dilema polisi
Selasa, 10/08/2010 10:02 WIB
Polri: Ba'asyir Ingin Ganti Negara & Punya Gagasan Peledakan
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Polri meyakini Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir terkait kelompok teroris Aceh. Polisi menduga Ba'asyir memiliki peran besar dalam rencana aksi kelompok tersebut.
"Kita punya bukti dia yang punya gagasan merencanakan peledakan," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Marwoto saat dihubungi detikcom, Selasa (10/8/2010).
Alasan Ba'asyir melakukan peledakan itu pun, lanjut Marwoto, bertujuan sebagai jihad. "Mungkin ingin mengganti negara," imbuhnya.
Keterangan itu diperoleh Polri berdasarkan pengakuan dari sejumlah tersangka yang sudah ditangkap. Antara lain berdasarkan pengakuan Ubeid yang kini ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok.
Sebelumnya pengacara Ba'asyir, Mahendradata, menepis tudingan polisi soal kaitan dengan kasus terorisme. Bahkan saat diperiksa dengan 41 pertanyaan Ba'asyir sama sekali tidak memberikan jawaban.
"Segala perlawanan hukum adalah tugas kami. Kami akan lakukan termasuk upaya politik lainnya," kata Mahendra di Mabes Polri, Jumat (9/8) malam.
(ndr/nrl)
10/08/2010 - 01:02
Penangkapan Abu Bakar Baasyir
Ketum PBNU: Kami Dukung Tindakan Aparat!
MA Hailuki
KH Said Aqil Siraj
(inilah.com/Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung langkah Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap Abu Bakar Baasyir.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj mengatakan, penangkapan terhadap siapapun pihak yang dianggap menganggu keamanan negara termasuk Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir harus didukung.
“Kalau memang terbukti bersalah, ya kami dukung tindakan aparat. Asalkan semua penangkapan melalui proses hukum yang berkeadilan,” tegas Kiai Said kepada wartawan di ruang kerjanya, kantor PBNU, Jakarta, Senin (9/8).
Menurutnya, justru yang tidak diperbolehkan adalah masyarakat bertindak sendiri menjadi polisi, jaksa sekaligus hakim. Dikatakan, hanya aparatlah yang berhak melakukan tindakan hukum.
“Nantinya, kalau memang aparat yang bersalah, yang bersangkutan (Abu Bakar Baasyir) harus dibebaskan dan direhabilitasi nama baiknya,” imbuh Said.
Sebagaimana diberitakan, Senin (9/8) Abu Bakar Baasyir ditangkap Densus 88 di Kota Banjar, Jawa Barat dalam perjalanan menuju Jawa Tengah. Baasyir diduga berada di belakang aksi teror yang kembali marak belakangan ini. [mah]
09/08/2010 - 20:02
PAN Nilai Penangkapan Baasyir Tidak Manusiawi
Vina Ramitha
Teguh Juwarno
INILAH.COM, Jakarta - Kritikan atas penangkapan Amir alias pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) terus berdatangan. Bagi PAN penangkapan pemimpin Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukorhajo itu tidak manusiawi.
"Cara-cara polisi melakukan penangkapan terhadap Ustadz Abu Bakar Baasyir sungguh tidak manusiawi. Ditangkap di jalan, kaca mobil dipecahin. Apa tidak ada cara-cara penangkapan yang lebih baik," tanya Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno, di Jakarta, Senin (9/8).
Baasyir, menurut dia, bukan lah tersangka dalam kasus teroris. Selain itu, Baasyir juga tidak masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). "Bandingkan dengan bom negara dalam bentuk gas elpiji 3 kilogram, negara/polisi nggak berbuat apa-apa terhadap pejabat-pejabat berwenang," tutur mantan wartawan ini.
