namanya juga BOCORAN

Kamis, 09/12/2010 12:24 WIB
Kisah WikiLeaks Bocorkan Indonesia di Laporan Kongres AS
Fitraya Ramadhanny - detikNews




Jakarta - Bocoran-bocoran soal Indonesia di WikiLeaks sebenarnya pernah dilakukan situs whistleblower itu. Pada 2009, WikiLeaks pernah membocorkan 6.780 makalah internal Kongres AS, badan legislatif di negeri adidaya itu. Dari ribuan makalah, ada juga soal Indonesia, namun luput dari perhatian media.

WikiLeaks membocorkan makalah internal Kongres lantaran wakil rakyat Amerika itu memang pelit membagi makalah internal mereka. Makalah itu dibuat lembaga think-tank Kongres yaitu Congressional Research Service (CRS). Laporan mereka disebut CRS Report.

Oleh karena itu, memang ada protes dari masyarakat AS, agar Kongres mempublikasikan makalah mereka. Salah satu protes dilakukan oleh situs opencrs.com, yang menampung semua makalah Kongres yang dipublikasikan resmi, atau dibocorkan paksa.

"Pembayar pajak di AS menghabiskan lebih dari US$ 100 juta untuk mendanai CRS. Namun laporan-laporan tersebut tidak bisa dinikmati oleh masyarakat," demikian pernyataan situs opencrs.com. saat disambangi, Kamis (9/12/2010).

WikiLeaks turut menyumbang untuk situs tersebut lewat sejumlah makalah yang dibocorkannya. Di antaranya, ada 10 makalah terkait Indonesia. Ada yang menjadi obyek utama, atau disebut bersamaan dengan negara-negara lain dengan tema yang sama.

Cara pandang Kongres terhadap Indonesia memang cukup tendensius. Maklum saja, makalah ini aslinya untuk konsumsi internal, sehingga benar-benar bagaimana Kongres memandang Indonesia.

Kongres secara terang-terangan menyebut ketidaksukaan mereka dengan Jenderal Wiranto. Dalam Pemilu 2004 lalu, mereka khawatir kalau sampai Wiranto menjadi presiden, karena Kongres menaruh perhatian terhadap pelanggaran HAM di Timor Timur. Sementara SBY mereka sebut sebagai jenderal pemikir.

Kongres juga yang menekan Menhan AS Cohen Evans pada 1998 silam agar latihan gabungan AS dan Kopassus dihentikan. Kopassus dianggap Kongres sebagai pelaku pelanggaran HAM. Masih terkait dengan Timor Timur, terungkap juga pemerintah AS menekan Indonesia agar mau menerima pasukan perdamaian usai jajak pendapat 1999. Kongres juga mendukung penghapusan bantuan untuk Indonesia.

Namun memang bocoran makalah CRS Report ini luput dari perhatian media. Situs resmi WikiLeaks saja tidak memasang CRS Report. WikiLeaks hanya memajang dokumen terkait perang Irak dan Afghanistan. Sebabnya, jumlah dokumen CRS Report tergolong sedikit jika dibandingkan aksi pembocoran WikiLeaks lainnya.

Kini Indonesia kembali akan diungkap WikiLeaks melalui 3.059 dokumen Kedubes AS Jakarta dan 167 dokumen Konjen AS Surabaya. Ini adalah bagian dari 251.287 kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks dalam aksi yang disebut Cablegate atau skandal kawat diplomatik.

Berbagai pemerintahan di dunia panik, marah, atau saling berantem sendiri akibat rahasia mereka terungkap di WikiLeaks. AS Sebagai pemilik kawat-kawat diplomatik pun merah padam akibat ulah Julian Assange dan teman-temannya.

Apakah kira-kira yang akan dibocorkan dari Indonesia? WikiLeaks sejauh ini baru memberikan rekap data kawat diplomatik dari Indonesia beserta tanggal dan kode-kodenya. Namun isi kawat belum ada satu pun yang dirilis.

Sementara dari kode-kode itu baru bisa diketahui topik bahasan kawat-kawat rahasia itu. Misalnya, 4 hari sebelum bom Marriott meledak atau 13 Juli 2009, keluar kawat berkode PTER atau terorisme. Pada saat kejadian, 4 dan 6 hari sesudahnya juga keluar kawat dengan kode sama. Apa artinya Kedubes AS sudah tahu akan ada serangan teroris? Hal itu baru terjawab jika kawat yang dimaksud sudah dirilis WikiLeaks. Kita tunggu saja.
(fay/nrl)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02