NII, fenomena baru MOTIVASI JADUL

Rabu, 27/04/2011 17:27 WIB
Al Chaidar: NII KW 9 Program Palsu agar NII Tak Berdiri
Nograhany Widhi K - detikNews





Jakarta - Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9 diduga adalah program palsu yang dibuat oleh pemerintah. Tujuannya, supaya negara Islam (NII) yang diperjuangkan Kartosoewirjo tidak pernah berhasil berdiri di Indonesia. Namun sayang, cara ini banyak mengorbankan kemanusiaan.

Bak virus, NII (asli) dilemahkan, dibuat vaksin dan kembali disuntikkan untuk mendapatkan antibodi anti-NII.

"Iya-iya betul seperti itu, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek," jelas mantan pentolan Darul Islam/NII Al Chaidar yang juga penulis buku 'Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo'

Ketika berbincang dengan detikcom, Al Chaidar menyatakan sebenarnya NII KW 9 ini adalah program palsu yang banyak memakan korban kemanusiaan. Dia pun mendesak pemerintah yang diduga punya agenda NII KW 9 ini untuk menghentikannnya dan mengganti dengan program-program yang lain.

Berikut wawancara Al Chaidar dengan detikcom, Rabu (27/4/2011).

Pak Chaidar, Anda menulis buku 'Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo' yang diterbitkan tahun 2000?

Ya benar

Selama ini ada penelitian MUI tentang Pondok Pesantren Al Zaytun berkaitan dengan NII KW 9 dengan tokohnya Panji Gumilang, mengapa Panji Gumilang ini seperti misterius, seakan tak pernah tersentuh?

Ada penelitian Depag, MUI, terhadap Al Zaytun, Panji Gumilang ini dilindungi pemerintah kelihatannya, oknum-oknum intelijennya.

Anda sendiri yang menulis buku tentang Panji Gumilang, pernah bertemu orangnya? Dan seperti apa orangnya?

Pernah, orangnya besar, gendut, mewah, ada cincin-cincinnya.

Anda pernah masuk lingkaran dalam Ponpes Al Zaytun? Dan apakah benar ada doktrinasi NII dalam Al Zaytun?

Iya, seperti misalnya mendoktrin orang di luar itu adalah kafir, menipu boleh, mencuri.

Jadi sebenarnya, tujuannya itu mengumpulkan harta atau benar-benar untuk mendirikan negara Islam?

Ya mengumpulkan harta, tidak berniat untuk mendirikan (negara Islam).

Jadi analoginya seperti virus begitu, dilemahkan untuk dibentuk vaksin dan disuntikkan kembali agar timbul antibodi terhadap NII?

Iya, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek, iya betul seperti itu.

Anda terakhir tahu di mana keberadaan Panji Gumilang?

Nggak tahu di mana keberadaanya

Apakah bisa Panji Gumilang dibawa ke ranah hukum bila terbukti?

Harusnya bisa aparat kepolisian

Apa imbauan Anda terhadap masyarakat dan pemerintah agar kasus-kasus NII KW 9 ini berhenti?

Harusnya memang dihentikan program defeksi, palsu, ini karena sangat merugikan masyarakat.

Bagaimana dengan NII Crisis Center yang dibentuk di berbagai kampus?

Iya sebenarnya itu suatu antisipasi yang cukup bagus, cuma saja perlu lebih dikenalkan bahwa ini bukan NII, ini adalah NII palsu karena NII asli nggak menghalalkan segala cara.

Yang paling penting adalah pemerintah membuat program yang lain untuk antisipasi maraknya rekrutmen NII ini ketimbang melakukan defeksi, mengorbankan banyak orang.

Sebaiknya diskusi memfasilitasi diskusi-diskusi ilmiah di kampus-kampus, mengenai politik Islam, negara madinah itu seperti apa, nomokrasi (pemerintahan teokrasi berdasarkan syariat) seperti apa, itu nanti dengan sendirinya terproteksi, memfilter dengan sendirinya.

Kalau program deradikalisasi bagaimana?

Deradikalisasi bagus juga kelihatannya, cuma belum mencapai target. Tinggal penyesuaian apa di tingkat apa harus dilakukan di sekolah, di pesantren, di kampus.

Konfirmasi Pak, betulkah apa yang ditulis di http://nii-alzaytun.blogspot.com yang disebutkan: Beberapa bulan kemudian, sekitar akhir 1999, Kepala Badan Intelijen (BAKIN) Letjen Purn ZA Maulani, pernah diminta melakukan negosiasi atas nama AS Panji Gumilang (alias Abu Toto) untuk berhadapan dengan Al Chaidar, misinya meminta Al Chaidar tidak usah menerbitkan buku tentang masa lalu Abu Toto yang berkaitan dengan Al-Zaytun ?

Iya benar, teman saya bilang nggak usah pakai deal-deal, kalau nggak menulis, korban kemanusiaan semakin banyak. Ditulis saja korban semakin banyak apalagi tidak ditulis?

Jadi Anda menduga ada oknum intelijen di balik NII ini?

Oknum intelijen ya. Karena ini lebih punya nilai uang dibandingkan dengan narkoba, karena ini seperti pengakuan Imam Supriyanto (mantan menteri NII KW 9) yang bertanggung jawab satu bulan mengumpulkan Rp 10 miliar.

Uang-uang dan harta itu dikemanakan?

Cuma 10 persen untuk Al Zaytun, 90 persen untuk oknum-oknum intelijen.


(nwk/nrl)

Selasa, 26/04/2011 16:05 WIB
NII KW 9 Terendus Bergerilya di ITB, UPI, dan STT Telkom Bandung
Erna Mardiana - detikBandung


Bandung - Perekrutan anggota NII KW 9 secara bergerilya di lingkungan kampus di Bandung kembali menggeliat. Beberapa kampus yaitu ITB, UPI Bandung, dan STT Telkom melaporkan adanya kegiatan tersebut sejak enam bulan lalu.

Hal itu disampaikan Ketua Forum Ulama Umat Islam Indonesia (FUUI) Athian Ali saat jumpa pers dengan wartawan di Masjid Al- Fajr, Jalan Cijagra, Selasa (26/4/2011). "Kami mendapat laporan perekrutan di kampus kembali menggeliat. Paling aktif di ITB, sejak enam bulan lalu sudah ada," ujar Athian.

Selain ITB, Athian Ali juga mengaku mendapat laporan dari UPI dan STT Telkom. "Kalau Unpad belum terima laporan," kata Athian. Ketika ditanya sudah berapa banyak yang menjadi korban, Athian mengaku masih mendata jumlahnya.

Athian menjelaskan perekrutan di kalangan mahasiswa atau pelajar dari dulu polanya sama. Mereka masuk ke lingkungan kampus melalui kelompok keagamaan di kampus tersebut.

"Misalnya di ITB ke Masjid Salman. Nah kalau sudah ada mahasiswa yang kena, dua atau tiga orang, perekrutan akan lebih cepat masuk ke kampus. Sebab, setiap orang yang berhasil direkrut kan mereka harus merekrut kembali," jelas Athian.

Biasanya, kata Athian, para mahasiswa yang telah berhasil direkrut itu akan mengajak saudara atau teman kuliahnya. "Dengan pola seperti ini, masuknya NII ke kalangan kampus akan lebih gampang," ujarnya.

Berdasarkan data pada 2001, kata dia, sedikitnya ada 200 mahasiwa ITB yang di-DO gara-gara NII KW 9. "Mereka di-DO karena mereka tidak kuliah dan juga tidak pernah bayar uang kuliah," ungkapnya.

Untuk menghambat upaya perekrutan anggota NII di kalangan kampus dan sekolah, pekan ini FUUI akan mengundang para guru, dosen, dan orangtua di Masjid Al Fajr membahas mengenai NII KW 9. Direncanakan mantan anggota NII akan dihadirkan dalam pertemuan tersebut.

