fpi GIGIH salah GIGIT
musim antiterorisme, ekh, fpi SEHARUSNYA DEMO ANTITERORISME
"Jika Lakukan Kekerasan FPI Harus Ditindak"
Pemerintah sudah menyediakan ruang untuk menyampaikan aspirasinya.
SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, 15:04 WIB Ismoko Widjaya, Nur Farida Ahniar
VIVAnews - Pemerintah akan menindak tegas organisasi Front Pembela Islam (FPI), bila ancaman kekerasan terhadap ajang festival film Q! benar-benar dilakukan. Jika ancaman itu jadi kenyataan, FPI akan berhadapan dengan hukum.
"Kalau ancam-mengancam, melakukan tindakan kekerasan, jawabannya dia harus berhadapan dengan hukum," kata Menteri Koordinator Bidang Polhukam Djoko Suyanto kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 28 September 2010.
Djoko menyampaikan hal itu sebelum pelantikan Laksamana TNI Agus Suhartono menjadi Panglima TNI, yang digelar siang ini.
Dalam orasi saat unjuk rasa di Goethe Institut, Ketua DPD FPI Jakarta Habib Salim bin Umar Al-Aththas menyatakan akan merusak dan membakar tempat-tempat penyelenggaraan festival film internasional itu. Jika ancaman itu dilakukan, Djoko menegaskan, "Mereka akan berhadapan dengan hukum."
Hukum harus bersikap tegas, lanjut Djoko, sebab selama ini pemerintah sudah menyediakan ruang atau tempat untuk menyampaikan aspirasi. Tapi kalau sudah masuk mengancam dan bertindak, maka akan ditindak tegas. Polisi, kata mantan Panglima TNI itu, "Harus bertindak tegas melindungi semua warga negara."
Djoko membantah bahwa pemerintah membiarkan aksi-aksi FPI yang mengancam Goethe Institut itu. "Tidak. Tidak ada pembiaran itu. Kalau ada tindakan, dia (FPI) sendiri harus berhadapan dengan hukum," tegas Djoko.
Regional Director Q! Film Festival, Putri, saat dikonfirmasi VIVAnews.com menolak memberikan keterangan. "Untuk saat ini kami tidak bisa memberikan komentar apapun," kata Putri saat dihubungi via telepon.
• VIVAnews
Diancam FPI, Festival Q! Banjir Dukungan
Q! Film Festival tanggapi dingin protes dari FPI.
SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, 13:46 WIB Irina Damayanti
VIVAnews - Penyelenggaraan Q! Film Festival menuai unjuk rasa dari Front Pembela Islam. Mendengar kabar bahwa festival ini akan menayangkan film-film bertema lesbian, gay, bi-seksual dan transeksual (LGBT), FPI langsung menyerbu lokasi pusat kebudayaan Jerman Goethe-Institut, dan beberapa tempat dilaksanakannya festival tersebut.
Dalam aksi protes tersebut, FPI menyatakan keberatannya dan penolakan keras atas pemutaran festival film tersebut.
Meski menuai kontroversi, para insan perfilman tanah air justru memberi dukungan penuh atas terselenggaranya Q! Film Festival yang sudah didirikan sejak tahun 2002 tersebut.
Dukungan ini mereka tuliskan lewat akun twitter resmi Q! Film Festival. Diantara para sineas itu ada beberapa nama seperti Lukman Sardi dan Nia Dinata.
lukmansardi: "Selama mereka msh punya akal Dan hati mrk tdk Akan melakukan kekerasan,tp kalo dilihat dr kenyataan apakah itu dimiliki oleh mereka?"
tehniadinata: "Mengirimkan energi positif ke teman2ku di @QFilmFestival semoga ancaman2 yg datang, tdk menjadi kenyataan."
Kemudian pihak penyelenggara dari Q! Film Festival ikut menuliskan dalam kalimatnya, mereka menjelaskan keadaan sudah tenang dan aman kembali.
"Keadaan di Goethe Haus sudah kembali normal. Oke, film screening di Goethe u/ hari ini akan tetap dijalankan sesuai jadwal!! Dan acara2 lainnya pun dsini tetap diadakan," tulisnya dalam akun Twitter tersebut. (umi)
• VIVAnews
Selasa, 28/09/2010 12:28 WIB
Khawatir FPI, CCF Batalkan Pemutaran Film Gay
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Centre Culturel Francais (CCF) membatalkan pemutaran film gay dan lesbian dalam rangka Q! Film Festival. Langkah ini dilakukan terkait surat dari Front Pembela Islam (FPI) yang meminta agar CCF tidak memutar film-film itu.
"Kami khawatir, karena ada surat yang dikirimkan dari FPI, bahwa dalam 1x24 jam kalau pemutaran film tidak dibatalkan, publik Jakarta akan resah dan khawatir akan ada massa lebih radikal dari FPI sendiri," kata media relations CCF, Atika Suri Fanani, saat dihubungi detikcom, Selasa (28/9/2010).
Rencananya pemutaran film bergenre Homoseksualitas, Lesbianisme, AIDS, dan HAM dengan tema 'Boys Will be Boys' akan diputar di CCF pada 24 September sampai 2 Oktober. Namun karena adanya surat dari FPI, CCF menunda pemutaran film tersebut.
"Kalau apakah nantinya akan diputar atau tidak, kami belum bisa memberikan konfirmasi. Untuk hari ini ditunda, dan selanjutnya kami masih menunggu perkembangan dan koordinasi," terangnya.
Atika mengaku CCF hanya sebagai tempat pemutaran film dan yang berkewenangan terkait film itu adalah pihak panitia.
"Untuk siang ini kami hentikan," ujar Atika.
Sebelumnya, seratusan anggota FPI mendatangi CCF di Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat. Mereka meminta agar pemutaran film itu dihentikan karena merusak generasi bangsa. FPI juga akan mendemo tempat-tempat pemutaran film peserta festival seperti Goethe House dan Erasmus Huis. (ndr/fay)
"Jika Lakukan Kekerasan FPI Harus Ditindak"
Pemerintah sudah menyediakan ruang untuk menyampaikan aspirasinya.
SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, 15:04 WIB Ismoko Widjaya, Nur Farida Ahniar
VIVAnews - Pemerintah akan menindak tegas organisasi Front Pembela Islam (FPI), bila ancaman kekerasan terhadap ajang festival film Q! benar-benar dilakukan. Jika ancaman itu jadi kenyataan, FPI akan berhadapan dengan hukum.
"Kalau ancam-mengancam, melakukan tindakan kekerasan, jawabannya dia harus berhadapan dengan hukum," kata Menteri Koordinator Bidang Polhukam Djoko Suyanto kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 28 September 2010.
Djoko menyampaikan hal itu sebelum pelantikan Laksamana TNI Agus Suhartono menjadi Panglima TNI, yang digelar siang ini.
Dalam orasi saat unjuk rasa di Goethe Institut, Ketua DPD FPI Jakarta Habib Salim bin Umar Al-Aththas menyatakan akan merusak dan membakar tempat-tempat penyelenggaraan festival film internasional itu. Jika ancaman itu dilakukan, Djoko menegaskan, "Mereka akan berhadapan dengan hukum."
Hukum harus bersikap tegas, lanjut Djoko, sebab selama ini pemerintah sudah menyediakan ruang atau tempat untuk menyampaikan aspirasi. Tapi kalau sudah masuk mengancam dan bertindak, maka akan ditindak tegas. Polisi, kata mantan Panglima TNI itu, "Harus bertindak tegas melindungi semua warga negara."
Djoko membantah bahwa pemerintah membiarkan aksi-aksi FPI yang mengancam Goethe Institut itu. "Tidak. Tidak ada pembiaran itu. Kalau ada tindakan, dia (FPI) sendiri harus berhadapan dengan hukum," tegas Djoko.
