jangan LENGAH (radikalisme dan kekerasan PATUT DIWASPADAI) (1)
Abu Tholut Ditangkap, Teroris Emoh Tiarap
Headline
Abu Tholut - inilah.com/Wirasatria
Oleh: Herdi Sahrasad
Nasional - Sabtu, 11 Desember 2010 | 07:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Abu Tholut, sosok teroris yang disegani kawan maupun lawan, akhirnya tertangkap di Kudus. Para analis meyakini, jaringan teroris masih bergerak, meski Abu Tholut sudah ditangkap.
''Masih banyak teroris yang bergerilya, atau diam-diam menyiapkan balasan,'' kata Al Chaidar, pengamat terorisme dari Fisip Universitas Malikussaleh Aceh. Densus menangkap tersangka teroris bernama Mustopa alias Pranata alias Imron Baihaki alias Abu Tholut, Jumat (10/12), sekitar pukul 8:30 pagi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Djihartono yang dihubungi wartawan melalui telepon menjelaskan, Abu Tholut ditangkap di rumahnya di Desa Bae, Kudus, Jawa Tengah.
Dari rumah Abu Tholut, Polisi menyita barang bukti berupa satu pucuk pistol FN dengan 8 peluru dan magazine yang dibungkus dalam plastik. Saat ini. Abu Tholut dibawa ke Mabes Polri, Jakarta guna pemeriksaan lebih lanjut.
Abu Tholut selama ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Dia adalah salah satu tokoh kelompok teroris yang paling dicari setelah Abdullah Sonata.
Menurut Ketua RT 4 RW 3 Suwarto (48), penangkapan terhadap salah seorang warganya diperkirakan sekitar pukul 08.00 WIB. "Dalam proses penangkapannya tidak ada perlawanan sama sekali," ujarnya. Panggilan sehari-hari Abu Tolud adalah Imron yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. "Dia tinggal bersama seorang istri dan tujuh anak," ujarnya.
Selama bergaul dengan masyarakat, katanya, Abu Tolud bersama keluarganya cukup baik dengan masyarakat dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. "Setiap diundang pertemuan warga juga datang. Tetapi, tidak mengetahui pekerjaan sehari-harinya," ujarnya.
Meskipun tinggal di Dukuh Bae Pondok, Deaa Bae RT 4 selama tiga tahun, katanya, pihaknya tidak mengetahui bahwa dia termasuk salah satu anggota teroris yang diburu kepolisian.
"Saya sempat mengikuti pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang Abu Tolud, tetapi wajah yang ditampilkan berbeda dengan yang aslinya," ujarnya. Aslinya, kata dia, memiliki jambang pendek dan wajahnya agak tua.
Tholut diduga terlibat dalam pelatihan jihad di Afghanistan pada 1987, dia berperan sebagai instruktur bahan peledak. Tholut juga pernah menjadi Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah di Poso pada 2000-2002. Ia menjadi buruan polisi karena diduga menjadi otak perampokan Bank CIMB Niaga dan aksi-aksi terorisme lainnya.
Abu Tholut yang memiliki banyak nama alias seperti Mustofa, Imron dan Herman bukanlah tokoh baru dalam berbagai aksi teror dan menjadi salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah.
Seperti apa perannya, berikut rangkuman sepak terjang Abu Tholut:
1987 - Abu Tholut masuk kamp militer di Afghanistan selama dua tahun atas sepengetahuan Ketua Jamaah Islamiyah Abdullah Sungkar di Malaysia.
1989 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
1993 - Abu Tholut menjadi anggota Jamaah Islamiyah
1995 - Abu Tholut diminta Abdullah Sungkar menjajaki kamp pelatihan di Moro, Filipina
1997 - Abu Tholut diangkat sebagai Mantiqi III Jamaah Islamiyah yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, dan Filipinan Selatan.
1999 - Abu Tholut ke Moro selama delapan bulan.
2000 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
2001 - Abu Tholut melibatkan diri dalam konflik Poso.
8 Juli 2003 - Abu Tholut ditangkap di rumahnya, Perumahan Permata Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18, Kelurahan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara atas kepemilikan senjata api yang disimpan di Bekasi dan Semarang.
