Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

jangan lengah (waspadai akar radikalisasi dan kekerasan) (140)

Pemerintah Pusat-Aceh Perlu Dialog Bahas Hukuman Cambuk Bagus Santosa - Okezone Minggu, 26 Juni 2011 06:03 wib JAKARTA - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Baso sepakat dengan pernyataan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tentang penerapan hukuman cambuk di Provinsi Aceh termasuk pelanggaran HAM. Namun Ahmad memaklumi hal tersebut karena Aceh memiliki kekhususan dalam pembuatan perundang-undangan. "Itu secara umum memang melanggar ketetapan pasal 16 dari Konvensi Menentang Penyiksaan, Badan HAM PBB . Tapi hukuman cambuk itu kan adanya dalam perundang-undangan karena di Aceh memiliki kehususan dalam perundang-undangan," kata Ahmad saat berbincang dengan okezone, Minggu (26/6/2011). Menurutnya, Pemerintah harus bisa memberikan pengertian dengan cara persuasif dan berdialog bahwa hukuman cambuk adalah tindakan termasuk pelanggaran HAM. "Ada beberapa tahap untuk ini, yaitu pemerintah melakukan pendekat

JANGAN LENGAH, premanisasi = radikalisasi + kekerasan (135)

Rebutan Lahan Parkir, Dua Ormas Betawi Bentrok Tri Kurniawan - Okezone Jum'at, 24 Juni 2011 21:58 wib JAKARTA - Dua kelompok dari organisasi masyarakat Betawi bentrok di Jalan Samanhudi, Sawah Besar, Jakarta Pusat, sekira pukul 20.00. Bentrokan terjadi gara-gara rebutan lahan parkir. Kapolsek Sawah Besar Kompol JR. Sitinjak mengatakan bentrokan terjadi persisnya didepan area parkiran pasar baru. "Diperebutkan itu parkiran Seven Elevent yang baru akan dibangun," ujarnya saat dihubungi okezone, Jumat (24/6/2011). Beruntung bentrokan dua ormas tidak menimbulkan korban. Dari informasi yang diperoleh, bentrokan berawal ketika salah satu ormas merasa lahan parkiran miliknya diambil kelompok lainnya. Tidak terima lahannya direbut, salah satu dari kelompok kemudian melaporkan kepada rekan mereka lainnya. Merasa mendapat perlawanan, kelompok lainnya pun memanggil kawannya hingga keributan tersebut pecah. Petugas patroli gabungan dari Polsek Sawah Besar dan Polres Ja

JANGAN LENGAH, media JUGA PENGAJAR PASIF RADIKALISASI (132)

Media passively supporting terrorism, says former JI member Dicky Christanto, The Jakarta Post | Thu, 06/23/2011 12:41 PM The Indonesian media is acting as a passive supporter of terrorism because it fails to censor certain terms used by several terrorist figures, an expert says. Nasir Abas, a former member of the Al Qaeda-linked Jamaah Islamiyah (JI) group, said local media often mislead readers by using terminology readers wouldn’t necessarily understand. “Using the term 'bride', for example, to refer to a suicide bomber, without bothering to explain to readers that the term is totally wrong and misleading,” Nasir said at a seminar on terrorism on Thursday. The term “bride” is often used by terrorists because they believe that if they die on a suicide mission they will be picked up by angels with whom they will marry and live happily ever after, he said. Another example was “mujahid”, a word Nasir said had often been used by terrorist convict Abu Bakar Ba’asyir.

premanisme ITU RADIKALISASI dan KANIBALISASI

Kamis, 23/06/2011 08:12 WIB Jangan Beri Peluang Premanisme Hidup di Jakarta Lia Harahap - detikNews Jakarta - Maraknya aksi premanisme masih menjadi masalah yang tidak bisa dilepaskan dari ibukota Jakarta. Di usianya yang ke 484, pemerintah bersama kepolisian diminta membenahi sistem keamanan dan ketertiban di Jakarta dan tidak memberi peluang sedikit pun untuk aksi premanisme. "Sistem penegakan hukum dalam hal menciptakan keamanan dan ketertiban tidak berjalan dengan baik. Saatnya pemerintah berkoordinasi dengan semua unsur penegak hukum yang ada di Jakarta, untuk menekan keberadaan kelompok-kelompok tersebut," ujar pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (23/6/2011). Andrinof mengatakan, sebenarnya komunitas preman timbul karena lingkungan sosial masyarakat di Jakarta tidak terbangun dengan baik. Masyarakat Jakarta cenderung bersifat individualistis. "Yang akhirnya memunculkan kelompok-kelompok yang tidak bertua

perceraian INI

Selasa, 21/06/2011 12:40 WIB Poligami Picu Perselisihan Aa Gym dan Teh Ninih Tya Eka Yulianti - detikBandung Bandung - Dua tahun lebih Aa Gym dan Teh Ninih berselisih paham dalam rumah tangga hingga tak memenuhi kewajiban sebagai suami istri. Alasan perselisihan pun mulai dari perbedaan prinsip dalam dakwah, perbedaan prinsip dalam mengurus anak dan juga kekecewaan akibat poligami. Hal itu terungkap dalam sidang pembacaan putusan di ruang sidang utama Pengadilan Agama Bandung, Selasa (21/6/2011). Ketua Majelis Hakim Acep Saipuddin membacakan kesimpulan yang diperoleh dari keterangan para saksi dalam sidang sebelumnya. Dalam sidang terakhir, Sekretaris Aa Gym, Zakaria dan adik kandung Teh Ninih, Dudung Abdul Ghani hadir di persidangan untuk memberikan keterangan terkait kondisi rumah tangga Aa Gym dan Teh Ninih. Namun saat itu keduanya tidak mau berkomentar banyak saat ditemui usai sidang, apalagi sidang pada waktu itu berlangsung tertutup. "Zakaria yang juga santri Aa G

jangan LENGAH, radikalisme dan kekerasan ITU SUKA BALAS DENDAM (130)