Regional Director Q! Film Festival, Putri, saat dikonfirmasi VIVAnews.com menolak memberikan keterangan. "Untuk saat ini kami tidak bisa memberikan komentar apapun," kata Putri saat dihubungi via telepon.
• VIVAnews
Diancam FPI, Festival Q! Banjir Dukungan
Q! Film Festival tanggapi dingin protes dari FPI.
SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, 13:46 WIB Irina Damayanti
VIVAnews - Penyelenggaraan Q! Film Festival menuai unjuk rasa dari Front Pembela Islam. Mendengar kabar bahwa festival ini akan menayangkan film-film bertema lesbian, gay, bi-seksual dan transeksual (LGBT), FPI langsung menyerbu lokasi pusat kebudayaan Jerman Goethe-Institut, dan beberapa tempat dilaksanakannya festival tersebut.
Dalam aksi protes tersebut, FPI menyatakan keberatannya dan penolakan keras atas pemutaran festival film tersebut.
Meski menuai kontroversi, para insan perfilman tanah air justru memberi dukungan penuh atas terselenggaranya Q! Film Festival yang sudah didirikan sejak tahun 2002 tersebut.
Dukungan ini mereka tuliskan lewat akun twitter resmi Q! Film Festival. Diantara para sineas itu ada beberapa nama seperti Lukman Sardi dan Nia Dinata.
lukmansardi: "Selama mereka msh punya akal Dan hati mrk tdk Akan melakukan kekerasan,tp kalo dilihat dr kenyataan apakah itu dimiliki oleh mereka?"
tehniadinata: "Mengirimkan energi positif ke teman2ku di @QFilmFestival semoga ancaman2 yg datang, tdk menjadi kenyataan."
Kemudian pihak penyelenggara dari Q! Film Festival ikut menuliskan dalam kalimatnya, mereka menjelaskan keadaan sudah tenang dan aman kembali.
"Keadaan di Goethe Haus sudah kembali normal. Oke, film screening di Goethe u/ hari ini akan tetap dijalankan sesuai jadwal!! Dan acara2 lainnya pun dsini tetap diadakan," tulisnya dalam akun Twitter tersebut. (umi)
• VIVAnews
Selasa, 28/09/2010 12:28 WIB
Khawatir FPI, CCF Batalkan Pemutaran Film Gay
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Centre Culturel Francais (CCF) membatalkan pemutaran film gay dan lesbian dalam rangka Q! Film Festival. Langkah ini dilakukan terkait surat dari Front Pembela Islam (FPI) yang meminta agar CCF tidak memutar film-film itu.
"Kami khawatir, karena ada surat yang dikirimkan dari FPI, bahwa dalam 1x24 jam kalau pemutaran film tidak dibatalkan, publik Jakarta akan resah dan khawatir akan ada massa lebih radikal dari FPI sendiri," kata media relations CCF, Atika Suri Fanani, saat dihubungi detikcom, Selasa (28/9/2010).
Rencananya pemutaran film bergenre Homoseksualitas, Lesbianisme, AIDS, dan HAM dengan tema 'Boys Will be Boys' akan diputar di CCF pada 24 September sampai 2 Oktober. Namun karena adanya surat dari FPI, CCF menunda pemutaran film tersebut.
"Kalau apakah nantinya akan diputar atau tidak, kami belum bisa memberikan konfirmasi. Untuk hari ini ditunda, dan selanjutnya kami masih menunggu perkembangan dan koordinasi," terangnya.
Atika mengaku CCF hanya sebagai tempat pemutaran film dan yang berkewenangan terkait film itu adalah pihak panitia.
"Untuk siang ini kami hentikan," ujar Atika.
Sebelumnya, seratusan anggota FPI mendatangi CCF di Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat. Mereka meminta agar pemutaran film itu dihentikan karena merusak generasi bangsa. FPI juga akan mendemo tempat-tempat pemutaran film peserta festival seperti Goethe House dan Erasmus Huis. (ndr/fay)
Komentar
Posting Komentar