pertemuan kebohongan (2)
Pakai Kerudung, Milana Cari Simpati Publik?
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Selasa, 18 Januari 2011 | 07:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Istri Gayus Halomoan Tambunan, Milana Anggraeni kerap memakai kerudung setiap kali menjalani pemeriksaan, padahal, wanita ini sejatinya tidak memakai kerudung.
Kuasa hukum Milana, Hotma Sitompul membantah jika keputusannya menggunakan kerudung sebagai upaya mendapatkan simpati publik.
"Apa masalah, orang gak pakai jilbab atau tidak. Masa orang pakai jilbab gak boleh. You jangan menghina agama," ujar Hotma saat ditemui di Jakarta, Senin (17/1/2011).
Rencana melaporkan Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena membawa-bawa nama Tuhan juga bukan upaya meraih simpati umat.
"Dia (Denny) bawa-bawa nama Tuhan untuk mengintimidasi klien saya, itu melampaui kewenangannya," ujar Hotma. [mah]
Din Syamsuddin : Seperti Biasa SBY Normatif
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Selasa, 18 Januari 2011 | 17:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku kecewa dengan hasil pertemuan antara tokoh lintas agama dan Presiden SBY di Istana, (17/1/2011). Menurutnya, jawaban SBY dari tuntutan para tkokh agama sangat normatif, tidak menyentuh hal subtansi.
"SBY hanya menjawab seperti biasa, mempesona, normatif, namun tidak menyentuh masalah subtansi," ujar Din, di Jakarta, Selasa (18/1/2011).
Menurut Din, yang disampaikan para tokoh agama adalah masalah-masalah yang terjadi saat ini. Diantaranya masalah ekonomi. Kebijakan ekonomi pemerintah saat ini berhaluan kapitalistik. Berorentasi pada pertumbuhan ekonomi namun tidak berbanding lurus dengan kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat.
"Ini sudah melenceng dari cita-cita founding father yang mengusung ekonomi demokratis atau yang banyak disebut sebagai ekonomi kerakyatan," tegas dia.
Din melanjutkan, para tokoh agama mengaku perihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Sebab terjadi penurunan di segala bidang. Indonesia sudah tidak berdaulat lagi di segala bidang, budaya, pangan, hukum.
"Kita bukan sampaikan kebohongan, tidak menuduh. Tapi memang realita antara ucapan pemerintah dan tindakannya sudah tidak sesuai," ucapnya. [tjs]
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Selasa, 18 Januari 2011 | 07:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Istri Gayus Halomoan Tambunan, Milana Anggraeni kerap memakai kerudung setiap kali menjalani pemeriksaan, padahal, wanita ini sejatinya tidak memakai kerudung.
Kuasa hukum Milana, Hotma Sitompul membantah jika keputusannya menggunakan kerudung sebagai upaya mendapatkan simpati publik.
"Apa masalah, orang gak pakai jilbab atau tidak. Masa orang pakai jilbab gak boleh. You jangan menghina agama," ujar Hotma saat ditemui di Jakarta, Senin (17/1/2011).
Rencana melaporkan Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena membawa-bawa nama Tuhan juga bukan upaya meraih simpati umat.
"Dia (Denny) bawa-bawa nama Tuhan untuk mengintimidasi klien saya, itu melampaui kewenangannya," ujar Hotma. [mah]
Din Syamsuddin : Seperti Biasa SBY Normatif
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Selasa, 18 Januari 2011 | 17:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku kecewa dengan hasil pertemuan antara tokoh lintas agama dan Presiden SBY di Istana, (17/1/2011). Menurutnya, jawaban SBY dari tuntutan para tkokh agama sangat normatif, tidak menyentuh hal subtansi.
"SBY hanya menjawab seperti biasa, mempesona, normatif, namun tidak menyentuh masalah subtansi," ujar Din, di Jakarta, Selasa (18/1/2011).
Menurut Din, yang disampaikan para tokoh agama adalah masalah-masalah yang terjadi saat ini. Diantaranya masalah ekonomi. Kebijakan ekonomi pemerintah saat ini berhaluan kapitalistik. Berorentasi pada pertumbuhan ekonomi namun tidak berbanding lurus dengan kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat.
"Ini sudah melenceng dari cita-cita founding father yang mengusung ekonomi demokratis atau yang banyak disebut sebagai ekonomi kerakyatan," tegas dia.
Din melanjutkan, para tokoh agama mengaku perihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Sebab terjadi penurunan di segala bidang. Indonesia sudah tidak berdaulat lagi di segala bidang, budaya, pangan, hukum.
"Kita bukan sampaikan kebohongan, tidak menuduh. Tapi memang realita antara ucapan pemerintah dan tindakannya sudah tidak sesuai," ucapnya. [tjs]
Komentar
Posting Komentar