galau neh YA (3)

Cara Hendardji Memberantas "Kumis" Jakarta Hidayatul Fajri | Laksono Hari W | Senin, 25 Juni 2012 | 23:32 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Hendardji Soepandji, mulai melancarkan kampanye berslogan "Jakarta Bebas Berkumis". Saat mengunjungi kawasan kumuh di Jakarta Utara, calon nomor urut 2 itu memaparkan hal-hal yang perlu dilakukan agar Jakarta tidak berantakan, kumuh, dan miskin. Dalam kampanye pengobatan gratis kepada warga Jalan Gambang I, RT 01/RW 01, Penjagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (25/6/2012), Hendardji berjanji akan meremajakan fasilitas umum di pemukiman-pemukiman kumuh. "Drainase ini, ya, sanitasi ini kan buruk sekali. Kawasan padat kumuh ini, ya, nanti diremajakan sehingga tidak padat seperti ini," katanya sambil menunjuk saluran air di sekitar posko pengobatan. Menurut Hedardji, pelaksanaan program tersebut memiliki payung hukum, yakni Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pemukiman Kumuh yang di Atas Tanah Negara. Ia menyayangkan karena peraturan ini kemudian hanya dilaksanakan tahun 1990, 1991, 1992. "Setelah itu terhenti, gubernurnya enggak mengerti, mungkin tidak hapal juga. Kebetulan saya ngerti," katanya. Berdasarkan peraturan tersebut, kata Hendardji, pembenahan kawasan kumuh dan miskin di Jakarta dilakukan dengan tidak hanya menggunakan dana APBD Provinsi DKI Jakarta, tetapi juga mendapat suntikan dari APBN. Dalam kampanye perdananya, Hendardji dan pasangannya, Ahmad Riza Patria, memberikan pelayanan pengobatan gratis di Jakarta Utara. Pasangan cagub dan cawagub itu mendapatkan nomor urut 2 dalam Pilkada DKI Jakarta yang dilangsungkan pada 11 Juli 2012. Minggu, 24 Juni 2012 | 00:23 WIB Foke-Nara: Kami Siap Kalah, Tapi... TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan kandidat Gubernur dan Wakilnya yang diusung Partai Demokrat Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli mengaku siap kalah dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Juli 2012 mendatang. Meski begitu, Foke - Nara mengatakan lebih siap lagi untuk memenangkan pemilihan dari pasangan lainnya. "Kami siap kalah, tapi lebih siap untuk menang (dalam Pilgub). Semoga Jakarta tetap aman, dan maju terus," kata Fauzi Bowo saat membacakan komitmennya di Senayan, Jakarta, Sabtu 23 Juni 2012. Pidato Foke disambut tepuk tangan ratusan pendukungnya yang berada di depan panggung tempat berpidato. Sebelumnya, Foke menyatakan kalau mereka berdua berkomitmen melaksanakan seluruh tahapan pemilihan sesuai aturan yang berlaku. Ia juga menyampaikan keinginannya agar pemilihan kali ini berlangsung damai, terbuka, adil, dan lancar. Foke memastikan dirinya bersama Nachrowi akan menjalankan komitmen kampanye itu. Sebelum menyampaikan pesan damai, pihak KPU DKI Jakarta selaku panitia acara deklarasi, mewanti-wanti agar keenam calon tidak memberikan pidato dengan kalimat bernada kampanye. Pantauan Tempo di Plaza Utara Senayan, Jakarta, Sabtu 23 Juni 2012, para kandidat berada di panggung yang disediakan panitia. Sayangnya, tak semua pasangan hadir. Dari enam pasangan yang seharusnya hadir, hanya pasangan Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbini yang tak terlihat di lokasi. Foke dan Nara, pun juga pasangan Hendardji-Patria mengenakan baju koko putih dengan sarung mirip kotak-korak warna hijau dan merahyang dikalungkan. Adapun Jokowi dan Ahok mengenakan kemeja kotak-kotak khasnya. Nono Sampono tampak hadir sendiri tidak didampingi oleh Alex Noerdin. Begitu juga Biem Benyamin yang datang seorang diri tanpa Faisal Basri di sisinya. Dalam acara itu, masing-masing calon diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan damai selama tiga menit kepada para pendukungnya. Selain itu, para kontestan pilkada juga diminta menandatangani dan membacakan ikrar kampanye damai. PINGIT ARIA Minggu, 24 Juni 2012 | 05:39 WIB Kampanye Hari Ini: Pagi ke Dewan, Malamnya Adu Debat TEMPO.CO , Jakarta:--Debat antarkandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan menjadi pembuka pada masa kampanye yang berlangsung hari ini hingga 7 Juli mendatang. Namun sebelumnya, menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Dahliah Umar, para kandidat akan menyampaikan visi dan misi untuk Jakarta lima tahun ke depan di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI di gedung DPRD hari ini pukul 11.00 WIB. " Adapun debat publik akan digelar malam hari dan disiarkan secara langsung oleh televisi nasional" kata Dahliah Umar, Sabtu 23 Juni 2012. “Semua calon gubernur sudah siap datang,” Pemaparan visi dan misi para kandidat digelar di Gedung Dewan DKI. Acara dihadiri 750 undangan dari perwakilan partai, tim sukses, anggota keluarga, aktivis lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat dan agama, pejabat daerah, serta media massa. Adapun untuk debat publik, menurut Dahliah, KPU menunjuk presenter Alvito Deanova sebagai host. Soal siapa ketiga panelis yang juga ahli pemerintahan, tata kota, dan ahli sosial dan kesejahteraan masyarakat, Dahliah menolak menyebutkan dengan alasan independensi. ”Silakan dilihat saja siapa mereka," ujarnya. Debat akan berlangsung selama 1 jam 45 menit dengan dua sesi. Sesi pertama, setiap kandidat berkesempatan menyampaikan visi-misi dan dilanjutkan dengan tanya-jawab dari panelis. Sesi kedua, para kandidat akan mengambil undian untuk menentukan satu di antara tiga tema debat yang telah ditentukan. Tiga tema debat itu adalah tata kota dan lingkungan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan penegakan hukum. Para kandidat juga diberi waktu untuk saling mendebat sesama kandidat. Kemarin, para kandidat bersepakat berkampanye secara damai. Sayangnya, acara deklarasi kampanye damai yang diprakarsai KPU DKI di Stadion Utama Gelora Bung Karno tak dihadiri pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini. Mereka beralasan, acara seremonial itu sudah digelar sehari sebelumnya di Polda Metro Jaya. "Acaranya sama dan sekedar seremonial, kami merasa tak perlu lagi" kata Tim sukses Hidayat-Didik, Igo Ilham. PINGIT ARIA | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI Sabtu, 23/06/2012 15:02 WIB Foke Cuti Kampanye, Prijanto 'Pimpin' Jakarta Ray - detikNews Jakarta Cagub incumbent Pilgub DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke), akan cuti sebagai Gubernur DKI Jakarta selama berlangsungnya masa kampanye. Tampuk pemerintahan tertinggi DKI Jakarta untuk sementara diserahkannya kepada Wakil Gubernur, Mayjen TNI (Purn) Prijanto. Sesuai peraturan dari KPU, maka calon incumbent yang akan melakukan kampanye harus cuti dari jabatannya. Foke pun sudah mengajukan cuti untuk empat hari selama masa kampanye, yaitu tanggal 24 dan 30 Juni serta tanggal 3 dan 6 Juli 2012. Selama cuti, Foke menyerahkan tampuk kepemimpinan Jakarta kepada wakilnya, Prijanto. "Sesuai peraturan perundangan akan dilimpahkan ke wakil gubernur," kata Foke di rumah pribadinya, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Sabtu (23/6/2012). Dikonfirmasi secara terpisah, Prijanto mengaku sudah menerima surat perintah untuk memegang kekuasaan selama Foke berkampanye. Ia akan menjadi 'Gubernur' DKI Jakarta selama empat hari. "Benar saya sudah terima surat perintah tugas sebagai pelaksana harian Gubernur DKI, tanggal 24 Juni, 30 Juni, 3 Juli, dan 6 Juli," papar Prijanto dalam pesan singkatnya kepada wartawan. Pada awal tahun ini, Prijanto telah mengajukan pengunduran diri sebagai Wagub DKI Jakarta. Tidak ada penjelasan secara terbuka dari Prijanto tentang alasan pengunduran dirinya selain hubungan kerja yang kurang harmonis dengan Foke. Melihat waktu pengunduran diri ini, muncul spekulasi Prijanto hendak mempersiapkan diri untuk berlaga dalam Pilgub DKI Jakarta. Namun Prijanto sudah membantah. DPRD DKI Jakarta memutuskan menolak permintaan Prijanto untuk mundur dari Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dengan demikian, Prijanto tetap menjadi wakil gubernur DKI hingga masa jabatannya habis akhir tahun ini. (trq/lh) Sabtu, 23/06/2012 23:36 WIB Foke Digugat Soal Macet, Jokowi: Masyarakat Sudah Jengkel Prins David Saut - detikNews Jakarta Agustinus Dawarja dan Ngurah Anditya menggugat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo lewat Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) karena macet Jakarta sudah akut. Bagaimana tanggapa Joko Widodo yang juga bakal ikut dalam Pilkada DKI? "Kalau ada yang menggugat, ya mungkin itu jengkel banget itu," ujar Jokowi di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6/2012). Jokowi merasa paham dengan kekesalan warga Jakarta yang hampir tiap saat harus berhadapan dengan kemacetan parah. Dan gugatan itu dianggapnya sebagai sesuatu yang realistis. "Ini bukan masalah dukung mendukung. Tapi masalah realitas, masyarakat jengkel dan kemudian menggugat. Saya kira itu wajar," jelasnya. Dalam permohonan citizen law suit ini, mereka berdua meminta SBY dan Foke membuat 8 kebijakan untuk menanggulangi macet. Mereka tidak menuntut gugatan dalam besaran uang. "Citizen law suit (gugatan warga negara terhadap negara) memang tidak ada nilai gugatan materi," ujar Ngurah. Sebagai advokat yang berkantor di kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta, kemacetan merupakan mimpi buruk bagi mereka. Ngurah merasa hal ini juga dirasakan oleh seluruh orang yang hendak beraktivitas di Jakarta dan sekitarnya. "Kami mendaftarkan kasus ini pada 31 Januari 2012 lalu. Besok sidang lanjutan dengan agenda pembuktian," ungkap Ngurah. (mok/mok) Foke Siap Lanjutkan Perjuangan Pangeran Jayakarta Oleh: Wahyu Praditya Purnomo metropolitan - Jumat, 22 Juni 2012 | 19:22 WIB INILAH.COM, Jakarta - Gubernur DKI Fauzi Bowo diminta melanjutkan perjuangan Raden Ahmad Jakarta alias Pangeran Jayakarta. Keinginan itu diungkapkan Ahmad Suhendar, Ketua Pengurus Mesjid Assalafiyah, saat haul (peringatan wafatnya) Pangeran Jayakarta, di Jakarta, Kamis (21/6/2012) malam. "Saya minta keikhlasan hadirin sekalian untuk membacakan surat Al Fatihah, yang pahalanya kita hadiahkan kepada Gubernur kita Bapak Fauzi Bowo. Melalui Fatihah yang kita baca, semoga Allah menguatkan jasmani dan rohani Pak Fauzi Bowo dalam Pemilukada 11 Juli mendatang dan Allah memberikan rido-Nya kepada Pak Fauzi memimpin kota Jakarta untuk kedua kalinya," kata Ahmad Suhendar, yang disambut dengan ucapan "Amin" dari para jamaah. Ahmad Suhendar memuji perhatian besar yang diperlihatkan Fauzi terhadap kompleks makam Pangeran Jayakarta IV. Ketika diberitahu atap mesjid bocor, Fauzi segera memperbaikinya. Begitu juga ketika tembok makam hampir roboh dan bagian samping nyaris tergerus longsor, Fauzi segera memperbaikinya. "Makam Pangeran Jayakarta (IV) sering dikunjungi para peziarah, yang datang tidak hanya dari Jakarta tapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peziarah yang datang dari jauh itu sering tersesat karena tidak ada tanda yang signifikan tentang makam ini. Hal ini saya laporkan kepada Pak Fauzi. Dalam tempo singkat, ia membangun gapura untuk kami sehingga para peziarah mudah menemukan Jalan Jatinegara Kaum dan jarang tersesat lagi. Kini, jumlah peziarah makin banyak dan Pak Fauzi membebaskan tanah untuk lapangan parkir para peziarah yang menggunakan bus besar," lanjut Ahmad Suhendar. Fauzi Bowo dalam sambutannya mengaku siap meneruskan perjuangan Pangeran Jayakarta walaupun masalah yang dihadapi Pangeran Jayakarta dengan Fauzi Bowo pasti berbeda. Dulu, Pangeran Jayakarta menghadapi penjajah, kini Fauzi bowo menghadapi banyak persoalan perkotaan dan ia harus berjuang memperbaikinya. "Saya tidak ingin menjadi gubernur lagi, kecuali untuk membuat Jakarta lebih baik. Sedikit demi sedikit, perbaikan itu mulai nampak," kata Fauzi. Ia juga sempat mengingatkan warga agar dalam Pemilukada 11 Juli mendatang untuk memilih pemimpin yang berpengalaman dan mengerti jalan. Sebelum mengakhiri sambutannya, Fauzi Bowo sempat menyanyikan sebuah lagu karya almarhum Benyamin S yang telah ia ubah liriknya. "Ujan gerimis aje, ikan bawal diasinin. Pilih Si Kumis aje, yang laen jangan dipikirin," kata Fauzi Bowo. Seperti diketahui, Pangeran Jayakarta atau Raden Ahmad Jakatra dimakamkan di kompleks mesjid Assalafiyah, Jalan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Raden Ahmad Jakatra adalah putra Tubagus Angke, juga bangsawan asal Banten. Tubagus Angke alias Pangeran Hasanuddin adalah menantu Fatahillah atau Falatehan yang merupakan menantu Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) peletak dasar Kesultanan Cirebon dan Banten. Ahmad Jakatra mewarisi kekuasaan atas pelabuhan Jayakerta dari Tubagus Angke, yang sebelumnya memperoleh kekuasaan itu dari Fatahillah, yang memutuskan pulang ke Banten (Banten Lama sekarang) setelah berhasil merebut pelabuhan itu dari Pajajaran pada pertengahan Februari 1527. Waktu itu, ia juga berhasil menghalau pasukan Portugis yang juga berambisi menguasai bandar samudra nan ramai itu. Jayakerta atau Jayakarta adalah nama yang diberikan Fatahillah bagi pelabuhan yang sebelumnya bernama Sunda Kelapa. Nama baru ini disahkan pada 22 Juni 1527, tanggal yang hingga kini dianggap sebagai hari jadi Kota Jakarta.[bay] Pemikiran Liberal Jokowi-Ahok Dapat Dukungan Oleh: Wahyu Praditya Purnomo metropolitan - Senin, 18 Juni 2012 | 12:23 WIB INILAH.COM, Jakarta - Tidak semua pihak mengecam pernyataan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama terkait dengan kitab suci, dimana harus lebih patuh pada ayat konstitusi daripada ayat suci. Beberapa pihak mendukung pernyataan tersebut. Salah satu yang mendukung pernyataan Cagub dan Cawagub yang akrab disapa Jokowi dan Ahok itu adalah Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Muliadi. Dia mendukung pemikiran pasangan Cagub bernomor urut 3 itu, yang memisahkan kepentingan ayat suci dan konstitusi harus didukung. " Indonesia khususnya Jakarta butuh pemimpin yang berfikiran sekuler dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk dengan baik," ujarnya. Dikatakan Jay, dengan adanya paham yang tegas dalam pemikiran pasangan Jokowi-Ahok bakal menguatkan nilai-nilai persatuan sehingga tidak lagi terjadi benturan dan konflik di masyarakat yang mengatasnamakan agama. Hal senada juga diungkapkan Pujadi Aryo S, Pengurus Alumni ( PA) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ( GMNI) Jakarta Timur. Menurutnya, masyarakat Jakarta harus dididik dengan pemikiran-pemikiran yang bebas sehingga tidak lagi kaku dan terhegemoni oleh doktrin-doktrin yang salah. Aryo berharap, kalau pasangan Jokowi Ahok maju tidak ada lagi pemikiran kerdil yang dalam beragama, sehingga harus dipisahkan antara urusan beragama dan bernegara. "Yah kita ingin nanti pasangan Jokowi-Ahok tetap konsisten dengan pemikirannya dan juga mereka tidak lagi memberikan bantuan hibah baik untuk mesjid maupun gereja," ujarnya. Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet berpendapat apa yang dikatakan oleh Ahok soal kitab suci untuk kepentingan pribadi sudah tepat. "Dalam kontek apa yang diucapkan oleh Ahok itu benar. Dia tidak mengulas ayat. Dia hanya mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimakanai untuk kepentingan pribadi," kata Ratna. Dia menilai pernyataan itu benar, dan merasa tidak perlu ada pihak yang marah terkait pernyataan tersebut . Namun, Ratna juga mengingatkan Ahok itu terlalu banyak bicara dan itu tidak menolong dia sebagai calon. "Saat ini dia punya peluang untuk dipojokan orang. Ahok terlalu banyak bicara akan merugikan semua orang, perlu ditegur. Ini untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan dian tapi kita butuh pemimpin yang lebih baik kedepan. Karena mendukung sebagai ibukota, Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman," tegasnya. Diketahui kepercayaan masyarakat Jakarta kepada Pasangan bernomer urut 3 ini semakin memudar ketika, Cawagub Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, yang melecehkan Kitab Suci. Dimana Ahok mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga. Kata Ahok, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok. Pernyataan tersebut juga dapat dukungan dari Jokowi saat acara debat di Metro TV.[bay] Jakarta Kota yang Dibenci Turis, Jokowi: Jakarta Kurang Manajemen Brand Ray Jordan - detikNews Sabtu, 16/06/2012 17:49 WIB
Jakarta Jakarta menjadi salah satu dari 10 kota yang paling dibenci oleh turis mancanegara. Menurut calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), hal itu disebabkan karena selama ini tidak ada manajemen produk dan brand yang baik di Jakarta.
"Menurut saya tidak pernah dibangun manajemen produk, tidak ada manjemen brand, tidak pernah dibangun positioning Kota Jakarta itu di mana, brandnya apa," ujar Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Rumah Makan Sari Kuring, SCBD, Jakarta, Sabtu (16/6/2012).
Jokowi mengatakan saat ini brand yang muncul pada Jakarta adalah kota yang banjir dan macet. Sementara perlu brand yang baik untuk mengangkat citra baik kota Jakarta agar diminati oleh para turis mancanegara.
"Dibangun dong brandnya, entah itu sebagai kota mode, kota karnval atau lainnya. Tidak mesti seperti Paris juga. Misalnya sebagai kota festival, dibangun. Jadi muncul brand itu." jelasnya.
Untuk membangun brand tersebut menurut Jokowi, perlu dilakukan survei kepada masyarakat Jakarta. Masyarakat diminta untuk menyampaikan aspirasinya,ingin dibangun brand seperti apa Jakarta ini.
"Bangun dipositioning seperti apa. Kita menyiapkan manajemen produknya. Misalnya sebagai kota karnaval, setiap hari kita bikin karnaval, ini misalnya, harus seperti itu. Sekarang kita terjebak pada sisi administratif, banyak kepala daerah yang terjebak pada sisi administratif. Jadi harus pastisipatif dengan masyarakat maunya seperti apa," terang Wali Kota Solo ini.
Senin, (11/6/2012), situs CNNGO menobatkan Jakarta sebagai salah satu kota yang paling dibenci turis. Duduk di peringkat 7, Jakarta memiliki 5 kelemahan yang membuat banyak turis tidak betah.
Berikut 10 kota yang dibenci turis:
10. Kota Belize, Belize 9. Kairo, Mesir 8. New Delhi, India 7. Jakarta, Indonesia 6. Lima, Peru 5. Los Angeles, AS 4. Timbuktu, Mali 3. Paris, Prancis 2. Sydney dan Melbourne, Australia 1. Tijuana, Meksiko
(mpr/vit) Baca Juga Kisah Faisal Basri dan Sopir Taksi Edward Febriyatri Kusuma - detikNews Sabtu, 16/06/2012 19:02 WIB Jakarta Menjadi cagub DKI Jakarta memberikan pengalaman baru bagi Faisal Basri. Dalam perjalanan menuju DKI 1 ada banyak kisah yang melekat di hati dan benaknya. Salah satunya adalah kisahnya dengan seorang sopir taksi. "Saya kaget sekali saat turun dari taksi, tiba-tiba pak sopir tidak mau saya bayar," ujar Faisal dalam peluncuran buku bertajuk 'Faisal-Biem Bintang Independen' di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6/2012). Sopir taksi itu tidak mau dibayar karena tahu Faisal adalah salah satu cagub yang akan berkontestasi dalam pilgub DKI Jakarta pada Juli mendatang. Atas yang dilakukan sopir taksi itu, Faisal pun merasa sangat terharu. "Saya sangat terharu, saya akan kenang itu sepanjang hayat," sambung akademisi UI ini. Demi sopir taksi dan warga Jakarta lainnya, Faisal berniat membenahi Jakarta jika terpilih sebagai Gubernur DKI. Dia akan berupaya keras menyingkirkan kemacetan dari Ibukota. Caranya antara lain dengan tidak membangun jalan layang di daerah pemukiman seperti di Jalan Antasari. "Pusat kemacetan Bodetabek seharusnya ditambah bus TransJakarta yang ongkosnya lebih murah. Lalu kalau mau membangun yang murah nggak boleh menggusur yang kumuh dengan nantinya membangun apartemen, misalnya," terang Faisal. Selain itu dalam membangun sistem transportasi kota, dia berjanji tidak akan mencampakkan yang sudah ada. "Sekarang banyak yang dicampakkan padahal seharusnya diberdayakan," ucap dia. (vit/mad) Konflik "Berkumis" Harus Selesai Sebelum Kampanye Kurnia Sari Aziza | Heru Margianto | Jumat, 15 Juni 2012 | 06:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik slogan Jakarta jangan "Berkumis" (berantakan, kumuh, miskin) yang dilontarkan pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria masih terus berlanjut. Mediasi ketiga hari ini yang digagas Panita Pengawas Pemilu DKI Jakarta (Panwaslu DKI Jakarta) pun kembali menemui jalan buntu.
Ketua Tim Advokasi Hukum calon pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Zamakh Sari, menuturkan, kehadiran mereka untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi pendukung Foke lapisan bawah.
"Kami hadir kesini dalam rangka mencari win-win solution. Kami hanya menyampaikan aspirasi keberatan dari para relawan, pendukung. Karena ini kan menyangkut lapisan bawah," ujarnya, di Kantor Pawaslu, Gedung Sasana Prasada Karya, Jakarta, Kamis, (14/6/2012).
Ia mengatakan, bahwa Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, juga selalu mengontrol permasalahan ini. "Aspirasi-aspirasi dari masyarakat tersebut, harus dapat kami akomodir dan juga harus sesuai arahan Bang Foke, karena dia juga selalu mengontrol," lanjutnya.
"Jadi intinya, slogan 'berkumis' itu tolong diganti, karena dikhawatirkan ada indikasi tendensius, munculnya konflik baru. Kami tidak mau masalah ini berlarut-larut, sehingga tidak ada konflik saat masa kampanye berlangsung," tambahnya.
Ia juga menegaskan kepada Panwaslu untuk menyelesaikan permasalahan ini sebelum masa kampanye dimulai. Mediasi yang gagal untuk ketiga kalinya ini dikarenakan tim Hendardji yang menilai belum adanya surat gugatan dari tim Foke-Nara kepada tim Hendardji-Riza.
Menurut Ali Anafiah, Tim Advokasi calon pasangan Hendardji-Riza, dasar tuntutan tim kampanye Foke tidak jelas, dan yang menuntut tidak mengatasnamakan tim kampanye, namun hanya atas nama segelintir organisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02