Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

KEMI$K1N4N akar RADIKALISME n T3R0R1$M3 (1)

3 Kali Survei, Pelaku Penembakan Beraksi Nurul Hidayat | Laksono Hari W | Sabtu, 28 Mei 2011 | 11:34 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian Negara RI Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, pelaku penembakan di Palu, Sulawesi Tengah, sudah mempelajari lokasi sasaran sebelum beraksi. Pelaku mendatangi lokasi sebanyak tiga kali untuk memastikan waktu yang tepat guna melancarkan aksinya. "Yang jelas tindak pidana pembunuhan sudah direncanakan karena mereka sudah menyurvei tempat itu sebanyak tiga kali dan mencari kesempatan yang dirasakan paling tepat pada siang itu," kata Boy saat dijumpai di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (27/5/2011). Lebih lanjut Boy mengatakan, untuk mempersangkakan pelaku dengan tindak pidana terorisme, kepolisian masih mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan tindakan terorisme. "Sedang didalami kasus tindak pidana teroris karena perlu ada alat bukti untuk mempersangkakan yang bersangkutan

mesin POLITIK parpol DEMI 2014

tampaknya, mesin politik parpol semakin GENCAR saling MENAEKKAN citra sendiri dan MENJATUHKAN citra YANG LAEN tapi memang sebuah kenyataan bahwa parpol semakin TERDESAK dan semakin TERPOJOK persoalannya, apakah 2014 saat penyontrengan (atau apa pun prosesnya) mesin politik parpol YANG MENGALAHKAN mesin politik hatinurani pemberi suara (voters) atau SEBALIKNYA? tampaknya BAKAL AKAN ADA KEJUTAN LUAR BIASA, mirip 2004, 10 tahun sebelumnya sebuah keniscayaan yang tak terelakkan

RADIKALISME SUDAH KUNO

jaman perang dingin, 2 adidaya berhadap-hadapan radikalisme kiri yaitu komunis radikalisme kanan yaitu kapitalis komunis takluk berarti RADIKALISME pun BISA TAKLUK tapi radikalisme kanan masih bertahan lalu muncul lah radikalisme AGAMA yang sebenarnya SAMA KANANNYA dengan radikalisme kapitalis perang SUPREMASI KEUNGGULAN RADIKALISME KANAN masih berlangsung namun AMAT SULIT BAGI RADIKALISME AGAMA karena AGAMA BUKAN PANGLIMA KEHIDUPAN GLOBAL saat ini keunggulan RADIKALISME KAPITALIS pun SEBENARNYA MULAI LUNTUR saat 2 radikalisme terakhir ini sedang berkelahi, maka muncul MODERASI KESEJAHTERAAN globalisasi arus modal mengalir ke negara2 yang SEDANG BERUBAH STATUS MENJADI MAJU ini sebuah persimpangan jalan bagi KELANGSUNGAN GLOBALISASI radikalisme sudah sampai ke ujungnya, mari BERUBAH menuju MODERASI KESEJAHTERAAN GLOBAL SYDNEY, May 19, 2011 (AFP) Indonesian jails often act as incubators of terrorism and fail to stamp out violent jihadist beliefs, a study said Thursday, wa

jangan BIARKAN (padamkan api radikalisme dan kekerasan SELAMANYa) (111)

Selasa, 24/05/2011 12:03 WIB Mabes Polri: 6 Orang Ditangkap di Semarang Terkait Makar NII Aprizal Rahmatullah - detikNews Jakarta - Mabes Polri menangkap 6 orang di Semarang (sebelumnya disebutkan 5) terkait aktivitas di Negara Islam Indonesia (NII). Mereka ditangkap karena diduga melakukan tindak pidana makar. Keenam orang yang ditangkap berinisial, SM, TD, M, NB, MA, SP. Mereka ditangkap di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. "Ada 6 warga didaerah Ungaran di Jawa Tengah. Terkait dengan kegiatan penyelidikan dari tim Bareskrim Polri," kata Kabagpenum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (25/5/2011). Boy mengatakan, keenam orang itu ditangkap berdasarkan hasil pengembangan kasus NII di Jawa Barat tahun 2008. Saat ini pemeriksaan terus dilakukan untuk memastikan peran dan pasal yang dilanggar. "Kita pernah memvonis 17 orang yang terkait aktivitas NII dan menyisakan beberapa informasi," terangnya. Menurut Boy, sat

JANGAN lengah (tetap waspadai radikalisme dan kekerasan) (110)

PKS Punya Sejarah Dengan NII Republika – Kam, 5 Mei 2011 REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Setelah Partai Demokrat (PD) dan Partai Golkar (PG), kali ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut memiliki kedekatan biologis dan ideologis dengan NII. Termasuk kaitannya dengan masuknya Ikhwanul Muslimin ke Indonesia. Menteri Peningkatan Produksi di Kabinet NII KW9, Imam Supriyanto menyatakan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Amiduddin punya sejarahnya sendiri di NII. “Betul. Hilmi putra Danu Muhammad Hasan, yaitu Panglima Militer DII/TII bentukan Kartosuwiryo ,” katanya, Kamis (5/5). Waktu itu, Danu bertugas di daerah operasi di Pantura seperti Cirebon dan Indramayu. Tak mengherankan jika masyarakat di sekitar pondok pesantren Al Zaytun sangat mengenal dengan Danu. Karena Indramayu menjadi salah satu daerah operasional DI/TII. Saat terjadi kasus Komando Jihad, lanjut Imam bercerita, Danu ditangkap. Namun, agar anaknya, yakni Hilmi tak terlibat, ia pun dikirim tugas belajar ke Mesir di Univ

jangan DIBIARKEN (21)

