PANCASILA bukan pancasial

Selasa, 01/06/2010 07:56 WIB
Megawati Pidato di Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ke-65 yang jatuh pada hari ini, 1 Juni 2010. Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan menjadi inspektur upacara.

Upacara akan dilangsungkan di lapangan parkir Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jaksel, (1/6/2010) pukul 08.30 WIB. Upacara juga akan dihadiri massa simpatisan PDIP.

Selain menjadi inspektur upacara, Megawati direncanakan menyampaikan pidato politik tentang Pancasila 1 Juni yang menjadi ideologi PDIP sejak Kongres II di Bali tahun 2005.

PDIP menganggap Pancasila pertama kali lahir dalam pidato pertama Bung Karno tentang konsep Indonesia Merdeka di hadapan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Proklamator RI itu menyatakan lima prinsip dasar yang penting bagi kemerdekaan Indonesia.

Kelima prinsip itu adalah (1) Kebangsaan Indonesia, (2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan, (3) Mufakat, Perwakilan, Permusyawaratan, atau Demokrasi, (4) Kesejahteraan, Keadilan Sosial dan (5) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pandangan PDIP ini berbeda dengan sebagian kalangan yang menilai Pancasila lahir saat Piagam Jakarta berhasil disusun oleh Panitia Sembilan, bentukan BPUPKI, pada 22 Juni 1945. Sila pertama Piagam Jakarta berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya."

Anggota DPD, AM Fatwa menolak jika peringatan Hari Lahir Pancasila dilembagakan.

(lrn/anw)

Saat SBY "Mencari" Megawati
SBY sempat menengok kanan-kiri saat nama Megawati disebut Ketua MPR Taufiq Kiemas
SELASA, 1 JUNI 2010, 11:26 WIB
Arfi Bambani Amri, Anggi Kusumadewi


VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono hari ini menghadiri 'Peringatan Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945' di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta. Acara ini digelar guna memperingati pidato legendaris Bung Karno yang kemudian menjadi dasar dan falsafah negara Indonesia hingga saat ini.

Peringatan Pidato Bung Karno ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat maupun mantan pejabat negara, antara lain mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas, anggota MPR/DPR RI, dan lain-lain.

Ketua MPR Taufiq Kiemas selaku penyelenggara acara, mendapat apresiasi dari Presiden SBY. Terlebih, Taufiq berhasil menghadirkan para pejabat maupun mantan pejabat dengan relatif lengkap. Taufiq pun mengucapkan terima kasih atas kehadiran para negarawan RI tersebut atas kesediaannya untuk hadir dalam acara yang digelar MPR untuk pertama kalinya ini.

Kehadiran Megawati Soekarnoputri, mantan presiden dan putri Bung Karno yang juga istri Taufiq Kiemas, menjadi atensi tersendiri. Saat Taufiq menyebut nama Megawati dalah pidato sambutannya, tepuk tangan hadirin langsung bergemuruh. Demikian pula saat Taufiq menyebut nama Jusuf Kalla dalam daftar tamu undangan. Megawati dan JK disambut dengan antusias oleh anggota MPR/DPR RI.

Saat nama Megawati disebut oleh Taufiq, SBY sendiri sempat menengok ke kanan-kiri untuk mencari Megawati. Megawati yang berkebaya putih dan berkain batik merah, memang duduk berjarak dari SBY.

SBY pun kemudian menyebut nama Megawati sebagai penghormatan sebelum memulai pidatonya dalam peringatan tersebut. "Yang terhormat mantan presiden Megawati Soekarnoputri," demikian ujar SBY. Pidato SBY pun segera terpotong oleh riuh rendah tepuk tangan hadirin.

Meski pernah menjadi Menteri saat Megawati menjadi presiden RI, hubungan antara SBY dengan Megawati memang cukup renggang. Keretakan hubungan ini mulai mencuat sejak SBY mencalonkan diri sebagai calon presiden pada 2004 bersaing dengan Mega.

Saat pemilu 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla memenangkan pemilu. Pada 2009, saat SBY berpasangan dengan Boediono kembali mengalahkan Megawati yang berduet dengan Prabowo Subianto. (hs)

• VIVAnews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02