jangan DIBIARKEN (10)
Terduga Pelaku Bom Lulusan Sarjana dan Keluarga Kaya
Tribunnews.com - Jumat, 22 April 2011 19:10 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian dari 19 terduga pelaku bom buku dan bom di Serpong, diketahui lulusan sarjana S-1 dan berasal dari keluarga kaya.
Ke-19 orang yang ditangkap Densus Antiteror 88 Polri umumnya masih berusia muda. "Banyak di antara mereka yang sarjana," kata Kabag Penum Polri di Mabes Polri, Jumat (22/4).
Boy tak menjelaskan, siapa saja mereka yang lulusan sarjana dan dari kalangan berada tersebut. Namun, dia merinci 19 terduga pelaku bom buku dan bom di gereja Christ Katredal Serpong ditangkap Densus Antiteror 88 Polri di tujuh tempat terpisah pada Kamis (21/4/2011).
Boy menyebutkan, tiga orang berinisial P, J, dan F ditangkap di Aceh. Lima berinisial P, A, A, E, R ditangkap di gunung Sindur Bogor Jawa Barat, dan tiga orang berinisial F, D, Y di Kramat Jati Jakarta Timur, serta seorang berinisial M di Rawamangun Jakarta Timur.
Anggota Densus 88 juga menangkap lima pria berinisal A, D, M, R, A di Pondok Kopi Jaktim, dan seorang berinisial A di Bekasi serta J di Tangerang.
Sebagian dari mereka berperan sebagai pembuat bom dan kurir rangkaian bom buku pada Maret lalu.
Menurut Boy, seorang terduga yang lulusan sarjana S1 dan berasal dari keluarga kaya berinisial P. Dia pernah membuat film dokumenter tentang tsunami Aceh.
Hasil pengembangan kepolisian, diketahui P juga berperan sebagai otak aksi bom buku dan 150 kilogram bahan peledak yang ditemukan di Gereja Christ Katredal, Serpong, Banten. "Dia bagian dari kelompok pemuda," imbuhnya.
Lebih jauh, Boy menyatakan bahwa profesi lima orang yang ditangkap di Pondok Kopi sebagai pedagang mainan dan makanan adalah kamuflase belaka. "Yah itu kamuflase saja," ujar Boy.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Ade Mayasanto
Tribunnews.com - Jumat, 22 April 2011 19:10 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian dari 19 terduga pelaku bom buku dan bom di Serpong, diketahui lulusan sarjana S-1 dan berasal dari keluarga kaya.
Ke-19 orang yang ditangkap Densus Antiteror 88 Polri umumnya masih berusia muda. "Banyak di antara mereka yang sarjana," kata Kabag Penum Polri di Mabes Polri, Jumat (22/4).
Boy tak menjelaskan, siapa saja mereka yang lulusan sarjana dan dari kalangan berada tersebut. Namun, dia merinci 19 terduga pelaku bom buku dan bom di gereja Christ Katredal Serpong ditangkap Densus Antiteror 88 Polri di tujuh tempat terpisah pada Kamis (21/4/2011).
Boy menyebutkan, tiga orang berinisial P, J, dan F ditangkap di Aceh. Lima berinisial P, A, A, E, R ditangkap di gunung Sindur Bogor Jawa Barat, dan tiga orang berinisial F, D, Y di Kramat Jati Jakarta Timur, serta seorang berinisial M di Rawamangun Jakarta Timur.
Anggota Densus 88 juga menangkap lima pria berinisal A, D, M, R, A di Pondok Kopi Jaktim, dan seorang berinisial A di Bekasi serta J di Tangerang.
Sebagian dari mereka berperan sebagai pembuat bom dan kurir rangkaian bom buku pada Maret lalu.
Menurut Boy, seorang terduga yang lulusan sarjana S1 dan berasal dari keluarga kaya berinisial P. Dia pernah membuat film dokumenter tentang tsunami Aceh.
Hasil pengembangan kepolisian, diketahui P juga berperan sebagai otak aksi bom buku dan 150 kilogram bahan peledak yang ditemukan di Gereja Christ Katredal, Serpong, Banten. "Dia bagian dari kelompok pemuda," imbuhnya.