Beda Nasib Ustad Abu dengan Panji Gumilang Senin, 09 Mei 2011 , 10:25:00 WIB Laporan: Zul Hidayat Siregar RMOL. Amir Jamaah Anshorut Tauhid Abu Bakar Baasyir dan Pimpinan Pondok Pesantren Az Zaytun Panji Gumilang tampaknya mendapat perlakuan berbeda dari aparat Kepolisian. Ustad Abu langsung diciduk Densus 88 setelah beberapa pelaku bom menyebut-nyebut namanya terkait dalam serangkaian aksi teror. Tapi, Panji Gumilang, meski sudah banyak pengakuan dari mantan pengurus Negara Islam Indonesia bahwa dirinya merupakan pimpinan NII KW 9, tetap saja masih melenggang hingga saat ini. Keheranan itu lah yang diungkapkan anggota Komisi I DPR Teguh Juwarno saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online. "Yang aneh, ketika bicara terorisme, Abu Bakar Baasyir langsung ditangkap. Tapi ketika ini NII sudah menjadi teroris, banyak sekali pengakuan korban, banyak saksi mata, bahkan mereka yang insyaf mengatakan bahwa memang Panji Gumilang (pemimpin NII), tapi tidak ditangkap, ada apa?

keluar mulut buaya, masuk mulut HARIMAU

Isu NII dan RUU Intelijen Opini: Ava Larasati Nasional - Senin, 2 Mei 2011 | 17:43 WIB INILAH.COM, Jakarta - Ada yang menarik seiring guliran isu seputar Negara Islam Indonesia (NII), yang mencuat seiring maraknya kasus orang hilang. Para penyokong RUU Intelijen seolah menemukan momentum untuk mendorong agar disahkan sesegera mungkin. Di antara mereka, yang tampak sangat menonjol adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. Hendro, yang selain kian kerap muncul di layar berbagai stasiun tv, juga semakin sering terlihat mengisi halaman koran. Satu hal yang tak henti disuarakan Hendro adalah bahwa RUU itu tidak sepatutnya ditahan-tahan dengan aneka polemik, dan segera diberlakukan. Selain itu, ada hal mendasar yang disuarakan Hendro, yakni seharusnya aparat intelijen dapat menangkap seseorang yang dicurigai, tanpa perlu mempertimbangkan hukum pidana. Pasalnya, kata Hendro, aparat intelijen bukan penegak hukum. “Karena itu, langkah penangkapan bukan unt

JANGAN DIDIAMKen (20)

Tak Perlu Salat Ghaib untuk Osama Oleh: Agus Rahmat Nasional - Kamis, 5 Mei 2011 | 23:00 WIB INILAH.COM, Jakarta - Rencana sejumlah pihak menyelenggarakan salat ghaib untuk pemimpin Al Qaeda, Osama Bin Laden dinilai tidak perlu. Sebab, dalam prinsip Islam seseorang yang tewas dalam medan pertempuran tidak perlu disalatkan. "Jika untuk izul islam wal muslimin itu tidak disalatkan," ujar Ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Syuhada Bahri kepadaINILAH.COM, Kamis (5/5/2011). Dia tidak setuju dengan adanya usulan salat gaib itu. Menurutnya, sudah cukup bagi Osama sebagai seorang mujahid yang mati memperjuangkan Islam. Namun demikian, dia juga tidak bisa memaksakan kehendak orang lain yang ingin melaksanakannya. "Kalau memang ada, itu hak mereka. Tapi secara pribadi, saya pikir tidak perlu." Sebagaimana diberitakan, sejumlah massa menggelar salat ghaib untuk Osama. Antara lain oleh ratusan jamaah Masjid Al Ikhlas Jalan Timor Medan. Selain itu, Front

RIP: 911-OBL

Istri Tua Bin Ladin Cemburu terhadap Istri Muda Minggu, 22 Mei 2011 | 15:15 WIB TEMPO Interaktif, Islamabad - Pemimpin jaringan Al-Qaidah mendiang Usamah Bin Ladin boleh saja menganggap ketiga istrinya yang hidup seatap di Kota Abbottabad, Pakistan, akur-akur saja. Apalagi, dari hasil penyelidikan terungkap Bin Ladin selalu bergiliran tidur dengan mereka. Selama lima tahun bersembunyi di Abbottabad, Bin Ladin, 54 tahun, tinggal bersama Khaira Husain Sabir, 62, Siham Abdullah bin Husain, 54, dan Amal Ahmad al-Sadah, 29, dalam sebuah rumah berlantai tiga. Khaira dan Siham yang sama-sama dari Arab Saudi menempati lantai dua, sedangkan Amal di lantai tiga. Namun, gambaran itu tidak benar sama sekali . Perempuan mana yang mau dimadu . Walhasil, kata seorang pejabat Pakistan, Khaira dan Siham meenyalahkan Amal sebagai penyebab terbongkarnya persembunyian Bin Ladin. Khaira dan Siham menuding Amal telah bekerja sama dengan Amerika , sehingga lokasi persembunyian Bin Ladin ketahuan.