Radikalisme DITOLAK, Kekerasan DIBENCI (3)

Jumat, 20/08/2010 10:19 WIB
Senjata Api Marak Beredar Gara-gara Polri & Intel Mandul Mengawasi
Hestiana Dharmastuti - detikNews


Jakarta - Senjata api bak menjadi primadona untuk melakukan aksi kejahatan di masyarakat. Peran pengawasan senjata api yang dipegang oleh Polri dan aparat intelijen dinilai mandul.

"Pengawasan di Polri dan intelijen tidak jalan, mandul. Ini karena masalah ekonomi yang berimplikasi pada hukum sehingga tidak jalan pengawasannya," kata penasihat Indonesian Police Watch (IPW) Jhonson Panjaitan kepada detikcom, Jumat (20/8/2010).

Menurut dia, maraknya senjata api di masyarakat dikarenakan pemikiran para kaum kelas menengah, profesional, dan pemerintah telah rusak.

"Contohnya, Mendagri mau mempersenjatai penegak sipilnya, itu kan otaknya rusak. Pengacara banyak yang bangga punya senjata. Padahal untuk apa? Awalnya bela diri, (kini) malah jadi prestise. Bahkan, mereka berusaha beli dari luar (negeri), dengan mengurus izin yang melanggar hukum," papar Jhonson.

Sementara untuk kaum kelas bawah, kata dia, senjata api banyak digunakan untuk mencari makan. Senjata api juga digunakan untuk membunuh lawan politik.

"Ini jadi meluas ke mana-mana dan sangat berbahaya karena mereka beraksi di tempat umum, terbuka, dan kelompok itu terdokumentasi sebab foto mereka beredar," ujar Jhonson.

Sebulan belakangan ini, sedikitnya 7 kasus perampokan terjadi dengan membawa senjata api. Kejadian terbaru di Bank CIMB Niaga Cabang Aksara, Medan, perampok bahkan membawa senjata organik TNI/Polri yaitu AK-47 dan M-16.

(aan/nrl)
Jumat, 20/08/2010 11:23 WIB
Polri Terus Selidiki Asal Muasal Senjata Perampok CIMB Niaga
Aprizal Rahmatullah - detikNews


Jakarta - Mabes Polri belum bisa memastikan dari mana perampok CIMB Niaga Cabang Aksara, Medan, bisa mendapatkan senjata. Polri terus menyelidiki asal muasal senjata.

"Kita belum tahu hasil labfornya. Kita masih selidiki," ujar Kabidpenum Polri Marwoto Soeto saat ditemui di kantornya, Jumat (20/8/2010).

Menurut Marwoto, senjata yang digunakan perampok tergolong cukup canggih untuk sebuah operasi perampokan. Muncul dugaan, senjata itu diperoleh secara gelap (ilegal).

"Ya mesti ada kaitannya dengan peredaran senjata ilegal, itu yang terus kita selidiki," jelasnya.

Marwoto menjelaskan, dilihat dari spesifikasi dan cara penggunaan senjata, pelaku memang mahir menggunakan senapan jenis serbu seperti AK-47 dan M-16. Pelaku diduga memang terlatih untuk menggunakannya.

"Mereka kan senjatanya bagus-bagus ada AK-47 senapan serbu semua," tandasnya.

Foto aksi perampok memperlihatkan bagaimana dua pelaku menenteng senjata M-16 dan AK 47 saat berjaga di luar bank. Juga ada foto seorang perampok berkemeja lengan panjang warna biru yang membawa tas besar saat akan meninggalkan bank itu. Diduga tas besar warna biru itu berisi uang.

Sebagaimana laporan CIMB Niaga, perampok menggondol uang sekitar Rp 400 juta dari bank tersebut. Para perampok juga merampas telepon seluler milik karyawan. Dalam perampokan ini, seorang anggota Brimob tewas dan dua satpam mengalami luka parah ditembak perampok.

(ape/lrn)

Polisi Usut Keterlibatan Teroris di Kasus Bank CIMB
Kamis, 19 Agustus 2010 - 11:48 wib

Rizka Diputra - Okezone

JAKARTA- Petinggi Mabes Polri tidak menutup mata tentang adanya kemungkinan kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, yang dilakukan 16 orang bersenjata api pada Rabu 18 Agustus lalu, terkait dengan gerakan teroris.

