-baju, aku mengenal Ramdhani lebih dekat. Ketika mengantarkan baju-bajuku yang telah selesai disetrika ibunya, kami pun saling bertukar kata. Seorang yang cerdas dan punya keinginan yang lebih dari kawan-kawan. Ramdhani setiap hari berjalan kaki sekitar 20 km untuk pergi ke sekolahnya, karena tak ada uang di sakunya. “Seorang yang tangguh,” bisikku dalam

keberagamaan BUKAN KEMUTLAKAN

Jumat, 18/02/2011 03:17 WIB PBNU: Sesat atau Tidak Allah yang Menentukan Hery Winarno - detikNews dalam sejarah indonesia kontemporer, pernah ada satu fase SATU SERAGAM buat SEMUA, yaitu BERAGAMA ITU MUTLAK saat itu BERAGAMA BERARTI DI LUAR PENJARA DAN DIBERI HAK AZASI saat itu KEKERASAN NEGARA MENJAMIN KEBERAGAMAAN saat itu PIRAMIDA KEKERASAN TERBALIK, YAITU NEGARA PALING SERING MENGGUNAKAN KEKERASAN saat itu BERAGAMA PUN DIBATASI SUPAYA TIDAK MENJADI NEGARA AGAMA saat itu BERAGAMA ADALAH ALAT PEMBANGUNAN, YANG MEMBERI KEUNTUNGAN EKONOMI saat itu BERAGAMA ADALAH PELARIAN DARI KESUMPEKAN PEMBANGUNAN saat itu KEKELAMAN SEJARAH JUGA TERKAIT KEBERAGAMAAN YANG MUTLAK tersebut saat itu KESESATAN KEBERAGAMAAN MENYESATKAN SEJARAH KEBANGSAAN juga saat ini : Jakarta - Majelis Ulama Indonesia secara tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah sesat karena ajarannya menyimpang dari akidah Islam. Namun tidak demikian dengan Nahdatul Ulama (NU). Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulam

jangan LENGAH (pengalihan PERHATIAN, lagi) (4)

Masyarakat Jangan Terprovokasi Penulis: Icha Rastika | Editor: Erlangga Djumena Rabu, 16 Februari 2011 | 11:37 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Maarif Institute meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap sejumlah aksi kekerasan berlatar belakang agama yang berlangsung belakangan ini. Seperti diketahui, Selasa (15/2/2011), kembali terjadi serangan berlatar belakang agama terhadap Yayasan Pondok Pesantren Islam (Yapi) di Desa Kenep, Beji, Pasuruan, Jawa Timur. Setelah sebelumnya terjadi amuk massa di Temanggung, Selasa (8/2/2011), dan bentrok warga dengan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2011). Direktur Eksekutif Maarif Institut, Fajar Rizalul Haq, mengatakan, tindakan kekerasan berlatar belakang agama tersebut rawan dijadikan alat politik. "Saya melihat bukan persoalan mayoritas minoritas, karena sudah masuk wilayah politik. Masyarakat diminta tidak terprovokasi, akan dijadikan alat komoditas politik, ada aroma seperti itu," k

jangan LENGAH (PENGALIHAN PERHATIAN) (3)

Jimly Menduga Insiden Ahmadiyah dan Temanggung "By Design" Antara Jakarta (ANTARA) - Anggota Penasihat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Jimly Ashiddiqie menduga peristiwa kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, dan perusakan gereja di Temanggung, Jateng, dirancang (by design). "Kedua peristiwa tersebut bgukan `by accident` tetapi `by design`. Ini ada yang merekayasa sehingga perlu dituntaskan," kata Jimly di Jakarta, Senin. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyatakan saat ini Komnas HAM tengah menyelidiki kasus tersebut. Ia memandang ada orang yang diuntungkan di balik kedua peristiwa tersebut. "Boleh jadi, di belakangnya ini ada kelompok antipemerintah yang mau melakukan delegitimasi terhadap pemerintah. Tapi, bisa juga kelompok yang mendukung pemerintah yang mau adu domba dan mengalihkan isu," katanya. Ia menambahkan "Wallahua`lam" (hanya Allah yang tahu) mana yang benar. "Tapi baunya begitu," ujar

jangan LENGAH (PENGALIHAN PERHATIAN) (2)

Kamis, 10/02/2011 15:58 WIB Kekerasan Atas Ahmadiyah (3) Rahasia Pembagian Amplop Usai Amuk Massa M. Rizal,Deden Gunawan - detikNews Jakarta - Rumah Suparman kini porak-poranda sudah. Seluruh atap rumah yang dibeli dengan harga Rp 115 juta itu roboh. Bagian dalamya pun acak-acakan. Rumah di RT 02/ RW 02, Kampung Cipendeuy, Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten itulah saksi pembantaian keji yang menimpa pengikut Ahmadiyah Cikeusik yang dipimpin Suparman. Minggu (6/2/2011), sekitar 1.500 orang mengamuk di rumah yang baru 7 bulan ditempati Suparman tersebut. Seribuan orang itu bertindak begitu beringas. Massa yang mengenakan ciri pita biru dan hijau itu tidak hanya merusak rumah. Tapi juga menangkapi dan menghajar Ahmadi, sebutan untuk pengikut Ahmadiyah. Dari video yang beredar, Ahmadi yang tertangkap ditelanjangi bahkan yang sudah tidak berdaya itu masih diinjak-injak dan dipukuli. "Saya dibacok pakai golok, digebuki pakai batu bata, batu koral. Punggung serasa remu

jangan LENGAH ( tetap waspadai radikalisme dan kekerasan) (19)

Kamis, 10/02/2011 19:56 WIB Kekerasan Atas Ahmadiyah (5) PBNU: Sering Pekikkan Jihad Sesungguhnya Runtuhkan Wibawa Islam M. Rizal - detikNews Jakarta - Banyak pelaku kekerasan memekikkan jihad dan takbir sebelum memulai aksinya. Para pelaku kekerasan ini beranggapan mereka tengah berjihad membela agama Islam.Padahal sesungguhnya tindakan itu justru merusak kewibawaan dan meruntuhkan Islam. Tidak ada satu pun dalil yang membenarkan melakukan kekerasan atau pembunuhan karena perbedaan keyakinan. "Orang Islam yang suka dan sering memekikan suara keras dan jihad, sesungguhnya dia bukan membela Islam, tapi sedang meruntuhkan kewibawaan dan nama baik Islam," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas'udi. Banyak faktor yang menyebabkan makin seringnya pecah kekerasan atas nama agama. Faktor itu yakni pengaruh masuknya faham radikalisme dari Timur Tengah. Selain itu juga kelambanan penanganan pemerintah melalui alat keamanan negara dalam

JANGAN lengah (radikalisme dan kekerasan PATUT DIWASPADAI) (18)

Presiden Instruksi Pembubaran Ormas Perusuh "Organisasi massa atau perkumpulan tak boleh menyerukan penyerangan kepada kelompok lain". KAMIS, 10 FEBRUARI 2011, 00:37 WIB Arfi Bambani Amri, Suryanta Bakti Susila, Mohammad Adam Yudhoyono menginstruksikan aparat penegak hukum untuk tidak segan-segan membubarkan organisasi masyarakat yang melanggar hukum. "Kepada kelompok yang terbukti melanggar hukum, melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, kepada para penegak hukum agar dicarikan jalan yang sah dan legal, untuk jika perlu melakukan pembubaran," kata Presiden pada pidato memperingati Hari Pers Nasional di Kupang, Rabu 9 Februari 2011. Seperti diberitakan, dalam pekan ini terjadi dua aksi kekerasan berbau agama. Aksi pertama di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menewaskan empat orang. Sementara aksi kedua di Temanggung, Jawa Tengah, merusak tiga gereja. Menurut SBY, pembubaran itu tak boleh melanggar aturan hukum dan undang-undang. Presiden mengatakan saat i

jangan LENGAH (PENGALIHAN PERHATIAN ) (1)

3 Jiwa Tewas, 2 Gereja Terbakar, SBY Beretorika Oleh: Irvan Ali Fauzi Nasional - Kamis, 10 Februari 2011 | 02:04 WIB INILAH.COM, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didesak untuk tidak hanya beretorika dalam memberikan perlindungan terhadap semua warga negara, termasuk kepada jamaah Ahmadiyah. "Pernyataan keras Pidato Presiden SBY mengenai tindakan kekerasan terhadap kelompok agama tertentu harus dibarengi dengan tindakan tegas dengan mencopot aparat yang lalai menjalankan tugasnya member rasa aman kepada seluruh warga Negara," ujar Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan melalui keterangan pers kepada INILAH.COM, Rabu (9/2/2011). Sebagaimana diberitakan, dalam pidato perinagatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang, Rabu (9/2) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bila ada kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat resmi yang melakukan dan bahkan menganjurkan tindakan kekerasan, kelompok atau ormas tersebut

JANGAN LENGAH (waspadai radikalisme dan kekerasan) (18)

Selasa, 08/02/2011 11:51 WIB Komisi AS Minta Pemerintah RI Bertindak Atas Penyerangan Ahmadiyah Rita Uli Hutapea - detikNews Tragedi Cikeusik Berdarah Washington - Aksi penyerbuan terhadap jemaat Ahmadiyah di Pandeglang, Jawa Barat mendapat perhatian sebuah komisi pengawas pemerintah Amerika Serikat. Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional (US Commission on International Religious Freedom) meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan terhadap para ekstremis. Pemerintah Indonesia juga diminta untuk memperbarui Undang-Undang tahun 1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama. Menurut US Commission on International Religious Freedom, UU 1965 tersebut merupakan penyebab kekerasan sektarian. "Ini merupakan bukti yang lebih mematikan bahwa UU penodaan agama tersebut merupakan penyebab kekerasan sektarian, bukan solusi," cetus Leonard Leo, selaku ketua dewan otonom yang menasihati pemerintah AS tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/2

JANGAN LENGAH (waspadai radikalisme dan kekerasan) (17)

Solidaritas Yogya Gelar Salat Gaib buat Jemaah Ahmadiyah Senin, 07 Februari 2011 | 21:51 WIB TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Ratusan orang yang tergabung dalam Solidaritas Yogya untuk Ahmadiyah mengadakan salat gaib mendoakan tiga warga Ahmadiyah yang tewas di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, di Tugu Yogyakarta, Senin malam, (7/2). Salat untuk mendoakan para arwah dan meminta agar kekerasan berkedok agama tidak terjadi lagi di Indonesia. Mereka yang tergabung dalam solidaritas ini dari sejumlah Ornop, lembaga pers dan lembaga kemasyarakatan, seperti Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (YLKiS), Komnas Perempuan, Lembaga Studi Islam dan Politik (LSIP) Yogyakarta, Interfidei, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Yogyakarta. Para peserta menyalakan lilin di sekitar tugu dan memasang pita hitam di lengan atau kepala sebagai tanda berduka untuk peristiwa berdarah ini. Sebelum melakukan salat gaib selama beberapa menit, para