G(ubernur)ALAU neh yeah (7)
Jokowi Yakin Akan Ada Kejutan Besar dari Rakyat Minggu, 02 September 2012 , 15:44:00 WIB Laporan: Adit Wahyudianto
RMOL. Meski terus digempur isu-isu kampanye negatif, isu SARA dan bahkan kota Solo diguncang teror, Jokowi tetap pantang menyerah dan terus menyemangati pendukungnya agar tidak gentar menghadapi Pilgub DKI Putaran kedua. Menurut Jokowi, yang mengibaratkan dirinya semut yang dikepung gajah-gajah besar, dirinya yakin akan ada kejutan besar dari rakyat.
"Kini semua mesin sudah digerakkan. Mesin partai sudah digerakkan, mesin relawan sudah bergerak. Kalau mesin partai bergerak, mesin relawan bergerak, mesin di masyarakat juga bergerak, maka akan ada kejutan besar tanggal 20 September 2012," kata Jokowi dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal dengan relawan Tim Jokowi-Basuki di Tennis Indoor Senayan, Jakarta (Minggu, 2/9).
Jokowi juga menghimbau agar warga Jakarta tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang dihembuskan. Meski setiap hari digempur kanan-kiri, Cagub DKI yang low profile ini yakin warga yang menginginkan perubahan tidak takut dan tidak mempan dengan intimidasi-intimidasi.
"Saya juga mendengar ada instruksi bahwa ada pihak yang harus menang dengan cara apapun. Kita tidak boleh terprovokasi dengan persoalan ini. Kalau ada yang memprovokasi, kita tinggal senyum-senyum saja. Kalau ada yang memanas-manasi, kita tertawa saja. Isu SARA kita tanggapi dengan fun game. Isu SARA kita tanggapi dengan membuat boneka-boneka kain yang lucu," katanya sambil tertawa.
"Ada juga yang melaporkan saya ke KPK. Tetapi laporannya adalah pembiaran. Sehingga
ditolak KPKkarena laporannya tidak jelas," tambahnya. [did]
Minggu, 02/09/2012 10:51 WIB Prijanto Hadiri Halal Bihalal Menuntaskan Kemenangan Jokowi-Ahok Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jakarta DPP PDIP menggelar acara halal bihalal bertema 'Memantapkan gotong royong, menuntaskan kemenangan dan mewujudkan Jakarta baru'. Dalam acara tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto ikut hadir.
Acara halal bihalal dimulai sekitar pukul 10.05 WIB di Hotel Sahid, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (2/9/2012). Acara dimulai tak lama dari kedatangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Mega yang mengenakan baju kotak-kotak berwarna krem langsung disambut cagub-cawagub Joko Widodo-Ahok di ruang lobi. Mega lalu duduk di panggung bersama Jokowi-Ahok. Sebelumnya Jokowi-Ahok tiba di lobi hotel sekitar pukul 09.30 WIB. Sementara Prijanto duduk di barisan paling depan. Prijanto yang mengenakan baju batik berwarna putih biru ini duduk bersama ratusan kader PDIP yang mengenakan baju kotak-kotak kebanggaan Jokowi-Ahok. Acara halal bihalal ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila. Halal bihalal dihadiri kader dari 5 DPD PDIP yakni DPD Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara serta DPD PAC Kepulauan Seribu. Hingga pukul 10.45 WIB, acara masih berlangsung. (gus/gah)
Prijanto Akui Ada Potensi Korupsi di Pemrov DKI Penulis : Icha Rastika | Minggu, 2 September 2012 | 17:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengakui adanya potensi korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia pun meminta aparat terkait untuk mengusut potensi korupsi tersebut.
Hal itu disampaikan Prijanto di Jakarta, Minggu (2/9/2012) menanggapi laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengatakan bahwa Pemrov DKI diduga paling tinggi melakukan tindak pidana korupsi.
"Kalau itu memang benar, harus ditindaklanjuti aparat terkait," ujar Prijanto yang sudah mengajukan pengunduran diri sebagai wakil gubernur itu.
Menurut Prijanto, sewaktu dirinya masih aktif menjalankan tugas sebagai wakil gubernur, ada sejumlah kasus dugaan korupsi yang terjadi di Pemrov DKI Jakarta. Sebagiannya, sudah ditangani lembaga penegak hukum. Namun, menurutnya, ada pula yang terjadi baru-baru ini.
"Kalau yang baru-baru, itu ada. Waktu saya wagub, itu ada. Kasus-kasus itu kan gak tahu tahun berapa, misalnya fasum/fasos itu kan kejadian beberapa waktu lalu sebelum saya wagub. Itu serah terima dari pengembang ke aparat pemerintah yang tidak dilengkapi dokumen, itu kan masa lalu," ungkapnya.
Namun Prijanto enggan menjelaskan lebih jauh indikasi korupsi di Pemrov DKI yang disebutnya terjadi baru-baru ini.
"Yaitu yang di BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), saya gak hafal lah, ada," tutur jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu.
Pada 24 Februari 2012 lalu, Prijanto mendampingi aktivis Solidaritas Anti Korupsi dan Anti Makelar Kasus Yurisman Munstar melaporkan ke KPK dugaan penyimpangan penggunaan anggaran yang dilakukan Fauzi Bowo. Saat itu Yurisman mengaku telah menyerahkan data dan rekaman ke KPK terkait dugaan penyimpangan anggaran oleh Fauzi Bowo tersebut.
Di samping itu, PPATK belakangan ini melansir data yang menunjukkan Pemrov DKI paling tinggi diduga melakukan tindak pidana korupsi adalah Pemprov DKI Jakarta. Pemprov pimpinan Fauzi Bowo ini berada di urutan pertama dengan 46,7 persen, sementara Provinsi Bangka Belitung terendah dengan 0,1 persen.
Terkait kasus korupsi di Pemrov DKI Jakarta, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 2010 memvonis bersalah Mantan Kepala Biro Hukum Pemerintah Provinsi DKI, Journal Effendi Siahaan dengan hukuman delapan tahun penjara. Dia dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi pengadaan filler iklan di Biro Hukum Setda DKI Jakarta yang merugikan negara miliaran rupiah. Editor : Farid Assifa
Ada Penembakan di Solo OVJ Batal Tampil
SOLO (Pos Kota) – Personil lengkap Overa Van Java (OVJ) batal tampil menghibur di acara malam resepsi pernikahan pasangan Nunung Srimulat – Iyan Sambiran. Padahal Sule cs sudah mempersiapkan penampilan khususnya dengan dukungan perangkat alat musik untuk menghibur tamu undangan dan ribuan warga Solo, semalam.
Kabar mendadak kalau situasi kota Solo dalam ‘Siaga I’ yang disampaikan Bupati Karang Anyar, Lena Erlina yang hadir diundang Nunung – Iyan, rupanya menjadi penyebab artis-artis OVJ seperti Sule, Andry Stinky, Azis Gagap dan Parto tersebut dilarang tampil.
Kejadian penembakan orang tak dikenal yang menewaskan salahseorang anggota polisi di wilayah Polsek Sinogosaren, Solo, dikhawatirkan berimbas atau meluas di tempat acara malam resepsi pernikahan Nunung – Iyan.
“Jika ditanya apakah kecewa batal tampil, ya sudah pasti dong! Sebab, kami sudah menyiapkan penampilan khusus dari Jakarta. Ya, ibaratnya ingin kasih kado buat Nunung dan Iyan,” tutur Parto pada Pos Kota.
Baik Sule, Andre Stinky maupun Azis Gagap sempat heran karena tak dipanggil-panggil pihak MC untuk segera naik ke panggung. “Padahal kami dari OVJ dijadwalkan manggung jam 8 malam. Sejumlah warga Solo yang sudah terlanjur tahu rencana penampilkan kami, akhirnya bertanya-tanya, kenapa kok jadi tampil?” Begitu celetuk Sule yang dipernyataan Andre dan Azis.
Lapangan Banjarsari di Kampung Sumber, Solo, yang dijadikan arena malam resepsi pernikahan Nunung – Iyan, sebenarnya sudah dipadati tamu undangan dan ribuan warga. Mereka akhirnya maklum setelah mendengar kabar ada teroris yang menembak aparat kepolisian. Apalagi malam itu di sekitar arena banyak terlihat puluhan petugas untuk mengantisipasi upaya teroris menyusup bikin kegaduhan. (santosa)
SABTU, 01 SEPTEMBER 2012 | 16:58 WIB Satu Terduga Peneror Solo Ditangkap Saat Tidur
TEMPO.CO, Karanganyar -Salah satu terduga teror Solo, Bayu, ditangkap Detasmen Khusus 88 Antiteror saat tengah tidur di rumah mertuanya, Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Bayu merupakan satu dari tiga terduga teroris yang ditangkap Detasmen Khusus Jum''at malam. Dua rekannya tewas saat disergap di Jalan Veteran Solo.
Salah satu kerabatnya, Subagyo menyebutkan saat itu Bayu tengah tidur di kamar bersama keluarganya. Mertua Bayu, Wiji Siswo juga tengah tidur di kamarnya. "Tiba-tiba beberapa orang menerobos masuk rumah," katanya, Sabtu, 1 September 2012.
Orang-orang yang akhirnya diketahui sebagai polisi Densus itu mencari Bayu dengan mendobrak pintu kamar, termasuk kamar mertuanya. Setelah ditemukan, Bayu diborgol dan digelandang pergi.
Proses penggerebekan itu menyebabkan Wiji Siswo menderita luka-luka di bagian wajah. Diduga, Wiji terkena pintu saat Densus mendobrak kamarnya. "Kami sangat menyayangkan kejadian ini meski polisi setempat sudah minta maaf," kata Subagyo.
Salah satu warga, Suyono mengaku cukup kaget dengan penggerebekan di dekat rumahnya itu. "Saat saya sampai sini, Bayu sudah dalam keadaan diborgol," katanya. Jumlah polisi yang menangkap Bayu diperkirakan lebih dari 20 orang.
Selama ini, warga menilai perilaku Bayu cukup baik meski keluarganya agak tertutup. "Dia sering ikut kegiatan di desa," katanya. Menurutnya, Bayu belum lama tinggal di desa tersebut sehingga warga belum mengenalnya secara dekat.
Pada Jum''at malam kemarin, Densus 88 menangkap tiga terduga teror. Dua diantaranya ditembak mati di kawasan Jalan Veteran Surakarta.
Bayu berhasil ditangkap hidup-hidup di rumah mertuanya di Karanganyar.
Polisi menemukan sejumlah senjata di rumah Bayu. "Barang tersebut telah disita usai penangkapan," kata Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo. Barang-barang yang disita berupa satu pucuk pistol, tiga magazine, 43 butir peluru caliber 9 mm, sembilan hollow point 9 mm, satu telepon genggam serta dokumen dan surat-surat kendaraan. AHMAD RAFIQ
Sabtu, 01/09/2012 08:40 WIB Pagi Ini Jenazah Bripda Suherman Diterbangkan ke Sulawesi Tenggara Bagus Kurniawan - detikNews
Yogyakarta Jenazah anggota Densus 88 yang tewas dalam baku tembak di Jalan Veteran, Solo, pagi ini diterbangkan ke kampung halamannya di Sulawesi Tenggara. Upacara pelepasan jenazah dari Mako Brimob DIY dipimpin oleh Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.
Pelepasan jenazah Bripda Suherman di Mako Brimob Jalan Kompol B Suprapto, Yogyakarta, digelar sekitar pukul 07.50 WIB. Kemudian, dari Mako Brimob, jenazah diantar ke Lanud Adi Sucipto untuk selanjutnya diterbangkan ke Sulawesi Utara.
"Anggota terbaik kita gugur," kata Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.
Mengenai peristiwa baku tembak yang terjadi di Solo, Timur mengatakan bahwa polisi sudah berusaha untuk menangkap terduga teroris hidup-hidup. Namun, karena adanya perlawanan, polisi kemudian melakukan tembakan.
"Kita berusaha semaksimal mungkin tersangka hidup. Tetapi mereka melakukan perlawanan," tuturnya. Bripda Suherman adalah anggota Densus 88 yang tewas dalam baku tembak di Solo Jumat (31/8) malam. Dia tertembak di bagian perut saat tim Densus berusaha menangkap terduga teroris di Jalan Veteran, Solo. Bripda Suherman sempat dibawa ke rumah sakit Brayat Minulyo, namun nyawanya tak terselamatkan. Oleh karena ada rekannya yang tertembak, Tim Densus membalas tembakan tersebut dan mengakibatkan dua orang terduga teroris tewas ditempat. Polisi berhasil menangkap satu orang terduga teroris dalam keadaan hidup di tempat berbeda. (trq/trq)
Jumat, 31/08/2012 14:39 WIB Diiringi Tangis Keluarga, Jenazah Bripka Dwi Diberangkatkan ke Pemakaman Muchus Budi R. - detikNews Jenazah Bripka Dwi Data Subekti diberangkatkan ke pemakaman (muchus br/detikcom) Karanganyar Jenazah Bripka Dwi Data Subekti diberangkatkan ke pemakaman dengan iringan tangis kesedihan keluarga. Peti jenazah Dwi Data dibalut bendera merah putih. Polisi 54 tahun berangkat dilepas dengan upacara militer.
Jenazah Dwi Data diberangkatkan rumah duka Jalan Bima Sakti nomor 28 blok C RT10/22, Ngringo Indah, Jaten, Karanganyar. Upacara militer dipimpin oleh Wakapolresta Surakarta AKBP A Lutfi. Tangis keluarga terus mengiringi keberangkatan jenazah Dwi. Istri Dwi Data, Niken Sri Parawani, terlihat lebih tabah dibanding pagi tadi. Saat melepas keberangkatan jenazah suaminya, dengan didampingi beberapa kerabat yang terus menjaganya, Niken terlihat menirukan lantunan doa-doa mengiringi pemberangkatan jenazah sesuai keyakinan Islam.
Sedangkan anak-anak Dwi masih terlihat sangat terpukul. Mereka terus menangis semenjak upacara brobosan hingga jenazah dibawa ke mobil untuk diantar ke pemakaman. Brobosan adalah simbolisasi penghormatan terakhir keluarga terhadap jenazah dengan melintasi bawah peti jenazah.
Dwi Data selanjutnya dibawa ke pemakaman keluarga besar di Temu Ireng, Bejen, Karanganyar.
Bripka Dwi merupakan korban penembakan orang tak dikenal di Pos Polisi Plaza Singosaren Solo, Kamis (30/8/2012) malam. Dia meninggal setelah empat timah panas menerjang beberapa bagian tubuhnya. Hingga saat ini, pelaku belum berhasil ditangkap.
(mbr/try)
Fitnah Kejam yang Bilang Jokowi Korupsi Tribunnews.com - Jumat, 31 Agustus 2012 14:41 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bantahan dikeluarkan tim sukses Jokowi-Ahok mengenai laporan Tim Selamatkan Solo, Selamatkan Jakarta, Selamatkan Indonesia (TS3), yang melaporkan calon Gubernur DKI Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketua tim sukses Jokowi-Ahok, Boy Bernadi Sadikin, mengatakan pihakya menghormati proses penegakan hukum dan mempersilakan warga untuk melaporkan kasus apapun juga ke KPK atau penegak hukum lainnya. Namun mengenai laporan dugaan Jokowi melakukan korupsi, Boy meminta semua pihak jangan melakukan fitnah kejam seperti yang selama ini banyak dialamatkan pada pasangan Jokowi-Ahok. "Tuduhan itu sangat tidak masuk akal dan tidak mendasar. Pak Jokowi pernah menerima penghargaan anti korupsi Bung Hatta Award dan mendapat rating yang baik untuk penanganan korupsi dari Transparansi Internasional Indonesia (TII). Jadi sangat tidak mungkin pak Jokowi korupsi," ujar Boy, Jumat (31/8/2012).
Boy menuturkan jelang putaran kedua ini pihaknya merasa heran karena semakin banyak fitnah dan tudingan negatif yang dialamatkan pada pasangan Jokowi-Ahok. Menurutnya pihaknya tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip komunikasi kasih sayang, yakni memberitakan prestasi Jokowi dan menghindari hal negatif.
"Kami tidak akan menanggapi serangan-serangan fitnah dengan sikap yang sama. Kami juga meminta semua warga tidak terpancing fitnah maupun selebaran gelap yang ditujukan pada Jokowi-Ahok. Kami yakin warga Jakarta sudah cerdas dan rasional," tuturnya.
Jum''at, 31 Agustus 2012 | 10:00 WIB Siapa Pelapor Jokowi ke KPK?
TEMPO.CO, Surakarta - Sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai Tim Selamatkan Solo, Selamatkan Jakarta, Selamatkan Indonesia melaporkan Wali Kota Surakarta Joko Widodo ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis, 30 Agustus 2012.
Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi dinilai telah membiarkan terjadinya korupsi di daerahnya. Siapa sebenarnya Tim Selamatkan Solo, Selamatkan Jakarta, Selamatkan Indonesia atau TS3 ini.
Kelompok tersebut dipimpin oleh salah satu warga Solo bernama Muhammad Ali Usman. Menurut Ali Usman, kelompok bikinannya ini memiliki sejumlah anggota.
"Ada yang orang biasa, guru, serta tokoh masyarakat," kata Ali Usman, Kamis, 30 Agustus 2012. Sebelum memberikan laporkan kepada KPK, gaung nama TS3 ini belum banyak diketahui masyarakat.
Selama ini, Ali Usman dikenal sebagai pengusaha sekaligus menjabat Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Solo. Sebagia pebisnis, Ali Usman juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo. Dia juga pernah dinobatkan sebagai pengusaha muda terkaya versi Majalah SWA pada tahun 2000. Pengusaha karpet tersebut pernah mencicipi bangku sekolah di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Bahkan, saat itu, dia menjadi ketua ikatan alumni pesantren yang diasuh oleh Abu Bakar Ba''asyir tersebut. AHMAD RAFIQ
Jum''at, 31 Agustus 2012 | 05:47 WIB Debat Jokowi Vs Foke Bahas 4 Masalah Jakarta
TEMPO.CO , Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta akan memfasilitasi dua calon gubernur untuk debat politik. "Iya sama seperti putaran pertama. Hanya saja putaran kedua ini memang ditambah dengan adanya talkshow," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampanye KPU Provinsi DKI Jakarta, Suhartono, di Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2012.
Suhartono mengatakan KPU telah menyiapkan materi-materi dalam debat yang akan dilakukan di dua stasiun televisi: JakTV dan Metro TV. Pertama pada 14 September sedangkan kedua tanggal 16 September.
"Empat cluster itu adalah masalahinfrastruktur, kesehatan dan ekonomi rakyat, tata kelola pemerintahan serta sosial budaya," ujar Suhartono. Guna mempersiapkan konsep masa kampanye, Panitia Pengawas Pemilu mengadakan rapat tertutup dengan KPU, Kamis. Menurut Suhartono, pada rapat bersama tim sukses dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta, ada usulan agar calon wakil gubernur juga diberi ruang untuk ikut menjelaskan visi misinya pada debat publik nanti. "Selama ini kan selalu cagubnya yang berbicara. Tadi diusulkan cawagubnya juga ikut memaparkan. Dan ini sedang kami bahas lagi," kata Suhartono. ANANDA PUTRI
Kiemas: Jokowi Kuat Hadapi Tekanan Politik Keamanan Solo tergoyang, Joko Widodo juga dilaporkan ke KPK. Jum'at, 31 Agustus 2012, 13:45 Eko Huda S, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews -- Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas berharap calon gubernur DKI Jakarta yang diusung partainya, Joko Widodo, kuat menghadapi tekanan politik menjelang Pilkada putaran ke dua. Tekanan politik dipastikan semakin kuat menjelang pemilihan 20 September 2012.
"Kalau orang mau berpolitik harus siap semua, kalau tidak siap, susah. Makannya politisi seharusnya paling tahan dari segala tekanan," kata Kiemas di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2012.
Suami Megawati Soekarnoputri ini yakin Joko Widodo alias Jokowi mampu menghadapi tekanan yang dia terima saat ini. Begitu juga tekanan berikutnya. "Mustinya (Jokowi) sudah kuat. Jangan ditanya kuat apa tidak, ya harus, dan sudah biasa ini," kata dia.
Memang, sejumlah isu menerpa Walikota Solo ini menjelang Pilkada Jakarta putaran ke dua. Serangkaian teror keamanan berupa penembakan terjadi di Solo, tempatnya memimpin saat ini. Tak hanya itu saja, Jokowi juga dilaporkan oleh sejumlah orang yang tergabung dalam 'Tim selamatkan Solo, selamatkan Jakarta, selamatkan Indonesia' ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi.
Namun, Kiemas menyatakan semua tekanan ini bukan berarti apa-apa. "Itu biasa," kata dia. PDIP sendiri, tambah Kiemas, belum akan melakukan klarifikasi kepada Jokowi terhadap laporan ke KPK tersebut.Lantas, apakah PDI Perjuangan melihat adanya hubungan antara laporan ke KPK itu dengan proses Pilkada Jakarta? Menjawab pertanyaan itu, Kiemas tak mau menjawabnya dengan gamblang. "Masa tidak bisa mikir sendiri," ujarnya.
Polri: Penembakan Solo Terorganisir "Ini sudah mengarah ke perbuatan teror," kata Brigjen Pol. Boy Rafli. Jum'at, 31 Agustus 2012, 12:50 Ita Lismawati F. Malau, Syahrul Ansyari
VIVAnews - Markas Besar Polri mencatat sejauh ini sudah ada tiga insiden penembakan di Solo, Jawa Tengah. Dua insiden terjadi pada 17 dan 18 Agustus 2012 yang lalu, sementara yang terakhir bahkan menewaskan seorang anggota polisi, Bripka Dwi Data Subekti.
"Ini bukan kategori kejahatan biasa, ini terorganisir atau dipersiapkan, bukan konvensional. Ini sudah mengarah ke perbuatan teror," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol. Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2012. Oleh karena itu, Boy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, Polri juga menyiapkan upaya dan langkah-langkah penegakan hukum karena peluang-peluang terjadinya peristiwa serupa di masa mendatang selalu terbuka. "Mabes Polri menurunkan tim dan sedang bekerja. Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini, kecuali kalau tertangkap tangan," jelasnya. Boy menilai pelaku dengan sengaja ingin menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun dia mengaku belum tahu apakah penembakan itu terkait dengan peristiwa-peristiwa yang lalu seperti di Purworejo, Cirebon, Medan, dan Palu. "Latar belakangnya masih perlu pendalaman. Itu adalah gambaran-gambaran yang pernah terjadi, dilakukan oleh kelompok-kelompok yang selama ini resisten terhadap upaya kepolisian dalam melakukan penindakan terhadap pelaku-pelaku teror yang ada," terangnya. Kamis malam, 30 Agustus 2012, pos polisi Matahari Singosaren di Jl. Dr. Radjiman diberondong orang tak dikenal. Menurut saksi mata, pelaku penembakan berboncengan menggunakan sepeda motor Suzuki Smash bernomor polisi AD 2434 HB. "Mereka datang dari arah timur, sampai di depan pos polisi, yang membonceng langsung mendatangi pos polisi dan melontarkan tembakan sebanyak tiga kali," kata Kushendarto. Dalam insiden itu, Bripka Dwi Data Subekti yang diterjang empat peluru tajam, kemudian meninggal dunia.
Penembakan Solo, Polri Tak Cium Aroma Politik Polisi mengamankan lima selongsong peluru dari TKP penembakan. Jum'at, 31 Agustus 2012, 13:33 Ita Lismawati F. Malau, Syahrul Ansyari, Fajar Sodiq (Solo)
VIVAnews - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan insiden di Solo, Jawa Tengah adalah kriminal murni. Polri tidak mencium adanya aroma politik dalam kasus tersebut.
"Sejauh ini kami belum melihat berkaitan dengan masalah-masalah politik. Kami harus proporsional melihat peristiwa yang ada," kata Boy di Jakarta, Jumat 31 Agustus 2012.
Boy menegaskan, Polri tidak ingin terjebak dalam spekulasi atau pemikiran yang tidak dilandaskan pada fakta. Menurutnya, kasus di Solo adalah kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan teror. "Kami harus tetap berangkat dari fakta yang ada. Tapi hasil yang kami peroleh belum ada kaitan dengan politik atau pemilukada," ujarnya.
Boy menambahkan sejauh ini penyelidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap 13 orang saksi. Selain itu, dari hasil otopsi diperoleh setidaknya 4 tembakan di tubuh korban Bripka Dwi Data Subekti. "Ada beberapa selongsong peluru yang ditemukan, ini bagian penting untuk penyidikan ke depan," ucapnya.
Sementara, Kapolresta Solo, Kombes Pol Asdjima'in mengungkapkan ada lima selongsong peluru yang diamankan dari tempat kejadian perkara (TKP) Pos Polisi Matahari Singosaren di Jalan Dr Radjiman, Solo.
Barang bukti tersebut, lanjut dia, telah dibawa ke laboratorium forensi untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap kasus penembakan yang menewaskan anggota polisi, Bripka Pol Dwi Data Subekti.
Ketika ditanya tentang jenis senjata yang digunakan pelaku, Asdjima'in belum mau menyebutkan jenisnya. "Itu masalah teknis." (umi)
Panwaslu DKI Akan Panggil Prabowo Subianto Kurnia Sari Aziza | Eko Hendrawan Sofyan | Jumat, 31 Agustus 2012 | 06:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta berencana memanggil Prabowo Subianto sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Pemanggilan itu terkait tindak lanjut dari pelaporan iklan yang menampilkan sosok Jokowi di luar jadwal kampanye dan tayang di empat stasiun televisi swasta.
"Kan dari Denny Iskandar (tim sukses Jokowi) sudah, nanti juga kita akan konfirmasi ke Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Kemudian kita juga akan panggil yang memasang iklan. Artinya, teman-teman juga tahulah siapa yang ada tampil dalam gambar itu, sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, dan yang memasang iklan itu akan kita panggil," kata Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah, di kantor Panwaslu DKI Jakarta, Kamis (30/8/2012) malam. Ramdansyah melanjutkan, empat lembaga penyiaran yang menayangkan iklan tersebut menampilkan dua materi iklan. "Semuanya menampilkan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Tentu saja kita ingin memanggil ketuanya yang juga tampil pada gambar tersebut untuk kita minta klarifikasi," ujarnya.
Upaya pemanggilan Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu, menurut Ramdansyah, merupakan suatu hal yang wajar dan ia berharap pemanggilan tersebut kemudian tidak ditafsirkan menjadi hal lainnya. "Artinya, kita berharap, tadi anggota DPR Komisi VII (Dewi Aryani) datang memberikan klarifikasi, Bang Haji Rhoma Irama yang tokoh nasional juga datang memberikan klarifikasi masalah ceramahnya. Mudah-mudahan hari ini Pak Prabowo juga bisa hadir juga ke Panwaslu untuk memberikan klarifikasi terkait pelaporan adanya iklan berbau kampanye di luar jadwal," kata Ramdansyah.
Dalam proses menangani kasus ini, Panwaslu sudah memanggil pihak tim sukses Jokowi-Ahok dan tim sukses Foke-Nara sebagai pelapor. "Dari pemanggilan itu, kami mendapat informasi tambahan apakah dari pihak sana mengetahui kemudian dia akan membuat laporan, intinya kita akan panggil. Dan mengetahui ada jadwal yang kemudian harus dipatuhi semua pihak pasangan calon atau semua asosiasi atau lembaga lain yang mendukung pasangan calon," kata Ramdansyah.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Foke-Nara, melaporkan adanya iklan kampanye di luar jadwal pasangan calon Jokowi-Ahok. Iklan tersebut sudah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta. Tim Foke-Nara menyebutkan, iklan tersebut tidak gentle karena mendompleng Asosiasi Pedagang Pasar.
"Iklan itu tidak gentle, karena mendompleng Asosiasi Pedagang Pasar dan dalam iklan itu juga menyebut tanggal 20 September dan menyebutkan sosok Jokowi yang mampu meng-influence masyarakat," kata Sekretaris Tim Advokasi Foke-Nara, Dasril, di Kantor Panwaslu, Gedung Prasada Sasana Karya, Jakarta, Rabu (29/8/2012) lalu.Ia mengatakan, seharusnya iklan tersebut tidak mendompleng organisasi tertentu. "Memang iklan itu diangkat oleh Asosiasi Pedagang Pasar kepemilikan Prabowo Subianto yang mengangkat Jokowi, itu artinya sama saja dilakukan oleh pihak Jokowi," kata Dasril. Sementara itu, barang bukti yang diberikan oleh tim Foke-Nara adalah CD rekaman iklan di beberapa stasiun televisi swasta. Iklan berbau kampanye itu disiarkan oleh Trans 7, Metro TV, TV One, dan Trans TV pada tanggal 27 Agustus 2012.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah warga miskin di DKI Jakarta mencapai 3,69% berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2012. "Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2012 sebanyak 363.020 orang atau 3,69 persen," kata Kepala BPS, Suryamin di Jakarta. Data BPS tersebut membantah pernyataan salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan persentase jumlah warga miskin di DKI Jakarta lebih dari 20%. (media/ps)
Joko Widodo From Wikipedia, the free encyclopedia
(October 2010)
Joko Widodo
Mayor of Surakarta
Incumbent
Assumed office
2005
President Susilo Bambang Yudhoyono
Preceded by Slamet Suryanto
Personal details
Born June 21, 1961 (age 51)
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Nationality Indonesia
Political party PDI-P
Alma mater Gadjah Mada University
Occupation Businessman
Religion Islam
Joko Widodo (born in Surakarta, June 21, 1961), better known by his nickname Jokowi, is the current mayor of Surakarta, Indonesia. His second term is due to end in 2015. His vice mayor is F.X. Hadi Rudyatmo. Recently he has been nominated by his party, Indonesian Democratic Party – Struggle, to run in the 2012 Jakarta gubernatorial election.[1]
Education
Jokowi graduated with an engineering degree from the Faculty of Forestry at Gadjah Mada University in 1985.
Achievements
While running for the office of mayor of Surakarta, many doubted the ability of a man who worked as a property and furniture businessman. But after a year in office, he has successfully led many progressive breakthroughs which are widely praised nationally. He adopted the development framework of European cities (which he frequently traveled to as a businessman) to his own city of Surakarta.
Under his leadership, Surakarta experienced a rapid change.
Branding the city, by approving the motto "Solo: The Spirit of Java". Few of the biggest achievements: he was able to relocate the junk dealer in the Garden of Banjarsari almost without any incidentswhich was critical to revitalize the functions of the open green land, emphasized the importance of giving back to the community for investors, performed routine and open direct communications (broadcast by a local television) with the community. Balekambang Park was abandoned by its organizer, he made it a public park. Jokowi also did not hesitate to dismiss investors who do not agree with the principles of his leadership. As a follow-up of the new branding of Surakarta, he also applied for Surakarta to become a member of the Organization of World Heritage Cities (which was approved in 2006) and subsequently Surakarta was chosen to host the organization's conference in October 2008. In 2007, Surakarta had also hosted the World Music Festival (Festival Musik Dunia/FMD) which was held at the Fort Vastenburg Complex (it is worth noting that Fort Vastenburg was to be bulldozed and replaced by business center and shopping malls before Jokowi vetoed the decision). FMD in 2008 was held in the Mangkunegaran Palace Complex.
Joko Widodo was chosen by the Tempo magazine as one of the "Top 10 Indonesian Mayors of 2008"
Jokowi: Rumah di Pinggir Rel Harus Ditata, Bukan Digusur Galih Prasetyo | Farid Assifa | Minggu, 26 Agustus 2012 | 17:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Calon Gubernur DKI Jakarta 2012, Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi warga RW 06 dan RW 07, Kelurahan Bukitduri, Jakarta Selatan pada Minggu (26/8/2012) sekitar pukul 15.30.
Kedatangan Jokowi disambut antusias warga. Bahkan sejumlah anak menyambutnya dengan sorak-sorai, sesaat setelah Jokowi tiba di daerah itu. "Jokowi, Jokowi, Jokowi," teriak para bocah itu, kompak.
Setibanya di lokasi, Jokowi lantas menelusuri rel kereta sembari meninjau rumah-rumah warga yang berdekatan denga rel kereta rel listrik (KRL). Kelurahan Bukitduri lokasinya tak jauh dari Stasiun KRL Tebet.
Bocah-bocah tadi bersorak pun mengikuti pria yang masih menjabat wali kota Surakarta ini. Jokowi pun meminta agar mereka tidak mengikutinya karena berbahaya.
Diketahui sekurangnya KRL melintas dalam kurun waktu 3 menit sekali. Melihat kondisi demikian, Jokowi menilai perlu penataan rumah-rumah yang berada persis di pinggir rel perlintasan KRL.
"Pemandangan ini sungguh membahayakan. Terlebih untuk anak-anak. Kanan kiri dipakai untuk rumah-rumah. Tetapi memang harus ditata," kata Jokowi di sela kunjungannya, Minggu (26/8/2012).
Menurut Jokowi, penataan rumah yang berada di pinggir rel harus melibatkan PT. KAI, terutama berkaitan dengan status tanah di pinggir rel tersebut. Namun, kata Jokowi, penataan dimaksud bukanlah penggusuran, karena menurutnya penggusuran bukanlah solusi. Dia menegaskan, apapun yang akan dilakukan harus benar-benar sebuah solusi yang terbaik.
"Rumah-rumah ini perlu di-upgrade. Itu perlu diperbaiki. Menggusur tidak menyelesaikan masalah. Mereka harus diberi solusi," tandasnya.
Sebelum meninggalkan lokasi pukul 16.00 WIB, Jokowi menyempatkan diri menjalankan shalat Ashar di Musholla Al Hidayah yang berada di kawasan RW 07.
Jokowi: Pawang Geni Solusi Ampuh di Daerah Kumuh
Penulis : Aditya Revianur | Sabtu, 25 Agustus 2012 | 20:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Solo Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, perangkat Pawang Geni atau penjinak api adalah solusi alternatif untuk menjinakkan kebakaran di daerah padat penduduk.
Pawang Geni adalah alat pemadam kebakaran yang dibuat oleh Sri Utomo, warga Kampung Sudiroprajan, Solo, Jawa Tengah. Alat tersebut terbuat dari tong berkapasitas 200 liter yang diletakkan di atas besi beroda, dilengkapi pompa, selang sepanjang lebih kurang 10 meter, dan alat penyemprot seperti milik mobil pemadam kebakaran. Alat ini memiliki dimensi lebar 80 cm dan tinggi 150 cm. Dengan ongkos produksi Rp 8,5 juta hingga Rp 11 juta, alat tersebut bisa menjawab kebutuhan warga permukiman padat saat menghadapi tantangan si jago merah.
Jokowi yang kini menjadi calon gubernur DKI Jakarta mengatakan, masyarakat di permukiman padat penduduk tidak dapat sepenuhnya menggantungkan diri pada pemadam kebakaran karena akses masuk dari tempat terjadinya kebakaran sulit dijangkau petugas penjinak api. Untuk itu, pawang geni dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi api sesuai kapasitasnya. "Soal solusi untuk kebakaran untuk tempat-tempat yang kumuh dan gang yang sempit itu harus ada jurus baru, yaitu Pawang Geni. Hal itu karena tidak mungkin pemadam masuk ke sana kalau tidak ada akses," ujar Jokowi pada acara halalbihalal bersama warga di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2012). Ia mengatakan, masalah yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran di kota besar seperti Jakarta adalah sering terjebak macet. Hal tersebut mengakibatkan petugas sulit menjangkau lokasi kebakaran dan memadamkan api. Oleh sebab itu, Jokowi mengungkapkan perlunya solusi alternatif dalam memadamkan api di daerah padat penduduk.
Jokowi menuturkan, Pawang Geni merupakan solusi murah dalam memadamkan api karena perawatannya mudah. Selain itu, alat ini bisa digunakan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Hal yang patut diperhatikan adalah alat ini mudah dibawa dan dapat masuk ke gang-gang sempit dengan cara ditarik.
Penggunaan Pawang Geni juga dapat melibatkan penduduk di daerah padat karena alat ini adalah milik warga sehingga warga akan memiliki rasa saling menjaga dan waspada terhadap musibah kebakaran. "Tapi ini (Pawang Geni) hanya untuk pemadaman pertama. Jika petugas pemadam kebakaran sudah sampai di lokasi, maka itu menjadi tugas dari pemadam. Tapi yang penting, alat ini akan meringankan tugas pemadam kebakaran dan memperkecil risiko merembetnya api ke daerah lainnya," ujarnya.
Jokowi mengemukakan, masalah kebakaran di Jakarta menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai warga non-Jakarta, ia hanya dapat memberikan solusi alternatif dan mengimbau kepada warga untuk bergotong-royong membantu warga lain yang terkena musibah kebakaran.
"Kalau saya ke sana (tempat kebakaran), nanti dipikir saya mau kampanye. Kalau saya membantu, nanti dipikir money politic, jadi memang serba salah. Jadi, kami mengimbau kepada warga untuk waspada kalau mau meninggalkan rumah. Regulator dan listrik tolong dicek, kalau ada yang rusak ya segera diperbaiki," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut menanggapi pertanyaan wartawan terkait rumah warga yang banyak tidak memiliki sertifikat. Jokowi mengedepankan cara-cara solutif untuk mengatasi hal tersebut, antara lain melalui jalan dialog. Jokowi mengatakan, pemerintah daerah tidak selayaknya melakukan penggusuran dengan menurunkan petugas Satpol PP karena cara tersebut diakuinya semakin menambah penderitaan masyarakat.
"Jurusnya banyak sekali. Kalau itu tanahnya negara dan diberikan kepada warga, ya mereka harus mau diatur. Selain itu, penting adanya jalan dialog antara pemilik tanah dan warga. Dengan cara itu (dialog), pasti ketemu jalan keluarnya. Saya berkali-kali menyelesaikan masalah seperti ini dan berhasil, kok," kata Jokowi.
Editor :Laksono Hari W
Thursday, 14 June, 2012 | 18:03 WIB Jakarta Among ‘10 Most Hated Cities’
TEMPO Interactive, Jakarta:CNN has released a list of the 10 most-hated cities in the world. Jakarta ranked seventh on the list after Lima, Peru.
CNN wrote that by ‘most hated’ the article did not mean to point out the worst cities, but to cities that frequently attract criticism. CNN refers to Jakarta as the ‘Big Durian’—a fruit so pungent that it takes a lot of effort to enjoy it.
CNN said that a total of eight million tourists visited Jakarta each year before continuing to other destinations such as Bali, Yogyakarta and Sumatra. Tourists spend an average of 7.84 days in Jakarta. The ‘highlights’ of CNN’s report were Jakarta’s traffic, pollution, poverty and lack of scenery due to the plethora of shopping malls.
Below are the 10 most-hated cities according to CNN, ranked from the lowest to highest score:
10. Belize City, Belize
Less than a three-hour flight from Dallas, Belize is often referred to as ‘the other Carribean.’ Crime, drugs, dilapidated infrastructure and tricky touts are associated with the city.
9. Cairo, Egypt
‘Not good enough to like, but not bad enough to be avoided,’ is how CNN describes Cairo. Air pollution, reckless drivers, dense population and an unstable political situation are the least appealing aspects of the city. CNN quoted a report from the
World Health Organization, which stated that breathing the air in the city is equal to smoking a pack of cigarettes a day.
8. New Delhi, India
Hawkers are considered to be the least attractive aspect of the city in addition to scams on the streets. “What you need to do when visiting [Delhi] is to avoid the touts in Delhi,” wrote traveldudes.org.
7. Jakarta, Indonesia
Traffic jams, pollution and untidiness are the least appealing aspects of Jakarta.
-------------Giliran Esemka Pikap dan Rajawali II Diuji Emisi Kamis, 16/8/2012 04:00 | JIBI./SOLOPOS/Suharsih |
SOLO–Setelah berhasil membuat mobil Esemka Rajawali lulus uji emisi resmi, tim teknis Esemka kini berlanjut mengupayakan uji emisi untuk Esemka jenis pikap dan Rajawali II.
Kedua jenis mobil itu, menurut informasi yang diperoleh Espos, saat ini sudah berada di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) di Serpong, Tangerang. Tak hanya itu, Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan kedua mobil itu juga sudah didaftarkan dan tinggal menunggu rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk menjalani uji emisi.
Ditanya apa bedanya Esemka Rajawali II dengan Esemka Rajawali yang sudah dinyatakan lolos uji emisi, Rudy mengatakan jika Esemka Rajawali I merupakan prototipe maka Rajawali II merupakan penyempurnaan untuk persiapan produksi massal. Selain itu, jika Esemka Rajawali I dibuat manual dengan bobot lebih dari dua ton, maka Rajawali II merupakan versi ringan Rajawali I dengan full-pressed body dan bemper dari bahan fiber.
“Setelah ini, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) harus mulai mempersiapkan proses produksi massal, membuat business plan, layout dan sebagainya,” kata Rudy, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (15/8).
Produksinya sendiri, kata Rudy, tentu baru bisa dilakukan jika sertifikat uji tipe dari hasil uji emisi Esemka keluar. Sambil menunjukkan dokumen dari BTMP berisi hasil uji emisi itu, Rudy mengungkapkan pada pengujian emisi resmi pekan lalu, kadar CO-nya 4 gram (gr)/km dari standarnya 5 gr/km. Sedangkan HC + NOX-nya 0,6 gr/km dari standar 0,7 gr/km.
Terpisah, Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park (STP), Gampang Sarwono, membenarkan saat ini pihaknya memang tengah mengurus uji emisi untuk Esemja jenis pikap dan Rajawali II. Bahkan, lanjut Gampang, dua mobil itu sudah melewati beberapa kali pre-test.
Sementara itu terkait kirab menyambut kelulusan Esemka dalam uji emisi, yang rencananya digelar Kamis (16/8) sore ini, Walikota Solo, Joko Widodo, sekali lagi menegaskan dirinya akan ikut, bahkan kemungkinan besar menyopiri salah satu mobil tersebut. Demikian pula dengan Rudy.
Kirab tersebut akan dimulai pukul 15.00 WIB, Kamis ini dengan rute start dari STP di Jl Ki Hajar Dewantara ke arah barat menuju Tugu Cembengan, Jl Kolonel Sutarto, Jl Ahmad Yani, Jl Monginsidi, Jl Gajah Mada, Jl Yosodipuro, Kotabarat, Jl dr Muwardi, ke selatan menuju Jl Slamet Riyadi, ke timur sampai Bundaran Gladak, lalu ke Balaikota.
