Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

indonesian gangsters

Geng Motor yang Beraksi di 7-Eleven & Jl Pramuka Diduga Oknum TNI AL Nurvita Indarini,Chazizah Gusnita - detikNews Jumat, 13/04/2012 15:20 WIB Jakarta Sekelompok pria bermotor yang beraksi di toko 7-Eleven, Jl Salemba Raya, Paseban, Jakarta Pusat, dan di Jl Pramuka, diduga dari anggota TNI AL. 200-an Anggota TNI AL ini mencari anggota geng motor yang telah membunuh salah satu teman mereka, Kelasi Arifin, yang bertugas di kantor staf khusus Panglima Armada RI Bagian Barat (Armabar). "Ada indikasi ke arah TNI AL (pelakunya). Mereka apel di Monas terus ke Salemba dan Jl Pramuka sampai ada yang tewas," ujar seorang sumber terpercaya detikcom, Jumat (13/4/2012). Aksi brutal kelompok pria ini semakin menjadi-jadi ketika mereka mendapat isu seorang anggota TNI AD juga menjadi korban dari geng motor. Hingga akhirnya dua pria yang sedang berada di pinggir Jl Pramuka Raya menjadi korban. Bahkan seorang di antaranya, Anggi Darmawan (19) meninggal setelah sempat dirawat di RS Islam

JAT

KY: Tidak Boleh Ada yang Intervensi Putusan Kasasi Ba`asyir Ahmad Toriq - detikNews Jumat, 24/02/2012 12:13 WIB Jakarta Keluarga Abu Bakar Ba'asyir menilai sikap Amerika Serikat (AS) memasukkan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dalam daftar organisasi teroris merupakan pra kondisi putusan kasasi. Hal ini membuat Komisi Yudisial (KY) bereaksi dan memperingatkan tidak boleh ada seorang pun mengintervensi hakim. "Kalau ada pihak yang mengganggu independensi hakim maka kami bisa mengambil tindakan hukum. Dan ini berlaku bagi siapa saja," kata Ketua KY Eman Suparman kepada wartawan di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (24/2/2012). KY masih menunggu apakah benar ada korelasi antara sikap AS dan jelang putusan kasasi Abu Bakar. KY juga akan proaktif mencari informasi apakah hal tersebut benar adanya. "Kalau memang indikasi ini kuat, kami akan investigasi pihak-pihak mana yang akan mengintimidasi hakim," papar Eman. Dia pun tidak segan-segan menurunkan tim i

fpi itu islami khan

Soal FPI, Sekjen OKI: Siapa Izinkan Mereka Bertindak atas Nama Islam? Rachmadin Ismail - detikNews Senin, 20/02/2012 18:17 WIB Jakarta Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang merupakan perhimpunan negara-negara Islam, angkat bicara mengenai organisasi yang mengatasnamakan Islam beberapa kali memakai tindakan yang dinilai represif, seperti Front Pembela Islam (FPI). OKI mempertanyakan dari mana lisensi dan izin organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Islam seperti itu? "Pertama-tama kami bertanya kepada mereka yang bertindak atas nama Islam. Dari mana mereka mendapat lisensi untuk melakukan ini, siapa yang mengizinkan mereka untuk melakukan itu?" ujar Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, ketika dimintai tanggapan mengenai ormas seperti FPI. Hal itu disampaikan Ihsanoglu dalam jumpa pers usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (20/2/2012). Ihsanoglu menegaskan ketika seseorang datang dan

WTC dan GKI YASMIN lah

Penembakan GKI Indramayu Cari Onar Rini Kustiasih | Agus Mulyadi | Sabtu, 17 Maret 2012 | 18:07 WIB BANDUNG, KOMPAS.com - Peristiwa penembakan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat (16/3/2012), dinilai hanya sebagai upaya pihak-pihak tertentu untuk mengadu domba antarumat beragama. Hal itu dikatakan Direktur Fahmina Institute, Marzuki Wahid, Sabtu (17/3) di Cirebon, Jabar, saat dihubungi dari Bandung. "Umat beragama sebaiknya tidak terpancing oleh tindakan sekelompok orang tak bertanggung jawab, yang hanya ingin menyebarkan isu tidak aman dan memicu konflik antarumat beragama. Itu perbuatan orang jahat," kata Marzuki. Seperti diberitakan, penembakan gereja itu dilakukan dengan senjata mainan airsoft gun berpeluru gotri. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Kepala Polres Indramayu Ajun Komisaris Besar Golkar Pangarso, mengatakan, motif penembakan ini belum diketahui. Dua orang yang diduga pelaku, ditangkap polisi pada Jumat, sekitar pukul

YTH: korupsi @polisi, rahasia umum

Kapolri Dikritik Praktek Suap Promosi Jabatan Sandro Gatra | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Rabu, 1 Februari 2012 | 17:18 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dikritik terkait promosi dan mutasi jabatan. Pasalnya, promosi atau mutasi anggota dinilai bukan berdasarkan kinerja, tapi uang sogokan. "Ada praktek suap dalam promosi jabatan," kata anggota Komisi III Herman Hery ketika rapat kerja bersama para pejabat tinggi Polri di Komplek Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (1/2/2012). Herman memberi contoh, berdasarkan laporan yang diterimanya, ada seorang perwira berpangkat AKBP menginginkan jabatan sebagai wakil direktur di Polda tipe B. Dia lalu mendekati pihak Sumber Daya Manusia Polri. "Hasilnya, terjadi pembicaraan perlu disiapkan dana Rp 750 juta. Karena AKBP itu ngga bisa menyiapkan, keluar TR (telegram rahasia mutasi) menjadi Wadir Pam Obvit," kata Herman. Contoh lain, lanjut politisi PDI-P itu, ada seorang perwira yang dimutasi dan p

Mogok n MACET, 2 hal berbeda

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menyesalkan sikap para buruh yang lagi-lagi mengancam memblokir jalan. Muhaimin menegaskan jika ada kasus seperti itu kembali maka Polisi akan mengambil tindakan tegas. "Jadi, kesimpulan pertemuan terakhir itu jelas kasus itu pertama dan terakhir. Setelah ini tidak ada lagi pengulangan," kata Muhaimin usai menghadiri Ultah 60 Tahun Apindo di Hotel Hyatt, Bundaran HI, Jakarta, Selasa Malam (31/1/2012). "Pemblokiran jalan melanggar hukum, Polisi ambil tindakan tegas didalam penegakan hukum apalagi mengganggu ketertiban umum," imbuh Muhaimin. Seperti diketahui, setelah kisruh buruh di Bekasi beberapa hari lalu, kali ini puluhan ribu buruh di Tangerang mengancam akan menduduki tol Jakarta-Tangerang dan Bandara Soekarno-Hatta. Aksi akan mereka lakukan pada 9 Februari 2012 mendatang bila perundingan pada 1 Februari 2012 menemui jalan buntu. Ancaman aksi buruh Tangerang itu dilatarbelakangi langkah