11 Mei 2004 Abu Tholut divonis 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur
9 Agustus 2004 Abu Tholut menghuni Lembaga Pemasyarakatan Cipinang karena bandingnya ditolak Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
27 Agustus 2007 Abu Tholut dibebaskan bersyarat setelah mendapat remisi.
Ba'asyir: Tholut Ditangkap Guna Beratkan Saya
"Dia selalu dikaitkan dengan saya soal pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir.
Jum'at, 10 Desember 2010, 16:21 WIB
Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S
VIVAnews - Pemimpin Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir menanggapi penangkapan tersangka teroris, Abu Tholut. Kata dia, itu untuk memperberat posisinya.
"Abu Tholut ditangkap untuk memberatkan saya, karena dia selalu dikaitkan dengan saya terkait pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir dalam keterangan tertulis yang disampaikan oleh orang dekatnya di Jakarta, Jumat 10 Desember 2010.
Seperti tersangka lainnya, kata Ba'asyir, Abu Tholut juga akan dipaksa polisi memberikan keterangan yang menyatakan keterlibatan Ba'asyir dalam rangkaian pelatihan di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar beberapa waktu lalu.
"Memang, sejak penangkapan orang-orang yang terlibat dalam pelatihan di Aceh, polisi menangkap sebanyak-banyaknya orang yang tujuan utamanya menjerat dan memberatkan saya. Karena saya dari awal dituduh menjadi otak pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir.
"Dia kemungkinan akan dipaksa seperti ikhwan-ikhwan lain untuk memberatkan saya. Mereka mengalami penyiksaan untuk bicara."
Ba'asyir sendiri tak yakin keterangan apa yang akan diberikan oleh Abu Tholut tentang dirinya nanti. "Wallahu a'lam, saya tidak tahu," kata dia.
Menurut Ba'asyir, Abu Tholut dulu merupakan anggota JAT yang dia pimpin. Namun, kata dia, Abu Tholut akhirnya tidak aktif lagi dan keluar dari JAT. "Kemudian tidak lagi karena mempunyai pemikiran yang berbeda," kata dia.
Pengasuh Pondok Pesantren Ngruki, Solo, Jawa Tengah itu mengatakan dalam organisasi JAT, perjuangan tidak menggunakan senjata. Penggunaan senjata, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh mereka yang telah mampu, baik secara fisik, finansial, maupun moral.
Sementara, kata dia, Abu Tholut memilih perjuangan dengan menggunakan senjata. "Nah, mungkin dia memiliki pemikiran seperti itu, makanya agak jauh dengan JAT," kata dia.
Ba'asyir sendiri telah ditangkap pada 9 Agustus yang lalu. Dia dituduh telah merestui dan membiayai pelatihan militer jaringan teroris di Aceh. Berkas Ba'asyir sendiri sampai saat ini masih dinyatakan belum lengkap oleh Kejaksaan. Berkas itu kini sedang dilengkapi oleh penyidik Polri, padahal masa penahanannya akan berakhir pada 13 Desember nanti.
Sementara itu, Abu Tholut ditangkap hari ini, pukul 08.30 WIB di Desa Bae Pondok RT.4 RW.III Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Dia dituduh sebagai gembong pelatihan militer di Aceh dan mengotaki perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, Sumatera Utara. (umi)
• VIVAnews
Jejak Langkah Abu Tholut
Laporan wartawan KOMPAScom Tri Wahono
Jumat, 10 Desember 2010 | 12:16 WIB
TRIBUN NEWS/BIAN HARNANSA
KOMPAScom - Salah satu tokoh sentral aksi terorisme di Indonesia, Abu Tholut dikabarkan ditangkap di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/12/2010) pagi pukul 08.30 WIB. Ia menjadi buruan polisi karena diduga menjadi otak perampokan bank CIMB Niaga yang terkait terorisme dan aksi-aksi terorisme lainnya.
Abu Tholut yang memiliki banyak nama alias seperti Mustofa, Imron dan Herman bukanlah tokoh baru dalam berbagai aksi teror dan menjadi salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah. Seperti apa perannya, berikut rangkuman sepak terjang Abu Tholut.
1987 - Abu Tholut masuk kamp militer di Afghanistan selama dua tahun atas sepengetahuan Ketua Jamaah Islamiyah Abdullah Sungkar di Malaysia.
1989 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
1993 - Abu Tholut menjadi anggota Jamaah Islamiyah
1995 - Abu Tholut diminta Abdullah Sungkar menjajaki kamp pelatihan di Moro, Filipina
1997 - Abu Tholut diangkat sebagai Mantiqi III Jamaah Islamiyah yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, dan Filipinan Selatan.
1999 - Abu Tholut ke Moro selama delapan bulan.
2000 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
2001 - Abu Tholut melibatkan diri dalam konflik Poso.
8 Juli 2003 - Abu Tholut ditangkap di rumahnya, Perumahan Permata Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18, Kelurahan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara atas kepemilikan senjata api yang disimpan di Bekasi dan Semarang.
11 Mei 2004 Abu Tholut divonis 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur
9 Agustus 2004 Abu Tholut menghuni Lembaga Pemasyarakatan Cipinang karena bandingnya ditolak Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
27 Agustus 2007 Abu Tholut dibebaskan bersyarat setelah mendapat remisi
Jumat, 10/12/2010 12:14 WIB
Abu Tholut Tertangkap, 'Bensin' Teroris Mulai Menipis
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - Buronan teroris yang dinilai berbahaya, Musthofa alias Abu Tholut, ditangkap di Kudus, Jawa Tengah. Abu Tholut dikenal sebagai eksekutor lapangan yang sangar, yang punya kemampuan lengkap. Dengan tertangkapnya Abu Tholut, 'api' jaringan terorisme perlahan-lahan mulai padam.
"Ketangkapnya dia, hilanglah 'api'-nya teroris ini. Dia kayak bensin," ujar pengamat terorisme Mardigu WP saat dihubungi detikcom, Jumat (10/12/2010).
Menurut Mardigu, di antara semua mujahid yang ada, Abu Tholut adalah sosok yang paling sangar. Abu Tholut dianggap tidak punya rasa ampun pada korbannya. Sebagai eksekutor lapangan, Abu Tholut sanggup membunuh semua korbannya tanpa terkecuali.
"Dia kayak preman, dihabisi semua sama dia. Dia yang paling sangar. Main bunuh, rampok beberapa kali di Jawa Tengah," ujarnya.
Mardigu mengatakan, Abu Tholut memang tidak punya kepangkatan yang tinggi secara organisasi. Namun Abu Tholut punya kemampuan yang jauh lebih banyak dari mujahid lainnya. Abu Tholut bisa membuat senjata, merakit senjata oplosan menjadi baru, menjalankan mobil tank, dan lainnya.
"Ini orang kan ajaib. Nggak semua orang bisa menjalankan tank. Komplet dah dia. Secara individu pokoknya dia itu sangar," ungkapnya.
Dengan tertangkapnya Abu Tholut, kemungkinan masih akan ada lagi penangkapan buronan teroris lainnya. Karena tersangka-tersangka teroris yang sudah ditangkap biasanya akan memberikan informasi.
"Pasti ada lagi (yang ketangkap). Karena dia kan 'nyanyi'. Tiap penangkapan memang begitu, ada lagi," tandasnya.
(gus/nrl)
Tholut Bawa 22 Peluru Kaliber 9mm
Jumat, 10 Desember 2010 | 12:56 WIB
SURYA/SUGIHARTO
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Untung Yoga Ana menjelaskan, pihak kepolisian menyita satu pucuk senjata jenis FN buatan Belgia kaliber 9mm beserta magazen dan 22 butir peluru, bersama dengan penangkapan Abu Tholut.
Dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Jumat (10/12/2010) Yoga pun menerangkan lokasi pasti penangkapan Abu Tholut yang memiliki nama samaran Musthofa alias Pranata Yuda, alias Imron, yakni di Desa Bae Pondok, RT4/3, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono juga menyebutkan bahwa bersama dengan Abu Tholut, Densus 88 mengamankan satu pucuk senjata jenis FN dengan delapan peluru, magazine, dan beberapa peluru yang dibungkus dalam plastik.
Seperti diberitakan, Abu Tholut terlibat serangkaian aksi terorisme di sejumlah lokasi. Ia pernah ditangkap terkait aksi bom Atrium Senen tahun 2001. Setelah bebas lantaran berkali-kali mendapat remisi, dia kembali melakukan aksi teror, salah satunya perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga di Medan.
