sami2 umat berkitab

Jumat, 10 September 2010 | 05:33 oleh Cipta Wahyana, Bloomberg, Reuters Rencana Pembakaran Al QuranSi Sinting Jones akhirnya batalkan pembakaran Al Quran
FLORIDA. Setelah menuai kecaman dari seluruh dunia, termasuk dari Presiden Barrack Obama, Terry Jones, pemimpin gereja Dove World Outreach Center di Florida akhirnya membatalkan rencananya untuk memimpin pembakaran Al Quran.

"Kita telah setuju untuk membatalkan rencana yang akan dilaksanakan pada Sabtu depan itu," ujar Jones dalam sebuah konferensi pers,Jumat (10/9), seperti dikutip Bloomberg.Tadinya, Jones berniat melaksanakan rencana tersebut untuk memperingati serangan teroris ke menara kembar WTC pada 11 September. kontan

Umat Kristen dan Yahudi Tolak Bakar Qur'an
Dewan Gereja Amerika Serikat menilai aksi sekte Evangelis di Florida bukan ciri Kristiani.
SELASA, 7 SEPTEMBER 2010, 23:28 WIB Umi Kalsum, Ita Lismawati F. Malau

VIVAnews - Evangelis bukanlah sekte besar di Amerika Serikat. Namun pernyataan pendeta Terry Jones, pimpinan sekte berbasis di Florida ini, menyentak umat beragama di dunia, khususnya kaum Muslim. Ia merencanakan pembakaran Al-Qur'an.

Pada 11 September nanti, persis pada hari peringatan aksi terorisme yang meluluhlantakkan menara kembar World Trade Center di New York sembilan tahun silam, Terry akan memimpin aksi pembakaran Al-Qur'an itu. Kebetulan pada tanggal itu pula masyarakat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri.

Aksi provokatif Terry Jones itu memancing gelombang protes di seluruh dunia. Bukan saja kaum Muslim yang meradang, tapi juga umat beragama lain menunjukkan penolakan mereka atas aksi ngawur Terry Jones. Umat Kristen dan Yahudi, misalnya, membuat pernyataan mengutuk rencana itu.

Pendeta Dr Michael Kinnamon, sekretaris jenderal Dewan Gereja Amerika Serikat kembali menegaskan sikap penentangan atas aksi itu. Kata dia, pernyataan ini mewakili jutaan warga AS yang menolak ekspresi anti-muslim yang ditunjukkan sekte itu.

Tindakan membakar Al- Qur'an, ujar Kinnamon, adalah reaksi orang yang ketakutan sekaligus salah paham terhadap sifat sejati ajaran Islam yang damai. "Kesalahpahaman dan bingung, juga ketidakmampuan mencintai tetangga kita seperti dicontohkan Kristus, itu yang ditunjukkan sekte tersebut ketika melecehkan kaum Muslim dan merencanakan ‘Hari Internasional Pembakaran Qur'an," kata dia, seperti dimuat situs CSmonitor, 6 September 2010. "Tindakan penuh kebencian tersebut bukan kesaksian atas iman Kristiani," Kinnamon menambahkan.

Umat Yahudi punya cara lain untuk menunjukkan sikapnya menentang rencana Jones. Rabi Arthur Waskow dari Shalom Centre di Kota Philadelphia meminta para umat Yahudi turut membaca sejumlah kutipan Al-Qur'an sebagai rasa hormat kepada kitab suci kaum Muslim itu.

Pembacaan Al-Qur'an akan berlangsung di tengah ibadah Sabat pada Sabtu mendatang, atau bersamaan rencana pembakaran Al-Quran oleh Jones. "Banyak komunitas dan organisasi keagamaan dan kelompok-kelompok sekuler menentang ide pembakaran itu," kata Waskow di laman Shalom Center.

Di Indonesia para tokoh lintas agama juga tidak tinggal diam. Mereka menggelar pertemuan akhir pekan lalu. Pertemuan dihadiri Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Andreas A Yewangoe, Habib Rizieq Syihab dari Front Pembela Islam (FPI), Mgr Johannes Pujasumarta dan Mgr P Mandagi dari Komisi Waligereja Indonesia (KWI), serta sejumlah tokoh lintas agama lainnya. Mereka menolak mentah-mentah rencana Jones. Perbuatan Jones disepakati sebagai perbuatan hina dan sesat.

"Saat ini peradaban sudah berbeda. Bakar membakar itu peradaban masa lampau," kata Ketua Umum PGI Andreas A Yewangoe kepada VIVAnews, Selasa 7 September 2010.

Tak hanya kesepakatan dan seruan agar rencana itu diurungkan. PGI juga melakukan langkah riil dengan melayangkan surat kepada Presiden AS Barack Obama dan organisasi-organisasi gereja di AS agar menggunakan kuasanya mencegah terjadinya peristiwa yang akan melukai umat Islam dan umat beragama lainnya di Indonesia. Surat itu sudah dikirimkan dua pekan lalu.

Selain kaum agamis, niat Jones juga ditentang kalangan militer. Militer AS khawatir aksi Jones bakal mengancam keselamatan serdadu AS yang berada di Afghanistan. Saat ini saja rencana gila Jones itu semakin mempertajam sentimen anti Amerika di sana. Hal ini ditandai dengan pembakaran bendera AS.

Panglima militer AS di Afghanistan, Jenderal David Petraeus, yang baru beberapa bulan bertugas, melihat hal ini sebagai ancaman serius bagi tugas mereka di Afghanistan. “Ini akan membahayakan tentara kita, dan mengancam keberhasilan usaha kita di sini,” ujar Petraeus.

Akan halnya Jones, ia menegaskan, langkahnya membakar Al-Quran tak akan surut. Dia bahkan bersumpah tetap melancarkan rencananya, tidak memedulikan masalah yang akan dihadapi tentara negaranya di Afghanistan.

Jangan Terprovokasi

Meski Jones masih keras kepala, Din Syamsudin selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah mengaku bersyukur, dan memberi penghargaan karena sebagian besar kalangan di Amerika Serikat, termasuk gereja dan organisasi Kristiani, menolak rencana pembakaran Al-Qur'an oleh kelompok Jones.

"Berarti ini tidak bisa digeneralisasi, dan memang jangan digeneralisasikan sebagai sikap AS atas kelompok Islam," kata tokoh lintas agama ini.

Din mengaku sudah dapat konfirmasi langsung dari pemerintah AS bahwa mereka pun menolak rencana Jones. "Obama sangat-sangat menentang rencana pembakaran ini," kata Din kepada VIVAnews.

Oleh karena itu, Din meminta umat Islam, khususnya di Indonesia, tidak perlu bereaksi berlebihan, apalagi sampai menimbulkan pertentangan. "Biarlah ada orang lain yang berpikir tidak rasional. Kita harus tetap kedepankan akal pikiran dan hati nurani, dan jangan terprovokasi."

Din juga mengingatkan satu hal kepada masyarakat Muslim di Indonesia. "Pembakaran Al-Quran tidak akan mengurangi makna Al-Qur'an sebagai wahyu Ilahi dan juga umat Islam tidak terkurangi sedikit pun karena kejahatan terhadap Islam ini," tuturnya.(np)
• VIVAnews
PARA PEMIMPIN KRISTEN:
Jutaan Umat Kristen Kecam Rencana Bakar Quran
Tak hanya umat muslim di dunia yang murka, para pemimpin umat Kristen turut mengecam.
SELASA, 7 SEPTEMBER 2010, 07:42 WIB Elin Yunita Kristanti

Aksi menentang pembakaran Quran (Rahmat Zeena/Makassar) (Rahmat Zeena)
BERITA TERKAIT
HTI Sulsel Kecam Aksi Pembakaran Quran
Indonesia Tuan Rumah Konferensi Qur'an
Menjaga Kesucian Al-Quran Tua Beraksara Jawa
Pejabat di Depok Dites Membaca Al-Quran
VIVAnews -- Sebuah sekte kecil di Florida, Amerika Serikat merencanakan aksi kontroversial dan dianggap ngawur -- membakar Al Quran, kitab suci agama Islam, dalam peringatan tragedi 11 September.

