radikalisme ditolak, kekerasan dibenci (18)

Ini Kota Utama Pengamanan Natal-Tahun Baru
Kota-kota yang dipilih dianggap memiliki tingkat ancaman gangguan yang tinggi.
Rabu, 8 Desember 2010, 16:18 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Eko Huda S



VIVAnews - Polri telah menginstruksi jajarannya untuk memperketat pengamanan Natal dan Tahun Baru tahun ini. Instruksi itu terutama di sejumlah kota yang dianggap mempunyai tingkat ancaman gangguan tinggi.

"Solo dan Yogyakarta masuk prioritas pengamanan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 8 Desember 2010.

Selain itu, lanjut dia, Semarang yang merupakan ibu kota Jawa Tengah juga menjadi prioritas pengamanan tersebut. "Kita ingat dulu Borobudur pernah diledakkan," kata Iskandar.

Pengamanan terhadap kota-kota itu dianggap tak berlebihan, mengingat beberapa bom ditemukan di pos polisi, kantor polisi, dan tempat ibadah di Jateng dan Yogyakarta baru-baru ini. Bahkan, sebuah bom meledak di Gereja Katolik Kristus Raja.

Untuk pengamanan, Polri telah menyiapkan seluruh jajarannya. Setiap polda telah diinstruksikan menginventarisir segala potensi ancaman yang ada.

"Masing-masing Polda sudah berkoordinasi dengan pihak gereja dan hotel, dan tempat-tempat tertentu yang akan digunakan untuk perayaan," kata dia. (umi)
• VIVAnews
Gereja Kristen Muria Indonesia di Solo Ditembaki Orang tak Dikenal
Tribunnews.com - Rabu, 8 Desember 2010 14:49 WIB

Gereja Kristen Muria Indonesia di Solo Ditembaki Orang tak Dikenal
KOMPAS.COM


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) di Jl Kedempel nomor 14, Gawungwetan, Serengan, Solo ditembaki orang tak dikenal.

Terjangan peluru meninggalkan bekas berupa lubang berdiameter lima cm di salah satu kaca di balkon lantai dua bagian depan gereja hingga menyebabkan kaca retak.

Polisi masih menyelidiki peristiwa itu. Mereka belum dapat memastikan siapa pelaku penembakan gereja tersebut. "Masih kita selidiki," ujar Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang saat dihubungi, Rabu (8/12/2010).

Polisi, lanjut Edward, juga masih menyelidiki motif penembakan itu. Penembakan GKMI di Solo terjadi pada Minggu pagi lalu. Saat penembakan terjadi, petugas kebersihan gereja tengah membersihkan gereja yang akan digunakan untuk ibadah Minggu.

Adalah petugas kebersihan gereja yakni Sarfiah yang kali pertama menyadari gereja itu ditembaki. Saat membersihkan kursi ibadah di gereja tersebut dirinya menemukan sebuah potongan besi kecil mirip logam yang diketahui ternyata sebuah proyektil peluru.

Di sekitar lokasi penemuan proyektil, Sarfiah juga menemukan pecahan kaca yang sangat kecil. 15 meter dari situ, baru Sarfiah mendapati kaca balkon atas gereja yang sudah berlubang.

Penulis: vanroy_Pakpahan
Editor: johnson_simanjuntak


Keraton Tak Merasa Diteror
Selasa, 7 Desember 2010 | 18:07 WIB
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI


SOLO, KOMPAS.com - Pihak Keraton Kasunanan Surakarta yakin bahwa bom yang ditemukan di depan Mapolsek Pasar Kliwon, di area kompleks keraton, Selasa (7/12/2010) pagi, tak dimaksudkan untuk meneror keraton. Sebab, pihak Kasunanan merasa tidak punya musuh dan tidak mendapatkan ancaman apa pun.

"Mudah-mudahan tidak dimaksudkan untuk kami. Kami merasa tidak punya musuh," kata salah satu sentana dalem (anggota keluarga) Keraton Kasunanan, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Edy Wirabumi, kepada Tribun Jogja di Kantor Keraton Kasunanan Surakarta.

Saat ditanya mengenai pihak yang mungkin meletakkan bom berdaya ledak rendah tersebut, Eddy tak mau menduga-duga, "Kalau ada yang suka (berbuat begitu), bisa dikira-kira sendiri," katanya.

Menantu almarhum Paku Buwono XII yang mengenakan baju batik biru itu mengatakan baru pertama kali ini ada bom di kompleks keraton. "Kalau berupa ancaman kami pernah mendapatkan. Itu waktu pengangkatan (pengangkatan Hangabehi sebagai Paku Buwono XIII),” katanya.

