7 janji J (2)
TEMPO.CO, Bandung -
Calon presiden Joko Widodo menyatakan akan tetap bisa memenuhi janjinya
kepada warga Jakarta yang memilihnya sebagai Gubernur DKI Jakarta jika
terpilih menjadi presiden. "Saya yakin, ketika jadi presiden, program
(di DKI Jakarta) itu akan lebih cepat lagi kita selesaikan," katanya di
Bandung, Kamis, 3 Juli 2014.
Menurut Jokowi, tudingan bahwa dia bakal melupakan janjinya kepada warga Jakarta jika terpilih sebagai presiden hanya merupakan upaya untuk memojokkan dia. Dia mengklaim, selama dua tahun menjabat Gubernur DKI, sudah banyak yang dilakukannya dengan Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, perombakan pelayanan publik, dan revitalisasi infrastruktur untuk menangani banjir Jakarta.
Jokowi mengatakan banyak program di Jakarta yang justru lebih cepat selesai jika dia terpilih menjadi RI-1. Dia mencontohkan, proyek mass rapid transit yang terkatung-katung gara-gara masalah Stadion Lebak Bulus bakal dituntaskannya saat menjadi presiden. "Hal seperti itu yang kadang orang gak ngerti. Saya tetap akan terus, dijalankan. Jangan dipikirkan berhenti," ujarnya.
Dia juga menyebutkan soal electronic road pricing (ERP) yang tidak bisa digarap pemerintah provinsi sendirian. "Masalah ERP itu provinsi dan pusat sampai sekarang belum (selesai) juga. Banyak problemnya yang tidak bisa ktia sampaikan di sini secara gamblang," ucap Jokowi.
AHMAD FIKRI
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi lokasi Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Jokowi ingin melihat langsung beras yang baru tiba dari Makassar, Sulawesi Selatan, hasil kerjasama dengan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo.
Jokowi tiba di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur sekitar pukul 16.55 WIB, Rabu (28/5/2014). Begitu tiba, Jokowi langsung berjalan ke lokasi kontainer beras. Di sana, Jokowi memanjat kontainer dan membuka sendiri.
"Awas jatuh, Pak," ujar warga.
Jokowi tetap memanjat kontainer. Dengan sedikit paksaan, pintu kontainer akirnya berhasil dibuka olehnya.
"Ini beras yang dari Sulawesi. Baru nyampe. Kemarin kan dikirim 7 kontainer, sekarang baru sampai 4. Kondisinya bagus banget," kata Jokowi yang tampak mengenakan kemeja batik warna cokelat.
Kehadiran Jokowi mengundang perhatian warga sekitar. Warga pun mengelu-elukan Jokowi saat berada di lokasi kontainer. Banyak dari mereka yang berebutan untuk bersalaman dan berfoto.
Kamis, 24/04/2014 14:26 WIB Rayakan Paskah dengan PNS Pemprov DKI, Ahok Meledak-ledak 'Berkhotbah' Ropesta Sitorus - detikNews Jakarta - Wagub DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) merayakan Paskah bersama jajaran PNS di lingkungan Pemprov DKI. Dia menyingung para kepala dinas dan birokrat Pemprov yang menunjukkan gejala tidak peduli pada masalah-masalah masyarakat padahal mereka mengaku beragama. Dalam perayaan Paskah bersama PNS Pemprov DKI di ballroom Gedung UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014), sempat dinyanyikan oleh kelompok paduan suara lagu berjudul 'Ku Berbahagia' yang judul aslinya 'Blessed Assurance' yang dibuat pencipta lagu gospel asal AS yang juga penyandang tunanetara sejak lahir, Fanny Crosby. Saat memberikan sambutan, Ahok menyitir soal Fanny Crosby ini dengan nada suara meledak-ledak. "Saya cerita Fanny Crosby kenapa, karena saya dan Pak Gubernur berharap sekali PNS DKI itu matanya tidak buta. Kita ingin tidak ada yang terlunta-lunta, sakit dan tidak bisa berobat dan atau tidak bisa sekolah. Ini tugas kita untuk merespons itu semua. Saya berharap banyak pada PNS DKI yang ngakunya Kristen. Tapi kalo kelakukannya nggak Kristen copot aja salibnya, bikin malu saya saja," cetus Ahok. Ahok mencontohkan Fanny Crosby yang tunanetra saja bisa berkarya menciptakan lagu 'Ku Berbahagia' mengapa jajaran PNS Pemprov DKI yang kondisinya normal tidak bisa maksimal berkarya. Ahok lalu menasihati kepala dinas PU. "Tadi pagi saya baru BBM Pak Rudy (Kadis PU M Rudy Siahaan). Saya bilang 'Di mana satgasnya Bapak sampai di Jalan Letjen Suprapto itu ada lubang begitu besar Anda tidak tutup? Sampai ada yang meninggal semalam orang jatuh dari motor. Jadi mau mati berapa orang? Di jalan itu sudah tiga kali kecelakaan Anda pun tidak tambal itu jalan'," tutur Ahok. Ahok lantas juga menyinggung kinerja Dinsos dan Dinas Perumahan DKI. Keduanya juga dinilai Ahok kurang tanggap pada masalah warga. "Saya juga sudah bicara sama Dinsos kenapa mesti saya yang laporkan kepada Anda, ada orang gila dan terlantar baru Anda urus. Ke Dinas Perumahan juga saya bilang kenapa mesti saya yang laporkan ada ortu yang pensiun terlunta-lunta padahal punya jasa buat negara ini. Tidak ada rumah terlunta-lunta tidak Anda temukan. Ini semua kan ketidakpedulian," lontar Ahok. Ahok menjelaskan mengapa dirinya berbicara keras seperti ini. Dia menjelaskan, selama menjabat Wagub DKI selama 1,5 tahun dan yakin bahwa lebih dari 60 persen warga Jakarta ingin mewujudkan Jakarta baru. "Tapi saya tidak peduli siapa Anda, karena sekali lagi saya bukan orang Kristen. Saya hanya orang Indonesia yang beriman pada Kristus tapi saya tidak akan memilih bapak ibu hanya karena punya iman yang sama seperti saya kalau memang kerjanya tidak benar. Saya bukan orang beragama. Saya hanya ikut Tuhan Yesus. Agama membuat kita berantem," tegas mantab bupati Belitung Timur itu. Dia juga mengungkapkan sebenarnya tidak setuju memakai jatah APBD untuk acara-acara keagamaan. Baginya, yang penting adalah perilaku umat beragama itu bukan hanya karena KTP atau simbol saja. "Waktu mau ke sini saya bergumul, perlu nggak sih ngabisin APBD untuk acara-acara keagamaan? Saya sampai ngomong, rata-rata pasti bilang masih perlu. Kenapa? Karena kita beragama. Kita masih beragama tapi sering tidak berTuhan. Di satu perkumpulan semua agama menghabiskan APBD miliaran. Tapi kelakuannya sering tidak beragama, ini yang berbahaya," tutur Ahok yang disambut tepuk tangan para hadirin. 2014, stasiun dan terminal di Jakarta terintegrasi Senin, 21 April 2014 | 21:20 WIB JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menjanjikan, seluruh terminal bus yang letaknya berdekatan dengan stasiun kereta akan terintegrasi pada 2014. Hal itu bertujuan untuk memudahkan warga Jakarta pengguna transportasi umum yang selama ini rutin menggunakan kereta rel listrik (KRL) dan bus. "Kita pengen tahun ini. Desainnya juga sudah ada. Kita rencananya mau nyambungnya pakai bantuan swasta lewat kompensasi iklan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (21/4). Kawasan Manggarai sendiri menjadi titik awal pengintegrasian stasiun dan terminal tersebut. Saat ini, jembatan penghubung antara Stasiun Manggarai dan Terminal Manggarai sedang dibangun. "Saya sudah minta Bu Yani (Deputi Gubernur DKI Bidang Pembagunan dan Tata Ruang Sarwo Handayani) urus yang belum terintegrasi. Kita akan sambungin semua," tukas pria yang akrab disapa Ahok itu. Penyatuan stasiun dan terminal sendiri merupakan bagian dari rencana pembenahan transportasi massal di Jakarta. Selain menyatukan kedua tempat tersebut, Pemerintah Provinsi DKI juga telah membentuk PT Transportasi Jakarta yang nantinya akan bekerjasama dengan PT KAI untuk menyatukan penggunaan tiket bus transjakarta dan KRL Commuter Line Jabodetabek. (Alsadad Rudi) Editor: Hendra Gunawan SUMBER: KOMPAS.COM EKONOM UI : JOKOWI TIDAK MAU PRAGMATIS Oleh Cahyo - Rubrik Politik 21 April 2014 09:05:00 WIB WE Online, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai sosok Joko Widodo (Jokowi) merupakan figur yang tepat untuk menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Penilaian Faisal terhadap sosok Jokowi dimulai ketika mereka bertarung di dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta tahun 2012 lalu. Faisal mengakui keinginannya ikut Pilgub 2012 hanya ingin melawan petahana Fauzi Bowo yang dinilai telah merusak kota Jakarta. Meskipun kalah dari Jokowi, ia menganggap mantan Wali Kota Solo itu bukan sebagai musuh. "Sejak itu, saya memahami Jokowi dan saya merasa tidak kalah," kata Faisal dalam kegiatan "Sarasehan Menilai Jokowi: Jokowi di Mata Intelektual" yang dilaksanakan Komunitas Bulaksumur untuk Kemenangan (Blusukan) Jokowi di Jakarta, Minggu (20/4/2014). Faisal menambahkan misi perubahan itulah yang menjadi kata kunci kemenangan Jokowi hingga menjadi Gubernur Jakarta saat ini dan misi perubahan itulah yang ingin diteruskan Jokowi jika terpilih menjadi Presiden RI ke-7 nanti. "Saat ini kondisi partai politik semakin terfragmentasi, tetapi dia (Jokowi) tidak mau pragmatis," tegasnya. Faisal yakin Jokowi akan mampu menciptakan pemerintahan yang disiplin dan efektif dan terutama tidak menjalankan "politik dagang sapi". Ia tentu belajar dari pengalaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang didukung enam partai koalisi dan dominasi kursi DPR 75,2%, namun pemerintahan tersebut tidak berjalan efektif. "Kita harus mendukung energi untuk mendukung norma-norma perubahan dan tidak begini-begini saja. Negeri ini membutuhkan konsensus-konsensus baru," tambahnya. Untuk itu, ia mendorong masyarakat agar tidak hanya mendukung Jokowi saat pertarungan Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, namun masyarakat juga ikut bertanggung jawab terhadap pilihannya. "Kita sebagai pemilih tanggung jawab bukan pada saat nyoblos. Kita harus bertanggung jawab terhadap pilihan kita dan harus mendukung apa yang menjadi pilihan kita. Kalau kita biarkan Jokowi bertempur sendiri, nanti dia akan dikelilingi oleh bandit-bandit lagi sehingga orientasi politik tidak kepada pihak kecil," tambahnya. (Boyke P Siregar) KAMIS, 03 APRIL 2014 | 22:16 WIB Jokowi: Kampung Deret Petogogan Mirip Apartemen TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya meresmikan Kampung Deret Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis sore, 3 April 2014. Lokasi ini menjadi salah satu dari 26 lokasi kampung deret yang dibangun mulai Oktober 2013 lalu. Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan bahwa kampung deret ini merupakan kampung deret terbaik yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI. "Sekarang kan sudah seperti Apartemen Dharmawangsa," kata Jokowi di lokasi kampung deret, Kamis, 3 April 2014. Atas alasan ini pula, kata Jokowi, lokasi kampung deret ini akan menjadi contoh dalam pembangunan kampung deret yang akan dilaksanakan pemerintah DKI tahun ini. Jokowi menyampaikan bahwa tahun 2014 ini akan dibangun sebanyak 74 lokasi kampung deret di seluruh wilayah Jakarta. Berdasarkan pantauan, Kampung Deret Petogogan ini sudah hampir selesai. Rumah-rumah sudah memiliki tampilan depan yang rapi dengan aksen gigi balang khas betawi. Rumah-rumah yang direnovasi ini didominasi warna abu-abu dan oranye. Di depan jalan menuju kawasan ini pun berdiri sebuah gapura yang bertuliskan "selamat datang". Menurut Kepala Dinas Perumahan DKI Yonathan Pasodung, di lokasi ini berhasil dibangun sebanyak 123 rumah yang diremajakan. "Para pemilik rumah pun sekaligus mendapat HGB (hak guna bangunan)," katanya. Dia menyatakan pada tahun ini di kawasan Jakarta Selatan sendiri akan dibangun kampung deret di 15 lokasi. NINIS CHAIRUNNISA RABU, 26 MARET 2014 | 06:21 WIB Proyek MRT, Penggalian Stasiun Bawah Tanah Dimulai TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi lokasi pengerjaan proyek mass rapid transit di Dukuh Atas. Jokowi disambut Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Dono Bustami. Mengenakan rompi dan helm pengaman, ia melihat lokasi proyek yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah. Dono kemudian menunjukkan gambar rancangan stasiun kepada Jokowi. "Kalau sudah jadi nanti bentuknya seperti ini. Ada ruang terbuka hijau," kata Jokowi sambil menunjukkan gambar itu kepada wartawan, Selasa, 25 Maret 2014. Dono menyebut stasiun itu akan kelar pada 2017. Dia mengklaim pembangunan MRT sudah mengalami kemajuan. "Progres kami lakukan serentak di beberapa titik. Dari Lebak Bulus sampai HI. Sekarang kami segera gali stasiunnya," katanya. Menurut Dono, setelah groundbreaking beres, proyek dilanjutkan dengan pengeboran di 56 titik untuk dinding penahan (retaining wall) dengan kedalaman 15 meter. "Berarti ada gardu PLN yang harus dibongkar." Adapun konstruksi skala besar dijadwalkan April tahun depan. Jokowi optimistis proyek tak akan tersendat lagi. "Rampunglah, rampung. Kerja mosok pesimis," katanya. ATMI PERTIWI Romo Magnis: Jangan Pilih Capres yang 'Tangannya Berlumur Darah' Rabu, 5 Maret 2014 03:18 WIB Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar etika politik dan tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, mengimbau masyarakat agar tidak sekadar memilih "orang kuat" dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014. Pasalnya, menurut Romo Magnis, seluruh persoalan Indonesia cukup pelik dan tak bakal terselesaikan oleh tokoh yang hanya dikenal sebagai "orang kuat". Ia mengatakan, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang berani untuk bekerja keras membenahi segala kebobrokan. Hal tersebut, ia utarakan dalam diskusi "Mengarahkan Haluan Politik Indonesia Pasca-Reformasi" di kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2014). "Jangan (asal) memilih 'orang dengan tangan kuat'. Saya mengharapkan orang yang membersihkan kandang yang sudah kotor, kita (dulu) punya Suharto," ujarnya. Pemimpin baru itu, menurut Romo Magnis harus seseorang Pancasilais, yang bisa berdiri di atas kepentingan semua golongan. "Tangannya tidak boleh ada darah, itu syarat minimum orang yang akan saya pilih," tambahnya. Romo dalam kesempatan itu juga mengatakan, Indonesia sekarang mengalami permasalahan kepemimpinan. Belum lagi ditambah merajalelanya praktik korupsi, yang menggerogoti moral bangsa, dan meningkatkan ketidakpercayaan terhadap institusi negara. Romo Magnis, juga menyebutkan partai politik di Indonesia saat ini tidak bisa dipercaya. Begitu pula calon anggota legislatif, yang sebagian besar pernah menjabat di DPR periode ini. Minggu, 02/02/2014 15:19 WIB Tinjau Kampung Deret di Jakarta Utara, Jokowi Bagi-bagi Sembako Ayunda Safitri - detikNews Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau 40 rumah yang sedang diperbaiki untuk dibangun Kampung Deret di Jalan Rekreasi Cilincing, Jakarta Utara. Tidak lupa, Jokowi juga membagi-bagikan sembako untuk warga yang minoritas bekerja sebagai nelayan itu. Jokowi datang pukul 14.20 WIB dan langsung disambut ratusan warga kampung nelayan. Jokowi hadir menggunakan kemeja kotak-kotak warna coklat hitam. "Mau lihat 40 rumah yang diperbaiki untuk dijadikan kampung deret dan rencananya nanti akan ditambah lagi 200 rumah untuk tahun ini," ujar Jokowi kepada wartawan di lokasi, Minggu (2/2/2014). Setelah meninjau rumah, Jokowi lalu membagi-bagikan sembako yang disediakan di dalam dua truk yang dibawa oleh Satpol PP DKI Jakarta. Di dalam truk berwarna biru tersebut berisi 40 ton beras, mie instan, selimut dan tempat pensil untuk anak-anak. "Ini saya bagi-bagikan karena banyak nelayan disini tidak melaut karena ada angin barat," ujar mantan wali kota Solo itu. Kericuhan sempat terjadi saat Jokowi membagi-bagikan sembako ke ratusan warga kampung nelayan. Bahkan ada seorang nenek yang hampir pingsan karena berebutan sembako. "Cape harus desek-desekan, tapi gak papa yang penting dikasih beras. Makasih pak Jokowi," imbuh salah satu warga selesai berdesak-desakan. Sabtu, 25/01/2014 10:45 WIB Pertemuan dengan Rano Diundur, Jokowi Mampir Rumah Makan Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Hari ini Jokowi akan bertemu dengan Rano Karno cs untuk membahas proyek sodetan Kali Ciliwung Cisadane di Tangerang. Info yang diterima wartawan, pertemuan ini akan dilaksanakan di pintu air 10 Cisadane, Tangerang pukul 10.00 WIB. Namun, tiba-tiba rombongan berhenti di rumah makan Pondok Selera 1 di Jalan Damyati, Tangerang.
Ternyata Jokowi hanya singgah di rumah makan tersebut. Hal ini karena wakil Gubernur Banten, Rano Karno mengundur pertemuan secara mendadak.
"Karena Pak Rano mengundur pertemuannya sejam, jadi kita minum dulu di sini," kata Jokowi di rumah makan, Tangerang, sabtu (25/1/2014).
Jokowi memastikan Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar serta Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah akan hadir dalam pertemuan tersebut. "Hadir semuanya Pak Wali, Pak Bupati dan Pak Rano datang," kata Jokowi. Mantan walikota Solo ini tiba di kota Tangerang pukul 09.45 WIB. Dari jajaran pegawai pemprov DKI, ia membawa PLT Ketua Bappeda Sarwo Handayani. Jokowi akan bertemu dengan Rano dkk untuk membahas proyek sodetan kali Ciliwung Cisadane yang sudah tertunda cukup lama. Meski sudah disetujui dalam pertemuan di Katulampa Bogor, namun proyek ini masih mendapatkan pertentangan dari pemerintah Tangerang.
Jakarta - Banjir yang kerap menggenangi Jakarta tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemprov DKI saja, tapi juga daerah sekitar yang dikoordinasikan pemerintah pusat. Ahok berpendapat seharusnya Pemprov Jabodetabek bersinergi mengantisipasi ancaman banjir besar.
Jokowi sempat menyinggung kembali ide proyek sodetan Ciliwung-Cisadane untuk mengurangi debit air banjir. Namun ide ini masih terkendala dengan otonomi daerah yang memberikan hak prerogatif kepala daerah untuk memutuskan.
"Otonomi itu kadang asal ngomong, tidak. Kamu kuatir apa sih? Kamu yang pegang kunci. Kalau kamu kira-kira banyak, kamu stop. Masa kita mau tenggelamkan kalian," kata Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (17/1/2014).
Proyek sodetan Ciliwung Cisadane ini dinilai Pemprov DKI penting untuk melengkapi proyek sodetan Ciliwung-KBT senilai Rp 645 miliar yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum.
Sayangnya ide ini ditolak Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen. Zaki menolak ide ini karena akan berdampak pada bertambahnya debit air sungai Cisadane dan bisa merendam 2 kecamatan di wilayah Tangerang termasuk kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Menurut Ahok, ancaman terbesar Jakarta terjadi bila Sungai Ciliwung meluap. Ia mengeluhkan pola otonomi daerah beberapa propinsi satelit Jakarta yang tak terintegrasi dalam penanganan banjir.
"Saya bilang, kasih anda yang pegang kunci deh. Toh anda kekurangan air kan kadang kan, untuk beli Palyja juga nggak bisa beli kan. Ini soal otonomi daerah ya begitu. Belagu banget gitu loh, itu pusat itu. Itu yang kurang ajar begitu. Lu tolak ada, itungannya bos. Gak tolak-tolak gitu aja. Selalu itu otonomi daerah," ungkapnya.
Untuk mengatasi banjir Jakarta memang membutuhkan kerjasama seluruh pihak termasuk pimpinan daerah sekitar DKI. Hal ini karena letak Jakarta yang lebih rendah dari provinsi-provinsi tersebut.
Dalam sejarah Jakarta, Jakarta memang sudah tak bisa dilepaskan dari bencana banjir. Wilayah Jakarta dilalui 13 sungai besar dan 884 sungai kecil.
Langkah penanganan banjir sudah dilakukan oleh Pemprov DKI dengan melakukan normalisasi waduk dan sungai dengan bekerjasama dengan Kementerian PU.
THURSDAY, 26 SEPTEMBER, 2013 | 23:34 WIB
Jokowi Makes the New York Times Headline
TEMPO.CO, Jakarta - A Wednesday, September 25, edition of the New York Times has published an article about Jakarta Governor Joko Widodo, more often known as Jokowi. The article highlighted the Governor's effort to address various problems by jumping right on to the field, or as Indonesians called it, 'blusukan'.
The article described how Jokowi went down the street to hear people's opinion on certain issues, and how Jakartans would greet him by putting his hand on to their forehead, a gesture that displays respect.
"Most times, he is mobbed as he wanders through slums, traditional markets and other neighborhoods. Women, and men, try to touch him. Younger people grab his hands and lay them on their foreheads — a sign of respect," the reporter wrote.
In an interview with the New York Times, Jokowi stated that "the people call it 'street democracy', because [he] go out to them."
The New York Times also highlighted that Jokowi dropped in on local government and tax offices to let "the city's notoriously inefficient bureaucrats know he is watching". The paper added that most of the people witnessing the act were "shocked to see an Indonesian leader out of their office."
NEW YORK TIMES | NIEKE INDRIETTA
Ratusan Saluran Penghubung Bersih dari Sampah
Sabtu, 09/11/2013 06:56 WIB
Ini Tanggapan Warga Jakarta Terkait Macet Horor Kemarin
Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Jakarta - Lalu lintas DKI Jakarta lumpuh total setelah diguyur hujan dahsyat, kemarin sore hingga malam. Beberapa warga mengeluarkan unek-unek seputaran macet horor kemarin, apa kata para warga DKI?
"Macet Jakarta memang sudah sangat keterlaluan yang membuat kualitas hidup menurun. Sayangnya upaya yang dilakukan belum signifikan.Harusnya fly over di Jl. Casablanca segera diaktifkan. Sayang sekali karena warga sudah dikorbankan selama 2 tahun lebih karena pembangunan tersebut namun distop oleh Pemda. Menurut saya segera fungsikan fly over tersebut," ujar salah seorang warga, Egi kepada detikcom, Sabtu
(9/11/2013). Egi menyoroti titik-titik kemacetan biasanya adalah pada penyempitan jalan seperti di pintu masuk tol maupun pintu keluar tol. Ia pun mengeluhkan upaya sterilisasi jalur TransJakarta yang justru menambah kemacetan. "Mengamati kebijakan sterilisasi jalur busway sangat tidak tepat jika diberlakukan pada jam sibuk. Seharusnya petugas bisa mengatur jam jam tertentu," imbuhnya. Selain itu ada pula Sarwo yang menyatakan bahwa jalur TransJakarta di jalan yang sempit semakin menambah kemacetan. Menurutnya jalur TransJakarta tidak tepat jika dibuat di jalan yang hanya memiliki 4 lajur.
Sementara itu seorang warga bernama Donnie menyarankan agar pengguna jalan dapat lebih teratur. Menurutnya perlu adanya sosialisasi agar pengendara mobil dan motor dapat berbagi jalan dengan teratur. "Kebiasaan masyarakat kita selalu tidak sabar dan ingin didahulukan semua, jadinya jalanan penuh sesak dalam waktu yang bersamaan," ujar Donnie. Saran membangun lainnya juga disampaikan oleh Samuel. Ia memandang bahwa ketidaktertiban masyarakatlah yang justru menimbulkan kemacetan. "Sebenarnya macet di Jakarta bisa diatasi dengan mudah. Intinya tertib dimulai dari diri sendiri, kemudian penerapan aturan lalu lintas dijalankan dengan tegas! Jika ingin lancar, coba biasakan dahulukan kepentingan bersama," tuturnya.
Selasa, 29/10/2013 13:10 WIB Mahfud MD: Tak Ada yang Bisa Bantah Bagusnya Setahun Kinerja Jokowi Danu Damarjati - detikNews Jakarta - Mahfud MD ikut mengomentari tahun pertama kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mantan Ketua MK yang berniat nyapres ini menilai sepak terjang duet Jokowi-Ahok adalah teladan kepemimpinan antikorupsi. "Bagus, saya kira secara objektif Pak Jokowi menunjukkan sebagai seorang pekerja keras dan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia tanpa catatan korupsi," kata Mahfud MD di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (29/10/2013). Mahfud menyatakan, Jokowi tidak ragu untuk menindak bawahannya yang ketahuan korupsi, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Ini karena Jokowi bersih dan tidak tersandera kasus korupsi yang bisa memberatkan ketegasannya. "Kalau Jokowi saya kira itu satu contoh yang objektif bekerja apa adanya, sederhana, dan kesungguhan. Tidak ada yang bisa membantah itu. Soal perombakan birokrasi menjadi lebih baik, Mahfud mengapresiasi langkah lelang jabatan yang diterapkan Jokowi. Menurutnya, langkah itu bisa mengefektifkan kualitas para birokrat. "Saya kira banyak yang sudah dilakukan," pungkas capres PKB ini. JUM'AT, 18 OKTOBER 2013 | 15:39 WIB Sidak Kantor Wali Kota Jaktim, Jokowi Naik Pitam Di ruangan kantor itu, Jokowi lagi-lagi kecewa mendapati kantor yang masih sepi. Bahkan, Kasudin Koperasi UMKM dan Perdagangan serta stafnya tak ada di tempat. Dia tak banyak bicara dan lebih banyak mendengarkan penjelasan Husnul Chotimah. Raut wajah Kepala PTSP Husnul Chotimah yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu kepala kantor dengan pelayanan terbaik itu semakin panik karena komputer yang menyimpan data tak bisa dibuka. Komputer itu dikunci menggunakan password. Dia lalu menelepon supaya si empunya komputer segera datang. Staf-staf lain juga menelepon. Jokowi tak banyak berkomentar, hanya melihat kondisi sekitar. Tak lama Jokowi kemudian memanggil ajudannya. "Catat nama orang-orang yang tadi," katanya setengah berbisik. Tanpa banyak kata, Jokowi kemudian meninggalkan ruangan itu. Dia bahkan membanting bundel hitam berisi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) itu ke meja yang terletak di depan pintu. Sesampainya di luar, dia langsung masuk ke mobil tanpa bicara lagi. Dia juga membanting pintu mobilnya cukup keras. "Ya ampun, sampai buka kaca saja enggak," bisik seorang pegawai kantor Wali Kota, kaget. Pada saat pembukaan percontohan PTSP Jakarta Timur pada pertengahan tahun lalu, Jokowi sendiri yang meminta agar pengurusan SIUP bisa rampung dalam tiga hari. Nyatanya, seorang warga yang akan mengurus izin bernama Rofi Nata mengatakan dirinya diberi tahu izinnya baru akan keluar dalam dua pekan. ANGGRITA DESYANI
Senin, 14/10/2013 23:13 WIB Wamenag Dukung Jokowi Gelar Jakarta Night Religious Festival Tiap Tahun Mulya Nurbilkis - detikNews Jakarta - Inisiatif Gubernur DKI Joko Widodo menggelar Jakarta Night Religious Festival setiap tahun didukung Wamenag Nasaruddin Umar. Menurutnya, rencana Jokowi tersebut sangat positif membentuk citra Jakarta sebagai kota religius. "Sebagai Wamen ya segala sesuatu yang positif ya harus kita dukung. Dan ini adalah sesuatu yang positif," ujar Nasaruddin kepada wartawan di silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013). Nasaruddin mendampingi Jokowi sebagai rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta, perguruan tinggi Islam yang berada di bawah pengawasan Pemprov DKI Jakarta. "Jadi sebagai perguruan tinggi satu-satunya yang menghasilkan penghafal Alquran. Kami tentu harus berbahagia juga dengan adanya syiar-syiar seperti ini. Sebab, kami dipercaya sebagai rektor ikut mentakbirkan malam Idul Adha ini. Jadi alumni-alumni ini, dan ikut meramaikan semua bersama perguruan tinggi lainnya," ujar Nasaruddin. Nasaruddin memaklumi penyelenggaraan perdana Jakarta Night Religious Festival 2013 masih banyak kekurangan. Karena itu Nasaruddin tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama kembali dengan Pemprov DKI menggelar event yang sama tahun depan. "Kita akan pelajari, kalau memang ini ada kekurangannya, maka (tahun depan) kita akan sempurnakan," tuturnya. (rni/rmd)
Jumat, 11/10/2013 11:12 WIB
Hari ini, hampir genap setahun pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) memimpin Jakarta. Bagaimana pasangan yang dilantik pada Senin (15/10/2012) itu merealisasikan janji-janjinya yang ditebar ketika kampanye?
Ketika blusukan pertamanya di Kelurahan Pademangan Timur ini, saat itu Jokowi menyatakan akan memulai perubahan dari perkampungan dengan menggalakkan kebersihan lingkungan terutama kali.
Namun, memasuki genap satu tahun kondisi kali Pademangan masih tampak kotor. Di RT 15/ RW 10 tampak lumut menggenang dan tumbukan sampah yang tertahan di bawah jembatan. Di RT 11/ RW 10 lumut juga terlihat menggenang dengan kondisi air yang berwarna hijau kehitaman.
Tumpukan sampah juga terlihat di RT 12/10, 13/10 dan 14/10. Di lokasi ini tumpukan sampah nyaris membuat aliran air terhenti. Namun, kondisi sampah jauh lebih parah di aliran kali yang terdapat di Pademangan IV, dari gang 1 hingga gang 27 dipenuhi tumpukan sampah.
Bu Amut, 58 tahun, warga RT 11/10 mengatakan petugas Satpol PP dan petugas kebersihan baru saja menggelar kerja bakti dan turun tangan untuk membersihkan kali sebab Jokowi dijadwalkan akan datang blusukan
"Bersihinnya angot-angotan. Kalau ada pejabat yang mau datang aja. Biasanya cuma petugas kebersihan, tadi pagi Satpol PP juga ikut bersihin, soalnya katanya Jokowi mau datang," kata Amut yang ditemui detikcom, Kamis (10/10).
Meski begitu, ia tetap mengakui kondisi kali lebih baik bila dibandingkan sebelum Jokowi melakukan blusukan pertamanya sejak dilantik menjadi Gubernur. Sebab, saat ini setiap tiga hari petugas kebersihan mengangkat sampah yang ada dikali.
"Ya lebih bersih (dibanding sebelum Jokowi ke sini), karena kan baru dia Gubernur yang mau masuk kampung. Banjir juga cuma sekali waktu tanggul kali Sunter jebol," ujarnya.
Tuti, 32 tahun, warga lainnya menuturkan selama setahun ke belakang belum pernah terjadi petugas Satpol PP dan petugas kebersihan dengan jumlah yang banyak membersihkan kali Pademangan Timur.
Kadam, 46 tahun, warga RT 009/10 mengungkapkan saat ini sudah ada peraturan dari pihak RT untuk meningkatkan kebersihan di Pademangan Timur. Diakuinya, ini sesuatu yang belum ada sebelumnya.
"Jadi, beberapa warga ngumpulin ke karung, nanti 2 atau 3 hari petugas sampah datang dan langsung ngangkut ke penampungan," kata dia.
Baginya, meskipun saat ini masih terlihat kotor dengan tumpukan sampah tapi sudah jauh lebih baik dibanding yang dulu-dulu. "Masih ada sih yang kotor, buang sampah, namanya juga orang banyak. Tapi kalau dibanding sebelum Jokowi sekarang jauh lebih mending," ujar Kadam.
Matsani, staf operasional bidang kebersihan Kecamatan Pademangan mengakui kali yang kotor lebih karena kesadaran warga yang masih minim. "Jadi tergantung kesadaran warganya sih," kata dia saat ditemui detikcom di pinggir kali Pademangan Timur.
Jokowi: Akhirnya Setelah 24 Tahun Mimpi Warga Jakarta Punya MRT Terwujud Rista Rama Dhany - detikfinance Kamis, 10/10/2013 10:20 WIB
Jakarta - Akhirnya proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta mulai dibangun hari ini dengan ditandai kegiatan groundbreaking di kawasan Dukuh Atas, Jl Sudirman. Proyek ini sempat menjadi perdebatan, wacana dan hingga polemik selama 24 tahun.
Selasa, 08/10/2013 12:06 WIB
Jakarta - Anda masih ingat lembaga New7Wonders yang menominasikan Komodo sebagai 7 keajaiban alam yang sempat ramai itu? Kini lembaga itu tengah menggelar perhelatan baru New7Wonders Cities, sayembara 7 kota ajaib. Dari ratusan kota yang menurut lembaga itu masuk daftar, kini tersisa 77 kota. Jakarta dan Surakarta -- kota yang identik dengan Jokowi -- masuk lho!
Dalam siaran pers new7wonders yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013), pendiri lembaga itu Bernard Weber menuturkan, keajaiban sebuah kota dilihat dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
"Harapan saya, kampanye antar kota ini akan berpusat pada bagaimana kota menghadapi tantangan ke depannya. Sebagian besar penduduk dunia tinggal di perkotaan," terang Weber.
Weber juga menyampaikan data 77 kota-kota yang masuk nominasi antara lain New York AS, Paris Perancis, Barcelona Spanyol, London Inggris, Roma Italia, Singapura, Seoul Korea, Sydney Australia, Kuala Lumpur Malaysia, dan Bangkok Thailand.
Untuk menentukan pemenang, masyarakat bisa berpartisipasi dalam voting melalui situs penyelenggara. Pada 21 Oktober akan diumumkan 28 kota yang tersisa. Hingga akan diumumkan 7 kota pemenangnya pada 7 Juli 2014.
Pada 2011 lalu, organisasi New7Wonders ini sempat dipersoalkan Dubes Indonesia di Swiss Djoko Susilo. Dia meragukan kredibilitas organisasi itu. Dia juga meragukan kompetisi baru yang dibuat New7Wonders, yakni 7 Keajaiban Dunia kategori kota.
"Motivasinya jelas uang. Jadi, mereka tidak mau promosi karena akan keluar duit, jadinya hanya di website," tutur Djoko kala itu.
Anda tertarik memberi suara?
Selasa, 08/10/2013 07:10 WIB Figur Ahok yang 'Garang' Disukai Masyarakat Ray Jordan - detikNews Jakarta - Lembaga survei Cyrus Network menempatkan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden terkuat pada Pilpres 2014. Gaya Ahok yang 'garang' dan 'nyeleneh' menjadi faktor penting pendorong tingkat eletabilitasnya. "Figur Basuki yang 'garang', tegas, dan sedikit 'nyeleneh' merupakan warna tersendiri dalam ranah politik Indonesia kini. Gaya khas Basuki ternyata cukup diterima di masyarakat," kata peneliti senior Cyrus Hafizhul Mizan dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013). Hal tersebut didapat setelah Cyrus Network melakukan survei pada 23-28 Agustus dan 12-14 September 2013, dengan melibatkan 1.020 responden dengan margin of error +3,1 persen. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling. Mizan mengatakan, nama Ahok kini sejajar dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Peluang Ahok pun terbuka lebar untuk menjadi tokoh nasional dalam Pilpres 2014 mendatang. "Namun berbeda dengan Dahlan, Basuki belum dua tahun menduduki jabatannya sekarang. Dan sesuai dengan pembagian pekerjaan dengan Gubernur, kiprah Basuki diapresiasi masyarakat meski lebih banyak dihabiskan di Balaikota," jelasnya. "Hasil survei Cyrus Network yang menempatkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai salah satu calon wakil presiden yang memiliki elektabilitas tertinggi adalah hasil penilaian masyarakat yang berhasil ditangkap oleh penelitian. Basuki seharusnya melihat dan menghargai aspirasi publik seperti ini," sambung Mizan. Selain mengukur elektabilitas Ahok, Cyrus juga melihat persepsi publik terhadap kesesuaian calon wakil presiden terhadap calon presiden. Hasilnya masyarakat punya bayangan ideal tentang calon pemimpin mereka dengan memasangkan tokoh-tokoh yang memiliki kecocokan "Yang menarik adalah penilaian publik tentang siapa yang paling pantas mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Nama Ahok muncul secara mencolok dengan angka 31,6 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat masih berharap bahwa pasangan Jokowi-Ahok dapat bersanding dalam satu paket kepemimpinan nasional. Untuk calon pendamping Jokowi yang lain, posisi kedua ditempati oleh Dahlan Iskan yang mendapatkan angka sebesar 17,1 persen, dan Hatta Rajasa sebesar 13 persen," jelas Mizan. Untuk Prabowo Subianto, lanjut Mizan, publik cenderung memasangkannya dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan persentase sebesar 19,8 persen. Basuki berada di posisi kedua dan Hatta Rajasa berada di posisi dengan angka yang relatif sama sebesar 14 persen. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat melihat Prabowo lebih cocok jika dipasangkan dengan Dahlan Iskan," kata Mizan. Jokowi Ingin Hadirkan MotoGP Rustam Agus - Senin, 30 September 2013, 17:37 WIB
Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus menelurkan terobosan termasuk memacu sektor pariwisata Ibu Kota. Jokowi paham betul bahwa untuk menarik kunjungan wisatawan domestik dan mencanegara ke ibu kota, salah satunya menggelar berbagai event internasional.
Selain Jakarta Marathon pada 27 Oktober 2013, dia pun ingin menghadirkan lomba balap motor kelas dunia atau MotoGP.
"Sekali lagi harus kita lagi persiapan teknis dari sirkuit, atau apapun lah," tuturnya. (ra) Editor : Rustam Agus
Senin, 30/09/2013 13:59 WIB
Jakarta - Puluhan warga Waduk Ria Rio mulai menempati Rusun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Mereka yang pindah yakni lansia yang menempati lantai 1 rusun.
Pindahan dimulai sejak pagi, Senin (30/9/2013). Warga pindah dengan menumpang mobil bak terbuka Satpol PP yang disediakan pihak Kecamatan Pulogadung. Warga membawa barang-barang mulai dari baju dan perabotan dapur seperti wajan, gelas dan sendok-garpu. Sesampainya di Rusun Pinus Elok, warga tidak bisa langsung masuk. Warga harus mendaftar ke pengelola di lantai 1. Bermodalkan KK dan KTP, warga langsung mendapat kunci dan fasilitas seperti kulkas, spring bed, televisi, dan lemari dari Pemprov DKI. Setelah itu, warga mulai mengambil barang-barang tersebut di basement lalu digotong ramai-ramai. Kemudian, warga mulai berbenah seperti menyapu dan mengepel lantai. Jaroah (65) mengaku senang tinggal di Rusun Pinus Elok. "Enak tinggal di sini dibanding tempat yang lama. Cuma di sini nggak bisa lihat danau," kata Jaroah. Pindah-pindahan ini juga bisa dilakukan penghuni di lantai 2 dan 3. Namun mereka belum boleh mengambil fasilitas dari Pemprov DKI. Warga hanya menyapu, mengepel dan mencoba keran air. Selain fasilitas-fasilitas seperti perabotan rumah tangga, Pemprov DKI juga menyediakan posko kesehatan dan posko pendidikan untuk mengurus fasilitas pindah sekolah anak-anak warga.
Aksi Blusukan Jokowi `Disanjung` The New York Times Oleh Tanti Yulianingsih
Posted: 26/09/2013 11:58 Liputan6.com, New York : Jokowi kembali membuat media terkemuka The New York Times mengirim jurnalis dan menuliskan kiprahnya. Kali ini, soal kebiasaan blusukan. BERITA TERKAIT Pemprov DKI Tawarkan 3 Jalur Integrasi Metro Mini-Transjakarta Pemprov DKI Tawarkan 3 Jalur Integrasi Metro Mini-Transjakarta [VIDEO] Jokowi Akan Tanam Pohon Berbuah di Trotoar Jalan [VIDEO] Jokowi Akan Tanam Pohon Berbuah di Trotoar Jalan Aktivitas Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo ini disebut tak pernah dilakukan oleh elite politik sebelumnya. Seperti dibeberkan New York Times, Rabu 25 September, Jokowi tak sungkan menyambangi warganya. Tak pernah risih dikerumuni. Ia pun tak merasa jijik berkelana memasuki kawasan kumuh, pasar tradisional, dan lingkungan lain. Begitu pula saat wanita dan pria di jalanan mencoba untuk menyentuhnya. Ia selalu terbuka saat anak-anak muda mencium tangannya sebagai ungkapan rasa rasa hormat. Jokowi menyambangi warganya untuk mengetahui apakah programnya berjalan atau tidak. Dengan rendah hati, kata Jokowi, orang-orang yang ia temui sebenarnya tidak begitu bersemangat melihat kedatangannya. "Mereka hanya terkejut melihat pemimpin Indonesia keluar dari kantornya," ujar Jokowi seperti dikutip New York Times. "Orang-orang mengatakan 'demokrasi jalanan' karena saya mendatangi mereka. Aku menjelaskan program. Mereka juga bisa menyampaikan ide," kata Jokowi. Gubernur berperawakan kurus itu juga rajin turun ke jajaran di bawahnya membenahi para birokrat yang terkenal tidak efisien. Dalam artikel sepanjang 18 paragraf juga disinggung sejumlah prestasi Jokowi. Misalnya, memindahkan PKL dari jalan-jalan sekitar Tanah Abang, pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Lalu, memberi mereka tempat di Blok G. New York Times mencatat, pamor politik Jokowi kian mencorong dalam berbagai survei calon presiden. Jokowi selalu berada di peringkat teratas, dengan Prabowo Subianto berada di urutan kedua tapi dengan selisih hampir 2 kali lipat. Ini bukan kali pertama New York Times menulis soal Jokowi. Saat Jokowi mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, New York Times menurunkan artikel berjudul "Outsider Breathing New Ideas Into Jakarta Election" pada September 2012. Media itu menulis, "Di negara dengan politisi sering kali berasal dari elite yang terkait atau memiliki hubungan dengan mendiang Presiden Soeharto dan militer, Joko, dikenal dengan julukan Jokowi, muncul mewakili generasi baru politisi." (Yus) Jokowi Kerahkan Puluhan Eskavator Keruk Waduk Jumat, 27 September 2013 | 13:20 investor daily JAKARTA- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan persiapan mengantisipasi musim penghujan curah tinggi terjadi pada Desember-Januari 2014, dengan mengerahkan puluhan eskavator untuk mengeruk waduk. "Kita terus bersiap seperti mengerahkan puluhan eskavator untuk mengeruk Waduk Pluit dan Waduk Tomang," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Jumat. Menurut Jokowi curah hujan tinggi di Jakarta diperkirakan terjadi pada bulan Desember dan Januari, tetapi September dan Oktober kawasan DKI Jakarta sudah mulai hujan sedikit demi sedikit. "Setiap hari kita ajak ke Pluit kita udah ke sana dan ada beberapa puluh Eskavator yang udah di sana. Waduk Tomang juga dikeruk eceng gondoknya, pokoknya semuanya tapi kita konsentrasi satu-satu. Karena memang puluhan tahun gak dirawat dan gak dikeruk yah hasilnya seperti itu," kata dia. Selain itu, lanjut Jokowi, Pemprov DKI juga terus melakukan normalisasi di kali-kali yang berada di wilayah Jakarta seperti Angke, Pesanggrahan, Sunter, Ciliwung. "Di kali-kali normalisasi juga berjalan di kali Angke, Pesanggrahan, di Sunter, di Ciliwung dan sudah mulai semuanya tapi memang belum selesai, di waduk Ria-Rio itu juga dikeruk," ujar dia. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan pihaknya siap memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Pemprov DKI. "Kemudian kita akan melakukan kerjasama terutama berkaitan dengan peringatan dini. Misalnya hujan itu khan kita tidak tahu kadang-kadang, oleh karenaya perkembangan awalnya seperti apa itu nanti kita link dengan FID , jadi tinggal kawan-kawan di DKI itu juga sudah melihat trendnya itu seperti apa, kemudian para pimpinan kita bisa mengantisipasi apa yang harus dilakukan," ujar dia. Ia mengatakan Oktober kawasan di DKI Jakarta sudah memasuki musim hujan, sedangkan Desember hingga Januari curah hujan akan tinggi, tetapi itu tergantung dari daerahnya. "Faktor Jakarta dilanda banjir itu banyak sekali misalnya saluran air, kelandaian tanah, sungai-sungai dan sebagainya, jadi tidak hanya curah hujan yang tinggi aja yang menyebabkan Jakarta banjir," ujar dia. (ant/gor) Target pengoperasian Transjakarta malam meleset Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 25 September 2013 | 08:04 WIB kontan JAKARTA. Pengadaan dan pengoperasian bus angkutan malam hari (amari) transjakarta, yang akan beroperasi mulai dari pukul 23.00 WIB, meleset dari target awal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, keterlambatan operasional transjakarta itu karena adanya keterlambatan pembelian bus. Oleh karena itu, pengoperasian transjakarta 24 jam harus menunggu hingga tahun depan. "Harusnya November ini bisa jalan, tapi datangnya hanya 300 unit. Jadi, belum cukup diambil untuk dipakai sebagai angkutan malam hari," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (24/9/2013). Jumlah tersebut, kata dia, tak memenuhi target pembelian unit transjakarta sebanyak 700 unit pada November ini. "Salah satu penyebab karena proses lelang tender yang memakan waktu," ujarnya. Meski target tersebut belum tercapai, Basuki justru berencana untuk kembali menambah 400 unit transjakarta yang akan dimulai pada November 2013 mendatang. Penambahan unit transjakarta itu, lanjutnya, untuk mempersingkat waktu kedatangan antarbus dan mencegah jalur bus terisi kendaraan pribadi. Berbeda dengan mekanisme pengadaan unit transjakarta yang sebelumnya menggunakan proses lelang tender, kali ini, Basuki lebih memilih untuk menambah unit bus melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP). Melalui e-catalog LKPP, pengadaan bus akan lebih cepat dan tanpa melalui proses yang berbelit-belit. Apabila rencana penambahan unit transjakarta itu terpenuhi, menurut dia, Pemprov DKI akan dengan mudah untuk menarik 40 unit transjakarta yang sudah rusak untuk diperbaiki. Setelah diperbaiki, 40 unit bus tersebut akan dijadikan transjakarta yang beroperasi pada malam hari. "Hanya saja, nanti jarak tunggunya berbeda antara pagi hingga siang hari dan malam hari. Kalau siang bisa 3-5 menit, kalau malam tiap 30 menit," jelasnya. Ke depannya, Unit Pengelola (UP) Transjakarta akan mengelola pengoperasian bus amari transjakarta untuk tahap awal. Pemprov DKI juga akan menyerahkan pengelolaannya kepada pengusaha otobus lainnya. Apabila mereka setuju dengan perjanjian business to business (B to B), Pemprov DKI bersedia membayar dengan harga per kilometer sesuai hasil lelang. Meleset dari target awal Awal April lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI akan berupaya mempercepat target perbaikan transjakarta yang lama dan rusak untuk segera dioperasikan pada malam hari, di atas pukul 23.00 WIB-05.00 WIB. "Sekarang masih tunggu perbaikan. Kita target pokoknya Juni harus bisa jalan di hampir semua koridor," kata Basuki saat itu. Beberapa halte pun, kata dia, juga telah dilengkapi dengan informasi waktu kedatangan bus serta lokasi bus sehingga penumpang bisa mengetahui berapa lama mereka harus menunggu. Fasilitas di halte itu di antaranya ialah fasilitas global positioning system (GPS) sehingga para penumpang dapat membaca GPS itu dan dapat memprediksi kapan transjakarta tiba di halte itu. Untuk mendukung realisasi rencana tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga akan menjamin keamanan transjakarta. Satpol PP akan diterjunkan untuk menjaga keamanan transjakarta. Bukan hanya Satpol PP, pria yang akrab disapa Jokowi itu juga akan meminta UP Transjakarta untuk ikut andil mewujudkan keamanan di atas bus dengan menerjunkan petugas keamanannya. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, untuk mendukung penambahan ratusan bus, prosesnya akan dilakukan bertahap dan selesai paling lambat pada awal 2014.
Pada awal 2014, kata dia, jumlah transjakarta akan mencapai 1.353 bus. Jumlah itu berasal dari 669 bus yang telah beroperasi saat ini ditambah 684 bus baru yang didominasi jenis bus gandeng.
Penambahan 684 bus baru tersebut dipecah dua. Sebanyak 450 bus melalui APBD DKI 2013 dan 234 bus lainnya melalui lelang investasi. Sebanyak 450 bus tersebut akan disebar di beberapa koridor, sedangkan yang 234 bus akan kembali dipecah.
Sebanyak 76 bus untuk menambal transjakarta yang mulai rusak di Koridor II dan III, kemudian 158 bus lain untuk koridor baru yang saat ini telah masuk proses lelang investasi.
Semua bus lama, kata Pristono, terlebih yang kondisinya mulai rusak, akan ditarik ke bengkel untuk diperbaiki. Bus-bus ini nantinya akan menjadi amari yang beroperasi malam sampai pagi hari.
Selama ini, operasional transjakarta dimulai sejak pukul 05.30 sampai 23.00 WIB. Untuk mengisi kekosongan, amari akan beroperasi mulai pukul 23.00 sampai 05.00 WIB. Meski begitu, jumlah transjakarta yang menjadi amari masih sangat minim.
Untuk setiap koridornya, Dinas Perhubungan DKI akan menerjunkan masing-masing 10 bus. "Jadi, transjakarta akan beroperasi 24 jam, akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Pristono. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com) RABU, 18 SEPTEMBER 2013 | 07:17 WIB Data Pertumbuhan Mal di Kawasan Jakarta TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mewacanakan moratorium pembangunan mal. Alasannya, jumlah mal saat ini menurut Jokowi sudah terlalu padat. Menurutnya sekitar 173 unit mal ada di Ibu Kota. Jokowi mengaku tidak akan mengeluarkan izin pembangunan mal lagi. "Sekarang fokus pada pembenahan pasar tradisional," kata mantan Wali Kota Solo ini beberapa waktu lalu. Tujuannya, agar pergerakan ekonomi sampai ke masyarakat lapisan bawah. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat pembangunan mal tidak dapat diteruskan karena kondisi infrastruktur tidak memadai. Ahok menilai mal di tengah kota sebagai biang kemacetan. Bahkan dia menyarankan agar pembangunan mal dilakukan di pinggiran seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Karena jumlah mal dikawasan tersebut masih sedikit dan infratstruktur pendukung terbilang memadai. Cushman and Wakefield, konsultas properti, merilis data yang menyatakan bahwa jumlah mal di Jakarta memang sudah terlampau padat. Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield, Arief Rahardjo, ketika dihubungi Tempo, mengatakan mal di tahun 2013 ini sudah berdiri di lahan seluas 3.920.618 meter persegi. Kawasan Jakarta Selatan merupakan penyumbang terbesar yaitu 21,8 persen atau sekitar 854.700 meter persegi. Bahkan menurut data yang dilansir oleh Cushman dan Wakefield tiap tahunnya jumlah mal tumbuh 3,9 persen. Efeknya banyak pengembang yang mulai melirik tanah di sekitar Jakarta seperti Bekasi. Bahkan beberpa pengembang menangkap sinyalemen Ahok dengan membangun mal di kawasan pinggir seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Associate Director Commercial Real Estate (Colliers) Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan pertumbuhan mal di daerah Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi cukup tinggi. Hal ini terutama setelah muncul moratorium di era Mantan Gubernur Fauzi Bowo pada 2011. Setelah adanya moratorium tersebut, pertumbuhan mal selama dua tahun belakangan cenderung stagnan. Baru lah pada tahun 2013 beberapa mal mulai dibangun di Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi. Di Jakarta Timur misalnya ada dua mal yang dibangun yaitu Cipinang Indah Mall dan Pulomas X'Venture dengan luas total 45.000 meter persegi. Kemudian di Jakarta Barat ada St Moritz di kawasan Puri Indah dengan luas 129 ribu meter persegi. Sedangkan di Jakarta Utara ada The Baywalk Green Bay Pluit dengan luas 52.000 meter persegi. Bahkan pembangunan mal di tahun 2014 dan 2015 juga lebih banyak terkonsentrasi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Ferry melanjutkan yang mengejutkan adalah wilayah Bekasi dan Tangerang, sekitar Jakarta. Hingga Juni 2013 sudah ada 2,03 juta mal yang dibangun di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Kawasan Bekasi dan Tangerang penyumbang terbesar masing-masing 35 persen dan 37 persen. Kepungan mal ini lah yang menurut Anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta Komisi B Santoso perlu dipecahkan Jokowi-Basuki. "Bagaimana mereka tetap menjaga iklim investasi di DKI juga menjaga keberlangsungan pedagang kaki lima," katanya. Politisi Partai Demokrat ini berpendapat Jokowi musti hati-hati dalam memutuskan kebijakan moratorium. Menurut dia, mal dan PKL memiliki segemen pasar masing-masing. SYAILENDRA
Jakarta - Pemandangan kumuh dan padat di pemukiman RT 014 RW 01 Tanah Tinggi I, Johar Baru, Jakarta Pusat kini sudah berubah menjadi sederet rumah yang tertata rapi, asri, dan sejuk. Mendapat sebutan kampung deret, warga di pemukiman tersebut kini mulai melakukan gaya hidup yang lebih teratur.
Warga tidak lagi tinggal di gubuk-gubuk yang saling berhadapan hingga menimbulkan kesan semerawut dan sempit. Kini, mereka tinggal di sebuah rumah bercat hijau yang dibangun berderet dengan bentuk serupa. Penataan bangunan yang berjajar seperti itu makin membuat Kampung Deret terlihat lebih teratur.
Di depan beberapa rumah pun sudah disediakan tempat sampah organik dan non-organik sehingga warga tak perlu lagi repot mencari tempat pembuangan sampah. Atau bahkan, warga juga tidak perlu lagi membuang sampah sembarangan di bantaran rel kereta api atau di sekitar pemukiman yang jaraknya dekat dengan Stasiun Senen tersebut.
Keteraturan pemukiman di kampung deret juga makin terlihat dengan tidak ada lagi 'bilik-bilik' kamar kecil yang digunakan untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) warga. Pasalnya, rumah yang dibangun di kampung deret, sekecil apapun ukurannya, pasti dilengkapi kamar mandi. Dengan begitu, septitank pun bisa dibuat lebih rapi dan tertata.
Tak hanya rumah, tempat sampah, dan kamar mandi yang membuat kampung deret lebih teratur. Pembuatan taman di sepanjang sisi kanan jalan juga membuat suasana makin teratur, asri, dan sejuk. Hal ini dirasakan oleh seorang warga bernama Kholilah atau yang biasa disapa Mince.
"Jalanan enak jadi los, lebih rapi, terus juga adem kan banyak pohon, enak gitu mata ngeliatnya," kata Mince yang berusia sekitar 70 tahunan ini kepada detikcom, Jumat (13/9/2013). Dengan adanya kamar mandi di dalam rumah pun diakui Mince sangat bermanfaat baginya.
Sekarang, jika hujan terutama saat malam hari, Mince tak perlu lagi khawatir jika ingin pergi ke kamar mandi. Keuntungan dari kamar mandi di rumah kampung deret ini juga dirasakan warga lain yang bernama Simpen. Sejak tinggal di rumah yang baru, Simpen tak lagi menyuci di luar rumahnya, melainkan di kamar mandi. Ia juga menjemur cuciannya di dalam rumah.
"Emang enak rumah udah begini, lebih rapi juga di depan. Tapi karena enggak bisa lagi njemur di atas, jadi saya jemurnya di dalam rumah. Mau jemur di luar enggak ada jemuran terus agak ribet juga kalau ada hujan," kata janda lima anak ini.
Warga memang tidak dilarang untuk menjemur pakaiannya di halaman. Tapi, karena tak adanya jemuran atau karena sudah terbiasa menjemur pakaiannya di loteng rumah, banyak warga yang memilih menjemur pakaian di dalam rumah. Dengan begini, kondisi jalan di kampung deret pun makin terlihat lengang dan rapi.
Seperti penuturan istri ketua RT 014 RW 01, ibu Yaya bahwa pada dasarnya, konsep kampung deret ini adalah untuk menata pemukiman yang kumuh."Sekarang kan boleh dikatakan enggak kumuh lagi, enggak banyak gubuk-gubuk, yang pohon-pohon di depan itu kan dulunya gubuk hadap-hadapan gitu, jadi jalannya sempit. Kalau sekarang kan satu sisi, di sebelah sini aja, jadi depannya lebih los, lebih rapi," katanya.
Minggu, 15/09/2013 04:00 WIB Ketika Pemukiman Kumuh Disulap Jadi Kampung Deret oleh Jokowi Radian Nyi Sukmasari - detikNews Jakarta - Kesan sempit, panas atau bahkan kumuh kerap kali muncul ketika berbicara mengenai pemukiman padat di DKI Jakarta yang salah satunya terletak di Tanah Tinggi I, Johar Baru, Jakarta Pusat. Tapi itu dulu, sebelum pemukiman padat tersebut 'disulap' oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menjadi Kampung Deret. Gubuk tempat tinggal maupun lapak warung yang terbuat dari triplek kini tak tampak lagi. Bilik-bilik triplek yang menyesaki jalan sehingga cuma bisa dilalui dua motor pun sekarang sudah tidak ada di RT 014 RW 01. Kini yang ada hanyalah rumah-rumah permanen beratapkan asbes yang berderet di sisi kiri jalan dengan cat berwarna hijau muda. Tak ada lagi bilik-bilik triplek beralas kardus yang berdiri di depan rumah itu karena sudah digantikan dengan taman selebar kurang dari satu meter di sepanjang sisi kanan jalan. Taman mini itu ditumbuhi berbagai tanaman seperti pucuk merah, cemara hias dan tanaman merambat seperti sirih. Di bagian tembok pembatas pemukiman dengan rel kereta juga digantung sejenis tanaman paku. Apalag di teras setiap rumah, diberi pula tanaman gantung yaitu sirih gading. Beberapa pot dengan isi tanaman palem pun ikut diletakkan di depan rumah. Dengan banyaknya tanaman itu, kesan asri dan sejuk muncul di sekitar pemukiman kampung deret. Semua tanaman tersebut diberi oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Kampung deret di Tanah Tinggi ini merupakan salah satu contoh dari program bedah kampung yang dilakukan Jokowi. Proses pembangunan rumah-rumah berderet ini memakan waktu kurang lebih tiga bulan, sejak Mei sampai Agustus tahun ini. Selama pembangunan berlangsung, warga ada yang mengungsi sementara ke rumah sanak saudaranya, mengontrak atau hanya pindah lapak ke depan rumah yang tengah dibangun. "Selesainya H-7 lebaran, total ada 38 pintu (rumah) dengan luas bervariasi, dari yang sembilan meter persegi sampai 75 meter persegi. Ada yang satu lantai ada yang dua," kata ketua RT 014, Yaya saat berbincang dengan detikcom, Jumat(13/9/2013)
SELASA, 10 SEPTEMBER 2013 | 16:09 WIB
Sabtu, 07/09/2013 10:50 WIB
"Saya lihat di sini ada Pak Jokowi, DKI Jakarta cukup bagus pelayanannya dan bisa jadi contoh," kata Abraham Samad di sela-sela pidatonya soal korupsi di hadapan ribuan kader PDIP, di Ancol, Jakut, Sabtu (7/9/2013).
Pernyataan itu disambut oleh tepuk tegan ribuan kader PDIP yang hadir. Abraham memuji Jokowi di tengah pemaparannya soal korupsi dan pencegahannya yang dilakukan oleh KPK.
"Korupsi mengalami evolusi luar biasa, mulai dari mengambil barang secara telanjang kemudian dalam perjalanannya dilakukan orang berpendidikan yang disebut kejahatan kerah putih," papar Samad.
"Saya imbau seluruh kader PDIP yang menjadi bupati, gubernur, DPRD Kota dan Propinsi, kalau masih mencintai dan sayangi Bu Mega, kalian tidak boleh korupsi," imbuhnya.
Namun pujian untuk Jokowi rupanya tak hanya soal pelayanan, Samad juga kembali memuji Jokowi karena telah melaporkan gitar pemberian personel Metalica ke KPK.
"Pak Jokowi sudah contohkan dengan melaporkan gitar dari Metalica sudah diserahkan ke KPK, setelah itu KPK akan tentukan apakah barang itu dikembalikan atau menjadi milik negara untuk dilelang," ucap Samad saat pemaparannya tentang gratifikasi. Hal itu kembali disambut ribuan tepuk tangan kader PDIP.
A frontrunner emerges in Indonesia
By Gary LaMoshi
DENPASAR - Next year's Indonesian presidential election could follow the script written by the most famous politician who ever lived in Jakarta. This political superstar defied conventional wisdom that said the frontrunner, a senior female from a president's immediate family, was entitled to a clear path to the presidency. Naysayers also urged him to finish the job he had been elected to do and wait his turn a few years down the road.
But Barack Obama, who spent his grade school years in Indonesia's capital city, ignored party elders and mainstream pundits who urged him to complete his term as a US senator and stand aside for Hillary Clinton, the wife of former US chief executive Bill Clinton. A fresh personality with natural charisma, Obama tapped into a national hunger for change from dysfunctional government that seemed to place the public interest at the bottom of its priority list. Obama used an early groundswell of support to steamroll to his party's nomination over Clinton and garner hugely favorable media coverage, catapulting him to the presidency.
In Indonesia, Joko Widodo is now the one in waiting. Popularly known as Jokowi, Widodo has a higher profile and more experience than Obama had a year ahead of his election, and, unlike Obama, he is leading polls even before declaring his candidacy for the mid-2014 vote. Jokowi made a big splash as the mayor of Surakarta, also known as Solo, his hometown in Central Java.
Elected in 2005 with a background in business rather than politics, Jokowi brought a new approach to the job. Unlike most Indonesian office holders, he did not define public service as an opportunity to enrich himself and his cronies. Instead, Jokowi engaged the public and bureaucracy in unannounced visits, dubbed "inspection tours", of facilities such as traditional markets as part of an emphasis on transparency in government.
With support from local businesses, his administration revitalized Solo's downtown areas that had been devastated by anti-Chinese riots in 1998. He also took the lead in promoting Solo, considered a bastion of Javanese culture and the island's batik capital but also notorious in recent years as a hotbed of Islamic militancy, as a tourist attraction by preserving heritage sites and initiating an annual World Music Festival.
Jokowi easily won re-election as mayor under the banner of the Indonesian Democratic Party-Struggle, known by its Indonesian acronym as PDI-P. Mid-way through his second term, the party tapped Jokowi to run for governor of Jakarta, perhaps Southeast Asia's most dysfunctional capital. The sprawling metropolis has been plagued for decades by gridlock - not coincidentally, it is the largest Asian capital without an urban rail transport system - unregulated growth, floods and rampant poverty.
The election campaign against incumbent Fauzi Bowo was marked by slurs against Jokowi's ethnic Chinese running mate Basuki Tjahaja Purnama. Jokowi's ticket prevailed and he took office last October, bringing the same open style and problem-solving approach to Jakarta. Governing the capital put him more squarely on the national stage and talk of Jokowi running for president emerged within weeks of his election.
Barriers to entry For Jokowi, the woman in his way to the top is Megawati Sukarnoputri, the daughter of Sukarno, Indonesia's first president and independence hero, and president herself for three years beginning in 2001. Megawati is PDI-P's party chair and its revolutionary heroine, having been thrust into the forefront of opposition to the authoritarian Suharto regime by its ham-handed attempt to remove her as the head of an authorized opposition party.
The PDI-P presidential nomination is Megawati's for the taking to make a third run for the presidency, while Jokowi has professed no interest in leaving his Jakarta governor job, but in recent weeks there have been signs of movement on both sides. In the Javanese tradition of shadow puppetry, Megawati hinted through her daughter, Puan Maharani, herself a PDI-P executive, that she could stand aside to promote "regeneration" within the party.
A few days later, Jokowi was spotted having lunch with Megawati and other PDI-P national leaders. Afterward, Jokowi said they talked about "chicken" since it was lunch time (and not yet the fasting month of Ramadan), a remark consistent with his practice of not discussing presidential politics. That artifice cracked in late June when Jokowi, while reiterating that he defers to the party chair regarding PDI-P's presidential nominee, acknowledged he was the frontrunner in numerous recent opinion polls. "It reflects the will of the people," Jokowi told reporters.
Jokowi's popularity is a product of his track record and his refreshingly different approach to governance. It is also testimony to the utter bankruptcy of Indonesia's major political parties and their proposed presidential hopefuls. Even 15 years after Suharto's scorched earth policy towards potential political rivals, no genuinely popular figure has emerged from national politics.
Aside from Jokowi, the major candidates are all warmed-over figures from the Suharto era. The frontrunner in a race without Jokowi remains the ousted president's former son-in-law, Prabowo Subianto, who was implicated in the disappearances of opposition figures during the Suharto regime as well as trying to stage a coup in its waning days in 1998. Suharto's last military chief, Wiranto, made his shaky credentials as a democrat and a reformer by preventing that coup, probably because his clique of generals more senior to Prabowo thought Suharto would hand power to them.
President Susilo Bambang Yudhoyono, 2004's supposed breath of fresh air, was a Suharto-era general and member of the cabinets of Abdurrahman Wahid and Megawati. His Democratic Party, purpose-built for his presidential run, became a magnet for businesspeople aiming to get rich. It won the biggest block in parliament in 2009 but Yudhoyono's penchant for inclusion and equivocation has made party corruption the legacy of his second term after posing as a graft-busting reformer in his first term.
The candidate for Suharto's ruling party, Golkar, is its chairman Aburizal Bakrie, a second-generation tycoon who has been officially running for a year and yet consistently polls single-digit support. He is best known for his energy company's role in a drilling accident that started a mud flow in East Java expected to continue for decades and which has already displaced thousands of people. Then coordinating minister for people's welfare, Bakrie watched, if not helped, as the company did its best to avoid liability for the incident.
Then there is PDI-P leader Megawati. She has been thwarted in the past three presidential contests, including once by congress, which ignored her party's top finish in the legislative voting. Legislators placated her with the vice presidency under Abdurrahman Wahid but later impeached Wahid and gave her the presidency for three years from 2001-2004. As chief executive she beat a retreat from Wahid's reform efforts and corruption flourished. Yudhoyono beat her in the nation's first direct presidential election in 2004 and again in 2009.
Platitudes over policies Candidates and parties in Indonesia spout anodyne platitudes rather than stand for concrete policies. Parties function as either personal vehicles for leaders and acolytes far more concerned with winning office than how they will exercise power beyond trying to make back the money they spent to get there.
In this political climate it is little wonder that people are clamoring for Jokowi. Former finance minister Sri Mulyani Indrawati hoped to ride this wave of dissatisfaction to the presidency. But since resigning her post rather than staying and fighting trumped up charges in connection with the Bank Century bailout, she has been working at the World Bank in Washington DC, which has proven a less than ideal staging ground for her campaign.
Jokowi may not be able to change Indonesia's political culture but he has shown a willingness to stand his ground and challenge the corrupt old guard. If elected, there is no guarantee that he will be able to make the national government work better but at the very least the electorate can be confident he would genuinely try. That alone could begin to lift Indonesia out of its political mire.
If Megawati steps aside for Jokowi as the PDI-P candidate, there is a school of punditry that suggests Obama's story would not be the most applicable foreign leadership example. Instead, they mention Goh Chok Tong, the former premier of Singapore who succeeded Lee Kuan Yew and preceded Lee's son, current prime minister Lee Hsien Loon. Some cynics in Singapore refer to their three prime ministers as "the father, the son and the holy Goh", and Megawati may hope for a similar transition plan for daughter Puan Maharani.
The risk for Megawati is that Jokowi may just prove to be a transformative figure in Indonesian politics and thus a tough act to follow. Of course, many people thought the same thing about Obama.
Longtime editor of award-winning investor rights advocate eRaider.com, Gary LaMoshi has written for Slate and Salon.com, and works an adviser to Writing Camp (www.writingcamp.net). He first visited Indonesia in 1994 and has been watching ever since.
Menurut Jokowi, tudingan bahwa dia bakal melupakan janjinya kepada warga Jakarta jika terpilih sebagai presiden hanya merupakan upaya untuk memojokkan dia. Dia mengklaim, selama dua tahun menjabat Gubernur DKI, sudah banyak yang dilakukannya dengan Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, perombakan pelayanan publik, dan revitalisasi infrastruktur untuk menangani banjir Jakarta.
Jokowi mengatakan banyak program di Jakarta yang justru lebih cepat selesai jika dia terpilih menjadi RI-1. Dia mencontohkan, proyek mass rapid transit yang terkatung-katung gara-gara masalah Stadion Lebak Bulus bakal dituntaskannya saat menjadi presiden. "Hal seperti itu yang kadang orang gak ngerti. Saya tetap akan terus, dijalankan. Jangan dipikirkan berhenti," ujarnya.
Dia juga menyebutkan soal electronic road pricing (ERP) yang tidak bisa digarap pemerintah provinsi sendirian. "Masalah ERP itu provinsi dan pusat sampai sekarang belum (selesai) juga. Banyak problemnya yang tidak bisa ktia sampaikan di sini secara gamblang," ucap Jokowi.
AHMAD FIKRI
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi lokasi Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Jokowi ingin melihat langsung beras yang baru tiba dari Makassar, Sulawesi Selatan, hasil kerjasama dengan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo.
Jokowi tiba di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur sekitar pukul 16.55 WIB, Rabu (28/5/2014). Begitu tiba, Jokowi langsung berjalan ke lokasi kontainer beras. Di sana, Jokowi memanjat kontainer dan membuka sendiri.
"Awas jatuh, Pak," ujar warga.
Jokowi tetap memanjat kontainer. Dengan sedikit paksaan, pintu kontainer akirnya berhasil dibuka olehnya.
"Ini beras yang dari Sulawesi. Baru nyampe. Kemarin kan dikirim 7 kontainer, sekarang baru sampai 4. Kondisinya bagus banget," kata Jokowi yang tampak mengenakan kemeja batik warna cokelat.
Kehadiran Jokowi mengundang perhatian warga sekitar. Warga pun mengelu-elukan Jokowi saat berada di lokasi kontainer. Banyak dari mereka yang berebutan untuk bersalaman dan berfoto.
Kamis, 24/04/2014 14:26 WIB Rayakan Paskah dengan PNS Pemprov DKI, Ahok Meledak-ledak 'Berkhotbah' Ropesta Sitorus - detikNews Jakarta - Wagub DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) merayakan Paskah bersama jajaran PNS di lingkungan Pemprov DKI. Dia menyingung para kepala dinas dan birokrat Pemprov yang menunjukkan gejala tidak peduli pada masalah-masalah masyarakat padahal mereka mengaku beragama. Dalam perayaan Paskah bersama PNS Pemprov DKI di ballroom Gedung UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014), sempat dinyanyikan oleh kelompok paduan suara lagu berjudul 'Ku Berbahagia' yang judul aslinya 'Blessed Assurance' yang dibuat pencipta lagu gospel asal AS yang juga penyandang tunanetara sejak lahir, Fanny Crosby. Saat memberikan sambutan, Ahok menyitir soal Fanny Crosby ini dengan nada suara meledak-ledak. "Saya cerita Fanny Crosby kenapa, karena saya dan Pak Gubernur berharap sekali PNS DKI itu matanya tidak buta. Kita ingin tidak ada yang terlunta-lunta, sakit dan tidak bisa berobat dan atau tidak bisa sekolah. Ini tugas kita untuk merespons itu semua. Saya berharap banyak pada PNS DKI yang ngakunya Kristen. Tapi kalo kelakukannya nggak Kristen copot aja salibnya, bikin malu saya saja," cetus Ahok. Ahok mencontohkan Fanny Crosby yang tunanetra saja bisa berkarya menciptakan lagu 'Ku Berbahagia' mengapa jajaran PNS Pemprov DKI yang kondisinya normal tidak bisa maksimal berkarya. Ahok lalu menasihati kepala dinas PU. "Tadi pagi saya baru BBM Pak Rudy (Kadis PU M Rudy Siahaan). Saya bilang 'Di mana satgasnya Bapak sampai di Jalan Letjen Suprapto itu ada lubang begitu besar Anda tidak tutup? Sampai ada yang meninggal semalam orang jatuh dari motor. Jadi mau mati berapa orang? Di jalan itu sudah tiga kali kecelakaan Anda pun tidak tambal itu jalan'," tutur Ahok. Ahok lantas juga menyinggung kinerja Dinsos dan Dinas Perumahan DKI. Keduanya juga dinilai Ahok kurang tanggap pada masalah warga. "Saya juga sudah bicara sama Dinsos kenapa mesti saya yang laporkan kepada Anda, ada orang gila dan terlantar baru Anda urus. Ke Dinas Perumahan juga saya bilang kenapa mesti saya yang laporkan ada ortu yang pensiun terlunta-lunta padahal punya jasa buat negara ini. Tidak ada rumah terlunta-lunta tidak Anda temukan. Ini semua kan ketidakpedulian," lontar Ahok. Ahok menjelaskan mengapa dirinya berbicara keras seperti ini. Dia menjelaskan, selama menjabat Wagub DKI selama 1,5 tahun dan yakin bahwa lebih dari 60 persen warga Jakarta ingin mewujudkan Jakarta baru. "Tapi saya tidak peduli siapa Anda, karena sekali lagi saya bukan orang Kristen. Saya hanya orang Indonesia yang beriman pada Kristus tapi saya tidak akan memilih bapak ibu hanya karena punya iman yang sama seperti saya kalau memang kerjanya tidak benar. Saya bukan orang beragama. Saya hanya ikut Tuhan Yesus. Agama membuat kita berantem," tegas mantab bupati Belitung Timur itu. Dia juga mengungkapkan sebenarnya tidak setuju memakai jatah APBD untuk acara-acara keagamaan. Baginya, yang penting adalah perilaku umat beragama itu bukan hanya karena KTP atau simbol saja. "Waktu mau ke sini saya bergumul, perlu nggak sih ngabisin APBD untuk acara-acara keagamaan? Saya sampai ngomong, rata-rata pasti bilang masih perlu. Kenapa? Karena kita beragama. Kita masih beragama tapi sering tidak berTuhan. Di satu perkumpulan semua agama menghabiskan APBD miliaran. Tapi kelakuannya sering tidak beragama, ini yang berbahaya," tutur Ahok yang disambut tepuk tangan para hadirin. 2014, stasiun dan terminal di Jakarta terintegrasi Senin, 21 April 2014 | 21:20 WIB JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menjanjikan, seluruh terminal bus yang letaknya berdekatan dengan stasiun kereta akan terintegrasi pada 2014. Hal itu bertujuan untuk memudahkan warga Jakarta pengguna transportasi umum yang selama ini rutin menggunakan kereta rel listrik (KRL) dan bus. "Kita pengen tahun ini. Desainnya juga sudah ada. Kita rencananya mau nyambungnya pakai bantuan swasta lewat kompensasi iklan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (21/4). Kawasan Manggarai sendiri menjadi titik awal pengintegrasian stasiun dan terminal tersebut. Saat ini, jembatan penghubung antara Stasiun Manggarai dan Terminal Manggarai sedang dibangun. "Saya sudah minta Bu Yani (Deputi Gubernur DKI Bidang Pembagunan dan Tata Ruang Sarwo Handayani) urus yang belum terintegrasi. Kita akan sambungin semua," tukas pria yang akrab disapa Ahok itu. Penyatuan stasiun dan terminal sendiri merupakan bagian dari rencana pembenahan transportasi massal di Jakarta. Selain menyatukan kedua tempat tersebut, Pemerintah Provinsi DKI juga telah membentuk PT Transportasi Jakarta yang nantinya akan bekerjasama dengan PT KAI untuk menyatukan penggunaan tiket bus transjakarta dan KRL Commuter Line Jabodetabek. (Alsadad Rudi) Editor: Hendra Gunawan SUMBER: KOMPAS.COM EKONOM UI : JOKOWI TIDAK MAU PRAGMATIS Oleh Cahyo - Rubrik Politik 21 April 2014 09:05:00 WIB WE Online, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai sosok Joko Widodo (Jokowi) merupakan figur yang tepat untuk menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Penilaian Faisal terhadap sosok Jokowi dimulai ketika mereka bertarung di dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta tahun 2012 lalu. Faisal mengakui keinginannya ikut Pilgub 2012 hanya ingin melawan petahana Fauzi Bowo yang dinilai telah merusak kota Jakarta. Meskipun kalah dari Jokowi, ia menganggap mantan Wali Kota Solo itu bukan sebagai musuh. "Sejak itu, saya memahami Jokowi dan saya merasa tidak kalah," kata Faisal dalam kegiatan "Sarasehan Menilai Jokowi: Jokowi di Mata Intelektual" yang dilaksanakan Komunitas Bulaksumur untuk Kemenangan (Blusukan) Jokowi di Jakarta, Minggu (20/4/2014). Faisal menambahkan misi perubahan itulah yang menjadi kata kunci kemenangan Jokowi hingga menjadi Gubernur Jakarta saat ini dan misi perubahan itulah yang ingin diteruskan Jokowi jika terpilih menjadi Presiden RI ke-7 nanti. "Saat ini kondisi partai politik semakin terfragmentasi, tetapi dia (Jokowi) tidak mau pragmatis," tegasnya. Faisal yakin Jokowi akan mampu menciptakan pemerintahan yang disiplin dan efektif dan terutama tidak menjalankan "politik dagang sapi". Ia tentu belajar dari pengalaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang didukung enam partai koalisi dan dominasi kursi DPR 75,2%, namun pemerintahan tersebut tidak berjalan efektif. "Kita harus mendukung energi untuk mendukung norma-norma perubahan dan tidak begini-begini saja. Negeri ini membutuhkan konsensus-konsensus baru," tambahnya. Untuk itu, ia mendorong masyarakat agar tidak hanya mendukung Jokowi saat pertarungan Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, namun masyarakat juga ikut bertanggung jawab terhadap pilihannya. "Kita sebagai pemilih tanggung jawab bukan pada saat nyoblos. Kita harus bertanggung jawab terhadap pilihan kita dan harus mendukung apa yang menjadi pilihan kita. Kalau kita biarkan Jokowi bertempur sendiri, nanti dia akan dikelilingi oleh bandit-bandit lagi sehingga orientasi politik tidak kepada pihak kecil," tambahnya. (Boyke P Siregar) KAMIS, 03 APRIL 2014 | 22:16 WIB Jokowi: Kampung Deret Petogogan Mirip Apartemen TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya meresmikan Kampung Deret Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis sore, 3 April 2014. Lokasi ini menjadi salah satu dari 26 lokasi kampung deret yang dibangun mulai Oktober 2013 lalu. Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan bahwa kampung deret ini merupakan kampung deret terbaik yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI. "Sekarang kan sudah seperti Apartemen Dharmawangsa," kata Jokowi di lokasi kampung deret, Kamis, 3 April 2014. Atas alasan ini pula, kata Jokowi, lokasi kampung deret ini akan menjadi contoh dalam pembangunan kampung deret yang akan dilaksanakan pemerintah DKI tahun ini. Jokowi menyampaikan bahwa tahun 2014 ini akan dibangun sebanyak 74 lokasi kampung deret di seluruh wilayah Jakarta. Berdasarkan pantauan, Kampung Deret Petogogan ini sudah hampir selesai. Rumah-rumah sudah memiliki tampilan depan yang rapi dengan aksen gigi balang khas betawi. Rumah-rumah yang direnovasi ini didominasi warna abu-abu dan oranye. Di depan jalan menuju kawasan ini pun berdiri sebuah gapura yang bertuliskan "selamat datang". Menurut Kepala Dinas Perumahan DKI Yonathan Pasodung, di lokasi ini berhasil dibangun sebanyak 123 rumah yang diremajakan. "Para pemilik rumah pun sekaligus mendapat HGB (hak guna bangunan)," katanya. Dia menyatakan pada tahun ini di kawasan Jakarta Selatan sendiri akan dibangun kampung deret di 15 lokasi. NINIS CHAIRUNNISA RABU, 26 MARET 2014 | 06:21 WIB Proyek MRT, Penggalian Stasiun Bawah Tanah Dimulai TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi lokasi pengerjaan proyek mass rapid transit di Dukuh Atas. Jokowi disambut Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Dono Bustami. Mengenakan rompi dan helm pengaman, ia melihat lokasi proyek yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah. Dono kemudian menunjukkan gambar rancangan stasiun kepada Jokowi. "Kalau sudah jadi nanti bentuknya seperti ini. Ada ruang terbuka hijau," kata Jokowi sambil menunjukkan gambar itu kepada wartawan, Selasa, 25 Maret 2014. Dono menyebut stasiun itu akan kelar pada 2017. Dia mengklaim pembangunan MRT sudah mengalami kemajuan. "Progres kami lakukan serentak di beberapa titik. Dari Lebak Bulus sampai HI. Sekarang kami segera gali stasiunnya," katanya. Menurut Dono, setelah groundbreaking beres, proyek dilanjutkan dengan pengeboran di 56 titik untuk dinding penahan (retaining wall) dengan kedalaman 15 meter. "Berarti ada gardu PLN yang harus dibongkar." Adapun konstruksi skala besar dijadwalkan April tahun depan. Jokowi optimistis proyek tak akan tersendat lagi. "Rampunglah, rampung. Kerja mosok pesimis," katanya. ATMI PERTIWI Romo Magnis: Jangan Pilih Capres yang 'Tangannya Berlumur Darah' Rabu, 5 Maret 2014 03:18 WIB Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar etika politik dan tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, mengimbau masyarakat agar tidak sekadar memilih "orang kuat" dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014. Pasalnya, menurut Romo Magnis, seluruh persoalan Indonesia cukup pelik dan tak bakal terselesaikan oleh tokoh yang hanya dikenal sebagai "orang kuat". Ia mengatakan, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang berani untuk bekerja keras membenahi segala kebobrokan. Hal tersebut, ia utarakan dalam diskusi "Mengarahkan Haluan Politik Indonesia Pasca-Reformasi" di kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2014). "Jangan (asal) memilih 'orang dengan tangan kuat'. Saya mengharapkan orang yang membersihkan kandang yang sudah kotor, kita (dulu) punya Suharto," ujarnya. Pemimpin baru itu, menurut Romo Magnis harus seseorang Pancasilais, yang bisa berdiri di atas kepentingan semua golongan. "Tangannya tidak boleh ada darah, itu syarat minimum orang yang akan saya pilih," tambahnya. Romo dalam kesempatan itu juga mengatakan, Indonesia sekarang mengalami permasalahan kepemimpinan. Belum lagi ditambah merajalelanya praktik korupsi, yang menggerogoti moral bangsa, dan meningkatkan ketidakpercayaan terhadap institusi negara. Romo Magnis, juga menyebutkan partai politik di Indonesia saat ini tidak bisa dipercaya. Begitu pula calon anggota legislatif, yang sebagian besar pernah menjabat di DPR periode ini. Minggu, 02/02/2014 15:19 WIB Tinjau Kampung Deret di Jakarta Utara, Jokowi Bagi-bagi Sembako Ayunda Safitri - detikNews Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau 40 rumah yang sedang diperbaiki untuk dibangun Kampung Deret di Jalan Rekreasi Cilincing, Jakarta Utara. Tidak lupa, Jokowi juga membagi-bagikan sembako untuk warga yang minoritas bekerja sebagai nelayan itu. Jokowi datang pukul 14.20 WIB dan langsung disambut ratusan warga kampung nelayan. Jokowi hadir menggunakan kemeja kotak-kotak warna coklat hitam. "Mau lihat 40 rumah yang diperbaiki untuk dijadikan kampung deret dan rencananya nanti akan ditambah lagi 200 rumah untuk tahun ini," ujar Jokowi kepada wartawan di lokasi, Minggu (2/2/2014). Setelah meninjau rumah, Jokowi lalu membagi-bagikan sembako yang disediakan di dalam dua truk yang dibawa oleh Satpol PP DKI Jakarta. Di dalam truk berwarna biru tersebut berisi 40 ton beras, mie instan, selimut dan tempat pensil untuk anak-anak. "Ini saya bagi-bagikan karena banyak nelayan disini tidak melaut karena ada angin barat," ujar mantan wali kota Solo itu. Kericuhan sempat terjadi saat Jokowi membagi-bagikan sembako ke ratusan warga kampung nelayan. Bahkan ada seorang nenek yang hampir pingsan karena berebutan sembako. "Cape harus desek-desekan, tapi gak papa yang penting dikasih beras. Makasih pak Jokowi," imbuh salah satu warga selesai berdesak-desakan. Sabtu, 25/01/2014 10:45 WIB Pertemuan dengan Rano Diundur, Jokowi Mampir Rumah Makan Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Hari ini Jokowi akan bertemu dengan Rano Karno cs untuk membahas proyek sodetan Kali Ciliwung Cisadane di Tangerang. Info yang diterima wartawan, pertemuan ini akan dilaksanakan di pintu air 10 Cisadane, Tangerang pukul 10.00 WIB. Namun, tiba-tiba rombongan berhenti di rumah makan Pondok Selera 1 di Jalan Damyati, Tangerang.
Ternyata Jokowi hanya singgah di rumah makan tersebut. Hal ini karena wakil Gubernur Banten, Rano Karno mengundur pertemuan secara mendadak.
"Karena Pak Rano mengundur pertemuannya sejam, jadi kita minum dulu di sini," kata Jokowi di rumah makan, Tangerang, sabtu (25/1/2014).
Jokowi memastikan Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar serta Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah akan hadir dalam pertemuan tersebut. "Hadir semuanya Pak Wali, Pak Bupati dan Pak Rano datang," kata Jokowi. Mantan walikota Solo ini tiba di kota Tangerang pukul 09.45 WIB. Dari jajaran pegawai pemprov DKI, ia membawa PLT Ketua Bappeda Sarwo Handayani. Jokowi akan bertemu dengan Rano dkk untuk membahas proyek sodetan kali Ciliwung Cisadane yang sudah tertunda cukup lama. Meski sudah disetujui dalam pertemuan di Katulampa Bogor, namun proyek ini masih mendapatkan pertentangan dari pemerintah Tangerang.
Jumat, 17/01/2014 14:06 WIB
Jakarta Langganan Banjir, Ahok Keluhkan Otonomi Daerah Tak Sinergi
Jakarta - Banjir yang kerap menggenangi Jakarta tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemprov DKI saja, tapi juga daerah sekitar yang dikoordinasikan pemerintah pusat. Ahok berpendapat seharusnya Pemprov Jabodetabek bersinergi mengantisipasi ancaman banjir besar.
Jokowi sempat menyinggung kembali ide proyek sodetan Ciliwung-Cisadane untuk mengurangi debit air banjir. Namun ide ini masih terkendala dengan otonomi daerah yang memberikan hak prerogatif kepala daerah untuk memutuskan.
"Otonomi itu kadang asal ngomong, tidak. Kamu kuatir apa sih? Kamu yang pegang kunci. Kalau kamu kira-kira banyak, kamu stop. Masa kita mau tenggelamkan kalian," kata Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (17/1/2014).
Proyek sodetan Ciliwung Cisadane ini dinilai Pemprov DKI penting untuk melengkapi proyek sodetan Ciliwung-KBT senilai Rp 645 miliar yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum.
Sayangnya ide ini ditolak Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen. Zaki menolak ide ini karena akan berdampak pada bertambahnya debit air sungai Cisadane dan bisa merendam 2 kecamatan di wilayah Tangerang termasuk kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Menurut Ahok, ancaman terbesar Jakarta terjadi bila Sungai Ciliwung meluap. Ia mengeluhkan pola otonomi daerah beberapa propinsi satelit Jakarta yang tak terintegrasi dalam penanganan banjir.
"Saya bilang, kasih anda yang pegang kunci deh. Toh anda kekurangan air kan kadang kan, untuk beli Palyja juga nggak bisa beli kan. Ini soal otonomi daerah ya begitu. Belagu banget gitu loh, itu pusat itu. Itu yang kurang ajar begitu. Lu tolak ada, itungannya bos. Gak tolak-tolak gitu aja. Selalu itu otonomi daerah," ungkapnya.
Untuk mengatasi banjir Jakarta memang membutuhkan kerjasama seluruh pihak termasuk pimpinan daerah sekitar DKI. Hal ini karena letak Jakarta yang lebih rendah dari provinsi-provinsi tersebut.
Dalam sejarah Jakarta, Jakarta memang sudah tak bisa dilepaskan dari bencana banjir. Wilayah Jakarta dilalui 13 sungai besar dan 884 sungai kecil.
Langkah penanganan banjir sudah dilakukan oleh Pemprov DKI dengan melakukan normalisasi waduk dan sungai dengan bekerjasama dengan Kementerian PU.
Ratusan Saluran Penghubung Bersih dari Sampah
INILAH.COM, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta melakukan pembersihan sampah di saluran penghubung sebagai langkah penanganan pencegahan banjir di Jakarta. Pasalnya, pengerukan di kali dan sungai yang besar tidak serta merta membuat air cepat tertampung.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta masyarakat tidak lagi membuang ke saluran air yang sudah dibersihkan. “Ini sudah dibersihkan, tapi yang terpenting 90 persen kebersihan saluran ada di tangan masyarakat, jangan buang sampah sembarangan lagi, kita akan tindak,” tegas Jokowi di Balai Kota, Kamis (7/11/2013).
Ia memaparkan, di setiap wilayah, sudah puluhan saluran penghubung yang dibersihkan. Kegiatan ini akan terus dilakukan hingga akhir tahun. “Saya tegaskan lagi, kita hanya memotivasi agar kebersihan dilakukan oleh masyarakat, kalau dibersihkan terus, tapi dibuang terus ke kali, tidak akan selesai," kata Jokowi.
Perda Nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah mengatur setiap orang yang sengaja membuang sampah, menumpuk sampah, atau bangkai binatang ke sungai, waduk, situ, saluran air limbah, di jalan, taman atau tempat umum maka dkenakan uang paksa Rp500.000.
Jokowi mengatakan, dirinya telah memerintahkan kepada semua lurah agar warga diimbau menjaga saluran yang telah dibersihkan. Karena jika tidak ada peran masyarakat maka pengerukan yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta akan sia sia. "Kita hanya mengawali, tapi kalau tidak diteruskan oleh masyarakat, percuma saja, ini sudah saya titipkan juga kepada lurah dan camat,” tuturnya.
Pengerukan sampah di saluran penghubung dilakukan oleh Dinas Kebersihan di lima wilayah. Saluran yang dikeruk diantaranya yakni, di saluran Mangga Dua Abdad Sawahbesar, saluran Panca Warna Sawahbesar, Jalan Semangat Sawahbesar, Kepu Selatan Kemayoran, Tondano Kampungbali, Jalan Angkasa, dan Kampungirian di Jakarta Pusat.
Kemudian Jalan Utan Kayu, Kali Cipinang, PHB Pasar Burung Matraman, PHB Kali Baru, Kali Caglak Bulaksere, Jalan Kayu Putih, dan PHB Kali Baru Pasar Rebo. Kemudian di Jakarta Utara dilakukan di Jalan Pademangan V, Jalan Cilincing Raya, Jalan Permata, Kebon Bawang, dan Gading Marina.
Juga kawasan Jalan Jingga Raya. Kemudian di Jakarta Barat yakni di Taman Ratu Kebonjeruk, Saluran Cosmos Kebonjeruk, Walikota Kembangan, Susilo Grogol Petamburan, Saluran Sumurbor, Kiyai Tapa, Kampung Sawah Palmerah, dan Duri Bangkit. Lalu di Jakarta Selatan dilakukan di Kali Cideng Setiabudi, Jalan TB Simatupang, Jalan Duren Tiga raya, Jalan Minangkabau, Jalan Kalibata Timur, dan Jalan Kemang Utara.
"Sudah banyak yang dikerjakan, kira-kira di setiap wilayah ada 10 saluran yang dikerjakan, ini juga dikerjakan terus, jangan sampai ketika hujan deras, saluran penuh sampah," kata Jokowi. Sebagian besar pengerukan dilakukan dengan alat berat. Namun beberapa saluran dikeruk secara manual karena berada di daerah padat penduduk.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengatakan, luapan air dari saluran kecil dan saluran penghubung terjadi karena air mengantri masuk ke saluran yang tersumbat. ”Kalaupun sungai atau kali besarnya sudah bersih, tapi saluran penghubungnya tersumbat, banjir tetap terjadi,” jelasnya. Ia mengatakan, Perda Pengelolaan Sampah bukan hanya mengatur sanksi dan penghargaan semata, namun lebih dari itu, ada misi perubahan sosial atau social engineering di dalamnya.
Social engineering ini, kata Unu, bukan hanya retorika, tapi wujud nyata dalam kehidupan, namun tetap membutuhkan waktu. Ia mencontohkan, seringkali masyarakat menyebut sampah Kali, padahal Kali tidak pernah memproduksi sampah.
“Paradigma seperti ini yang harus diubah. Bahwa sampah yang ada di kali adalah sampah rumah tangga. Pemprov DKI tidak ingin lagi, Perda Pengelolaan Sampah hanya menjadi sekadar macan kertas tanpa penegakkan hukum yang tegas,” jelasnya.
Untuk itu, sanksi akan diberlakukan bagi masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya. Sanksi akan diterapkan bagi masyarakat, dan akan diujicoba pada titik tertentu. Pemprov DKI menggandeng kepolisian dan Satpol PP DKI untuk memberikan sanksi kepada masyarakat. [*]
Jakarta - Lalu lintas DKI Jakarta lumpuh total setelah diguyur hujan dahsyat, kemarin sore hingga malam. Beberapa warga mengeluarkan unek-unek seputaran macet horor kemarin, apa kata para warga DKI?
"Macet Jakarta memang sudah sangat keterlaluan yang membuat kualitas hidup menurun. Sayangnya upaya yang dilakukan belum signifikan.Harusnya fly over di Jl. Casablanca segera diaktifkan. Sayang sekali karena warga sudah dikorbankan selama 2 tahun lebih karena pembangunan tersebut namun distop oleh Pemda. Menurut saya segera fungsikan fly over tersebut," ujar salah seorang warga, Egi kepada detikcom, Sabtu
(9/11/2013). Egi menyoroti titik-titik kemacetan biasanya adalah pada penyempitan jalan seperti di pintu masuk tol maupun pintu keluar tol. Ia pun mengeluhkan upaya sterilisasi jalur TransJakarta yang justru menambah kemacetan. "Mengamati kebijakan sterilisasi jalur busway sangat tidak tepat jika diberlakukan pada jam sibuk. Seharusnya petugas bisa mengatur jam jam tertentu," imbuhnya. Selain itu ada pula Sarwo yang menyatakan bahwa jalur TransJakarta di jalan yang sempit semakin menambah kemacetan. Menurutnya jalur TransJakarta tidak tepat jika dibuat di jalan yang hanya memiliki 4 lajur.
Sementara itu seorang warga bernama Donnie menyarankan agar pengguna jalan dapat lebih teratur. Menurutnya perlu adanya sosialisasi agar pengendara mobil dan motor dapat berbagi jalan dengan teratur. "Kebiasaan masyarakat kita selalu tidak sabar dan ingin didahulukan semua, jadinya jalanan penuh sesak dalam waktu yang bersamaan," ujar Donnie. Saran membangun lainnya juga disampaikan oleh Samuel. Ia memandang bahwa ketidaktertiban masyarakatlah yang justru menimbulkan kemacetan. "Sebenarnya macet di Jakarta bisa diatasi dengan mudah. Intinya tertib dimulai dari diri sendiri, kemudian penerapan aturan lalu lintas dijalankan dengan tegas! Jika ingin lancar, coba biasakan dahulukan kepentingan bersama," tuturnya.
Selasa, 29/10/2013 13:10 WIB Mahfud MD: Tak Ada yang Bisa Bantah Bagusnya Setahun Kinerja Jokowi Danu Damarjati - detikNews Jakarta - Mahfud MD ikut mengomentari tahun pertama kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mantan Ketua MK yang berniat nyapres ini menilai sepak terjang duet Jokowi-Ahok adalah teladan kepemimpinan antikorupsi. "Bagus, saya kira secara objektif Pak Jokowi menunjukkan sebagai seorang pekerja keras dan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia tanpa catatan korupsi," kata Mahfud MD di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (29/10/2013). Mahfud menyatakan, Jokowi tidak ragu untuk menindak bawahannya yang ketahuan korupsi, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Ini karena Jokowi bersih dan tidak tersandera kasus korupsi yang bisa memberatkan ketegasannya. "Kalau Jokowi saya kira itu satu contoh yang objektif bekerja apa adanya, sederhana, dan kesungguhan. Tidak ada yang bisa membantah itu. Soal perombakan birokrasi menjadi lebih baik, Mahfud mengapresiasi langkah lelang jabatan yang diterapkan Jokowi. Menurutnya, langkah itu bisa mengefektifkan kualitas para birokrat. "Saya kira banyak yang sudah dilakukan," pungkas capres PKB ini. JUM'AT, 18 OKTOBER 2013 | 15:39 WIB Sidak Kantor Wali Kota Jaktim, Jokowi Naik Pitam Di ruangan kantor itu, Jokowi lagi-lagi kecewa mendapati kantor yang masih sepi. Bahkan, Kasudin Koperasi UMKM dan Perdagangan serta stafnya tak ada di tempat. Dia tak banyak bicara dan lebih banyak mendengarkan penjelasan Husnul Chotimah. Raut wajah Kepala PTSP Husnul Chotimah yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu kepala kantor dengan pelayanan terbaik itu semakin panik karena komputer yang menyimpan data tak bisa dibuka. Komputer itu dikunci menggunakan password. Dia lalu menelepon supaya si empunya komputer segera datang. Staf-staf lain juga menelepon. Jokowi tak banyak berkomentar, hanya melihat kondisi sekitar. Tak lama Jokowi kemudian memanggil ajudannya. "Catat nama orang-orang yang tadi," katanya setengah berbisik. Tanpa banyak kata, Jokowi kemudian meninggalkan ruangan itu. Dia bahkan membanting bundel hitam berisi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) itu ke meja yang terletak di depan pintu. Sesampainya di luar, dia langsung masuk ke mobil tanpa bicara lagi. Dia juga membanting pintu mobilnya cukup keras. "Ya ampun, sampai buka kaca saja enggak," bisik seorang pegawai kantor Wali Kota, kaget. Pada saat pembukaan percontohan PTSP Jakarta Timur pada pertengahan tahun lalu, Jokowi sendiri yang meminta agar pengurusan SIUP bisa rampung dalam tiga hari. Nyatanya, seorang warga yang akan mengurus izin bernama Rofi Nata mengatakan dirinya diberi tahu izinnya baru akan keluar dalam dua pekan. ANGGRITA DESYANI
Program atasi kemacetan Jokowi-Ahok dipertanyakan?
Oleh Hendra Gunawan - Senin, 14 Oktober 2013 | 16:44 WIB
JAKARTA. Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, satu tahun kepemimpinan Jokowi-Basuki belum membawa perubahan signifikan bagi kemacetan. Bahkan, ia menilai seluruh programnya dalam mengentaskan kemacetan di DKI Jakarta jalan di tempat.
Wajah transportasi Jakarta tak ubahnya ketika kepemimpinan sebelumnya meraja di Jakarta ini. Tetap bobrok, berpolusi, ugal-ugalan, dan lainnya. "Satu tahun, Jokowi hanya bisa menuntaskan di Tanah Abang dan Pasar Minggu saja. Harusnya bisa lebih dari itu," ujar Darmaningtyas, Senin (14/10).
Soal pengadaan ribuan bus transjakarta dan bus sedang, Darmaningtyas mengaku heran dengan langkah Jokowi memilih menunggu prosedur birokrasi yang ada. Seharusnya Jokowi tinggal merevisi Pergub tentang Transjakarta Nomor 173.
Dengan demikian, Pemprov DKI dapat menghemat waktu dalam mengadakan bus transjakarta tanpa melalui tender. Toh, manuver ini sesuai dengan karakter Jokowi yang tidak mau dipusingkan oleh prosedur.
Sedangkan soal penerapan ERP, ganjil-genap, serta peningkatan pajak kendaraan bermotor di Jakarta, Darmaningtyas juga heran apa kendala program itu sehingga lamban terlaksana. Dia pun berharap Jokowi-Basuki kerja cepat membenahi keruwetan lalu lintas Jakarta dengan langkah-langkah komprehensif tersebut.
Upaya Jokowi mengurai kemacetan
Saat kampanye, Jokowi-Basuki berjanji menambah kuantitas sekaligus kualitas transportasi Ibu Kota agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan kota. Setahun menjabat, upaya yang dilakukan belum ada yang nyata, masih sebatas program perencanaan, atau dalam proses.
Setidaknya ada empat program utama dan tiga program turunan demi menuntaskan kemacetan. Pertama, pengadaan 3.000 bus sedang. Kedua, pengadaan 1.000 bus transjakarta. Ketiga, pembangunan mass rapid transit (MRT). Keempat, pembangunan monorel. Adapun program turunannya yakni penerapan ganjil-genap, electronic road pricing, dan meningkatkan pajak kendaraan.
Mengapa pengadaan 3.000 bus sedang serta 1.000 bus transjakarta belum juga dilaksanakan? Selama ini, proses itu terlalu lama terhambat di DPRD DKI Jakarta. Namun, Jokowi memastikan, sejumlah bus tersebut akan datang secara bertahap pada Desember 2013 hingga 2014 mendatang.
Adapun MRT, groundbreaking telah dilaksanakanpada 10 Oktober 2013 lalu. Sayangnya, warga DKI baru akan bisa menikmatinya pada tahun 2018. Selama itu, pengendara yang melintas mulai dari Sudirman-Thamrin-Sisimangaraja-Fatmawati-Lebak Bulus mau tidak mau harap bersabar akibat kemacetan yng diakibatkan oleh pembangunan transportasi pengangkut 1.200 penumpang dalam satu kali perjalanan tersebut.
Sementara monorel baru akan diresmikan pembangunan pertamanya pada 16 Oktober 2013 yang akan datang. Hanya saja, pembangunan monorel memakan waktu lebih cepat dari MRT, yakni tiga tahun saja, itu pun jika prosesnya lancar.
Setelah pengadaan bus dan di sela-sela pembangunan MRT dan monorel, Jokowi mewacanakan penerapan tiga program turunan, yakni ERP atau jalan berbayar, ganjil-genap, dan meningkatkan pajak bagi kendaraan bermotor. Jokowi-Basuki belum memastikan apakah akan menerapkan tiga program ini secara bersama-sama atau berurutan. (Fabian Januarius Kuwado/Kompas.com)
Senin, 14/10/2013 23:13 WIB Wamenag Dukung Jokowi Gelar Jakarta Night Religious Festival Tiap Tahun Mulya Nurbilkis - detikNews Jakarta - Inisiatif Gubernur DKI Joko Widodo menggelar Jakarta Night Religious Festival setiap tahun didukung Wamenag Nasaruddin Umar. Menurutnya, rencana Jokowi tersebut sangat positif membentuk citra Jakarta sebagai kota religius. "Sebagai Wamen ya segala sesuatu yang positif ya harus kita dukung. Dan ini adalah sesuatu yang positif," ujar Nasaruddin kepada wartawan di silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013). Nasaruddin mendampingi Jokowi sebagai rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta, perguruan tinggi Islam yang berada di bawah pengawasan Pemprov DKI Jakarta. "Jadi sebagai perguruan tinggi satu-satunya yang menghasilkan penghafal Alquran. Kami tentu harus berbahagia juga dengan adanya syiar-syiar seperti ini. Sebab, kami dipercaya sebagai rektor ikut mentakbirkan malam Idul Adha ini. Jadi alumni-alumni ini, dan ikut meramaikan semua bersama perguruan tinggi lainnya," ujar Nasaruddin. Nasaruddin memaklumi penyelenggaraan perdana Jakarta Night Religious Festival 2013 masih banyak kekurangan. Karena itu Nasaruddin tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama kembali dengan Pemprov DKI menggelar event yang sama tahun depan. "Kita akan pelajari, kalau memang ini ada kekurangannya, maka (tahun depan) kita akan sempurnakan," tuturnya. (rni/rmd)
Jumat, 11/10/2013 11:12 WIB
Setahun Jokowi-Ahok
Warga Kampung Blusukan Pertama Jokowi Akui Ada Perubahan
Jakarta - Sejumlah pedagang kaki lima tampak berjajar di pinggir kali Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara, Kamis (11/10) sekitar pukul 15:00 WIB. Kawasan ini memiliki sejarah tersendiri bagi kepemimpinan Gubernur Joko Widodo. Sebab, menjadi lokasi blusukan pertamanya setelah resmi dilantik Oktober tahun lalu.Hari ini, hampir genap setahun pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) memimpin Jakarta. Bagaimana pasangan yang dilantik pada Senin (15/10/2012) itu merealisasikan janji-janjinya yang ditebar ketika kampanye?
Ketika blusukan pertamanya di Kelurahan Pademangan Timur ini, saat itu Jokowi menyatakan akan memulai perubahan dari perkampungan dengan menggalakkan kebersihan lingkungan terutama kali.
Namun, memasuki genap satu tahun kondisi kali Pademangan masih tampak kotor. Di RT 15/ RW 10 tampak lumut menggenang dan tumbukan sampah yang tertahan di bawah jembatan. Di RT 11/ RW 10 lumut juga terlihat menggenang dengan kondisi air yang berwarna hijau kehitaman.
Tumpukan sampah juga terlihat di RT 12/10, 13/10 dan 14/10. Di lokasi ini tumpukan sampah nyaris membuat aliran air terhenti. Namun, kondisi sampah jauh lebih parah di aliran kali yang terdapat di Pademangan IV, dari gang 1 hingga gang 27 dipenuhi tumpukan sampah.
Bu Amut, 58 tahun, warga RT 11/10 mengatakan petugas Satpol PP dan petugas kebersihan baru saja menggelar kerja bakti dan turun tangan untuk membersihkan kali sebab Jokowi dijadwalkan akan datang blusukan
"Bersihinnya angot-angotan. Kalau ada pejabat yang mau datang aja. Biasanya cuma petugas kebersihan, tadi pagi Satpol PP juga ikut bersihin, soalnya katanya Jokowi mau datang," kata Amut yang ditemui detikcom, Kamis (10/10).
Meski begitu, ia tetap mengakui kondisi kali lebih baik bila dibandingkan sebelum Jokowi melakukan blusukan pertamanya sejak dilantik menjadi Gubernur. Sebab, saat ini setiap tiga hari petugas kebersihan mengangkat sampah yang ada dikali.
"Ya lebih bersih (dibanding sebelum Jokowi ke sini), karena kan baru dia Gubernur yang mau masuk kampung. Banjir juga cuma sekali waktu tanggul kali Sunter jebol," ujarnya.
Tuti, 32 tahun, warga lainnya menuturkan selama setahun ke belakang belum pernah terjadi petugas Satpol PP dan petugas kebersihan dengan jumlah yang banyak membersihkan kali Pademangan Timur.
Kadam, 46 tahun, warga RT 009/10 mengungkapkan saat ini sudah ada peraturan dari pihak RT untuk meningkatkan kebersihan di Pademangan Timur. Diakuinya, ini sesuatu yang belum ada sebelumnya.
"Jadi, beberapa warga ngumpulin ke karung, nanti 2 atau 3 hari petugas sampah datang dan langsung ngangkut ke penampungan," kata dia.
Baginya, meskipun saat ini masih terlihat kotor dengan tumpukan sampah tapi sudah jauh lebih baik dibanding yang dulu-dulu. "Masih ada sih yang kotor, buang sampah, namanya juga orang banyak. Tapi kalau dibanding sebelum Jokowi sekarang jauh lebih mending," ujar Kadam.
Matsani, staf operasional bidang kebersihan Kecamatan Pademangan mengakui kali yang kotor lebih karena kesadaran warga yang masih minim. "Jadi tergantung kesadaran warganya sih," kata dia saat ditemui detikcom di pinggir kali Pademangan Timur.
Jokowi: Akhirnya Setelah 24 Tahun Mimpi Warga Jakarta Punya MRT Terwujud Rista Rama Dhany - detikfinance Kamis, 10/10/2013 10:20 WIB
Jakarta - Akhirnya proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta mulai dibangun hari ini dengan ditandai kegiatan groundbreaking di kawasan Dukuh Atas, Jl Sudirman. Proyek ini sempat menjadi perdebatan, wacana dan hingga polemik selama 24 tahun.
"Akhirnya setelah 24 tahun mimpi warga Jakarta ingin punya MRT terwujud, bahkan selama 24 tahun itu ada yang mimpinya sudah hilang," kata Gubernur DKI Jakarta Jokowi saat acara groundbreaking, Kamis (10/10/2013)
Sementara itu, Direktur Utama MRT Jakarta Dono Boestami memastikan mulai hari ini hingga akhir 2017, proyek MRT akan terus dikerjakan. Bahkan menurutnya masyarakat bisa mengetahui dan memantau proyek MRT, akan dipasangi CCTV yang bisa diakses di website MRT secara langsung, CCTV itu akan dipasang disemua proyek pengerjaan MRT.
"Hari ini dimulai pengerjaanya ditargetkan selesai akhir 2017 untuk fase I Lebak Bulus-Bundaran HI, pada Kuartal I 2018 MRT ini beroperasi secara komersial," ujarnya.
Kegiatan groundbreaking ini merupakan bagian dari pengerjaan paket MRT bawah tanah yang merupakan bagian dari tahap I proyek MRT dari Lebak Bulus-Bundaran Hi.
"Ada 13 stasiun MRT layang, 6 dari Fatmawati hingga Sisingamangaraja, dari Sisingamangaraja ada depo kami di Lebak Bulus, dan ada 6 stasiun layang dari bundaran Senayan hingga Bundaran HI," katanya.
(rrd/hen)
Selasa, 08/10/2013 12:06 WIB
Jebret! Jakarta dan Solo Kandidat New7Wonders Cities, Bersaing dengan Paris
Dalam siaran pers new7wonders yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013), pendiri lembaga itu Bernard Weber menuturkan, keajaiban sebuah kota dilihat dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
"Harapan saya, kampanye antar kota ini akan berpusat pada bagaimana kota menghadapi tantangan ke depannya. Sebagian besar penduduk dunia tinggal di perkotaan," terang Weber.
Weber juga menyampaikan data 77 kota-kota yang masuk nominasi antara lain New York AS, Paris Perancis, Barcelona Spanyol, London Inggris, Roma Italia, Singapura, Seoul Korea, Sydney Australia, Kuala Lumpur Malaysia, dan Bangkok Thailand.
Untuk menentukan pemenang, masyarakat bisa berpartisipasi dalam voting melalui situs penyelenggara. Pada 21 Oktober akan diumumkan 28 kota yang tersisa. Hingga akan diumumkan 7 kota pemenangnya pada 7 Juli 2014.
Pada 2011 lalu, organisasi New7Wonders ini sempat dipersoalkan Dubes Indonesia di Swiss Djoko Susilo. Dia meragukan kredibilitas organisasi itu. Dia juga meragukan kompetisi baru yang dibuat New7Wonders, yakni 7 Keajaiban Dunia kategori kota.
"Motivasinya jelas uang. Jadi, mereka tidak mau promosi karena akan keluar duit, jadinya hanya di website," tutur Djoko kala itu.
Anda tertarik memberi suara?
Selasa, 08/10/2013 07:10 WIB Figur Ahok yang 'Garang' Disukai Masyarakat Ray Jordan - detikNews Jakarta - Lembaga survei Cyrus Network menempatkan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden terkuat pada Pilpres 2014. Gaya Ahok yang 'garang' dan 'nyeleneh' menjadi faktor penting pendorong tingkat eletabilitasnya. "Figur Basuki yang 'garang', tegas, dan sedikit 'nyeleneh' merupakan warna tersendiri dalam ranah politik Indonesia kini. Gaya khas Basuki ternyata cukup diterima di masyarakat," kata peneliti senior Cyrus Hafizhul Mizan dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013). Hal tersebut didapat setelah Cyrus Network melakukan survei pada 23-28 Agustus dan 12-14 September 2013, dengan melibatkan 1.020 responden dengan margin of error +3,1 persen. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling. Mizan mengatakan, nama Ahok kini sejajar dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Peluang Ahok pun terbuka lebar untuk menjadi tokoh nasional dalam Pilpres 2014 mendatang. "Namun berbeda dengan Dahlan, Basuki belum dua tahun menduduki jabatannya sekarang. Dan sesuai dengan pembagian pekerjaan dengan Gubernur, kiprah Basuki diapresiasi masyarakat meski lebih banyak dihabiskan di Balaikota," jelasnya. "Hasil survei Cyrus Network yang menempatkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai salah satu calon wakil presiden yang memiliki elektabilitas tertinggi adalah hasil penilaian masyarakat yang berhasil ditangkap oleh penelitian. Basuki seharusnya melihat dan menghargai aspirasi publik seperti ini," sambung Mizan. Selain mengukur elektabilitas Ahok, Cyrus juga melihat persepsi publik terhadap kesesuaian calon wakil presiden terhadap calon presiden. Hasilnya masyarakat punya bayangan ideal tentang calon pemimpin mereka dengan memasangkan tokoh-tokoh yang memiliki kecocokan "Yang menarik adalah penilaian publik tentang siapa yang paling pantas mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Nama Ahok muncul secara mencolok dengan angka 31,6 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat masih berharap bahwa pasangan Jokowi-Ahok dapat bersanding dalam satu paket kepemimpinan nasional. Untuk calon pendamping Jokowi yang lain, posisi kedua ditempati oleh Dahlan Iskan yang mendapatkan angka sebesar 17,1 persen, dan Hatta Rajasa sebesar 13 persen," jelas Mizan. Untuk Prabowo Subianto, lanjut Mizan, publik cenderung memasangkannya dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan persentase sebesar 19,8 persen. Basuki berada di posisi kedua dan Hatta Rajasa berada di posisi dengan angka yang relatif sama sebesar 14 persen. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat melihat Prabowo lebih cocok jika dipasangkan dengan Dahlan Iskan," kata Mizan. Jokowi Ingin Hadirkan MotoGP Rustam Agus - Senin, 30 September 2013, 17:37 WIB
Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus menelurkan terobosan termasuk memacu sektor pariwisata Ibu Kota. Jokowi paham betul bahwa untuk menarik kunjungan wisatawan domestik dan mencanegara ke ibu kota, salah satunya menggelar berbagai event internasional.
Selain Jakarta Marathon pada 27 Oktober 2013, dia pun ingin menghadirkan lomba balap motor kelas dunia atau MotoGP.
Untuk itu Jokowi akan mengirimkan tim guna bernegosiasi, terutama soal persyaratan dan masalah teknis menyelenggarakan MotoGP.
"Kita akan kirim orang ke Macau Oktober nanti untuk negosiasi," ujar Jokowi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Arie Budhiman menambahkan MotoGP dimungkinkan digelar di Jakarta.
Melihat saat ini banyak kejuaraan serupa digelar tanpa menggunakan sirkuit tetapi jalan umum yang disterilkan seperti di Singapura.
Namun tetap harus dilakukan penelitian lebih lanjut apakah jalan di Jakarta sudah memenuhi persyaratan.
"Tetapi artinya grandprix itu yang memungkinkan. Kalau Formula one (F1) masih jauh," kata Arie seperti seperti dikutip situs Pemprov DKI, beritaJakarta.com Senin (30/9/2013).
.
Meski tidak memiliki sirkuit tetapi kegiatan tersebut juga menarik jika diadakan di jalan umum.
"Kan tidak harus ada sirkuit, menarik juga kalau di jalan. Seperti F1, tapi kalau di Jakarta bukan F1, paling tidak MotoGP saja," ujarnya.
Namun, lanjut Arie, harus ada persiapan teknis jika benar MotoGP akan digelar di Jakarta.
Semisal kajian jalan mana yang akan cocok untuk digunakan sebagai sirkuit, serta kesiapan SDM.
"Sekali lagi harus kita lagi persiapan teknis dari sirkuit, atau apapun lah," tuturnya. (ra) Editor : Rustam Agus
Senin, 30/09/2013 13:59 WIB
Warga Waduk Ria Rio Berduyun-duyun Pindah ke Rusun Pinus ElokEdward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jakarta - Puluhan warga Waduk Ria Rio mulai menempati Rusun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Mereka yang pindah yakni lansia yang menempati lantai 1 rusun.
Pindahan dimulai sejak pagi, Senin (30/9/2013). Warga pindah dengan menumpang mobil bak terbuka Satpol PP yang disediakan pihak Kecamatan Pulogadung. Warga membawa barang-barang mulai dari baju dan perabotan dapur seperti wajan, gelas dan sendok-garpu. Sesampainya di Rusun Pinus Elok, warga tidak bisa langsung masuk. Warga harus mendaftar ke pengelola di lantai 1. Bermodalkan KK dan KTP, warga langsung mendapat kunci dan fasilitas seperti kulkas, spring bed, televisi, dan lemari dari Pemprov DKI. Setelah itu, warga mulai mengambil barang-barang tersebut di basement lalu digotong ramai-ramai. Kemudian, warga mulai berbenah seperti menyapu dan mengepel lantai. Jaroah (65) mengaku senang tinggal di Rusun Pinus Elok. "Enak tinggal di sini dibanding tempat yang lama. Cuma di sini nggak bisa lihat danau," kata Jaroah. Pindah-pindahan ini juga bisa dilakukan penghuni di lantai 2 dan 3. Namun mereka belum boleh mengambil fasilitas dari Pemprov DKI. Warga hanya menyapu, mengepel dan mencoba keran air. Selain fasilitas-fasilitas seperti perabotan rumah tangga, Pemprov DKI juga menyediakan posko kesehatan dan posko pendidikan untuk mengurus fasilitas pindah sekolah anak-anak warga.
Aksi Blusukan Jokowi `Disanjung` The New York Times Oleh Tanti Yulianingsih
Posted: 26/09/2013 11:58 Liputan6.com, New York : Jokowi kembali membuat media terkemuka The New York Times mengirim jurnalis dan menuliskan kiprahnya. Kali ini, soal kebiasaan blusukan. BERITA TERKAIT Pemprov DKI Tawarkan 3 Jalur Integrasi Metro Mini-Transjakarta Pemprov DKI Tawarkan 3 Jalur Integrasi Metro Mini-Transjakarta [VIDEO] Jokowi Akan Tanam Pohon Berbuah di Trotoar Jalan [VIDEO] Jokowi Akan Tanam Pohon Berbuah di Trotoar Jalan Aktivitas Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo ini disebut tak pernah dilakukan oleh elite politik sebelumnya. Seperti dibeberkan New York Times, Rabu 25 September, Jokowi tak sungkan menyambangi warganya. Tak pernah risih dikerumuni. Ia pun tak merasa jijik berkelana memasuki kawasan kumuh, pasar tradisional, dan lingkungan lain. Begitu pula saat wanita dan pria di jalanan mencoba untuk menyentuhnya. Ia selalu terbuka saat anak-anak muda mencium tangannya sebagai ungkapan rasa rasa hormat. Jokowi menyambangi warganya untuk mengetahui apakah programnya berjalan atau tidak. Dengan rendah hati, kata Jokowi, orang-orang yang ia temui sebenarnya tidak begitu bersemangat melihat kedatangannya. "Mereka hanya terkejut melihat pemimpin Indonesia keluar dari kantornya," ujar Jokowi seperti dikutip New York Times. "Orang-orang mengatakan 'demokrasi jalanan' karena saya mendatangi mereka. Aku menjelaskan program. Mereka juga bisa menyampaikan ide," kata Jokowi. Gubernur berperawakan kurus itu juga rajin turun ke jajaran di bawahnya membenahi para birokrat yang terkenal tidak efisien. Dalam artikel sepanjang 18 paragraf juga disinggung sejumlah prestasi Jokowi. Misalnya, memindahkan PKL dari jalan-jalan sekitar Tanah Abang, pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Lalu, memberi mereka tempat di Blok G. New York Times mencatat, pamor politik Jokowi kian mencorong dalam berbagai survei calon presiden. Jokowi selalu berada di peringkat teratas, dengan Prabowo Subianto berada di urutan kedua tapi dengan selisih hampir 2 kali lipat. Ini bukan kali pertama New York Times menulis soal Jokowi. Saat Jokowi mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, New York Times menurunkan artikel berjudul "Outsider Breathing New Ideas Into Jakarta Election" pada September 2012. Media itu menulis, "Di negara dengan politisi sering kali berasal dari elite yang terkait atau memiliki hubungan dengan mendiang Presiden Soeharto dan militer, Joko, dikenal dengan julukan Jokowi, muncul mewakili generasi baru politisi." (Yus) Jokowi Kerahkan Puluhan Eskavator Keruk Waduk Jumat, 27 September 2013 | 13:20 investor daily JAKARTA- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan persiapan mengantisipasi musim penghujan curah tinggi terjadi pada Desember-Januari 2014, dengan mengerahkan puluhan eskavator untuk mengeruk waduk. "Kita terus bersiap seperti mengerahkan puluhan eskavator untuk mengeruk Waduk Pluit dan Waduk Tomang," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Jumat. Menurut Jokowi curah hujan tinggi di Jakarta diperkirakan terjadi pada bulan Desember dan Januari, tetapi September dan Oktober kawasan DKI Jakarta sudah mulai hujan sedikit demi sedikit. "Setiap hari kita ajak ke Pluit kita udah ke sana dan ada beberapa puluh Eskavator yang udah di sana. Waduk Tomang juga dikeruk eceng gondoknya, pokoknya semuanya tapi kita konsentrasi satu-satu. Karena memang puluhan tahun gak dirawat dan gak dikeruk yah hasilnya seperti itu," kata dia. Selain itu, lanjut Jokowi, Pemprov DKI juga terus melakukan normalisasi di kali-kali yang berada di wilayah Jakarta seperti Angke, Pesanggrahan, Sunter, Ciliwung. "Di kali-kali normalisasi juga berjalan di kali Angke, Pesanggrahan, di Sunter, di Ciliwung dan sudah mulai semuanya tapi memang belum selesai, di waduk Ria-Rio itu juga dikeruk," ujar dia. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan pihaknya siap memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Pemprov DKI. "Kemudian kita akan melakukan kerjasama terutama berkaitan dengan peringatan dini. Misalnya hujan itu khan kita tidak tahu kadang-kadang, oleh karenaya perkembangan awalnya seperti apa itu nanti kita link dengan FID , jadi tinggal kawan-kawan di DKI itu juga sudah melihat trendnya itu seperti apa, kemudian para pimpinan kita bisa mengantisipasi apa yang harus dilakukan," ujar dia. Ia mengatakan Oktober kawasan di DKI Jakarta sudah memasuki musim hujan, sedangkan Desember hingga Januari curah hujan akan tinggi, tetapi itu tergantung dari daerahnya. "Faktor Jakarta dilanda banjir itu banyak sekali misalnya saluran air, kelandaian tanah, sungai-sungai dan sebagainya, jadi tidak hanya curah hujan yang tinggi aja yang menyebabkan Jakarta banjir," ujar dia. (ant/gor) Target pengoperasian Transjakarta malam meleset Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 25 September 2013 | 08:04 WIB kontan JAKARTA. Pengadaan dan pengoperasian bus angkutan malam hari (amari) transjakarta, yang akan beroperasi mulai dari pukul 23.00 WIB, meleset dari target awal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, keterlambatan operasional transjakarta itu karena adanya keterlambatan pembelian bus. Oleh karena itu, pengoperasian transjakarta 24 jam harus menunggu hingga tahun depan. "Harusnya November ini bisa jalan, tapi datangnya hanya 300 unit. Jadi, belum cukup diambil untuk dipakai sebagai angkutan malam hari," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (24/9/2013). Jumlah tersebut, kata dia, tak memenuhi target pembelian unit transjakarta sebanyak 700 unit pada November ini. "Salah satu penyebab karena proses lelang tender yang memakan waktu," ujarnya. Meski target tersebut belum tercapai, Basuki justru berencana untuk kembali menambah 400 unit transjakarta yang akan dimulai pada November 2013 mendatang. Penambahan unit transjakarta itu, lanjutnya, untuk mempersingkat waktu kedatangan antarbus dan mencegah jalur bus terisi kendaraan pribadi. Berbeda dengan mekanisme pengadaan unit transjakarta yang sebelumnya menggunakan proses lelang tender, kali ini, Basuki lebih memilih untuk menambah unit bus melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP). Melalui e-catalog LKPP, pengadaan bus akan lebih cepat dan tanpa melalui proses yang berbelit-belit. Apabila rencana penambahan unit transjakarta itu terpenuhi, menurut dia, Pemprov DKI akan dengan mudah untuk menarik 40 unit transjakarta yang sudah rusak untuk diperbaiki. Setelah diperbaiki, 40 unit bus tersebut akan dijadikan transjakarta yang beroperasi pada malam hari. "Hanya saja, nanti jarak tunggunya berbeda antara pagi hingga siang hari dan malam hari. Kalau siang bisa 3-5 menit, kalau malam tiap 30 menit," jelasnya. Ke depannya, Unit Pengelola (UP) Transjakarta akan mengelola pengoperasian bus amari transjakarta untuk tahap awal. Pemprov DKI juga akan menyerahkan pengelolaannya kepada pengusaha otobus lainnya. Apabila mereka setuju dengan perjanjian business to business (B to B), Pemprov DKI bersedia membayar dengan harga per kilometer sesuai hasil lelang. Meleset dari target awal Awal April lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI akan berupaya mempercepat target perbaikan transjakarta yang lama dan rusak untuk segera dioperasikan pada malam hari, di atas pukul 23.00 WIB-05.00 WIB. "Sekarang masih tunggu perbaikan. Kita target pokoknya Juni harus bisa jalan di hampir semua koridor," kata Basuki saat itu. Beberapa halte pun, kata dia, juga telah dilengkapi dengan informasi waktu kedatangan bus serta lokasi bus sehingga penumpang bisa mengetahui berapa lama mereka harus menunggu. Fasilitas di halte itu di antaranya ialah fasilitas global positioning system (GPS) sehingga para penumpang dapat membaca GPS itu dan dapat memprediksi kapan transjakarta tiba di halte itu. Untuk mendukung realisasi rencana tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga akan menjamin keamanan transjakarta. Satpol PP akan diterjunkan untuk menjaga keamanan transjakarta. Bukan hanya Satpol PP, pria yang akrab disapa Jokowi itu juga akan meminta UP Transjakarta untuk ikut andil mewujudkan keamanan di atas bus dengan menerjunkan petugas keamanannya. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, untuk mendukung penambahan ratusan bus, prosesnya akan dilakukan bertahap dan selesai paling lambat pada awal 2014.
Pada awal 2014, kata dia, jumlah transjakarta akan mencapai 1.353 bus. Jumlah itu berasal dari 669 bus yang telah beroperasi saat ini ditambah 684 bus baru yang didominasi jenis bus gandeng.
Penambahan 684 bus baru tersebut dipecah dua. Sebanyak 450 bus melalui APBD DKI 2013 dan 234 bus lainnya melalui lelang investasi. Sebanyak 450 bus tersebut akan disebar di beberapa koridor, sedangkan yang 234 bus akan kembali dipecah.
Sebanyak 76 bus untuk menambal transjakarta yang mulai rusak di Koridor II dan III, kemudian 158 bus lain untuk koridor baru yang saat ini telah masuk proses lelang investasi.
Semua bus lama, kata Pristono, terlebih yang kondisinya mulai rusak, akan ditarik ke bengkel untuk diperbaiki. Bus-bus ini nantinya akan menjadi amari yang beroperasi malam sampai pagi hari.
Selama ini, operasional transjakarta dimulai sejak pukul 05.30 sampai 23.00 WIB. Untuk mengisi kekosongan, amari akan beroperasi mulai pukul 23.00 sampai 05.00 WIB. Meski begitu, jumlah transjakarta yang menjadi amari masih sangat minim.
Untuk setiap koridornya, Dinas Perhubungan DKI akan menerjunkan masing-masing 10 bus. "Jadi, transjakarta akan beroperasi 24 jam, akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Pristono. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com) RABU, 18 SEPTEMBER 2013 | 07:17 WIB Data Pertumbuhan Mal di Kawasan Jakarta TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mewacanakan moratorium pembangunan mal. Alasannya, jumlah mal saat ini menurut Jokowi sudah terlalu padat. Menurutnya sekitar 173 unit mal ada di Ibu Kota. Jokowi mengaku tidak akan mengeluarkan izin pembangunan mal lagi. "Sekarang fokus pada pembenahan pasar tradisional," kata mantan Wali Kota Solo ini beberapa waktu lalu. Tujuannya, agar pergerakan ekonomi sampai ke masyarakat lapisan bawah. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat pembangunan mal tidak dapat diteruskan karena kondisi infrastruktur tidak memadai. Ahok menilai mal di tengah kota sebagai biang kemacetan. Bahkan dia menyarankan agar pembangunan mal dilakukan di pinggiran seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Karena jumlah mal dikawasan tersebut masih sedikit dan infratstruktur pendukung terbilang memadai. Cushman and Wakefield, konsultas properti, merilis data yang menyatakan bahwa jumlah mal di Jakarta memang sudah terlampau padat. Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield, Arief Rahardjo, ketika dihubungi Tempo, mengatakan mal di tahun 2013 ini sudah berdiri di lahan seluas 3.920.618 meter persegi. Kawasan Jakarta Selatan merupakan penyumbang terbesar yaitu 21,8 persen atau sekitar 854.700 meter persegi. Bahkan menurut data yang dilansir oleh Cushman dan Wakefield tiap tahunnya jumlah mal tumbuh 3,9 persen. Efeknya banyak pengembang yang mulai melirik tanah di sekitar Jakarta seperti Bekasi. Bahkan beberpa pengembang menangkap sinyalemen Ahok dengan membangun mal di kawasan pinggir seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Associate Director Commercial Real Estate (Colliers) Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan pertumbuhan mal di daerah Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi cukup tinggi. Hal ini terutama setelah muncul moratorium di era Mantan Gubernur Fauzi Bowo pada 2011. Setelah adanya moratorium tersebut, pertumbuhan mal selama dua tahun belakangan cenderung stagnan. Baru lah pada tahun 2013 beberapa mal mulai dibangun di Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Bekasi. Di Jakarta Timur misalnya ada dua mal yang dibangun yaitu Cipinang Indah Mall dan Pulomas X'Venture dengan luas total 45.000 meter persegi. Kemudian di Jakarta Barat ada St Moritz di kawasan Puri Indah dengan luas 129 ribu meter persegi. Sedangkan di Jakarta Utara ada The Baywalk Green Bay Pluit dengan luas 52.000 meter persegi. Bahkan pembangunan mal di tahun 2014 dan 2015 juga lebih banyak terkonsentrasi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Ferry melanjutkan yang mengejutkan adalah wilayah Bekasi dan Tangerang, sekitar Jakarta. Hingga Juni 2013 sudah ada 2,03 juta mal yang dibangun di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Kawasan Bekasi dan Tangerang penyumbang terbesar masing-masing 35 persen dan 37 persen. Kepungan mal ini lah yang menurut Anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta Komisi B Santoso perlu dipecahkan Jokowi-Basuki. "Bagaimana mereka tetap menjaga iklim investasi di DKI juga menjaga keberlangsungan pedagang kaki lima," katanya. Politisi Partai Demokrat ini berpendapat Jokowi musti hati-hati dalam memutuskan kebijakan moratorium. Menurut dia, mal dan PKL memiliki segemen pasar masing-masing. SYAILENDRA
Minggu, 15/09/2013 08:27 WIB
Teratur dan Rapinya Kehidupan Warga Kampung Deret Jokowi
Warga tidak lagi tinggal di gubuk-gubuk yang saling berhadapan hingga menimbulkan kesan semerawut dan sempit. Kini, mereka tinggal di sebuah rumah bercat hijau yang dibangun berderet dengan bentuk serupa. Penataan bangunan yang berjajar seperti itu makin membuat Kampung Deret terlihat lebih teratur.
Di depan beberapa rumah pun sudah disediakan tempat sampah organik dan non-organik sehingga warga tak perlu lagi repot mencari tempat pembuangan sampah. Atau bahkan, warga juga tidak perlu lagi membuang sampah sembarangan di bantaran rel kereta api atau di sekitar pemukiman yang jaraknya dekat dengan Stasiun Senen tersebut.
Keteraturan pemukiman di kampung deret juga makin terlihat dengan tidak ada lagi 'bilik-bilik' kamar kecil yang digunakan untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) warga. Pasalnya, rumah yang dibangun di kampung deret, sekecil apapun ukurannya, pasti dilengkapi kamar mandi. Dengan begitu, septitank pun bisa dibuat lebih rapi dan tertata.
Tak hanya rumah, tempat sampah, dan kamar mandi yang membuat kampung deret lebih teratur. Pembuatan taman di sepanjang sisi kanan jalan juga membuat suasana makin teratur, asri, dan sejuk. Hal ini dirasakan oleh seorang warga bernama Kholilah atau yang biasa disapa Mince.
"Jalanan enak jadi los, lebih rapi, terus juga adem kan banyak pohon, enak gitu mata ngeliatnya," kata Mince yang berusia sekitar 70 tahunan ini kepada detikcom, Jumat (13/9/2013). Dengan adanya kamar mandi di dalam rumah pun diakui Mince sangat bermanfaat baginya.
Sekarang, jika hujan terutama saat malam hari, Mince tak perlu lagi khawatir jika ingin pergi ke kamar mandi. Keuntungan dari kamar mandi di rumah kampung deret ini juga dirasakan warga lain yang bernama Simpen. Sejak tinggal di rumah yang baru, Simpen tak lagi menyuci di luar rumahnya, melainkan di kamar mandi. Ia juga menjemur cuciannya di dalam rumah.
"Emang enak rumah udah begini, lebih rapi juga di depan. Tapi karena enggak bisa lagi njemur di atas, jadi saya jemurnya di dalam rumah. Mau jemur di luar enggak ada jemuran terus agak ribet juga kalau ada hujan," kata janda lima anak ini.
Warga memang tidak dilarang untuk menjemur pakaiannya di halaman. Tapi, karena tak adanya jemuran atau karena sudah terbiasa menjemur pakaiannya di loteng rumah, banyak warga yang memilih menjemur pakaian di dalam rumah. Dengan begini, kondisi jalan di kampung deret pun makin terlihat lengang dan rapi.
Seperti penuturan istri ketua RT 014 RW 01, ibu Yaya bahwa pada dasarnya, konsep kampung deret ini adalah untuk menata pemukiman yang kumuh."Sekarang kan boleh dikatakan enggak kumuh lagi, enggak banyak gubuk-gubuk, yang pohon-pohon di depan itu kan dulunya gubuk hadap-hadapan gitu, jadi jalannya sempit. Kalau sekarang kan satu sisi, di sebelah sini aja, jadi depannya lebih los, lebih rapi," katanya.
Minggu, 15/09/2013 04:00 WIB Ketika Pemukiman Kumuh Disulap Jadi Kampung Deret oleh Jokowi Radian Nyi Sukmasari - detikNews Jakarta - Kesan sempit, panas atau bahkan kumuh kerap kali muncul ketika berbicara mengenai pemukiman padat di DKI Jakarta yang salah satunya terletak di Tanah Tinggi I, Johar Baru, Jakarta Pusat. Tapi itu dulu, sebelum pemukiman padat tersebut 'disulap' oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menjadi Kampung Deret. Gubuk tempat tinggal maupun lapak warung yang terbuat dari triplek kini tak tampak lagi. Bilik-bilik triplek yang menyesaki jalan sehingga cuma bisa dilalui dua motor pun sekarang sudah tidak ada di RT 014 RW 01. Kini yang ada hanyalah rumah-rumah permanen beratapkan asbes yang berderet di sisi kiri jalan dengan cat berwarna hijau muda. Tak ada lagi bilik-bilik triplek beralas kardus yang berdiri di depan rumah itu karena sudah digantikan dengan taman selebar kurang dari satu meter di sepanjang sisi kanan jalan. Taman mini itu ditumbuhi berbagai tanaman seperti pucuk merah, cemara hias dan tanaman merambat seperti sirih. Di bagian tembok pembatas pemukiman dengan rel kereta juga digantung sejenis tanaman paku. Apalag di teras setiap rumah, diberi pula tanaman gantung yaitu sirih gading. Beberapa pot dengan isi tanaman palem pun ikut diletakkan di depan rumah. Dengan banyaknya tanaman itu, kesan asri dan sejuk muncul di sekitar pemukiman kampung deret. Semua tanaman tersebut diberi oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Kampung deret di Tanah Tinggi ini merupakan salah satu contoh dari program bedah kampung yang dilakukan Jokowi. Proses pembangunan rumah-rumah berderet ini memakan waktu kurang lebih tiga bulan, sejak Mei sampai Agustus tahun ini. Selama pembangunan berlangsung, warga ada yang mengungsi sementara ke rumah sanak saudaranya, mengontrak atau hanya pindah lapak ke depan rumah yang tengah dibangun. "Selesainya H-7 lebaran, total ada 38 pintu (rumah) dengan luas bervariasi, dari yang sembilan meter persegi sampai 75 meter persegi. Ada yang satu lantai ada yang dua," kata ketua RT 014, Yaya saat berbincang dengan detikcom, Jumat(13/9/2013)
SELASA, 10 SEPTEMBER 2013 | 16:09 WIB
Jokowi-Ahok Tiru Wali Kota Risma Kelola Keuangan
Tri Risma Harini, Walikota Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan meniru gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani. Basuki yang biasa disapa Ahok mengatakan, Risma memiliki strategi khusus untuk memangkas anggaran yang tidak berguna.
"Jadi Bu Risma buat sistem di mana setiap dinas yang mengusulkan anggaran bisa dikunci, mana yang boleh mana yang tidak," kata Basuki di Balai Kota, Selasa, 10 September 2013. Misalnya, anggaran untuk biaya konsultasi yang menurut Basuki kadang di luar nalar.
Dalam sistem tersebut, Basuki menerangkan, Risma sudah mengunci bahwa jika ada biaya konsultasi yang besarannya di luar wajar tidak bisa dimasukan. Kemudian belanja keperluan alat tulis kantor, yang juga bisa dibatasi.
Basuki mengacungi jempol atas terobosan Risma, karena jika dibandingkan sistem yang ada saat ini lebih ampuh. Saat ini pengecekan anggaran masih dilakukan secara manual. "Saya dan Pak Gubernur lembur sampai malam ngecek satu-satu, terus coret yang tidak butuh," ujarnya.
Sayangnya, Basuki mengatakan, masih ada satu dua dinas yang bobol dengan memasukkan lagi anggaran yang dicoret. Saat ditanya maksudnya kenapa bisa masuk lagi, menurut Basuki, mereka banyak mengelak dengan alasan butuh mendesak atau pura-pura tidak tahu.
Sistem ini mulai diterapkan saat pengusulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. Hanya Ahok dan Jokowi yang bisa mengakses, sehingga orang lain tidak bisa mengotak-atik anggaran.
SYAILENDRA
"Jadi Bu Risma buat sistem di mana setiap dinas yang mengusulkan anggaran bisa dikunci, mana yang boleh mana yang tidak," kata Basuki di Balai Kota, Selasa, 10 September 2013. Misalnya, anggaran untuk biaya konsultasi yang menurut Basuki kadang di luar nalar.
Dalam sistem tersebut, Basuki menerangkan, Risma sudah mengunci bahwa jika ada biaya konsultasi yang besarannya di luar wajar tidak bisa dimasukan. Kemudian belanja keperluan alat tulis kantor, yang juga bisa dibatasi.
Basuki mengacungi jempol atas terobosan Risma, karena jika dibandingkan sistem yang ada saat ini lebih ampuh. Saat ini pengecekan anggaran masih dilakukan secara manual. "Saya dan Pak Gubernur lembur sampai malam ngecek satu-satu, terus coret yang tidak butuh," ujarnya.
Sayangnya, Basuki mengatakan, masih ada satu dua dinas yang bobol dengan memasukkan lagi anggaran yang dicoret. Saat ditanya maksudnya kenapa bisa masuk lagi, menurut Basuki, mereka banyak mengelak dengan alasan butuh mendesak atau pura-pura tidak tahu.
Sistem ini mulai diterapkan saat pengusulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. Hanya Ahok dan Jokowi yang bisa mengakses, sehingga orang lain tidak bisa mengotak-atik anggaran.
SYAILENDRA
Di Hadapan Mega dan Kader Top PDIP, Ketua KPK Puji Jokowi
Jakarta - Ketua KPK Abraham Samad menjadi pemateri soal korupsi di Rakernas PDIP. Dalam kesempatan itu Abraham Samad memuji Gubernur Jakarta Jokowi karena memberikan pelayanan yang dinilai sebagai upaya pencegahan korupsi.
"Saya lihat di sini ada Pak Jokowi, DKI Jakarta cukup bagus pelayanannya dan bisa jadi contoh," kata Abraham Samad di sela-sela pidatonya soal korupsi di hadapan ribuan kader PDIP, di Ancol, Jakut, Sabtu (7/9/2013).
Pernyataan itu disambut oleh tepuk tegan ribuan kader PDIP yang hadir. Abraham memuji Jokowi di tengah pemaparannya soal korupsi dan pencegahannya yang dilakukan oleh KPK.
"Korupsi mengalami evolusi luar biasa, mulai dari mengambil barang secara telanjang kemudian dalam perjalanannya dilakukan orang berpendidikan yang disebut kejahatan kerah putih," papar Samad.
"Saya imbau seluruh kader PDIP yang menjadi bupati, gubernur, DPRD Kota dan Propinsi, kalau masih mencintai dan sayangi Bu Mega, kalian tidak boleh korupsi," imbuhnya.
Namun pujian untuk Jokowi rupanya tak hanya soal pelayanan, Samad juga kembali memuji Jokowi karena telah melaporkan gitar pemberian personel Metalica ke KPK.
"Pak Jokowi sudah contohkan dengan melaporkan gitar dari Metalica sudah diserahkan ke KPK, setelah itu KPK akan tentukan apakah barang itu dikembalikan atau menjadi milik negara untuk dilelang," ucap Samad saat pemaparannya tentang gratifikasi. Hal itu kembali disambut ribuan tepuk tangan kader PDIP.
But Barack Obama, who spent his grade school years in Indonesia's capital city, ignored party elders and mainstream pundits who urged him to complete his term as a US senator and stand aside for Hillary Clinton, the wife of former US chief executive Bill Clinton. A fresh personality with natural charisma, Obama tapped into a national hunger for change from dysfunctional government that seemed to place the public interest at the bottom of its priority list. Obama used an early groundswell of support to steamroll to his party's nomination over Clinton and garner hugely favorable media coverage, catapulting him to the presidency.
In Indonesia, Joko Widodo is now the one in waiting. Popularly known as Jokowi, Widodo has a higher profile and more experience than Obama had a year ahead of his election, and, unlike Obama, he is leading polls even before declaring his candidacy for the mid-2014 vote. Jokowi made a big splash as the mayor of Surakarta, also known as Solo, his hometown in Central Java.
Elected in 2005 with a background in business rather than politics, Jokowi brought a new approach to the job. Unlike most Indonesian office holders, he did not define public service as an opportunity to enrich himself and his cronies. Instead, Jokowi engaged the public and bureaucracy in unannounced visits, dubbed "inspection tours", of facilities such as traditional markets as part of an emphasis on transparency in government.
With support from local businesses, his administration revitalized Solo's downtown areas that had been devastated by anti-Chinese riots in 1998. He also took the lead in promoting Solo, considered a bastion of Javanese culture and the island's batik capital but also notorious in recent years as a hotbed of Islamic militancy, as a tourist attraction by preserving heritage sites and initiating an annual World Music Festival.
Jokowi easily won re-election as mayor under the banner of the Indonesian Democratic Party-Struggle, known by its Indonesian acronym as PDI-P. Mid-way through his second term, the party tapped Jokowi to run for governor of Jakarta, perhaps Southeast Asia's most dysfunctional capital. The sprawling metropolis has been plagued for decades by gridlock - not coincidentally, it is the largest Asian capital without an urban rail transport system - unregulated growth, floods and rampant poverty.
The election campaign against incumbent Fauzi Bowo was marked by slurs against Jokowi's ethnic Chinese running mate Basuki Tjahaja Purnama. Jokowi's ticket prevailed and he took office last October, bringing the same open style and problem-solving approach to Jakarta. Governing the capital put him more squarely on the national stage and talk of Jokowi running for president emerged within weeks of his election.
Barriers to entry For Jokowi, the woman in his way to the top is Megawati Sukarnoputri, the daughter of Sukarno, Indonesia's first president and independence hero, and president herself for three years beginning in 2001. Megawati is PDI-P's party chair and its revolutionary heroine, having been thrust into the forefront of opposition to the authoritarian Suharto regime by its ham-handed attempt to remove her as the head of an authorized opposition party.
The PDI-P presidential nomination is Megawati's for the taking to make a third run for the presidency, while Jokowi has professed no interest in leaving his Jakarta governor job, but in recent weeks there have been signs of movement on both sides. In the Javanese tradition of shadow puppetry, Megawati hinted through her daughter, Puan Maharani, herself a PDI-P executive, that she could stand aside to promote "regeneration" within the party.
A few days later, Jokowi was spotted having lunch with Megawati and other PDI-P national leaders. Afterward, Jokowi said they talked about "chicken" since it was lunch time (and not yet the fasting month of Ramadan), a remark consistent with his practice of not discussing presidential politics. That artifice cracked in late June when Jokowi, while reiterating that he defers to the party chair regarding PDI-P's presidential nominee, acknowledged he was the frontrunner in numerous recent opinion polls. "It reflects the will of the people," Jokowi told reporters.
Jokowi's popularity is a product of his track record and his refreshingly different approach to governance. It is also testimony to the utter bankruptcy of Indonesia's major political parties and their proposed presidential hopefuls. Even 15 years after Suharto's scorched earth policy towards potential political rivals, no genuinely popular figure has emerged from national politics.
Aside from Jokowi, the major candidates are all warmed-over figures from the Suharto era. The frontrunner in a race without Jokowi remains the ousted president's former son-in-law, Prabowo Subianto, who was implicated in the disappearances of opposition figures during the Suharto regime as well as trying to stage a coup in its waning days in 1998. Suharto's last military chief, Wiranto, made his shaky credentials as a democrat and a reformer by preventing that coup, probably because his clique of generals more senior to Prabowo thought Suharto would hand power to them.
President Susilo Bambang Yudhoyono, 2004's supposed breath of fresh air, was a Suharto-era general and member of the cabinets of Abdurrahman Wahid and Megawati. His Democratic Party, purpose-built for his presidential run, became a magnet for businesspeople aiming to get rich. It won the biggest block in parliament in 2009 but Yudhoyono's penchant for inclusion and equivocation has made party corruption the legacy of his second term after posing as a graft-busting reformer in his first term.
The candidate for Suharto's ruling party, Golkar, is its chairman Aburizal Bakrie, a second-generation tycoon who has been officially running for a year and yet consistently polls single-digit support. He is best known for his energy company's role in a drilling accident that started a mud flow in East Java expected to continue for decades and which has already displaced thousands of people. Then coordinating minister for people's welfare, Bakrie watched, if not helped, as the company did its best to avoid liability for the incident.
Then there is PDI-P leader Megawati. She has been thwarted in the past three presidential contests, including once by congress, which ignored her party's top finish in the legislative voting. Legislators placated her with the vice presidency under Abdurrahman Wahid but later impeached Wahid and gave her the presidency for three years from 2001-2004. As chief executive she beat a retreat from Wahid's reform efforts and corruption flourished. Yudhoyono beat her in the nation's first direct presidential election in 2004 and again in 2009.
Platitudes over policies Candidates and parties in Indonesia spout anodyne platitudes rather than stand for concrete policies. Parties function as either personal vehicles for leaders and acolytes far more concerned with winning office than how they will exercise power beyond trying to make back the money they spent to get there.
In this political climate it is little wonder that people are clamoring for Jokowi. Former finance minister Sri Mulyani Indrawati hoped to ride this wave of dissatisfaction to the presidency. But since resigning her post rather than staying and fighting trumped up charges in connection with the Bank Century bailout, she has been working at the World Bank in Washington DC, which has proven a less than ideal staging ground for her campaign.
Jokowi may not be able to change Indonesia's political culture but he has shown a willingness to stand his ground and challenge the corrupt old guard. If elected, there is no guarantee that he will be able to make the national government work better but at the very least the electorate can be confident he would genuinely try. That alone could begin to lift Indonesia out of its political mire.
If Megawati steps aside for Jokowi as the PDI-P candidate, there is a school of punditry that suggests Obama's story would not be the most applicable foreign leadership example. Instead, they mention Goh Chok Tong, the former premier of Singapore who succeeded Lee Kuan Yew and preceded Lee's son, current prime minister Lee Hsien Loon. Some cynics in Singapore refer to their three prime ministers as "the father, the son and the holy Goh", and Megawati may hope for a similar transition plan for daughter Puan Maharani.
The risk for Megawati is that Jokowi may just prove to be a transformative figure in Indonesian politics and thus a tough act to follow. Of course, many people thought the same thing about Obama.
Longtime editor of award-winning investor rights advocate eRaider.com, Gary LaMoshi has written for Slate and Salon.com, and works an adviser to Writing Camp (www.writingcamp.net). He first visited Indonesia in 1994 and has been watching ever since.
Komentar
Posting Komentar