Para korban ledakan gas, lanjut Teguh, sudah mencapai ratusan. "Tolong polisi dan pemerintah bersikap adil," imbuh dia. [jib]
Polri: Ba'asyir Ingin Ganti Negara & Punya Gagasan Peledakan
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Polri meyakini Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir terkait kelompok teroris Aceh. Polisi menduga Ba'asyir memiliki peran besar dalam rencana aksi kelompok tersebut.
"Kita punya bukti dia yang punya gagasan merencanakan peledakan," kata Kabid Penum Mabes Polri Kombes Pol Marwoto saat dihubungi detikcom, Selasa (10/8/2010).
Alasan Ba'asyir melakukan peledakan itu pun, lanjut Marwoto, bertujuan sebagai jihad. "Mungkin ingin mengganti negara," imbuhnya.
Keterangan itu diperoleh Polri berdasarkan pengakuan dari sejumlah tersangka yang sudah ditangkap. Antara lain berdasarkan pengakuan Ubeid yang kini ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok.
Sebelumnya pengacara Ba'asyir, Mahendradata, menepis tudingan polisi soal kaitan dengan kasus terorisme. Bahkan saat diperiksa dengan 41 pertanyaan Ba'asyir sama sekali tidak memberikan jawaban.
"Segala perlawanan hukum adalah tugas kami. Kami akan lakukan termasuk upaya politik lainnya," kata Mahendra di Mabes Polri, Jumat (9/8) malam.
(ndr/nrl)
10/08/2010 - 01:02
Penangkapan Abu Bakar Baasyir
Ketum PBNU: Kami Dukung Tindakan Aparat!
MA Hailuki
KH Said Aqil Siraj
(inilah.com/Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung langkah Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap Abu Bakar Baasyir.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj mengatakan, penangkapan terhadap siapapun pihak yang dianggap menganggu keamanan negara termasuk Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir harus didukung.
“Kalau memang terbukti bersalah, ya kami dukung tindakan aparat. Asalkan semua penangkapan melalui proses hukum yang berkeadilan,” tegas Kiai Said kepada wartawan di ruang kerjanya, kantor PBNU, Jakarta, Senin (9/8).
Menurutnya, justru yang tidak diperbolehkan adalah masyarakat bertindak sendiri menjadi polisi, jaksa sekaligus hakim. Dikatakan, hanya aparatlah yang berhak melakukan tindakan hukum.
“Nantinya, kalau memang aparat yang bersalah, yang bersangkutan (Abu Bakar Baasyir) harus dibebaskan dan direhabilitasi nama baiknya,” imbuh Said.
Sebagaimana diberitakan, Senin (9/8) Abu Bakar Baasyir ditangkap Densus 88 di Kota Banjar, Jawa Barat dalam perjalanan menuju Jawa Tengah. Baasyir diduga berada di belakang aksi teror yang kembali marak belakangan ini. [mah]
09/08/2010 - 20:02
PAN Nilai Penangkapan Baasyir Tidak Manusiawi
Vina Ramitha
Teguh Juwarno
INILAH.COM, Jakarta - Kritikan atas penangkapan Amir alias pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) terus berdatangan. Bagi PAN penangkapan pemimpin Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukorhajo itu tidak manusiawi.
"Cara-cara polisi melakukan penangkapan terhadap Ustadz Abu Bakar Baasyir sungguh tidak manusiawi. Ditangkap di jalan, kaca mobil dipecahin. Apa tidak ada cara-cara penangkapan yang lebih baik," tanya Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno, di Jakarta, Senin (9/8).
Baasyir, menurut dia, bukan lah tersangka dalam kasus teroris. Selain itu, Baasyir juga tidak masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). "Bandingkan dengan bom negara dalam bentuk gas elpiji 3 kilogram, negara/polisi nggak berbuat apa-apa terhadap pejabat-pejabat berwenang," tutur mantan wartawan ini.
Para korban ledakan gas, lanjut Teguh, sudah mencapai ratusan. "Tolong polisi dan pemerintah bersikap adil," imbuh dia. [jib]
Komentar
Posting Komentar