ANGGOTA DPR EMANg BIASANYA TIDAK KONSISTEN

kalo yang ditanya anggota DPR bilang TIDAK TAU, LUPA DAN TANYA AJA ORANG LAEN. ANGGOTA DPR NGOMEL2 NGOCEH2 NGAMBEK2 DAN NGAMUK2.
ekh pas YANG DITANYA MENJAWAB SECARA KOMPREHENSIF MELUAS DAN DETIL, ekh, ANGGOTA DPR MALAH MENARIK DIRI DAN BINGUNG MAU BERTANYA LEBE JAUH. DASAR BEGO DAN EMANG MAU MENJATUHKAN ORANG LAEN YANG TIDAK BERSALAH TAPI PUNYA POSISI STRATEGIS DAN BASAH. POSISI BASAH KUYUP ITU YANG DIINCAR SEH.

tapi anggota DPR BISA LUCU JUGA YA, saat yang ditanya dan yang bertanya lupa pertanyaan keduanya, tapi sang penanya berkomentar: OH SUDAH DIJAWAB.

BUKTI LAEN KETIDAKKONSISTENAN anggota DPR adalah PERNYATAAN MEREKA SENDIRI DI MEDIA MASSA SAAT KRISIS YANG BERTOLAKBELAKANG DAN BERLAWANAN DENGAN PERNYATAAN MEREKA SENDIRI

Sambil Jawab Pertanyaan Dewan, Sri Mulyani Bertasbih
Rabu, 13 Januari 2010 | 12:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sambil menjawab pertanyaan anggota Panitia Khusus Angket Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tampak sedang menghitung biji tasbih yang lazim digunakan umat muslim untuk berzikir.

Hal itu terlihat dari tayangan salah satu televisi swasta yang ikut menayangkan langsung jalannya pemeriksaan tersebut.

Panitia Khusus Hak Angket Century Dewan, Rabu (13/1) pagi, memeriksa Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menteri Sri Mulyani akan diperiksa berkaitan dengan proses pemberian dana talangan (bail out) untuk Century.

BOBBY CHANDRA
13/01/2010 - 12:05
Tangan Sri Mulyani Mewirid Tasbih

Sri Mulyani
(inilah.com/Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta - Mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani tengah diperiksa Pansus Century. Saat diperiksa terlihat tangan Menkeu itu mewirid tasbih.

Beberapa kali terlihat, jari tangan Sri Mulyani terus bergoyang-goyang di balik meja. Setelah diperhatikan, ternyata Sri Mulyani sedang mewirid tasbihnya.

Dalam menjawab jawaban-jawaban dari anggota Pansus, Sri Mulyani terlihat begitu tenang. Senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya.

Dalam pemeriksaan di pansus kali ini, Sri Mulyani mengenakan busana terusan (blous) berwarna merah bata, dipadu dengan warna hitam. Filosofi warna merah, dimaknai sebagai bentuk keberanian. [mut]
13/01/2010 - 12:03
Diberondong Pansus, Sri Mulyani Lemas

INILAH.COM, Jakarta - Menkeu Sri Mulyani terlihat mulai lemas di tengah perjalanan rapat kerja dengan pansus Century DPR dan suaranya tidak lagi terdengar berwibawa, tapi agak parau seperti menahan tangis.

Kondisi ini mulai terlihat saat dirinya ditekan salah seorang anggota pansus dengan pertanyaan seputar tanggungjawabnya terhadap pembengkakan angka dana talangan di Bank Century.

Tidak berani menjawab pertanyaan tersebut, Sri terus mengelak dengan mengatakan tanggungjawabnya hanya membuat kebijakan untuk mencegah terjadinya krisis sesuai Perppu JPSK.

Saat itu juga Sri langsung mengambil telepon selulernya sambil meng-sms seseorang.

Dia juga mengaku tidak mengalami tekanan saat mengambil kebijakan bailout Bank Century itu. [cms]

13/01/2010 - 12:15
Didorong Demokrat
Sri Mulyani Paparkan Buku Putih di Pansus

INILAH.COM, Jakarta - Menkeu Sri Mulyani akhirnya berhasil juga memaparkan buku putihnya terkait Century di depan Pansus.

Keberhasilan Sri Mulyani ini karena adanya dukungan atas pertanyaan salah seorang anggota pansus dari Fraksi Demokrat, Benny K Harman.

Memang sebelumnya Sri Mulyani ingin sekali untuk memaparkan buku putihnya itu. Namun, dalam perjalanannya niatnya itu belum juga terwujud hingga tiba waktunya giliran Fraksi Demokrat yang bertanya. [cms]
Sri Mulyani "Lempar Tanggung Jawab" pada BI dan LPS
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Rabu, 13 Januari 2010 | 12:28 WIB

KOMPAS.com/Caroline Damanik
Menkeu Sri Mulyani mendapatkan paket bunga dalam buket berwarna merah hati sesaat sebelum menjalani pemeriksaan oleh Pansus Hak Angket Pengusutan Kasus Bank Century DPR, Rabu (13/1/2010).
TERKAIT:
Blak-Blakan Depkeu di Buku Putih Cetury (4)
Pansus Century agar Tak Masuk Angin
Inilah Buku Putih Century Versi Depkeu
Sri Mulyani Bantah Kenal Robert Tantular
Blak-Blakan Depkeu Di Buku Putih Century (1)
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani, dicecar pertanyaan mengenai tanggungjawabnya atas keputusan bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
Dalam pemeriksaan, Rabu (13/1/2010), anggota Pansus Angket Bank Century Akbar Faishal menanyakan, apakah tanggung jawab atas penggelontoran uang triliunan itu merupakan tanggung jawabnya.

Jawaban Sri Mulyani, tanggung jawab itu ada di Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Wilayah tanggung jawabnya adalah tindakan pencegahan krisis, dan khusus dalam kasus Century adalah menetapkannya sebagai bank gagal yang berdampak sistemik.

Berulang kali, Sri Mulyani tak menjawab tegas saat ditanya mengenai batas tanggung jawabnya. "Apakah penggelontoran Rp 6,7 triliun tanggung jawab Anda?" tanya Akbar.

"Tidak. Penetapan kebijakan Bank Century adalah bank gagal yang berdampak sistemik, itu tanggung jawab saya," jawab Sri Mulyani, yang juga menjabat Menteri Keuangan.

Saat dikejar lebih jauh, Sri Mulyani hanya mengatakan, tanggung jawabnya sebatas tindakan pencegahan krisis. "Jadi tanggung jawab Anda hanya itu saja? Keputusan Rp 6,7 triliun itu bagaimana?" cecar Akbar lagi.

"Apa yang terjadi di Bank Indonesia dan Bank Century, yang paling bertanggung jawab adalah BI. Kalau penggelontorannya, Penyertaan Modal Sementara oleh LPS, tanggung jawab ada di LPS," kata Sri Mulyani.

Namun, jawaban Sri Mulyani berubah, ketika Akbar mengungkapkan, awalnya KSSK hanya menyetujui Rp 632 miliar sebagai dana penyelamatan bagi Century. Belakangan, yang dikucurkan justru mencapai triliunan. "Sekali lagi, tanggung jawab Anda di mana? Hanya di 632 miliar, atau penggelontoran setelah itu juga?" kejar Akbar, anggota Fraksi Partai Hanura.

Sri Mulyani menjawab, "Hanya keputusan KSSK mencegah krisis berdasar data 632 miliar," katanya.

"Baiklah, kami catat itu bu," ujar Akbar.

Bantah Ada Tekanan

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga membantah adanya rumor tekanan kepada KSSK dan BI untuk menyelamatkan Century. Menurutnya, tekanan krisis saat itu mengharuskan dirinya sebagai Ketua KSSK untuk mengambil keputusan dengan segera. "Tidak ada yang menekan saya," ungkapnya.
Editor: Glo
kontan:
Rabu, 13 Januari 2010 | 12:16

PEMERIKSAAN SRI MULYANI

Menkeu: Penyelamatan Century Mendapat Dukungan DPR



JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa penyelamatan Bank Century mendapatkan dukungan dari Komisi XI DPR periode 2004-2009. Menkeu menjelaskan bahwa hal ini terjadi seusai memutuskan menyelamatkan Bank Century, Departemen Keuangan (Depkeu) mengadakan rapat dengan Komisi XI DPR untuk membicarakan kondisi ekonomi saat itu.

"Tanggal 3 Desember 2008 rapat dengan Komisi XI DPR," ujar Menkeu dalam pemeriksaan dengan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket kasus Bank Century, Rabu (13/1). Dalam rapat tersebut, Komisi XI menyarankan pada Menkeu untuk melakukan tindakan khusus untuk menyelamatkan keadaan ekonomi dari krisis finansial. "Jadi keputusan (bailout) itu tidak pernah dipertanyakan (DPR), apalagi penyesalan," ujar Menkeu.

Menkeu hari ini diperiksa oleh Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket kasus Bank Century. Pemeriksaannya terkait Menkeu sebagai Mantan Ketua KSSK yang mengambil keputusan untuk menyatakan Bank Century sebagai bank gagal dan berdampak sistemik. Penyelamatan ini berbuah pemberian dana talangan (bailout) sebanyak Rp 6,7 triliun.



Lamgiat Siringoringo
Rabu, 13/01/2010 12:21 WIB
Sri Mulyani dan Tasbih Hitam
Herdaru Purnomo - detikFinance


Foto: dok depkeu Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani terlihat tenang saat menghadapi cecaran pertanyaan dari anggota Pansus Bank Century. Ketenangan Sri Mulyani tampaknya berhubungan dengan tasbih yang terus dipegangnya sambil menjawab pertanyaan anggota pansus.

Dengan mengenakan baju terusan hitam dan blazer bermotif bunga merah, Sri Mulyani tampak tenang, bahkan saat dicecar pertanyaan oleh anggota Pansus dari Partai Hanura Akbar Faizal. Berbagai pertanyaan dilontarkan berkaitan dengan alasan penyelamatan Bank Century.

"Apakah anda mendapatkan tekanan saat memutuskan penyelamatan Bank Century?" tegas Akbar Faizal dengan keras dalam rapat pansus di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/1/2010).

Menanggapi pertanyaan ini, Sri Mulyani menjawab dengan tenang. "Saya tidak mendapatkan tekanan apa-apa, kecuali tekanan krisis ekonomi global yang terjadi saat itu," jawab Sri Mulyani dengan tenang sambil terus mengenggam tasbihnya.

Akbar juga sebelumnya mempermasalahkan soal kehadiran para pejabat eselon I Depkeu di DPR untuk mendukung Sri Mulyani.

"Begitu lengkap eselon I ada di sini seperti ada hal yang khusus, Wakil Presiden kemarin saja tidak begini," ketus Akbar.

Sayangnya, jawaban Sri Mulyani tak pernah tuntas karena selalu dipotong oleh Akbar Faizal. Jawaban soal penyelamatan Bank Century pun tak bisa tuntas. (dnl/qom)
Rabu, 13/01/2010 13:47 WIB
Rebutan Nasi, Dua Kelompok Pendemo Century Bentrok
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Gara-gara nasi, pendemo di Gedung DPR bentrok. Massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Bangsa (FMPB) awalnya bersatu mengkritisi skandal Bank Century. Namun saat nasi dibagikan, mereka berubah jadi bermusuhan.

Pantauan detikcom di lokasi, saling lempar antar massa dengan kayu dan batu terlihat di arena demo di pintu gerbang depan DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2010).

"Mereka berebut makanan karena memang mereka lagi istirahat, tetapi tiba-tiba mereka bentrok. Saya tidak tahu awalnya bagaimana," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hamidin.

Akibat bentrok ini, massa FMPB yang berjumlah sekitar 300 orang menjadi terpecah dua. Satu kelompok yang terdiri dari 150 massa memilih lari ke arah jembatan Semanggi dan Restoran Pulau Dua. Sementara sisanya memilih bertahan di Gedung DPR.

Aksi saling lempar kayu dan batu tetap terjadi sekitar 5 menit dan langsung diamankan aparat keamanan yang berjaga. Bahkan, massa terlihat tidak peduli dengan tetap saling melempar meski dilarang oleh pihak kepolisian.

"Saya kurang tahu (awal terjadinya bentrok). Tugas kita mengamankan demo yang jadi hak demokrasi. Jika tetap ricuh akan kita bubarkan," pungkasnya.

Sampai saat ini kedua massa masih terus bertahan di lokasinya masing-masing. Sementara, lalu lintas di depan pintu gerbang DPR Jl Gatot Subroto terlihat hanya menggunakan lajur yang awalnya dipersiapkan untuk busway.
(lrn/iy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02