(ern/tya)
Pasar Gelap Operasi NII

Oleh: Ahluwalia
Nasional - Senin, 25 April 2011 | 20:16 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Kejahatan dengan mengeksploitasi dan memperalat agama sangat kuat dalam kasus NII (Negara Islam Indonesia). Di pasar gelap, NII beroperasi sehingga terus menuai hujatan dari masyarakat.

NII sudah menjadi musuh bersama (common enemy) karena sejak era Orde Baru terus menjerat para korbannya yang umumnya terdiri dari pelajar, mahasiswa, perempuan sampai pengangguran muda. Sudah puluhan tahun NII beroperasi di pasar gelap sosial, sangat meresahkan.

NII sudah mendapat kutukan publik karena operasinya kotor dan menghalalkan segala cara. NII menggunakan pasar gelap untuk melakukan transaksi rekrutmen bagi para korbannya dengan janji sorga, kemakmuran, ghonimah dan sebagainya.

NII telah dikecam dan dilawan oleh masyarakat, dan negara. Bahkan para sastrawan pun mengingatkan keras agar NII tak dibiarkan, karena akan merongrong NKRI.

“Yang benar juga akhirnya menang. Itu benar, benar sekali. Tapi kapan? Kebenaran tidak datang dari langit, dia mesti diperjuangkan untuk menjadi benar." ungkap sastrawan Pramudya Ananta Toer, dalam novelnya 'Sekali Peristiwa di Banten Selatan'. Novel ini sedikit mengungkap perjuangan TNI bahu membahu bersama rakyat memberantas NII/DI/TII di Banten Selatan.

NII KW 9 sebetulnya penyelewengan dari DI (Darul Islam) yang didirikan oleh Sekar Marijan Kartosoewiryo. Lalu NII KW 9 yang ditengarai melakukan pencucian otak terhadap beberapa korban yang pernah terjadi masuk dalam NII yang mana?

Mustofa B Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), menyatakan NII yang masih beroperasi sekarang bukan lagi NII murni. NII termasuk KW 9 merupakan NII pasca Kartosuwiryo yang disusupi intelijen.

NII KW9 seperti kena kutukan setan sebab terus memakan korban dari generasi demi generasi, sejak 1970-an sampai 2011 ini. Semua NII adalah musuh negara yang harus dibasmi karena bertentangan dengan konstitusi dan Pancasila.

“NII KW9 merupakan NII pasca Kartosuwiryo, merupakan politik gadungan yang diperalat kalangan tertentu, orang-orang tertentu untuk kejahatan, dan para korbannya adalah ummat Islam sendiri. Sangat bahaya karena menyalahgunakan agama untuk perbuatan terkutuk orang-orang yang mengklaim NII ini,” kata Al Chaidar, pengamat Islam radikal dan dosen Fisip Universitas Malikussaleh Aceh

NII juga memiliki banyak kelompok sempalan. Kelompok sempalan ini misalnya yang dikembangkan oleh Ajengan Masduki dan Baasyir serta Abdullah Sungkar. Pada 1990, Masduki dan Baasyir berkonflik. Akhirnya Baasyir dan Abdullah Sungkar mengembangkan JI.

Sementara kelompok yang setia pada Ajengan Masduki membentuk jaringan Angkatan Mujahidin Nusantara (AMIN). Kelompok AMIN ini, menurut pengamat militer Wawan Purwanto, juga melakukan pencucian otak dalam merekrut anggotanya.

NII sudah tidak lagi murni gerakan NII. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen sejak era Orde Baru.

Alhasil, NII yang bergerak di pasar gelap ini sungguh menyesatkan dan mengerikan. NII itu, kata pengamat terorisme dan Islam radikal Al Chaidar, bermotif uang, nafsu kuasa dan menghalalkan segala cara, beroperasi di pasar gelap sosial, sangat mengerikan.

