JANGAN DIDIAMKen (20)

Tak Perlu Salat Ghaib untuk Osama


Oleh: Agus Rahmat
Nasional - Kamis, 5 Mei 2011 | 23:00 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Rencana sejumlah pihak menyelenggarakan salat ghaib untuk pemimpin Al Qaeda, Osama Bin Laden dinilai tidak perlu. Sebab, dalam prinsip Islam seseorang yang tewas dalam medan pertempuran tidak perlu disalatkan.

"Jika untuk izul islam wal muslimin itu tidak disalatkan," ujar Ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Syuhada Bahri kepadaINILAH.COM, Kamis (5/5/2011).

Dia tidak setuju dengan adanya usulan salat gaib itu. Menurutnya, sudah cukup bagi Osama sebagai seorang mujahid yang mati memperjuangkan Islam. Namun demikian, dia juga tidak bisa memaksakan kehendak orang lain yang ingin melaksanakannya. "Kalau memang ada, itu hak mereka. Tapi secara pribadi, saya pikir tidak perlu."

Sebagaimana diberitakan, sejumlah massa menggelar salat ghaib untuk Osama. Antara lain oleh ratusan jamaah Masjid Al Ikhlas Jalan Timor Medan. Selain itu, Front Pembela Islam (FPI) juga menggelar tahlilan dan doa bersama untuk Osama. [tjs]
Kritik Ulil ke SBY Soal Terorisme Sangat Objektif
Muhammad Saifullah - Okezone
Senin, 2 Mei 2011 10:59 wib


JAKARTA - Pengamat terorisme Dynno Cressbon menilai kritik Ulil Abshar Abdalla bahwa pemerintah belum berhasil melakukan pencegahan tindak terorisme dalam bentuk deradikalisasi berdasarkan fakta empirik.

“Ulil sebagai politisi, penggiat Islam moderat, dan seorang yang dekat dengan SBY, menurut saya telah memberikan penilaian objektif,” ungkap Dynno kepada okezone di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Faktanya, kata Dynno, kinerja pemerintah di bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam) menyangkut deradikalisasi belum menunjukkan prestasi luar biasa dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kenapa? karena memang konsilidasi di tingkat penanggulangan terorisme melalui lembaga BNPT belum menunjukkan sebuah prestasi yang diharapkan oleh masyarakat. Ternyata tokoh-tokoh radikal memiliki proyek radikalisasi yang lebih serius,” urainya.

Dynno pun tidak mempersoalkan kritik juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul terhadap Ketua Divisi Pengembangan Strategi DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla. Sebab secara substansial Ulil berada pada jalur yang benar.

“Yang disampaikan Ulil benar, bukan subjektif. Terlepas ada orang lain memberikan kritik ke Ulil itu hak orang tersebut,” tandasnya.
(ful)

Ulil: Pemerintah Belum Berhasil Cegah Terorisme
Taufik Hidayat - Okezone
Minggu, 1 Mei 2011 15:37 wib


JAKARTA - Ketua Divisi Pengembangan Strategi DPP Partai Demokrat, Ulil Abshor menilai pemerintah belum berhasil melakukan pencegahan tindak terorisme dalam bentuk deradikalisasi. Namun, pemerintah sudah berhasil mengatasi tindakan terorisme.

"Terus terang pemerintah baru berhasil mengatasi terorisme, tapi belum berhasil mencegah tindak terorisme dalam bentuk deradikalisasi," katanya usai diskusi tentang Terorisme dan Deradikalisasi di Jakarta, Minggu (1/5/2011).

Mantan Ketua Jaringan Islam Liberal (JIL) itu menambahkan belum melihat tindakan konkrit dari pemerintah mencegah aksi terorisme. Oleh karena itu dia mendorong pemerintah untuk merangkul organisasi yang mendukung pluralisme dan mengembangkan paham tidak membenarkan aksi kekerasan.

“Saya belum lihat ada usaha yang kongkrit, yang keliatan sekali, yang publik bsia merasakan. Pemerintah harus kembangkan paham keagamaan tidak radikal tidak benarkan kekerasan, bukan bahasa kebencian tapi dialog, bahasa yang merangkul dianggap berbeda dan tidak memusuhi," tambahnya.

Tokoh agama dan masyarakat pun harus berperan memberikan pemahaman menghargai perbedaan. "Program itu tidak berhasil kalau tidak didukung masyarakat sipil, tokoh agama atau lembaga yang lebih luas," tandasnya.
(ful)

Kamis, 05/05/2011 10:26 WIB
Polisi Temukan 6 Bom Pipa dari Tersangka Bom Cirebon
Aprizal Rahmatullah - detikNews






Jakarta - Polisi telah memeriksa tersangka kasus bom Cirebon, M alias Musola. Dalam pemeriksaan itu juga ditemukan rangkaian 6 bom pipa yang sudah tidak aktif lagi.

"Hasil pemeriksaan ternyata dibuang di Kali Soka, Kecamatan Plumbon Cirebon. Kemarin dari tim gegana dan Densus 88 berhasil menemukan 6 bom pipa," ujar Kabagpenum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (5/5/2011).

Boy mengatakan, 6 bom pipa tersebut diduga sama dengan bom yang dibawa M Syarif saat meledakkan diri di Masjid Adzikra, Kompleks Mapolresta Cirebon. Diduga keenam bom pipa itu akan digunakan untuk mengebom di lokasi lainnya.

"Itu direncanakan untuk digunakan pada aksi teror mirip yang dilakukan M Syarif," jelasnya.

"Masih aktifkah bom tersebut?" tanya wartawan.
"Dengan dibuang ke dalam air ya tidak berfungsi lagi," imbuh Boy.

Polisi menduga M membuang bom tersebut usai bom M Syarif meledak. "Setelah peledakkan ada semacam ketakutan dari mereka kemudian dibuang M. Kita bersyukur itu kemarin bisa ditemukan dan tentu tidak dimanfaatkan untuk aksi teror," tutupnya.

M ditangkap dengan 3 orang lainnya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Namun 3 orang lainnya yang ikut ditangkap akhirnya dibebaskan karena tidak terkait kasus bom Cirebon.


(ape/nik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02