sudah diserahkan
17/08/2010 - 22:06
Wasit Diduga Teroris Ditangkap Densus 88
(inilah.com)
INILAH.COM, Bojonegoro - Dua warga Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Tuban, Jatim, Nukul bin Munasir (20) dan Wasit (21), ditangkap Densus 88 di Jakarta. Kapolres Tuban AKBP Nyoman Pastika, Selasa (17/8), membenarkan penangkapan Nukul bin Munasir dan Wasit oleh Densus 88 di Jakarta.
Hanya saja, dia belum bisa memastikan tertangkapnya dua warga Tuban itu terkait jaringan terorisme atau bukan. "Kami sendiri juga masih mencari tahu kebenaran kabar itu," katanya.
Keluarga kedua korban penangkapan di Tuban mengkhawatirkan tertangkapnya keduanya, karena dikaitkan dengan jaringan terorisme. Munasir, ayah kandung Nukul mengatakan anaknya itu berangkat ke Jakarta setahun lalu dengan Wasit.
Ia hanya mendapatkan kabar keduanya bekerja di sebuah hotel dan terakhir mereka kontak lewat telepon pada awal Ramadan 1431 Hijriyah. "Mereka mengabarkan kondisinya sehat-sehat saja," kata Munasir, dibenarkan Ikhwan, kakak kandung Wasit.
Menurut Munasir dan Ikhwan, sejauh ini keluarga di Tuban kesulitan menghubungi Nukul dan Wasit melalui telepon selularnya, karena telepon selular mereka tidak aktif ketika dihubungi. Sejak mendengar kabar keduanya ditangkap Densus 88 di Jakarta, keluarga hingga kini belum pernah menerima pemberitahuan secara resmi dari kepolisian.
"Kami ingin tahu keberadaan keduanya," jelasnya. [ant/mut]
Senin, 16/08/2010 08:53 WIB
3 Pemotret Hotel Ritz-Carlton Diserahkan ke Densus 88
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - 3 Pemuda yang memotret Hotel Ritz-Carlton pada Minggu (15/8/2010) sudah diserahkan ke Densus 88. Namun masih belum diketahui apakah ketiganya terkait dengan jaringan terorisme.
"Sudah diserahkan ke Densus 88. Karena pengawalannya semua kepada Densus 88," ujar Wakasatreskrim Polres Jakarta Selatan AKP Damanik saat dihubungi detikcom, Senin (16/8/2010) pukul 08.30 WIB.
Namun Damanik enggan menjawab apakah penyerahan ketiga pemuda yang biasa bekerja di Mal Ambasador ini sudah dipastikan terkait terorisme sehingga ditangani oleh Densus 88 atau hanya sekadar pemeriksaan saja. "Nanti saja, saya lagi di Polda," elaknya.
Ketiga pemuda tersebut saat ini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Mereka ditangkap karena diketahui memotret Hotel Ritz-Carlton yang notebene pernah menjadi target pengeboman pada 17 Juli 2009 lalu. Ketiga pemuda ini bernama Nukul bin Tamu Munasir, Wasit, dan Khaerudin.
Pada 2009 lalu, tersangka terorisme Syaifudin Zuhri pernah menyurvei hotel mewah itu. Syaifudin merekam kedua 'calon pengantin' dengan latar belakang target pengeboman yakni Hotel Ritz-Carlton. (gus/nrl)
Senin, 16/08/2010 13:17 WIB
Memfoto Hotel Ritz-Carlton
Nukul Dikenal Pendiam, Saat di Tuban Penggembala Kambing
Riza A - detikNews
Tuban - Keluarga di Tuban kebingungan saat mengetahui Nukul bin Tamu Munasir (20) ditangkap dan diperiksa Densus 88 gara-gara memotret hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Nukul diketahui sebagai orang pendiam. Saat di Tuban, sebelum merantau ke Jakarta, Nukul adalah penggembala kambing.
Di mata keluarga, sosok Nukul, asal Dusun Doro RT 006 RW 02, Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Tuban, merupakan pria pendiam dan tidak neko-neko. Bungsu tujuh bersaudara pasangan Munasir (70) dan Darmila (65) ini tidak pernah bergaul dengan pemuda berandalan.
"Anak saya tidak pernah neko-neko. Kalau ada pemuda yang bertingkah urakan atau neko-neko, dia memilih menghindar dan menjauh," kata orangtua Nukul, Munasir, saat ditemui detikcom di rumahnya, Senin (16/8/2010).
Menurut Munasir, Nukul hanyalah lulusan SD. Meski begitu, Nukul dikenal sebagai anak yang pekerja keras. Setelah lulus SD, Nukul membantu orangtuanya dengan bertani dan menggembala kambing. Lalu hasil jerih payahnya sebagian diberikan ke orangtua dan dipakai sendiri.
Selama di Tuban, kata Munasir, Nukul tidak pernah terlihat bergaul dengan jamaah-jamaah beraliran keras. "Nggih mboten nate, wong Nukul niku mboten neko. Cuman kekancan kalean tonggo sebelah, mboten tebih-tebih (Ya tidak ada, Nukul tidak neko-neko. Hanya berteman dengan tetangga sebelah, tidak jauh-jauh-Red)," tambahnya.
Munasir mengaku di desanya tidak ada jamaah yang beraliran keras. Saat melakukan ibadah, Nukul juga biasa saja. "Kadang salat di rumah, kadang di masjid kalau jumatan," jelas Munasir yang diamini paman Nukul, Tawar (44).
Nukul meninggalkan Tuban dan merantau ke Jakarta pada sejak satu tahun lalu. Saat itu anaknya diajak familinya yang bernama Wasit (21). Untuk diketahui, Wasit yang beralamatkan di Dusun Doro RT 003 RW 001, Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, itu juga ditangkap polisi bersama Nukul.
Informasi dari Polri, hingga saat ini Nukul dan Wasit masih diperiksa Densus 88. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar, keduanya bersama salah seorang lainnya, Khaerudin, belum terindikasi terkait kasus terorisme dan masih berada di tahanan Polda Metro Jaya.
(fat/asy)
Wasit Diduga Teroris Ditangkap Densus 88
(inilah.com)
INILAH.COM, Bojonegoro - Dua warga Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Tuban, Jatim, Nukul bin Munasir (20) dan Wasit (21), ditangkap Densus 88 di Jakarta. Kapolres Tuban AKBP Nyoman Pastika, Selasa (17/8), membenarkan penangkapan Nukul bin Munasir dan Wasit oleh Densus 88 di Jakarta.
Hanya saja, dia belum bisa memastikan tertangkapnya dua warga Tuban itu terkait jaringan terorisme atau bukan. "Kami sendiri juga masih mencari tahu kebenaran kabar itu," katanya.
Keluarga kedua korban penangkapan di Tuban mengkhawatirkan tertangkapnya keduanya, karena dikaitkan dengan jaringan terorisme. Munasir, ayah kandung Nukul mengatakan anaknya itu berangkat ke Jakarta setahun lalu dengan Wasit.
Ia hanya mendapatkan kabar keduanya bekerja di sebuah hotel dan terakhir mereka kontak lewat telepon pada awal Ramadan 1431 Hijriyah. "Mereka mengabarkan kondisinya sehat-sehat saja," kata Munasir, dibenarkan Ikhwan, kakak kandung Wasit.
Menurut Munasir dan Ikhwan, sejauh ini keluarga di Tuban kesulitan menghubungi Nukul dan Wasit melalui telepon selularnya, karena telepon selular mereka tidak aktif ketika dihubungi. Sejak mendengar kabar keduanya ditangkap Densus 88 di Jakarta, keluarga hingga kini belum pernah menerima pemberitahuan secara resmi dari kepolisian.
"Kami ingin tahu keberadaan keduanya," jelasnya. [ant/mut]
Senin, 16/08/2010 08:53 WIB
3 Pemotret Hotel Ritz-Carlton Diserahkan ke Densus 88
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - 3 Pemuda yang memotret Hotel Ritz-Carlton pada Minggu (15/8/2010) sudah diserahkan ke Densus 88. Namun masih belum diketahui apakah ketiganya terkait dengan jaringan terorisme.
"Sudah diserahkan ke Densus 88. Karena pengawalannya semua kepada Densus 88," ujar Wakasatreskrim Polres Jakarta Selatan AKP Damanik saat dihubungi detikcom, Senin (16/8/2010) pukul 08.30 WIB.
Namun Damanik enggan menjawab apakah penyerahan ketiga pemuda yang biasa bekerja di Mal Ambasador ini sudah dipastikan terkait terorisme sehingga ditangani oleh Densus 88 atau hanya sekadar pemeriksaan saja. "Nanti saja, saya lagi di Polda," elaknya.
Ketiga pemuda tersebut saat ini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Mereka ditangkap karena diketahui memotret Hotel Ritz-Carlton yang notebene pernah menjadi target pengeboman pada 17 Juli 2009 lalu. Ketiga pemuda ini bernama Nukul bin Tamu Munasir, Wasit, dan Khaerudin.
Pada 2009 lalu, tersangka terorisme Syaifudin Zuhri pernah menyurvei hotel mewah itu. Syaifudin merekam kedua 'calon pengantin' dengan latar belakang target pengeboman yakni Hotel Ritz-Carlton. (gus/nrl)
Senin, 16/08/2010 13:17 WIB
Memfoto Hotel Ritz-Carlton
Nukul Dikenal Pendiam, Saat di Tuban Penggembala Kambing
Riza A - detikNews
Tuban - Keluarga di Tuban kebingungan saat mengetahui Nukul bin Tamu Munasir (20) ditangkap dan diperiksa Densus 88 gara-gara memotret hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Nukul diketahui sebagai orang pendiam. Saat di Tuban, sebelum merantau ke Jakarta, Nukul adalah penggembala kambing.
Di mata keluarga, sosok Nukul, asal Dusun Doro RT 006 RW 02, Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Tuban, merupakan pria pendiam dan tidak neko-neko. Bungsu tujuh bersaudara pasangan Munasir (70) dan Darmila (65) ini tidak pernah bergaul dengan pemuda berandalan.
"Anak saya tidak pernah neko-neko. Kalau ada pemuda yang bertingkah urakan atau neko-neko, dia memilih menghindar dan menjauh," kata orangtua Nukul, Munasir, saat ditemui detikcom di rumahnya, Senin (16/8/2010).
Menurut Munasir, Nukul hanyalah lulusan SD. Meski begitu, Nukul dikenal sebagai anak yang pekerja keras. Setelah lulus SD, Nukul membantu orangtuanya dengan bertani dan menggembala kambing. Lalu hasil jerih payahnya sebagian diberikan ke orangtua dan dipakai sendiri.
Selama di Tuban, kata Munasir, Nukul tidak pernah terlihat bergaul dengan jamaah-jamaah beraliran keras. "Nggih mboten nate, wong Nukul niku mboten neko. Cuman kekancan kalean tonggo sebelah, mboten tebih-tebih (Ya tidak ada, Nukul tidak neko-neko. Hanya berteman dengan tetangga sebelah, tidak jauh-jauh-Red)," tambahnya.
Munasir mengaku di desanya tidak ada jamaah yang beraliran keras. Saat melakukan ibadah, Nukul juga biasa saja. "Kadang salat di rumah, kadang di masjid kalau jumatan," jelas Munasir yang diamini paman Nukul, Tawar (44).
Nukul meninggalkan Tuban dan merantau ke Jakarta pada sejak satu tahun lalu. Saat itu anaknya diajak familinya yang bernama Wasit (21). Untuk diketahui, Wasit yang beralamatkan di Dusun Doro RT 003 RW 001, Desa Tengger Kulon, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, itu juga ditangkap polisi bersama Nukul.
Informasi dari Polri, hingga saat ini Nukul dan Wasit masih diperiksa Densus 88. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar, keduanya bersama salah seorang lainnya, Khaerudin, belum terindikasi terkait kasus terorisme dan masih berada di tahanan Polda Metro Jaya.
(fat/asy)
Komentar
Posting Komentar