“Mereka memburu korbannya secara sadis, sebagian justru perempuan dan mahasiswi yang tak berdosa. NII harus diberantas polisi dan TNI serta masyarakat madani agar keresahan sosial tak meluas. Pasar gelap operasi NII harus dibongkar dan diakhiri,” katanya. [mdr]
Perekrut NII Dikenai Wajib Lapor
Senin, 25 April 2011 | 13:21 WIB


TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Dua orang yang diduga perekrut organisasi Negara Islam Indonesia (NII) di Yogyakarta tak ditahan polisi, tapi hanya dikenai wajib lapor. Atas kesepakatan dengan para orang tua mereka, diputuskan hanya wajib lapor. Perkara itu masih dalam penyelidikan polisi. Mereka dijerat Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana soal penipuan.



"Sementara dikenai pasal penipuan dulu karena soal perekrutan NII masih dipelajari," kata Brigadir Jenderal Ondang Sutarsa BS, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, di Hotel Phoenix, Yogyakarta, Senin (25/4).

Dua orang yang diduga sebagai perekrut anggota NII di Yogyakarta itu adalah FT dan RT. Mereka mahasiswi perguruan tinggi di Yogyakarta. Keduanya diduga sedang mempengaruhi seorang mahasiswi berinisial YT. Pertimbangan lain mereka tidak ditahan karena mereka juga korban organisasi yang memang dilarang negara.

Menurut Sutarsa, kasus NII di Yogyakarta memang sudah ada. Namun, polisi masih mengorek-ngorek keterangan mereka. Jika ada unsur permintaan uang dengan paksa, bisa dikenai pasal-pasal pidana lainnya. Dia enggan menjelaskan lebih mendetail soal kasus NII di Yogyakarta yang sasarannya kebanyakan justru dari kalangan akademisi dan perguruan tinggi.

Komisaris Arthur Simamora, Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, menjelaskan polisi minta pihak universitas, penghuni kos, dan pemilik kos agar melapor jika ada kegiatan mencurigakan. Para mahasiswa yang kebanyakan dari luar daerah juga diminta melaporkan jika ada teman mereka yang hilang atau berperilaku aneh menjurus ke gerakan radikal.

"Mahasiswa di Yogyakarta ini kebanyakan dari luar daerah. Pemilik kos juga banyak yang cuek. Karena itu, pengelola perguruan tinggi atau teman sesama mahasiswa supaya melapor jika ada teman yang hilang atau ikut gerakan terlarang," kata Arthur.

MUH SYAIFULLAH

Pepi Terkait Jaringan NII Banten
Minggu, 24 April 2011 | 14:29 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat teroris Dynno Chresbon mengatakan otak pelaku bom buku dan bom pipa gas Serpong, Pepi Fernando, bukanlah orang baru dalam pergerakan Islam radikal. Pepi yang saat ini sudah diamankan pihak kepolisian, disinyalir terkait dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) Banten. "Dia orang baru karena tak pernah terkait dengan aksi terorisme selama ini. Tapi, dia orang lama dalam pergerakan NII Banten," kata Dynno, Ahad (24/4).



Menurut Dynno, keterkaitan Pepi dan NII terlihat dari latar belakang akademisnya. Pepi lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. "Basis terkuat NII Banten adalah di kampus-kampus UIN, termasuk UIN Syarif Hidayatullah," kata Dynno.

Menurutnya, jika dirunut lebih jauh, UIN Syarif Hidayatullah adalah wilayah garapan Syaifudin Zuhri, perekrut "pengantin" bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Syaifudin sendiri tewas setelah penyerbuan Densus 88 Anti-Teror ke sebuah kamar kos-kosan di sekitar UIN Syarif Hidayatullah, 2009 lalu.

Dynno juga menjelaskan, pemimpin NII Banten adalah Ustad Jaja, yang tewas tertembak di Aceh pas pelatihan teroris itu. Jaja salah satu tersangka kasus terorisme yang tewas dalam baku tembak di Aceh Besar pada Jumat 12 Maret 2010. Dia diburu Detasemen Khusus 88 Anti-Teror karena terkait dengan jaringan NII Banten.