Headline
Abu Tholut - inilah.com/Wirasatria
Oleh: Herdi Sahrasad
Nasional - Sabtu, 11 Desember 2010 | 07:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Abu Tholut, sosok teroris yang disegani kawan maupun lawan, akhirnya tertangkap di Kudus. Para analis meyakini, jaringan teroris masih bergerak, meski Abu Tholut sudah ditangkap.
''Masih banyak teroris yang bergerilya, atau diam-diam menyiapkan balasan,'' kata Al Chaidar, pengamat terorisme dari Fisip Universitas Malikussaleh Aceh. Densus menangkap tersangka teroris bernama Mustopa alias Pranata alias Imron Baihaki alias Abu Tholut, Jumat (10/12), sekitar pukul 8:30 pagi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Djihartono yang dihubungi wartawan melalui telepon menjelaskan, Abu Tholut ditangkap di rumahnya di Desa Bae, Kudus, Jawa Tengah.
Dari rumah Abu Tholut, Polisi menyita barang bukti berupa satu pucuk pistol FN dengan 8 peluru dan magazine yang dibungkus dalam plastik. Saat ini. Abu Tholut dibawa ke Mabes Polri, Jakarta guna pemeriksaan lebih lanjut.
Abu Tholut selama ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Dia adalah salah satu tokoh kelompok teroris yang paling dicari setelah Abdullah Sonata.
Menurut Ketua RT 4 RW 3 Suwarto (48), penangkapan terhadap salah seorang warganya diperkirakan sekitar pukul 08.00 WIB. "Dalam proses penangkapannya tidak ada perlawanan sama sekali," ujarnya. Panggilan sehari-hari Abu Tolud adalah Imron yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. "Dia tinggal bersama seorang istri dan tujuh anak," ujarnya.
Selama bergaul dengan masyarakat, katanya, Abu Tolud bersama keluarganya cukup baik dengan masyarakat dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. "Setiap diundang pertemuan warga juga datang. Tetapi, tidak mengetahui pekerjaan sehari-harinya," ujarnya.
Meskipun tinggal di Dukuh Bae Pondok, Deaa Bae RT 4 selama tiga tahun, katanya, pihaknya tidak mengetahui bahwa dia termasuk salah satu anggota teroris yang diburu kepolisian.
"Saya sempat mengikuti pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang Abu Tolud, tetapi wajah yang ditampilkan berbeda dengan yang aslinya," ujarnya. Aslinya, kata dia, memiliki jambang pendek dan wajahnya agak tua.
Tholut diduga terlibat dalam pelatihan jihad di Afghanistan pada 1987, dia berperan sebagai instruktur bahan peledak. Tholut juga pernah menjadi Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah di Poso pada 2000-2002. Ia menjadi buruan polisi karena diduga menjadi otak perampokan Bank CIMB Niaga dan aksi-aksi terorisme lainnya.
Abu Tholut yang memiliki banyak nama alias seperti Mustofa, Imron dan Herman bukanlah tokoh baru dalam berbagai aksi teror dan menjadi salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah.
Seperti apa perannya, berikut rangkuman sepak terjang Abu Tholut:
1987 - Abu Tholut masuk kamp militer di Afghanistan selama dua tahun atas sepengetahuan Ketua Jamaah Islamiyah Abdullah Sungkar di Malaysia.
1989 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
1993 - Abu Tholut menjadi anggota Jamaah Islamiyah
1995 - Abu Tholut diminta Abdullah Sungkar menjajaki kamp pelatihan di Moro, Filipina
1997 - Abu Tholut diangkat sebagai Mantiqi III Jamaah Islamiyah yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, dan Filipinan Selatan.
1999 - Abu Tholut ke Moro selama delapan bulan.
2000 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
2001 - Abu Tholut melibatkan diri dalam konflik Poso.
8 Juli 2003 - Abu Tholut ditangkap di rumahnya, Perumahan Permata Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18, Kelurahan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara atas kepemilikan senjata api yang disimpan di Bekasi dan Semarang.
11 Mei 2004 Abu Tholut divonis 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur
9 Agustus 2004 Abu Tholut menghuni Lembaga Pemasyarakatan Cipinang karena bandingnya ditolak Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
27 Agustus 2007 Abu Tholut dibebaskan bersyarat setelah mendapat remisi.
Ba'asyir: Tholut Ditangkap Guna Beratkan Saya
"Dia selalu dikaitkan dengan saya soal pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir.
Jum'at, 10 Desember 2010, 16:21 WIB
Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S
VIVAnews - Pemimpin Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir menanggapi penangkapan tersangka teroris, Abu Tholut. Kata dia, itu untuk memperberat posisinya.
"Abu Tholut ditangkap untuk memberatkan saya, karena dia selalu dikaitkan dengan saya terkait pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir dalam keterangan tertulis yang disampaikan oleh orang dekatnya di Jakarta, Jumat 10 Desember 2010.
Seperti tersangka lainnya, kata Ba'asyir, Abu Tholut juga akan dipaksa polisi memberikan keterangan yang menyatakan keterlibatan Ba'asyir dalam rangkaian pelatihan di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar beberapa waktu lalu.
"Memang, sejak penangkapan orang-orang yang terlibat dalam pelatihan di Aceh, polisi menangkap sebanyak-banyaknya orang yang tujuan utamanya menjerat dan memberatkan saya. Karena saya dari awal dituduh menjadi otak pelatihan di Aceh," kata Ba'asyir.
"Dia kemungkinan akan dipaksa seperti ikhwan-ikhwan lain untuk memberatkan saya. Mereka mengalami penyiksaan untuk bicara."
Ba'asyir sendiri tak yakin keterangan apa yang akan diberikan oleh Abu Tholut tentang dirinya nanti. "Wallahu a'lam, saya tidak tahu," kata dia.
Menurut Ba'asyir, Abu Tholut dulu merupakan anggota JAT yang dia pimpin. Namun, kata dia, Abu Tholut akhirnya tidak aktif lagi dan keluar dari JAT. "Kemudian tidak lagi karena mempunyai pemikiran yang berbeda," kata dia.
Pengasuh Pondok Pesantren Ngruki, Solo, Jawa Tengah itu mengatakan dalam organisasi JAT, perjuangan tidak menggunakan senjata. Penggunaan senjata, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh mereka yang telah mampu, baik secara fisik, finansial, maupun moral.
Sementara, kata dia, Abu Tholut memilih perjuangan dengan menggunakan senjata. "Nah, mungkin dia memiliki pemikiran seperti itu, makanya agak jauh dengan JAT," kata dia.
Ba'asyir sendiri telah ditangkap pada 9 Agustus yang lalu. Dia dituduh telah merestui dan membiayai pelatihan militer jaringan teroris di Aceh. Berkas Ba'asyir sendiri sampai saat ini masih dinyatakan belum lengkap oleh Kejaksaan. Berkas itu kini sedang dilengkapi oleh penyidik Polri, padahal masa penahanannya akan berakhir pada 13 Desember nanti.
Sementara itu, Abu Tholut ditangkap hari ini, pukul 08.30 WIB di Desa Bae Pondok RT.4 RW.III Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Dia dituduh sebagai gembong pelatihan militer di Aceh dan mengotaki perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, Sumatera Utara. (umi)
• VIVAnews
Jejak Langkah Abu Tholut
Laporan wartawan KOMPAScom Tri Wahono
Jumat, 10 Desember 2010 | 12:16 WIB
TRIBUN NEWS/BIAN HARNANSA
KOMPAScom - Salah satu tokoh sentral aksi terorisme di Indonesia, Abu Tholut dikabarkan ditangkap di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/12/2010) pagi pukul 08.30 WIB. Ia menjadi buruan polisi karena diduga menjadi otak perampokan bank CIMB Niaga yang terkait terorisme dan aksi-aksi terorisme lainnya.
Abu Tholut yang memiliki banyak nama alias seperti Mustofa, Imron dan Herman bukanlah tokoh baru dalam berbagai aksi teror dan menjadi salah satu pimpinan Jamaah Islamiyah. Seperti apa perannya, berikut rangkuman sepak terjang Abu Tholut.
1987 - Abu Tholut masuk kamp militer di Afghanistan selama dua tahun atas sepengetahuan Ketua Jamaah Islamiyah Abdullah Sungkar di Malaysia.