Untuk memastikan hal itu, polisi terus melakukan pendalaman. “Kemungkinan-kemungkinan ke sana tentu akan didalami,” ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana di Jakarta, Kamis (19/8/2010).

Saat ini, polisi mengaku telah mengantongi identitas para pelaku dan tengah melakukan pengejaran ke sejumlah lokasi. Sayangnya, polisi tidak bersedia menyebut dari kelompok mana para perampok ini. “Sejauh ini belum ada indikasi apakah kriminal murni. Yang paling penting tangkap pelaku dulu,” ujarnya.

Senjata yang digunakan para perampok organik TNI atau Polri? “Masih diidentifikasi tentang kepastiannya berasal dari mana dan jenisnya apa,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kantor Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara, Medan, disatroni 16 perampok bersenjata api pada Rabu 18 Agustus. Para perampok kabarnya menggondol uang Rp200 juta.

Dalam kejadian ini, tiga orang tertembak. Selain personel Brimob Briptu Immanuel Simanjuntak yang tewas di tempat dan satpam M Fahmi yang ditembak pada bahu kanannya, korban lain bernama Mahdiantoro juga ditembak oleh para perampok.

Saat ini dia dalam kondisi kritis di RSU dr Pirngadi Medan. Mahdiantoro ditembak oleh pelaku pada siku tangan kanannya, hingga tembus ke pergelangan tangan.(ful)
Kamis, 19/08/2010 16:51 WIB
Teroris Bandung
Ali Satu-satunya Santri Asing di Ponpes Al-Jawami
Baban Gandapurnama - detikBandung



Bandung - Sejak berdiri tahun 1931 Frederic C Jean Salvi alias Ali, terduga teroris warga negara (WN) Prancis menjadi satu-satunya WNA yang belajar di Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami Bandung.

Hal itu diungkapkan Pimpinan Ponpes Sindangsari Al-Jawami Bandung, H. Imang Abdul Hamid, saat ditemui di rumahnya, Jalan Al-Jawawi, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (19/8/2010).

"Kalau warga negara asing yang belajar disini baru Ali saja, sejak pesantren ini berdiri," ujar Imang. Selama menjadi santri di ponpes tersebut, Ali tidak menginap di ponpes.

Lebih lanjut Imang mengatakan, Ponpes Sindangsari Al-Jawami adalah pesantren yang mengajarkan ilmu Islam Rahmatan Lil Alamin. "Al Jamawi adalah pesantren yang konsepnya berintegrasi dengan pemerintah. Apa yg diajarkan di ponpes ini adalah ilmu islam rahmatan lil alamin," jelasnya.

Ponpes tersebut diakui Ali merupakan milik salah seorang pendiri MUI Jabar yaitu KH Muhammad Sudja'i atau lebih dikenal dengan nama Mama Cileunyi.

"Pendirinya adalah abah (bapak-red) yang bernama KH Muhammad Sudja'i atau Mama Cileunyi. Abah juga pendiri MUI Jabar," ujar Imam yang juga merupakan anak dari Mama Cileunyi. Menurutnya, Ponpes sudah terkenal sejak dahulu.

Disebutkan Imang, rata-rata santri di ponpes adalah mahasiswa dimana 60 persennya adalah mahasiswa dari Unpad dan UIN.

Dituturkan Pengurus Dewan Santri Ponpes Sindangsari Al-Jawami
Bandung, Eri Agustian (24), saat ini ada sekitar 250 santri yang sedang belajar di ponpes. Santri terdiri dari 150 putri dan 115 putra.

(tya/ern)
Kamis, 19/08/2010 19:55 WIB
Kasus Terorisme
Mondok di Al Jawami, WN Prancis Diajak Warga Aceh
Baban Gandapurnama - detikNews

Ponpes Al Jawami (dok detikcom) Bandung - Terduga teroris asal warga negara (WN) Prancis, Frederic C Jean Salvi alias Ali bisa datang ke Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami Bandung karena ajakan temannya yang berinisial F, asal Aceh. F adalah seorang lulusan sebuah kampus di Jatinangor.

Hal itu diungkapkan Pimpinan Ponpes Sindangsari Al-Jawami Bandung, H. Imang
Abdul Hamid saat ditemui dirumahnya Jalan Al-Jawawi, Cileunyi, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/8/2010).

"Dia diajak oleh warga Aceh yang tinggal di sekitar di pesantren ini," ujar Imang.

Saat pertama kali datang ke Ponpes, Ali pun datang bersama F. Imang menduga, Ali mengenal F melalui internet.

Imang mengatakan, dirinya kini tak mengetahui keberadaan F yang biasa terlihat di sekitar ponpes. "Mungkin pulang kampung ke Aceh," tuturnya.

Diakui Imang, F ini sering menyambangi ponpes atau salat di Masjid Al Jawami. Lebih lanjut Imang menuturkan, penampilan Ali terlihat seperti kebanyakan orang yang berasal dari kawasan Timur Tengah disertai jenggotnya.

Ali biasa menggunakan pakaian muslim dan kopiah. Selama belajar di ponpes, Ali pun bersikap baik meski ada keterbatasan berkomunikasi karena Ali hanya bisa menggunakan bahasa Inggris, Prancis, dan Arab.

(bbn/nwk)
Kamis, 19/08/2010 19:15 WIB
Kasus Terorisme
Kirim Surat Juni Lalu, Frederic Mengaku Ada di Maroko
Baban Gandapurnama - detikNews
Bandung - Terduga teroris asal warga negara (WN) Perancis, Frederic C Jean Salvi alias Ali, selama 2009 menimba ilmu Islam di Ponpes Sindangsari Al-Jawami. Sejak awal 2010, ia mengaku pergi ke Maroko.

Pada Juni 2010, Ali sempat mengirim surat ke pesantren tersebut dan mengabari berada di Maroko.

"Waktu Juni akhir lalu, Ali ngirim surat yang ditunjukan buat pesantren Al-Jawami. Ia mengaku sedang berada di Maroko. Yang dikirim itu berupa post card," jelas Pengurus Dewan Santri Ponpes Al-Jawami Eri Agustian, saat ditemui wartawan, di Ponpes Sindangsari Al-Jawami, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/8/2010).

Eri menuturkan, isi surat yang tulisannya berbahasa Inggris itu, Ali mengabari kalau dirinya bersama istri dan anaknya di Maroko. "Ali juga menyampaikan kalau dirinya mau ke Prancis," jelas Eri sambil menambahkan selama di Bandung tidak pernah melihat Ali membawa mobil Mitshubisi Galant bernopol B 1600 KE.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Sindangsari Al-Jawami Bandung H Imang Abdul Hamid mengatakan, Ali merupakan mualaf yang memiliki istri asal Maroko.

"Sejak ada di pesantren ini kami sama sekali tidak menaruh curiga. Kami berpikir positif saja, dia juga kan maksudnya baik karena ingin belajar," kata Imang.

Ia menjelaskan, Ali tidak menginap di pondok yang disediakan pihak pesantren. Ali lebih memilih menyewa rumah bersama istri dan tiga anaknya di kawasan Nyalindung, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung.

Imang mengungkapkan, Ali selama berada di Bandung sering menghabiskan waktunya di rumah sewaan itu. "Paling bolak balik ke Jakarta untuk ke kantor imigrasi," ucap Imang.

(tya/ern)

WN Prancis Buruan Polri Itu Bernama Frederic
Frederic C Jean Salvi alias Ali lahir di Pontarlier, Prancis, pada tahun 1979.
RABU, 18 AGUSTUS 2010, 00:36 WIB Elin Yunita Kristanti

Latihan Gabungan Anti Teroris (Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis)
BERITA TERKAIT
Terpidana Bom Bali II Dapat Remisi
Ketatnya Upacara di Istana, Ancaman Teroris?
Amanat Ba'asyir, 'Bomber' Borobudur Amir JAT
JAT: Perpanjang Penahanan Ba'asyir Berlebihan
Istri Ba'asyir Trauma Ditangkap
VIVAnews - Kepolisian RI terus memburu warga negara Prancis yang diduga memberikan mobil Mitsubhisi Galant kepada jaringan teroris. Mobil itu rencananya akan digunakan sebagai bom mobil.

Polisi belum mengungkap identitas orang Prancis tersebut. Polisi hanya memberikan petunjuk, ia punya istri orang Maroko.

Namun, situs ABC News memperoleh rincian soal warga Prancis yang diduga terlibat plot teror yang diduga ada kaitannya dengan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir.

Keterangan tersebut diperoleh dari Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik dan Keamanan, Ansyaad Mbai.

Kata dia, nama warga negara Prancis yang diburu Polisi itu adalah Frederic C Jean Salvi alias Ali. Dia lahir di Pontarlier, Prancis, pada tahun 1979.

"Kami mendapatkan informasi dari patner kami di Prancis, bahwa Frederic Salvi alias Ali adalah aktivis radikal di Prancis," kata Ansyaad seperti dimuat laman ABC News, Selasa 17 Agustus 2010.

"Tentu saja, kami menganggap ini adalah informasi yang signifikan dan serius. Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Prancis," tambah dia.

Kelompok radikal Prancis punya sejarah keterkaitan dengan jaringan teroris di Aljzair atau Pakistan. Di Australia, tokoh radikal yang paling dikenal adalah Willie Virgile Brigitte -- yang diduga terkait Al Qaeda.

Namun, klaim soal Frederic Salvi baru bersifat data intelijen. Belum ada konfirmasi dari yang bersangkutan.

Sementara, salah satu pimpinan sekolah agama di mana Salvi belajar di Bandung, Ace Ahmad Jalaludin, mengaku mengenal Salvi selama setahun.

Kata dia, tak ada tanda-tanda bahwa Salvi radikal. Menurut dia, ciri fisik Salvi adalah kulitnya yang terang.

Ace menceritakan, Salvi masuk Islam tiga tahun lalu dan belajar di Mesir sebelum akhirnya tiba di tanah air.
Salvi mengerti Bahasa Arab dan memahami beberapa ayat Al Quran. Ace meyakini, Salvi tak ada di Indonesia saat ini. Dia berada di Maroko. (sj)

19/08/2010 - 20:01
Perampok Bersenjata Api Beraksi Lagi!
Irvan Ali Fauzi
INILAH.COM, Jakarta - Perampokan kembali terjadi, kali ini perampok dengan menggunakan senjata api beraksi menyasar toko waralaba Alfamidi di Villa Pertiwi Jalan. Raya Bogor Sukmajaya, Depok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Kamis (19/8) mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (18/8/) pukul 01.15 WIB dini hari.

Para pelaku datang ke toko tersebut langsung menodongkan senjata api kearah karyawan toko yang sedang berjaga. Pelaku kemudian mengikat karyawan yang berjaga yakni Rohaendi dan Eko dengan sumbu kompor dan mengancam dibunuh.

Eko berusaha kabur namun tertangkap kembali oleh pelaku. Namun karyawan lainnya, Rohaendi berhasil melarikan diri dan meminta bantuan tukang ojek yang berada di sekitar lokasi.

Akibatnya para pelaku panik dan melarikan diri dengan mobil minibus dan Suzuki Carry yang telah dipersiapkan.

"Petugas kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi, kita sedang buru pelaku dan mengembangkan penyelidikan," ujar Boy.

Polsek Sukmajaya yang menangani kasus ini menyita barang bukti sumbu kompor warna putih, Sedangkan total kerugian sebesar Rp1.050.000 dari dua buah telepon seluler yang dibawa pelaku. [mah]
Kamis, 19/08/2010 18:48 WIB
Perampok Bersenpi Satroni Toko Emas di Klaten
Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Perampokan bersenjata api kembali memakan korban. Kali ini perampok menyatroni sebuah toko emas di Klaten. Selain membawa lari perhiasan emas, kawanan perampok juga melukai pemilik toko dengan tembakan peluru tajam.

