TEORI KONSPIRASI, as always, pasca sebuah kematian seleb

Senin, 04/01/2010 18:27 WIB
Yenny: SMS yang Sebut Gus Dur Dibunuh Tidak Benar
Tamam Mubarok - detikNews
Jombang - Beredar SMS berisi tentang kematian KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Isinya Gus Dur meninggal karena dibunuh. Tapi pihak keluarga memberi klarifikasi. Isi SMS tidak benar.

"Kami pihak keluarga tidak pernah menghiraukan SMS tersebut. Karena kami anggap SMS tersebut tidak benar," kata putri Gus Dur, Yenny Wahid kepada wartawan saat didampingi suaminya di kediaman KH Sholahudin Wahid, kompleks Ponpes Tebuireng,
Jombang, Senin (4/1/2010).

Pihak keluarga, kata dia, Keluarga lebih mementingkan tamu yang berziarah. Karena besok malam akan digelar 7 hari wafatnya Gus Dur.

"Pihak keluarga lebih mementingkan tamu yang berziarah. Karena besok malam digelar 7 hari wafatnya bapak. Karena sejak pertama bapak wafat, semua tamu membludak," tambahnya.

Pihak keluarganya pun tidak akan menggubris perihal SMS tersebut. Bahkan pihaknya tidak mencurigai siapapun. "Kami tidak mencurigai siapapun dan tidak menggubris SMS tersebut," jelasnya.

Sebelumnya beredar SMS itu berbunyi: "Gus Dur DIBUNUH! 30/12 Pk 18.50 WIB Selang oksigen gus dur dicabut paksa! Pembunuhan terkait pertemuan Gus Dur tanggal 4 Desember di Jalan Denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN). (fat/ndr)

SMS Pembunuhan Beredar
Keluarga Gus Dur Lebih Percayai Dokter
Selasa, 5 Januari 2010 - 14:24 wib

Fahmi Firdaus - Okezone

JAKARTA - Keluarga almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak mau menanggapi seputar beredarnya pesan pendek yang menyebutkan mantan Presiden RI itu dibunuh di RSCM.
Kendati demikian, adik kandung Gus Dur, Umar Wahid mengakui, jika pihak keluarga menerima SMS misterius tersebut. Namun dirinya tidak percaya dengan isi SMS itu dan lebih percaya kepada dokter.

"Kami menerima SMS yang tidak jelas. Namun kami dari pihak keluarga percaya sepenuhnya kepada RSCM, dari tim dokter, perawat, dan lain-lain," kata Umar Wahid.

Hal itu disampaikannya saat mendampingi Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Akmal Taher yang menjelaskan kronologi Gus Dur dirawat di RSCM, Jakarta, Selasa (5/1/2010).

Menurut Umar Wahid, keluarga tidak ingin terjebak dalam isu yang tidak jelas itu. Namun yang terpenting adalah Gus Dur mendapat ketenangan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, Gus Dur telah menjalani perawatan kesehatan sejak 1990. "Gus Dur sendiri mengatakan agar selalu ditangani di RSCM," tutur Umar Wahid menyebutkan pesan Gus Dur.

Seperti diberitakan, SMS gelap itu berbunyi "Gus Dur dibunuh! 30/12 Pk 18.050 WIB selang oksigen gus dur dicabut paksa! pembunuhan terkait pertemuan gus dur taggal 4 des di jalan denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN)."

SMS tersebut masuk ponsel pribadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
(ram)
SMS Pembunuhan Beredar
Gus Sholah Yakin Gus Dur Tak Dibunuh
Selasa, 5 Januari 2010 - 18:23 wib

SURABAYA - KH Sholahuddin Wahid, adik kandung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yakin kakaknya meninggal karena sakit. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng tersebut bahkan menepis keraguan banyak orang bahwa Gus Dur meninggal karena dibunuh.

“Siapa yang membunuh dan bagaimana motifnya, saya kok tidak yakin sama sekali ,” ucap pria yang sering disapa Gus Sholah dalam perbincangan di Surabaya First Channel Trijaya FM, Selasa (5/1/2010).

Gus Sholah bahkan meminta masyarakat tidak begitu resah menyangkut beredarnya Short Message Service (SMS) yang menyatakan bahwa Gus Dur meninggal secara tidak wajar atau dibunuh.

Gus Sholah mengaku bahwa dirinya juga menerima SMS yang intinya mengatakan bahwa Gus Dur menjadi korban dari konspirasi politik sehingga harus dibunuh.

Pesan singkat itu berbunyi "gus dur DIBUNUH! 30/12 Pk 18.50 WIB Selang oksigen Gus Dur dicabut paksa! pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 des di jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT! (SEBARKAN)."

Gus Sholah mengaku menerima SMS tersebut dari nomor HP 081399013730. ”SMS itu terkirim ke HP saya dua hari lalu. Tapi nomer pengirim tidak mau mengangkat telepon balik dari saya,” sambungnya.

Pesan tidak hanya mampir ke telepon genggamnya, tapi juga diterima Dhohir Farizi, suami Yenni Wahid, dan beberapa keluarga lainya.

Untuk mencegah dan menepis tudingan keraguan kebenaran SMS tersebut, Gus Sholah mengaku telah menghubungi dr Umar Wahid, adiknya di Jakarta yang berprofesi sebagai dokter.

“Biar dia yang menjelaskan bersama Ibu Sinta Nuriyah kebenaran SMS tersebut karena domisilinya di Jakarta. Jika dibutuhkan masukan, saya siap berangkat usai tahlilan seminggu kematian Gus Dur,” lanjut Gus Sholah.

Dia mengaku saat ini sedang berkonsentrasi menggelar tahlil yang akan digelar malam nanti di Ponpes Tebuireng. Rencananya ribuan orang serta beberapa tokoh akan menghadiri tahlilan tersebut.(kem)(Tumpal Sulaiman/Trijaya/mbs)
Warisan Gus Dur
Sabtu, 2 Januari 2010 | 04:46 WIB

Jaya Suprana

Gus Dur telah tiada. Terlalu banyak kenangan dan pelajaran yang saya peroleh dari sahabat dan mahaguru yang sangat saya hormati, kagumi, dan cintai itu. Dari Gus Dur, saya mewarisi wawasan kearifan mengenai makna kenegaraan, keagamaan, dan kemanusiaan dalam hakikat yang murni dan sejati.

Saya terkenang bagaimana ketika menempuh perawatan hemodialisis akibat telah mencapai tahap gagal ginjal terminal, Gus Dur tampak selalu segar bugar, ceria, dan tetap bersemangat berkisah dirinya sempat resmi dituntut sebuah ormas untuk diadili dengan tuduhan menghina agama Islam lewat pernyataan bahwa Al Quran adalah kitab suci pornografis. Ketika saya menganggap tuduhan itu tidak benar, Gus Dur malah dalam gaya biarnisme nakal membantah: ”Biar saja, biar rame!”

Socrates

Gus Dur selalu mengingatkan saya kepada filsuf Yunani—tepatnya Athena— tersohor, Socrates, yang—menurut Plato— gemar melontarkan komentar-komentar humoristis yang sering keliru ditafsirkan sejumlah pihak tidak mau dan/atau tidak mampu memahami kandungan makna yang sebenarnya amat luhur.

Kini telah disepakati bahwa Socrates salah seorang filsuf terbesar yang pernah hidup di Planet Bumi ini dengan pengaruh signifikan terhadap pemikiran peradaban dan kebudayaan Barat. Namun, pada masa hidupnya menjelang akhir abad III sebelum Masehi, Socrates dicurigai, dicemooh, dikecam, dan dihina sebagai insan eksentrik suka bicara ngawur. Bahkan, akibat lontaran komentar yang keliru ditafsirkan, Socrates dituduh menghina agama dan lembaga penguasa hingga akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh dewan juri pengadilan kota Athena pada tahun 399 sebelum Masehi.

Sementara itu, di Indonesia, pada tahun 2001 setelah Masehi, akibat berbagai sikap, perilaku, dan komentar yang keliru ditafsirkan, Gus Dur memang tidak dihukum mati, tetapi dipaksa lengser dari jabatan Presiden oleh MPR dan DPR yang pada masa itu masih memiliki kekuasaan untuk dengan sangat mudah melengserkan presiden.

Semasa hidup, Socrates dibenci kaum penguasa kota Athena sebab terlalu lantang dan terlalu terbuka melempar kritik terhadap sikap dan perilaku demokrasi semu pemerintah Athena. Demikian pula pada masa rezim Orde Baru, Gus Dur juga dibenci mereka yang sedang berkuasa akibat ketua ormas Islam terbesar di dunia ini berani mengkritik kediktatoran penguasa Republik Indonesia. Begitu benci rezim Orba terhadap Gus Dur, sampai konon muncul instruksi rahasia untuk—sama dengan Socrates—membunuh Gus Dur, tetapi—beda dari Socrates—sebelum niat itu terlaksana, rezim Orba telanjur lengser.

Akibat aneka ragam komentar kontroversial, Socrates dibenci dewan perwakilan warga Athena. Sama halnya dengan Gus Dur jahil menyamakan para anggota DPR dengan murid TK sebagai penyulut sumbu kebencian DPR terhadap Presiden!

Plato

Di dalam apologi tersirat kekaguman Plato terhadap Socrates sebagai tokoh yang berani menyatakan yang benar sebagai benar, yang keliru sebagai keliru, dan berani mengambil langkah-langkah kontroversial demi mempersembahkan yang terbaik bagi rakyat Athena. Sama halnya dengan para tokoh cendekiawan dan budayawan nasional dan internasional yang kagum terhadap sosok Gus Dur yang selalu gigih maju tak gentar menerjang kemelut deru campur debu bepercik keringat, air mata, dan darah demi menegakkan kebenaran di bumi Indonesia.

Pada masa Orba, Gus Dur paling berani secara terbuka memprotes kezaliman pemerintah. Hanya Gus Dur yang berani secara terbuka membela Arswendo Atmowiloto ketika menjadi korban ketidakadilan. Hanya Gus Dur yang berani membela kaum minoritas tertindas di Indonesia masa Orba kemudian setelah menjadi Presiden nyata memperjuangkan hak-hak kaum minoritas!

Hanya Gus Dur yang sadar bahwa urusan sosial dan pers sebenarnya bukan urusan pemerintah tetapi masyarakat sendiri, maka membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. Namun— sama dengan nasib Socrates—perjuangan Gus Dur membela kemanusiaan dan menegakkan kebenaran di persada Nusantara sering tidak atau sulit dipahami masyarakat semasa hingga sering keliru ditafsirkan sebagai ulah negatif bahkan destruktif. Cuap-cuap Socrates menjengkelkan kaum penguasa kota Athena, sementara ceplas-ceplos Gus Dur ketika menjadi Presiden sangat ditakuti pimpinan Bank Indonesia sebab dianggap rawan mengguncang stabilitas moneter dan ekonomi nasional!

Sama dengan Socrates, Gus Dur semasa menjadi Presiden dituduh eksentrik, ngawur, bahkan membahayakan negara dan bangsa hingga akhirnya—meski tidak dibunuh seperti Socrates—dilengserkan dari jabatan kepala negara! Gus Dur layak masuk MURI sebagai orang yang paling sering dikelirutafsirkan, terbukti namanya saja sering disebut ”Pak Gus Dur” akibat keliru tafsir bahwa ”Gus Dur” sebuah nama, padahal istilah ”Gus” sebenarnya sebutan dialek Jawa Timur berbobot sudah sama terhormat dengan ”Pak”.

Warisan pesan

Dalam salah satu perjumpaan terakhir dengan sahabat dan mahaguru yang sangat saya hormati, kagumi, dan cintai, saya sempat bertanya mengenai apa sebenarnya yang keliru pada bangsa dan negara Indonesia pada masa kini. Gus Dur menghela napas sejenak lalu berkisah sebuah hadis Al Sukuni meriwayatkan dari Abu Abdillah Al Shadiq, ”Ketika Nabi Muhammad SAW menyambut pasukan sariyyah kembali setelah memenangkan peperangan, Beliau bersabda: ’Selamat datang wahai orang-orang yang telah melaksanakan jihad kecil tetapi masih harus melaksanakan jihad akbar!’ Ketika orang-orang terheran-heran lalu bertanya tentang makna sabda itu, Rasul SAW menjawab: ’Jihad kecil adalah perjuangan menaklukkan musuh. Jihad akbar adalah jihad Al-Nafs, perjuangan menaklukkan diri sendiri!”

Terima kasih dan selamat jalan, Gus Dur!

Selamat berjuang, bangsa Indonesia!

Jaya Suprana Sahabat dan Murid Gus Dur
Isi SMS Gus Dur Di Bunuh
January 3, 2010 by Abi · Leave a Comment


Apakah Gus Dur dibunuh? Baru beberapa hari wafatnya pejuang pluralisme dan liberalisme dan tanah kuburannya pun belum mengering, namun sudah muncul berita mengejutkan bahwa kematian Gus Dur sebenarnya karena ia di bunuh, berita ini berasal dari sebuah SMS yang mengabarkan Gus Dur mati karena di bunuh
SMS ini berasal dari nomor HP 081399013730 yang di terima oleh adik Gus Dur yakni, Gus Sholah, dan inilah isi SMS yang mengabarkan Gus Dur Wafat karena di bunuh:
“gus dur DIBUNUH!30/12 Pk 18.050 WIB SElang oksigen gus dur dicabut paksa!pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 desdi jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN).”
Awalnya Gus Sholah terkejut setelah membaca isi dari SMS ini, namun kemudian ia yakin ini berita bohong dan tidak mempercayainya, pengasuh pondok pesantren Tebuiren mengatakan:
“Saya terima dan saya tidak percaya. Tidak benar sama sekali!”
Lily Wahid: Gus Dur Meninggal Karena Sakit Bukan Dibunuh
Hal senada juga di ungkapkan adik kandung Gus Dur yang lain, yakni Lily Wahid bahwa dia tidak percaya pesan singkat tersebut, dan dia Lily Wahid juga tidak percaya dengan isu bahwa Gus Dur tutup usia karena dibunuh.
“Nggak lah, nggak usah ditanggapi. Saya yakin persis tidak ada itu (pembunuhan terhadap Gus Dur),” ujarnya
Kesehatan Presiden RI ke-4 itu, kata Lily, kondisinya tidak baik sudah sejak lama. sehingga tidak etis jika kematiannya masih harus dipertanyakan lagi.
Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa kesehatan mantan presiden RI ke IV sudah memprihatinkan sejak lama, oleh karenanya tidaklah etis jika kematian almarhum di pertanyakan lagi
“Gus Dur dibunuh bagaimana, orang beliau sakit parah. Beliau itu sudah seminggu 3 kali cuci darah, jadi nggak benar isu itu, saya bantah itu, karena tim dokter juga kita tanya,” terangnya.
Lily juga mengatakan bahwa Gus Dur telah tutup usia dalam keadaan tenang dan damai, oleh karenanya tidak perlu lagi di persoalkan seputar kematiannya “Biarkan Gus Dur beristirahat dengan damai dan tenang, jangan menyimpulkan seperti itu,” katanya
Lalu itu nomor HP siapa apakah ada penyelidikan?
Gus Dur Dibunuh?
Senin, 04 Januari 2010 01:40
“Saya juga menerima (SMS). Waduh, rasanya sangat berlebihan. Apa seperti itu? Saya nggak percaya. Namanya juga kabar burung.”
KH SHOLAHUDDIN WAHID (GUS SHOLAH)
Adik Kandung Alm Gus Dur