Mengenai pengamanan kirab pusaka, yang akan dilakukan Selasa (7/12/2010) malam, Wirabumi mengaku telah berkoordinasi dengan pihak keamanan. “Sekitar 2000 petugas keamanan telah diturunkan dari pagi tadi hingga ritual selesai nanti," katanya. (Tribun Jogja/Obed Doni Ardiyanto)

Terorisme
Ada Bom di Markas Polsek Pasar Kliwon
Selasa, 7 Desember 2010 | 12:29 WIB
SHUTTERSTOCK


SOLO, KOMPAS.com – Seperangkat bom rakitan ditemukan tergeletak di halaman Markas Polisi Sektor (Polsek) Pasar Kliwon, Solo, Selasa (7/12/2010). Meski belum sempat meledak, tak urung penemuan itu membuat warga geger.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, sekitar pukul 10.00 WIB, tukang sampah yang sedang membersihkan halaman Mapollsek Pasar Kliwon, tanpa sengaja menendang bungkusan plastik. Karena merasa ada yang aneh, dia pun memeriksanya.

Alangkah kagetnya dia, tatkala mengetahui benda yang di dalam plastik itu ternyata seperangkat peledak. Dia pun segera memberitahukan petugas yang berjaga di Polsek.

Sekitar satu jam kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB, Tim Gegana Sat Brimob Polda Jateng datang di lokasi dan segera melakukan penjinakan. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit, barang berbahaya itu sudah berhasil diamankan.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolsian, tentang jenis peledak dan segala sesuatu yang terkait dengan penemuan itu. Termasuk, apakah bahan peledak ini terkait dengan penemuan sebelumnya di Klaten dan di Prambanan.

Bom di Biara Bunda Yogya Gagal Meledak
Kamis, 2 Desember 2010 - 19:00 wib
Ajat M Fajar - Okezone


JAKARTA - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyita sebuah rangkaian bom di pendopo Biara Bunda Maria di Dusun Nggali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY, pagi tadi.

Bom tersebut gagal meledak karena timer tidak berfungsi dengan baik. “Jarum timer-nya tidak mampu menggerakkan kabel karena kabelnya kaku. Sudah aktif semua, gagal meledak,” ujar Kapolda DIY Brigjen Odang Sutarsa saat dihubungi wartawan, Kamis (2/12/2010).

Rangkaian bom di pendopo Biara Bunda ditemukan oleh pemilik warung di sekitar lokasi penemuan pagi tadi sekira pukul 05.00 WIB. Dari hasil penyelidikan polisi diketahui bom sejatinya akan diledakkan sekira pukul 02.00 WIB. “Dari timer di-setting jam segitu,” ungkapnya.

Dari tempat kejadian perkara, polisi menemukan 5 botol bensin, timer, detonator, dan sejumlah kabel. Setelah berhasil dijinakkan, rangkaian bom lantas dibawa polisi. “Karena cair jadi belum bisa disebutkan low atau hight explosive,” ujarnya.

Kapolda berjanji akan meningkatkan pengamanan di objek-objek vital di wilayah kerjanya menyusul temuan ini. Apalagi sebentar lagi ada momentum Natal dan Tahun Baru. “Kami akan peningkatkan pengaman di tempat-tempat peribadatan dan tempat-tempat umum lainnya,” janjinya.(ful)
Bom Ditemukan di Biara Bunda Maria Yogyakarta
Bom berbahan bakar bensin ditemukan dalam kondisi aktif. Namun, bom gagal meledak.
Kamis, 2 Desember 2010, 18:59 WIB
Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S


VIVAnews -- Rangkaian bom ditemukan di Dusun Galih, Desa Gayam Harjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Bom itu ditemukan di sebuah warung yang berada di pelataran Biara Bunda Maria.

"Ditemukan dalam kondisi aktif, belum meledak," kata Kapolda DIY, Brigjen Ondang Sutarsa saat dihubungi, Kamis 2 Desember 2010.

Dia mengatakan rangkaian bom itu berbahan bakar bensin yang dimasukkan dalam lima botol air mineral. Selain itu juga ditemukan detonator, timer, dan kabel. "Tidak ditemukan gotri atau pun paku," kata dia.

Bom itu, lanjut Ondang, ditemukan pada pukul 05.00 WIB pagi oleh sang pemilik warung. Saat ditemukan, bom gagal meledak karena dari timer yang ditemukan, bom itu disetting untuk meledak pada pukul 02.00 WIB dini hari.

"Mekanismenya sudah sempurna. Jarum timer-nya tidak mampu menggerakan kabelnya karena kabelnya kaku," kata dia.

"Sudah aktif semua, gagal meledak. Karena untuk meledak harus ketemu plus dan minusnya, ini ga meledak karena tidak ketemu."

Ondang mengatakan, bom itu langsung bisa dijinakkan oleh anggota dari kepolisian. Polisi juga menurunkan kesatuan Densus 88 Anti Teror,
Serse, dan Intel untuk menyelidiki pelaku peletakan bom. "Sampai saat
ini belum diketahui siapa pelakunya," kata dia.

Ondang mengatakan, polisi menduga bom itu ditujukan untuk mengganggu keamanan dan kerukunan beragama. Karena diletakkan di sebuah biara.

"Dalam waktu dekat agama Nasrani kan ada hari besar, kami menduga terkait hal itu. Sebentar lagi hari raya umat Nasrani," kata dia.

Sebelumnya, rangkaian bom serupa juga ditemukan di Klaten, Jawa Tengah. Kedua rangkaian bom di Klaten itu ditempatkan di pos polisi di jalur Yogya-Solo. (sj)
• VIVAnews
Puslabfor Masih Selidiki Penemuan Bom Sleman
Fachrizal Lubis


02/12/2010 18:45
Liputan6.com, Jakarta: Kepala Unit Gegana Briptu Suripto mengatakan, saat ini lima botol berisi bom yang ditemukan di di Dusun Jali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, masih diselidiki Puslabfor Kepolisian Daerah DIY, Kamis (2/12). Menurutnya, peledak tersebut berjenis sama dengan yang ditemukan di Klaten.

"Bom itu ditemukan pada pukul 01.00 WIB tadi. Adanya di tempat ziarah warga, di dekat warung. Bom yang ditemukan jenisnya sama dengan yang di Klaten. Lima botol bom yang masing-masingnya setengah liter itu, ditemukan berkat laporan warga setempat," kata Suripto.

Menurut Suripto, bom rakitan tersebut merupakan peledak yang berdaya bakar tinggi namun daya ledaknya rendah--setidaknya dapat menghancurkan sebuah rumah. Hingga tulisan ini disusun, belum ada keterangan lebih lanjut dari Mabes Polri atau pun petugas di TKP terkait pelaku teror [baca: Polisi Amankan Bom di Tempat Peribadatan].(ASW/YUS)
Kamis, 02/12/2010 18:10 WIB
Polisi Amankan Bom Rakitan di Sleman, Warga Diimbau Tidak Panik
Indra Subagja - detikNews




Jakarta - Polisi mengamankan bom rakitan di dekat tempat ibadah di Sleman, Yogyakarta. Polisi meminta warga tidak panik, karena diduga ini hanya provokasi pihak tertentu.

"Masyarakat waspada, jangan terprovokasi," kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi saat dihubungi detikcom, Kamis (2/12/2010).

Bom itu sudah diamankan Polda DIY. Lokasi penemuan berada di Dusun Jali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

"Kita belum tahu ini ulah siapa, masih diselidiki," jelasnya.

Bom rakitan berdaya ledak rendah, namun memiliki daya bakar tinggi ini. Belum bisa dipastikan apakah terkait dengan para pelaku teror. Polisi mengamankan bom ini berdasarkan laporan warga.

"Kita masih selidiki," tutupnya.

(ndr/fay)
Rabu, 01/12/2010 18:31 WIB
Polri Belum Pastikan Bom Molotov di Klaten Terkait Kelompok Teroris
Didit Tri Kertapati - detikNews




Jakarta - 2 Bom molotov yang ditemukan di 2 pos polisi lalu lintas di jalan Jogja-Solo, Klaten, Jawa Tengah masih diseldiki. Namun polisi belum bisa memastikan bom tersebut milik kelompok teroris.

"Kalau kita katakan bom itu berati ledakan. Ledakan itu menimbulkan ketakutan. Perbuatannya itu disebut teror. Belum tentu kelompok teror mana tapi perbuatannya teror. Belum ketahuan kelompok siapa," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (1/12/2010).

Menurut Iskandar dari isi bahan bom molotov tersebut dinilai tidak akan menimbulkan ledakan yang bahaya. Alasannya karena bahannya berasal dari bensin.

"Kalau dilihat seperti ini, bom ini belum canggih karena tidak terlihat adanya mesiu juga tidak ada bahan peledak atau tnt yang dirakit dalam kardus tersebut," terang Iskandar.

Menurut Iskandar, bom yang dirakit kelompok teroris umumnya memiliki ciri khusus serta semakin canggih. Namun bom yang ditemukan kali ini tidak canggih namun memiliki kekhasan.

"Kita lihat disini bensin bisa dibeli dimana saja. Tapi detonator, timer dan baterai itu ada kekhasan dari kelompok tertentu istilahnya ada bom siganture dari masing-masing kelompok," terangnya.

Sebelumnya diberitakan dua bom yang dirakit sedemikian rupa. Ditemukan di Pos Polisi Karang dan Pos Polisi depan Rumah Sakit Islam Klaten. Bom yang ada dalam kardus tersebut terdiri dari bensin yang dimasukan ke dalam 5 botol aqua disertai, baterai, timer dan detonator. Sebelum meledak bom tersebut tela berhasil dijinakan oleh polisi.

Informasi lain menyebutkan kalau selain dua bom molotov tersebut juga ditemukan bom sejenis dilokasi berbeda. Bom molotov hasil modifkasi tersebut disebut juga ditemukan di sebuah gereja di daerah Pulonrejo, Klaten.

Namun belum ada polisi yang bisa dikonfirmasi terkait penemuan bom di gereja. "Saya belum dengar. Nanti saya cek ke Kapolres," kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Edward Aritonang, saat dihubungi wartawan.

(ddt/ndr)

Warga Yogya Tak Puas dengan Pidato SBY
Kamis, 02 Desember 2010 | 18:25 WIB


Perwakilan warga Yogya yang terdiri dari paguyuban dukuh "Semar Sembogo", paguyuban lurah "Ismoyo", dsb membawa berbagai spanduk saat berunjuk rasa di gedung DPRD Provinsi DIY, Yogyakarta, Rabu (1/12). Mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera meminta maaf kepada rakyat DIY atas pernyataannya soal monarki dalam bingkai negara demokrasi beberapa waktu lalu. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Berbagai elemen masyarakat Yogyakarta mengaku tak puas dengan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai normatif, serta tidak menjelaskan dengan gamblang soal penetapan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta seperti yang diinginkan masyarakat. Masyarakat juga kecewa lantaran Presiden tak meminta maaf atas komentarnya soal monarki di Yogyakarta.

“Pidatonya normatif, tidak mengarah ke suatu putusan, semestinya Presiden bisa mengarahkan ke penetapan,” kata Ketua Paguyuban Dukuh Se-DIY (Semar Sembogo), Sukiman Hadi Wijoyo kepada wartawan di Posko Gentaraja, Kamis, 2 Deember 2010.

Posko Gentaraja secara khusus menonton pidato Presiden yang menjelaskan tentang keistimewaan DIY. Suasana riuh terjadi ketika SBY menjelaskan pidatonya. Kadang berupa lelucon, kadang bernada sinis.

Menurut Sukiman, soal penetapan itulah yang amat ditunggu-tunggu masyarakat Yogyakarta. Sukiman melihat, upaya SBY memperpanjang jabatan Gubernur hingga lima tahun ke depan sebagai bentuk cuci tangan. “Lima tahun lagi kan, SBY sudah tidak jadi presiden lagi, setelah itu bagaimana,” katanya. Ia juga menyayangkan Presiden tak meminta maaf kepada rakyat soal pernyataannya soal monarki.

Sekretaris Jenderal Gentaraja, Aji Bantjono mengatakan seharusnya Presiden meminta maaf atas pernyatannya yang menginggung warga Yogyakarta soal monarki. “Sayangnya beliau tak kesatria meminta maaf kepada rakyat Yogyakarta, padahal itu yang kami tunggu,” katanya.

Sedangkan adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, GBPH Joyokusuma enggan berkomentar soal tidak adanya permintaan maaf dari Presiden. “Wah untuk itu saya tidak berkomentar saja,” katanya. Atas pidato itu, Joyokusumo mengucapkan terima kasih. Hanya saja, dia berpesan kepada pembantu presiden agar tak keliru mengeluarkan pernyataan yang bisa memancing emosi masyarakat.

Adapun Forum Komunikasi Seniman Tradisi DIY dan Merti Nusantara DIY mengatakan pidato Presiden tak membuat masyarakat menemukan solusi yang tepat, terukur, dan menentramkan warga. “Presiden justru memperlebar dan mengaburkan aspirasi rakyat Yogja yang sudah sangat jelas,” kata Bondan Nusantara, Wakil Sekjen Merti Nusantara.



BERNADA RURIT tempo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02