orientasi politik SELALU : keKUASAan, as always

Jumat, 15/01/2010 04:40 WIB
Etika Persidangan Pansus yang Buruk Turunkan Citra DPR
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Etika persidangan anggota Pansus yang kurang elok seperti penggunaan kata-kata yang kasar dapat memperlemah citra DPR yang sudah mulai membaik di mata masyarakat. Apalagi itu disaksikan secara langsung oleh masyarakat dan diputar berulangkali di televisi.

"Seharusnya Pansus dapat membaca tingginya keinginan masyarakat untuk memantau perkembangan pemeriksaan terkait skandal dana talangan Bank Century 6,7 triliun dengan menampilkan citra yang positif, etika persidangan yang baik, dan penggunaan kata-kata yang elok," ujar Pengamat Politik dari Charta Politika Arya Fernandes kepada detikcom, Kamis (14/1/2009).

Menurut Arya, etika yang kurang elok itu sebenarnya dapat menjadi bola liar bagi Pansus dan melemahkan positioning anggota Pansus di depan publik. Pasalnya, hingga kini masyarakat menaruh harapan besar terhadap pengungkapan skandal dana talangan Century ini.

"Tugas mulia ini hendaknya bisa dipahami betul oleh Pansus," kata Arya.

Arya mengatakan, harapan masyarakat yang terlalu besar terhadap pengungkapan dana talangan tersebut dapat dipahami sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap penyusutan skandal tersebut.

"Saya khawatir ada skenario untuk melemahkan citra Pansus di depan publik dengan memancing perdebatan-perdebatan tentang etika persidangan atau dengan menyulut perdebatan murahan di rapat Pansus," ungkapnya.

Anggota Pansus, menurut Arya, hendaknya bisa membaca gelagat ini dengan tetap menampilkan citra positif, elok, santun, ramah dan tak mudah terpancing secara emosional. Bila anggota Pansus bisa menjaga ritme persidangan mengatur emosi secara baik, skenario untuk melemahkan pansus dengan memancing perdebatan-perdebatan murahan dapat diatasi.

"Selain itu, penting juga saya kira bagi anggota Pansus untuk mempersiapkan materi pertanyaan secara matang dan lengkap. Pada tingkat pencitraan Pansus ini menjadi penting untuk memperkuat bargaining position Pansus di depan publik," tutupnya. (mpr/mok)

Upaya Penyelamatan Century Hanya Pembenaran Saja
Rabu, 13 Januari 2010 - 20:40 wib

Candra Setya Santoso - Okezone

JAKARTA - Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai upaya penyelamatan Bank Century guna kepentingan rakyat Indonesia merupakan pembenaran saja dan tidak dapat diterima oleh anggota panitia khusus (pansus) hak angket Bank Century.

"Ah pernyataan itu hanya untuk pembenaran. Yang perlu dipentingkan sudah jelas dari penyelamatan Century ini hanya Robert Tantular, dia yang diuntungkan!" ujar anggota pansus Century Gayus Lumbuun, di sela rapat pansus, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2010) malam.

Menurut dia, akibat dari skandal Century ini nyatanya berdampak tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Terbukti, angka kemiskinan dan harga sembako semakin tinggi.

"Pertumbuhan ekonomi juga belum sesuai harapan dan yang paling terparah kepercayaan investor terhadap Indonesia mulai menurun," tegasnya.

Sebelumnya, tindakan yang dilakukan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat itu diyakini hal yang tepat dan benar. Termasuk pemberian bailout kepada Bank Century yang nilainya mencapai Rp6,7 triliun. "Seluruh rakyat Indonesia diuntungkan," tegas Sri Mulyani.

Tak ayal, jawaban tersebut langsung disambut aplaus dari anggota pansus DPR serta para hadirin yang berada di balkon ruangan rapat pansus, termasuk sejumlah pewarta. Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh anggota pansus dari Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Sri Mulyani menekankan dengan keputusan yang benar, krisis bisa dicegah, prediksi para pakar dan anggota DPR bahwa kondisi mengerikan ekonomi Indonesia tidak terjadi, PHK jutaan rakyat bisa dicegah, kerugian ratusan triliun akibat sistem perbankan rontok tidak terjadi, hingga APBN Indonesia pun sehat.

"Sehingga performance ekonomi positif, cadangan devisa tertinggi selama 2009, dan nilai tukar rupiah menguat paling tinggi di Asia," pungkasnya.
(ade)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02