Aksi itu mereka beri nama ‘international burn the Quran day' atau 'hari pembakaran Al Quran sedunia'.

Tak hanya umat muslim di dunia yang murka, para pemimpin umat Kristen, baik liberal maupun konservatif, juga mengecam rencana tersebut.

Pendeta, Dr Michael Kinnamon, sekretaris jenderal Dewan Gereja Amerika Serikat mengatakan, pihaknya kembali menegaskan sikap penentangan atas aksi itu. Kata dia, pernyataan ini mewakili jutaan warga AS yang menolak ekspresi anti-muslim yang ditunjukkan sekte itu.

Tindakan membakar Quran, tambah dia, adalah reaksi orang yang ketakutan sekaligus salah paham terhadap sifat sejati ajaran Islam yang damai.

"Kesalahpahaman dan bingung, juga ketidakmampuan untuk mencintai tetangga kita seperti yang dicontohkan Kristus, itu yang ditunjukkan sekte tersebut ketika melecehkan umat muslim dan merencanakan ‘international burn the Quran day'," kata dia, seperti dimuat situs CSmonitor, 6 September 2010.

"Tindakan penuh kebencian tersebut bukan kesaksian atas iman Kristiani," tegas Kinnamon.

Sikap senada juga ditunjukkan organisasi, National Association of Evangelicals yang berbasis di AS.

"Rencana itu...untuk membakar Al Quran pada 11 September menunjukkan sikap tidak hormat kepada tetangga muslim dan justru akan meningkatkan ketegangan antara umat Kristen dan Islam di seluruh dunia," kata organisasi itu dalam pernyataannya. "Kami menuntut rencana pembakaran itu dibatalkan."

Sementara, pendeta senior di Orlando, Florida mengatakan tindakan itu hanya akan memicu masalah.

Melawan terorisme, kata dia, bukan dengan mengobarkan kemarahan. "Melawan api dengan api hanya akan mengobarkannya. Cinta adalah air yang akan memadamkan kehancuran."

Sementara, umat muslim dunia telah bergerak, menentang dan memprotes rencana pembakaran Al Quran.

Senin lalu, ratusan warga Afghanistan berkumpul di ibukota Kabul untuk mengecam pembakaran Al Qur'an. Mereka berteriak, "Hidup Islam" dan "Matilah Amerika".

Aksi protes juga terjadi di Indonesia -- negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Salah satunya pada Sabtu, 4 September 2010 oleh ratusan orang yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulawesi Selatan.

"Kami memiliki misi untuk menyelamatkan Alquran. Jika Al Quran ini betul-betul dibakar, maka kami akan marah besar," tegas Hasanuddin Rasyid, sambil mengacungkan Alquran ke udara, diiringi teriakan takbir berkali-kali.

HTI mendesak Pemerintah AS, umat Kristen termasuk di Indonesia untuk menggagalkan rencana itu. Jika pembakaran dilakukan, itu akan memancing umat Islam untuk bereaksi dan marah.
Protes juga disampaikan pemeluk agama berbeda di Indonesia. Mereka minta, pemerintah AS bertindak tegas untuk menghentikannya.

Sementara, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta umat Islam di Indonesia tidak terprovokasi dengan gerakan itu.

MUI menegaskan, tidak akan mengeluarkan fatwa atau kecaman. Sebab, ekspresi kemarahan sekelompok kecil orang. MUI menyerukan perlawanan atas aksi itu dilakukan secara damai. (sj)
• VIVAnews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019