Perampokan terjadi pada Kamis (19/8/2010) siang, di Toko Emas 'Bokor Mas' di Kecamatan Karanganom, Klaten. Menurut keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian, perampok bersenjata api itu berjumlah empat orang dengan mengendarai dua sepeda motor.

Kejadian bermula saat Nur Hasyim, pemilik toko, datang ke toko perhiasannya dengan mengendarai sebuah mobil. Tujuannya adalah menjemput pulang Ani Nurmayasari, istrinya. Sembari menjemput istri, Hasyim membawa serta kotak perhiasan yang berisi perhiasan-perhiasan yang dijual di tokonya itu.

Saat Hasyim memasukkan kotak perhiasan itu, empat perampok mengendarai dua sepeda motor mendekatinya. Tanpa membuang banyak waktu, salah seorang perampok langsung mengeluarkan tembakan ke arah Hasyim. Tembakan itu tepat mengenai paha kanan Hasyim. Hasyim tersungkur dan perampok menguasai kotak perhiasan.

Salah seorang perampok lainnya mendekati Ani. Di bawah todongan pistol, Ani dipaksa menyerahkan tas berisi uang yang dibawanya. Bukan hanya kepada korban, parampok juga menodongkan senjata kepada warga yang berada di sekitar lokasi.

"Mereka melepaskan tembakan berkali-kali sehingga kami takut," ujar Suwanti, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian.

Setelah berhasil menguasai kotak perhiasan dan uang, keempat perampok tersebut segera meninggalkan lokasi kejadian. Warga yang ketakutan baru memberikan pertolongan setelah yakin semua perampok kabur. Warga segera melaporkan kejadian tersebut kepada polisi dan sebagian lainnya segara memberikan pertolongan kepada Hasyim dengan melarikannya ke RS Islam Klaten.

Belum diketahui secara pasti jumlah kerugian materiil akibat kejadian tersebut. Hasyim belum bisa dimintai keterangan karena masih mendapat perawatan intensif di ruang ICU RS Islam Klaten. Sedangkan Ani masih mengalami shock akibat kejadian itu.

Kapolres Klaten, AKBP Agus Djaka Santosa mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Polisi masih mengumpulkan keterangan dari para saksi mata. Selain itu polisi juga telah menemukan barang bukti berupa selongsong peluru.

(djo/djo)
Kamis, 19/08/2010 18:43 WIB
Marak Perampokan, Kabareskrim Perintahkan Polda Tingkatkan Kewaspadaan
Aprizal Rahmatullah - detikNews
Jakarta - Insiden perampokan bersenjata di sejumlah wilayah Indonesia membuat Mabes Polri gerah. Polri memerintahkan jajaran Polda agar meningkatkan kewaspadaan.

"Jadi kita segera masing-masing Kapolda sudah diperintahkan untuk melakukan koordinasi pengecekan kembali dengan sistem keamanan dan meningkatkan kewaspadaan," ujar Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi saat ditemui di kantornya, Jl Trunojoyo, Jaksel, Kamis (19/8/2010).

Ito menilai, pelaku perampokan kini sudah makin lihai dan terlatih. Perampok bahkan nekat menembak siapapun termasuk polisi.

"Ya sekarang kan pelaku yang sudah terbiasa ya, itu tentunya mereka sudah sangat profesional dan mereka mempelajari kelemahan-kelemahan dari sistem keamanan," imbuhnya.

Ito menambahkan, kasus perampokan harus menjadi masalah bersama untuk jadi bahan evaluasi. Seperti kasus di Medan, otoritas satuan pengamanan juga harus lebih memperhatikan sistem keamanannya.

Ito menjelaskan, musim lebaran ini potensi kejahatan memang rawan terjadi. Karenanya, polisi mengimbau agar masyarakat terus waspada.

"Terutama ini kan menjelang lebaran biasanya menjelang lebaran kan kejahatan meningkat," tandasnya.

Perampokan di Medan terjadi pada 18 Agustus kemarin di Bank CIMB Niaga. Satu personel Brimob tewas dan uang yang digondol sedikitnya Rp 200 juta. Diduga pelaku berjumlah lebih dari sepuluh dan bersenjata laras panjang.

(ape/gah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019