Radikalisme DITOLAK, Kekerasan DIBENCI
Jumat, 06/08/2010 03:33:17 WIB
12 Ormas Islam tolak radikalisme atas nama agama
Oleh: Antara
JAKARTA: Sebanyak 12 organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta menyatakan menolak segala bentuk radikalisme dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama.
Ke-12 ormas itu adalah NU, Al Irsyad Al-Islamiyah, Persis, Ar Robithoh Al Alawiyah, Al Ittihadiyah, Syarikat Islam Indonesia, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Dewan Dakwah, Matlaul Anwar, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), dan Perti.
Mereka meminta pemerintah memantau, mengevaluasi, serta bertindak tegas terhadap kelompok-kelompok ataupun ormas yang bersikap dan bertindak radikal.
"Penggunaan nama Islam untuk melakukan kekerasan telah menodai citra dan substansi Islam itu sendiri," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Radikalisme dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama juga dinilai menodai nama baik ormas Islam yang jika dibiarkan akan mengancam eksistensi ormas Islam ke depan.
Oleh karena itu, ke-12 ormas Islam merasa perlu menyatukan sikap untuk menghadapi segala bentuk ekstremisme dan radikalisme yang menggunakan nama agama.
Selain itu, mereka juga mengimbau agar segala bentuk konflik antar sesama umat Islam dihindari, karena umat Islam menghadapi persoalan yang lebih besar yaitu ketidakadilan sosial, kesenjangan politik dan ekonomi, serta dominasi kebudayaan yang saat ini sedang berkembang.
Mereka juga bersepakat untuk menggiatkan kerja-kerja sosial dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh gerakan ekstrem fundamentalis maupun ekstrem liberal, serta lebih serius mengajarkan agama secara lebih mendalam agar umat Islam memahami agama secara komprehensif, sehingga bisa menampilkan Islam sebagai penyangga perdamaian dunia.
Kepada wartawan seusai pembacaan pernyataan bersama, Said Aqil mengatakan para pelaku ekstremisme dan radikalisme sebenarnya hanya sebagian kecil dari umat Islam dan tidak disenangi oleh mayoritas umat Islam sendiri.
"Karena yang mereka lakukan dan mereka ajarkan itu bukan orisinal ajaran Islam Indonesia," katanya.(yn)
12 Ormas Islam tolak radikalisme atas nama agama
Oleh: Antara
JAKARTA: Sebanyak 12 organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta menyatakan menolak segala bentuk radikalisme dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama.
Ke-12 ormas itu adalah NU, Al Irsyad Al-Islamiyah, Persis, Ar Robithoh Al Alawiyah, Al Ittihadiyah, Syarikat Islam Indonesia, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Dewan Dakwah, Matlaul Anwar, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), dan Perti.
Mereka meminta pemerintah memantau, mengevaluasi, serta bertindak tegas terhadap kelompok-kelompok ataupun ormas yang bersikap dan bertindak radikal.
"Penggunaan nama Islam untuk melakukan kekerasan telah menodai citra dan substansi Islam itu sendiri," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Radikalisme dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama juga dinilai menodai nama baik ormas Islam yang jika dibiarkan akan mengancam eksistensi ormas Islam ke depan.
Oleh karena itu, ke-12 ormas Islam merasa perlu menyatukan sikap untuk menghadapi segala bentuk ekstremisme dan radikalisme yang menggunakan nama agama.
Selain itu, mereka juga mengimbau agar segala bentuk konflik antar sesama umat Islam dihindari, karena umat Islam menghadapi persoalan yang lebih besar yaitu ketidakadilan sosial, kesenjangan politik dan ekonomi, serta dominasi kebudayaan yang saat ini sedang berkembang.
Mereka juga bersepakat untuk menggiatkan kerja-kerja sosial dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh gerakan ekstrem fundamentalis maupun ekstrem liberal, serta lebih serius mengajarkan agama secara lebih mendalam agar umat Islam memahami agama secara komprehensif, sehingga bisa menampilkan Islam sebagai penyangga perdamaian dunia.
Kepada wartawan seusai pembacaan pernyataan bersama, Said Aqil mengatakan para pelaku ekstremisme dan radikalisme sebenarnya hanya sebagian kecil dari umat Islam dan tidak disenangi oleh mayoritas umat Islam sendiri.
"Karena yang mereka lakukan dan mereka ajarkan itu bukan orisinal ajaran Islam Indonesia," katanya.(yn)
Komentar
Posting Komentar