Lebih jauh, Boy menyatakan bahwa profesi lima orang yang ditangkap di Pondok Kopi sebagai pedagang mainan dan makanan adalah kamuflase belaka. "Yah itu kamuflase saja," ujar Boy.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Ade Mayasanto
"P" Bantu Polisi Jinakkan Bom Katedral Serpong
Salman Mardira - Okezone
Jum'at, 22 April 2011 16:24 wib
BANDA ACEH- Polda Aceh menangkap tiga tersangka teroris di kawasan Merduati, Banda Aceh. Dua di antaranya diduga kuat merupakan otak pelaku bom Gereja Katedral, Serpong, Banten, dan perakit bom buku yang meledak di Jakarta Timur.
Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan saat berkunjung ke Mapolresta Banda Aceh, Jumat (22/4/2011), mengatakan ketiga tersangka ditangkap di sebuah rumah toko di kawasan Merduati, Kamis dini hari kemarin. “Satu orang Aceh, dua lainnya orang Sukabumi, Jawa Barat,” jelas Iskandar.
Menurut Iskandar, dua tersangka asal Sukabumi itu diduga kuat otak pelaku bom gereja Katedral Serpong. Keduanya, Pepi dan Joko, juga diduga kuat terlibat sebagai perkit bom bom buku yang sempat menghebohkan Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketiga tersangka tersebut langsung diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, pukul 10.00 WIB kemarin. “Dibawa ke Jakarta, langsung ke TKP untuk menunjukkan letak bom di gereja Katedral,” kata Iskandar.
Atas penunjukan keduanya, bom seberat 150 kilogram berhasil dijinakkan."Alhamdulillah, sebelum magrib kemarin bom di gorong-gorong gereja akhirnya dijinakkan,” sebut Iskandar.
Kedua tersangka teroris asal Sukabumi itu pergi ke Aceh untuk bersembunyi. “Mereka sembunyi ke sini. Tidak ada kegiatan apa-apa di sini,” jelasnya.
Di Banda Aceh, keduanya ditampung oleh seseorang berinisial E yang tak lain merupakan rekan kuliah keduanya di Jakarta. “Yang orang Aceh ini hanya sebagai penampung, namun tetap akan diproses. Dia bisa kena pasal menyembunyikan,” sambung Iskandar.
Iskandar menolak berkomentar saat ditanya dari jaringan mana tersangka tersebut. “Itu di luar kemampuan saya,” tutupnya.
(ton)
Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan saat berkunjung ke Mapolresta Banda Aceh, Jumat (22/4/2011), mengatakan ketiga tersangka ditangkap di sebuah rumah toko di kawasan Merduati, Kamis dini hari kemarin. “Satu orang Aceh, dua lainnya orang Sukabumi, Jawa Barat,” jelas Iskandar.
Menurut Iskandar, dua tersangka asal Sukabumi itu diduga kuat otak pelaku bom gereja Katedral Serpong. Keduanya, Pepi dan Joko, juga diduga kuat terlibat sebagai perkit bom bom buku yang sempat menghebohkan Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketiga tersangka tersebut langsung diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, pukul 10.00 WIB kemarin. “Dibawa ke Jakarta, langsung ke TKP untuk menunjukkan letak bom di gereja Katedral,” kata Iskandar.
Atas penunjukan keduanya, bom seberat 150 kilogram berhasil dijinakkan."Alhamdulillah, sebelum magrib kemarin bom di gorong-gorong gereja akhirnya dijinakkan,” sebut Iskandar.
Kedua tersangka teroris asal Sukabumi itu pergi ke Aceh untuk bersembunyi. “Mereka sembunyi ke sini. Tidak ada kegiatan apa-apa di sini,” jelasnya.
Di Banda Aceh, keduanya ditampung oleh seseorang berinisial E yang tak lain merupakan rekan kuliah keduanya di Jakarta. “Yang orang Aceh ini hanya sebagai penampung, namun tetap akan diproses. Dia bisa kena pasal menyembunyikan,” sambung Iskandar.
Iskandar menolak berkomentar saat ditanya dari jaringan mana tersangka tersebut. “Itu di luar kemampuan saya,” tutupnya.
(ton)
Komentar
Posting Komentar