teror citra

Kebakaran Kereta Turunkan Citra SBY

Kebakaran 24 gerbong Kereta Api (KA) di Rangkasbitung, Lebak, Pandeglang, Senin (11/10) lalu dinilai sebagai sebuah upaya sabotase. Benarkah?
Oleh :
Rabu, 13 Oktober 2010 | 04:02 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Kebakaran 24 gerbong Kereta Api (KA) di Rangkasbitung, Lebak, Pandeglang, Senin (11/10) lalu dinilai sebagai sebuah upaya sabotase. Benarkah?
Menurut pengamat intelejen Dynno Chressbon kebakaran 24 KA di Rangkasbitung merupakan upaya sabotase terhadap pemerintahan SBY. “Salah satunya merusak citra pemerintah,” ujarnya kepada R Ferdian Andi R dari INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Selasa (12/10). Berikut wawancara lengkapnya:
Bagaimana Anda melihat kejadian kebakaran 24 gerbong Kereta Api di Rangkasbitung, Lebak, Pandeglang apakah terkait upaya sabotase?
Berdasarkan investigasi polisi, kebakaran gerbong sabotase, itu adalah hasil temuan aparat kepolisian. Bahwa Menhub memberi penjelasan yang dikroscek dengan temuan aparat kepolisian. Kasus itu memang ada upaya sabotase milik pemerintah
Apakah sabotase itu bertujuan untuk merusak citra pemerintah?
Semua tindakan yang berujung sabotase, salah satunya untuk merusak citra pemerintah baik di dalam negeri dan luar negeri. Untuk menyangkut kasus Rangkasbitung, memang dianalisis intelejen, ada kaitan tiga peristiwa yang mengikuti.
Pertama ada pembakaran mobil polisi dan BPN di desa Sajira Mekar, memang sebagai bentuk provokasi menghalang-halangi aparat untuk pembebasan lahan sebuah waduk. Itu kejadian 8 Oktober.
Kedua, adanya sebuah peristiwa pencurian dua warnet di Pandeglang. Perampokan ini berkaitan dengan kegiatan yang diteliti terkait dengan aktfitais fa'I (perampasan) oleh NII Banten. Di desa ini merupakan tempat kelahiran aktivis NII Jazak dan Slamet
yang tewas. Ketiga, ya terkait dengan pembakaran 24 KA.
Bagaimana dengan kejadian sabotase ini dikaitkan dengan ragam protes dari tokoh terkait pemerintahan SBY?
Komentar sejumlah tokoh ada hubungan dengan momentum dengan 20 Oktober, satu tahun pemerintahan SBY. Saya kira wajar ada kritik dengan pemerintah SBY. Tuntutan itu masih dalam koridor lebih mewaspadai ancaman terhadap negara maupun memperbaiki kabinetnya. Wajar-wajar saja apabila ada opini terhadap pemerintah.
Jadi tidak ada hubungannya antara sabotase dengan kritik para tokoh terhadap pemerintahan SBY?
Tindakan terorisme tidak ada upaya kritis tapi upaya langsung dengan institusi pemerintah, itu sebuah peristiwa yang berbeda. Jadi kalau disamakan, bisa saja menjadi bias. Sehebat apapun suara kritisnya tidak memiliki hubungan dengan teroris. [mdr]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN