wartawan DIBUNUH

Jumat, 11/03/2011 19:38 WIB
Diduga Mafia Pedagang Minyak Gelap di Balik Pembunuhan Alfrets
Adi Lazuardi - detikNews



Jakarta - Diduga ada mafia pedagang minyak gelap di balik pembunuhan Alfrets Mirulewan, Pemimpin Redaksi mingguan Pelangi Maluku, pada Desember tahun 2010 lalu. Mafia ini juga dibekingi aparat.

"Kalau kita lihat, di Maluku itu daerah yang rawan mafia. Alfrets itu kita duga dibunuh oleh mafia perdagangan gelap minyak. Jadi ya itu, kayak di Rusia, memangapabila negara sudah menjadi demokrasi ancamannya berubah dari aparat pemerintah jadi mafia," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti.

Hal itu disampaikan Bambang seusai acara 'Diskusi Panel Dilematis Penerapan UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers Dalam Penyelesaian Masalah Pemberitaan', di Gedung Prasada Sasana Karya, Jl Suryopranoto, Jakarta Pusat (11/3/2011).

Bambang menambahkan bahwa sudah umum kalau mafia-mafia di mana pun selalu mendapatkan dukungan dari oknum aparat atau pejabat. Hal ini terbukti dari salah satu tersangka pembunuhan Alfrets adalah anggota Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud).

"Tersangkanya juga ada kan (oknum kepolisian), ya memang kalau yang namanya mafia biasanya memang melibatkan oknum aparat. Kalau nggak melibatkan oknum aparat ya nggak akan kuat. Di mana pun, di negara maju pun yang namanya mafia pasti ada oknum polisi oknum aparat atau pejabatnya," cetus wartawan senior Tempo ini.

Tak heran, dengan tewasnya Alfrets ini, Indonesia dianggap satu dari lima negara yang paling berbahaya bagi wartawan tahun 2010. "Makanya, Indonesia itu tahun lalu dianggap satu dari lima negara yang paling berbahaya buat wartawan di dunia, karena ada 3 wartawan yg dibunuh," jelasnya.

Sebelumnya, polisi menetapkan empat orang tersangka pembunuhan Alfrets. Mereka berinisial IS, MS (anggota Pol Air), T dan IB.

Keberadaan Alfrets tidak diketahui sejak Selasa (14/12/2010). Pada hari itu Alfrets dan salah seorang rekannya dari Pelangi, Leksi Kikilay, melakukan liputan investigasi untuk mengusut adanya ilegal oil di Pelabuhan Wonreli.

Saat itu almarhum membuntuti sebuah mobil yang diduga akan melakukan transaksi gelap. Mobil tersebut adalah mobil polisi. Alfrets juga sempat adu mulut dengan oknum polisi tersebut. Setelah itu, Alfrets mengantar Leksi ke pulang rumahnya. Ternyata saat itu merupakan pertemuan terakhir bagi Leksi dan Alfrets.

Jenazah Alfrets pun diotopsi. Namun berdasarkan hasil otopsi dokter salah satu Puskesmas setempat menyatakan tidak ada bekas luka benda tajam ataupun tumpul di tubuh Alfrets. Disebut-sebut seorang oknum polisi terlibat dalam tewasnya Alfrets. Salah satu tersangka yang sudah ditangkap diduga seorang Anggota Dit Polairud Polda Maluku Briptu Markus Sahureka.

(nwk/nwk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN