radikalisme ditolak, kekerasan dibenci (19)

Donatur Kelompok Teror Termotivasi Wejangan Baasyir
Kamis, 02 Desember 2010 | 17:10 WIB
TEMPO/ Amston Probel

TEMPO Interaktif, Jakarta - Haryadi Usman, pengusaha asal Bekasi yang dituduh sebagai donatur pelatihan militer di Aceh, mengaku memberikan infaq fisabilillah setelah mendengar wejangan Abu Bakar Baasyir. Pernyataan itu terungkap dalam persidangan kasus terorisme kelompok Aceh atas nama terdakwa Luthfi Haidaroh alias Ubaid, yang dituduh sebagai bendahara kelompok teror, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis 2 Desember 2010. Menurut Haryadi, motivasi untuk memberikan infaq fisabilillah datang dari wejangan Baasyir kepadanya saat bertemu di sebuah restoran di Jakarta.



Saat itu Baasyir mengatakan sebaik-baiknya amalan bagi orang yang memiliki harta adalah infaq fisabilillah. "Dari pernyataan itu kemudian terdorong untuk kemudian memberikan bantuan," ujarnya. Duit bantuan yang diserahkan itu disampaikan lewat Abdul Haris (Ketua Jamaah Anshorut Tauhid Jakarta). Kemudian berdasarkan laporan Abdul Haris pula diketahui bahwa sumbangan itu sudah diserahkan kepada Ustad Baasyir. "Besarnya Rp 150 Juta," ujarnya menjawab pertanyaan Ketua majelis Hakim Mutarto.

Pertanyaan hakim terkait pemeriksaan saksi terhadap terdakwa Ubaid yang dituduh jaksa sebagai bendahara kelompok teror. Diduga, Baasyir mengetahui lalu lintas dana yang digelontorkan ke pelatihan militer kelompok teror di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. Namun saat hal ditanyakan kepada saksi, Hariyadi menjawab, "Saya tidak tahu."

Dalam sidang, Jaksa Penuntut Umum, Maya Sari menanyakan pula apakah Hariyadi mengetahui peran Ubaid sebagai pengumpul dana. Termasuk dana dari dirinya yang akhirnya bermuara di bendahara kelompok teror tersebut. "Saya tidak kenal, dan saya tidak tahu," jawabnya.


Sebelumnya, Luthfi Haidaroh alias Ubaid dijerat jaksa melalui enam dakwaan dengan ancaman maksimal hukuman mati. Terdakwa kasus teroris ini dituduh membantu sejumlah aksi teror di Indonesia. Ubaid juga diduga menjadi penghubung Dulmatin dengan Pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Ustad Abu Bakar Baasyir. Ubaid diketahui dekat dengan Baasyir karena pernah bersama di Penjara Cipinang.

Ubaid juga didakwa berperan membantu mencari dana untuk pelatihan militer yang digelar di Aceh. Ubaid juga dikatakan telah menerima dana sekitar Rp 700 juta dari berbagai sumber. Diantaranya dari Abu Bakar Baasyir berjumlah sekitar Rp 125 juta ditambah US$ 5 ribu, dan dari Toyib Rp 170 juta.

Uang itu digunakan untuk membeli sejumlah senjata api untuk latihan militer di Aceh. Ubaid juga disebut pernah memberi uang sebesar Rp 115 juta kepada Abdullah Sonata untuk membeli senjata.

SANDY INDRA PRATAMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN