LENGKAP SUDAH, reputasi saja AMAT RENTAN

Sabtu, 17/04/2010 02:53 WIB
Plagiarisme Doktor ITB
Wakil Ketua Komisi X: Plagiarisme Rusak Citra ITB
Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Aksi plagiarisme yang melibatkan doktor dari ITB, Mochammad Zuliansyah, dinilai sangat mencoreng dunia pendidikan Indonesia. Tidak hanya itu, plagiarisme juga akan merusak nama ITB sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini.

"Jika itu benar, itu akan merusak citra ITB sebagai universitas yang cukup terkenal di Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi X DPR (pendidikan), Rully Chairul Azwar, saat dihubungi detikcom, Jumat (16/4/2010).

Rully yang juga alumnus ITB itu mengaku sangat terkejut dengan aksi plagiarisme oleh doktor ITB itu.
Apalagi, kata Rully, dalam perjalananya mahasiswa lulusan ITB kualitasnya tidak pernah diragukan.

"Kalau itu benar, saya kecewa. Apalagi yang melakukan seorang doktor. Saya nggak mau kalau gara-gara satu orang, kualitas ITB jadi diragukan," ujarnya.

Dia juga mengatakan, suatu karya bisa dikatakan plagiat kalau orang tersebut benar-benar tidak bekerja untuk karyanya dan mengkopi seluruh isi karya orang lain.

"Plagiat itu kalau orang itu mengambil data akademik orang lain. Tapi kalau metodenya sama dan tempat penelitiannya berbeda, kan gak bisa lantas dikatakan jiplak," terangnya.

Rully berharap, Dr Mochammad Zuliansyah bersedia menjelaskan pada publik tentang kebenaran karya ilmiahnya itu. "Dia harus menjelaskan pada publik kebenarnya seperti apa, agar masalah itu tidak terulang lagi," tutupnya.

Heboh plagiarisme doktor ITB ini berawal dari situs ieeexplore.ieee.org. Situs tersebut memasang sebuah pengumuman soal temuan plagiarisme bertajuk "Notice of Violation of IEEE Publication Principles".

Disebutkan makalah plagiat itu berjudul '3D Topological Relations for 3D Spatial Analysis'. "Makalah ini hampir seluruhnya menduplikasi makalah lain. Teks asli dikopi tanpa menyebut sumber," demikian keterangan di situs itu.

Makalah asli yang dijiplak adalah 'On 3D Topological Relationships'. Makalah ini dibuat ilmuwan Siyka Zlatanova, dan sudah dipublikasikan dalam 11th International Workshop on Database and Expert System Applications, terbitan tahun 2000 silam. Kasus plagiarisme doktor ITB ini adalah satu dari 151 kasus plagiarisme internasional yang diungkap IEEE.

(lia/lrn)


Jumat, 16/04/2010 09:35 WIB
Plagiarisme Doktor ITB
Kasus Plagiarisme Bikin Geger Alumni ITB
Fitraya Ramadhanny - detikNews


ieeexplore.ieee.org
 Jakarta - Kasus  plagiarisme Dr Mochammad Zuliansyah adalah pukulan telak bagi kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Para alumni pun menjadi geger atas kasus tersebut.

Plagiarisme ini terjadi dalam penulisan makalah Dr Mochammad Zuliansyah, yang saat itu masih menjadi mahasiswa S3. Para pembimbingnya adalah Prof Dr Ir Suhono Harso Supangkat, M Eng, Prof Dr Ir Carmadi Machbub dan Dr Ir Yoga Priyana serta.

Makalah itu dipublikasikan secara internasional dalam Konferensi IEEE tentang ini Cybernetics and Intelligent Systems pada 2008, di Chengdu, China. IEEE dalam situsnya di ieeexplore.ieee.org, lalu memasang pengumuman terjadinya plagiarisme yang dijiplak dari makalah ilmuwan Austria, Siyka Zlatanova.

Sekjen Ikatan Alumni (IA) ITB, Freddy P Zen, mengatakan tereksposnya plagiarisme ini sangat mengejutkan para alumni. Situs dan milis para alumni pun menjadi ramai.

"Ini sudah ramai dari kemarin pagi. Mereka merasa sedih, kecewa dan malu atas kejadian ini," kata Freddy saat dihubungi detikcom, Jumat (16/4/2010).

Seluruh sivitas akademika Kampus Ganesha merasa terpukul akan kejadian ini. Freddy menyarankan agar setiap pembimbing mahasiswa baik S1, S2 dan S3 harus sangat hati-hati membaca tugas mahasiswanya.

"Pembimbing harus memeriksa tulisan dengan teliti, jangan sampai lolos," kata Freddy.

Namun Freddy yakin, ITB bersikap sangat keras terhadap plagiarisme. Tidak ada toleransi lagi.

"ITB sangat keras dengan itu, pasti dikeluarkan. Alumni juga mendukung agar para plagiat dihukum," kata Freddy.

Ucapan Freddy memang terbukti. Rektor ITB Prof Dr Akhmaloka mengatakan, ITB langsung mengambil tindakan tegas. Setelah IEEE menyatakan makalah itu terbukti plagiat, Zuliansyah pun mengundurkan diri dari ITB pada November 2009 lalu.

"Pada saat dikonfirmasi, mahasiswa yang bersangkutan mengakui berbuat curang dalam pembuatan makalahnya," ujar Rektor ITB Prof Dr Akhmaloka kepada detikcom di ruang kerjanya di Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari No 64, Bandung, Kamis (15/4/2010) malam.

(fay/nrl)
Jumat, 16/04/2010 11:09 WIB
Plagiarisme Doktor ITB
ITB Hanya Satu Dari 151 Kasus Plagiarisme di IEEE
Fitraya Ramadhanny - detikNews

ieeexplore.ieee.org Jakarta - Rupanya kasus plagiarisme yang dilakukan doktor dari ITB, bukan satu-satunya kasus penjiplakan yang diungkap oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). IEEE sudah membongkar 151 kasus serupa yang dilakukan para ilmuwan dari berbagai negara.

Kenapa harus IEEE? Menurut Sekjen Ikatan Alumni (IA) ITB Freddy P Zen, IEEE adalah organisasi paling prestisius bagi para ilmuwan teknik. Barangsiapa yang bisa mempublikasikan tulisan ilmiah melalui IEEE, mereka akan sangat naik pamor.

"IEEE adalah organisasi ilmuwan tingkat dunia yang sangat prestisius," kata Freddy dalam perbincangan telepon dengan detikcom, Jumat (16/4/2010).

Namun sayangnya, demi gengsi tersebut, banyak ilmuwan yang mengambil jalan pintas dengan menjiplak karya ilmuwan lain. IEEE bukannya tidak tahu akan hal ini.

Sepanjang tahun 1997-2010, ada sekitar 2,5 juta artikel yang dipublikasikan lewat IEEE. Artikel ini memang nantinya bisa diunduh lewat perpustakaan digital IEEE yaitu ieeexplore.ieee.org.

Dari sekian banyak makalah itu, ada juga yang ditemukan menjiplak makalah lain yang terkadang bahkan sama-sama dipublikasikan oleh IEEE. Saat detikcom, mencari data kasus penjiplakan yang diungkap IEEE, ternyata ada 151 kasus sejenis.

Para pelaku adalah ilmuwan dari berbagai belahan dunia, sebut saja Malaysia, India, Kanada, dan Skotlandia. Tapi, kebanyakan pelaku plagiat berasal dari China. Bahkan ada juga satu ilmuwan dari Amerika Serikat yang ketahuan 47 kali menjiplak, tapi rupanya tidak kapok-kapok.

Nah, dari 151 kasus plagiat yang dibongkar, hanya satu kasus dari Indonesia. Tepatnya riset dari Mochammad Zuliansyah, yang saat itu masih menjadi mahasiswa S3. Para pembimbingnya adalah Prof Dr Ir Suhono Harso Supangkat, M Eng, Prof Dr Ir Carmadi Machbub dan Dr Ir Yoga Priyana. Meskipun hanya satu kasus, tetap saja plagiarisme tidak boleh dibiarkan.

(fay/nrl)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN