jangan LENGAH (PENGALIHAN PERHATIAN ) (1)

3 Jiwa Tewas, 2 Gereja Terbakar, SBY Beretorika

Oleh: Irvan Ali Fauzi
Nasional - Kamis, 10 Februari 2011 | 02:04 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didesak untuk tidak hanya beretorika dalam memberikan perlindungan terhadap semua warga negara, termasuk kepada jamaah Ahmadiyah.

"Pernyataan keras Pidato Presiden SBY mengenai tindakan kekerasan terhadap kelompok agama tertentu harus dibarengi dengan tindakan tegas dengan mencopot aparat yang lalai menjalankan tugasnya member rasa aman kepada seluruh warga Negara," ujar Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan melalui keterangan pers kepada INILAH.COM, Rabu (9/2/2011).

Sebagaimana diberitakan, dalam pidato perinagatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang, Rabu (9/2) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bila ada kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat resmi yang melakukan dan bahkan menganjurkan tindakan kekerasan, kelompok atau ormas tersebut harus dibubarkan sesuai aturan hukum dan etika demokrasi.

"Bila ada kelompok dan organisasi resmi yang selama ini terus melakuan aksi kekerasan, maka pada para penegak hukum perlu mencari jalan yang sah dan legal, bila perlu untuk pembubaran," tegas Presiden.

Syahganda mengatakan, Presiden punya wewenang untuk mengambil tindakan tegas mencopot para pejabat kepolisian yang lalai. Nyatanya, meskipun telah terjadi korban jiwa akibat aksi kekerasan massa yang memperlihatkan adanya ketidakmampuan aparat kepolisian, Presiden tidak memberikan sanksi apapun terhadap para pimpinan Polri.

"Itu artinya Presiden hanya mengecam dan mengutuk tetapi tidak melakukan tindakan tegas berupa sanksi. Padahal, Presiden punya kekuasaan untuk itu," lanjut Syahganda.

Ketidaktegasan Presiden akan membuat aparat kepolisian berpotensi lalai di masa-masa mendatang. Mereka tidak akan jera jika melakukan kelalaian. "Kalau Presiden tegas, para petinggi Polri akan berhati-hati dan takut dicopot kalau bersalah," paparnya lagi. [mah]
TNI Siap Bantu Antisipasi Kerusuhan SARA
Selasa, 8 Februari 2011 | 19:46
JAKARTA - TNI siap membantu Polri mengantisipasi kerusuhan berbau SARA, menyusul aksi kekerasan di Pandeglang, Banten dan Temanggung, Jawa Tengah.

Kadispenum Puspen TNI Kolonel Cpl Minulyo Suprapto di Jakarta, Selasa, mengatakan, sejumlah satuan-satuan TNI di daerah khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, siap membantu mengamankan dan mengantisipasi aksi-aksi kerusuhan berbau SARA yang berpotensi anarkis.

"Kita siaga dan siap untuk dikerahkan, jika memang dibutuhkan," katanya menambahkan.

Ia mengatakan, keterlibatan TNI dalam penanganan masalah keamanan dalam negeri diatur dalam UU No34/2004 tentang TNI. Dalam UU itu dinyatakan, TNI dapat dilibatkan setelah ada permintaan dari Polri.

"Jadi, TNI siap membantu. Gelar kekuatan kita pun siap dikerahkan jika memaang dibutuhkan. Asalkan sudah ada permintaan, dari Polri," kata Minulyo.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengemukakan, aparat pemda dan polri jangan segan-segan meminta bantuan TNI untuk mengantisipasi dan menangani beragam aksi kerusuhan berbau SARA.

"TNI telah memiliki prosedur tetap yang baku, sehingga jangan takut TNI akan melakukan pelanggaran HAM," katanya.

Aksi kekerasan dan kerusuhan berbau SARA kembali terjadi. Pada Minggu (6/2) aksi kekerasan dilakukan sekelompok warga terhadap Jemaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Selain kerugian material, aksi tersebut menimbulkan korban jiwa tiga orang dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Selang sehari, insiden kerusuhan berbau SARA terjadi di Temanggung, Jawa Tengah. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun aksi itu mengakibatkan kerusakan pada tiga gereja dan fasilitas lainnya. (tk/ant)

Selasa, 08/02/2011 19:31 WIB
Kerusuhan di Temanggung
Muhammadiyah Minta Umat Beragama Waspadai Gelagat Provokasi foto
Gagah Wijoseno - detikNews


Jakarta - PP Muhammadiyah menyesalkan terjadinya kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah yang mengakibatkan beberapa gereja rusak dan beberapa orang terluka. Muhammadiyah meminta umat beragama, termasuk kaum muslim dan umat kristiani, untuk mewaspadai gelagat provokasi dan adu domba.

Pernyataan Muhammadiyah ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (8/2/2011). Din juga menyerukan agar umat Islam dan umat Kristiani agar dapat mengendalikan diri sehingga tidak terjadi konflik yang lebih luas.

Berikut empat sikap PP Muhammadiyah menanggapi kerusuhan di Temanggung yang terjadi seusai sidang kasus penistaan agama di PN Temanggung siang tadi:

1. Menyesalkan terjadinya peristiwa Temanggung, baik akibat maupun sebabnya, yaitu pembakaran gereja, penghinaan terhadap Islam, dan tindak represif aparat keamanan

2. Menyerukan umat beragama, khususnya umat Islam dan umat Kristiani, agar dapat mengendalikan diri sehingg tidak terjadi konflik yang lebih luas dan pihak yang tidak bertanggung jawab mengail di air keruh

3. Meminta umat beragama mewaspadai gelagat provokasi dan adu domba dari pihak yang ingin mengganggu kerukunan antar umat beragama

4. Kepada Polri agar mengusut tuntas faktor penyebab kerusuhan yaitu adanya penghinaan terhadap sesuatu agama oleh seorang pemeluk agama lain di sebuah desa (kehadiran Anthonius yang beragama Katholik yang menyebarkan selebaran menghina Islam di Kranggan, Temanggung patut dicurigai sbg infiltrasi dan provokasi, begitu pula tindakan repreresif aparat keamanan telah menggugah emosi masyarakat).

(asy/gah)
Selasa, 08/02/2011 12:28 WIB
Temanggung Rusuh
Massa Rusak Gereja dan Bakar Sejumlah Motor
Ken Yunita - detikNews






Jakarta - Massa yang mengamuk akibat sidang SARA di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah meluas. Massa yang beringas merusak sejumlah bangunan yang berada tidak jauh dari Pengadilan Negeri (PN) Temanggung. Salah satunya Gereja Shekinah.

"Iya, ada gereja yang dirusak, Gereja Sekhinah ada di tengah Kota Temanggung," kata salah satu petugas jaga di Polres Temanggung yang enggan disebut namanya kepada detikcom, Selasa (8/2/2011).

Namun petugas itu menolak memberikan keterangan lebih rinci. "Nanti ya, nanti ya," katanya seraya menutup telepon. Berdasarkan penelusuran detikcom, gereja itu terletak di Jalan Soepeno no 11 A, Temanggung.

Sementara itu, massa juga membakar sejumlah motor yang diparkir di halaman gereja. Hingga saat ini, bangkai sejumlah motor yang gosong itu masih berada di lokasi. Aparat kepolisian sudah menjaga lokasi ini.

Selain itu, ada sebuah bangunan yang merupakan sebuah sekolah juga dirusak oleh massa. Seorang polisi tampak menyemprotkan air melalui selang untuk memadamkan api.

Kerusuhan itu dimulai saat terdakwa kasus penistaan agama Antonius Richmond Bawengan dituntut lima tahun penjara. Tuntutan itu dinilai terlalu ringan. Sidang sebelum-sebelumnya memang selalu diwarnai aksi demo.

Polisi sudah mengevakuasi terdakwa ke Semarang. Menurut Kapolda Jateng Irjen Pol Edward Aritonang, situasi di pengadilan sudah mulai kondusif. "Kejadiannya tadi pukul 10.00 WIB, sekarang sudah mulai kondusif. Saya lagi di jalan menuju lokasi," ungkap Edward yang berkedudukan di Semarang ini.

Sidang kasus ini selalu dihadiri pengunjung dari berbagai ormas dan sering terjadi kericuhan. Menyitir Media Indonesia Online edisi Kamis, 20 Januari 2011, kasus yang menjerat warga asal Manado ini terjadi pada 3 Oktober 2010. Ketika itu Antonius yang menggunakan KTP berdomisili di Kebon Jeruk, Jakarta menginap di tempat saudaranya di Dusun Kenalan, Desa/Kecamatan Kranggan, Temanggung.

Sedianya ia hanya semalam di tempat itu untuk melanjutkan pergi ke Magelang. Namun waktu sehari tersebut digunakan untuk membagikan buku dan selebaran berisi tulisan yang dianggap menghina umat Islam. Karenanya, sejak 26 Oktober 2010, ia ditahan.

Dalam selebaran dan buku itu antara lain ditulis dinding Kabah yang terpasang hajar aswad merupakan kelamin wanita. Tempat pelemparan jumroh yang merupakan bangunan setengah lingkaran itu disebut terdakwa berkelamin laki-laki. Selain itu, terdakwa menggambarkan wajah Islam sebagi bengis dan kejam. Tulisan ini memancing emosi umat Islam.

(ken/asy)

baru saja ada kerusuhan berdarah di MESIR yang terkait dengan pemerintahan yang KORUP, berbarengan dengan isu 18 kebohongan rezim pemerintah indo, sehingga timbul kecemasan penularan demo antipemerintah serta KESULITAN HIDUP KARENA INFLASI BAHAN MAKANAN YANG TINGGI, sehingga perlu dialihkan dengan 2 kejadian sara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019