galau neh YA (4)

Humas Pemprov DKI Tampik Foke Lagi Galau Tribunnews.com - Kamis, 12 Juli 2012 21:05 WIB Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke) yang juga calon petahana dalam pemilukada DKI tak menampakkan batang hidungnya di hadapan wartawan seharian ini. Pemprov DKI pun membantah kalau pria berkumis itu enggan ditemui awak media karena sedang galau gara-gara hasil quick count pemilukada DKI. Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan DKI, Sugiyanta, mengatakan, adanya pemberitaan yang menyebutkan Foke saat ini sedang kecewa karena hasil qucik count sama sekali tidak benar. "Tidak benar beliau galau atau kecewa karena hasil quick count dan membatalkan semua agenda kerja. Beliau tetap bekerja di ruang kerjanya di lantai dua," ujar Sugiyanta, Kamis (12/7/2012). Dikatakan Sugiyanta, adanya agenda yang dibatalkan seperti rapat dengan Sekda pada pagi sampai siang hari karena menurutnya banyak pekerjaan menumpuk yang dinilai penting oleh Foke. Pekerjaan tersebut, lanjutnya, tak bisa ditinggalkan karena butuh perhatian khusus dari pria berkumis itu. "Beliau tidak mau meninggalkan pekerjaan penting itu sehingga lebih memilih membatalkan rapat dengan para stafnya. Beliau tipe orang pekerja, dan tidak pernah mau meninggalkan pekerjaan. Selesai dulu, baru lanjut ke pekerjaan berikutnya," cetusnya. Saat ditanya tidak terlihatnya mobil dinas orang nomor satu di Jakarta tersebut, Sugiyanta mengungkapkan kali ini mobil dinas Foke parkir di depan gedung karena akan langsung pergi ke Ancol untuk melepas calon Peserta Program Pengembangan Diri Yayasan Putera Bahagia Jaya 2012 pada pukul 14.00 WIB tadi. "Jadi wajar saja kalau petugas pamdal yang menjaga di pintu masuk samping gedung tidak melihat kedatangan gubernur. Beliau dari pintu depan dan langsung menuju ruang kerja," kata Sugiyanta. KLIK JUGA: Rabu, 11 Juli 2012 | 17:44 WIB Saling Sindir Joko Widodo dan Fauzi Bowo TEMPO.CO, Jakarta-Sebagai calon incumbent, popularitas dan elektabilitas Fauzi Bowo unggul dibanding calon lainnya. Survei PDI Perjuangan dari Indobarometer awal Februari 2012, popularitas Jokowi di urutan ketiga setelah Foke dan Tantowi Yahya. Namun Jokowi menjadi penantang terkuat Foke. Ini jika dibandingkan dengan survei Cyrusnetwork pada Desember 2011. Elektabilitas Jokowi kala itu hanya 6 persen, bahkan di bawah Faisal Basri. Foke bertengger di urutan pertama dengan 25,3 persen. Pada Januari 2012 elektabilitas Jokowi melompat menjadi 17,3 persen persis di bawah Foke yang turun menjadi 24,0 persen. Survei Cyrusnetwork akhir Januari 2012 menempatkan Jokowi sebagai saingan utama Foke. Sebanyak 38 persen responden memilih Joko sebagai calon gubernur. Foke hanya dipilih 34,0 persen. Sejak itu rivalitas keduanya semakin memanas. Kedua kubu sudah saling serang via pernyataan-pernyataannya. Kemacetan Jakarta “Ini hanya masalah komitmen menyelesaikan masalah. Kalau masalahnya macet ya harus selesaikan dulu lewat alokasi anggaran.” “Kalau saya sebagai manajer kota, saya panggil ahlinya, berapa duit yang dibutuhkan." “Masalah utama, harus terjun sendiri. Jangan di belakang meja, itu tidak bisa.” (15 Januari 2012) Atasi Banjir Jakarta Banjir menjadi salah satu masalah utama warga Jakarta yang belum selesai. Jokowi merasa punya kiat khusus mengatasi banjir Jakarta. Menurut Jokowi, pendekatan untuk menangani banjir di Solo bisa digunakan di Jakarta. “Pendekatannya saya kira sama,” kata Wali Kota Solo itu. Langkah yang dipakai di Solo cukup ampuh. “Dulu Solo ada delapan titik banjir, sekarang tinggal satu tempat yang banjir.” “Kalkulasi banjir butuh duit berapa, tinggal panggil pelaksananya. Kalau APBD tidak bisa menutupi, panggil investor. Pelaksanaan proyek harus dicek setiap hari karena pasti ada masalah di lapangan dan itu harus ditangani sendiri.” (15 Januari 2012) Mobil Esemka Gencarnya media memberitakan mobil Esemka sepertinya membuat Foke tidak tahan berkomentar. Pada pertemuan warga RW 12 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan Fauzi Bowo mengatakan SMK di Jakarta tidak hanya ahli membuat mobil tapi juga yang lain, seperti pesawat terbang dan laptop. "Mungkin saya kurang bisa jualan di media seperti sebelah." (13 Januari 2012) Fauzi Bowo kembali menyindir Jokowi. "Bukan di Solo doang murid SMK bisa bikin mobil. Di Jakarta juga." Foke mengaku belum bisa menggunakan mobil produksi SMK, bahkan belum mau mempromosikannya. Mobil produksi SMK belum punya sertifikasi. "Saya tidak akan buru-buru promosikan produk yang belum diuji kelayakan." (1 Februari 2012) Gubernur Foke silahturahim di pondok pesantren Al-Mahbubiyah, Jalan Jeruk, menyindir calon gubernur dari luar daerah. "Sayang kalau sampai orang (daerah) lain yang jadi (gubernur). Nanti kalau Jakarta acak-acakan dia bisa saja minta berhenti, pulang ke kampungnya." (10 Maret 2012) Nachrowi, calon wakil Fauzi Bowo, di Gelanggang Olah Raga Otista juga menyindir Jokowi. "Kami akan mengabdi kepada rakyat Jakarta hingga massa jabatan kami selesai, kecuali jika kami meninggal dunia." (3 Juli 2012) Di sela kampanyenya Jokowi menanggapi sindiran Nachrowi. "Lihat saja yang lain, ada juga yang masih menjabat. Yang penting kan apa yang akan kita perbuat bagi daerah. Ke depannya seperti apa." (5 Juli 2012) Pembangunan Koridor Busway Ketika memaparkan visi misinya, Jokowi menyindir Foke yang lambat membangun koridor busway. Menurutnya 10 koridor sudah dibangun sebelum tahun 2007. “Masak selama lima tahun sampai tahun ini koridor yang dibangun cuma satu.” (24 Juni 2012) Nachrowi membalas serangan Jokowi di hadapan massa kala berkampanye di Kecamatan Pinang Ranti, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur. "Pendatang dari luar Jakarta mana mengerti Jakarta sama seperti penduduk Jakarta asli." (26 Juni 2012) EVAN | PDAT Kamis, 12 Juli 2012 | 19:52 WIB Jokowi Dituding Khianati Warga Solo TEMPO.CO, Surakarta - Keunggulan Joko Widodo dalam penghitungan cepat pemilihan kepala daerah Jakarta tidak disambut gembira semua pihak. Ada pihak yang menilai langkah Jokowi-sapaan karib Joko Widodo-- sebagai bentuk pengkhianatan atas aspirasi masyarakat Solo. “Masyarakat Solo pada pilkada 2010 sudah menjatuhkan pilihan kepada Jokowi untuk memimpin Solo hingga 2015. Tapi sekarang malah maju ke Jakarta,” kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta, Supriyanto kepada Tempo, Kamis, 12 Juli 2012. Pada pilkada Solo 2010, Jokowi mendapat 91 persen suara. Berarti mayoritas masyarakat Solo mempercayakan kepemimpinan Solo kepada Jokowi. “Kalau sekarang maju jadi Gubernur Jakarta, berarti Jokowi sudah melanggar sumpah jabatan saat dilantik dan mengkhianati kepercayaan rakyat,” ucapnya. Politikus Partai Demokrat ini mengatakan secara etika langkah Jokowi di atas tidak dapat dibenarkan. Apalagi keputusannya untuk bertarung di pilkada Jakarta lebih karena keinginan pribadi dan bukan tugas negara. Meskipun Jokowi unggul di putaran pertama, dia menilai belum tentu akan menang di putaran kedua. “Belum tentu menang. Lihat nanti hasil putaran kedua seperti apa,” katanya. Mendapat kritik macam itu, Jokowi tidak ambil pusing. Keputusan mengikuti pilkada Jakarta, kata dia, sudah melalui pertimbangan matang. Lagipula, “Masyarakat Solo mendukung saya di Pilkada Jakarta,” ujarnya. Begitu juga yang disampaikan Jumadi, ketua paguyuban pedagang pasar Gede. Dia justru bangga jika akhirnya Jokowi terpilih sebagai Gubernur Jakarta. “Biar masyarakat Jakarta bisa merasakan kepemimpinan Jokowi seperti yang kami rasakan di Solo,” katanya. Menurutnya, selama 7 tahun dipimpin Jokowi, dia merasa Solo menjadi kota yang aman, nyaman dan harmonis. Para pedagang juga diperlakukan dengan baik dan tidak ada pengusiran atau penertiban pedagang dengan kekerasan. “Kalau dibilang susah, ya kami susah karena akan ditinggal Jokowi. Tapi buat kami tidak masalah,” ujarnya seraya berharap pengganti Jokowi dapat memimpin Solo sama baiknya. UKKY PRIMARTANTYO Rabu, 11/07/2012 18:18 WIB 8 Janji Jokowi Nurvita Indarini - detikNews Jakarta Jokowi-Basuki (Ahok) melejit dalam hitung cepat pilgub DKI Jakarta. Kelak jika mereka benar-benar memimpin Jakarta, maka harus berupaya keras mewujudkan janji yang disampaikannya pada saat kampanye. Apa saja janjinya? Janji-janji Jokowi-Ahok tertuang dalam visi dan misi serta sejumlah program yang disampaikannya pada saat kampenye. Berikut ini janji-janji Jokowi: 1. Revitalisasi pemukiman padat dan kumuh Dalam bidang penataan kota, Jokowi-Ahok berjanji melakukan intervensi sosial untuk merevitalisasi pemukiman padat dan kumuh. Meski demikian mereka tidak akan melakukan penggusuran. Untuk kalangan menengah ke bawah, pasangan ini menjanjikan pembangunan superblok. Bangunan ini merupakan rumah susun yang dilengkapi ruang publik berupa taman, pasar, dan pusat layanan kesehatan. 2. Mengatasi banjir Banjir merupakan masalah klasik di Jakarta. Untuk itu Jokowi dan Ahok hadir membawa janji untuk mengatasi masalah ini. Cara yang dilakukan antara lain melakukan pembangunan embung/folder untuk menangkap dan menampung air hujan di setiap kecamatan dan di setiap kelurahan. Jika jadi gubernur DKI, Jokowi melalui Pemda DKI akan membeli daerah tangkapan air seperti situ atau waduk di hulu sungai agar debit air yang masuk ke Jakarta bisa dikendalikan. Selain itu akan dijalin kerja sama dengan daerah penyangga Jakarta untuk membuat sebuah otoritas yang mengatur dan mengelola sungai-sungai yang bermuara di Jakarta. Cara lain untuk mengatasi banjir yang diusulkan mereka adalah dengan mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi dengan kanal-kanal pembuangan air. 3. Merintis Angkutan Massal Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, menurut Jokowi-Ahok adalah dengan memperbanyak angkutan massal. Jika angkutan massal yang nyaman banyak tersedia, maka warga akan meninggalkan kendaraan pribadinya. Jokowi-Ahok akan memperbanyak armada angkutan umum, terutama bus TransJakarta di koridor-koridor yang tetap dipertahankan sebagai jalur bus khusus. Penambahan bus TransJ juga diyakini bisa meminimalkan pelecehan seksual di dalam angkutan umum. Selain itu dirintis juga pembangunan MRT/subway. Nantinya sebagian busway akan diubah menjadi railbus yang berkapasitas lebih besar. Dengan demikian yang digarisbawahi adalah pergerakan orang, bukan pergerakan mobil. Keduanya berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah sekitar Jakarta untuk membuat otoritas pelayanan transportasi Jabodetabek agar persoalan mobilitas warga bisa ditangani oleh badan yang memiliki otoritas lintas daerah. Selain itu kendaraan umum seperti Metro Mini, Kopaja, dan bus akan diganti dengan kendaraan yang lebih layak agar warga nyaman menggunakan kendaraan umum. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi juga akan dilakukan melalui sistem Electronic Road Pricing (ERP), sewa parkir yang tinggi, pengaturan kendaraan berdasarkan nomor polisi genap-ganjil, dan pengaturan jam kerja. 4. Layanan Kesehatan Gratis Kartu Sehat akan diluncurkan begitu Jokowi menduduki kursi DKI 1. Kartu ini bisa memperpendek jalur birokrasi pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah. Pembayaran layanan ini ditanggung pemerintah. Selain itu akan disediakan Pusat Kesehatan Masyarakat di pasar-pasar tradisional, terutama pasar-pasar yang dibangun di superblok untuk kalangan menengah ke bawah. 5. Bangun Mal PKL, Ruang Publik & Revitalisasi Pasar Tradisional Pengalaman Jokowi menata 5.817 pedagang kaki lima (PKL) di Solo tanpa unjuk rasa akan diterapkan di Jakarta. Dia berjanji akan membangun mal khusus bagi PKL agar lebih tertib sehingga tidak mengganggu pengguna jalan. Keberadaan pasar tradisional juga akan diperhatikan sehingga bisa bersaing dengan pasar modern dan menggerakkan perenomian warga kota. Hal ini dilakukan Jokowi karena pasar modern tidak menolong rakyat kecil. Padahal jika pasar tradisional dan PKL dikelola dengan baik bisa mendatangkan untung besar. Jokowi-Ahok ingin memfasilitasi pergaulan warga dengan menyediakan sarana mengekspresikan diri. Hal itu akan dilakukan dengan menyediakan ruang-ruang publik. Mereka juga menjanjikan membangun kebudayaan warga kota dengan berbasis komunitas. Akan dibangun pula pusat kebudayaan Jakarta di lima wilayah administratif. Keduanya juga berjanji merevitalisasi dan melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia. Tujuannya adalah agar menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya di Jakarta. 6. Birokrasi Bersih & Profesional Pemerintahan daerah tak lepas dari yang namanya birokrasi. Karena itu Jokowi-Ahok berjanji akan melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional. Waktu pengurusan izin juga akan dipercepat. Dengan demikian waktu pengurusan izin akan lebih pendek, maksimal hinga enam hari kerja. 7. Gubernur & Wagub Tanpa Voorijder Bagi Jokowi dan Ahok, gubernur dan wakilnya harus bisa merasakan keadaan warga. Karena itu mereka berjanji tidak akan menggunakan voorijder yang membuat mereka tidak merasakan kemacetan jalanan Ibukota. Jokowi-Ahok juga berjanji hanya akan berada di kantor selama 1 jam. Sisa waktunya akan digunakan untuk meninjau proses pembangunan dan pelayanan publik di lapangan. Untuk mendukung pelayanan hingga ke tingkat terkecil pemerintahan, insentif pada Ketua RT dan RW pun dijanjikan untuk dinaikkan. Kepada wartawan pun dia berjanji selalu terbuka bila terpilih sebagai gubernur DKI. Jokowi berjanji tidak akan ngambek atau tersinggung bila ada pertanyaan wartawan yang dinilai menyudutkan. Mereka juga berjanji meniadakan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi Pamong Praja melakukan kekerasan terhadap warga. 8. Pendidikan Gratis Kartu Jakarta Pintar akan diluncurkan setelah Jokowi-Ahok menduduki kursi gubernur DKI. Dengan kartu ini maka warga Jakarta dapat merasakan pendidikan gratis dari SD hingga SMA. Ide kartu pintar ini muncul karena sepanjang pengetahuan Jokowi-Ahok, banyak anak yang putus sekolah di SMP dan SMA. Program yang sama, menurut Jokowi, telah berhasil diterapkan di Solo selama 5 tahun. Dalam kampanye di Kampung Sawah, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (29/6) lalu Jokowi berkomitmen merealisasikan apa yang telah disampaikan kepada warga. "Kalau apa yang saya sampaikan tidak terbukti, tagih janji itu. Tapi enggak, saya sudah berbicara dan sudah dilaksanakan untuk bapak dan ibu," ujarnya. (vit/nrl) Rabu, 11 Juli 2012 21:14:29 Pemenang putaran pertama akan pengaruhi warga DKI Pemenang putaran pertama akan pengaruhi warga DKI Jokowi. ©2012 Merdeka.com/arie basuki Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Saiful Mujani mengatakan kemenangan yang didapat oleh pasangan Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI Jakarta 2012 ada faktor yang menentukan. Kondisi itu membuat posisi Jokowi unggul jauh atas pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. "Pertama adalah banyak faktor yang bisa mempengaruhi atau strategi warga untuk memperkuat dukungan pemilih dalam hal ini Jokowi-Ahok, seperti yang saya katakan tadi adalah persoalan 8% dan itu sebenarnya tidak terlalu berat. Sementara untuk Fauzi Bowo hanya persoalan 20%," kata Saiful di Kantor LSI, Menteng, Jakarta, Rabu (11/07). Saiful menilai, untuk bisa menang di putaran selanjutnya, pasangan yang diusung Partai Demokrat (PD) itu harus bisa menghimpun kekuatan besar. Tapi, itu pun tidak mudah karena saat ini warga Jakarta sudah sangat cerdas menentukan pilihannya. "Oleh karena itu, tantangan yang akan dilakukan oleh dua pasangan ini, (menghimpun kekuatan) itu yang harus lebih kuat dari Pak Fauzi. Kemudian persoalannya adalah pemilih di Jakarta ini bukan seperti anak ayam yang bisa digiring-giring," ujarnya. Ada satu hal yang mengejutkan secara positif, dalam arti masyarakat Jakarta begitu terbuka terhadap sokongan dari daerah sekalipun hanya sekelas Wali Kota. Saiful memprediksi, pada putaran kedua nanti, pemilih Jakarta akan terpengaruh pada pasangan yang unggul di putaran pertama. "Nah orang akan pastinya mengikut pada yang unggul dan ini adalah tantangan yang akan dihadapi oleh Foke-Nara," pungkasnya. [has] Rabu, 11 Juli 2012 16:52:48 WIB Ahok Menang Telak di Pluit PENJARINGAN (Pos Kota) –Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menang telak di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 59 di mana calon wakil Gubernur menyalurkan hak pilihnya. Di lokasi itu pasangan Jokowi –Ahok itu mendapat 383 suara, mengungguli pasangan lain. Pasangan cagub dan cawagub yang diusung Partai PDIP dan Partai Garindra itu datang ke TPI yang berlokasi di Lapangan Basket Jalan Muara Karang Blok R 8 Selatan Rt 08 Rw 014 Kelurahan Pluit, Penjaringan Jakarta Utara dengan ditemani istri Veronica ST dan sejumlah tim suksesnya. Ahok yang datang sekitar pukul 09.00 itu langsung disambut warga yang sejak pagi menunggu kedatangannya di TPS 59 untuk bersalama atau sekedar foto-foto bersama. Ahok usai mencoblos kepada wartawan mengatakan, dirinya mengenal Jakarta dengan baik, tidak perlu harus mengetahui selukbeluk jalan di Jakarta. “Kalau begitu tidak perlu jadi gubernur, cukup jadi sopir taksi saja,” kata Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) usai menggunakan hak suaranya. Pernyataan itu didampaikan menanggapi kalau dirinya dan pasangannya tidak memahami Jakarta. “Kalau dibilang tidak mengenal Jakarta dengan baik, pengertiannya seperti apa. Kalau mengenal semua jalan ya jadi supir taksi saja, jangan jadi gubernur. Saya kira orang Jakarta juga belum tentu tahu pelosok jalan di Jakarta. Saya kira bukan begitu, bagi saya yang utama adalah pemimpin yang memiliki karakter teruji,” ucap suami Veronica. Dia Dirinya mengaku sudah 28 tahun tinggal di jalan Muara karang P-8 nomor 27 Kelurahan Pluit Penjaringan Jakarta Utara. Dan hampir 32 tahun menghabiskan usia di Jakarta. “Jadi kalau ada yang bilang saya tidak tahu Jakarta, berarti kurang cerdas mencari informasi, Asbun (asal bunyi) saja dia itu,” kata Ahok. Perolehan suara di TPS 59 dimana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). No.1. Pasangan DR. Ing. H. Fauzi Bowo – Mayjen (Purn) H. Nachrowi Ramli, SE. 22 suara No.2. pasangan Mayjen TNI (Purn) Drs. H. Hendardji Soepandji, SH. – Ir. H. A. Riza Patria, MBA. 1 suara, No. 3. Pasangan Ir. H. Joko Widodo – Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM. No 3; 343 suara. No.4. pasangan DR. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA. – Prof. DR. Didik Junaedi Rachbini. 0. No.5 Faisal Batubara – Biem Triani Benyamin, 3 suara No.6 Pasangan Ir. H. Alex Noerdin, SH. – Letjen Marinir (Purn) H. Nono Sampono, 4 suara. (wandi/ilham/sir) Rabu, 11 Juli 2012 | 16:19 WIB Rahasia Jokowi di Masa Kecil TEMPO.CO, Jakarta - Mengetahui putranya ikut dalam pertarungan menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Indonesia, ibunda Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo, angkat bicara. Menurut perempuan berusia 70 tahun ini, sosok kepemimpinan Jokowi sudah terlihat sejak kecil. Sebagai sulung dari empat bersaudara, Jokowi menjadi panutan bagi tiga adik perempuannya. "Dari kecil sudah kelihatan dia anak yang bekerja keras dan pantang menyerah," kata Sudjiatmi di Posko Pemenangan Jokowi-Ahok, Rabu, 11 Juli 2012. Menurut Sudjiatmi, sejak menginjak sekolah menengah pertama, Jokowi sudah mulai mendidik adik-adiknya dengan disiplin. Sebelum memutuskan menjadi calon gubernur DKI Jakarta, Sudjiatmi mengatakan putranya meminta restunya terlebih dahulu. "Saya restui," ujar wanita yang mengenakan busana muslim berwarna hijau ini. Bagi Sudjiatmi, iklim politik di Jakarta lebih keras. Oleh karena itu, ia berpesan supaya Jokowi tidak melupakan nilai-nilai luhur yang pernah diajarkannya. "Semoga ia tetap jujur, kerja keras, dan istikamah," katanya. Sudjiatmi berharap Jokowi bisa terus memimpin dalam perolehan suara pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sama seperti sang anak, ia tak mau sesumbar perilah siapa yang bakal jadi pemenang. "Ini kan masih sementara. Mudah-mudahan nanti bisa menang terus," katanya sambil tersenyum malu. Sebelum pencoblosan, sang ibu bercerita keluarga besarnya sempat mengadakan pengajian di Surakarta. Di posko pemenangan ini, hanya sang ibu yang terlihat mendampingi Jokowi. Adapun istri Jokowi ataupun tiga adik perempuannya--Iit Sriyantini, Hidayati, dan Titik Ritawati--tak tampak. Sebelum menutup pembicaraan, sang ibu sempat bercerita mengenai makanan kesukaan Jokowi. Wali Kota Surakarta ini ternyata gemar makan pisang rebus dan kacang rebus. ANANDA W. TERESIA Rabu, 11 Juli 2012 | 15:51 WIB Mengapa Jokowi Bisa Memutarbalikkan Hasil Survei TEMPO.CO, Jakarta - Hasil hitung cepat pemilihan gubernur DKI Jakarta untuk sementara bertabrakan dengan hasil-hasil survei sebelumnya. Empat lembaga survei--Indo Barometer, Sugeng Sarjadi School of Government, Lingkaran Survei Indonesia, dan Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) menyatakan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli bakal menang mudah. Pasangan yang biasa disebut Foke-Nara ini meraih suara 36,7 persen sampai 47,2 persen. Hasil perhitungan cepat sementara ternyata berbicara lain. Justru pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang unggul sementara. Menurut hitungan cepat Indo Barometer, Rabu, 11 Juli 2012, hingga pukul 15.30 Jokowi-Basuki meraih 46,9 persen suara. Adapun Foke-Nara hanya 28,8 persen. Data yang masuk hitung cepat Indo Barometer mencapai 64,7 persen dari total suara. Hasil serupa terlihat pada perhitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia. Jokowi-Ahok meraih 43,04 persen suara. Posisi kedua ditempati pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli sebesar 34,18 persen suara. Peringkat ketiga ditempati pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini dengan 11,1 persen, disusul duet independen Faisal Basri-Biem Benjamin 5,2 persen. Pasangan Alex Noerdin-Nono Sampurno hanya meraih 4,37 persen suara. Adapun pasangan Hendardji-Riza meraih 1,84 persen suara. Data yang masuk hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia mencapai 75 persen dari total suara. Menurut LSI, perbedaan ada di swing voter yang mencapai 30 persen. Kemungkinan aktivitas kampanye tim Jokowi-Ahok bekerja lebih efektif dan berhasil meraih simpati dari para swing voter. Kemungkinan lain jumlah pendukung Foke beralih ke kandidat lain atau memilih menjadi golongan putih. J.J. Rizal, sejarawan yang juga pengamat Kota Jakarta, menilai Jokowi berhasil merebut hati masyarakat. "Pendapat-pendapat Jokowi sangat berani, berbeda dengan Foke yang lebih berhati-hati," kata Rizal seperti dikutip TV One. Menurut data Indo Barometer, pasangan Jokowi memenangi di hampir semua wilayah pemilihan Jakarta kecuali Jakarta Selatan. Jokowi-Ahok menang di Jakarta Timur (40 persen), Jakarta Pusat (45,8 persen), Jakarta Utara (47,4 persen), dan Jakarta Barat (48,9 persen). Data itu senada dengan hasil hitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia. Foke cuma menang di Jakarta Selatan (37,8 persen). Adapun Jokowi menang di Jakarta Timur (43,65 persen), Jakarta Pusat (41,59 persen), Jakarta Utara (48,19 persen) dan Jakarta Barat (46,7 persen) Lingkaran Survei Indonesia 1. Fauzi-Nachrowi 34,18% -- survei sebelumnya 25 Juni 2012 43,7% 2. Hendarji-Riza 1,84% -- survei sebelumnya 1,2% 3. Jokowi-Ahok 43,04% -- survei sebelumnya 14,4% 4. Hidayat-Didik 11,81% -- survei sebelumnya 8,3% 5. Faisal-Biem 4,75% -- survei sebelumnya 5,8% 6. Alex-Nono 4,37% -- survei sebelumnya 3,9% Indo Barometer 1. Fauzi-Nachrowi 32,3% -- survei sebelumnya 22 April 2012 36,6% 2. Hendarji-Riza 2,4% -- survei sebelumnya 1,4% 3. Jokowi-Ahok 44,9% -- survei sebelumnya 17,9% 4. Hidayat-Didik 11,1% -- survei sebelumnya 18,5% 5. Faisal-Biem 5,2% -- survei sebelumnya 4,1% 6. Alex-Nono 4,7% -- survei sebelumnya 3,6% TSE | BS Dilarang Nyoblos, Warga Johar Baru Protes Karena namanya di Daftar Pemilih Tetap tercetak dengan warna hitam. Rabu, 11 Juli 2012, 12:39 Ismoko Widjaya, Amal Nur Ngazis VIVAnews - Perdebatan kecil sempat mewarnai pemungutan suara di TPS 58 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Akar masalahnya yaitu protes seorang warga asli setempat yang tidak diperbolehkan oleh petugas TPS untuk mencoblos. "Saya ke sini tanya saja saat Pilkada 2007, kemudian Pilpres dapat hak pilih, kenapa sekarang tidak dapat?" kata Ismail, warga asli RT 01 RW 12, Jalan Tanah Tinggi XII no 19, Jakarta Pusat, Rabu 11 Juli 2012 Petugas TPS sempat mempermasalahkan karena namanya dalam Daftar Pemilih Tetap tercetak dengan warna hitam. Warna hitam itu artinya Ismail bermasalah dengan hak pilihnya. Ismail sendiri terdaftar dalam DPT dengan nomor urut 173 dari 579 pemilih di TPS 58. "Saya tidak punya KTP ganda. Saya asli sini, lahir, besar di sini. Info tak dapat hak pilih itu dari kelurahan," kata Ismail yang mengaku baru kali ini hak pilihnya bermasalah. "Kecewa, belum nyoblos." Selain Ismail, Sriyanto yang juga satu RT dengan Ismail juga tidak diperbolehkan petugas TPS. Alasannya sama, namanya di DPT tercetak dengan warna hitam. Ismail sempat berdebat dengan salah satu petugas TPS, meski petugas tetap kukuh tidak memperbolehkan Ismail mencoblos. Namun, akhirnya masalah diklarifikasi oleh petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Johar Baru, Mansyur Saleh. "Jika di Daftar Pemilih Sementara ada namanya, dia berhak milih meski di DPT tercetak hitam. Itu patokannya," jelas Mansyur. Mansyur meminta persoalan kecil ini jangan diperkeruh dan meminta semua pihak untuk menata normal kembali. Kedua orang itu akhirnya boleh mencoblos setelah petugas TPS mendapat klarifikasi dari petugas PPK Johar Baru. Dalam DPT jumlah warga yang tercetak hitam sebanyak 13 orang. (adi) Ahok Nyoblos Bersama Para Tetangganya Ali Sobri | A. Wisnubrata | Rabu, 11 Juli 2012 | 10:28 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 059 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2012). Datang Pukul 10.00 tepat, Ahok didampingi istrinya, Veronica (36) mencoblos bersama dengan 1000-an warga yang kebanyakan adalah tetangganya. Ahok datang dari rumahnya di Komplek Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara dengan mengenakan baju kotak-kotak khas pasangan cagub-cawagub dari partai PDIP dan Gerinda. TPS 059 yang disatukan dengan TPS 058 di sebuah Lapangan Basket RW 014, Muara Karang Blok 8 memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 1.107 suara. RW 014 Eddy Shoesanto mengatakan di komplek tersebut ada 90 persen warga keturunan etnis Tionghoa. "Kalau DPT dua TPS ini 1.107, maka 90 persennya atau sekitar seribuan adalah warga keturunan," katanya kepada wartawan. Ahok sendiri merasa yakin, TPS tempatnya memilih akan menghasilkan suara mayoritas pada pasangan nomor 3 Jokowi-Ahok. "Saya dari bujang sudah tinggal di sini bareng mereka. Saya yakin kebanyakan mereka kenal saya," katanya usai mencoblos bersama istri. Rabu, 11 Juli 2012 | 09:29 WIB Tanpa Led Zepellin, Temulawak dan Madu Menu Jokowi TEMPO.CO, Jakarta -Calon gubernur Joko Widodo tak sarapan berat di hari pencoblosan ini. Ia hanya mengkonsumsi temulawak dan madu, menu andalan sehari-hari untuk menjaga staminanya. Biasanya temulawak dan madu itu dipadu lagu rock mulai dari Led Zepellin sampai Megadeth. Hari ini, ia tak sempat mendengarkan lagu kesayangannya itu karena awak media sudah ramai menyambangi rumahnya. "Mood mendengarkan lagu hilang. Sudah ramai media," katanya. Perbincangan dengan awak media pun berlanjut dari mulai urusan quick count sampai kedekatannya dengan beberapa kandidat. Sekitar jam 8, Jokowi meninggalkan Pasar Minggu dan kemudian ke Teuku Umar, menuju kediaman Mega. Tidak ada raut khawatir di raut wajahnya, ia tampak sangat santai dan lebih sering melempar senyum. Setelah menemani Mega mencoblos di Kebagusan, Jokowi akan langsung menyambangi 4 kandidat calon gubernur lain. Dimulai dari Hidayat Nur Wahid, lalu Alex Noerdin, Faisal Basri dan Hendardji Supandji. ANANDA TERESIA Jokowi: Alhamdulillah, Empat Partai Cabut Dukungan Edward Panggabean 29/06/2012 16:11 Liputan6.com, Jakarta: Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hanya dapat mengatakan "Alhamdullilah" dengan keluarnya empat partai dari tim pendukungnya dalam ajang Pemilukada DKI 2012. Jokowi menjelaskan, keluarnya empat partai dari tim pendukungnya karena hanya mencari dukungan dari masyarakat secara riil. "Kalau ada empat partai yang lepas, kalau saya ya Alhamdulillah saja. Karena dukungan yang saya inginkan dukungan yang riil dari masyarakat seperti ini bukan dukungan elitis," ucap Jokowi saat menyambangi warga jalan Swadaya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (29/6). Ia mengaku,i belum bisa berbuat banyak untuk mencukupi keinginan para pendukungnya. Lantaran dirinya mengakui tak punya banyak uang. Wali Kota Solo itu hanya berharap kepada masyarakat yang menggunakan hati nurani. "Kalau ada yang lepas Alhamdullilah, karena yang ada pada kami yang dari hati nurani. Yang mau aktif pakai hati, karena kami ngga punya uang. Kalau cari uang, ya jangan ke Jokowi nanti nyesal," sindirnya. Ditambahkan Jokowi, di dalam kondisi Pilkada seperti ini, wajar jika ada banyak masyarakat atau pendukung calon pemimpinnya yang berubah haluan. Meski dirinya mengklaim banyak pendukung dari cagub lain yang saat ini beralih untuk mendukungnya. Bahkan presentase dukungan terhadap cagub bernomor tiga itu terus meningkat setiap saat, meski banyak pendukungnya yang telah pindah haluan ke cagub lain. Namun untuk membuktikan itu hanya pada saat pemilihan Pilkada DKI Jakarta tanggal 11 Juli 2012. "Saya tidak bisa temukan berapa persen, tapi tiap hari dukungan terus naik. Itu saja prinsipnya. Dari bawah (pendukungnya) semangatnya masih kelihatan. Yang ingin perbaikan juga keliatan," pungkasnya. Seperti diketahui empat partai politik menyatakan dukungannya kepada pasangan cagub dan cawagub Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Empat parpol itu antara lain adalah Partai Barisan Nasional (Barnas), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Persatuan Rakyat Nasional (PPRN), dan Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan). (ALI/MEL) Rabu, 11/07/2012 07:54 WIB Pilgub DKI, Waspadai Oknum yang Curangi Kotak Suara! Muhammad Iqbal - detikNews Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Jakarta Beragam bentuk kecurangan dan pelanggaran dalam Pilgub DKI sangat mungkin terjadi dilakukan oleh oknum tim sukses yang ingin menang dengan cara-cara yang kotor. Kecurangan itu disinyalir bisa terjadi mulai pemungutan suara sampai pada penghitungan suara. Hal itu dinyatakan oleh ketua pokja sosialisasi, pemungutan dan penghitungan suara KPU DKI, Sumarno. "Misal saat pemungutan suara, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sengaja melakukan kecurangan dengan mengizinkan masuknya orang yang tidak terdaftar sebagai pemilih," tutur Sumarno, Rabu, (11/7/2012). Selain itu menurutnya, KPPS juga bisa mengizinkan orang yang sesungguhnya sudah memilih dan ada tanda tinta di jarinya untuk memilih kembali. "Lalu dalam pergerakan kotak suara juga bisa terjadi kecurangan. Ketika kotak suara bergerak dari TPS ke kelurahan, di tengah jalan itu mungkin terjadi juga. Termasuk ketika nanti ketika kotak suara menginap di kelurahan untuk direkap dari seluruh TPS," jelasnya. Ia menjelaskan, indikasi kecurangan itu sudah terlihat oleh KPU DKI sebagai potensi pelanggatan. Sehingga KPU DKI punya jaring-jaring pengaman untuk memastikan pelaksanaan di lapangan berlangsung jujur. "Misal saat pergerakan kotak suara dari TPS ke kelurahan, itu bukan hanya KPPS yang mengantar tetapi harus didampingi oleh saksi pasangan calon sampai ke kelurahan. Juga ada relawan atau pemantau yang bisa mendampingi sehingga di tengah jalan tidak terjadi kemungkinan-kemungkinan kecurangan itu," jelas Sumarno. Nah, di Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau kelurahan, saksi juga diperbolehkan untuk menunggu kotak suara selama berada di kelurahan untuk menunggu rekapitulasi. "Karena dulu terjadi, misal kalau sore itu digembok dan disegel, begitu dibuka segel akan rusak. Padahal besoknya dia harus ditunjukan di hadapan saksi bahwa segel dalam keadaan tidak rusak," teranganya. "Maka sebagai antisipasi juga, segel kotak suara juga kita siapkan terbatas sejumlah kotak suara itu," imbuhnya. (mad/mad) 30 Tahun Jadi Pengusaha Kayu, Jokowi Sempat 'Gagap' Jadi Walikota Whery Enggo Prayogi - detikfinance Selasa, 10/07/2012 12:49 WIB Jakarta - Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) menjadi bahan pembicaraan publik karena terobosannya ketika mengelola Kota Solo. Ia makin dikenal, saat kini menjadi calon Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 yang diusung partai Gerindra dan PDI Perjuangan. Namun ada kisah-kisah lucu saat Jokowi mulai memimpin kota tersebut. Ia menuturkan tujuh tahun lalu saat ia dilantik menjadi Walikota, Jokowi langsung ditantang sebagai inspektur upacara. Sebagai orang yang tak pernah duduk di birokrasi, Jokowi sempat tergagap-gagap menjalankan posisi barunya sebagai walikota. "Saya tujuh tahun lalu itu kecelakaan menjadi Walikota. Saya 30 tahun bisnis kayu (furnitur), ekspor produk kayu, lantai dan rumah kayu. Saya bukan dari politisi atau birokrasi," katanya dalam acara Dunamis, Indonesia Knowledge, di Jakarta, Selasa (10/7/2012). "Jumat dilantik, Sabtu-Minggu libur dan Senin upacara. Lalu saya diinformasikan protokol saya jadi inspektur upacara. Saya sudah lama nggak pernah upacara, apalagi jadi pemimpin," tambah Jokowi. Upacara pun dimulai, dihadapan 3.500 peserta, Jokowi berhadapan dengan komandan upacara. Ia mengaku sempat 'gagap' ketika menjadi inspektur upacara. "Saya hormat, saya tidak turunkan tangan karena belum ada perintah. Namun aneh sudah lama-lama, kok nggak turun-turun. Lima menit lebih. Wah, ini ada yang keliru (keliru). Lalu saya turunkan tangan, komandan upacara baru turun," jelasnya. Kejadian lucu lainnya, yaitu ketika ia tidak dianggap sebagai Walikota karena tubuhnya kalah tegap dengan ajudannya. "Ajudannya menjadi masalah. Berat saya 53 kg, kelihatan kurus sekali. Ternyata jadi Walikota nggak mudah. Apalagi jadi Gubernur?" katanya tertawa. "Karena ajudan tegap, dia disalami. Selama tiga bulan. Saya nggak ada potongan jadi Walikota. Ya, ajudannya saya ganti. Dan tujuh tahun ini selamat, saya sudah disalami," tegas Jokowi. Selain itu, pada masa awal-awal menjadi walikota, ia dianggap sakti oleh beberapa warga Solo. Banyak ibu-ibu datang ke rumah dinas Jokowi membawa anaknya, dan meminta kesembuhan. "Datang ibu-ibu 15 kali. Pak anak saya dua hari anget (hangat). Ya bawa ke dokter," katanya kepada si ibu. Si ibu beralasan, anaknya mengigau Jokowi. "Saya saya doakan. Usap-usap. Sudah bu, sembuh. Dan saya dapat laporan, anak sudah sembuh. Jadi lumayan sakti juga saya," imbuhnya. "Namun paling berat, ada yang bawa orang kesurupan. Saya pegang es, setelah tangan saya dingin saya usapkan, tiba-tiba sadar," pungkas Jokowi. (wep/hen) Selasa, 10/07/2012 14:14 WIB JPPR Terjunkan 1.058 Relawan Pantau Kecurangan di TPS M Iqbal - detikNews Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Jakarta Jaringan Pendidikan Pemilih Suara untuk Rakyat (JPPR) siap terjunkan 1.058 relawan untuk memantau kecurangan pada saat pemungutan suara yang akan digelar besok. 1.058 relawan tersebut akan disebar di beberapa TPS se-DKI Jakarta. "Pada hari pemungutan suara Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur DKI jakarta 2012 besok, JPPR akan menerjunkan 1058 relawan yang akan memantau pelanggaran yang terjadi," ujar Koordinator JPPR, Yusfitriadi dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa, (10/7/2012). Menurutnya, relawan itu akan disebar di 1058 TPS yang tersebar di seluruh kotamadya dan kabupaten se-DKI Jakarta. "Pemantauan JPPR akan bersifat kualitatif, dimana bukan melihat hasil penghitungan suara, tetapi bersifat temuan-temuan pelanggaran dan masalah yang muncul," tuturnya. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melihat potensi pelanggaran dan masalah yang akan terjadi dalam pemungutan suara besok. Itulah karenanya perlu relawan pemantau seperti yang juga dilakukan Panwaslu maupun Bawaslu. "Beberapa potensi masalah sudah kami identifikasi, sepert serangan fajar nanti malam, DPT tidak terpasang di TPS, logistik bermasalah terkait menyusul keputusan DKPP, sengketa hasil suara dan keberpihakan penyelenggra pemilukada baik di TPS dan di Panitian Pemilihan Kecamatan (PPK)," jelas Yus. "Jadi semua temuan akan kita laporkan kepada Panwaslu dan akan kami rilis besok setelah selesai pemungutan suara," imbuhnya. (gah/gah) Ini Temuan ICW: Ada 27 Dugaan Pelanggaran dari 3 Pasangan Cagub DKI Rivki - detikNews Jakarta Indonesia Corruption Watch (ICW) memaparkan dugaan praktek money politic dalam Pilkada DKI Jakarta. Ada 3 pasangan cagub yang disebut ICW terlibat dalam dugaan praktik uang itu. Ketiga pasangan cagub itu ialah Pasangan Alex-Nono, Pasangan Hendarji-Riza dan Pasangan Foke-Nara. Dari ketiganya Foke diduga paling banyak melakukan pelanggaran. Kordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Abdullah Dahlan, meminta Panwaslu harus tegas dalam setiap pelanggaran kampanye. "Pasangan cagub-cawagub yang melakukan pelanggaran harus ditindak tegas," ujar Abdullah dalam jumpa pers di Gedung LBH, Jl Diponegoro, Jakpus, Jumat (6/7/2012). Berikut pemaparan money politic dari ICW: Pasangan Alex Nono: 1. Pada tanggal 30 Juni 2012, di posko pemenangan Alex-Nono melakukan bagi-bagi uang sebesar Rp 250 ribu kepada tiap relawannya. Pembagian dilakukan secara rutin, jumlahnya bervariasi mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 400 ribu. 2. 28 Juni 2012 bertempat di posko Alex-Nono puluhan warga dibagikan formulir dan disertai fotocopy KTP untuk pengambilan uang sebesar Rp 350 ribu 3. 26 Juni 2012 bertempat di muara baru, ada perekrutan korlap dimana setiap korlap bisa mendapatkan massal dijanjikan Rp 100 ribu. 4. 2 Juni 2012 di Penjaringan Jakut, santunan asuransi sebesar Rp 300 ribu untuk warga yang meninggal dan membagi-bagikan formulir untuk asuransi 5. 28 Juni 2012 di Duren Sawit, Alex memberikan Rp 60 juta kepada yayasan Alwatoniah Duren Sawit disertai kampanye supaya memilih dia. 6. 30 Juni di Majelis Taklim Assafiqinah ustad majelis itu mengimbau agar memilih Alex Pasangan Foke- Nara 1. 2 Juni 2012 di Centeng Ciracas ada pembagian uang senilai Rp 35 ribu disertai pembagian mie dan pasangan kaos Foke 2. 1 Juni 2012 terjadi pembagian uang di komunitas radio senilai Rp 50 ribu 3. 30 Juni 2012 di Penjaringan Jakarta Utara, pembagian mobil ambulan untuk setiap RW dengan syarat Foke-Nara harus dapat meraih suara 90% di kelurajan itu. 4. 29 Juni 2012 pembagian mobil kepada tiap RT di Penjaringan Jakarta Utara. 5. 28 Juni 2012 Timses Foke-Nara memberikan sumbangan subuh kepada pengurus masjid sebesar Rp 1 juta kepada pengurus masjid. 6. 26 Juni 2012 warga kampung Jawa diajak tamasya gratis ke Tasikmalaya semua ditanggung. 7. Saat pengajian ibu-ibu di kelurahan Papanggo, Jakut, ada pembaguan uang sebesar Rp 30 ribu 8. 2 Juni 2012, pengobatan gratis di rumah timses Foke di daerah Penjaringan Jakut. 9. 29 Juni 2012 di Klender di sebuah majelis taklim, timses Foke Nara memmberikan doorprose berupa pembagian paket umrah untuk 7 orang 10. Setiap RT mendapatkan uang upah dari timses dan dikasih pesan supaya memilih Foke Nara. 11. Melalui koperasi jasa keuangan PPMK dan LMK, PEMK dilakukan pembagian kaos bergambar Foke. 12. 7 Juli 2012 lomba memancing di Jakbar, doorprise motor. 13. Pembagian baksos dan pengobatan gratis di kelurahan Kalibata. 14. 2012 di Puncak, Bogor, terjadi acara pengumpulan lurah se DKI Jakarta. Dalam acara itu tiap lurah disuruh aktif memenangkan incumbent 15. 3 Juli 2012 di Balai Kartini, Foke mengajak guru-guru mencoblos dirinya. 16. Iklan di Videotron Jl Cikini Jakpus, Iklan tentang pasangan Foke Nara 17. Iklan incumbent di televisi, dalam keberhasilannya membangun Jakarta 18. 6 kebijakan gratis yang diteken oleh Foke dalam kampanye nya seperti tiket bus way dan masuk ancol gratis. 19. Dalam masa kampanye, Foke meluncurkan angkot ber-Wifi, hal ini berkaitan dengan masa kampanye. 20. Baliho-baliho di Jl Sudirman, berisi kampanye terselubung dalam keberhasilannya memimpin Jakarta. Pasangan Hendarji-Fariza 1. Pembagian uang Rp 20 ribu dan nasi kotak di Jakarta Utara. Detikcom, hingga berita ini diturunkan belum bisa mendapatkan konfirmasi dari ketiga pasang calon cagub dan cawagub ini. (rvk/ndr) sumber : detikNews : Ini Temuan ICW: Ada 27 Dugaan Pelanggaran dari 3 Pasangan Cagub DKI Senin, 09/07/2012 08:59 WIB Cegah Politik Uang 'Pasca Bayar' di Pilkada, HP Harus Dilarang Masuk TPS Indra Subagja - detikNews Jakarta Politik uang harus diwaspadai menjelang hari H di Pilkada DKI. Salah satu modus yang paling riskan yakni modus 'pasca bayar'. Modus seperti itu dilakukan dengan menggunakan foto handphone (HP) sebagai bukti. Untuk mencegahnya, HP harus dilarang dibawa masuk ke bilik pemungutan suara. "Hasil pencoblosan rawan ditransaksionalkan dengan memfoto pakai HP apa yang dicoblos," jelas peneliti korupsi politik ICW, Apung Widadi, saat berbincang, Senin (9/7/2012). Cara memfoto coblosan dengan HP itu yang paling umum dan tengah gencar digalang. Yang lebih gawat lagi bila seseorang diintimidasi jika tidak memilih sesuai keinginan tim sukses tertentu. "Dan kalau nggak sesuai apa yang diinginkan, ada juga intimidasi yang dilakukan tim salah satu calon," jelas Apung. Aturan pelarangan membawa HP ini memang tidak ada di dalam UU. Tetapi, melihat kerawanan politik uang di Pilkada, dan juga melihat kondisi yang ada, perlu ada terobosan. "KPU harus segera bikin peraturan KPU dalam 2 hari ini," tegasnya. Coblosan Pilgub DKI Jakarta akan dilakukan pada Rabu 11 Juli 2012. Dibanding pilgub periode sebelumnya, hajatan tahun ini akan berlangsung seru mengingat banyaknya calon public figure yang turut serta. (ndr/nrl) Minggu, 08/07/2012 23:06 WIB Pemilih Kelas Menengah Dinilai Pengaruhi Hasil Pilgub DKI M. Rizal - detikNews Jakarta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan digelar Rabu 11 Juli 2012. Kriteria yang datang ke TPS sangat menentukan hasil Pilgub DKI. Sejumlah pengamat pun mulai menebak-nebak Pilgub DKI Jakarta. Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, penentuan hasil Pilgub ada pada pencoblosnya. "Penentuannya di hari pencoblosannya. Kalau mayoritas yang datang ke TPS itu kaum menengah ke bawah, itu kemungkinan Foke yang menang, dan satu putaran," kata Ray kepada wartawan di RM Dapur Selera, Jl Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (8/7 2012). Namun beda cerita kalau kemudian pemilih menengah ke atas datang ke TPS. Pemilih menengah ke atas bisa membuah hasil Pilgub DKI berbeda seluruhnya. "Kalau yang datang ke TPS itu kaum menengah ke atas, besar kemungkinan dua putaran. Jadi kalau mau Foke kalah, kaum menengah ke atas harus datang ke TPS," ujarnya. (zal/van) Kamis, 28 Juni 2012 | 04:31 WIB Curhat Jokowi Soal Ganasnya Persaingan Politik Jakarta TEMPO.CO , Jakarta:Calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, beraksi tak biasa saat ditanya dua wartawan di Ancol, Jakarta Utara. Ia yang baru sampai di darat setelah menempuh perjalanan melintasi laut dari Kepulauan Seribu, tiba-tiba cuek duduk di trotoar. "Di dunia politik, semua calon gubernur itu saingan yang sangat berat," kata dia, Rabu, 27 Juni 2012. Menurut Joko, persaingannya sangat ketat satu sama lain. Hitungannya per menit, apalagi waktu semakin dekat menjelang hari pencoblosan. Pantas, Joko berusaha untuk selalu berhati-hati setiap bertindak. "Blunder sedikit saja bisa berpengaruh besar," dia menuturkan. Sesekali, pengunjung, petugas kebersihan, dan petugas keamanan Ancol yang kebetulan melihat Joko, menghampiri Joko mengajak bersalaman dan foto-foto. Hari ini, Rabu, 27 Juni 2012, Joko Widodo melangsungkan kampanye hari keempatnya di Kepulauan Seribu. Setelah berlabuh di Pulau Harapan, ia berjalan kaki menuju Pulau Kelapa, dan menyebrang laut lagi ke Pulau Pramuka. Di tiga pulau tersebut, ia terpisah dengan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, karena melakukan kampanye di dua tempat yang berbeda. MUHAMAD RIZKI Jokowi Janji Terbuka dengan Wartawan Liputan 6Liputan 6 – 1 jam 49 menit lalu Liputan6.com, Jakarta: Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi berjanji selalu terbuka kepada wartawan bila terpilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Menurutnya, media bisa membantu program pemerintah daerah. Jokowi menambahkan hal tersebut sudah dilakukannya selama menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Ia pun berjanji tidak akan ngambek atau tersinggung bila ada sejumlah pertanyaan wartawan yang dinilai menyudutkan. Ia pun menyindir kepala daerah yang marah atau tersinggung bila ditanya wartawan. "Kalau ditanya pertanyaan yang menyudutkan, tidak senonoh, yang jawab marah memang manusiawi. Tapi, saya santai-santai saja," kata Jokowi di Rumah Saya Jalan Batu Arab, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (7/7). Selain itu, Jokowi juga mengaku biasa menerima telepon dari wartawan atau siapa pun sampai pukul 01.00 WIB. Termasuk menerima tamu hingga tengah malam. Bakan, ia mengaku, saat beberapa rapat pemerintahan Solo, dirinya juga biasa mengajak wartawan, termasuk rapat anggaran. "Ini dimaksudkan biar mengerti betul rapat anggaran seperti apa. Di Solo ada poster anggaran dan ditempel di kampung, biar terbuka," imbuhnya.(ADI/ADO) ICW: Money Politic dari Uang, Sembako, Hingga Ambulans Adri Prima | A. Wisnubrata | Sabtu, 7 Juli 2012 | 22:10 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyayangkan maraknya money politic yang diduga dilakukan oleh hampir seluruh pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta. Hal ini disampaikan oleh peneliti ICW bidang politik, Abdullah Dahlan pada sebuah acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2012). "Kita mendapatkan sekitar 27 pelanggaran kampanye dengan politik uang. Biasanya berbentuk pembagian uang secara langsung, pembagian sembako, hingga asuransi," tutur Abdullah. Lebih parah lagi, ia menjelaskan adanya temuan pemberian sebuah mobil ambulans di tingkat RW. Mobil ambulans akan menjadi sepenuhnya milik warga dengan syarat-syarat tertentu. "Ambulans tersebut akan menjadi milik warga jika suara dukungan mencapai 90 persen untuk wilayah tersebut," lanjut Abdullah. Menurutnya, hal tersebut mutlak merupakan money politic. Selain itu, pihak ICW juga masih mengeluhkan tentang transparansi dan akuntabilitas sumber dana kampanye dari para pasangan cagub-cawagub yang dinilai juga banyak pelanggaran. Selasa, 03/07/2012 14:41 WIB Jokowi Nilai Kuno Kampanye Hitam yang Menimpa Ahok Rivki, M Iqbal - detikNews Jakarta Kampanye hitam bermunculan menyusul semakin dekatnya Pilgub DKI Jakarta. Korbannya antara lain Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pantauan detikcom, Selasa (3/7/2012), sebuah spanduk warna putih dengan ukuran 2x2 meter nampak menggelantung di fly over Pancoran menuju Cawang. Spanduk tersebut bertuliskan 'Waspadai Cagub-Cawagub Berpaham Sekuler.' Dalam spanduk itu jelas terpampang foto cawagub nomor 3, Basuki Tjahaja Purnama yang mengenakan kemeja khas kotak-kotak. Foto Ahok diberi stempel yang bertuliskan Sekuler. Namun tidak jelas spanduk tersebut berasal dari kelompok mana. Hanya ada tulisan PRS di pojok kanan, tetapi kepanjangan PRS itu tidak terbaca karena posisi spanduk yang tinggi. Jokowi sebagai partner Ahok santai saja menanggapi serangan itu. Dia menganggap kampanye semacam itu sudah ketinggalan zaman. "Saya kira masyarakat jangan diperdaya dengan cara-cara seperti itu, sentimen-sentimen agama, sentimen-sentimen etnis, sentimen-sentimen kedaerahan, sudah kuno itu. Masyarakat sudah cerdas, masyarakat sudah pintar, sudah enggak mempan dengan hal-hal seperti itu," ujar Jokowi di sela kampanye zona di Gedung GRJU, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bagaimana cara Anda menjawab tudingan seperti itu? ""Saya kira apa pun kampanye hitam dan yang lainnya ya kami jawab dengan cara-cara yang riil seperti ini, tidak perlu saya bicara banyak-banyak, tidak perlu," kata sarjana kehutanan UGM penggemar musik cadas ini. (nrl/nrl) Prijanto Geleng Kepala Ditanya Ahok Soal Dana Bansos Tribunnews.com - Senin, 2 Juli 2012 23:35 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama berjanji mengawasi satu periode APBD DKI Jakarta sebesar Rp 140 triliun, jika ia bersama Jokowi kelak terpilih sebagai wakil gubernur dan gubernur DKI Jakarta. Salah satu yang ditanyakan Basuki saat silaturahmi dengan Prijanto, adalah dana hibah dan bansos Pemprov DKI, yang meningkat menjelang pemilukada Jakarta. Pertanyaan Basuki beralasan. Karena, belum lama ini Indonesia Corruption Watch (ICW), berdasarkan data BPK, mengungkapkan alokasi dana hibah dan bansos untuk tahun anggaran 2012 mencapai Rp 1,3 triliun. Sedangkan alokasi dana hibah dan bansos untuk tahun anggaran 2011 sekitar Rp 800 miliar. Ini yang membuat Ahok ingin tahu. "Biasanya, wagub inspeksi segala macam tindak lanjutnya. Di situ kami tanyakan apa yang beliau tahu. Beliau bingung menjawab dana hibah tahun lalu yang Rp 900 miliar. Untung saja tahun lalu ada SEA Games, yang mencapai Rp 200 miliar," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, usai menemui Prijanto di Balai Kota, Jakarta, Selasa (2/7/2012). Sementara, untuk dana hibah dan bansos 2012, lanjut Ahok, Prijanto mengaku tidak tahu sama sekali, karena tidak dilapori. Bahkan, ia tidak tahu untuk agenda apa saja dana sebanyak itu. Menurut Ahok, ini jelas berbahaya, menggunakan anggaran APBD untuk dana sosial, tapi tidak tahu digunakan untuk apa, apalagi mendekati pemilukada. Tempo hari, peneliti ICW Apung Widadi menuturkan, ada kenaikan cukup signifikan dalam politik anggaran Pemprov DKI Jakarta 2012, menjelang pemilukada. "Alokasi dana hibah dan bansos jauh, sebelum pilkada kecil, tapi mendekati pilkada tinggi. Dari Rp Rp 800 miliar pada 2011, ke Rp 1,3 triliun pada 2012," kata Apung. ICW sempat kecewa, lantaran ketika meminta informasi larinya dana hibah dan bansos tahun anggaran 2012, Pemprov DKI tertutup. Pejabat penyedia informasi mengeluarkan jurus pingpong kepada ICW. Sore harinya, pemprov merilis seakan-akan menyebut informasi yang dibutuhkan sudah diberi ke ICW. Dari keterangan pejabat pemegang informasi, mereka berdalih ada beberapa informasi yang tidak bisa dibuka oleh publik, merujuk SK Gubernur. Anehnya, justru data yang diminta ICW bukan masuk dalam kategori data negara seperti intelijen dan sebagainya. (*) Senin, 02 Juli 2012 | 20:41 WIB Es Shanghai Temani Jokowi Temui Warga Tionghoa TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 3, Joko Widodo hari ini, Senin, 2 Juli 2012 menemui warga Tionghoa yang tinggal di daerah Latumenten, Jakarta Barat. Sembari menyantap es shanghai khas Bangka, pasangan Basuki Purnama atau Ahok ini menjanjikan perubahan bagi komunitas Tionghoa di Indonesia. Menurut ia, berdasarkan informasi yang didengar dari pelaku usaha keturunan Tionghoa, mereka masih mengalami masalah di bidang perizinan usaha. "Kita akan one stop service semua perizinan. Prosesnya pun akan dilakukan dalam waktu cepat," kata Jokowi saat berkampanye di Latumenten. Ia memberi contoh, proses pengurusan Izin Mendirikan Bangunan untuk Usaha (IMB) seharusnya dapat selesai hanya dalam waktu 6 hari. Tapi kenyataan ini berbeda sekali di lapangan. Hal ini, lanjut Jokowi, disebabkan oleh sistem birokrasi yang rumit dan bermasalah. "Semua permasalahan itu bermula dari sistem, kalau sistemnya dibenahi maka masalah ini tidak akan terjadi. Harus ada perubahan sistem," kata Jokowi sambil sibuk makan es shanghai di depan para wartawan. PILKADA DKI: Rp 2 Juta dari kubu Faisal-Biem untuk SAWERAN untuk gedung KPK Oleh Newswires Sabtu, 30 Juni 2012 | 01:18 WIB bisnis indonesia JAKARTA: Calon gubernur independen DKI Jakarta, Faisal Basri, mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi sekaligus memberikan "saweran" guna mendukung rencana pembangunan gedung baru lembaga anti korupsi tersebut. "Ini bukan kampanye, saya tidak datang dengan atribut dan kapasitas sebagai calon gubernur DKI, karena yang kampanye pak Biem di Kepulauan Seribu," kata Faisal yang datang ke Gedung KPK di kawasan Kuningan, Jakarta, bersama pegiat anti korupsi Teten Masduki dan kedua anaknya, Jumat 29 Juni. Faisal menyumbang Rp1 juta dari kantong pribadinya dan menyertakan Rp1 juta yang merupakan dana solidaritas pendukung Faisal-Biem. "Sistem saweran memang sejalan dengan prinsip kami. Kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat saweran dari rakyat, maka KPK akan merasa berutang kepada rakyat, sehingga lebih bersemangat dalam berjuang demi rakyat," ujarnya. Namun, Faisal menyadari, penyediaan biaya pembangunan gedung baru institusi anti korupsi itu merupakan tugas negara. "Sulit bagi pihak luar untuk memberikan bantuan ke lembaga negara, karena akan masuk dalam ranah gratifikasi yang dilarang. Pejabat negara tidak boleh menerima meskipun itu demi pelayanan yang lebih baik," tuturnya. Untuk itu, ekonom senior itu juga menyerukan agar rakyat tidak hanya meratap diri dan mengutuk kehidupan politik Indonesia yang menurutnya sudah berada di bawah titik nol. "Tanpa tindakan konkret rakyat dan warga, partai politik akan terus menjadi masalah dalam kehidupan kita. Dukungan seperti ini adalah simbol perlawanan terhadap sistem legislasi yang penuh dengan kebusukan transaksi politik, korup dan kebuntuan akal sehat," tegasnya. KPK kini tengah menjadi pusat perhatian karena usulan membangun gedung lebih besar guna menampung karyawannya yang jumlahnya sudah cukup banyak, tidak disetujui oleh DPR RI. Berbagai dukungan pun mengalir karena pimpinan KPK kemudian mewacanakan rencana meminta bantuan kepada masyarakat untuk membiayai pembangunan gedung baru KPK, jika DPR RI tidak kunjung merealisasikan janjinya menyetujui anggaran pembangunan gedung baru. Pasangan calon Faisal-Biem sendiri dijadwalkan berkampanye di wilayah Kepulauan Seribu pada Jumat. Namun hanya calon wakil gubernur (Cawagub) Biem Benyamin yang menggelar sosialisasi dan menggalang dukungan ke salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu. (Antara/ea) PILKADA DKI: Jokowi janjikan Jakarta modern dan tertata rapi Oleh Newswires Senin, 25 Juni 2012 | 02:47 WIB bisnis indonesia JAKARTA - Penyampaian visi dan misi Calon gubernur dan wakil gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) di ruang sidang paripurna DPRD DKI, Minggu diwarnai sorak sorai dan tawa. Pasangan yang dijagokan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerindra ini mengusung visi misi berjudul "Jakarta Baru, Kota yang Modern dan Tertata Rapi" pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012. Dalam pidato penyampian visi dan misi, Jokowi mengunakaan slide show mengkritisi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo. Jokowi mencontohkan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang mampu mengurangi banjir di Jakarta, dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan bukan oleh Pemprov DKI. "Proyek BKT menggunakan alokasi dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum, bukan APBD DKI. Namun, hasil kerjanya diklaim oleh Pemprov DKI," ujar Jokowi disambut gelak tawa dan tepuk tangan para pendukungnya. Jokowi menuturkan, bila dirinya dan Ahok dipercaya memimpin Jakarta pihaknya telah menyiapkan serangkaian program penanganan kemacetan di Ibukota. "Pembangunan MRT harus dipercepat. Ini sudah lima tahun, MRT baru akan (dibangun). Serta proyek monorel yang sempat terhenti beberapa waktu akan dilanjutkan untuk diselesaikan," tuturnya. Jokowi menegaskan, pihaknya juga akan menambah kapasitas umum Bus Transjakarta sebanyak 1.000 unit. Serta peremajaan Metromini dan Kopaja yang tidak memberatkan pengusaha angkutan umum. "Kami juga mempersiapkan program Jabodetabek Transportation Authority. Untuk membenahi masalah kemacetan di Jakarta, juga harus membina hubungan dengan pemerintah pusat," jelasnya. Jokowi pun menyentil kepemimpinan Fauzi Bowo yang hanya mampu menambah satu koridor baru busway selama lima tahun. "Padahal dari 2002-2007 sudah ada 10 koridor baru," cetusnya disambut tawa para hadirin. Reaksi tersenyum simpul pun terlihat dari bibir Fauzi Bowo dari kejauhan. Khusus pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan bagi warga miskin, Jokowi mengungkapkan, pihaknya akan memberlakukan dua kartu yakni Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. "Kartu Sehat Jakarta ini bisa digunakan di rumah sakit negeri dan swasta. Semuanya dengan nama, alamat, dan foto," tutur Jokowi. Jokowi menambahkan, percuma anggaran besar digelontorkan apabila masyarakat masih susah mengakses pendidikan murah di Ibukota. Masih banyak anak yang tidak sekolah di SMP dan SMA, dan banyak yang tidak bisa mengambil ijazah. "Di masa mendatang, dengan menunjukkan kartu tersebut, anak-anak miskin yang saat ini tidak bisa sekolah dapat menikmati pendidikan gratis," tambahnya. (Faa) MASA KAMPANYE: Program kandidat dinilai tidak bermutu Oleh Fatia Qanitat Rabu, 27 Juni 2012 | 22:49 WIB bisnis indonesia JAKARTA: Kualitas program yang diusung seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam pemilihan umum DKI Jakarta dinilai tidak bermutu karena belum menyinggung tiga hal penting yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah di Jakarta. Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsudin Haris dalam diskusi publik Pilkada Jakarta Untuk Siapa? di Jakarta, Rabu (27/6), mengatakan bahwa kualitas pasagan calon belum bisa teruji pada visi misi yang mereka sampaikan. Pertama, sebutnya, belum ada satupun pasangan calon yang berupaya mengevaluasi secara serius tata ruang wilayah. ”Di Jakarta ini sudah menjadi republik mall, seluruh pelosok sudah dipenuhi oleh pusat perbelanjaan. Sebuah ibu kota negara tidak seharusnya menjadi seperti ini, perlu dibatasi. Harus diupayakan bagaiama caranya ruang terbuka hijau mencapi 20%, serta perlu adanya penataan pemukiman secara konsisten,” ungkapnya. Selain itu, sambungnya, tidak ada satu pasangan calon yang mempunyai komitmen untuk membangun Jakarta sebagai kota metropolitan yang lebih manusiawi dan berbudaya. Kemudian, Syamsudin menilai belum ada kesungguhan untuk membangun kerja sama yang sinergis dengan kota-kota di sekeliling Jakarta (Bogor, Depok, Bekasi, Tanggerang). Menurutnya, tidak mungkin membangun sebuah kota dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa, tanpa mengandalakan kota-kota di sekitarnya. Ia mengatakan bahwa gubernur yang ada selama ini begitu kompromistis kepada kepentingan modal, sehingga sulit untuk berpihak kepada masyarakat. Terlebih lagi, tingkat popularitas dan elektabilitas bisa dimanipulasi. Senada dengan hal tersebut, Direktur Econit Advisory Group Hendri Saparini mengungkapkan bahwa masyarakat tidak bisa berharap terlalu besar selama pemerintah belum mampu menerjemahkan dengan tepat siapa yang akan mereka pimpin. ”Sasarannya jangan hanya ditujukan kepada pengusaha atau masyarakat miskin semata, tapi perlu juga dilihat bagaimana masyarakat yang mendekati miskin yang juga kesulitan mengakses pelayanan dasar,” ungkapnya. Terlebih lagi, ia mengungkapkan bahwa batas kemiskinan diperlihatkan pada jumlah pendapatan Rp355.000 per orang setiap bulan atau terdata 3,4% dari penduduk Jakarta adalah masyarakat miskin. Padahal banyak pula masyarakat DKI Jakarta, sambungnya, yang berpenghasilan tidak di bawah angka tersebut dengan tingkat kesulitan hidup yang tinggi. Ditambah lagi kenyataan bahwa hanya 18% penduduk DKI Jakarta yang mengenyam pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. Menurutnya, setiap pasangan calon yang mendengung-dengungkan keberadaan Jakarta sebagai kota modern, perlu kembali melihat bagaimana daya dukung SDM yang belum sesuai. Marco Kusumawijaya, Direktur Rujak Center for Urban Studies menyampaikan bahwa porses pilkada harus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai pasangan calon. Ia meminta kepada masing-masing pasangan calon untuk bisa menggerakkan kemampuan masyarakat agar bisa terlibat dalam gerakan-gerakan perubahan. (06/Bsi) Duh! 50% Lebih Warga DKI Masih 'Buta' Soal Pilgub Septiana Ledysia - detikNews Jakarta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta hanya tinggal hitungan hari. Namun ternyata sekitar 50 persen lebih warga DKI masih 'buta' mengenai Pilgub DKI ini. Hal itu adalah kesimpulan hasil riset yang dilakukan Pusat Kajian Politik Fisip UI dan Ruang Rupa yang digelar selama bulan Juni 2012. Pemilihan respon dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling di 60 kelurahan dari 5 kotamadya DKI Jakarta (minus Kepulauan Seribu), terpilih 594 sampel responden yang memiliki hak pilih, mewakili populasi DKI sebanyak 6.983.692 orang. Penelitian dilakukan dengan wawancara tatap muka, dengan margin of error sebanyak 4,02 persen. "Riset bertujuan untuk mengetahui antusiasme warga Jakarta terhadap Pilkada DKI. Pilkada Jakarta harus buat momentum bahwa suara rakyat jadi dasar Pemilukada. Dan bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh wilayah lain juga," jelas Direktur Puskapol, Sri Budi Eko Wardani. Hal itu diskusi pemaparan survei Pilkada DKI bertema "Mau Ngapain Nih Kite Warga Jakarta? Antusiasme Warga dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012" dalam pemaparan hasil survei di Jakarta Media Center (JMC), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (1/7/2012). Informasi Pilkada DKI Jakarta berasal dari televisi, kemudian dari spanduk. Berikut hasil lengkap survei Puskapol yang dipaparkan peneliti Puskapol, Irwansyah. 1.Apakah mengetahui kapan dilaksanakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur? 57,9 persen tidak mengetahui bahwa hari Rabu 11 Juli 2012 adalah hari pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Sedangkan sisanya mengetahui. 2. Adakah pasangan calon yang memiliki kemampuan mengatasi berbagai permasalahan DKI jakarta? 42,7 persen menjawab tidak tahu\belum memutuskan 45,7 persen menjawab ada yang mampu, 8,2 persen menjawab tidak ada yang mampu, 3,4 persen menjawab rahasia. 3. Apakah Anda sudah terdaftar sebagai pemilih pada Pemilukada DKI jakarta tahun 2012 ini? 79,7 persen menjawab sudah terdaftar, 20,3 persen menjawab tidak tahu dan belum terdaftar. 4. Apakah Anda tahu jumlah pasangan calon dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada tahun ini? "65,3 persen masih menjawab salah dan 34,7 persen menjawab benar. Sebagian besar warga tidak tahu jumlah kandidat dan siapa saja mereka," kata Irwansyah. 5.Apakah ada pihak yang menawarkan imbalan uang atau lainnya untuk memilih pasangan calon menjelang hari pemilihan gubernur nanti? Sebagian besar, 41 persen merasa dalam Pemilukada DKI akan ada pihak yang menawarkan imbalan untuk mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan. Sebesar 33 persen bilang tidak ada. "Tapi 26 persennya mengatakan tidak tahu. Artinya potensi politik uang di Pemilukada DKI Jakarta tinggi," jelas Irwansyah. 6.Apakah yakin pemilihan gubernur dan wakil gubernur nanti pada Juli mendatang akan berlangsung jujur, terbuka, adil dan tanpa korupsi? 55 persen menjawab tidak yakin 45 persen menjawab yakin Sedangkan masalah besar DKI yang perlu ditangani adalah kemacetan, banjir, kesejahteraan, pendidikan. "Menurut warga untuk mengatasi macet adalah regulasi pembatasan kendaraan dan perbaikan jalan. Dan untuk mengatasi banjir adalah pembersihan sungai dan pengolahan sampah," papar Irwansyah. (nwk/mok) Minggu, 01/07/2012 17:10 WIB LSI Prediksi Foke-Jokowi Bersaing di Putaran Dua Pilkada DKI Ahmad Toriq - detikNews Jakarta Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi Pilkada DKI Jakarta 2012 berpeluang untuk berlangsung dua putaran. Fauzi Bowo (Foke) dan Jokowi disebut akan menjadi kandidat yang maju ke putaran kedua. "Tiga pasangan berebut tiket melawan Fauzi Bowo jika dua putaran. Peluang terbesar adalah Jokowi," kata Direktur Riset LSI, Arman Salam, di kantornya, Jl Pemuda, Jakarta, Minggu (1/7/2012). Menurut Arman, Jokowi menjadi yang paling berpeluang karena memiliki popularitas paling tinggi dibanding semua calon lain selain Foke. Popularitas Jokowi, mencapai 71,8 persen. "Selain Foke, sampai H-14 hari, cagub lain hanya dikenal di bawah 70 persen kecuali 71,8 persen. Bahkan ada pula yang dikenal di bawah 50 persen," ujarnya. Meski demikian, Arman menjelaskan, Jokowi tak akan berdaya di putaran kedua. Foke akan mengalahkan Jokowi. Berikut hasil surveinya: 1. Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli 51,5 persen 2. Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama 17,5 persen "Jika tak ada blunder dari pihak Fauzi-Nara, dan tak ada langkah yang luar biasa dari kompetitornya, pasangan Fauzi-Nara berpeluang besar menang baik satu maupun dua putaran," terang Arman. (trq/ahy)... tapi menurut LSI sendiri, survei ini dibiayai oleh Foke-Nara Jokowi-Ahok Gelar Karnaval, Funbike, dan Aerobik Kotak-kotak Elvan Dany Sutrisno - detikNews Jakarta Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki T Purnama (Ahok) punya cara sendiri untuk mengisi waktu kampanye mereka. Jokowi dan Ahok menggelar acara bertema 'kotak-kotak' di kawasan Senayan. Kemeja dengan motif kotak-kotak memang menjadi ciri khas pasangan Jokowi-Ahok. Para peserta akan mengenakan kemeja kotak-kotak bersama Jokowi dan Ahok. "Jokowi dan Ahok mengundang warga Jakarta untuk ikut di acara karnaval kotak-kotak pada Minggu 1 Juli 2012 di Plaza Timur Senayan persis di antara Parkir Timur Senayan dan GBK," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, kepada detikcom, Minggu (1/7/2012). Rangkaian acara diawali dengan Funbike kotak-kotak yang digelar sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB. Acara funbike start di depan Parkir Timur Senayan. Rute funbike dari Parkir Timur Senayan menuju Jl Jenderal Sudirman, Jl MH Thamrin, Bundaran HI, balik menuju Jl MH Thamrin, Jl Jenderal Sudirman, Patung Pemuda, dan finish di Parkir Timur Senayan. Sementara itu aerobik kotak-kotak akan digelar mulai pukul 07.00-09.00 WIB. Aerobik digelar di sepanjang jalan melingkar di luar Stadion GBK utamanya di pintu Plaza Timur Senayan. Sementara karnaval kotak-kotak dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Acara ini melibatkan langsung Jokowi, Ahok, dan tim kampanuenya. Dengan pengisi acara artis Ibukota seperti Alexa, Titans, Zivillia. Tarian Nusantara, Tarian Shuffle juga meramaikan acara ini. Sepanjang kampanye Jokowi-Ahok di Senayan juga diramaikan dengan lesehan pedagang kali lima yang menjual beragam makanan nusantara. (van/van) Rabu, 27 Juni 2012 | 21:32 WIB Ahok Kampanye, Setengah Penduduk Pulau ''Dibawa Kabur'' TEMPO.CO, NUSA KERAMBA - Kandidat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berkampanye di Pulau Untung Jawa, kawasan Kepulauan Seribu. Namun saat dia datang, pulau itu terlihat sepi. Separo dari penduduknya diajak berwisata ke Garut Jawa Barat oleh lurahnya. "Hal seperti ini pernah saya alami saat saya berkampanye di Belitung Timur," kata Basuki saat makan siang di Keramba Nusa Apung, Rabu, 27 Juni 2012. Basuki bercerita, lawan politiknya terdahulu menyebarkan isu yang memojokkan dirinya. Akibatnya, warga di suatu kampung "kabur" naik bis. Tapi, kata dia, setelah berhasil berdialog dengan warga, akhirnya warga sadar merekalah yang dikibuli. Menurut warga Pulau Untung Jawa yang masih berada di huniannya, jumlah warga di sana lebih dari dua ribu jiwa. Setengah dari jumlah itu sejak Senin, 25 Juni 2012, diajak wisata ke Garut. Sisanya, kebanyakan memang simpatisan pasangan bernomor urut tiga. Saat diminta tanggapan, Basuki mengatakan tidak khawatir terhadap kejadian tersebut. "Masyarakat pulau bisa menilai mana calon yang berakal bulus dan mana yang tulus," tutur dia. Sementara itu, Joko Widodo, pasangan Basuki, tidak mempermasalahkan kepergian setengah penduduk Pulau Untung Jawa itu. "Tak apalah, supaya warga senang juga kan bisa liburan," katanya. Joko masih merasa yakin masyarakat bisa menangkap apa yang ingin disampaikan para calon. "Saya tidak khawatir," kata dia. MUHAMAD RIZKI Rabu, 27 Juni 2012 | 05:32 WIB Faisal Janjikan Bangun Pemukiman Tanpa Penggusur TEMPO.CO , Jakarta:- Kandidat gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri menjanjikan akan membangun pemukiman tanpa melakukan penggusuran di pemukiman padat penduduk. "Kami membangun tanpa menggusur," kata Faisal Basri saat berdialog dengan warga di Rumah Susun Angke, Blok C, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa, 26 Juni 2012. Dia mengakui, salah satu kendala untuk membangun pemukiman untuk warga Jakarta adalah tanah. Untuk menyelesaikan persoalan ini dia akan memanfaatkan tanah-tanah telantar yang tidak jelas peruntukannya. "Tanah ini nanti kami bicarakan," kata dia. Faisal menegaskan pembangunan ini dilakukan tanpa menggusur warga. Dia mengkritik, selama ini pemerintah banyak menggusur warga kemudian menjual tanah kepada pengembang. Warga yang menyerahkan tanah dengan harga murah dipaksa untuk membayar kembali dengan harga berkali lipat lebih mahal. Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah menghimpun warga untuk mendirikan perusahaan pengembang. Dia bermimpi semua warga Jakarta memiliki rumah. Namun dia meminta alur pikir warga harus diubah bahwa rumah adalah tidak untuk dimiliki. "Tetapi sepanjang hidup kebutuhan perumahan terpenuhi," kata dia. Dia mengakui tidak mudah meyakinkan warga soal konsep pembangunan perumahan ini. Langkah yang akan dia lakukan adalah membangun model tentang pembangunan perumahan tanpa menggusur ini. Selain itu, untuk meringankan biaya yang harus dibayar masyarakat pihaknya akan menggandeng perusahaan seperti Jamsostek. "Harus ada model untuk menunjukkan kepada warga," ucapnya. I WAYAN AGUS P Rabu, 27 Juni 2012 | 07:49 WIB Nono Sampono Kepincut Program Dahlan TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Nono Sampono tertarik dengan salah satu program Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Nono menyatakan rencana Dahlan membangun pesisir Indonesia merupakan hal yang baik. "Saya pernah hadir di paparan menarik Menteri Dahlan Iskan, ingin membangun empat pelabuhan baru yang nanti mengimbangi Jakarta," katanya dalam kuliah bertajuk “Permasalahan Kebangsaan dan Wawasan Nusantara” di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Selasa 26 Juni 2012. Pasangan Alex Noerdin itu mengatakan, pembangunan pelabuhan itu bertujuan memperpendek jalur keluar masuknya barang dari daerah yang datang melalui laut. Sebab, selama ini barang-barang yang datang dari daerah harus transit di Jakarta. Padahal barang-barang itu juga nantinya akan didistribusikan ke daerah-daerah lainnya. "Itu terlalu panjang," ujarnya. Nono menyebutkan, ada empat daerah pelabuhan yang akan dikembangkan, yakni Bagan Siapi-api di Riau, Pelabuhan Sorong di Papua, Makassar, dan Jakarta. "Jadi barang dari daerah timur tidak ke Jakarta dulu," katanya. Nono juga menuturkan pentingnya pembangunan pelabuhan, seperti di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan itu nantinya akan membuka peluang pendapatan bagi Indonesia. Sebab kapal-kapal pengangkut peti kemas yang selama ini hanya transit di Singapura sebelum mengirimkan barangnya ke negara lain bisa transit di pelabuhan tersebut. Di samping itu, kapal-kapal pesiar yang parkir di pelabuhan Singapura juga dapat diparkirkan di Indonesia. "Mungkin kita bisa mengambil alih sebagian, toh mereka juga berkeliling Indonesia," jelasnya. NUR ALFIYAH Rabu, 27 Juni 2012 | 16:39 WIB PDIP Sentil Fauzi Bowo Soal Netralitas PNS TEMPO.CO, Jakarta - Tampil sebagai pembuka penyampai pandangan mini fraksi di Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memberi sentilan pada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Dalam pembukaan pandangannya, fraksi menyatakan persetujuannya atas pernyataan gubernur untuk memelihara situasi kondusif selama masa kampanye. Namun, di kalimat selanjutnya, anggota fraksi Dwi Rio Sambodo menyampaikan sentilannya. "Tapi kami lebih setuju lagi bila pejabat daerah tak berpihak memenangkan salah satu calon," ujarnya, Rabu, 27 Juni 2012. Netralitas itu dianggapnya bisa melepas beban pada seluruh pemilih yang akan hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 11 Juli 2012. Mendengar sindiran tersebut, Foke tersenyum simpul. Namun tubuhnya bergeming di balik jas abu-abu yang dikenakannya. Hadirin riuh rendah mendengar sentilan tersebut. Cagub DKI Jakarta yang diusung PDI Perjuangan, Joko Widodo, sebelumnya mengingatkan pegawai negeri sipil (PNS) harus tetap netral di dalam pemilihan nanti. Dia mengaku sudah mencium gelagat yang menginstruksikan PNS untuk tidak netral dalam pilkada nanti. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah diatur perihal netralitas PNS. Bagi yang melanggar akan dikenai sanksi pidana paling singkat satu bulan atau paling lama enam bulan. Mereka juga bisa dikenai denda paling sedikit Rp 600 ribu atau paling banyak Rp 6 juta. Jokowi berharap pegawai negeri tetap pintar agar tak mudah terbujuk untuk tidak netral. "Saya hanya mengingatkan saudara-saudara saya di PNS DKI, hati-hati itu pidana," ujarnya. M. ANDI PERDANA Selasa, 26/06/2012 11:59 WIB Kunjungi Pasar Jongkok Semper, Jokowi Beli Tempe Rp 100 Ribu Prins David Saut - detikNews Jakarta Calon gubernur (Cagub) DKI Joko Widodo (Jokowi) kembali melanjutkan kampanyenya. Kali ini Jokowi mendatangi Pasar Jongkok di kawasan Semper, Jakarta Utara. Di pasar itu Jokowi membeli 5 tempe dan membayar Rp 100 ribu. Jokowi datang ke pasar itu pada Selasa (26/6/2012) pukul 11.40 WIB. Dia didampingi puluhan simpatisannya yang mengenakan kaos bergambar Jokowi dan Ahok yang menjadi pasangannya dalam pilgub DKI 2012. Jokowi kemudian masuk ke dalam pasar tesebut. Pasar Jongkok bukanlah pasar permanen yang besar. Para pedagang berjualan di gang-gang sepit. Para pembeli harus melewati gang itu untuk membeli kebutuhannya. Jokowi berjalan ke arah pedagang tempe di pasar itu. Dia membeli lima tempe dan menyerahkan uang Rp 100 ribu kepada pedagang wanita itu. "Kok bayarnya Rp 100 ribu Pak ?" tanya wartawan. "Ya namanya orang beli kan harus bayar, selain itu saya memang suka tempe dan tahu," kata Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak yang sering digunakannya untuk kampanye. Jokowi menjelaskan dirinya memilih kampanye dari kampung ke kampung dan juga mengunjungi pasar. Dengan hal itu dia bisa melihat realitas dan kondisi rill di lapangan. "Ya pokoknya kampung ke pasar, pasar ke kampung bolak balik saja," kucapnya. Jokowi mengatakan kampanye di gedung atau di lapangan menimbulkan jarak dengan masyarakat. Dengan berdialog langsung maka jarak itu akan hilang dan semua problem yang dihadapi masyarakt bisa didengar. "Ya memang capek, tapi nanti warga bisa lihat siapa yang mau turun langsung," ucap Jokowi. (nal/vta)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02