radikalisme ditolak, kekerasan dibenci (15)

Kamis, 18/11/2010 18:22 WIB
Kronologi Penangkapan Thoyib Versi Saksi
Muchus Budi R. - detikNews



Solo - Joko Daryono alias Thoyib ditangkap anggota Densus 88/AT saat sedang berada di perjalanan bersama kakaknya. Namun sang kakak kemudian dilepas lagi. Polisi bahkan sempat menawari uang kepadanya, meskipun akhirnya tawaran itu ditolak.

Penangkapan itu dilakukan di jalan di daerah Laweyan, Solo, Kamis (18/11/2010) sekitar pukul 10.00 WIB. Kakak Thoyib, Joko Daryanto, memaparkan saat penangkapan terjadi dia dan adiknya sedang berada di dalam mobil pick up yang dikemudikannya.

Menurut Daryanto, dia dan adiknya saat itu sedang dalam perjalanan untuk bisnis pembuatan timbangan yang memang merupakan profesi mereka. Namun sesampai tak jauh dari gedung lumbung batik Laweyan, mobilnya dihentikan oleh dua orang berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor. Salah seorang diantaranya lalu menodongkan pistol dan kemudian menarik Thoyib masuk mobil yang telah disiapkan di belakangnya.

"Saya lalu diboncengkan oleh polisi yang satunya dengan sepeda motor. Mobil saya diminta ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan tempat kami dicegat tadi. Sesampai di pertigaan tugu lilin Pajang, saya dipindah ke mobil dan diminta menunjukkan jalan menuju rumah adik saya di Gentan." papar Daryanto, Kamis (18/11/2010) sore.

Sesampai di rumah Thoyyib di Ngemplak Ngemplak RT 3 RW 1, Desa Gentan, Baki, Sukoharjo, polisi telah melakukan penggeledahan di rumah tersebut. Beberapa barang disita yaitu sebuah CPU komputer, beberapa buah buku dan sebuah HP.

Setelah penggeledahan Daryanto dikembalikan ke lokasi penangkapan semula untuk mengambil mobilnya. Dia juga mengaku melihat, polisi membagi-bagikan uang masing-masing Rp 50 ribu kepada karyawan Thoyib yang saat itu berada di lokasi. "Saya juga ditawari uang, tapi saya tolak," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini aparat dari Densus 88 Antiteror menangkap Joko Daryono alias Thoyib, seorang pengusaha timbangan di Sukoharjo. Polisi juga menyita beberapa barang dari rumah Thoyib di Dusun Ngemplak RT 3 RW 1, Desa Gentan, Baki, Sukoharjo.

Sumber detikcom beberapa saat setelah penangkapan memang menyebutkan bersamaan dengan penangkapan Thoyib, polisi juga mengamankan saudara Thoyib, namun dilepas lagi karena dinyatakan tidak ada keterlibatan dengan dugaan terorisme.

(mbr/djo)
Kamis, 18/11/2010 12:45 WIB
Densus 88 Tangkap Pengusaha Timbangan di Sukoharjo
Muchus Budi R. - detikNews




Solo - Aparat kepolisian dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Joko Daryono alias Thoyib, seorang pengusaha timbangan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Polisi juga melakukan penggeledahan di rumah milik pengusaha tersebut.

Penggeledahan dilakukan di rumah Thoyib di Dusun Ngemplak RT 3 RW 1, Desa Gentan, Baki, Sukoharjo, pada sekitar pukul 11.15 WIB. Sukirno, ketua RT setempat, diajak masuk ke rumah Thoyib saat dilakukan penggeledahan.

"Di rumah itu tadi sekitar sepuluh anggota polisi yang masuk ke rumah Pak Thoyib. Polisi mengambil sebuah CPU komputer dan beberapa buah buku. Tadi Pak Thoyib sudah tidak di rumah, tetapi anak dan istrinya ada," ujar Sukirno sembari mengatakan kemungkinan Thoyib telah ditangkap terlebih dulu di tempat lain.

Sumber detikcom yang enggan disebut namanya menjelaskan bahwa Thoyib telah ditangkap beberapa saat sebelumnya, tak jauh dari rumahnya. Polisi juga sempat mengamankan saudara Thoyib, namun dilepas lagi karena dinyatakan tidak ada keterlibatan dengan dugaan terorisme.

Namun demikian, sumber tersebut juga tidak merinci dugaan keterlibatan Thoyib dalam kasus apa. Dia hanya mengatakan, saat ini Thoyib telah berada di tangan polisi.

Sementara itu rumah Thoyib hingga saat ini masih dijaga anggota kepolisian dari Polres Sukoharjo. Rumah berpagar besi tinggi bercat biru tersebut di bagian depan terlihat seperti gudang yang penuh berisi timbangan bertumpuk-tumpuk serta sebuah truk yang diparkir. Sedangkan di bagian belakangnya merupakan rumah tempat tinggal bercat putih.

Menurut Sukirno, Thoyib baru dua tahun membeli rumah itu dari seorang warga setempat. "Nama aslinya Pak Joko Daryono, tapi dia mengenalkan diri sebagai Thoyib. Sejak tinggal disini dia jarang ikut kegiatan-kegiatan kampung," ujar Sukirno.

(djo/djo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019