teologi teradikalisasi dan terAteisasikan... (2)

Suicide bomber detonates explosives outside church in Indonesia By Kathy Quiano, CNN September 25, 2011 -- Updated 1344 GMT (2144 HKT) Jakarta, Indonesia (CNN) -- A suicide bomber detonated explosives outside a church in central Java, Indonesia, on Sunday morning, wounding about 20 people. In the immediate aftermath of the blast in the town of Solo, officials provided conflicting figures for how many were killed. However, the Indonesian national police and local law enforcement confirmed later that only the suicide bomber died in the attack. The blast went off at the church's entrance as attendees were leaving a service, police said. Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono condemned the attack and ordered an intensive investigation. Tour d’Indonesia Will Still Make Solo Stop Despite Suicide Bombing Ami Afriatni & Arientha Primanita | September 26, 2011 Related articles NU Chairman Visits Solo Church, Victims 10:45pm Sep 27, 2011 Another Bomb Found in Ambon 3:36pm Sep 27, 2011 Indonesia’s ‘Individual Jihadists’ Gaining Ground 2:37pm Sep 27, 2011 Solo Suicide Blast Suspect Linked to JAT: Police 10:35pm Sep 26, 2011 Solo Reveals Terrorists’ Power Is Waning, but What’s Next? 9:19am Sep 27, 2011 Tour d’Indonesia organizers said on Monday that the country’s top cycling event would still go through Solo despite a recent suicide bombing in the city. The Tour, which starts on Oct. 2 in Jakarta and finishes 10 days later in Bali, will pass through Solo in its sixth stage – a 123.3-kilometer race from Solo to Pacitan scheduled for Oct. 7. After finishing the fifth stage in Tawangmangu, Central Java, the cyclists will spend a night in Solo before starting the sixth stage. “So far, there are no changes. We believe that local police will beef up the security [in Solo],” Tour commissioner Erwin Anwar said on Monday. “We hope that this kind of terror will not happen again.” A bomb exploded on Sunday at the Bethel Injil Sepenuh church in Kepunton, Solo, killing the attacker and wounding 28 people. The eighth edition of the tour will cover 1,349.4 kilometers over 10 stages. It will begin with a 98-kilometer circuit race in Jakarta. Racers will compete over a shorter distance than last year’s 1,418-kilometer route. Organizers announced on Monday that 10 international teams had registered to vie for $125,000 total cash prize. “One of the region’s top teams, Azad University, withdrew from the race because the Iranian team said four of their cyclists were injured during training in the country,” Erwin said. There will be 10 local sides in the race, though national team cyclists will not compete for their respective clubs. The Indonesian Cycling Union (ISSI) barred them from the race, saying it could disrupt their preparation for November’s Southeast Asian Games. Tour d’Indonesia Participants International teams: OCBC Singapore, Colossi-CNN (Netherlands), Plan B (Australia), Eddy Hollands Bicycle (Netherlands), Global (Australia), Trengganu (Malaysia), Hong Kong national team, Tabriz Petrochemical (Iran), Oschebronn (Germany), Malaysia national team. Local teams: WSP Management Yogyakarta, ISSI Bali, Polygon Sweet Nice, Custom, Binong Baru Club Pessel, Araya Indonesia, Jatayu, Kutai Kartanegara, Putra Perjuangan, Telkom Selection. Yosepa Hayat Sering Muncul Dini Hari Tribunnews.com - Rabu, 28 September 2011 11:08 WIB Laporan Wartawan Tribun Jabar Agung Yulianto Wibowo TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Achmad Yosepa Hayat yang bernama asli Tino Damayanto, bisa dipastikan sebagai pengebom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo. Sebelum terjadi aksi bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon, April lalu, Hayat sering mendatangi rumah kontrakan para karyawan warung bakso milik orangtuanya. Warung yang diberi nama Bakso Idaman, di Jalan Pandesan No 36, Kota Cirebon, merupakan tempat usaha milik Daud dan Hindun, orangtua Hayat. Bakso itu dikenal paling laris dibandingkan warung-warung di sekitarnya, meski satu porsi bakso dihargai Rp 14 ribu. Menurut Jariah, warga setempat, warung bakso itu buka dari pukul 08.00-21.00 WIB. Sejak buka sampai malam hari, warung dengan pintu merah selalu dipenuhi dengan pembeli. "Untuk ukuran orang sini, harganya cukup mahal karena seporsi Rp 14 ribu. Kalau beli Rp 5 ribu tidak boleh. Memang ramai dibandingkan warung-warung di sekitarnya," ujar perempuan berusia 50 tahun itu, Selasa (27/9/2011). Namun, sejak Senin lalu warung Bakso Idaman tak lagi buka. Pasangan Daud-Hindun dibawa ke Jakarta untuk melihat jenazah Hayat yang disemayamkan di RS Polri dr Sukanto, Karamat Jati, Jakarta. Ketua RT 04/01, Kampung Pandesan, Kelurahan Pandesan, Kecamatan Pekalangan, Kota Cirebon, Aat mengatakan, Hayat seringkali datang ke kontrakan karyawan Bakso Idaman yang letaknya tidak jauh dari warung. Hayat datang setiap pukul 02.00 atau pukul 02.30 dini hari. "Kalau saya jaga malam, dia (Hayat) sering datang sekitar pukul 02.00. Ia berjalan kaki. Dia biasanya bawa ransel ke rumah kontrakan karyawan. Dulu isinya cowok semua, tapi sekarang cewek semua," ujar Aat. Ia menambahkan Hayat dan penghuni kontrakan jarang menyapa warga sekitarnya. Mereka bahkan belum memberikan identitasnya kepada pengurus kampung. "Kalau ditanyakan masalah identiitas, susah sekali. Selalu bilang nanti-nanti saja. Saya sampai sempat mau lapor ke polisi. Hayat dulu sering muncul sebelum kejadian bom di Cirebon," ujar pria berambut gondrong ini. Selain tidak pernah menyapa warga sekitarnya, Hayat dan teman-temannya di kontrakan karyawan bakso itu enggan salat bersama jemaah lainnya. Dia baru melakukan salat ketika jemaah lainnya selesai melakukan ibadah. Pasangan Daud dan Hindun mulai membuka usaha bakso di tempat itu sejak 1998. Warga di kawasan Jl Pandesan, Kota Cirebon, memanggil Hayat dengan sebuatan Surip. Editor: Ade Mayasanto | Sumber: Tribun Jabar Pelaku Bom Solo, Anggota JAT Maria Natalia | Glori K. Wadrianto | Selasa, 27 September 2011 | 13:00 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku ledakan bom bunuh diri di Solo, Pino Damayanto alias Ahmad Urip, adalah salah satu anggota organisasi Jamaah Ansharut Tauhid Cirebon (JAT Cirebon). Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Gedung Humas Polri, Selasa (27/9/2011). "Yang bersangkutan tahun 2010 masuk anggota JAT Cirebon. Namun sampai seberapa jauh, kami selidiki," ujar Anton saat memberikan rilis identifikasi dari Hayat. Pria dengan kulit sawo matang tersebut juga telah dipastikan pelaku dalam peristiwa bom bunuh diri di GBIS Kepunton Solo. Selain itu, Hayat juga terlibat dalam kasus pengrusakan Alfamart dan Indomaret di Cirebon pada tahun 2010. Namun, ia berhasil melarikan diri. Ia kemudian ikut terlibat dalam pengeboman di Cirebon pada 15 April 2011 di Masjid Adz Dzikro. Hayat diketahui sebagai orang yang mengantarkan pelaku bom bunuh diri Cirebon, Muhammad Syarif, ke masjid tersebut. Ngruki Bantah Disebut Tempat Mondok Yosepa Hayat Selasa, 27 September 2011 | 09:21 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menolak disebut-sebut sebagai tempat Achmad Yosepa Hayat, terduga bom bunuh diri di Gereja Bethel, Kepunton, Surakarta, menimba ilmu agama. "Siapa yang bilang seperti itu. Tunjukkan orangnya, biar dia bertanggung jawab," kata Hamim Sofyan, juru bicara Pesantren Al Mukmin, saat dikonfirmasi, Selasa, 27 September 2011. Hamim mempersilakan semua pihak untuk mengecek jejak Yosepa di pondok pesantren yang pernah diasuh oleh Abu Bakar Ba'asyir, terpidana terorisme yang kini menjalani hukuman di Markas Besar Polri itu. "Informasinya dilacak ke sini, jangan cuma sumber dari luar," ucap dia setengah menekan suara sambil bergegas mematikan teleponnya. Ia berdalih sedang mengajar di pesantren tersebut. Yosepa meledakkan dirinya seusai jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah menggelar upacara kebaktian Ahad, 25 September 2011. Dalam insiden tersebut sekitar 15 jemaat yang berada di halaman gereja mengalami luka-luka. Adapun Yosepa tewas secara mengenaskan. Informasi mengenai jejak Yosepa di Ngruki diungkapkan oleh Syahrudin. Ketua RT 01 RW 02 Desa Astanalanggar, Kecamatan Losari, Cirebon, Jawa Barat, itu mengatakan Yosepa mondok di Pesantren Ngruki selama tiga tahun. "Sejak itulah ia menjadi tertutup, termasuk dengan warga desa di kampung halamannya," kata dia. Syahruddin juga mengatakan bahwa penjual bakso itu sering ikut aksi kelompok massa yang gemar melakukan pembongkaran dan penggerebekan tempat-tempat maksiat di Cirebon. Ia juga bergabung dengan sebuah majelis pengajian di daerah Panjunan, Kota Cirebon. Namun demikian, pernyataan Syahruddin dibantah oleh M. Daud Turani, ayah Yosepa. Ia mengatakan bahwa anaknya itu melewatkan SD di Losari, SMP di Kalimantan, dan SMA di Ciledug, Kabupaten Cirebon. "Anak saya tidak pernah mondok di Ngruki," ujarnya. TRI SUHARMAN Selasa, 27/09/2011 12:14 WIB Said Agil: Keyakinan Bomber Disambut Bidadari Itu Gombal! Muchus Budi R. - detikNews Solo - Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj mengutuk keras tindakan Ahmad Yosepa yang meledakkan bom di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Said bahkan menyebut, keyakinan para bomber yang akan disambut bidadari hanyalah gombal. "Mereka ini berkeyakinan kalau sudah mati seperti ini (melakukan bom bunuh diri), begitu mati langsung disambut oleh pelukan bidadari. Keyakinan gombal itu," kata Said Agil. Hal itu disampakan Said Agil di GBIS Kepunton, Jalan Arief Rahman Hakim, Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/9/2011). Said Agil didampingi oleh Sekretaris Eksekutif Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow dan Ketua Badan Antar-Gereja Kristen Surakarta Anton Karundeng. Said mengajak seluruh elemen bangsa terus bekerja keras untuk membentengi pengaruh kekerasan pada generasi muda, pelajar dan mahasiswa. Hal itu agar tidak ada lagi korban pemikiran radikal yang mengajarkan militan sehingga menganjurkan melakukan kekerasan atas nama agama. "Kepada yang sudah terlanjur menjadi militan, kami ajak untuk kembali ke jalan yang benar," serunya. Seusai melakukan kunjungan ke gereja, Said Agil beserta rombongan mengunjungi para korban ledakan bom yang saat ini dirawat di RS dr Oen Panti Kosala, Solo. (mbr/ken) Selasa, 27/09/2011 13:31 WIB Tetangga Terakhir Lihat Ahmad Yosepa Sebelum Bom Cirebon Faiq Resha - detikNews Cirebon - Tetangga menilai Ahmad Yosepa Hayat sebagai sosok misterius. Dia kadang datang dan pergi, serta jarang bergaul dengan tetangga. Ketua RT setempat mengaku terakhir melihat Hayat sebelum peristiwa bom Cirebon yang meledak April silam. "Datang sebentar lalu pergi lagi," kata Aat, Ketua RT 4 RW 1 Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Selasa (27/9/2011). Di RT ini, orang tua Hayat, H Daud Turani mengontrak rumah di Jl Pandesan. Hayat juga tinggal di rumah ini, namun dia jarang bergaul dengan tetangga. "Jangankan Hayat, penghuni kontrakan juga jarang bergaul dengan tetangga," tambah Aat. Aat mengaku tidak tahu, kemana Hayat pergi. "Ya begitu, datang dan pergi," ujarnya. Aat terakhir kali melihat Hayat di rumah itu sebelum peristiwa bom di masjid Mapolresta Cirebon. Namun dia tidak tahu bagaimana dengan tetangga yang lain. Menurut Aat, rumah Hayat pernah didatangi polisi, sejak peristiwa bom di masjik kompleks Mapolresta Cirebon. Meskipun Hayat sudah lama tidak tampak di Pandesan, tidak demikian dengan pengakuan tetangga Hayat di rumah neneknya Masriah di Losari, Kabupaten Cirebon. Hayat pernah muncul sebelum bulan Ramadan lalu, namun tidak lama. Nenek Yosepa yang bernama Masriah, tinggal di Desa Astanalanggar, Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Yuli (46) tetangga Masriah yang mengenal Yosepa, mengaku melihat pria yang dipanggil Hayat itu pulang sebelum bulan Ramadan lalu. "Sebelum puasa saja. Dia ke rumah Masriah, neneknya," ujar Yuli, Senin (26/9) kemarin. (fay/vit) Sosialisasikan Pendidikan Perdamaian
Sonya Helen Sinombor | Nasru Alam Aziz | Senin, 26 September 2011 | 23:28 WIB


SALATIGA, KOMPAS.com -- Pusat Perdamaian Satya Wacana di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, memandang perlu ditingkatkan kebersamaan dalam masyarakat, supaya dapat mendeteksi dini terhadap gangguan keamanan. Oleh karena itu perlu diperkuat sosialisasi pendidikan perdamaian di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ketua Pusat Perdamaian Satya Wacana Dr Christina Maya Indah, SH MH, Senin (26/9/2011), menyatakan mendukung penguatan kerja sama lintas iman demi memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Di samping itu, kata Christina, perlu ditingkatkan kesadaran akan pluralisme dan penghormatan hak asasi manusia.

Pusat Perdamaian Satya Wacana menyatakan rasa berduka dan prihatin atas peristiwa peledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Minggu (25/9/2011).

Lembaga ini mendorong penegakan hukum secara fair dan tuntas terhadap setiap tindakan pelanggaran hukum dalam rangka rule of law dan supremasi hukum.
Dua Korban Kritis Bom Solo Sukses Dioperasi
Kedua korban yang mengalami luka serius itu telah dioperasi.
Senin, 26 September 2011, 07:07 WIB
Ismoko Widjaya

VIVAnews - Jumlah Korban luka akibat bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegal Harjo, Jebres, Solo, Minggu 25 September, sebanyak 28 orang. Dua korban jemaat gereja yang mengalami luka serius sudah menjalani operasi dengan sukses.

"Korban luka serius, satu wanita bernama Defiana yang mengalami benda asing masuk ke otaknya dan ibu-ibu masuk yang juga benda asing masuk ke rongga perutnya dan menembus saluran kencing," kata Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, Supriantoro, Solo, Jawa Tengah.

Menurut Supriantoro kedua korban yang mengalami luka serius itu telah dioperasi. "Sekarang benda asing berupa mur yang bersarang di tubuh kedua korban serius itu sudah bisa diambil," kata dia.

Total jumlah korban luka saat ini saat ini adalah 28 orang. Sebanyak 24 orang dirawat di RS Dr Oen yang terdiri dari 14 rawat inap dan 10 rawat jalan.

Ia mengatakan, hingga saat ini dari jamaat yang menjadi korban bom bunuh diri kemarin siang tidak ada yang meninggal dunia. Namun memang Defiana dan seorang ibu tadi yang mengalami luka serius. Operasi keduanya selesai malam tadi.

Selain itu, kata Supriantoro, hingga saat ini tujuh orang korban lainnya sudah dilakukan operasi. Dari hasil pemeriksaan korban, semua benda asing yang bersarang pada tubuh korban itu berupa mur.

Serta ada juga ada korban yang terganggu pendengarannya. Sementara itu, untuk korban yang masih mengalami trauma, Kementerian Kesehatan berjanji akan beri penanganan dengan tim dokter spesialis.

(Laporan: Erick Tanjung, Solo)
• VIVAnews
Komisi I: Upaya Deradikalisasi Belum Berhasil
Ferdinan - Okezone
Senin, 26 September 2011 06:41 wib


JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyesalkan terjadinya aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) Solo, Jawa Tengah.

Tubagus menilai upaya deradikalisasi yang sempat didengungkan pemerintah untuk menekan aksi terorisme belum berhasil. "Upaya deradikalisasi memang belum berhasil, upaya pemerintah belum signifikan," kata Tubagus kepada okezone, Minggu (25/9/2011) malam.

Menurut dia, tindakan pencegahan di antaranya melalui upaya deradikalisasi harus menjadi fokus pemerintah untuk menangkal aksi teror yang masih menjadi ancaman.

"Segelintir orang siap mati untuk tujuan yang tidak jelas. Membunuh saudara-saudaranya itu sudah tidak bisa dipahami, karena itu harus jadi kewajiban kita semua untuk melakukan pencegahan," sambungnya.

Selain itu, mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoputri ini berharap aparat inteljen membenahi kinerjanya. Tubagus menilai kerja intelijen di bawah kepemimpinan Sutanto masih diragukan terkait sejumlah peristiwa kekerasan yang terjadi.

Politikus PDI Perjuangan ini menyarankan aparat intelijen melakukan koordinasi dengan polisi, kejaksaan serta unsur lainnya. Agar kejadian seperti bentrokan ataupun aksi terorisme dapat segera terdeteksi.

"Intelijen memang belum tajam, dan intelijen bukan cuma untuk menangkap tapi juga mencari informasi tentang motif mereka. Kita cari bersama upaya pencegahan dini melalui analisa masalah dengan koordinasi lintas badan," pungkasnya.
(fer)

Berduka Teror Bom, Santri Sambangi Makam Gus Dur
Nurul Arifin - Okezone
Minggu, 25 September 2011 23:51 wib


JOMBANG - Sebagai bentuk keprihatinan terhadap aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo, Jawa Tengah, puluhan santri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang menggelar aksi di makam Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Sambil menyalakan lilin, aksi yang juga diikuti wartawan ini mengecam aksi bom bunuh diri yang mengakibatkan hampir 20 jemaat mengalami luka.

Aksi keperihatian ini ditandai dengan menyalakan ratusan lilin di sekeliling makam Gus Dur yang dikenal sebagai bapak pluralisme tersebut. Begitu lampu makam dipadamkan suasana di sekitar makam terlihat khusuk.

Hanya lantunan doa yang berkumandang. Seorang santri bernama Habib masuk ke areal makam dengan membacakan sebuah sajak. Sajak itu berisikan pentingnya menjaga kerukunan dan keberagaman seperti yang diajarkan oleh almarhum Gus Dur.

Usai aksi keperihatinan itu, para peserta aksi baik wartawan maupun Santri langsung mengumandangkan sholawat Abu Nawas yang biasa dilantukan Presiden ke-4 tersebut. "Aksi ini adalah simbol penolakan sebaga bentuk kekerasan. Terlebih lagi mengatasnamakan agama," kata Lukman Hakiem, Pengurus Ponpes Tebuireng, Minggu (25/9/2011) malam.

Aksi keprihatinan dilakukan di makam sebab Gus Dur dikenal sebagai tokoh nasional yang terus memperjuangkan paham kebangsaan sesuai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Sementara itu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jombang Jalaludin Hambali menegaskan aksi teror terhadap umat beragama tidak dibenarkan. "Kami ingin menunjukkan indahnya keberagaman. Harapannya, keberagaman bangsa ini tetap terjaga dan tidak terkoyak meski ada tragedi bom yang mencorengnya," kata Jalal.
(fer)

Linda
linda - pernah menjadi wartawan selama 23 tahun untuk majalah Tempo, Gatra dan penulis lepas di beberapa majalah wanita. Berhenti menjadi wartawan 10 tahun silam ternyata sulit dibarengi dengan berhenti menulis. Musik dan tulis menulis adalah aliran jiwa, semburan nafas yang dasyat dan sebuah semangat kehidupan.....
Duh…, Peristiwa Bom yang Menyedihkan….
FIKSI | 25 September 2011 | 22:39 41

kalian menjadi korban

saat peribadahan dilakukan

saudara-saudaraku

terimalah prihatin tiada batas

dari aku yang termangu-mangu

atas teror seram menggelinding

ke tempat suci kepercayaan umat

————–

betapa korban tak pilih kasih

pelaku apalagi

mana pilih kasih

umat Tuhan yang sama derajat

sama hak

sama mencintai kebesaranNYA

tapi mengapa masih saja ada

orang yang menganggap dirinya tertinggi di dunia

hebat dalam paham yang dianutnya…

masa bodoh pada segala kasih

jauh pada rasa genggaman tangan

———

untuk para korban bom

kulemparkan bisikan hati

aku malu

haruskah kalian yang dikorbankan

apakah karena lain kepercayaan

maka harus dimusnahkan

duh..

aku sungguh tak paham

———-

suatu saat bisa terjadi pada kami

betapa mengerikannya

bilakah tempat ini memiliki kenyamanan

tanpa mempertentangkan perbedaan kepercayaan…?

Bom Solo, Penghinaan pada Pancasila
Maria Natalia | Laksono Hari W | Minggu, 25 September 2011 | 20:10 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Konferensi Wali Gereja Indonesia, Romo Benny Susetyo, menyesalkan peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo, Jawa Tengah. Gereja sebagai tempat ibadah semestinya dijaga, bukan dirusak.

"Kami sesalkan, ketika jemaat sedang melakukan kewajiban beribadah, muncul peristiwa seperti itu. Ini penghinaan terhadap rumah Tuhan dan Pancasila. Rumah Tuhan harusnya dijaga, bukan berperang rumah Tuhan. Orang-orang yang menghalalkan cara seperti itu tidak layak hidup dalam bangsa ini. Tindakan ini melukai bangsa kita, " ujar Romo Benny di Kantor Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2011) petang.

Ia menuntut pemerintah bersikap tegas terhadap berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi berlatar belakang SARA. Menurutnya, hal ini merusak nilai-nilai toleransi yang selama ini telah dipupuk lewat Pancasila.

"Ini saatnya Bapak Presiden kita tidak hanya berwacana tapi juga bertindak, menuntaskan kasus-kasus seperti ini, harus tegas memberantas budaya-budaya kekerasan semacam ini," katanya.

Dalam kesempatan itu Romo Benny mengucapkan terima kasih kepada GP Ansor yang bersedia membantu mengamankan beberapa tempat rawan, termasuk rumah ibadah di Solo.




GP Ansor Kutuk Bom Gereja di Solo
Fahmi Firdaus - Okezone
Minggu, 25 September 2011 21:39 wib


JAKARTA - Gerakan Pemuda Ansor dan sejumlah tokoh agama mengecam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo, Jawa Tengah.

"Ini Jelas aksi yang merupakan perbuatan orang biadab yang tidak bermoral," kata Ketua umum GP Ansor, Nusron Wahid dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/9/2011) petang.

Menurut Nusron, munculnya kembali teror bom ini menandakan adanya upaya mengganggu komitmen umat beragama terhadap Pancasila. "Komitmen kita sedang disobek- sobek, radikalisasi dan aksi kekerasan mengatasnamakan agama wajib kita perangi," tegasnya.

Selain itu, GP Ansor meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi instruksi tegas agar aparat keamanan bergerak cepat menindak para pelaku teror.

"SBY harus berani menyatakan perang terhadap tindakan radikalisasi, negara tidak boleh kompromi terhadap tindakan apapun yang berbau radikalisasi. Berdasarkan konstitusi, negara wajib melindungi kebebasan beragama dan melindungi dari rasa takut terhadap teror," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Eksekutif Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jerry Sumampow. PGI prihatin dengan adanya korban warga sipil. “Kami berharap mereka diberikan kekuatan dan pemulihan kesehatan,” ujarnya.

Jerry menyerukan agar pejabat di negara ini bekerja secara professional dalam mengungkap latar belakang peristiwa tersebut.
(fer)

Ulama Cirebon Kecam Bom Solo
Rini Kustiasih | Agus Mulyadi | Minggu, 25 September 2011 | 21:51 WIB




CIREBON, KOMPAS.com - Ulama Cirebon yang tergabung dalam Forum Lintas Iman Cirebon Antiteror mengutuk keras bom bunuh diri di Solo, Minggu (25/9/2011). Kejadian itu menjadi bukti kegagalan pemerintah melindungi keamanan warga negara.

Direktur Fahmina Institute, sebuah lembaga studi Islam di Cirebon, Marzuki Wahid, mengatakan, terulangnya bom bunuh diri dalam kurun waktu lima bulan di Indonesia, yakni setelah bom Cirebon, antara lain disebabkan ketidakmampuan pemerintah selesaikan terorisme sampai ke akarnya.

"Penyelesaian selama ini hanya di permukaan saja. Padahal, salah satu hak warga negara ialah mendapatkan perlindungan dan rasa aman," ujarnya.

Suryapranata, perwakilan ulama Budha, menyebutkan, Presiden dan polisi harus segera membongkar jaringan pelaku bom Solo. "Jangan sampai ada rakyat yang merasa tidak aman," katanya.

Peristiwa bom Solo hanya berselang lima bulan dari bom bunuh diri di Markas Polres Kota Cirebon.
Muhammadiyah: Pelaku Bom Tidak Ber-Tuhan

Oleh: Agus Rahmat
Nasional - Minggu, 25 September 2011 | 20:03 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Pelaku bom tersebut hanyalah orang yang tidak ber-Tuhan dan berperikemanusiaan.

"Aksi seperti itu tidak dapat dibenarkan dan hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak ber-Tuhan dan berperikemanusiaan," tegas Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin melalui rilis yang diterima INILAH.COM, Minggu (25/9/2011).

Din menjelaskan, bahwa tindakan terorisme berupa bom, tidak bisa dibenarkan dan layak dikecam. Apalagi, dilakukan di tempat ibadah ketika para jemaah melaksanakan ibadahnya.

Atas kejadian ini, Din meminta masyarakat tidak terprovokasi. Tidak menjadikan masalah ini meruncing menjadi persoalan yang rasis. "Mengimbau umat beragama agar dapat menahan diri dan tidak terpancing oleh pihak-pihak yang ingin mengail di air keruh, dan ingin mengadu domba antar umat beragama," jelasnya.

Untuk itu, diperlukan peran aktif Kepolisian mengungkap hal ini. Menurut Din, Polisi harus bisa menemukan aktor intelektual di balik aksi ini. "Kepada Polri untuk segera menyelidik dan menemukan pelaku serta aktor intelektualis di belakangnya," ujarnya.

Bom meledak pada Minggu (25/9/2011) pukul 10.55 WIB. Seorang dinyatakan tewas dengan kondisi bagian perut dan dada hancur. Korban tewas diduga adalah pelaku bom bunuh diri tersebut. [mvi]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02