radikalisme ditolak, kekerasan dibenci (11)

Ahmadiyah Boleh Terus Ada, Asalkan...
Sabtu, 2 Oktober 2010 - 15:03 wib

Rifa Nadia Nurfuadah - Okezone

JAKARTA - Konflik mengenai aliram kepercayaan Ahmadiyah telah berlangsung lama. Namun, hingga kini belum ada langkah tegas dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menteri Agama Suryadharma Ali menilai, masalah Ahmadiyah menyangkut keyakinan beragama yang dijamin oleh UUD 1945. Suryadharma menjelaskan, bukan keyakinan Ahmadiyah yang dilarang, tetapi penggunaan Islam dalam ajaran Ahmadiyah.

"Silakan mereka menjalankan keyakinannya, tapi jangan gunakan simbol-simbol Islam," tegasnya usai membuka muktamar World Assembly Muslim Youth ke-11 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (2/10/2010).

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menambahkan, salah satu solusi yang bisa dijalankan adalah membubarkan Ahmadiyah, dan mendirikan agama baru tanpa mengikutsertakan ajaran Islam.

Hal ini, lanjut Suryadharma, juga berlaku untuk semua aliran keyakinan yang mendasari ajaran mereka pada agama tertentu. "Kebebasan beragama bukan berarti menginterpretasikan agama yang ada secara salah," pungkasnya.(fmh)

PKS: Bakar Masjid Ahmadiyah Bukan Cara Islami
Minggu, 3 Oktober 2010 - 15:26 wib

Marieska Harya Virdhani - Okezone


DEPOK- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta masyarakat di Cisalada, Ciamepa, Bogor untuk berdialog dan duduk bersama pascainsiden pembakaran masjid Ahmadiyah. Hal itu guna mencapai titik temu dan menghindari konflik berkelanjutan di kemudian hari.

Presiden PKS Lutfi Hasan Iksan mengatakan bentrokan, konflik, ataupun membakar bukan cara-cara islami yang diajarkan dalam agama Islam. Menurutnya, Islam berarti damai dan tidak menggunakan kekerasan.

“Islam tidak kenal kekerasan, Islam agama sejuk, musyawarah dan dialog diutamakan, karena itu pemerintah harus cepat menyelidiki akar permasalahannya,” katanya kepada wartawan di Depok, Minggu (3/10/2010).

Lutfi meminta, pemerintah setempat memfasilitasi dialog warga yang berselisih paham terkait insiden tersebut.

“Jika dialog dijalankan, kekerasan tidak akan terjadi, sehingga silaturahmi, dialog dan musyawarah sangat penting saat ini,” tegasnya.

Sebelumnya Jumat malam, ratusan orang membakar masjid Ahmadiyah di perkampungan Ahmadiyah di Cisalada, Ciampea, Bogor. Tak hanya masjid, massa pun juga membakar kendaraan bermotor serta rumah milik warga Ahmadiyah.(kem)

Istri Yusuf: Semua Dihancurin
Sabtu, 2 Oktober 2010 | 06:39 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Warga melihat masjid yang dibakar massa di Ciampea Udik RW. 5, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/10/2010). Massa menyerang desa yang dihuni sekitar 500 jemaah Ahmadiyah, menghancukan belasan rumah dan membakar dua rumah dan satu masjid.
TERKAIT:

* 30 Keluarga Ahmadiyah Sembunyi di Makam
* Inilah Kronologi Penyerbuan Ahmadiyah
* Bara Api dari Satu Rumah Ahmadiyah
* Insiden Cisalada Dipicu Isu Penyanderaan
* Brimob dan TNI Jaga Kampung Ahmadiyah

BOGOR, KOMPAS.com - Pasca bentrok antara warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Kampung Cisalada Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/ pagi hari kondisi aman, warga setempat mulai keluar rumah menyaksikan pengrusakan yang telah terjadi.

Pukul 03:00 WIB situasi di lokasi bentrokan warga terjaga aman, hingga pagi pukul 06:00 WIB beberapa warga yang merupakan Jemaah Ahmdiyah yang tadinya bersembunyi di dalam rumah kini sudah kembali keluar rumah.

Mereka saling mendatangi rumah kerabat yang terkena aksi penyerangan, sekadar melihat dan menanyakan kabar, dan saling bercerita peristiwa tersebut.

Seperti yang terjadi di rumah M Yusuf Karim, salah seorang Jemaah Ahmadiyah yang rumahnya menjadi sasaran amukan masa.

Rumah Yusuf rusak dilempari warga dengan batu, televisi dan peralatan rumahnya hancur diamuk massa, satu unit mobil kijang jenis Rover keluaran tahun 1999 hangus terbakar.

"Habis semua dihancurin, televisi dipecahkan, lemari diacak-acak," cerita Siti istri Yusuf kepada kerabat yang mendatangi rumahnya.

Rumah Yusuf berjarak sekitar 20 meter dari Masjid Attaufik yang menjadi sasaran amukan massa.

Konflik warga yang diduga berasal dari Kampung Kopi dengan Jemaah Ahmadiyah yang berada di Kampung Cisalada sudah berlangsung lama.

Berawal dari isu akan dipindahkannya Jemaah Ahmadiyah yang berada di Parung ke Cisalada dan jemaah akan membangun masjid lebih besar dari sebelumnya.

Warga setempat menolak adanya pembangunan masjid tersebut, warga sempat mendatangi Jemaah dan meminta menghentikan pembangunan.

Tidak terjadi kericuhan, karena aksi warga sempat dimediasi oleh Polres Bogor antara kedua warga bersama Pemda setempat.

Mediasi dilakukan dengan kesepakatan pembangunan masjid dihentikan. Proses mediasi akan dilanjutkan setelah Lebaran.

Kapolres Bogor, AKBP Tomex Korniawan menyebutkan awal mula terjadinya keributan, saat salah seorang warga dari Kampung Kopi menanyakan tentang kelanjutan mediasi antara warga.

"Salah seorang warga itu berniat ingin menanyakan kelanjutan mediasi kepada salah satu anggota Satpol PP yang tinggal di kampung ini. Petugas satpol PP tersebut tidak bisa memberikan jawaban, saat hendak balik ada orang yang melukai warga tersebut sehingga memancing amarah warga," jelasnya.

Ada dua warga yang diserang oleh orang yang tidak dikenal salah satu korban bernama Rendi Apriansah (15), seorang lagi juga seorang pemuda. Keduanya lalu dibawa ke rumah sakit menjalani perawatan.

Informasi dari beberapa petugas, bahwa korban penyerangan sudah kembali pulih dan sudah boleh pulang. Aksi penyerangan warga dilakukan secara spontanitas, warga mengamuk karena adanya penyerangan terhadap perwakilan warga, dan pihak Ahmadiyah juga telah menyandera seorang anak dari Warga Kampung Kopi.

"Kita sudah berhasil memediasi kedua belah pihak, anak yang dikira disandera juga sudah kita amankan. Menurut ketua RT nya bukan menyandera tapi justru menyelamatkan," jelas Tomex.

Insiden penyerangan yang dilakukan warga tersebut merusak sejumlah bangunan diantaranya, satu unit mesjid milik Jemaah Ahmadiyah yang terbakar bagian karpet dan kaca-kaca pecah, dua unit rumah hangus terbakar, dua rumah rusak berat, dan sekitar 15 rumah ikut dirusak oleh warga.

Warga juga membakar satu unit mobil jenis Kijang Rover, satu sepeda motor. Kapolres menyebutkan pihaknya masih melakukan penyelidikan pelaku penusukan, pihaknya juga telah mendapatkan ciri-ciri pelaku.

Ia menegaskan, upaya hukum akan dilakukan dengan menindak pelaku penusukan dan pengerusakan. Hingga pagi ini aparat kepolisian, Brimob dan TNI lengkap dengan senjata laras panjang masih terlihat berjaga-jaga di sekitar lokasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019