jangan LENGAH (radikalisme dan kekerasan PATUT DIWASPADAI) (4)

Selasa, 14/12/2010 11:35 WIB
Inilah 5 Tersangka Teroris yang Ditangkap Densus 88
Muchus Budi R. - detikNews




Solo - Setelah menangkap buronan teroris Imron Baihaqi alias Musthofa alias Abu Tholut, Densus 88 menangkap 4 orang lainnya yang diduga sebagai jaringan Abu Tholut. Kelima tersangka teroris ini dibekuk Densus 88 selama 2 hari berturut-turut.

"Tanggal 10 Desember sekitar pukul 08.00 WIB telah dilakukan penangkapan terhadap Imron Baihaqi alias Musthofa alias Abu Tholut," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan dalam jumpa pers di Mapolresta Surakarta, Jl Adi Sutjipto, Solo, Jateng, Selasa (14/12/2010).

Iskandar mengatakan, Abu Tholut ditangkap di Desa Bae RT 4 RW 3 Kecamatan Bae Kudus, Jateng. Saat ditangkap, Densus juga menemukan dan menyita barang bukti berupa 1 pucuk pistol merk Browning HI power otomatic berwarna hitam, satu buah magasin pistol jenis FN, 22 butir amunisi dan peluru kaliber 9 mm merk Pindad.

"Atas informasi dari Abu Tholut dilakukan penangkapan terhadap 4 orang lainnya," ujarnya.

Tersangka berikutnya atas nama Anwar Effendi. Dia ditangkap pada 10 Desember pukul 22.00 WIB. Pria kelahiran Sigli (Aceh) 8 Desember 1979 ini merupakan warga Pondok Bandeng, Kelurahan Kota Bambu, Kecamatan Palmerah, Slipi, Jakarta Barat.

"Dia ditangkap di rumahnya di Slipi itu. Dia ditangkap atas dugaan menyembunyikan pelaku dan informasi tindak pidana terorisme dan menerima titipan amunisi serta senjata api dari DPO Abu Tholut," jelasnya.

Keesokan harinya, Densus kemudian menangkap Wardi alias Edi alias Jabal. Dia ditangkap di rumah kontrakan di Jl Kondang Roda, Cibinong, Bogor, pukul 00.00 WIB. Pedagang ini merupakan warga Kampung Pasir Kura RT 1 RW 2 Desa Kiara Sari Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Bogor.

Dari tangan tersangka, Densus menemukan dan menyita 1 pucuk senjata laras panjang AK-47. Dua magasin, 78 butir peluru cal 5,56 mm, 1 pucuk senpi jenis FN dan satu magasin bareta, serta 142 butir peluru cal 22 mm.

Penangkapan berikutnya di hari yang sama pukul 16.00 WIB atas nama Sukirno. Sukirno ditangkap di rumahnya Dusun Besug Desa Curah Keca Sumobito Jombang, Jatim. Densus kemudian menggerebek ruko milik Sukirno di Desa Pekauman Kulon Kecamatan Dukuh Turi Kabupaten Tegal, Jateng.

"Dari tangan tersangka ditemukan 1 pucuk senjata panjang AR-15, 6 buah magasin, 180 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 75 butir amunisi kaliber 9 mm," jelasnya.

Densus 88 kemudian menangkap lagi tersangka teroris pukul 16.30 WIB atas nama Sri Puji Mulyo Siswanto. Pria yang bekerja sebagai sopir mobil rental ini ditangkap di Kampung Sedayu Sumur Adem Kelurahan Bangetayu Kulo Kecam Genuk, Semarang, Jateng.

"Dia ditangkap karena diduga menyembunyikan Abu Tholut," ungkapnya.

Dari tangan tersangka Sri Puji disita barang bukti berupa 1 unit mobil Daihatsu Xenia hitam bernopol H 8496 JR. Kelima tersangka teroris ini kemudian diberangkatkan dari Mapolresta Surakarta menuju Jakarta.

Masing-masing tersangka dipakaikan baju berwarna oranye dengan tangan diborgol ke belakang dan kaki dirantai. Satu per satu tersangka dikawal dua anggota Densus menuju mobil. Tersangka pertama yakni Abu Tholut dibawa menuju mobil barracuda. Keempat tersangka lainnya mengikuti dengan kendaraan yang berbeda.
(gus/vta)

13 December 2010 Last updated at 10:32 GMT



Indonesian cleric Ba'asyir facing terrorism charges
Anti-terror police escort radical Islamist cleric Abu Bakar Ba’asyir in Jakarta Abu Bakar Ba'asyir has been in custody since his arrest in August


Police in Indonesia have charged radical Muslim cleric Abu Bakar Ba'asyir with inciting terrorism, a crime that carries the death penalty.

Mr Ba'asyir was arrested in August in a raid linked to the discovery of a militant training camp in Aceh.

Prosecutors said they hoped to go to trial "very quickly".

Mr Ba'asyir previously served 26 months in jail before being cleared of involvement with Jemaah Islamiah (JI), the group behind the 2002 Bali attacks.

The 71-year-old was imprisoned for conspiracy over the bombings, in which 202 people died. However, his conviction was overturned and he was released in 2006.

He has been described as the spiritual leader of JI, which has links to al-Qaeda - a claim he denies.

He is now the leader of the hardline Islamist group Jemaah Ansharut Tauhid (JAT), which was created in 2008.
Multiple charges

Under Indonesian law, police pass a dossier containing the results of their investigation to prosecutors, who then decide whether to go to trial. The dossier had been returned to police once for further investigation.

Prosecutors said Abu Bakar Ba'asyir faced multiple charges under terrorism legislation.

"The harshest allegation is that he incited others to commit crimes of terrorism, which carries the death penalty," South Jakarta prosecutors' office chief Mohammed Yusuf said.

"We want to try him very quickly," he said.

The charges are linked to the discovery of a training camp in Aceh in February, where police said militants were planning Mumbai-style attacks on the Indonesian capital, Jakarta.

A lawyer for Mr Ba'asyir said he denied the charges and blamed "foreign interference".


Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Bogor
Senin, 13 Desember 2010 - 11:18 wib


BOGOR - Dua terduga anggota teroris asal Bogor, Jawa Barat, ditangkap Densus 88 di rumah mereka masing-masing, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kini, keduanya sudah diamankan.

Keduaya ditangkap di dua tempat berbeda, salah satunya di Kampung Banar, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya dan Desa Kariasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kedua teroris tersebut diketahui bernama Wardi dan seorang lainnya berinisial DD. Dari tangan keduanya, Densus mengamankan ratusan butir peluru yang disimpan di tempat penyimpanan kayu bakar.

Penangkapan keduanya sempat membuat warga terkejut. Warga tidak percaya Densus menangkap Wardi. Pasalnya, Wardi selama diam di rumah istrinya, tidak berperilaku aneh.

“Saya berharap suami saya masih hidup dan pihak keluarga menginginkan untuk bertemu, karena pascapenangkapan hingga sekarang belum ada kabar keberadaannya,” kata Ninih, istri Wardi, Senin (13/12/2010).

Menurut pengakuan Asep, warga sekitar, Wardi bekerja sebagai pedagang martabak di daerah Kandang Roda, Cibinong.

“Selama ini banyak tamunya yang datang ke rumah,” ujarnya.

Sementara DD merupakan kerabat Wardi yang ditangkap di rumahnya di Desa Kiara Sari.
(Endang Gunawan/Global/lam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02