kejebur

Ichsanuddin Noorsy: Begini-begini, Saya Pengajar Filsafat Hukum
Jum'at, 22 Januari 2010 | 10:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah memanggil sejumlah pejabat untuk dimintai keterangan tentang penyelamatan Bank Century, Panitia Khusus DPR untuk kasus Bank Century memanggil para ekonom. Dimulai dari Kwik Kian Gie dan Christianto Wibisono pada Selasa malam, kemarin M. Chatib Basri, Hendri Saparini, dan Ichsanuddin Noorsy dihadirkan. Seperti pemanggilan saksi ahli sebelumnya, mereka ditanyai tentang kompetensi dan keahlian masing-masing.

Tidak ada satu pun anggota Panitia yang mengajukan protes ketika Chatib dan Hendri mengenalkan diri sebagai ahli ekonomi. Tapi, ketika Noorsy juga menyebutkan hal serupa, Benny Kabur Harman merasa tak puas. "Siapa yang menyebut Anda ahli ekonomi," kata politikus Partai Demokrat ini. Noorsy pun menjawab, "Yang menyebut saya, surat dari Rektor UGM," kata mantan anggota DPR dari Golkar ini dalam pemeriksaan Panitia Angket, Kamis (21/1).

Melihat gelagat tak bagus, Gayus Lumbuun, yang memimpin rapat, segera memotong. Tapi Benny tak mau kalah hingga terjadi perdebatan. Debat sengit ini terhenti setelah Noorsy memotong perdebatan. "Saya bisa membawa surat dan fotokopi," katanya. Surat itu akan ditunjukkannya agar Benny yakin akan keahlian dirinya. "Jangan khawatir," kata Noorsy. Benny pun setuju karena dia membutuhkan surat itu.

Namun Universitas Gadjah Mada tidak pernah merasa memberi surat yang menyebut Noorsy sebagai ahli ekonomi. "Tidak pernah ada legitimasi resmi dari Rektor UGM," kata juru bicara dan kepala protokol UGM, Suryo Baskoro. Menurut dia, Noorsy hanya tercatat sebagai staf peneliti Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum UGM. "Surat keputusannya bukan dari rektor, tapi dari Pukat," katanya.

Salah satu pengurus Pukat, Eddy O.S. Hiariej, mengatakan malah tidak pernah mengetahui bahwa Ichsanuddin Noorsy merupakan salah satu staf peneliti di Pukat UGM. "Setahu saya, dia tidak pernah menjadi staf peneliti di Pukat," katanya. Rektor UGM Sudjarwadi belum bisa dimintai konfirmasi soal surat ini karena sedang di Dubai.

Noorsy tidak mempersoalkan protes Benny karena merasa paham ke mana arah pertanyaan tersebut. Dia menyatakan siap beradu pikiran. "Begini-begini, saya pengajar filsafat hukum," kata Noorsy.

AMIRULLAH | HERU CN

Waduh...
TUKIWUL, MAGELANG, 24/01/2010 09:01:27 WIB
walah...kok gak jelas gini backgroundnya.
Chatib Bisri = Ketua LP3EM UI
Hendri Saparini = Ekonom Econit
Fauzi Ikhsan = kepala Ekonom Stanchart
Rizal Ramli = Ekonom Econit
dsb dsb dsb

lha bung Ichsan ini Ekonom dari mana ???
kok malah dibantah sendiri sama UGM ??
Noorsy, ngaku pengajar filsafat hukum ?
STEPHEN CHAN, DKI, 24/01/2010 03:03:43 WIB
Pantesan Universitas di Indonesia mutunya bubrah, lha pengajarnya kayak Noorsy : lagaknya kayak buaya , ngomongnya belagu dan otaknya kerdil. Gitu kok ngaku pengajar, malu-maluin deh !

Jijik
JUAN, LABUAN BAJO, 23/01/2010 21:44:43 WIB
Kalau aku sih sudah lama jijik dengan si noorsy. lihat wawancara di tv one. angkuh, sangat angkuh. Aku sih pinginnya meludahi tv one kalau ada kesempatan. soalnya jijik sih.

Kecele, deh....kacian deh lu....
RICKY, TANGERANG, 23/01/2010 20:58:29 WIB
Aduh..kecele deh TV One dan DPR ngundang komentator yang gak jelas. Saya sejak dia bicara juga udah ngerasa. Ini mah orang yang cuma jago komentator. Memang dalam hal ini, TV One kurang selektif. Cuma mau cari sensasi saja. Mungkin next time, lebih baik undang Mandra. Jelas-2 bisa bikin kita ketawa sekalian.... Kacian, deh lu....!

Gelar memang satu hal, tetapi bukan segala2nya.
EMPAL, MEDAN, 23/01/2010 09:53:09 WIB
apalagi ketika kita bicara "perdebatan" dan "argumentasi".seorang ilmuwan dan intelektual sejati tidak akan "menyudutkan" org lain dengan masalah gelar, tetapi akan "mendebat" dengan argumentasi.kenapa perdebatan dan adu argumentasi itu tak terjadi?oh ya, di indonesia kayaknya gelar bisa dibeli,artinya habitat pendidikan kita tidak hebat-hebat amat.berargumentlah,itu yg membuat negara-negara besar itu maju.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02