Kamis, 16/08/2012 12:27 WIB
Pantau Pemudik di Stasiun, Jokowi Berikan Bingkisan ke Penjaga Perlintasan
Muchus Budi R. - detikNews
Solo Wali Kota Surakarta yang juga Cagub DKI Jakarta, Joko Widodo, memantau langsung arus pemudik yang menggunakan moda kereta api (KA). Dalam kesempatan itu Jokowi juga memberikan bingkisan lebaran untuk penjaga perlintasan KA di dekat Stasiun Jebres, Solo.
Wali Kota yang biasa dipanggil Jokowi itu terlebih dulu mendatangi pos penjagaan pintu perlintasan KA di Jebres, Solo, Kamis (16/8/2012). Jokowi sempat mengajak ngobrol petugas jaga dan selanjutnya memberikan bingkisan lebaran berupa gula pasir, minyak goreng, sirup dan makanan ringan lainnya.
"Tidak ada maksud apa-apa, hanya memberikan penghargaan kepada petugas di lapangan. Mereka itu tidak libur untuk mengamankan mudik," ujar Jokowi kepada wartawan.
Selanjutnya Jokowi berjalan menyusuri rel KA sejauh kurang lebih 300 meter menuju Stasiun KA Jebres. Stasiun Jebres adalah tempat pemberhentian atau menaikkan dan menurunkan penumpang KA kelas ekonomi di Solo.
Setibanya di Stasiun Jebres, Jokowi langsung melakukan peninjauan di berbagai sudut stasiun untuk memastikan kelancaran pelayanan publik yang menggunakan moda KA ekonomi untuk melakukan perjalanan mudik. Tidak hanya memantau lokasi-lokasi pelayanan, Jokowi juga menyempatkan bertemu dan berbicara dengan para penumpang KA.
"Kita mengumpulkan data dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa pelayanan untuk masyarakat berjalan lancar dan baik. Semua masukan akan dipakai untuk semakin meningkatkan pelayanan. Untuk saat ini kan semua baik, tidak ada antrian yang berjubel dan semua penumpang bisa mendapatkan tempat duduk," ujar Jokowi.
(mbr/ndr)
JAKARTA— PKS Solo ikut memberi masukan yang mendasari beralihnya dukungan PKS kepada pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan bukan pada Jokowi-Ahok.
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan PKS DKI Jakarta Triwisaksana, PKS Solo menginginkan agar Jokowi tetap konsisten menjadi Walikota Solo hingga akhir masa jabatannya.
PKS Solo menilai banyak tugas yang mesti dibenahi oleh Jokowi di Solo. “Kader kami di Solo telah memberikan masukan. Mereka menginginkan Jokowi tetap konsisten membangun Solo hingga akhir masa jabatannya,” tegas Triwisaksana di Jakarta, Rabu (15/8).
Atas dasar masukan kader PKS di Solo itulah, PKS menjatuhkan pilihan ke pasangan incumbent. Jokowi lebih bermanfaat di Solo, sementara di Jakarta lebih baik dikelola yang sudah berpengalaman.
Selasa, 14 Agustus 2012 | 16:54 WIB
Pengamat: Isu SARA Jadi Patokan dalam Memilih
“PKS juga ingin memberikan yang terbaik untuk Jakarta,” tegasnya.
Namun, beredar isu bahwa PKS Solo tidak menginginkan bila Solo dipimpin oleh Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo yang notebene berkeyakinan non-muslim, jika Jokowi terpilih jadi gubernur DKI Jakarta.
Mengenai isu ini Triwisaksana membantahnya. Menurut dia, tidak ada alasan yang mengarah kepada isu SARA. Dasar tidak didukungnya Jokowi oleh PKS adalah karena inkonsistensi.
“Isu itu tidak benar. Kami tidak mengarah ke isu SARA, jadi jangan dikaitkan ke sana. Visi dan misi Foke sama dengan kami, dan dia konsisten untuk menselesaikan jabatannya hingga akhir masa bakti,” tegasnya. (JIBI/nj)
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Al Araf, menilai masyarakat Jakarta masih menggunakan isu primordialisme dalam memilih pemimpin.
"Kesamaan Suku, Agama, dan Ras masih menjadi patokan utama dalam memilih pemimpin untuk Jakarta," kata Al Araf dalam diskusi di Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Agustus 2012. Pendapatnya itu berdasarkan lolosnya pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli dan Joko Widodo - Basuki Tjahaja ke putaran dua pilkada Jakarta. "Itu saja sudah cukup menjadi bukti," katanya.
Menurut dia, etnis Jawa dan Bali di Jakarta cenderung mempertimbangkan isu primordial. "Di luar etnis Jawa dan Bali, faktor kompetensi baru menjadi bahan pertimbangan utama," katanya. Setelah faktor primordial, kata dia, masyarakat baru mempertimbangkan faktor kompetensi seperti pengalaman, rasionalisasi program, dan sisi kepemimpinan sang calon. "Situasi ini bisa membuat pilgub sulit diprediksi," ujarnya.
Al Araf menilai kedua calon yang lulus putaran kedua pilkada Jakarta memiliki pengalaman yang menjadi nilai tambah yang besar bagi elektabilitasnya. Fauzi adalah Calon inkumben dan Jokowi adalah Walikota Solo. Penyokong dua calon ini, kata dia, juga bisa mendorong untuk datang ke tempat pencoblosan. 20 September nanti.
Araf merujuk pada Jokowi disokong politikus nasional Prabowo Subianto, dan Fauzi didukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. "Sutiyoso memberi dampak cukup positif, Prabowo juga menyumbang suara secara signifikan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Rosidi Rizkiandi, menyatakan gaya kepemimpinan kedua tokoh bisa menjadi nilai lebih. "Karakter Foke dan Jokowi berbeda satu sama lain," ujarnya.
Rosidi enggan menyebut calon yang dia sukai. Namun, menurut dia, media massa lebih menyukai gaya kepemimpinan ''lapangan'' ala Jokowi, ketimbang kepemimpinan ''berdasarkan data'' ala Foke. "Ini jadi kekuatan Jokowi untuk melawan Fauzi yang kuat di mesin politik," ujarnya.
Pemilihan gubernur DKI Jakarta, kata dia lagi, bisa menjadi laboratorium politik yang baik dan menarik bagi kancah politik di Indonesia.
M. ANDI PERDANA
Minggu, 12 Agustus 2012 , 04:41:00
PB NU: Tak Masalah Jokowi-Ahok Menang
JAKARTA - Ketika pasangan Foke-Nara mendapat amunisi baru berupa dukungan dari PKS, duet Jokowi-Ahok memperoleh angin segar.
Terkait dengan isu SARA yang diembuskan kepada pasangan pemenang pilgub DKI putaran pertama itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj menegaskan, sama sekali tidak ada masalah latar belakang keagamaan seorang pemimpin.
Bersama Koalisi Rakyat, Jokowi Pede Menang
News » Politics
Sabtu, 11 Agu 2012 - 21.54 WIB
centroone
"Keadilan bersama nonmuslim itu lebih baik daripada ketidakadilan bersama muslim," tandas Said di Kantor PB NU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, kemarin (11/8). Dia menegaskan bahwa itu bukan sekadar keyakinannya, namun juga salah satu kaidah fikih.
Ibnu Taimiyah dalam kitab Siyasah Syar"iyah menegaskan, kalau orang yang adil meski nonmuslim jadi pemimpin, orang Islam pasti akan pula mendapat keadilan. Sebaliknya, jika ada pemimpin beragama Islam yang zalim, orang Islam sekalipun akan dizalimi.
"Tidak banyak kiai atau tokoh yang berani ngomong ini. Tapi, kalau saya berani," tegas Said.
Berdasar kaidah tersebut, lanjut Said, pasangan Jokowi-Ahok tidak bermasalah di mata NU. "Silakan saja menang, bagi NU tidak ada masalah," tandasnya. (dyn/c10/ca)
Pria berdarah Solo ini mengakui jika kekuatan Foke-Nara bertambah lantaran mendapat dukungan dari partai bernafaskan Islami tersebut. Meski demikian, pria yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini tak gentar dengan kekuatan besar pasangan incumbent tersebut.
Untuk merealisasikan hal tersebut, calon yang diusung oleh PDIP ini berharap pada dukungan seluruh lapisan warga Jakarta. Dia menyebut dukungan masyarakat atau koalisi masyarakat akan lebih hebat ketimbang koalisi partai yang saat ini membela Foke-Nara.
"Bersama koalisi rakyat, warga Jakarta, saya yakin, koalisi rakyat akan menang. Untuk itu, saya minta dukungan masyarakat Jakarta, termasuk asal Kepulauan Nias agar berbondong-bondong pada pencoblosan 20 September mendatang," kata Jokowi saat ditemui di Jokowi Centre, Menteng, Jakarta, Sabtu (11/8/2012).
Pria yang masuk nominasi 25 Walikota terbaik sedunia ini meminta seluruh perangkat tim suksesnya serta relawan Jokowi-Ahok untuk ekstra keras menyukseskan pemenangan untuk putaran kedua yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Sebab, dia menyadari, tanpa dukungan dari koalisi masyarakat, dirinya tak mampu melawan kekuatan parpol koalisi Foke-Nara.
"Kalau tidak, kita akan kalah karena melawan gajah, dikeroyok koalisi parpol yang semuanya di sana (mendukung Foke-Nara)," tandas pria yang masih menjabat Walikota Surakarta ini.
Pusing Mikir SARA, Jokowi Gelar Donor Darah
News » Politics
Jumat, 10 Agu 2012 - 19.22 WIB
centroone
Jakarta - Lantaran pusing mikirin isu SARA yang makin menjadi-jadi, tim kampanye pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok berinisiatif menyelenggarakan kegiatan donor darah. Kegiatan donor darah diselenggarakan di Kantor pemenangan Jokowi-Ahok, Jl. Borobudur No 22, Jakarta Pusat.
Sebagai awalan, tim kampanye menggelar kegiatan donor darah pada pukul 17.00 WIB, dimulai untuk para relawan dan simpatisan Jokowi-Ahok. Mengingat bulan Ramadhan, maka donor darah dilakukan menjelang buka puasa.
"Karena bulan puasa untuk hari ini, kita fokuskan kepada 150 relawan dan simpatisan Jokowi-Ahok," ujarnya.
Kegiatan donor darah ini juga akan dibuka untuk umum, tentu dengan melihat animo masyarakat terlebih dahulu. Jika animo masyarakat tinggi, kemungkinan kegiatan donor darah ini akan diperpanjang, dengan sepengetahuan dari PMI DKI Jakarta.
"Lihat dari animo masyarakat dulu, kalau tinggi, kita akan koordinasi dengan PMI DKI untuk dilanjutkan donor darah ini," tambahnya.
Reporter: Dominicus Alvin - Editor: Raden Trimutia Hatta
Ada motif ekonomi di balik dukungan ke Foke
Iman Rosidi - Sindo Radio
Jum'at, 10 Agustus 2012 − 11:37 WIB
"Ide kegiatan, kebetulan kita dapat berita bahwa PMI DKI lagi kekurangan darah, terlebih di bulan Ramadhan ini. PMI sedang kekurangan suplai darah, kita merasa terpanggil untuk ikut membantu masalah kemanusiaan," kata anggota tim sosialisasi kampanye Jokowi-Ahok, Budi Utama, di Kantor pemenangan Jokowi-Ahok, Jakarta Pusat,
Jumat (10/8/2012).
Sindonews.com - Pengamat Komunikasi Politik UI Ari Junaedi menilai, kepentingan ekonomi dan politik telah mempengaruhi partai-partai untuk mengalihkan dukungan ke pasangan Foke-Nara.
Ari menyinggung motivasi sejumlah parpol yang mendukung Foke patut dipertanyakan. Karena sebelumnya ketika masih bersaing di putaran pertama, pasangan calon parpol seperti Partai Golkar dengan Alex Noerdin dan PKS dengan Hidayat Nur Wahid mengkritik Foke habis-habisan karena dianggap gagal memimpin Jakarta.
Dia menyayangkan mengapa elit-elit PPP, PAN, Golkar, dan PKS mendukung Foke sementara grass root memihak Jokowi. "Parpol tidak belajar dari pengalaman dan mendengar suara konstituen dalam memilih calon," katanya Jakarta, Jumat (10/8/2012)
.
Pada putaran pertama saja, banyak prediksi lembagai survei yang meleset meski didukung parpol besar. Berdasarkan pengalaman tersebut, sebaiknya pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tidak perlu sesumbar didukung banyak parpol, karena sekarang yang menentukan adalah suara akar rumput.
Dalam kompetisi politik sekarang ini lebih relevan jika melakukan koalisi dengan rakyat. Karna masyarakat sudah lebih cerdas dalam memilih pemimpin. "Parpol hanyalah sekoci pengantar namun dukungan yang paling riil di akar rumput," tegasnya.
Ia mencontohkan, pada putaran pertama banyak calon gubernur yang terjungkal meski mendapat dukungan dari partai besar. Lihatlah Alex Noerdin yang disokong Golkar hancur lebur. Lalu PKS yang mencalonkan Hidayat Nurwahid juga jeblok.
"Foke yang di-backup Demokrat juga kalah dengan sosok sederhana Jokowi," kata Ari Junaedi memberi contoh.
(Iman Rosidi/Sindoradio)
Foke Sindir Jokowi, Panwaslu Tak Berkutik Riana Afifah | Hertanto Soebijoto | Kamis, 9 Agustus 2012 | 13:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta menyatakan bahwa pernyataan kontroversial dari petahana Fauzi Bowo saat mengunjungi korban kebakaran Karet Tengsin, Jakarta, Selasa (7/8/2012), dapat dikategorikan melanggar etika komunikasi politik.
Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan, para calon gubernur atau tim kampanye diperbolehkan melakukan kegiatan keseharian atau kegiatan politik. Tidak hanya itu, para calon atau tim kampanye juga dapat menyampaikan pernyataan politik selama sesuai dengan aturan.
"Selama statement politik itu tidak mengajak untuk memilih yang bersangkutan dan memaparkan visi misi, ya, sah saja," kata Ramdansyah saat dihubungi, Kamis (9/8/2012).
Timses Foke-Nara: Itu Pak Fauzi Bercanda
Sabrina Asril | A. Wisnubrata | Kamis, 9 Agustus 2012 | 10:52 WIB
Namun, meski statement tersebut keluar dari kaidah politik, hal itu tidak bisa begitu saja disebut sebagai pelanggaran pilkada. Harus dilihat terlebih dahulu unsur-unsurnya. "Komunikasi politik yang tidak tepat dengan membuat kalimat sumir kepada masyarakat dapat saja dikategorikan pelanggaran etika dalam politik," kata Ramdansyah.
Sayangnya, untuk kategori pelanggaran etika politik ini, Panwaslu DKI Jakarta tidak dapat berbuat banyak karena bukan merupakan domain kerjanya. Ramdansyah menjelaskan bahwa domain Panwaslu DKI Jakarta adalah ketika masuk ke dalam kampanye di luar jadwal yang semua unsur terpenuhi.
"Pidana Pilkada itu jika perbuatannya melanggar UU Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 116 dan Pasal 120," ungkapnya.
Kendati demikian, Panwaslu DKI Jakarta tidak akan menutup diri jika ada masyarakat yang melaporkan terkait video rekaman Fauzi Bowo yang dengan jelas menyindir pesaingnya, yaitu Joko Widodo.
JAKARTA, KOMPAS.com — Rekaman video milik salah satu stasiun televisi swasta menangkap sindiran Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo terhadap Wali Kota Solo Joko Widodo yang menjadi pesaingnya dalam Pilkada DKI Jakarta. Foke sempat menanyakan soal pilihan warga pada pilkada kali ini kepada para pengungsi korban kebakaran di Kalimati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tim sukses Foke-Nara menilai pernyataan Foke tersebut adalah gaya bercanda Foke kepada warga. "Soal dialognya dengan warga seperti yang dimuat di berita itu lebih kepada Pak Fauzi bercanda dengan warga. Inilah bentuknya beliau merasa dekat dengan warga sehingga beliau tetap tampil apa adanya walaupun ada kamera," ujar Ketua Media Center Foke-Nara, Kahfi Siregar, Kamis (9/8/2012) saat dihubungi wartawan.
Ia menjelaskan bahwa saat itu Foke tidaklah sedang berkampanye. Dia hadir di lokasi pengungsian itu sebagai Gubernur. "Mungkin ini dimaknai berbeda bagi orang yang tidak berada di sana, memang mungkin salah arti. Tapi yang jelas itu komunikasi dari hati ke hati dengan warga, mengenai solusi ke depan tentang pembangunan rumah yang akan dibangun secara rapi dan memadai, sehingga warga dapat hidup lebih baik dan lebih layak," kata Kahfi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan kontroversial kembali dilontarkan Fauzi Bowo. Kali ini, Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, melontarkan pernyataan yang menyindir Joko Widodo saat berkunjung ke lokasi pengungsian korban kebakaran Kalimati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/8/2012).
Sindiran sang Gubernur ini bahkan terekam kamera video salah satu stasiun televisi swasta. Video tersebut juga diunggah ke YouTube dan memancing komentar warga. Di dalam video berjudul "Kunjungi Warga Karet Tengsin (musibah kebakaran, foke justru berkampanye)" itu, Foke bertanya kepada warga perihal pilihan warga dalam Pilkada DKI putaran kedua. "Sekarang lo nyolok siapa? Kalo nyolok Jokowi, mending mah bangun di Solo aja," kata Foke.
Pemilihan Gubernur DKI
Foke di Depan Jamaah Kristiani: Banyak Cerita Simpang Siur
Tribunnews.com - Rabu, 8 Agustus 2012 20:15 WIB
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Danang Setiaji Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petahana Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo terus menebar pesona. Kali ini, pria berkumis itu mengunjungi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Mawar Saron di Jalan Hibrida Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (8/8/2012).
Fauzi Bowo mengaku, kunjungan ke GBI sekedar bersilaturahmi dengan umat kristiani di Jakarta. Ia datang berbekal undangan dari Jacob Nahway.
Berada di hadapan puluhan jemaat kristiani, Foke memastikan, dirinya bukan seorang rasis. Isu SARA justru menyudutkan kubunya.
Rabu, 08/08/2012 23:50 WIB
Video Foke 'Kampanye' di Lokasi Kebakaran Nongol di Youtube
Muhammad Iqbal - detikNews
"Banyak cerita simpang siur soal diri saya. Saya tidak rasial, itu cerita orang. Saya bukan seperti itu," kata Foke.
Bukan hanya isu SARA yang menyerang, Foke menyebut, isu miring menyembul sejak perhelatan Pemilukada DKI Jakarta.
"Tidak akan berkembang jika ditujukan untuk sekelompok orang saja. Kita masih harus kerjasama untuk masa depan," ucapnya seraya membeberkan perihal kinerjanya di pemerintahan DKI Jakarta. Klaim sukses pun diungkapkan Foke.
"Saya ingin mengajak umat Kristiani untuk berpikir cerdas sesuai hati nurani. Kalau lima tahun kepemimpinan saya membawa dampak buruk, saya tidak akan berani mengajukan diri. Karena saya yakin, makanya saya
mengajukan diri. Dan saya akan membawa keuntungan lebih besar untuk warga Jakarta," urainya.
Foke tidak sendiri saat hadir di GBI. Ia hadir bersama Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono. Sejumlah pejabat Pemprov DKI pun mendampingi Foke.
Jacob selaku pengundang Foke pun mendoakan kesuksesan bagi pasangan nomor urut satu itu.
"Doa saja kan tidak apa-apa. Pendeta kan kerjanya memberi doa. Orang Kristen di mana-mana mendukung pemerintah, bukan Pak Fauzi Bowo saja," cetus Jacob.(*)
Jakarta Fauzi Bowo kembali menyindir pesaingnya di perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta. Tapi sindiran ini dilakukan Foke dalam kapasitasnya sebagai gubernur saat mengunjungi korban kebakaran di Karet Tengsin, Bendungan Hilir Jakarta Pusat.
'Kampanye' Foke di lokasi kebakaran dicuplik dari berita televisi swasta yang kemudian diunggah ke Youtube.
Dalam video berjudul 'Kunjungi Warga Karet Tengsin (musibah kebakaran), Foke Justru Berkampanye', Foke yang mengenakan kemeja putih tampak duduk bersama warga korban kebakaran. Saat berbincang dengan warga, Foke justru menanyakan pilihan warga soal cagub DKI Jakarta.
Minggu, 05 Agustus 2012 | 17:32 WIB
Jokowi Mendominasi Pemberitaan Media
"Sekarang lo nyolok siapa? Kalo nyolok Jokowi mah bangun di Solo aja sono," ujar Foke kepada warga di lokasi kebakaran, Benhil, Jakpus.
Dalam kesempatan itu, Foke juga menjanjikan dalam waktu kurang dari seminggu ia akan mengambil keputusan soal nasib korban kebakaran.
"Dengerin, kita inventarisir dulu semuanya. Ya nanti saya akan ambil keputusan sebelon seminggu lagi deh," tutur Foke.
Beberapa ibu-ibu yang hadir mengamini pernyataan Foke itu dengan menyatakan kondisi korban kebakaran saat ini masih kondusif.
"Iya, amin. Sementara masih kondusif pak," ujar seorang Ibu.
"Iya sabar aja dulu, sebentaran ya," sambung Foke.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Informasi Publik Pemprov DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia menyebut kunjungan Foke memang dalam kapasitas gubernur. "Jadwalnya Pak Gubernur. Tapi saya nggak bisa komentar karena kemarin saya nggak ikut kegiatan itu," ujar Cucu saat dihubungi.
(iqb/fdn)
TEMPO.CO, Jakarta -
Senin, 06 Agustus 2012 | 12:38 WIB
Rhoma Tak Mau Minta Maaf Ke Jokowi-Ahok
Pasangan kandidat Joko Widodo dan Basuki Tjahaja mendapat porsi terbesar dalam pemberitaan pilkada selama periode 1 Juli-31 Juli 2012.
"Mereka ditampilkan secara tunggal dalam 599 berita, atau sekitar 17,37 persen," ujar Koordinator hasil riset Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Ignasius Haryanto, dalam konferensi persnya, Ahad, 5 Agustus 2012.
Posisi ini menggeser Fauzi Bowo pada periode pemberitaan sebelumnya (16-30 Juni 2012) yang ditampilkan tunggal pada 186 berita atau 14,06 persen.
Selain itu AJI juga menemukan bahwa Jokowi merupakan calon dengan berita positif terbanyak, yakni 441 berita atau 12,79. Sebaliknya Fauzi Bowo mendapat pemberitaan bernada negatif paling banyak, yakni 98 berita atau 2,84 persen.
Dari sisi media, Ignasius juga mengungkapkan masih marak berita satu sisi dalam meliput pilkada DKI Jakarta. Terdapat 2495 berita (72,36 persen) berita satu sisi, dibanding dengan pemberitaan dua sisi, sejumlah 515 berita (14,93 persen), dan yang lebih dari dua sisi ada 250 berita (7,25 persen). "Konstribusi pemberitaan satu sisi terbesar adalah berasal dari media online (59,1 persen)," ujarnya.
Penelitian ini melibatkan 4 media online, 8 media cetak dan 4 stasiun televisi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi dengan menggunakan lembar koding untuk mengambil data-data sejauh relevan dengan tujuan penelitian.
Adapun jumlah berita yang diteliti berjumlah 3448 berita. "Salah satu pengukuran dari penelitian ini adalah keberimbangan dan kecenderungan tema penelitian, seperti narasumber yang digunakan," katanya.
Ketua Dewan Pers Bagir Manan melihat riset ini merupakan langkah yang baik untuk melihat pers secara internal. Ia pun mempertanyakan fenomena Jokowi yang mendapat tempat pemberitaan terbanyak.
"Apakah Jokowi memang populer sehingga kita beritakan, atau sebaliknya ia populer karena kita berikan," ujarnya. Ia pun berharap agar dalam menjalani peliputan seluruh jurnalis tetap memegang teguh kode etik profesinya.
ANANDA PUTRI
TEMPO.CO, Jakarta - Pedangdut legendaris Rhoma Irama mengatakan tidak merasa perlu meminta maaf atas dakwahnya yang disebut-sebut berbau hasutan suku, agama, ras dan golongan. Dalam sebuah ceramah di masjid, dua pekan lalu, sang Raja Dangdut meminta warga Jakarta memilih calon Gubernur yang ‘seiman’.
Rhoma Irama Mengaku Menghormati Jokowi-Ahok
Tribunnews.com - Senin, 6 Agustus 2012 12:41 WIB
"Saya rasa tidak perlu meminta maaf kepada Jokowi dan Ahok," ujarnya dalam konferensi persnya di Jakarta 6 Agustus 2012. Apa yang dia lakukan, kata Rhoma, tidaklah menyudutkan pasangan yang diusung PDIP-Gerindra itu. "Saya hanya berdakwah," ujarnya. "Tidak ada unsur SARA, hanya (penggambaran) identitas masing-masing pasangan."
Rhoma pun mengatakan tidak keberatan bila Ahok melakukan hal serupa. "Bila misalnya Ahok mengajak semua warga Jakarta keturunan cina atau warga beragama Kristen (memilihnya), so what? Itu tidak apa-apa," katanya.
Rhoma Irama mengaku tak punya masalah pribadi dengan Jokowi-Ahok. "Dalam kehidupan berbangsa bernegara saya menghormati mereka. Islam sangat toleran," ujarnya. "Tapi dalam konteks memimpin, kita dilarang memilih non muslim, dan harus itu harus saya sampaikan."
Rhoma diperiksa Panitia Pengawas Pemilu selama kurang lebih satu jam. Dia terancam dipenjara sampai 18 bulan jika terbukti menghasut warga dengan menggunakan isu suku, agama, ras dan golongan. Tapi Ketua Panwaslu, Ramdansyah, mengaku belum bisa mengumumkan temuan lembaganya. “Kami harus mendengar keterangan dari kubu Foke,” katanya.
ANANDA PUTRI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rhoma Irama salah seorang tokoh penyanyi dangdut senior ini menegaskan, dirinya tidak bermusuhan dengan Jokowi-Ahok. Untuk itu, ia tidak merasa perlu dilakukan permintaan maaf.
"Kita nggak perlu islah (berdamai). Karena kita nggak bermusuhan. Saya sangat menghormati Jokowi dan Ahok (Basuki T. Purnama) dalam konteks berbangsa," ujar Rhoma usai diperiksa Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) selama sejam, Senin (5/8/2012).
Pelantun tembang Ani itu juga mengharapkan pengertian umat nonmuslim terkait ceramahnya di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, dua pekan lalu. Dalam ceramah tersebut Rhoma diduga berkampanye dan menghembuskan isu SARA (Suku Agama Ras dan Antargolongan).
Menurutnya siapapun berhak menyampaikan identitas pasangan calon agar masyarakat tidak buta terhadap kandidat mereka.
"Saya juga mohon pengertian umat non muslim. Jangan sampai terjadi benturan antara muslim dengan nonmuslim.," ujarnya.
"Barang kali Ahok mengatakan harus memilih pemimpin yang suku Cina, Kristen so what? Itu sah-sah saja. Itu bukan SaRA," tambahnya.
Rhoma Irama: Saya tak Perlu Minta Maaf Kepada Jokowi-Ahok
Tribunnews.com - Senin, 6 Agustus 2012 12:27 WIB
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga
Senin, 06/08/2012 12:10 WIB
Foke: Etnis Tionghoa Telah Lama Berdampingan dengan Kita
Danu Mahardika - detikNews
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Haji Rhoma Irama menegaskan tidak perlu meminta maaf kepada Joko Widodo - Basuki T. Purnama terkait ceramanya di Masjid AL Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, dua pekan lalu.
Menurut penyanyi berjuluk Si Raja Dangdut itu, dia murni berdakwah. Bukan dalam rangka kampanye pemenangan pasangan calon tertentu dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
"Saya tidak perlu meminta maaf kepada kelompok Jokowi-Ahok karena saya merasa tidak berbuat salah," ujar Rhoma usai pemeriksaan Panwaslu saat memberikan keterangan pers di lantai 1.
Menurutnya, Islam adalah agama komprehensif yang membahas semua aspek kehidupan termasuk dalam memilih pemimpin.
"Kita dilarang Allah untuk memilih yang nonmuslim dan ini perlu saya sampaikan karena sanksinya berat. Menjadi musuh Allah mendapat azab di akherat nanti. Kalau saya nggak sampaikan berdosa saya," tegasnya.
Menurutnya, di era keterbukaan sekarang ini, masyarakat harus tau siapa kandidat pemimpin mereka.
Rhoma sekaligus juga membantah kalau dirinya tidak sedang terikat kontrak politik dengan salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Jakarta Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) meresmikan museum Hakka etnis Tionghoa di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Foke menyatakan dukungannya atas pembangunan museum budaya tersebut dan menyebut etnis Tionghoa telah lama hidup berdampingan dengan masyarakat pribumi.
"Etnis Tionghoa sejak dahulu memang sudah hidup bersama-sama kita semua dan juga berperan dalam perkembangan Indonesia." ujar Foke dalam sambutannya di peletakan batu pertama pendirian museum Hakka, Senin (6/8/2012).
Foke pun mengutarakan antusiasmenya dalam pembangunan museum Hakka ini. "Saya mendukung pembangunan museum ini," terangnya.
Pembangunan museum ini merupakan representasi semangat suku Hakka. " Semangat perjuangannya agar bisa juga berkontribusi memperkaya budaya Indonesia," kata Foke.
Museum ini berdiri di lahan seluas 4000 meter persegi yang nantinya akan berdiri bangunan 3 lantai. Lantai 1 untuk keperluan rata, perpustakaan. Lantai 2 dan 3 akan diisi peninggalan etnis-etnik Tionghoa dan suku Hakka. Bangunan ini digadang-gadang sebagai bangunan museum pertama etnis Tianghoa yang berada di Indonesia.
(fiq/nwk)
Ini Tanggapan JK soal Kampanye SARA Pilkada DKI
Tribunnews.com - Minggu, 5 Agustus 2012 22:52 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, isu SARA yang dihembuskan di Pilkada DKI Jakarta melanggar aturan, baik secara agama dan undang-undang.
Hal itu disampaikan Jusuf Kalla, atau akrab disapa JK, saat acara buka puasa bersama di kediamannya, Jakarta, Minggu (5/8/2012).
"Apalagi bikin kampanye negatif dan memakai agama, itu tidak baik," kata JK.
Menurut ketua umum PMI ini, Indonesia bukanlah negara agama melainkan negara yang berdasarkan Pancasila. Mengenai kepemimpinan di DKI, JK mengatakan bahwa orang yang menganut agama Kristen bahkan pernah memimpin ibukota.
"Orang Kristen Henk Ngatung jadi gubernur DKI juga enggak apa-apa, sekarang kan cuma wakil saja," kata JK merujuk pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi pasangan Joko Widodo (Jokowi).
Ia juga melihat masih banyak kepala daerah yang beragama non Islam namun dapat memimpin wilayahnya dengan baik.
"Saat saya menjadi wapres, dari 33 Provinsi RI, ada sembilan kepala daerah non Islam dan biasa saja, tidak merusak agama," katanya.
Minggu, 05 Agustus 2012 | 20:41 WIB
Kalla Soal Cagub DKI: Jakarta Butuh Perubahan
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendatangi kediaman mantan Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ahad, 5 Agustus 2012. Kalla punya pandangan sendiri soal calon ideal gubernur DKI Jakarta mendatang.
Jika DPD Partai Golongan Karya baru saja mendeklarasikan dukungan ke pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di putaran II Pilkada DKI, Kalla justru memberi isyarat beda. "Jakarta butuh perubahan," katanya pada wartawan di kediamannya, Pondok Indah, Minggu, 5 Agustus 2012.
Kalla tak menyebut secara gamblang mendukung calon gubernur yang mana. "Kan bebas rahasia," katanya sambil terkekeh.
Kalla melanjutkan, Jakarta butuh orang yang bisa bekerja dengan benar, memahami dan mendengarkan suara rakyat.
Pemilihan Gubernur DKI putaran kedua akan digelar September mendatang. Dua pasang calon akan berhadapan, yaitu Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dengan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
FEBRIANA FIRDAUS
Minggu, 05/08/2012 22:21 WIB
Jokowi: Benar, Pak JK yang Pertama Kali Minta Saya Ikut Pilgub DKI
Salmah Muslimah - detikNews
Jakarta Fakta baru mengenai keberadaan Jokowi di pilgub DKI terungkap. Dia ternyata diminta ikut berkompetisi pertama kali oleh mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). Karena diminta JK, Wali Kota Solo ini datang ke Jakarta meski tanpa persiapan.
"Memang betul Pak JK yang telepon saya. Saya nggak punya duit, kata Pak JK 'itu gampang nanti saya bicara sama Bu Mega'," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan dalam talkshow yang digelar di kediaman anak JK di Jl Sekolah Duta V No 42A, Pondok Indah, Jaksel, Minggu (5/8/2012).
Kemudian Jokowi mendapat SMS yang isinya meminta dia datang ke Jakarta untuk mendaftar pencalonan cagub DKI. Waktu itu Jokowi tidak memiliki persiapan apapun.
"Saya juga nggak mimpi, nggak bayangin bisa jadi cagub DKI. Saya merasa kecil. Pikiran saya, paling hanya figuran," ucap Jokowi yang maju di pilgub DKI dengan cawagub Ahok.
Karena nggak punya uang, maka menurut Jokowi dia akan kesulitan mengundang warga demi sosialisasi. Karena setidaknya harus keluar uang untuk membayar gedung dan makanan.
"Saya nggak punya duit, makanya saya datang ke kampung-kampung, ke rumah-rumah karena gratis," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, sebelumnya JK menyatakan bahwa dirinyalah yang pertama kali meminta datang untuk berlaga di Pilgub DKI. "Yang pertama minta Jokowi ke Jakarta saya. Waktu saya itu saya telepon, sudahlah ngurusin Solo, urusin Jakarta. Jokowi bilang 'bagaimana caranya, saya nggak punya uang, lewat apa?' Saya jawab lewat PDIP. Masalah uang, Bu Mega baik," ujar JK.
Setelah menelepon Jokowi, JK lantas membicarakan hal tersebut dengan Megawati. Kepada Mega, JK mengatakan tidak bisa menjamin Jokowi menang. Namun JK menjamin akan membantu.
"Nanti babak kedua baru saya bantu, sudah tidak ada Didik, Alex, kan itu teman saya jadi nggak enak. Kalau putaran kedua kan nggak ada. Jakarta harus diatur secara bersama, kalau Foke tidak mau bersama selalu sendirian saja," papar mantan wapres ini.
(slm/fjp)
KSPSI Dukung Jokowi-Ahok
Minggu, 5 Agustus 2012 | 2:05
investor daily
Habib Munzir Minta Foke Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Tribunnews.com - Sabtu, 4 Agustus 2012 18:22 WIB
JAKARTA-Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menyerukan anggotanya untuk mendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama (Jokowi-Ahok), pada Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta putaran kedua.
"Kami mendukung pasangan Jokowi-Ahok karena merakyat," kata Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea di Jakarta, Sabtu (4/8).
Selain KSPSI, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal juga mendukung pasangan Jokowi-Ahok yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut.
Pimpinan organisasi buruh tersebut bersama pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur mendeklarasikan "Relawan Buruh Jakarta dukung Jokowi-Ahok".
Andi mengatakan pihaknya bersama ribuan anggota KSPSI dan KSPI mendukung perubahan untuk kesejahteraan buruh bersama pasangan Jokowi-Ahok.
Menurut Andi dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ahok merupakan suara buruh yang berasal dari lapisan bawah dengan kekuatan yang besar di wilayah DKI Jakarta.
KSPSI dan KSPI memiliki massa buruh yang cukup banyak dan kerap berunjuk rasa menyampaikan aspirasi mengkritik berbagai kebijakan pemerintah soal kesejahteraan buruh.
Pasangan Jokowi-Ahok akan bersaing dengan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada Pemilukada DKI Jakarta yang akan berlangsung September 2012. (ant/hrb)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA—Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke) membesuk Habib Munzir Al-Musawa yang tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Sabtu (4/8/2012). Foke diamanahi untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah di ibukota.
“Beliau (habib) berpesan untuk menjaga kerukunan, ukhuwah islamiyah,” kata Fauzi Bowo saat ditemui wartawan usai mengunjungi Pimpinan Majelis Rasulullah itu.
Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973. Ia merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa.
Fauzi Bowo tiba di RSCM sekitar pukul 14.30 dan langsung masuk ke ruang perawatan Habib Munzir. Sekitar pukul 15.00, gubernur ke luar dari ruangan. “Kita doakan semoga kondisi beliau membaik dan diberi kesehatan,” ujarnya.
Usai mengunjungi Habib Munzir, Gubernur Jakarta langsung menemui warga Pondok Kelapa untuk bersilaturahim. Rencananya, Fauzi akan berbuka puasa bersama warga Rawa Domba di Mesjid Al Mujtaba, Jakarta Timur.
Jokowi Mendapat Wejangan dari Habib Munzir
Tribunnews.com - Sabtu, 4 Agustus 2012 20:42 WIB
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi pimpinan Majelis Rasulullah Habib Munzir yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Sabtu 4/8/2012).
Jokowi sempat bertemu dengan Fauzi Bowo, datang hampir secara bersamaan menemui Habib Munzir yang dirawat sejak beberapa hari lalu ini.
Jokowi datang ke RSCM sekitar pukul 14.30 WIB. Hampir satu jam lamanya, Jokowi melakukan pertemuan tertutup dengan Habib Munzir. Koordinator Media Center Tim Kampanye Jokowi-Basuki, Budi Purnomo Karjodiharjo menjelaskan, pertemuan dilakukan secara tertutup.
Dijelaskan, kunjungan Jokowi kepada Habib Munzir ini bukan mendadak. Akan tetapi sudah direncanakan sebelumnya. Seharusnya, Jokowi menjenguk Jumat (3/8) kemarin, tetapi baru direalisasikan hari ini.
"Habib Munzir cukup lama mengobrol dengan Jokowi. Beliau memberikan wejangan-wejangan yang baik sebagai seorang tokoh ulama mengenai Ibu Kota Jakarta. Banyak hal lain yang juga dibicarakan," Budi menjelaskan.
Dalam pertemuan itu, Jokowi juga mendoakan Habib Munzir semoga diberikan kesembuhan dan sehat walafiat kembali seperti sedia kala.
"Dan selain menjenguk Habib Munzir, Jokowi juga menyempatkan untuk menjenguk pasien-pasien RSCM. Terakhir, Jokowi menjenguk bayi Nabila (7 bulan) yang mengalami kelainan ginjal sebelum akhirnya meninggalkan RSCM," papar Budi.
Ray Rangkuti: Jokowi Memikat Warga Ibu Kota
Tribunnews.com - Sabtu, 4 Agustus 2012 16:14 WIB
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai, calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi memiliki daya pikat bagi warga Ibu Kota Jakarta. Jokowi dipuji Ray sebagai calon pemimpin Jakarta yang bersih.
Kekuataan individu seorang Jokowi, kata Ray, serta kerinduan akan pengelolaan pemerintahan yang bersih. Pilkada DKI seakan memperlihatkan betapa parpol tak berdaya.
"Parpol besar tanpa calon kuat akan mudah keok dalam pilkada DKI. Sebaliknya calon yang mumpuni dan dikenal rekam jejaknya scara luas akan mendapat simpati masyarakat. Jokowi dan Basuki memenuhi kriteria ini," ujar Ray kepada Tribun.
"Jokowi populer, di luar popularitas parpol pengusungnya. Ia menjadi tokoh tanpa harus bergantung pada kemampuan mobilitas parpolnya. Pesona dirinyalah yang menjadi sebab utama mengapa pasangan ini dapat mencapai 42 persen suara di putaran pertama lalu," ungkap Ray.
Hal lainnya, masyarakat Ibu Kota begitu merindukan tata kelola pemerintahan yang bersih dan ramah. Jokowi sambung Ray lagi, sudah dikenal sukses menerapkan hal itu. Sementara saat ini, Jakarta, hampir sepi dari pencapaian-pencapaian ini.
Birokrasi terlihat dan terasakan tidak bekerja untuk melayani. Dana besar yang dimiliki pemda DKI tak terlihat jelas implikasinya bagi perbaikan kualitas Kota Jakarta.
"Dua kualitas inilah yang dimiliki oleh Jokowi dan membuat dia melambung melebihi incumbent," puji Ray Rangkuti.
Suryadharma Ali Minta Presiden Copot Djan Faridz
Tribunnews.com - Sabtu, 4 Agustus 2012 17:37 WIB
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali (SDA) dikabarkan mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk segera mencopot Djan Faridz dari jabatan sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera).
Menurut sumber dari kalangan elite pemerintahan, usulan tersebut disampaikan oleh Suryadharma Ali, terkait teguran keras yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembukaan rapat kabinet beberapa waktu lalu.
"Usulan itu disampaikan oleh Suryadharma Ali sebagai tindak lanjut peringatan keras Presiden SBY kepada para menterinya agar tidak terlalu sibuk mengurus partai, dan himbauan Presiden SBY agar para menteri yang lebih sibuk mengurus partai sebaiknya memilih mengundurkan diri," ujar seorang sumber seperti dikutip di Wartakotalive.com
Sumber itu juga mengatakan, Presiden SBY juga telah mengetahui jika selama ini Djan Faridz lebih sibuk dengan urusan dunia politik, dibanding menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Oleh karena itulah Ketua Umum PPP terpaksa mengajukan usulan tersebut.
"Pak SBY juga sudah tahu kalau Djan Faridz turut terlibat langsung mendanai beberapa kandidat Gubernur DKI Jakarta, antara lain pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama," katanya.
Selain itu, Suryadharma Ali juga merasa kecolongan dan karenanya merasa sangat terpukul setelah mengetahui bahwa Djan Faridz lebih sibuk mengurus dunia politik dan turut aktif mendanai kandidat Jokowi-Ahok, daripada menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan membesarkan partai.
"Menurut Suryadharma, seharusnya Djan Faridz sebagai kader PPP yang ditempatkan di jajaran pemerintahan lebih fokus menjalankan tugas-tugasnya sebagai eksekutif. Selain itu, sebagai kader PPP mestinya Djan Faridz memprioritaskan membangun partai dibanding mendukung secara pribadi terhadap pihak-pihak lain di luar partai," ujarnya.
Sementara itu Suryadharma Ali membantah kabar yang mengatakan jika ia telah mengajukan usulan kepada Presiden SBY untuk mencopot Djan Faridz dari posisinya sebagai Menteri Negera Perumahan Rakyat (Menpera).
"Itu berita bohong, tidak ada permintaan dari DPP PPP untuk menarik saudara Djan Faridz sebagai Menpera. Selain itu pergantian kursi Menteri bukan kewenangan ketua Parpol. Reshuffle itu kewenangan Presiden," tegas Suryadharma Ali, di Jakarta, Kamis.
Komentar
Posting Komentar