sara itu demokratis

Yang Tersisa Dari Kongres Demokrat
Anas Dipilih Karena Orang Jawa
Sabtu, 29 Mei 2010 - 10:26 WIB
| More
DINAMIKA konggres II Partai demokrat mengundang berbagai penilaian dari luar. Bagi sebagian peserta konggres, ternyata mereka memiliki logika dan strategi tersendiri sehingga menjatuhkan pilihan kepada Anas Urbaningrum.
“Sebelum konggres kami ada kesepakatan di Medan untuk mendukung Andi Malarangeng, tapi kami lebih sreg dengan Anas,” kata seorang pengurus partai yang enggan disebut namanya.
Ada pemikiran rasional dan jauh ke depan untuk strategi pemenangan PD dalam pemilihan presiden 2014. “Kami bukan SARA tapi ini pemikiran ke depan, untuk calon Presiden harus orang Jawa. Kalo tidak, akan kalah,” katanya.
Selain itu karena sudah diberi kebebasan oleh Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono, dan tidak ada tekanan-tekanan sesuai hati nurani. “Rupanya hati nurani teman-teman lebih banyak menghendaki Mas Anas demi 2014,” ujarnya. “Tapi yang pilih Pak Marzuki Alie juga sesuai hati murani juga.”
POLITIK SANTUN
Satu hal lagi yang membuatnya dan para peserta konggres terkesan dengan Anas adalah sikap politiknya yang santun. Para peserta tidak keberatan Anas sering disebut SBY kecil. “Partai Demokrat yang terkenal santun, panatas diteruskan orang yang santun,” katanya.
Menurut I Gede Pasek Suastika, faktor Anas dari suku Jawa menjadi salah satu pertimbangan menentukan pilihan. “Itu salah satunya. Teman-teman mencari sosok yang layak jual 2014.”
Tentang sosok Anas yang bukan militer, dianggapnya tidak masalah, dan soal militer adalah masa lalu. “Pak SBY sendiri kan bukan militernya yang ditonjolkan, tapi jiwa demokratnya.”
Namun proses demokrasi yang berujung pada terpilihnya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum itu, menurut pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menunjukkan mulai redupnya pengaruh SBY di kalangan Partai Demokrat. “Jago yang didorong Cikeas itu Andi, tapi malah kalah,” katanya. “Peserta malah mbalelo dan memilih Anas.” (winoto/B)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019