Tukang Becak Itu Sudah Rakit 2 Bom Oleh: Laela Zahra Nasional - Jumat, 17 Juni 2011 | 15:01 WIB INILAH.COM, Jakarta - Tersangka teroris jaringan Dulmatin, Sudirman alias Dirman alias Yasir, yang ditangkap di Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (16/6/2011) pagi, diketahui telah merakit dua rangkaian bom. "Ditemukan dua buah rangkaian bom yang belum jadi, cuma masih berbentuk komponen," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal I Ketut Untung Yoga Ana, di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (17/6/2011). Lokasi penggeledahan yang dilakukan di sebuah toko sport, di Jl. Gajah Mada No 90, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (16/6/2011) malam. Tempat tersebut merupakan tempat tersangka teroris yang ditangkap di Pekalongan sebelumnya, Sugeng Setiaji. "Ada beberapa saklar bertombol, dan catatan cara merangkai bom," kata Yoga. Apakah bom tersebut berdaya ledak tinggi? "Karena belum dirangkai, jadi belum tahu," jawab Yoga. Dirman yang berprofesi

jangan LENGAH, Indonesia masih subur buat radikalisasi dan kekerasan (125)

Anger against Ba’asyir arrest sparked police drive-by shooting: Police Mariel Grazella, The Jakarta Post, Jakarta | Tue, 06/14/2011 6:18 PM The National Police have concluded that the shooting of police officers in Palu, Central Sulawesi, was motivated by anger over the arrest of firebrand cleric and terror suspect Abu Bakar Ba’asyir. According to National Police spokesman Insp. Gen. Anton Bachrul Alam, the suspects implicated in the offense were “angry towards and wanted revenge against police officers”. “The suspects said that one of the reasons for attacking police officers was the arrest of Abu Bakar Ba’asyir,” he said on Tuesday. He added that the suspects considered the police murderers and captures of their colleagues in and around Java. “[This includes] Dr. Azhari, Nurdin M. Top, utadz Urwah, Dulmatin and their colleagues in Aceh and Poso, such as Icang and others,” he said, adding that these “colleagues” were terror suspects and convicts. Anton said that the suspe

jangan LENGAH, radikalisme dan kekerasan BUKAN BUDAYA INDONESIA (120)

JAKARTA, June 13, 2011 (AFP) Indonesia has arrested 16 terror suspects who planned to carry out a mass cyanide poisoning against police, the national police spokesman said Monday. "We rounded them up in a four-day operation last week. They planned to poison police personnel using cyanide," Boy Rafli Amar told reporters. "Besides poisoning food at police station canteens, they also planned to inject the poison into mineral water bottles," he said, adding that the suspects revealed the plot during police interrogation. "This is a new model of terror attack." In recent months police have arrested dozens of suspects, allegedly part of a new militant cell behind a series of recent incidents, including book bombs that were sent to Muslim moderates and counter-terrorism officials. The cell was linked to an April suicide bomb attack in a prayer room at a police compound in Cirebon in West Java. Police also foiled a bid to set off a massive bomb near

JANGAN lengah (tetap waspadai radikalisme dan kekerasan) (111)

Terduga Teroris Jarang Bermasyarakat Oleh: Nasional - Minggu, 12 Juni 2011 | 04:05 WIB INILAH.COM, Samarinda - Dua terduga teroris, Juardi dan Faisal yang ditangkap tim Densus 88 di Jalan Mulawarman Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tidak pernah berinterasi dengan warga sekitar. "Keduanya jarang berkumpul apalagi mengobrol dengan warga. Mereka hanya tersenyum jika berpapasan dengan warga," ungkap salah seorang warga, Jamilah, Minggu (12/6/2011) dinihari. Jamilah yang tengah menonton televisi di ruang tengah rumahnya saat penggerebekan berlangsung mengatakan, baru tahu jika salah satu yang ditangkap sejumlah orang berpakaian hitam dengan membawa senjata laras panjang tersebut bernama Faisal. "Selama ini, kami hanya memanggilnya pa`le dan yang kami tahu dia mengontrak di rumah Juardi. Dia bersama istrinya tinggal di rumah itu sekitar enam bulan dan kami juga tidak tahu dari mana asalnya," kata Jamilah. Namun,

radikal1$4$1 amrik ... 100611

WASHINGTON, June 9, 2011 (AFP) A key US House of Representatives committee next week will hold the second in a controversial series of hearings on Muslim radicalization in the United States, the panel's chairman announced Thursday. House Homeland Security Committee Chairman Peter King, a Republican whose first session on the issue in March drew angry charges he was carrying out a religiously-based witch hunt, said the new hearing would take place June 15. "At this hearing, we will look specifically at the extent of the dangerous problem of radicalization in US prisons," King said in a statement. "We have seen cases in which inmates have been radicalized at the hands of already locked-up terrorists or by extremist imam chaplains. "We will focus on a number of the serious cases in which radicalized current and former inmates have planned and launched attacks or attempted to join overseas Islamic terrorist organizations." King has said Muslim leade