Menurut Dynno lagi, jaringan ini pernah berencana meledakkan depot Pertamina di Plumpang pada 2008 lalu. "Tapi, belum sampai kejadian, pelakunya tertangkap," kata Dynno. Oktober 2008, polisi menangkap seorang bernama Wahyu Ramadhan alias Rusli Mardhani di Plumpang. Ia dan beberapa rekannya diduga akan mengebom depot Pertamina dan sejumlah obyek vital lainnya. Selain kasus Plumpang, Depot Pertamina di Cilacap juga pernah mendapatkan ancaman bom dari kelompok Noordin M. Top.

FEBRIYAN
Pengamat: NII Sudah Bubar
Bagus Santosa - Okezone
Senin, 25 April 2011 07:57 wib


JAKARTA - Penangkapan otak dibalik pelaku bom buku dan bom Serpong atas nama Pepi Fernando yang dikabarkan merupakan jaringan Negara Islam Indonesia (NII), ditepis oleh Pengamat intelejen senior AC Manullang. Kata dia, NII sudah dibubarkan dan tak ada lagi di Indonesia.

"Sudah tidak ada anggota NII karena itu dulu sudah dibubarkan di Indonesia," ungkapnya saat di hubungi okezone, Minggu (24/4/2011) malam

Dia juga menyayangkan beberapa pengamat eks Anggota Jamaah Islamiyah yang mengatakan Pepi berasal dari jaringan NII. Menurut Manullang, inilah yang meresahkan masyarakat.

"Itu kan menurut pengamat bekas Jamaah Islamiyah Pepi ini NII, baru-baru ini, saya melihat suatu tayangan TV swasta ini, dia minta komentar tentang NII sebenarnya TV swasta yang mengedarkan itu sungguh meresahkan masyarakat," jelas Manullang.

Jika benar Pepi adalaah anggota NII, tentunya pemerintah harus membubarkan NII itu sendiri, pasalnya hal ini bertentangan dengan UU Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena membuat negara di dalam negara dan harus ditolak atau dibubarkan.

"Tapi jika memang seperti ini, pemerintah yang sudah mendapatkan laporan ini, dalam hal ini Presiden, perlu bertindak tegas dengan menolak atau membubarkan sekaligus. Karena NII ini sudah melanggar UU NKRI dan mereka mengaku yang disana itu ada negara Islam yang punya pemerintahan sendiri, ini kan berarti negara di dalam negara. Maka ini bagi saya melanggar UU," lengkapnya.

Pepi Fernando diduga adalah salah satu anggota NII. Pepi sendiri adalah tersangka otak rencana aksi bom di Gereja Christ Cathedral, Serpong sekaligus perakit bom buku yang beberapa waktu meledak di Kantor KBR 68H, Utan Kayu, Jakarta Timur.

Saat penggerebekan di kediaman Pepi, Minggu 24 April siang, di Jalan Seruni II, Nomor 14, Blok CE, RT 08/19 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Bekasi Barat, Jawa Barat, ditemukan barang bukti satu granat nanas dan sebuah campuran adonan bahan peledak diameter tiga sentimeter.

Mahasiswa Senior Rayu Adik Kelas Gabung NII
Headline
Negara Islam Indonesia (NII) - inilah.com
Oleh:
Nasional - Senin, 25 April 2011 | 08:45 WIB


INILAH.COM, Sleman - Korban organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII) di Propinsi DIY diprediksi terus bertambah. Karena perekrutan anggota yang didominasi oleh mahasiswa sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.

Salah satu korban, IM (23) mengaku direkrut pada tahun 2006 atau saat menempuh pendidikan semester satu atas ajakan teman yang baru dikenalnya. Dia menduga jumlah anggota baru yang direkrut sangat banyak dan mendapat bimbingan dari 'senior'.

"Saya dibaiat di Jakarta bersama anggota baru lainnya. Sehari sebelumnya dicekokin ajaran NII di satu rumah yang memiliki banyak ruangan. Di ruangan-ruangan itu anggota baru juga dibaiat dan tidak saling kenal," katanya Senin (25/4/2011).

Setelah dibaiat, IM diberi nama baru atau hijrah dan mendapat doktrin tiga hal yang harus dibenci seperti polisi serta orang tua. Namun, bukan karena hal itu IM enggan melaporkan hal ini kepada aparat kepolisian.

"Saya lupa satu hal lagi yang harus dibenci. Saya tidak akan melaporkan hal ini kepada polisi dan yang penting sudah kembali ke ajaran yang benar," tandasnya.

Sementara itu, FT dan RT yang ditangkap Polsek Depok Barat karena hendak merekrut YT tidak ditahan lantaran mendapat jaminan dari keluarga dan keduanya juga menjadi korban ajaran sesat ini.

"Tapi, keduanya tetap menjalani wajib lapor. Kami akan mengejar koordinator FT dan RT, yakni AR, serta FY yang diduga koordinator NII Yogyakarta," ungkap Kapolsek Depok Barat, Kompol M Akbar Thamrin. [krjogja/mah
SMS Mencurigakan Bongkar Identitas Aktivis NII


Oleh:
Nasional - Sabtu, 23 April 2011 | 19:17 WIB

INILAH.COM, Sleman - Fenti (21) pelaku perekrut calon anggota Negara Islam Indonesia (NII) tak sendiri dalam melakukan aksinya. Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta ini dibantu seorang rekannya bernama Reta yang kini telah diamankan oleh Polisi.

Ketua RT 13, RW 5, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Subadi mengatakan, sebelum dibawa ke kepolisian, dirinya sempat menginterogasi kedua perekrut calon anggota NII tersebut di rumahnya.

"Kebetulan, kos korban ini kan tepat berada di depan rumah saya. Saat itu saya sedang di rumah Pak Dukuh, lalu dapat laporan dari warga jika ada penipuan, namun ternyata upaya perekrutan itu," terangnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (23/4/2011).

Diduga, nama Fenti dan Reta tersebut hanya nama samaran, pasalnya kedua perekrut tersebut sama sekali tidak membawa identitas. "Saat saya tanyakan nama aslinya juga tidak jelas. Kayaknya jaringan ini menggunakan banyak nama," imbuh Subadi.

Dirinya pun lantas menyita tas pelaku yang berisi dompet, handphone serta pakaian. Namun, tiba-tiba ada SMS dari seseorang yang dalam phone book bernama Abi. Dalam pesan singkat itu, Abi menuliskan, 'Ret, pokoknya kamu lari saja, alasan pipis atau boker yang penting lari'. "Makanya saya semakin curiga. Kata pelaku, Abi itu untuk sebutan kakak dalam jaringannya," tambahnya.

Sedang menurut keterangan rekan kos korban, Eka Findriyani, dua perekrut ini sudah dua kali singgah ke kos korban. Terakhir, keduanya menginap pada Rabu (20/4/2011). "Kalau datang ke kos itu, pintu selalu ditutup. Bahkan, pernah Yeti (calon anggota yang akan direkrut) itu dikunci dari luar," terangnya.

Kepada Eka, Yeti sempat mengatakan jika dirinya akan memperdalam agama kepada teman barunya ini. Namun, Yeti mengaku curiga dengan perilaku keduanya. "Soalnya, saat mau ketemu ustadznya, harus membayar sejumlah uang dulu. Mungkin, saat Yeti digembok dari luar itu mau dicuci otaknya," imbuh Eka.

Yeti yang merupakan mahasiswi semester II Jurusan Pendidikan Guru PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, kini pulang di rumah saudaranya di Solo untuk menenangkan diri. Saat dihubungi lewat telepon, ia tidak berkenan untuk memberikan keterangan. "Saya sudah konsultasi dengan keluarga dan tidak akan bahas masalah ini lagi. Saya anggap sudah selesai," jawabnya.

Deberitakan sebelumnya, Kamis (21/4/2011) malam, Polisi berhasil menangkap Fenti, mahasiswi PTS di Yogyakarta anggota NII yang memiliki tugas untuk mencari anggota baru. Dalam aksinya, Fenti mencoba mempengaruhi dan akan menjadikan Yeti Isna Wahyu, seorang mahasiswi PTN di Yogyakarta tersebut sebagai anggota baru jaringan yang selama ini masuk ke dalam daftar kelompok yang dilarang oleh Kepolisian. [kr/mah]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN