jangan LENGAH (radikalisme dan kekerasan PATUT DIWASPADAI) (5)

TPM: Bicara di Solo, Polisi Berlebihan
Rabu, 15 Desember 2010 - 07:02 wib
Fahmi Firdaus - Okezone


JAKARTA - Polri membongkar segala hal terkait penangkapan Abu Tholut di Solo, Jawa Tengah. Kenapa tidak di Mabes Polri?
Muncul dugaan dari beberapa kalangan jika Polri sengaja ingin menyampaikan pesan tertentu terkait pemilihan tempat tersebut. Ada apa dengan Solo?

“Itu terlalu berlebihan, biasanya kan di Jakarta. Ngapain harus di sana?” ujar Koordinator TPM Achmad Michdan ketika berbincang dengan okezone, Rabu (15/12/2010).

Dikatakannya, Solo adalah salsh satu tempat di mana banyak Pondok Pesantren berdiri dam kota yang juga religius. Maka tak pantas jika Solo terus dikaitkan dengan kegiatan terorisme.

Michdan yang juga kuasa hukum Abubakar Baasyir ini juga mempertanyakan penangkapan Abu Tholut okeh Densus 88 yang terkesan sudah direncanakan.

“Ngapain Abu Tholut yang tersangka teroris pulang ke rumahnya dan itu patut dicermati ada sesuatu yang aneh di sana,” tandasnya.

“Yang perlu disikapi sebetulnya adalah teroris di Indonesia selama ini adalah tidak melakukan perusakan di instansi pemerintah, kecuali institusi asing,” ujarnya.
(lam)
TPM Ragukan Data 10 Polisi Tewas
Rabu, 15 Desember 2010 - 07:30 wib
Fahmi Firdaus - Okezone


JAKARTA - Tim Pembela Muslim (TPM) mempertanyakan jumlah dan data 10 anggota kepolisian yang meninggal dunia saat membekuk kawanan teroris selama 2010.

“Itu kan hanya catatan dia (polisi) saja, kalau benar ada 10, siapa saja namanya, keluarganya, dan dikubur di mana saja?” ujar Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM) Achmad Michdan kepada okezone, Rabu (15/12/2010).

Menurutnya, polisi harus bisa membuktikan dengan data yang akurat terkait jumlah personelnya yang tewas selama 2010.

“Jika tidak bisa dibuktikan jumlah semua yang meninggal, polisi terlalu berlebihan,” ujarnya .

Menurut catatan TPM, jumlah tersebut terlalu besar. “Kita bisa jumlahkan yang di Hamparan Perak, yang tewas di CIMB Niaga, dan kontak senjata di Aceh ,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi mengklaim ada 10 anggota kepolisian meninggal dunia saat menjalankan tugas dalam kurun waktu 2010. Beberapa di antaranya adalah personel Densus 88.

Sayangnya, Mabes Polri tidak merinci data lengkap personel Densus 88 yang tewas saat bertugas. Begitu pula dengan jumlah polisi yang tewas dari satuan lain.
(lam)
Baasyir: Densus 88 Jadikan Dirinya Musuh Islam
Selasa, 14 Desember 2010 - 20:58 wib
K. Yudha Wirakusuma - Okezone


JAKARTA - Mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abubakar Baasyir ditangkap Densus 88 Mabes Polri dan langsung dijebloskan ke rumah tahanan Bareskrim Mabes Polri. Baasyir dituding mendanai kegiatan camp militer di Aceh.

Dalam surat yang diperuntukkan kepada Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Kapolri, Kadensus 88 dan diterima okezone, Baasyir menuding Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menghina Allah SWT.

"Secara tidak langsung Densus 88 menuduh Allah SWT menciptakan syariat teror dan Rasulullah menggalakkan syariat teror. Maha suci Allah dan rasul-Nya dari tuduhan dan hinaan ini. Tindakan Densus 88 dalam hal ini sama dengan penghinaan orang kafir Amerika terhadap Allah, syariat-Nya, rasul-Nya dan sunnahnya dengan berusaha membakar Alquran," katanya.

Maka jelas dengan sikap mungkar ini Densus 88 menjadi musuh Allah, musuh rasul-Nya dan musuh kaum muslimin, sadar atau tidak sadar.

"Maka demi keselamatan di akhirat nanti, saya menasehatkan agar Bapak-bapak meluruskan amalan mungkar Densus 88 yang dimurkai Allah ini. Bapak-bapak selaku pimpinan akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat nanti. Maka saya menasihatkan agar menghapus tuduhan teroris terhadap mereka yang mengamalkan ibadah i’dad ini dan memperlakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dalam Alquran dan sunnah," paparnya.

Dia menambahkan memang mereka dianggap melanggar larangan memiliki senjata tanpa izin. Tapi peraturan ini bertentangan dengan syariat Allah dan sunnah Nabi tentang i’dad. Maka peraturan ini batil dan harus diubah.

Yang dilarang seharusnya mereka yang memiliki dan berlatih senjata untuk kejahatan, tapi kalau untuk mentaati perintah Allah dan rasul-Nya harus diberi kelonggaran meskipun dengan pengawasan, karena dalam islam ada ketentuan manusia boleh membuat peraturan/undang-undang tetapi tidak boleh bertentangan dengan hukum Allah dan rasul-Nya. "Tadzkiroh ini saya sampaikan semata-mata dengan niat :
1. Agar saya mempunyai alasan di hadapan Allah untuk melepaskan tanggung jawab di akhirat nanti, karena saya melihat penghinaan syariat i’dad oleh Densus 88, maka harus saya peringatkan dengan harapan mau bertobat dan bertaqwa. Alloh berfirman : (Al-Araf : 164). “Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata : Mengapa kamu menasehati kaum yang dibinasakan atau diazab oleh Allah dengan azab yang sangat keras? mereka menjawab : Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada tuhanmu dan agar meeka bertaqwa.”

2. Bila tadzkiroh saya ini dilecehkan dan mereka terus menghina dan menghalangi pengamalan syariat i’dad sehingga Allah murka dan menurunkan azab atau bencana kepada mereka, semoga saya diselamatkan Allah dari azab-Nya, karena saya sudah berusaha mengingatkan semampu saya. Allah berfirman : (Al-Araf : 165).



“Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik.”

Di akhir kalimat Baasyir memohon kepada Allah untuk meluruskan jalan pemimpin negeri ini. "Ya Allah... berilah petunjuk kepada pemimpin-pemimpin negara ini karena mereka tidak tahu,...Amin. Yaa Allah ...saksikan (Allohummasyhad), saya sudah memperingatkan menurut kemampuan saya, Amin," tutupnya.
(ful)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN