JANGAN lengah (tetap waspadai radikalisme dan kekerasan) (111)
Terduga Teroris Jarang Bermasyarakat
Oleh:
Nasional - Minggu, 12 Juni 2011 | 04:05 WIB
INILAH.COM, Samarinda - Dua terduga teroris, Juardi dan Faisal yang ditangkap tim Densus 88 di Jalan Mulawarman Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tidak pernah berinterasi dengan warga sekitar.
"Keduanya jarang berkumpul apalagi mengobrol dengan warga. Mereka hanya tersenyum jika berpapasan dengan warga," ungkap salah seorang warga, Jamilah, Minggu (12/6/2011) dinihari.
Jamilah yang tengah menonton televisi di ruang tengah rumahnya saat penggerebekan berlangsung mengatakan, baru tahu jika salah satu yang ditangkap sejumlah orang berpakaian hitam dengan membawa senjata laras panjang tersebut bernama Faisal.
"Selama ini, kami hanya memanggilnya pa`le dan yang kami tahu dia mengontrak di rumah Juardi. Dia bersama istrinya tinggal di rumah itu sekitar enam bulan dan kami juga tidak tahu dari mana asalnya," kata Jamilah.
Namun, baik Juardi maupun Faisal kata dia memiliki penampilan yang sama, yakni kerap memakai sarung. "Juardi sudah bertahun-tahun tinggal disini (Jalan Mulawarman) dan telah memiliki dua orang anak. Istri Juardi kami sering panggil bu Asih namun kami tidak tahu nama istri Faisal karena hanya keluar rumah saat akan berbelanja," ungkap Jamilah. Namun, baik Juardi maupun Faisal kata warga dikenal cukup ramah.
"Mereka cukup ramah dan sering tersenyum jika bertemu dengan warga. Tapi, keduanya tidak pernah mau berkumpul dengan warga lainnya," kata warga lainnya Yuliati yang rumahnya hanya berjarak satu rumah dari rumah milik Juardi. Sebelum ditangkap, Juardi dan Faisal kata Yuliati baru pulang dari kampung halamannya di Jawa. "Mereka baru pulang tadi pagi dan siangnya langsung ditangkap. Katanya, mereka baru pulang dari Jawa namun kami tidak tahu tepatnya dia berasal dari Jawa mana," katanya.[iaf/ant]
Gerebek Tukang Daging, Densus 88 Sita Bahan Bom
Nasional - Minggu, 12 Juni 2011 | 03:06 WIB
INILAH.COM, Kutaikartainegara - Selain menangkap dua orang terduga teroris , polisi juga menyita bahan-bahan pembuat bom dari alat-alat dan perlengkapannya seperti laptop dan sebuah tas plastik berisi kabel dan pipa paralon serta sebuah wajan.
Polisi menggerebek seorang tukang giling daging di Jalan Mulawarman Desa Loa Duri Kecamatan Loajanannasional hibun, Kabupaten Kutai Kartanegera, Kalimantan Timur.
"Saya melihat orang-orang yang berpakaian serba hitam dan berkacamata yang semuanya membawa senjata laras panjang itu juga menyita sebuah laptop, telepon genggam, plastik berisi kabel dan pipa paralon serta sebuah wajan yang di tengahnya berlubang dari rumah Juardi," ungkap salah seorang warga, Sujiono yang mengaku menyaksikan penangkapan kedua terduga teroris tersebut, Minggu (12/6/2011) dinihari.
Meski Densus 88 mengobrak-abrik TKPD, aaat penangkapan kata Sujiono, tidak terdengar adanya suara tembakan.
Namun, warga sekitar sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang yang mengenakan rompi anti peluru dan membawa senjata laras panjang.
"Mereka menggunakan tiga mobil dan saat turun dari mobil, orang-orang dengan pakaian serba hitam dan menggunakan kacamata gelap itu langsung berpencar dan mengelilingi rumah Juardi. Kami kemudian diminta menjauh sehingga suasana saat itu sangat tegang karena baru kali ini kami melihat langsung Densus 88. Tidak terdengar suara tembakan tapi Faisal terlihat sempat melawan saat akan dinaikkan ke mobil," ungkap Sujiono.
Warga lainnya, Jamilah yang rumahnya persis berada disamping rumah Juardi, mengaku sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang sambil membawa senjata larang panjang tersebut.
"Saya sempat stres karena biasanya saya hanya melihat di televisi dan baru saat ini melihat Densus 88," katanya.
Rumah yang digrebek Densus 88 tersebut kata Jamilah merupakan rumah milik Juardi yang selama ini dikenal sebagai tempat penggilingan daging.
"Selama ini Juardi berjualan bakso dan rumahnya juga digunakan sebagai tempat penggilingan daging. Kami, hanya tahu, Faisal mengontrak dan juga membantu Juardi menjual pentol," katanya.
"Faisal kerap keluar rumah saat akan shalat sementara istrinya menggunakan cadar dan hanya keluar saat berbelanja," kata Jamilah.
Warga mengaku tidak mengetahui secara pasti hubungan antara Juardi dan Faisal.
"Setahu kami, Faisal hanya ngontrak di rumah Juardi dan kami tidak tahu apakah ada hubungan keluarga diantara mereka. Tapi, keduanya memang memiliki penampilan yang sama dan lebih banyak mengenakan sarung," ungkap warga lainnya, Sismadi.
Dari pantauan hingga Minggu dinihari, rumah Juardi yang terletak di Jalan Mulawarman No. 17 RT. 9 RW. 4 Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, terlihat gelap dan pintunya tertutup.
Pada bagian depan rumah berbentuk toko tersebut terdapat papan bertuliskan "Penggilingan Daging Wahyu."
Sementara, dua terduga teroris itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Loajanan.
Menurut salah seorang sumber di kepolisian yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, kedua terduga teroris itu akan langsung dibawa ke Jakarta pada Minggu pagi.
"Keduanya menjalani pemeriksaan di ruangan berbeda," kata seorang anggota Polsek Loajanan.[iaf/ant]
Oleh:
Nasional - Minggu, 12 Juni 2011 | 04:05 WIB
INILAH.COM, Samarinda - Dua terduga teroris, Juardi dan Faisal yang ditangkap tim Densus 88 di Jalan Mulawarman Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tidak pernah berinterasi dengan warga sekitar.
"Keduanya jarang berkumpul apalagi mengobrol dengan warga. Mereka hanya tersenyum jika berpapasan dengan warga," ungkap salah seorang warga, Jamilah, Minggu (12/6/2011) dinihari.
Jamilah yang tengah menonton televisi di ruang tengah rumahnya saat penggerebekan berlangsung mengatakan, baru tahu jika salah satu yang ditangkap sejumlah orang berpakaian hitam dengan membawa senjata laras panjang tersebut bernama Faisal.
"Selama ini, kami hanya memanggilnya pa`le dan yang kami tahu dia mengontrak di rumah Juardi. Dia bersama istrinya tinggal di rumah itu sekitar enam bulan dan kami juga tidak tahu dari mana asalnya," kata Jamilah.
Namun, baik Juardi maupun Faisal kata dia memiliki penampilan yang sama, yakni kerap memakai sarung. "Juardi sudah bertahun-tahun tinggal disini (Jalan Mulawarman) dan telah memiliki dua orang anak. Istri Juardi kami sering panggil bu Asih namun kami tidak tahu nama istri Faisal karena hanya keluar rumah saat akan berbelanja," ungkap Jamilah. Namun, baik Juardi maupun Faisal kata warga dikenal cukup ramah.
"Mereka cukup ramah dan sering tersenyum jika bertemu dengan warga. Tapi, keduanya tidak pernah mau berkumpul dengan warga lainnya," kata warga lainnya Yuliati yang rumahnya hanya berjarak satu rumah dari rumah milik Juardi. Sebelum ditangkap, Juardi dan Faisal kata Yuliati baru pulang dari kampung halamannya di Jawa. "Mereka baru pulang tadi pagi dan siangnya langsung ditangkap. Katanya, mereka baru pulang dari Jawa namun kami tidak tahu tepatnya dia berasal dari Jawa mana," katanya.[iaf/ant]
Gerebek Tukang Daging, Densus 88 Sita Bahan Bom
Nasional - Minggu, 12 Juni 2011 | 03:06 WIB
INILAH.COM, Kutaikartainegara - Selain menangkap dua orang terduga teroris , polisi juga menyita bahan-bahan pembuat bom dari alat-alat dan perlengkapannya seperti laptop dan sebuah tas plastik berisi kabel dan pipa paralon serta sebuah wajan.
Polisi menggerebek seorang tukang giling daging di Jalan Mulawarman Desa Loa Duri Kecamatan Loajanannasional hibun, Kabupaten Kutai Kartanegera, Kalimantan Timur.
"Saya melihat orang-orang yang berpakaian serba hitam dan berkacamata yang semuanya membawa senjata laras panjang itu juga menyita sebuah laptop, telepon genggam, plastik berisi kabel dan pipa paralon serta sebuah wajan yang di tengahnya berlubang dari rumah Juardi," ungkap salah seorang warga, Sujiono yang mengaku menyaksikan penangkapan kedua terduga teroris tersebut, Minggu (12/6/2011) dinihari.
Meski Densus 88 mengobrak-abrik TKPD, aaat penangkapan kata Sujiono, tidak terdengar adanya suara tembakan.
Namun, warga sekitar sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang yang mengenakan rompi anti peluru dan membawa senjata laras panjang.
"Mereka menggunakan tiga mobil dan saat turun dari mobil, orang-orang dengan pakaian serba hitam dan menggunakan kacamata gelap itu langsung berpencar dan mengelilingi rumah Juardi. Kami kemudian diminta menjauh sehingga suasana saat itu sangat tegang karena baru kali ini kami melihat langsung Densus 88. Tidak terdengar suara tembakan tapi Faisal terlihat sempat melawan saat akan dinaikkan ke mobil," ungkap Sujiono.
Warga lainnya, Jamilah yang rumahnya persis berada disamping rumah Juardi, mengaku sangat terkejut melihat kedatangan puluhan orang sambil membawa senjata larang panjang tersebut.
"Saya sempat stres karena biasanya saya hanya melihat di televisi dan baru saat ini melihat Densus 88," katanya.
Rumah yang digrebek Densus 88 tersebut kata Jamilah merupakan rumah milik Juardi yang selama ini dikenal sebagai tempat penggilingan daging.
"Selama ini Juardi berjualan bakso dan rumahnya juga digunakan sebagai tempat penggilingan daging. Kami, hanya tahu, Faisal mengontrak dan juga membantu Juardi menjual pentol," katanya.
"Faisal kerap keluar rumah saat akan shalat sementara istrinya menggunakan cadar dan hanya keluar saat berbelanja," kata Jamilah.
Warga mengaku tidak mengetahui secara pasti hubungan antara Juardi dan Faisal.
"Setahu kami, Faisal hanya ngontrak di rumah Juardi dan kami tidak tahu apakah ada hubungan keluarga diantara mereka. Tapi, keduanya memang memiliki penampilan yang sama dan lebih banyak mengenakan sarung," ungkap warga lainnya, Sismadi.
Dari pantauan hingga Minggu dinihari, rumah Juardi yang terletak di Jalan Mulawarman No. 17 RT. 9 RW. 4 Desa Loa Duri Kecamatan Loajanan, terlihat gelap dan pintunya tertutup.
Pada bagian depan rumah berbentuk toko tersebut terdapat papan bertuliskan "Penggilingan Daging Wahyu."
Sementara, dua terduga teroris itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Loajanan.
Menurut salah seorang sumber di kepolisian yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, kedua terduga teroris itu akan langsung dibawa ke Jakarta pada Minggu pagi.
"Keduanya menjalani pemeriksaan di ruangan berbeda," kata seorang anggota Polsek Loajanan.[iaf/ant]
Komentar
Posting Komentar