waktu yang akan menjawab ...kok (2)

13/05/2010 - 15:02
Jaringan Teroris Masih Kuat di Jawa
Herdi Sahrasad


(inilah.com/Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Operasi Densus 88 di kawasan Cawang, Cikampek dan Sukohardjo, Solo mengindikasikan masih kuatnya penyebaran jaringan terorisme di Jawa. Terorisme masih tumbuh subur dan seringkali memanfaatkan sarana pengajian di mesjid-mesjid.

Operasi teroris di tiga daerah dalam dua hari yakni Rabu (12/5) dan Kamis (13/5) menunjukkan jaringan ini masih kuat dan tersebar di berbagai tempat di Pulau Jawa. Hal ini karena teroris menggunakan berbagai cara termasuk mendayagunakan mesjid sebagai sarana membangun radikalisme.

"Jaringan terorisme masih kuat di kawasan Jawa Barat, Jabotabek, Jawa Tengah dan Jatim karena sel-sel mereka mendayagunakan masjid dan pengajian serta pola kekerabatan untuk membentuk gerakan radikal,” 'kata Dynno Chressbon, pengamat terorisme, Kamis (13/5).

Dalam kaitan Solo, riset lapangan tim peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di sepuluh masjid di Solo menunjukkan dalam derajat yang beragam, kelompok teroris yang mengklaim sebagai Islam radikal telah menggunakan tempat ibadah sebagai kendaraan bagi penyebaran ideologinya.

Pandangan itu dikemukakan Mohamad Nabil, peneliti CSRC (Centre for the Study of Religion and Culture) UIN Jakarta, kemarin. Menurutnya, level intensitas yang tinggi dari radikalisasi terlihat di Masjid Al-Islam Gumuk dan Masjid al-Maghfiroh (Al-Kahfi) yang masing-masing berafiliasi kepada Front Pemuda Islam Surakarta (LPIS) dan Hidayatullah, dua ormas Islam yang terkenal berhaluan radikal.

“Radikalisasi juga cukup tinggi di masjid terbuka dan tidak berafiliasi dengan ormas tertentu, yaitu Masjid al-Muttaqien, Kartopuran,” kata Nabil, yang juga periset Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina itu.

Sementara masjid-masjid umum lainnya yang diteliti juga memperlihatkan anasir-anasir ideologi Islam radikal dengan level intensitas yang lebih rendah. Misalnya, Masjid Pesantren Jamsaren (Kec. Serengan), Masjid Komplek al-Hikmah (Joyodiningratan, Kec. Serengan) dan Masjid Kampus, Nurul Huda, UNS, Surakarta.

Nabil mengungkapkan, secara khusus pihaknya mendalami aspek kebijakan dakwah di masjid yang diteliti, terkait jama’ah masjid dan kontrol pengurus. Riset menunjukkan bahwa dari aspek keterbukaan jamaah, kecuali Masjid Gumuk dan al-Kahfi Hidayatullah, yang memiliki jama’ah eksklusif, masjid-masjid lain pada umumnya terbuka kepada semua kalangan.

Sementara jama’ah Masjid Gumuk dan al-Kahfi Hidayatullah merupakan jama’ah tetap yang mendapatkan model pengajian terstruktur dan cenderung tertutup.

Pengamat terorisme Nasir Abbas, mengungkapkan, lima orang teroris yang tewas dalam penggerebegan di Cawang dan Cikampek maupun teroris yang ditangkap di Solo, adalah orang yang memang diintai sejak lama.

Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) mengatakan, masih terdapat sekitar 30 orang lainnya yang ada dalam daftar pencarian (DPO) polisi. "Masih sekitar 30 orang lebih yang DPO, saya kira polisi masih mencari mereka," katanya.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) telah menyergap kelompok yang diduga jaringan terorisme, di Jl Mayjen Sutoyo RT 002/009, Cawang, Jakarta Timur. Selain itu, Densus juga menggerebeg sebuah rumah di RW 04, Kampung Babakan Jati, Cikampek Timur, diduga 2 penggerebegan ini saling berkaitan. Orang yang ditangkap atau ditembak di Cawang adalah orang yang dibuntuti petugas Densus 88 dari Cikampek.

Densus 88 juga menyergap sebuah rumah di Godang, Kabupaten Sukohardjo, Solo, dan kini anggota Densus menyisir sejumlah tempat di wilayah Solo. [mdr]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN