Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

jangan lengah, terorisme dan kekerasan MASIH di SEKITAR kita

Teror Bom Menjelang Natal Reny Sri Ayu | Nasru Alam Aziz | Selasa, 20 Desember 2011 | 08:46 WIB PALU, KOMPAS.com — Menjelang perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012, Kota Palu, Sulawesi Tengah, diwarnai teror bom. Setelah ditemukan bom rakitan pada Senin pagi di dekat Pasar Babi, pada Selasa (20/12/2011) dini hari ditemukan lagi bom rakitan yang letaknya tidak jauh dari lokasi tersebut. Kepala Polres Palu Ajun Komisaris Besar Ahmad Ramadhan mengemukakan, rangkaian bom ditemukan sekitar pukul 01.30 Wita oleh seorang warga. Benda tersebut ditemukan warga yang sebelumnya melihat seseorang meletakkan bungkusan tersebut di lorong dekat Pasar Babi, Jalan Sulawesi. Tak lama, unit penjinak bom ke lokasi untuk menjinakkan bom dan membawa benda tersebut ke Markas Komando Brimob. Temuan itu kian membuat warga sekitar Jalan Sulawesi khawatir. Lokasi penemuan kedua bom itu berdekatan, dan tak jauh dari Gereja Bethel. "Tentu saja kami khawatir karena terornya dua kali dalam waktu yang t

YTH (?): sang k0rupt0r (?) (6)

'Cikeas Spring' atau 'Cikeas Winter'? (2-habis) Oleh Arief Budisusilo Sabtu, 15 Oktober 2011 | 05:58 WIB bisnis indonesia Tentu saya sangat mendukung pragmatisme, asalkan untuk tujuan baik dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Mengapa tidak? Lee Kuan Yew, salah satu pemimpin negara yang sering dijadikan model, kerap mengatakan bahwa nilai dasar kemajuan Singapura terletak pada tiga hal. Pertama, pragmatisme. Tetapi pragmatisme yang dilandasi oleh good governance, tata kelola yang baik di segala lini: pemerintahan, perusahaan (swasta maupun BUMN), dan kehidupan masyarakatnya. Kedua, anti korupsi. Tidak ada kata ampun buat koruptor, siapapun dan apapun bentuk korupsinya. Ini penting terkait dengan kepastian, dan trust. Mengapa trust, bukan semata kepercayaan? Trust jauh lebih dalam ketimbang sekadar kepercayaan. “Winning the trust”, buat saya menjadi amat penting. Apalagi dalam survey global yang setiap tahun dirilis oleh Edelman Trust Barometer, trust te

YTH: pns BUKAN KORUPTOr dan YANG KORUpTOR

Jumat, 02/12/2011 11:44 WIB Mengintip 5 PNS dengan Nilai Kekayaan Fantastis Andi Saputra - detikNews Jakarta - Bekas pejabat Ditjen Pajak Bahasyim Assifie dihukum 12 tahun penjara karena kekayaannya sangat fantastis yaitu lebih dari Rp 64 miliar. Kekayaan Bahasyim seakan membuka daftar banyaknya kekayaan para PNS yang nilainya fantastis. Berdasarkan data yang dimiliki detikcom, berikut 5 nama PNS yang memiliki kekayaan yang mengagetkan tersebut: Bahasyim Assifie Kekayaan atas nama sendiri Rp 64 Miliar. Adapun transaksi keuangan di rekening istri dan anaknya mencapai Rp 932 miliar. Atas dana mencurigakan ini, Bahasyim dihukum 12 tahun penjara. Uang Rp 64 miliar itu telah disita, namun Rp 932 belum disentuh aparat penegak hukum. Gayus Tambunan Bekas PNS golongan III A Ditjen Pajak memiliki rumah mewah di Gading Park View dan apartemen di Cempaka Mas, termasuk mobil mewah. Belum lagi harta bergerak dalam bentuk uang cash senilai lebih dari Rp 75 miliar. Gayus telah diputus bersalah d