1989 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
1993 - Abu Tholut menjadi anggota Jamaah Islamiyah
1995 - Abu Tholut diminta Abdullah Sungkar menjajaki kamp pelatihan di Moro, Filipina
1997 - Abu Tholut diangkat sebagai Mantiqi III Jamaah Islamiyah yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, dan Filipinan Selatan.
1999 - Abu Tholut ke Moro selama delapan bulan.
2000 - Abu Tholut kembali ke Indonesia.
2001 - Abu Tholut melibatkan diri dalam konflik Poso.
8 Juli 2003 - Abu Tholut ditangkap di rumahnya, Perumahan Permata Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18, Kelurahan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara atas kepemilikan senjata api yang disimpan di Bekasi dan Semarang.
11 Mei 2004 Abu Tholut divonis 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur
9 Agustus 2004 Abu Tholut menghuni Lembaga Pemasyarakatan Cipinang karena bandingnya ditolak Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
27 Agustus 2007 Abu Tholut dibebaskan bersyarat setelah mendapat remisi
Jumat, 10/12/2010 12:14 WIB
Abu Tholut Tertangkap, 'Bensin' Teroris Mulai Menipis
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - Buronan teroris yang dinilai berbahaya, Musthofa alias Abu Tholut, ditangkap di Kudus, Jawa Tengah. Abu Tholut dikenal sebagai eksekutor lapangan yang sangar, yang punya kemampuan lengkap. Dengan tertangkapnya Abu Tholut, 'api' jaringan terorisme perlahan-lahan mulai padam.
"Ketangkapnya dia, hilanglah 'api'-nya teroris ini. Dia kayak bensin," ujar pengamat terorisme Mardigu WP saat dihubungi detikcom, Jumat (10/12/2010).
Menurut Mardigu, di antara semua mujahid yang ada, Abu Tholut adalah sosok yang paling sangar. Abu Tholut dianggap tidak punya rasa ampun pada korbannya. Sebagai eksekutor lapangan, Abu Tholut sanggup membunuh semua korbannya tanpa terkecuali.
"Dia kayak preman, dihabisi semua sama dia. Dia yang paling sangar. Main bunuh, rampok beberapa kali di Jawa Tengah," ujarnya.
Mardigu mengatakan, Abu Tholut memang tidak punya kepangkatan yang tinggi secara organisasi. Namun Abu Tholut punya kemampuan yang jauh lebih banyak dari mujahid lainnya. Abu Tholut bisa membuat senjata, merakit senjata oplosan menjadi baru, menjalankan mobil tank, dan lainnya.
"Ini orang kan ajaib. Nggak semua orang bisa menjalankan tank. Komplet dah dia. Secara individu pokoknya dia itu sangar," ungkapnya.
Dengan tertangkapnya Abu Tholut, kemungkinan masih akan ada lagi penangkapan buronan teroris lainnya. Karena tersangka-tersangka teroris yang sudah ditangkap biasanya akan memberikan informasi.
"Pasti ada lagi (yang ketangkap). Karena dia kan 'nyanyi'. Tiap penangkapan memang begitu, ada lagi," tandasnya.
(gus/nrl)
Tholut Bawa 22 Peluru Kaliber 9mm
Jumat, 10 Desember 2010 | 12:56 WIB
SURYA/SUGIHARTO
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Untung Yoga Ana menjelaskan, pihak kepolisian menyita satu pucuk senjata jenis FN buatan Belgia kaliber 9mm beserta magazen dan 22 butir peluru, bersama dengan penangkapan Abu Tholut.
Dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Jumat (10/12/2010) Yoga pun menerangkan lokasi pasti penangkapan Abu Tholut yang memiliki nama samaran Musthofa alias Pranata Yuda, alias Imron, yakni di Desa Bae Pondok, RT4/3, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono juga menyebutkan bahwa bersama dengan Abu Tholut, Densus 88 mengamankan satu pucuk senjata jenis FN dengan delapan peluru, magazine, dan beberapa peluru yang dibungkus dalam plastik.
Seperti diberitakan, Abu Tholut terlibat serangkaian aksi terorisme di sejumlah lokasi. Ia pernah ditangkap terkait aksi bom Atrium Senen tahun 2001. Setelah bebas lantaran berkali-kali mendapat remisi, dia kembali melakukan aksi teror, salah satunya perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga di Medan.
Komentar
Posting Komentar