jangan DIBIARKEN (6)
Irfan Muhammad Dalang Bom Bunuh Diri Cirebon?
Oleh:
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 07:46 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Teka-teki siapa dalang dan instruktur bom M Syarif, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota, perlahan mulai terkuak.
Menurut seorang penyidik Bareskrim, M Syarif bersama adiknya, Achmad Basuki, direkrut di sebuah masjid di Cirebon oleh seorang bernama Irfan Muhammad.
Berdasarkan pengakuan Basuki, ciri-ciri Irfan Muhammad mirip dengan buronan teroris yang terkenal dengan sebutan Sibgho yang tak lain adalah DPO kasus pelatihan ala militer di Jalin Jantho, Aceh Besar, 2010.
Dalam catatan Kepolisian, Sibhgo termasuk ring pertama Dulmatin. Sibgho yang pernah memakai nama alias Mus'ab dan Kholil adalah seorang ahli rukyah (pengusir jin, red) yang sempat buka praktek di Pamulang, Tangerang Selatan.
Pada 2001, Sibgho bergabung dengan kelompok KOMPAK yang didirikan Abdullah Sonata di Ambon. Dia lantas dikirim ke Poso untuk menjadi instruktur disana selama empat tahun. Pada 2007, saat Densus 88 menggerebek Tanah Runtuh, pusat pelatihan kombatan, Sibgho lari keluar Poso.
Jejak Sibgho terdeteksi lagi berdasar pengakuan Yudi Zulfahri, alumni IPDN yang menjadi tour leader Dulmatin dalam membentuk kamp pelatihan di Aceh. "Kalau benar yang disebut Basuki adalah Sibgho, berarti dia berhasil membuat sel baru," katanya. [jp/mah]
Irfan Muhammad, Sang 'Cucu' Dr Azahari
Oleh:
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 08:22 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Selain melatih M Syarif dan Achmad Basuki merangkai bom, Irfan Muhammad alias Sibgho juga diduga melatih keduanya latihan perang.
Kepada penyidik, Basuki mengakui, Syarif dan teman-temannya pernah berlatih ightiyalat (penyerangan mendadak, red) di bumi perkemahan Telaga Pancar, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat.
"Instrukturnya ya orang bernama Irfan Muhammad tadi yang kita duga Sibgho," ujar seorang penyidik Bareskrim.
Perwira lulusan kursus anti teror di Manila ini juga menyebutkan, Sibgho adalah 'cucu' dari DR Azahari, gembong teroris dari Malaysia. Sibgho diduga mendapatkan ilmu pelatihan merakit bom saat berada di Poso.
"Di sana itu kampnya banyak, dia mungkin sekali belajar dari Upik yang juga murid Azahari. Jadi, cucunya Azahari," katanya.
Karakter rangkaian bom yang ditemukan di rumah mertua Basuki di Trusmi Wetan, Plered, Cirebon identik dengan rangkaian yang digunakan Syarif untuk menyerang masjid Polres dan juga bom-bom sebelumnya.
Dengan demikian, bisa dipastikan instruktur bom tersebut adalah orang yang sama. Sebab jenis rangkaian bom tersebut sangat identik satu sama lainnya.
"Pembuatnya sama, atau setidaknya gurunya orang yang sama. Satu diantaranya menggunakan sistem picu jarak jauh." [jp/mah]
Polri Interogasi Achmad Basuki 7 x 24 Jam
Oleh: Bayu Hermawan
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 06:05 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Polri akan memaksimalkan waktu 7 X 24 jam untuk menentukan apakah Basuki terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Mapolresta Cirebon yang dilakukan oleh Muhammad Syarif.
"Berdasarkan undang-undang terorisme, penyidik mempunyai waktu 7 x 24 jam untuk menentukan statusnya, ini kan baru dua hari jadi tunggu saja," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Ketut Untung Yoga Ana, saat dihubungi INILAH.COM, Rabu (20/4/2011).
Menurut Karo Penmas Polri, hingga saat ini Polri belum menyebutkan apakah Basuki, yang tidak lain adalah adik Muhammad Syarif, terkait dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh sang kakak. "Jangan menafsir-nafsir, dengan ditemukan ini dan itu, artinya dia (Basuki) terlibat. Polisi tugasnya menemukan fakta-fakta, sehingga tidak keliru," jelasnya.
Saat ditanya dimana Basuki saat ini berada, Yoga Ana enggan mengatakan. Menurutnya yang pasti saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan. "Ada di suatu tempat yang pasti, sedang diperiksa, tunggu saja, apakah dalam waktu 7 X 24 sudah bisa diputuskan terlibat atau tidak, kalau terlibat kita tahan, tidak kita lepaskan," katanya.
Namun demikian Jenderal bintang satu itu membenarkan kalau Basuki pernah mengajak Muhammad Syarif itu pengajian Abu Bakar Baasyir di Solo. "Ya, berdasarkan keterangan dari keluarga begitu, tapi sekali lagi ini belum bisa disimpulkan. tunggu hasil pemeriksaan," tegasnya.
Basuki merupakan adik dari Muhammad Syarif yang merupakan pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Mapolres Cirebon. Dari hasil pengeledahan dirumah mertuanya, polisi menemukan beberapa komponen yang serupa dengan komponen dari bom bunuh diri di Mapolres Cirebon. [mah]
Oleh:
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 07:46 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Teka-teki siapa dalang dan instruktur bom M Syarif, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota, perlahan mulai terkuak.
Menurut seorang penyidik Bareskrim, M Syarif bersama adiknya, Achmad Basuki, direkrut di sebuah masjid di Cirebon oleh seorang bernama Irfan Muhammad.
Berdasarkan pengakuan Basuki, ciri-ciri Irfan Muhammad mirip dengan buronan teroris yang terkenal dengan sebutan Sibgho yang tak lain adalah DPO kasus pelatihan ala militer di Jalin Jantho, Aceh Besar, 2010.
Dalam catatan Kepolisian, Sibhgo termasuk ring pertama Dulmatin. Sibgho yang pernah memakai nama alias Mus'ab dan Kholil adalah seorang ahli rukyah (pengusir jin, red) yang sempat buka praktek di Pamulang, Tangerang Selatan.
Pada 2001, Sibgho bergabung dengan kelompok KOMPAK yang didirikan Abdullah Sonata di Ambon. Dia lantas dikirim ke Poso untuk menjadi instruktur disana selama empat tahun. Pada 2007, saat Densus 88 menggerebek Tanah Runtuh, pusat pelatihan kombatan, Sibgho lari keluar Poso.
Jejak Sibgho terdeteksi lagi berdasar pengakuan Yudi Zulfahri, alumni IPDN yang menjadi tour leader Dulmatin dalam membentuk kamp pelatihan di Aceh. "Kalau benar yang disebut Basuki adalah Sibgho, berarti dia berhasil membuat sel baru," katanya. [jp/mah]
Irfan Muhammad, Sang 'Cucu' Dr Azahari
Oleh:
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 08:22 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Selain melatih M Syarif dan Achmad Basuki merangkai bom, Irfan Muhammad alias Sibgho juga diduga melatih keduanya latihan perang.
Kepada penyidik, Basuki mengakui, Syarif dan teman-temannya pernah berlatih ightiyalat (penyerangan mendadak, red) di bumi perkemahan Telaga Pancar, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat.
"Instrukturnya ya orang bernama Irfan Muhammad tadi yang kita duga Sibgho," ujar seorang penyidik Bareskrim.
Perwira lulusan kursus anti teror di Manila ini juga menyebutkan, Sibgho adalah 'cucu' dari DR Azahari, gembong teroris dari Malaysia. Sibgho diduga mendapatkan ilmu pelatihan merakit bom saat berada di Poso.
"Di sana itu kampnya banyak, dia mungkin sekali belajar dari Upik yang juga murid Azahari. Jadi, cucunya Azahari," katanya.
Karakter rangkaian bom yang ditemukan di rumah mertua Basuki di Trusmi Wetan, Plered, Cirebon identik dengan rangkaian yang digunakan Syarif untuk menyerang masjid Polres dan juga bom-bom sebelumnya.
Dengan demikian, bisa dipastikan instruktur bom tersebut adalah orang yang sama. Sebab jenis rangkaian bom tersebut sangat identik satu sama lainnya.
"Pembuatnya sama, atau setidaknya gurunya orang yang sama. Satu diantaranya menggunakan sistem picu jarak jauh." [jp/mah]
Polri Interogasi Achmad Basuki 7 x 24 Jam
Oleh: Bayu Hermawan
Nasional - Kamis, 21 April 2011 | 06:05 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Polri akan memaksimalkan waktu 7 X 24 jam untuk menentukan apakah Basuki terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Mapolresta Cirebon yang dilakukan oleh Muhammad Syarif.
"Berdasarkan undang-undang terorisme, penyidik mempunyai waktu 7 x 24 jam untuk menentukan statusnya, ini kan baru dua hari jadi tunggu saja," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Ketut Untung Yoga Ana, saat dihubungi INILAH.COM, Rabu (20/4/2011).
Menurut Karo Penmas Polri, hingga saat ini Polri belum menyebutkan apakah Basuki, yang tidak lain adalah adik Muhammad Syarif, terkait dalam aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh sang kakak. "Jangan menafsir-nafsir, dengan ditemukan ini dan itu, artinya dia (Basuki) terlibat. Polisi tugasnya menemukan fakta-fakta, sehingga tidak keliru," jelasnya.
Saat ditanya dimana Basuki saat ini berada, Yoga Ana enggan mengatakan. Menurutnya yang pasti saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan. "Ada di suatu tempat yang pasti, sedang diperiksa, tunggu saja, apakah dalam waktu 7 X 24 sudah bisa diputuskan terlibat atau tidak, kalau terlibat kita tahan, tidak kita lepaskan," katanya.
Namun demikian Jenderal bintang satu itu membenarkan kalau Basuki pernah mengajak Muhammad Syarif itu pengajian Abu Bakar Baasyir di Solo. "Ya, berdasarkan keterangan dari keluarga begitu, tapi sekali lagi ini belum bisa disimpulkan. tunggu hasil pemeriksaan," tegasnya.
Basuki merupakan adik dari Muhammad Syarif yang merupakan pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Mapolres Cirebon. Dari hasil pengeledahan dirumah mertuanya, polisi menemukan beberapa komponen yang serupa dengan komponen dari bom bunuh diri di Mapolres Cirebon. [mah]
Komentar
Posting Komentar