Sebuah SMS yang menyebut bahwa kematian Gus Dur berlangsung secara tidak wajar, tiba-tiba beredar dalam dua hari terakhir. Meski SMS itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, sejumlah pihak sudah bereaksi atas SMS tersebut.

KONTROVERSI seolah terus menyelimuti seorang KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur. Di saat masih bernapas, Presiden RI ke-4 ini acap menggelontorkan pernyataan-pernyataan yang kemudian mengundang kontroversi di masyarakat lantaran pernyataannya itu dinilai selalu berseberangan dengan pendapat umum.

Nah, ketika tokoh Nahdlyin yang memiliki jutaan pengikut setia ini meninggal dunia pada Rabu (30/12) dalam usia 69, kontroversi pun tetap mengiringi kepergiannya menghadap Sang Khalik. Kontroversi yang kini bergulir adalah seputar meninggalnya tokoh nasional yang dijuluki sebagai Guru Bangsa ini.

Kontroversi seputar meninggalnya Gus Dur itu bermuara dari sebuah pesan singkat (SMS) yang tiba-tiba saja beredar luas sejak Sabtu (2/1). SMS itu berbunyi, “Sby panik, gus dur DIBUNUH! 30/12 Pk 18.050 WIB SElang oksigen gus dur dicabut paksa! Pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 des di jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN).”

SMS itu berasal dari nomor HP 081399013730. Namun saat dikontak, si pemilik nomor HP tersebut tak pernah mengangkatnya, meski terdengar nada sambung.

Dalam dua hari terakhir, SMS itu beredar luas di masyarakat, termasuk kalangan wartawan. Bahkan SMS itu juga diterima oleh KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), adik kandung Gus Dur, dan Yenny Wahid, putri kandung Gus Dur.

Meski sulit dipertanggungjawabkan kebenarannya, isi SMS tersebut sontak mengundang aneka reaksi di masyarakat. Sekelompok aktivis yang menamakan diri Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) bahkan terkesan mempercayai informasi ihwal kematian Gus Dur yang disebarluaskan lewat SMS itu.

Geram meminta agar pihak Istana menjelaskan kunjungan Presiden SBY ke ruang perawatan Gus Dur di RS Cipto Mangunkusumo pada Rabu petang (30/12), sesaat sebelum Gus Dur dinyatakan meninggal dunia. Pasalnya, kalau hal ini tidak dijelaskan, maka spekulasi mengenai penyebab kematian Gus Dur akan berkembang ke arah yang dapat merugikan pihak SBY.

“Pihak Istana dan RSCM harus menjelaskan kematian Gus Dur dengan memperlihatkan bukti visum. Juga harus dijelaskan mengapa CCTV dimatikan saat SBY menjenguk. Bisa saja Gus Dur mati diracun,” kata Eggy Sudjana, aktivis Geram, dalam jumpa pers di Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/1).

“Tetapi kita tidak bisa menuduh. Makanya, pihak Istana harus memberi keterangan soal kedatangan SBY. Bisa saja Gus Dur terperanjat melihat SBY datang dan jantungnya langsung berhenti. Kemungkinan-kemungkinan seperti ini yang harus diklarifikasi,” sambung Eggy.

Berbeda dengan Eggy Sudjana, Gus Sholah dengan tegas mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mempercayai isi dari SMS tersebut. “Saya juga menerima (SMS). Waduh, rasanya sangat berlebihan. Apa seperti itu? Saya nggak percaya. Namanya juga kabar burung,” kata Gus Sholah kepada wartawan, Minggu kemarin.

Gus Sholah meminta masyarakat untuk tidak lekas percaya dan mengedepankan sikap berbaik sangka kepada siapapun. Walau demikian, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini meminta pihak kepolisian untuk mengusut dan melacak siapa orang yang telah menyebarkan pesan menghebohkan tersebut. “Kalau saya pemerintah, akan saya usut. Pihak polisi harus tahu ini adalah pekerjaannya. (Walaupun), keluarga tidak akan meminta secara resmi kepada polisi untuk mengusutnya,” tegas Gus Sholah.

Dihubungi terpisah, Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak mengaku bahwa hingga Minggu malam pihaknya belum mengetahui atau membaca isi SMS tersebut. Kendati demikian, pihaknya tetap akan menelusuri informasi seputar meninggalnya Gus Dur sebagaimana disebarkan lewat SMS tadi.

Wasiat Turunkan SBY

Kematian Gus Dur dan sosoknya ketika masih hidup didiskusikan secara khusus oleh sejumlah orang di markas Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) di Jl Diponegoro 58 (eks kantor PDI), Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/1). Hadir dalam diskusi itu antara lain pengacara Eggy Sudjana, politikus Sri Bintang Pamungkas, budayawan Ridwan Saidi, paranormal Ki Gendeng Pamungkas, dsb.

Dalam diskusi itu, misalnya, paranormal Ki Gendeng Pamungkas mengaku sudah mendapat tanda-tanda bahwa ada seorang tokoh nasional yang akan meninggal. Namun, dalam ritualnya itu, Ki Gendeng mengaku tidak tahu siapa tokoh nasional yang akan meninggal itu.

“Malam satu Suro saya melakukan ritual dan saya sudah tahu kalau bakal ada tokoh nasional yang meninggal. Soal siapanya saya belum tahu, itu urusan sang Khalik,” ujar Ki Gendeng.

Dalam diskusi ini, disinggung pula soal wasiat Gus Dur sebelum meninggal yang menyerempet politis. Adalah Sri Bintang dan Ridwan Saidi, yang menuturkannya. Gus Dur, kata keduanya, memberikan wasiat kepada 30 tokoh dalam pertemuan tanggal 4 Desember 2009 di kediaman Soetardjo Soeryoguritno atau biasa disebut Mbah Tardjo, mantan Ketua MPR di Jalan Denpasar, Kuningan. “Pesannya dua, turunkan SBY dan gantikan dengan pemerintahan baru,” ujar Ridwan dengan mimik serius.

Lantas, benarkah wasiat Gus Dur sebagaimana diungkapkan Ridwan Saidi itu dan mengapa soal pertemuan Gus Dur pada 4 Desember di Jl Denpasar itu juga disebut-sebut dalam SMS tentang kematian Gus Dur tadi?

Terlepas dari benar tidaknya wasiat yang disampaikan Gus Dur pada pertemuan 4 Desember 2009 itu, yang pasti, sebuah kelompok masyarakat sudah bersiap menggelar sejumlah aksi yang mengarah pada upaya pelengseran SBY dari kursi kepresidenan. Upaya itu dilakukan oleh kelompok Petisi 28 .

Mereka secara terang-terangan merinci serangkaian aksinya itu dalam acara Maklumat Pemuda: Melawan Rezim Gurita Neokolonialisme dalam Lumpur Kekuasaan Korup di Doekoen Coffee, Pancoran, Pasarminggu, Jakarta Selatan, Minggu (3/1).

“Kita akan memulai aksi itu tanggal 10 – 11 Januari di Gedung KPK. Puncaknya kita akan lakukan pada 28 Januari dengan mendatangi Istana Negara. Tujuannya meminta SBY mundur, karena kami anggap sudah gagal mensejahterakan rakyat,” kata anggota Petisi 28 Adhi Masardi.

Adhi menyatakan saat ini ada sekitar 175 juta hektar tanah di Indonesia yang dikuasai asing. Selain itu juga banyak kebijakan yang memrihatinkan, seperti pencabutan subsidi yang kontraproduktif dilakukan oleh pemerintah. Akibat dari itu semua, rakyat menjadi telantar.

Menurut Adhi, bila dengan apa yang akan dilakukan Petisi 28 SBY juga tidak mau mundur, maka dengan sangat terpaksa ia mengancam akan mengerahkan massa dalam jumlah besar guna memaksa SBY mundur. “Itu satu-satunya cara yang mungkin akan kita pilih. Tetapi semoga saja SBY mau mempertimbangkannya,” kata dia.

Pada kesempatan sama, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengaku, masih sangat sulit bila ingin memaksa SBY turun dari tahtanya sebagai presiden. Pasalnya, kesadaran warga negara Indonesia masih tarap menengah. Mereka belum memahami betul keadaan negara sekarang ini.

“Saya anggap hal itu masih sangat sulit. Warga negara belum paham dan sampai kepada pemikirannya ke arah itu. Saya pribadi juga tidak menghendaki turunnya SBY itu dengan cara revolusi seperti itu,” kata Boni.

Boni berpendapat, dalam menjatuhkan suatu rezim kekuasaan biasanya dilakukan dengan dua cara. Pertama, melakukan rembukan terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh nasional, dan kedua melalui revolusi. Dua cara ini sudah pernah dilakukan di Indonesia.

Cara revolusi digunakan saat menjatuhkan rezim pemerintahan Presiden Soeharto, dan rembuk nasional di era pemerintahan Presiden Gus Dur. Jadi kedua-duanya sudah pernah digunakan. Oleh karena itu, Boni menyarankan untuk terlebih dahulu melakukan rembuk nasional dengan para tokoh nasional. “Saya rasa revolusi itu adalah jalan terakhir. Sebab revolusi konsekuensinya sangat tinggi terhadap masyarakat itu sendiri,” kata dia. O dir/son/dad/has

Kematian Gus Dur Misterius?
lokasi: Home / Berita / Nasional / [sumber: Jakartapress.com]
Minggu, 03/01/2010 | 19:36 WIB

Jakarta - Kematian Gus Dur masih menjadi perbincangan hangat. Berbagai sisi pun dikupas tentang latar belakangnya. Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) juga berusaha mengungkap sisi misterius kematian Gus Dur. Tokoh paranormal, budayawan, advokat dihadirkan untuk membedah sisi misterius mantan ketua umum PBNU ini.

"Malam satu Suro saya melakukan ritual dan saya sudah tahu kalau bakal ada tokoh nasional yang meninggal," ujar paranormal Ki Gendeng Pamungkas di Sekretaris Bendera Jl Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/1).

Namun, Ki Gendeng mengaku, dalam ritualnya dia tidak memperoleh, gambaran siapa tokoh nasional yang akan meninggal tersebut. "Soal siapanya saya belum tahu, itu urusan sang Khalik," tambahnya.

Selain itu, Ki Gendeng pun meyakini bila Gus Dur juga memiliki paranormal yang dekat dengan dia. Sayangnya Ki Gendeng tidak menjelaskan untuk tujuan apa paranormal tersebut. "Sepengetahuan saya, setiap presiden punya paranormal termasuk Gus Dur, itu pasti. Tapi saya tidak tahu siapa-siapanya" akunya.

Dalam diskusi ini, disinggung pula soal wasiat Gus Dur yang menyerempet politis. Adalah Sri Bintang dan Ridwan Saidi, yang menuturkannya. Gus Dur, memberikan wasiat kepada 30 tokoh dalam pertemuan tanggal 4 Desember 2009 di kediaman mantan Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno (Mbah Tardjo), Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta. "Pesannya dua, turunkan SBY dan gantikan dengan pemerintahan baru," ujar Ridwan dengan nada serius.

Kabarnya, sebelum wafat Gus Dur sempat melakukan pertemuan pada 4 Desember. Dalam pertemuan itu, Gus Dur menyampaikan sikap politiknya terkait dengan Century. Budayawan Ridwan Saidi mengaku, dirinya mendengar cerita tersebut karena berada dalam tempat yang sama saat pertemuan berlangsung.

Ridwan mengatakan, selain bercerita soal aib-aib Presiden SBY, Gus Dur juga bercerita tentang Bank Century, sejarah dan ada juga pernyataan politik Gus Dur soal skandal Century. "Sikap politik Gus Dur saat itu, kita harus mengganti pemerintahan SBY dan membentuk pemerintahan yang baru. Tapi Gus Dur tidak menjawab siapa pengganti SBY nanti," kata Ridwan menirukan pernyataan Gus Dur.

Sebelumnya, dalam SMS yang diterima Adik Gus Dur, Gus Sholah dari nomor HP 081399013730 menyebutkan, "gus dur DIBUNUH!30/12 Pk 18.050 WIB SElang oksigen gus dur dicabut paksa!pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 desdi jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN).

Aktivis Sri Bintang Pamungkas, membenarkan adanya pertemuan 4 Desember itu. Menurut Bintang, pertemuan itu digelar di Jl Denpasar yang merupakan rumah politisi senior PDIP Soetardjo Soerjogoeritno (Mbah Tardjo). "Itu pertemuan di rumah Mbah Tardjo tanggal 4 Desember di jalan Denpasar. Waktu itu acaranya farewell party. Karena malam itu malam terakhir Mbah Tardjo," ujar Sri Bintang Pamungkas sembari menambahkan, dalam pertemuan itu Gus Dur sempat menceritakan soal aib-aib dari Presiden SBY.

Sri Bintang mengakui, adanya sebuah pertemuan pada 4 Desember 2009 di rumah sesepuh PDIP Soetardjo Soerjogoeritno yang dihadiri oleh Gus Dur. "Dalam pertemuan itu Gus Dur berpesan, orang itu (SBY) harus dihentikan dan kita harus membentuk pemerintahan baru," beber adik kandung Sri Edi Swasono ini.

Menurut Bintang, dirinya yang hadir dalam pertemuan tersebut ikut mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh Gus Dur. "Itu merupakan pertemuan politik dia yang terakhir," kisah penulis buku 'Saya Musuh Politik Soeharto" ini. Salah satu faktor yang diungkapkan Gus Dur, lanjut Bintang, adalah pemerintahan SBY dinilai tidak menjalankan amanat rakyat dan percaya takhayul.

Namun secara terpisah, adik kandung Gus Dur, Lily Wahid menaytakan tidak yakin Gus Dur meningal dibunuh. Pesan singkat yang beredar luas mengenai isu pembunuhan Gus Dur, hanya mengganggu ketenangan Kakaknya. "Nggak lah, nggak usah ditanggapi. Saya yakin persis tidak ada (pembunuhan) itu. Gus Dur dibunuh bagaimana, orang beliau sakit parah. Beliau itu sudah seminggu 3 kali cuci darah, jadi nggak benar isu itu, saya bantah itu, karena tim dokter juga kita tanya," sangkalnya.

Menurut Lily Wahid, Gus Dur telah meninggal dunia dalam keadaan damai dan tenang, sehingga tidak perlu lagi dipersoalkan mengenai kematiannya. "Biarkan Gus Dur beristirahat dengan damai dan tenang, jangan menyimpulkan seperti itu," harap adik kandung Gus Dur.

Sementara itu, untuk meluruskan SMS tentang kematian Gus Dur tidak wajar, maka adik kandung Gus Dur, Salahudin Wahid (Gus Sholah) meminta Tim Dokter untuk menjelaskan. Pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jombang ini meminta agar tim dokter yang selama ini menangani Gus Dur melakukan jumpa pers menjelaskan kronologi kematian kakaknya secara gamblang. (*/inc/dtc/din)

Gus Sholah Minta Polisi Usut Penyebar SMS Gus Dur Dibunuh
Minggu, 03 Januari 2010 | 18:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jombang - Beredarnya pesan singkat (SMS) yang berisi tentang mendiang mantan Presiden Keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur meninggal karena dibunuh membuat pihak keluarga angkat bicara. Keluarga meminta polisi mengusut pengirim pesan tersebut.
Persan singkat itu berbunyi "gus dur DIBUNUH!30/12 Pk 18.050 WIB SElang oksigen gus dur dicabut paksa!pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 desdi jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN)."

Pesan pendek tersebut juga mampir ke telepon genggam pribadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.”SMS itu terkirim ke HP saya dua hari lalu, tapi tak saya hiraukan,” kata dia kepada wartawan, Minggu (3/01).

Pesan tidak hanya mampir ke telepon genggamnya, tapi juga mampir ke telepon genggam milik Dhohir Farizi, suami Yenni Wahid, dan beberapa keluarga lainya. Tapi, Gus Sholah melanjutkan,
keluarga sengaja diam saja. Karena, pengirim pesan pendek tersebut dianggap tidak bertanggung jawab dan sengaja ingin membuat kacau kondisi.

“SMS itu meresahkan, makanya saya dan keluarga diam tidak membalas,” imbuh dia. Namun, setelah dibiarkan ternyata pesan pendek terus menyebar ke masyarakat. Karena itu, dia meminta kepolisian mengusut tuntas penyebar pesan pendek gelap itu.

Dia juga meminta agar dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, yang menangani Gus Dur menggelar jumpa pers, meluruskan isu tersebut. Dia mengaku lebih percaya dengan dokter rumah sakit.

MUHAMMAD TAUFIK
03/01/2010 - 00:02
Beredar SMS Kematian Gus Dur Tak Wajar

KH Abdurrahman Wahid
(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Dalam suasana duka atas wafatnya KH Abdurrahman Wahid, masih saja ada orang yang menebar permusuhan.

Sepanjang hari Sabtu (2/1), beredar SMS yang bernada provokasi dan menebar fitnah. Isinya tentang dugaan atas ketidakwajaran wafatnya Gus Dur.

SMS itu berasal dari nomor 081399013730. Dilihat dari kode areanya (0813-99-01) adalah kode untuk wilayah di Jawa Timur. SMS ini berisi provokasi yang menyebutkan bahwa wafatnya wafatnya Gus Dur karena adanya sesuatu yang tidak wajar.

Tidak jelas siapa penyebar SMS ini. Yang jelas, ketika nomor ini berkali-kali dihubungi, selalu dalam nada sibuk.

Berita tentang menyebarnya SMS ini sendiri sudah dimuat di beberapa situs berita pada hari Sabtu (2/1). Ketika hal ini dikonfirmasi ke beberapa orang dekat Gus Dur, mereka tak bersedia menjawab.

''Suasana sedang berduka. Mari kita doakan Gus Dur. Jangan diperkeruh,'' kata salah seorang dekat Gus Dur yang tak mau namanya dikutip.[ims]

POLITIK
03/01/2010 - 01:15
PDIP Bantah Gus Dur Jadi Komoditas Politik
Ari Purwanto


(inilah.com /Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membantah adanya anggapan yang menyebutkan bahwa rekomendasi PDIP untuk menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan nasional hanya komoditas politik belaka.

Demikian disampaikan Politisi PDIP, Maruarar Sirait ketika berbincang dengan INILAH.COM di Jakarta, Minggu (3/1).

"Tidak benar adanya anggapan bahwa usulan PDIP untuk menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan nasional adalah komoditas politik. Kita memperjuangkan ini dengan murni dan tulus,'' ujar politisi yang akrab disapa Ara ini.

Ara menambahkan bahwa ada dua alasan kenapa PDIP mengusulkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Pertama, karena Gus Dur adalah pemikir dan pejuang demokrasi sejati. Yang kedua adalah karena ia adalah seorang nasionalisme, kebhinekaan dan pluralisme.

"Lihat saja ketika ia menjadi ketua NU, ia sangat fokus untuk memperjuangkan kehidupan berdemokrasi di Indonesia, padahal saat itu masih orde baru.

Lalu, ketika Gus Dur menjabat presiden, ia memperjuangkan semangat nasionalisme, kebhinekaan dan pluralisme. Semangat yang ia akomodasi lewat kebijakan pemerintahan. Contoh, memperbolehkan budaya China hidup di Indonesia," ujar pria juga anggota Pansus Century ini.

Masih menurut Ara, Gus Dur juga seorang yang memiliki integritas dan tingkat komprehensif yang tinggi karena berhasil mengaktualisasikan antara teori dengan aktualisasi lapangan.[ap/ims]
Gus Dur Dibunuh 10
Menarik +2 Agus PW
12 jam yang lalu
GUS DUR DIBUNUH ! 30/12 Pk 18.050 WIB. Selang oksigen Gus Dur dicabut paksa!Pembunuhan terkait pertemuan Gus Dur tgl 4 Desember di jl Denpasar c3 membahas century dan Adelin Lies. TUNTUT POLISI USUT!(SEBARKAN)"

Inilah petikan SMS yang diterima Putri Gus Dur, Yenny Wahid. SMS itu berasal dari nomor HP 081399013730. Namun dasar pengecut, nomor HP tersebut sampai sekarang tidak bisa dihubungi. Kutipan berita : http://inilah.com/berita/politik/2010/01/03/256901/yenny-terima-sms-kematian-gus-dur-tak-wajar/

Ya, kematian tokoh kontroversi di negara kita memang selalu menarik perhatian. Tak terkecuali sosok Gus Dur. Bahkan sampai saat ini berbagai media baik cetak maupun eletronik masih ramai membicarakan tokoh kontroversial ini. Dari masalah saat Gus Dur menjabat presiden, saat beliau diturunkan secara "terpaksa", penghargaan Pahlawan Nasional sampai gonjang-ganjing PKB pasca pernyataan "3 warisan" Cak Imin tempo hari kemarin, hingga SMS provokatif di atas.

Mengapa disaat semua bangsa merasa kehilangan, masih ada orang-orang yang tega "memancing di air keruh". Membuat suasana panas. Mengapa disaat kaum kerabat sedang berduka ada pula orang-orang yang mengusiknya, dengan seenaknya menghembuskan fitnah. Jika memang tidak suka dengan Gus Dur, jika memang merasa dendam dengan beliau, apa salah beliau hingga kematiannya susah sekali termaafkan?

Ya, tentang kebenaran kematian Gus Dur yang berhak mengklarifikasi adalah tim dokternya. Juga prihal tentang kiriman SMS jika memang ini ada niat untuk memperkeruh keadaan, memancing persoalan biarkan pihak aparat keamanan dan hukum yang mengerjakan. Seperti yang disampaikan mantan juru bicara Gus Dur, Adhie Masardi "Sebelumnya Gus Dur berpesan di acara talk show radio 'Kongkow Bareng Gus Dur', ia menginginkan agar sepeninggalnya nanti tidak dijadikan kontorversi, namun kebaikan-kebaikannya saja yang diungkap,"
: inilah.com/berita/politik/2010/01/03/256932/pesan-gus-dur-jangan-kontroversikan-kematian-saya/

Terlepas dari masalah di atas, yang jelas bangsa Indonesia sangat kehilangan beliau. Banyak pekerjaan rumah yang beliau titipkan kepada kita, mantan rakyatnya. Multikultural dan pluralisme adalah pekerjaan yang beliau garap saat masih sehat. Dan pekerjaan ini sampai sekarang belum maksimal. Fundamentalisme atas nama agama adalah bahaya yang tidak bisa dianggap remeh. Indonesia diambang bahaya laten, bila kaum fundamentalisme dibiarkan seenaknya. Ya fundamentalisme harus dicegah meskipun tetap harus kita cintai, begitulah pesan sang mendiang.****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02