Radikalisme DITOLAK, Kekerasan DIBENCI (9)

AA, Si Serigala Kesepian
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Kamis, 30 September 2010 | 15:01 WIB

Adi Dwijayadi
S
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat teroris, Noor Huda Ismail, menilai bahwa pelaku bom bunuh diri di Kalimalang pada Kamis (30/9/2010) yang telah teridentifikasi berinisial AA itu besar kemungkinan bertindak atas nama pribadi. Hal ini dapat tecermin dari tindakannya yang cenderung "primitif".

Maksudnya, di tengah canggihnya aksi terorisme, pelaku malah menggunakan sepeda onthel. Padahal, bom rakitan beserta bahannya diketahui sensitif terhadap gerakan. Jika bergerak sedikit, maka bom dapat meledak secara tiba-tiba.

"Maka, dia bisa disebut sebagai lone wolf atau si serigala kesepian. Ini terminologi yang dipakai praktisi dan akademisi tentang fenomena self radicalisation. Pelaku melakukan serangan sendiri dengan improvisasi sendiri, mirip serigala yang mencari mangsa sendiri tanpa kaitan dengan jaringan," kata Noor Huda ketika dihubungi Kompas.com, Kamis.

Pelaku melakukan serangan sendiri dengan improvisasi sendiri, mirip serigala yang mencari mangsa sendiri tanpa kaitan dengan jaringan.

Bom rakitan yang dibawa AA meledak tak jauh dari tempat seorang polisi tengah mengatur arus lalu lintas di kawasan padat kendaraan. Noor Huda mengatakan, ada indikasi bahwa polisi saat ini telah menjadi target sasaran pelaku terorisme.

Ada tiga alasan mengapa polisi kini menjadi sasaran. Kelompok radikal beranggapan bahwa polisi saat ini telah menjadi antek-antek asing, polisi telah mendapat dana dari pihak asing yang dalam hal ini Amerika Serikat dan Australia, dan polisi dituduh melanggar hak asasi manusia. Terakhir, polisi memang dikecam ketika menangkap Abubakar Baasyir.

Ketika ditanya apakah pelaku memiliki keterkaitan dengan kelompok terorisme yang merampok Bank CIMB di Sumatera Utara, Noor Huda meragukannya. Dia mengatakan, besar kemungkinan, AA hanya merasa memiliki hubungan emosional dengan kelompok terorisme yang ada di Indonesia.
Isi Surat Indikasikan Bom Kalimalang Aksi Balas Dendam
Kamis, 30 September 2010 | 17:20 WIB

Anggota Polres Bekasi barang bukti bom Kali Malang berupa surat kecaman dan paku untuk menambah efek kerusakan. TEMPO/Hamluddin

TEMPO Interaktif, Bekasi - Polisi belum memastikan motif bom Kalimalang, namun dua lembar surat yang ditemukan di kantong celana pelaku menunjukkan bahwa aksi tersebut sebagai serangan balik terhadap polisi.

Surat tersebut ditulis tangan pada kertas bergaris yang disobek. Lembar pertama isinya, "Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, menghukum mati, dan menahan mujahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini."

Kemudian isi surat lembaran kedua, "Bom sahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir, kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia."

Surat bernada aksi balas dendam terhadap Polri yang belakangan aktif memburu jaringan teroris di sejumlah daerah di Indoensia itu diamankan penyidik Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi. Surat tersebut disimpan bersama sejumlah barang bukti lainnya. Jumlah keseluruhan barang bukti yang diamankan dari lokasi ledakan ada sembilan item.

HAMLUDDIN


Jakarta - AKP Herry, petugas lalu lintas di pos polisi yang berada dekat lokasi ledakan bom rakitan ternyata sempat berkomunikasi dengan Ahmad, pria bersepeda yang membawa bom tersebut. AKP Herry menyuruh Ahmad melewati trotoar yang ada di depan halte.

"Pelaku melintasi AKP Herry, petugas lantas. Oleh AKP Herry disuruh melewati jalan di atas, di trotoar halte," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (30/9/2010).

Bagaimana bom yang dibawa Ahmad bisa meledak? Berikut kronologi menurut keterangan Iskandar kepada wartawan:

"Sekitar pukul 08.00 WIB saat situasi sedang padat, pelaku menggunakan sepeda. Di depan
Pasar Sumber Arta, Pondok Kelapa, Duren Sawit, diduga membawa bahan peledak rakitan dari
karbit, mesiu dan paku.

Lalu pelaku melintasi AKP Herry, petugas lantas. Oleh AKP Herry disuruh melewati jalan
di atas di trotoar halte. Setelah naik ke atas, ia (Ahmad) menabrak pembatas jalan. Saat itulah terjadi ledakan. Anggota kita Alhamdulillah tidak kena, hanya terkena serpihan saja.

Pelaku sendiri setelah dia meledakkan (bom) itu jatuh, lalu mau bangun. Lalu ditangkap AKP
Herry, diamankan ke RS Bhayangkara. Kondisinya baik-baik, tidak kritis. Alhamdullah. Ini penting supaya kita bisa mengungkap.

Yang bersangkutan mengalami luka di bagian wajah, kepala, leher dan tangan. Patah lengan kanan, patah kaki kanan. Barang bukti yang diamankan, tali rapia, paku sisa bahan peledak, bubuk mesiu.

Paku 50 buah ukuran 4 cm. Paralon 1-2. Ada pecahan priuk dari alumunium, kaleng bekas baygon. Tas warna hitam. Korek api dan botol aqua. Uang tunai Rp 3 ribu.

Sepeda yang digunakan dengan dua tempat duduk. Ada pesan tertulis. Ditulis spidol: Ini adalah balasan kepada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, menghukum mati dan menahan mujahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini. Bom sahid ini adalah untuk kalian semua orang kafir, kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan, kematian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia.

Yang bersangkutan AH (38) alamat tidak jelas. Pengakuan dia tidak jelas dari masjid ke
masjid. Dirawat intensif di RS Kramat Jati," papar Iskandar.

(ken/fay)
Kronologi Bom Bekasi Versi Polisi Saksi Mata
AH diduga hendak meledakkan bomnya pada Kanit Patroli Pospol Sumber Arta AKP Herry Azhari
KAMIS, 30 SEPTEMBER 2010, 15:07 WIB Arfi Bambani Amri, Zaky Al-Yamani

(tvOne)

VIVAnews - AH, pelaku peledakan bom di dekat Pos Polisi Sumber Arta, Bekasi, diduga berusaha meledakkan bom terhadap sejumlah personel polisi yang sedang berjaga. Namun, bom diduga terlebih dulu meledak sebelum mengenai salah satu personel tersebut.

Kebetulan personel polisi terdekat dari pria berjanggut dan bertinggi badan 167 centimeter itu adalah Kepala Unit Patroli Pospol Sumber Arta, Kepolisian Resor Metro Bekasi, Ajun Komisaris Herry Azhari. Herry menceritakan kembali momen itu di markas Kepolisian Resor Metro Bekasi, Kamis 30 September 2010.

"Kejadiannya sekitar pukul 08.15," kata Herry. "Kebetulan saya memang biasa bertugas mengatur lalu lintas di sekitar lokasi."

Herry berdiri di pinggir trotoar sambil mengatur lalu lintas pagi yang ramai. Sebelum kejadian, Herry sudah melihat di belakangnya seseorang menuntun sepeda kayuh dari arah Jakarta menuju Bekasi.

"Tiba-tiba terdengar ledakan besar dari belakang. Saya lihat ke belakang, orang yang menuntun sepeda itu sudah tergeletak, barang-barang dia berserak," kata Herry. Herry juga merasakan sejumlah paku melayang ke arahnya saat bunyi ledakan terdengar, namun tak sampai melukainya.

Sontak Herry mencium bau petasan. Kemudian dia melihat paku berserakan di sekitar orang yang tadi menuntun sepeda. "Saya langsung mencurigai ini bom."

Herry yang hanya berjarak tiga meter dari lokasi ledakan itu mendekati tubuh pria yang diketahui belakangan berinisial AH. "Ketika saya mendekati, tiba-tiba dia bangun, sempoyongan dan berusaha melarikan diri," ujar Herry. Saat itu, Herry melihat baju AH berlumuran darah.

Herry langsung mengejar AH dan berhasil mencengkeramnya. Herry lalu memanggil beberapa anak buahnya yang sudah berkerumun untuk mengamankan AH di Pospol yang berjarak 10 meter dari lokasi ledakan.

Saat diamankan, AH sempat berontak. Pelaku selalu bertakbir ketika diamankan sejumlah polisi itu.

Tak ada identitas apa pun di tubuh AH. Pelaku diketahui memakai kaos abu-abu dan celana hitam. Di sakunya ditemukan dua carik kertas. "Berisi keinginan dia mau berjihad. Saya tak baca lengkap dan sudah disita Densus. Kemudian dia juga ingin membalas dendam," kata Herry.

Sementara di sepeda AH, Herry melihat rangkaian-rangkaian kabel. "Di stang sebelah kanan ada tombol on-off yang disambungkan kabel ke jok belakang sepeda. Kondisi di sekitar lokasi, paku karatan 3 sampai 5 cm ada ratusan lebih serta serbuk putih yang beraroma petasan," kata Herry.

Dari Pospol, AH kemudian sempat dibawa ke Mapolrestro Bekasi. Namun belakangan, Detasemen Khusus 88 menjemput AH dan membawanya ke Rumah Sakit Polri untuk dirawat. Belakangan, AH meninggal dunia saat di Rumah Sakit. Namun informasi dari Polda Metro menyebut AH masih hidup.(ywn)
• VIVAnews
LEDAKAN KALIMALANG
Densus Datang, Pelaku Bungkam
Kamis, 30 September 2010 | 13:16 WIB

LEO SUNU

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis tampak tiba di Unit Gawat Darurat, Rumah Sakit Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (30/9/2010) tempat pelaku peledakan Kalimalang dirawat.
Menurut sumber Kompas.com di kepolisian, pelaku masih dapat berbicara ketika tiba di UGD. Namun pelaku bungkam ketika Densus Antiteror 88 menanyakan dari kelompok mana dia berasal. "Teriak-teriak, kesakitan, ditanya dari kelompok mana, diam saja," kata sumber tersebut.
Dikatakan sumber, pelaku berusia sekitar 35 tahun, berperawakan gempal, dengan hidung mancung. "Namanya Noor ali," katanya.
Saat membawa peledak pelaku mengenakan baju koko putih dan celana putih. Terdapat sebuah pesan jihad yang dibawa pelaku di sepedanya. Sementara itu, situasi di RS Sukanto tampak dijaga ketat pihak kepolisian dari satuan Brimob dan Densus 88.
LEDAKAN DI KALIMALANG
Inilah Ciri-ciri Terduga Pelaku Ledakan
Kamis, 30 September 2010 | 12:04 WIB

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Tim Labfor melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi ledakan di halte angkutan umum simpang Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi, Kamis (30/9/2010). Ledakan diduga akibat bahan peledak rakitan berisi paku dan mesiu yang dibawa seorang yang mengendarai sepeda ontel. Akibat ledakan ini, pesepeda ontel tersebut terluka.

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah ledakan keras terjadi di halte angkutan umum simpang Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi, Kamis (30/9/2010) pagi. Ledakan berasal dari tas yang diikatkan di sepeda yang dituntun oleh seorang lelaki.

Akibat ledakan ini, lelaki tersebut terluka di kepala dan sekujur tubuhnya. Ia dalam kondisi kritis dan tak sadarkan diri di RS Polri, Jakarta. Polisi tidak menemukan identitas di tubuh lelaki itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis, menuturkan, ciri-ciri lelaki itu adalah berusia sektiar 30 tahun, berkumis, berjenggot, kulit sawo matang, mengenakan baju berwarna krem, dan tinggi sekitar 160 cm.

Meski tidak menemukan identitas di tubuh lelaki itu, polisi berhasil mengidentifikasinya. Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan di Mabes Polri, Kamis, menyampaikan, lelaki itu bernisial AH. Ia tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan selalu berpindah-pindah. Namun, Iskandar belum dapat menjelaskan di mana saja korban pernah tinggal. "Masih kami telusuri semuanya," ungkapnya.
Kamis, 30/09/2010 13:17 WIB
LEDAKAN BOM DI KALIMALANG
Inilah Isi Pesan Pelaku di Saku Celana
Kamis, 30 September 2010 | 12:34 WIB

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Tim Labfor melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi ledakan di halte angkutan umum simpang Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi, Kamis (30/9/2010). Ledakan diduga akibat bahan peledak rakitan berisi paku dan mesiu yang dibawa seorang yang mengendarai sepeda ontel. Akibat ledakan ini, pesepeda ontel tersebut terluka.

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi menemukan secarik kertas di saku celana lelaki yang diduga merupakan pelaku peledakan di Kalimalang, Bekasi, Kamis (30/9/2010). Ada pesan tertulis di situ.

"Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan. Membunuh, menghukum mati, dan menahan mujahidin. Kami siap mati demi agama yg mulia ini."

"Kami membenarkan adanya kertas yang ditaruh di saku celana pelaku. Kami masih pelajari tulisan kertas itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis.

Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan. Membunuh, menghukum mati, dan menahan mujahidin. Kami siap mati demi agama yg mulia ini.

Pelaku yang diidentifikasi sebagai Ahmad bin Abu Ali (35) yang berdomisili di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu menuntun sepeda yang di sepeda itu terikat sebuah tas. Ia berjalan dari arah Cawang menuju Bekasi.

Saat melintas di belakang seorang polisi, Ajun Komisaris Heri, Kanit Gaktur Lantas Resta Bekasi Kota, bom itu meledak. Beruntung Heri tidak terluka. Ledakan malah melukai Ahmad yang saat ini dalam kondisi kritis dan dirawat di RS Polri.

Polisi mengamankan sepeda milik pelaku dan mengumpulkan sisa ledakan, di antaranya sejumlah paku dan serpihan kertas yang tercium berbau menyengat.
Pengebom Gunakan Sepeda Onthel Ditengarai Sebagai Modus Baru
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - AH yang diduga sebagai pelaku bom rakitan di Kalimalang, Jaktim, belum diperiksa polisi karena masih dirawat di RS Polri akibat luka parah yang dideritanya. Diduga caranya melakukan aksi pengeboman dengan sepeda onthel adalah model baru.

"Mungkin modus baru agar tidak dicurigai, dahulu kan pakai mobil atau motor," kata Kabid Humas Polda Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar, di TKP, Jl Kalimalang, Jaktim, Kamis (30/9/2010).

Sejumlah benda mencurigakan disita dari pelaku. Tim dari laboratorium forensik kini tengah meneliti sisa-sisa ledakan berupa paku, bubuk mesiu dan karbit, paralon, dan korek api.

"Densus mengamankan sejumlah bahan mencurigakan," tambah Boy.

Peristiwa ledakan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Peristiwa ini terjadi di Jl Kalimalang, depan Pasar Sumber Arta, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, tak jauh dari pos Lantas.

Mabes Polri menyebutkan, AH menderita luka bakar parah dan patah tulang. Dalam tubuhnya ditemukan surat berisi ancaman pembalasan pada apa yang disebutnya "sekutu setan".

(ndr/nrl)

Kamis, 30/09/2010 12:17 WIB
Ledakan di Kalimalang
Saksi: Sepeda Onthel Pelaku Ada Tombol yang Tersambung Kabel
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - AH, membawa bom rakitan dengan sepeda onthel di Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur. Di sepeda AH, ada tombol yang tersambung dengan kabel-kabel.

"Di sepeda itu ada tombol diletakkan di sepeda yang tersambung dengan kabel-kabel," ujar seorang saksi mata, Linda, yang merupakan pedagang di Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (30/9/2010).

Linda juga mengaku melihat bawaan lainnya yang dibawa AH seperti paku-paku berkarat besar, terigu, sagu, dan tali rafia.

Meski demikian, Linda tidak melihat apakah kabel tersambung ke dalam tas yang dibawa AH. "Saya nggak lihat," kata Linda.

Linda tidak sempat melihat ciri-ciri pelaku karena segera dibawa polisi. Linda hanya melihat pakaian yang dikenakan AH. "Bajunya seperti pemulung," katanya.

Saat bom meledak, lanjut Linda, dia sedang berada di toko kue. Dia langsung lari dan sempat mengira yang meledak adalah ban sepeda.

"Saya dengar ada ledakan. Saya langsung lari, saya kira ban meledak, nggak tahunya ada kejadian," kisahnya.

Saat ini pelaku AH dirawat di RS Kramatjati, Jaktim. Dia menderita luka bakar parah dan patah tulang.
(nik/nrl)


Kamis, 30/09/2010 12:26 WIB
Polisi: Pelaku Diduga Hendak Lakukan Bom Bunuh Diri
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Pelaku AH kini sudah diamankan polisi di RS Polri Kramatjati. Diduga dia hendak melakukan aksi bom bunuh diri.

"Diduga dia hendak melakukan bom bunuh diri," kata Kabid Humas Polda Jaya, Kombes Pol Boy Raflia Amar, di lokasi di Jl Kalimalang, Jaktim, Kamis (30/9/2010).

AH mengendarai sepeda onthel dengan membawa tas hitam, yang merupakan bom rakitan berisi paku, mesiu, karbit, paralon, dan benda lainnya. Bom itu meledak di kawasan Jl Kalimalang, dekat Pasar Sumber Artha sekitar pukul 08.00 WIB.

Bom itu meledak di dekat seorang polisi lalu lintas AKP Heri yang tengah mengatur lalu lintas. Ledakan itu malah mengakibatkan AH terluka di leher dan di kepala.

"Kalau orang-orang punya tujuan tertentu kaitannya dengan teror harus mencari tempat yang ramai, yang tahu tujuannya dia sendiri kita harus menggali lebih jauh," terangnya.

Mabes Polri menyebutkan, AH menderita luka bakar parah dan patah tulang. Saat ini AH yang berbadan gempal dan berkumis dan berjenggot dirawat di RS Polri Kramatjati.

(ndr/nrl)

Kamis, 30/09/2010 12:51 WIB
Densus 88 Amankan Barang Bukti Bom Rakitan di Kalimalang
E Mei Amelia R - detikNews

Amel/detikcom Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi ledakan di Kalimalang, Jakarta Timur. Densus akan menyelidiki bahan-bahan penyusun bom tersebut.

"Barang bukti diamankan oleh Densus, barang bukti ada paku 10 cm, kabel, sepeda, dan barang bukti lain," Kabid Humas Polda Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar, di lokasi di Jl Kalimalang, Jaktim, Kamis (30/9/2010).

Polisi nantinya akan memeriksa AH, pelaku yang kini dirawat di RS Polri Kramat Jati, untuk mengetahui bagaimana melakukan perakitan dan apa motifnya.

"Harus kita periksa dulu yang bersangkutan lebih jauh," terangnya.

Diketahui, pelaku bernama AH mengendarai sepeda onthel dengan membawa tas hitam, yang merupakan bom rakitan berisi paku, mesiu, karbit, paralon, dan benda lainnya. Bom itu meledak di kawasan Jl Kalimalang, dekat Pasar Sumber Artha sekitar pukul 08.00 WIB.
(mei/ndr)

Kamis, 30/09/2010 12:29 WIB
Ledakan di Kalimalang
Isi Surat AH : Ini Pembalasan pada Kalian Sekutu Setan
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Sepucuk surat ditemukan dari pria AH yang membawa bom rakitan di dekat Pos Lantas Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur. Surat itu bertuliskan pesan balas dendam.

"Ini adalah pembalasan pada kalian...sekutu-sekutu setan...membunuh...menghukum mati mujahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini," demikian isi surat yang didapatkan dari petugas di lokasi kejadian, Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (30/9/2010).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar juga membenarkan adanya surat yang ditemukan di tubuh pelaku.

Selain surat, polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari pria berkumis dan berjenggot ini, yakni uang Rp 3.000, sebuah tas warna hitam, korek api dan botol aqua.

Ledakan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, di belakang AKP Heri yang sedang mengatur lalu lintas. AH membawa bom di tasnya sembari menuntun sepeda onthel. Dia menerita luka parah dan patah tulang. Saat ini pria yang ditaksir berusia 30 tahun itu dirawat di RS Kramatjati Polri, Jaktim.

(aan/nrl)


Kamis, 30/09/2010 11:54 WIB
Ledakan di Kalimalang
Polda Metro: Pelaku Menuntun Sepeda Sebelum Bom Meledak
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Ledakan bom rakitan terjadi di dekat Pos Lantas Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur. Sang pelaku sempat menuntun sepeda dari Bekasi menuju Jakarta Timur. Tiba-tiba tas miliknya meledak.

"Pelaku menuntun sepeda dari arah barat menuju timur atau dari arah Bekasi menuju Jakarta Timur. Saat di depan halte Pasar Sumber Arta, tas yang dibawa pelaku meledak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar.

Hal ini disampaikan Boy di lokasi kejadian, Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (30/9/2010). Halte itu terletak sekitar 10 meter dari Poslantas Sumber Arta.

Boy menuturkan, di dalam tubuhnya ditemukan surat bernada jihad. "Saya belum tahu kontennya apa. Itu sudah diamankan ke Polres," ujar dia.

Boy mengatakan, identitas korban tidak ditemukan. Kepolisian mempelajari bahan peledak yang digunakan pelaku.

"Nanti diperiksa dulu di Puslabfor apa konten dari bahan peledak tersebut, yang pasti yang meledak adalah bahan peledak. Daya ledak cukup besar. Namun, dari ledakan tidak menimbulkan kerusakan pada benda lain. Cuma sepeda pelaku yang rusak," papar Boy.

Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan, pria pembawa sepeda yang diduga pembawa bom rakitan itu berinisial AH.

(aan/nrl)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN