na$1b bendum sebuah partai
Diistimewakan, Ada Kompromi dalam Pemulangan Nazar
Misbahol Munir - Okezone
Minggu, 14 Agustus 2011 21:01 wib
JAKARTA - Kini eks Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meringkuk di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Perburuan Nazaruddin pun bisa dibilang istimewa, sebab penjemputan tersangka kasus suap Wisma Atlet SEA Games itu menggunakan jet pribadi dengan menggelontorkan dana sewa Rp4 milliar.
Anggota peneliti Indonesia Corruption Wacth (ICW), Abdullah Dahlan, mempertanyakan anggaran negara Rp4 miliar yang digunakan untuk pemulangan Nazaruddin itu. Dia menilai sudah sejak awal penegak hukum dan pemerintah terkesan memanjakan dan mengistimewakan Nazaruddin dengan pemulangan menggunakan pesawat jet pribadi dan ditempatkannya dia di salah satu sel di Mako Brimob Depok yang memiliki fasilitas pendingin ruangan atau AC.
“Di samping perlakuan berbeda, ada juga anggaran negara besar yang digunakan. Walaupun mungkin itu biaya patungan, yang jelas dana itu itu dari APBN. Disayangkan bahwa anggaran itu besar sekali hanya untuk memulangkan saja,” ujar Abdullah saat dihubungi wartawan, Minggu (14/8/2011).
Menurut Abdullah, penegak hukum juga tak bisa beralasan biaya mahal demi keamanan. Sebab, hal tersebut bisa diakali dengan memperketat sistem selama proses pemulangan. “Itu tetap bisa memakai pesawat komersial. Ini yang memang bisa dilihat sebagai perlakukan ke Nazaruddin terlalu berlebihan,” kata dia.
Hal senada dikatakan Ketua Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu. Tom saat dihubungi secara terpisah, menganggap aneh dengan tindakan KPK dan pemerintah yang memanjakan Nazaruddin dengan berbagai fasilitas, mengingat dia adalah tersangka korupsi yang menyedot uang rakyat demi kepentingan diri sendiri.
“Tidak pantas sama sekali dia mendapat perlakuan-perlakuan khusus. Untuk apa dia seolah-olah dielukan-elukan padahal dia sebagai penjahat,” kata dia.
Sedari awal Tom menilai Nazaruddin adalah koruptor dan bukan pahlawan yang kejahatannya bukan hanya di kasus Sesmenpora, tapi puluhan proyek negara di BUMN, kementerian, dan pemerintah daerah.
Di samping kasus suap Sesmenpora, Nazaruddin diduga terlibat korupsi pembangunan pabrik vaksin flu burung oleh PT Anugerah Nusantara (AN) sebesar Rp700 miliar. Lalu korupsi pengadaan alat bantu belajar mengajar dokter atau dokter spesialis pada rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan oleh PT Mahkota Negara (MN) senilai Rp492 miliar.
Tom Pasaribu menduga alasan pemulangan Nazaruddin yang mahal dengan menggunakan pesawat pribadi bertujuan memudahkan proses lobi pihak tertentu untuk merekayasa kasus. “Kalau naik pesawat komersial mereka tidak memiliki kebebasan untuk berbicara dengan Nazaruddin. Inikan biar ada yg bisa ditutupin. Nanti akan dipilah-pilah mana kasus yang akan dibuka mana yang tidak,” ungkap Tom.
Sementara terkait wacana pemberian status whistle blower kepada Nazaruddin, Abdullah Dahlan menilai pemerintah dan lembaga penegak hukum seharusnya berhati-hati.
Menurut dia, agak dilematis untuk menyatakan Nazaruddin sebagai justice whistle blower mengingat status Nazaruddin sebagai tersangka yang memiliki peran di banyak kejahatan. “Itu yang kita lihat susahnya untuk memposisikan dia diberi perlindungan oleh LPSK, karena sejak awal dia memang susah dipercaya,” kata Abdullah.
Dia menyarankan agar sebaiknya perlindungan kepada Nazaruddin, kalau memang benar dia berniat membantu proses penegakan hukum, diserahkan kepada KPK. Tom juga menyatakan dirinya justru agak curiga dengan bentuk-bentuk perlindungan kepada Nazaruddin sebagai tawaran agar yang bersangkutan tak mau membongkar kejahatan berjamaah yang dulu dituduhkannya.
“Ibaratnya dia memegang kartu truf KPK, Kepolisian, dan politikus, kalau tak diatur bisa ngotot terus membuka banyak hal,” pungkasnya.
(ram)
Beberkan Isi Tas Nazaruddin, KPK Langgar KUHAP
Oleh: Laela Zahra
Nasional - Minggu, 14 Agustus 2011 | 06:58 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai telah melanggar Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), terkait pembongkaran isi tas Nazaruddin dihadapan media massa.
"Jelas ini melanggar hukum , itu tidak benar dan itu kebohongan publik," kata pengamat hukum pidana Jamin Ginting, dalam dialog di Metro Tv, Minggu (14/8/2011).
Seharusnya, kata Jamin, barang bukti terkait Nazaruddin dibuka dihadapan Nazaruddin, bukan dihadapan media massa. itu juga seperti yang diatur dalam KUHAP.
"Seharusnya ikuti aturan yang ada dalam proses acara pidana, jangan ada hal-hal yang terkesan tergesa-tergesa, ada yaang ditutup-tutupi," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KPK dan tim gabungan penjemput Nazaruddin membongkar isi tas Nazaruddin tanpa disaksikan Nazaruddin. KPK malah membongkar tas tersebut dihadapan media massa. Hal inilah yang dinilai telah melanggar aturan hukum yang berlaku. [lal]
Iwan Piliang: Flashdisk Nazaruddin Berbeda
Oleh: Renny Sundayani
Nasional - Minggu, 14 Agustus 2011 | 12:30 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Jurnalis independen Iwan Piliang mengatakan barang bukti berupa flashdisk milik tersangka kasus wisma atlet M Nazaruddin yang diperlihatkan oleh penyidik KPK bukanlah flashdisk yang diperlihatkan saat dirinya berkomunikasi dengan Nazaruddin melalui Skype.
"Itu jelas berbeda dengan flashdisk sewaktu Nazaruddin menunjukan kepada saya melalui Skype, yang mereka tunjukkan (penyidik KPK) ada gantungannya, sedangkan waktu Nazaruddin tunjukan kepada saya tidak ada gantungannya dan merek flashdisk-nya jelas berbeda," ujar Iwan ketika dihubungi INILAH.COM, Minggu (14/8/2011).
Iwan menilai barang bukti milik Nazaruddin seperti tas, flashdisk dan CD yang diperlihatkan di KPK kepada sejumlah media massa, Sabtu (14/8/2011) malam, dianggap banyak keganjilan.
"Seperti tas hitam milik Nazaruddin yang katanya ada isinya CD, flashdisk, kenapa sudah dalam plastik dan kenapa video yang di CD kenapa tidak diputar, lalu barang bukti lainnya milik Nazaruddin seperti handphone Blackberrynya, kartu, memory cardnya bagaimana, inikan menimbulkan kecurigaan?," tegas Iwan
Seperti diberitakan, tas hitam milik M Nazaruddin dibuka di hadapan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas dan Kabareskrim Polri Komjen Sutarman di Gedung KPK, Sabtu (13/8/2011).
Salah satu isi tas tersebut adalah sebuah flashdisk yang disebutkan seorang penyidik KPK, Arif, bermerek Sony Vaio berkapasitas 4Gb. Namun, flashdisk tersebut tampak berbeda dengan yang diperlihatkan Nazaruddin saat berkomunikasi dengan Iwan Piliang melalui Skype.
Saat berkomunikasi via Skype, Nazaruddin memperlihatkan sebuah flashdisk yang menurutnya berisi data-data penting mengenai aliran uang ke petinggi Partai Demokrat. Flashdisk tersebut tampak berbeda dengan yang diperlihatkan di KPK. [bar]
Senin, 08/08/2011 18:33 WIB
Busyro Apresiasi Penangkapan Nazaruddin
Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Tersangka kasus suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin berhasil ditangkap oleh tim gabungan KPK, Polri, Imigrasi dan Interpol. Ketua KPK Busyro Muqoddas mengapresiasi kerjasama antara pihaknya dengan lembaga-lembaga tersebut.
"Iya (sudah ditangkap). Saya sudah koordinasi dengan Kapolri, Menlu dan Menkopolhukam. Nazar ditangkap karena kerjasama KPK, Polri, Imigrasi dan interpol," tutur Busyro dalam pesan singkatnya, Senin (8/8/2011).
Pemerintah telah mengumumkan Muhammad Nazaruddin ditangkap di Kolombia. "Ditangkapnya saat yang bersangkutan akan keluar dari negara itu. Saya tidak tahu apakah di airport atau di pelabuhan. Saya tidak tahu," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto saat menggelar jumpa pers didampingi Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2011.
Menurut Djoko, Nazaruddin ditangkap oleh Interpol Kolombia yang kemudian melaporkan penangkapan tersebut ke Duta Besar Indonesia di Kolombia Michael Menufandu. Michael pun sudah berangkat dari Bogota ke Cartagena dan sudah bertemu langsung dengan pria tersebut.
Michael, kata dia, mengatakan secara fisik pria yang ditangkap dengan membawa paspor dengan nama M. Syahruddin itu identik dengan apa yang selama ini disebut Nazaruddin. Belakangan Mabes Polri telah memastikan bahwa pria itu merupakan Nazaruddin.
"Yang bersangkutan (Nazaruddin) minta didampingi terus oleh Dubes," kata Djoko.
Djoko menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah diberitahukan tentang berita ini. "Keselamatan yang bersangkutan dijaga seketat-ketatnya. Dan kedua, yang bersangkutan bisa dibawa ke Tanah Air untuk dilakukan proses hukum di Indonesia," ujarnya.
(fjr/mad)
"SBY Itu Pendendam"
Catur Nugroho Saputra - Okezone
Minggu, 24 Juli 2011 17:35 wib
JAKARTA - Pidato-pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang curhatan hatinya, dinilai sebagai bukti sifat sensitif dan reaktif yang dimilikinya.
Hal ini disampaikan B Tonti, salah seorang pendiri Partai Demokrat, saat mengisi acara diskusi di Doekoen Coffee, Minggu (24/7/2011).
"Saya mengenal dia, dia mempunyai tiga sifat, sensitif dan reaktif artinya kupingnya tipis, reaksinya positif kadang negatif dan pendendam," ujarnya.
Tonti mengatakan, pada saat pendirian Partai Demokrat (PD) dia menayakan apakah sebaiknya bergabung dengan partai besar atau membuat partai baru.
"Akhirnya kita setuju membuat partai baru dan SBY sendirilah yang memberikan Partai Demokrat, dan kita disuruh berjuang dari luar sedangkan dia dari dalam," paparnya.
Namun mendekati pemilu, lanjut Tonti, SBY baru mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet. "Dengan kata lain kita yang berjuang keras," jelasnya.
"Setiap kali akan bersalaman dengan saya wajah dan sikap SBY tegang, berbeda bila bersalaman dengan orang lain, kalau ketemu yang keempat kali dia bisa kena serangan jantung kali," katanya sambil tertawa.
(lam)
Gara-gara Nazar, Harga BBM Batal Naik?
Hasanuddin Aco | Erlangga Djumena | Minggu, 24 Juli 2011 | 09:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tampaknya tidak tertarik dengan usulan IMF (Dana Moneter Internasional) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) agar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar tahun ini.
Demikian dikemukakan Pengamat Ekonomi, Ryan Kiryanto, Sabtu (23/7/2011). "Saya punya keyakinan Pemerintah tidak akan naikkan harga BBM," kata Ryan.
Menurut Ryan, ada sejumlah pertimbangan pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi. Di antaranya partai politik penguasa di pemerintahan yakni Partai Demokrat saat ini tengah dalam sorotan publik atas dugaan kasus Mantan Bendahara M Nazaruddin. "Risiko politiknya tambah besar kalau menaikkan harga BBM," kata dia.
Dijelaskan pemerintahan yang berbasis Partai Demokrat saat ini tengah berada dalam tekanan politik dengan ramainya pergunjingan soal Nazaruddin. Di tengah sorotan publik itu karena Nazaruddin itu, Pemerintah yang dimotori Partai Demokrat tidak mau menambah risiko dengan menaikkan harga BBM. "Yah mungkin, gara-gara tekanan politik yang berisiko karena Nazaruddin," canda Ryan.
Selain itu, Ryan juga mengatakan jika harga BBM naik maka yang paling kena dampaknya adalah masyarakat miskin pengguna BBM bersubsidi. "Terutama para nelayan," ujarnya
Jika harga BBM naik, menurut Ryan juga akan berpengaruh pada kenaikkan tingkat inflasi. "Kalau harga BBM dan tarif listrik tidak naik maka tingkat inflasi bisa 5 persen tahun ini," ujar dia.
Dikatakan sinyal pemerintah tidak menaikkan harga BBM juga bisa dilihat dari upaya pemerintah menaikkan budget subsidi dalam APBN sebesar Rp 150 triliun khusus untuk subsidi listrik dan BBM. "Tentu ini menambah defisit APBN," kata Ryan.
Namun demikian, Ryan menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan mengambil kebijakan menambal defisit 2,1 persen itu (Rp 500 triliun). "Kebijakannya, kemungkinan pemerintah akan berlakukan tax atau pajak untuk UKM. Besarannya 2,5-5 persen," ujar Ryan.
Dia menegaskan jika kebijakan ini akan mendapatkan resistensi dari pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah). "Dengan pendapatan UKM yang kecil tapi dikenakan pajak maka konsekuensinya pelaku UKM akan menaikkan harga produk. Ini akan membuat tingkat inflasi tambah tidak akan terkendali," ujarnya.
Sumber :
tribunnews.com
Nyonya Anas Berkongsi dengan Nazaruddin Cs.
Sabtu, 23 Juli 2011 | 12:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kiprah Athiyyah Laila di sejumlah perusahaan terus terungkap. Istri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini ternyata berkongsi dengan M. Nazaruddin dan kawan-kawan di PT Berkah Alam Berlimpah.
Menurut dokumen pengesahan perseroan yang diterbitkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, PT Berkah Alam awalnya bernama PT Sumber Mulya 2000. Perusahaan itu didirikan pada 7 Juni 2001 oleh Zaedun, Sabikis, dan Beby Siregar. Saat itu, modal dasar perusahaan masih Rp 60 juta.
Pada 4 Februari 2008, pendiri dan pengurus PT Sumber Mulya 2000 mengubah anggaran dasar perseroan. Mereka menyerahkan kepemilikan saham kepada M. Nazaruddin, Athiyyah Laila, dan Munadi Herlambang. Kali ini modal dasar PT Sumber Mulya melonjak menjadi Rp 109 miliar. Komposisi kepemilikan sahamnya: M. Nazaruddin Rp 40 miliar, Athiyyah Rp 34,5 miliar, dan Munadi Rp 34,5 miliar. Adapun susunan pengurus baru perseroan adalah Marisi Matondang (Direktur), Nazaruddin (Komisaris Utama), serta Athiyyah dan Munadi (Komisaris).
Kemudian, pada 25 Maret 2008, PT Sumber Mulya 2000 berganti nama menjadi PT Berkah Alam Berlimpah. Tapi, susunan pemegang saham, direksi, dan komisaris tidak berganti.
Menurut penelusuran Tempo, PT Berkah Alam merupakan perusahan kedua yang terkait dengan Nyonya Anas. Nama Athiyyah juga tercatat sebagai pemilik saham dan komisaris pada akta PT Dutasari Citralaras. Di Dutasari, Athiyyah berkongsi dengan Machfud Suroso dan PT Msons Capital, yang dimiliki Munadi Herlambang.
Anas Urbaningrum kemarin mengaku tidak tahu bahwa Athiyyah menjadi pemilik dan pengurus di PT Berkah Alam. Anas hanya membenarkan bahwa Athiyyah pernah bergabung di PT Dutasari, meski telah mengundurkan diri sejak 2009.
"Ditelusuri saja, silakan," kata Anas. "Kalau ada pelanggaran hukum, silakan diproses dengan adil dan transparan."
Tapi, dari tempat persembunyiannya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin membenarkan bahwa Athiyyah berkongsi dengan Marisi Matondang di PT Berkah Alam. Marisi adalah orang kepercayaan Nazar sekaligus Direktur Utama di PT Mahkota Negara, perusahaan lain yang didirikan Nazar.
Menurut Nazar, pada 2009 PT Berkah Alam menggarap proyek pembangkit listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bersama PT Alifindo Nuratama Perkasa sebagai pemenang tendernya.
PT Alifindo merupakan satu dari sekian perusahaan Nazar yang kerap memenangi proyek pemerintah. Di PT Alifindo, Nazar menempatkan istrinya, Neneng Sriwahyuni, sebagai pengurus.
Bagi Nazar dan Anas, sosok Munadi Herlambang bukanlah orang asing. Di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Munadi menjabat Sekretaris Bidang Pemuda dan Olahraga. "Itu teman," kata Anas ketika ditanya soal hubungan Munadi dengan dia dan istrinya.
M TAUFIK | RUSMAN P | TRI SUHARMAN | D SARI
SBY Hadang Kongres Luar Biasa Demokrat
Minggu, 24 Juli 2011 | 05:24 WIB
TEMPO Interaktif, Bogor-Isu kongres luar biasa (KLB) untuk melengserkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam rapat koordinasi nasional tampaknya sulit terwujud. Menurut anggota Dewan Pembina Demokrat, Ahmad Mubarok, para elite partai telah bertemu pada Jumat malam dan memastikan rapat berjalan sesuai dengan perintah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. "Forum ini adalah rapat koordinasi. Tidak ada KLB," ujar dia di lobi gedung Sentul International Convention Center di Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Partai Demokrat selama dua hari hingga Minggu ini menggelar rapat koordinasi. Menjelang rapat, muncul wacana kongres luar biasa untuk melengserkan Anas Urbaningrum. Ini bermula dari "serangan" mantan Bendahara Umum Demokrat M. Nazaruddin.
Dari tempat persembunyian, Nazaruddin menyebut Anas dan sejumlah pejabat teras Demokrat terlibat permainan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sekretaris Demokrat Jawa Tengah, Dani Sriyanto, menilai "nyanyian" Nazaruddin itu perlu disikapi dengan meminta Anas lengser melalui KLB.
Ahmad menyatakan memahami dan akan merespons aspirasi pengurus di daerah. Namun, kata dia, "Responsnya kan bisa menerima atau menolak." Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Mallarangeng juga menegaskan tidak ada kongres luar biasa.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan wacana kongres luar biasa sulit terwujud karena terganjal aturan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Demokrat.
Burhanuddin menjelaskan, berdasarkan Bab X Pasal 100 AD/ART Partai Demokrat, KLB dapat diadakan atas permintaan majelis tinggi partai atau dua per tiga dari jumlah dewan pimpinan daerah serta setengah dari jumlah dewan pimpinan cabang. Ketua majelis tinggi secara ex officio dijabat ketua dewan pembina. "Meski majelis tinggi bisa menyarankan kongres luar biasa, jika arus bawahnya solid mendukung Anas, ya, sulit," kata Burhanuddin.
Adapun Anas meyakini tidak ada agenda melengserkan dirinya dari kursi ketua umum. Bahkan, menurut dia, pidato SBY menegaskan kepadanya untuk melakukan perbaikan partai. "Beliau menguraikan sangat terang-benderang bagaimana tema rakornas," katanya.
SBY dalam pidato pembukaan rapat, meminta para kader tidak asal bicara ataupun saling serang. "Ini memalukan dan merugikan partai," katanya. SBY pun mengancam para kader dan pengurus partai yang tidak sanggup menjalankan etika partai agar meninggalkan partai. "Silakan serahkan kartu anggota," ujarnya. Ia juga meminta Dewan Kehormatan secara tegas memberlakukan kode etik bagi kader yang tersangkut kasus hukum.
Burhanuddin menilai, pidato SBY itu pertanda diberikannya kesempatan kedua bagi Anas untuk memperbaiki lingkup internal partai. Mubarok menambahkan, pidato SBY merupakan bagian dari pembersihan partai. Caranya, pemberian sanksi kepada para kader yang bermasalah. Pemberian sanksi akan diberlakukan seusai rapat.
MAHARDIKA S H | EKO ARI W | ARDIANSYAH RAZAK | KARTIKA CANDRA | SUKMA
Jumat, 22/07/2011 21:11 WIB
Foto Nazaruddin Nyempil di Istana
Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Muhammad Nazaruddin bisa jadi saat ini adalah tokoh yang paling dicari. Bahkan Presiden SBY hari ini baik sebagai Presiden atau pun sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat meminta Nazar untuk pulang. Saat semua orang sibuk mencarinya, ternyata 'Nazaruddin' ada di Istana. Lah!
Yang dimaksud Nazaruddin di sini bukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu sebenarnya. Melainkan sebuah foto yang ditempel di koridor yang menuju Kantor Presiden. Foto Nazar nyempil di antara para pimpinan fraksi dan pimpinan lembaga negara yang sedang melakukan rapat konsultasi tahunan dengan Presiden SBY di Istana Negara.
Dalam foto tersebut, seperti pantauan detikcom, Jumat (22/7/2011) tampak Nazaruddin mengenakan jas warna hitam. Dia tampak melirik Presiden SBY dan Ketua DPR Marzuki Alie yang sedang menggelar jumpa pers. Nazar berada di belakang para pimpinan lembaga negara dan pimpinan fraksi di DPR yang sedang berjajar mendengarkan SBY jumpa pers.
Belum ada yang mengkonfirmasi apakah foto tersebut adalah Nazaruddin sebenarnya. Namun jika dilihat dari wajahnya, memang pria keturunan Arab yang nyempil di foto itu adalah memang mirip sekali dengan Nazaruddin.
Istana sendiri memiliki dua koridor yang panjang. Koridor pertama menghubungkan antara Istana Negara dengan Istana Merdeka. Di sepanjang koridor tersebut, dipajang ratusan foto agenda Presiden selama satu tahun terakhir.
Sementara korisor kedua, adalah koridor untuk menuju Kantor Presiden. Di koridor ini, ratusan foto kegiatan SBY selama satu tahun terakhir juga dipajang. Nah, foto Nazar yang sedang melirik Presiden SBY berada di koridor ini.
Foto-foto yang dipajang di dua koridor ini biasanya diganti menjelang peringatan 17 Agustus. Artinya, sebelum 17 Agustus 2011 nanti, foto-foto tersebut diganti dengan agenda kegiatan Presiden terbaru. Foto Nazaruddin yang nongol di Istana itu diperkirakan saat Presiden menggelar rapat konsultasi dengan pimpinan lembaga tinggi negara, serta pimpinan fraksi pada 2010 lalu di Istana Negara.
(anw/ape)
Jumat, 22/07/2011 21:21 WIB
Nazaruddin Mengaku Nyaris Kena Tembak di Bagian Kepala
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - M Nazaruddin membuat pengakuan mengejutkan. Dari tempat persembunyiannya, dia mengaku nyaris tertangkap oleh petugas. Bahkan ada bunyi tembakan yang nyaris mengenai kepalanya.
Pengakuan ini disampaikan Nazaruddin saat diwawancarai oleh Iwan Piliang dari Prestalk lewat komunikasi Skype. Nazar tampil dengan mengenakan topi anyaman dan berkemeja putih dalam sebuah kamar. Kamar itu tampak sederhana, dengan dinding warna hijau muda, dengan langit-langit rumah yang cukup sederhana.
Saat diwawancara, Nazar terlihat segar bugar. Tidak tampak tanda-tanda fisiknya melemah karena sakit seperti dikabarkan sebelumnya.
Nah, saat ditanya tentang kabarnya, Nazar mengaku sempat khawatir dengan keselamatan jiwanya. Saat itu, mantan anggota Komisi III DPR tersebut baru saja selesai diwawancarai oleh TV One dan Metro Tv.
"Nyaris terkena kepala. Alhmadulillah saya masih selamat dan bisa lolos," kata Nazar, Sabtu (22/7/2011).
Setelah itu, Nazar kembali melarikan diri. Dia kini terus dikawal oleh beberapa bodyguard yang mendampinginya.
"Ada orang mengejar. Tapi saya dikawal, Alhamdulillah," katanya.
Benarkah pengakuan Nazar ini? Belum jelas. Namun selama ini kicauannya dari luar negeri dianggap oleh para politisi Partai Demokrat sebagai kebohongan. Termasuk serangan-serangannya terhadap Anas Urbaningrum dan tokoh-tokoh Demokrat lainnya. Bahkan kabar yang menyebutkan Nazar sakit keras pun kini telah terbantahkan.
(mad/asy)
SBY: Nazaruddin, Kembalilah!
JUM'AT, 22 JULI 2011 | 14:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat meminta mantan Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin menyerahkan kepadanya semua informasi yang dimiliki tentang persoalan internal partai itu.
"Saya lebih senang manakala Nazaruddin kembali ke Tanah Air agar bisa dibuka semuanya," kata SBY dalam jumpa pers di halaman tengah Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat 22 Juli 2011, usai menunaikan salat Jumat. "Sebagai Ketua Dewan Partai Demokrat, (saya) sangat berharap agar Nazaruddin memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya."
Jumpa pers itu digelar menyusul informasi tudingan yang dilancarkan Nazaruddin melalui beragam kesempatan. Tak hanya melalui media cetak, online, tapi juga dalam wawancaranya dengan 2 stasiun televisi nasional.
Dalam kesempatan itu, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga menyampaikan adanya kesepakatan bahwa dalam kasus suap Wisma Atlet hanya sampai pada dirinya. Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng bisa terbebas jeratan hukum.
SBY menegaskan, sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus sebagai Presiden, ia berulang kali mengimbau agar Nazaruddin segera kembali ke Tanah Air untuk menghadapi proses hukum, dibanding menyebar informasi yang belum dapat diuji kebenarannya di berbagai media massa.
Menurut SBY, tudingan Nazaruddin dalam pelariannya telah membuat keresahan dan menimbulkan saling curiga.
"Kembalilah Nazaruddin ke Indonesia, ke Tanah Air, kembalilah," kata SBY. "Sulit bagi kita ketika kita semua tidak tahu di mana Nazaruddin berada, dengan siapa yang bersangkutan, apa saja yang dilakukan selama ini, komunikasi internalnya dengan siapa."
SBY meminta Nazaruddin juga menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani proses hukum. KPK, kata dia, akan kesulitan memproses kasus ini jika Nazaruddin tidak kembali. "Silakan dijelaskan semua sangkaan dan tuduhan itu karena proses hukum akan berjalan secara transparan dan akuntabel," katanya.
Menurutnya, dalam proses hukum, jika Nazaruddin ridak bersalah pasti tidak dihukum. Namun, lanjut SBY, kalau bersalah menurut pengadilan pasti diberikan sanksi. "Terpulang pada kesalahannya berat atau ringan. trial by the court bukan trial by the press," ujarnya.
EKO ARI WIBOWO
Nasir Aktif Berburu Proyek Wisma Atlet
Jum'at, 22 Juli 2011 | 06:45 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Politikus Partai Demokrat, Muhammad Nasir, diduga terlibat aktif dalam perburuan proyek pembangunan wisma atlet SEA Games Jakabaring, Palembang. Indikasinya, kerabat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu berkali-kali hadir dalam rapat untuk membahas proyek sebelum resmi dikerjakan PT Duta Graha Indah.
Menurut dokumen pemeriksaan saksi kunci kasus suap wisma atlet, Yulianis, pertemuan tiga kali dalam sepekan berlangsung di lantai enam gedung Permai, di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. Gedung itu merupakan pusat kendali semua perusahaan yang terkait dengan Nazar, yang biasa disebut Grup Permai.
Selain Nasir dan Nazar, menurut dokumen itu, yang biasa hadir dalam pertemuan adalah Muhajidin Nur Hasyim (adik Nazar), Yulianis (anggota staf Nazar), Mindo Rosalina Manulang (bawahan Nazar dan tersangka kasus wisma atlet), serta anggota staf bernama Doni.
Dokumen yang sama menyebutkan pembagian kerja antara perusahaan Grup Permai dan PT Duta Graha. Grup Permai bertugas "berbelanja" proyek wisma atlet ke Dewan Perwakilan Rakyat. Adapun PT Duta Graha bertugas melaksanakan proyek tersebut.
Dalam perburuan proyek wisma atlet, Grup Permai mengeluarkan uang Rp 5 miliar untuk orang-orang di DPR. Uang itu dicairkan secara bertahap: pertama, Rp 3 miliar; lalu Rp 2 miliar. Duit diantarkan sopir Yulianis bernama Lutfi ke DPR. Namun dokumen itu tidak menyebutkan nama orang di DPR yang menerima uang.
Total ongkos perburuan proyek wisma atlet, menurut dokumen itu, menembus Rp 20 miliar. Karena itu, dalam pertemuan pada akhir 2010, Nazar pernah memarahi Rosa begitu tahu anggaran proyek wisma atlet hanya sekitar Rp 200 miliar. "Bagaimana itu Menpora, kita sudah keluarkan uang banyak," kata Nazar, seperti dikutip dokumen itu.
Patgulipat dalam proyek wisma atlet terbongkar ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap basah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam bersama Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris. Mereka ditangkap di kantor Wafid tak lama setelah penyerahan suap berupa tiga lembar cek pelawat bernilai Rp 3,2 miliar.
Belakangan terungkap bahwa kasus wisma atlet hanya satu dari sekian banyak proyek pemerintah yang dimenangi Grup Permai. Perusahaan terkait Nazar-Nasir pun menjadi rekanan sejumlah badan usaha milik negara yang memenangi proyek pemerintah.
Begitu namanya sering dikaitkan dengan Nazar, Nasir jarang muncul di gedung DPR. Ia sering mangkir dari rapat komisi, rapat panitia kerja, dan rapat paripurna DPR. Empat nomor telepon seluler milik Nasir pun sulit dihubungi. Upaya Tempo menemui Nasir di kantornya, di ruang nomor 2102 gedung DPR, berkali-kali gagal.
Senin lalu, atas permintaan KPK, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melarang Nasir bepergian ke luar negeri. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa kemarin mengatakan Nasir belum pergi ke luar negeri. "Sejauh yang saya tahu dan saya tanyakan, dia masih ada di Jakarta," katanya. Namun Saan mengaku tidak tahu di mana persisnya Nasir berada.
RUSMAN PARAQBUEQ | MAHARDIKA SATRIA HADI
Kamis, 21/07/2011 15:34 WIB
Nada Sari Roti di Wawancara Nazaruddin Bukan dari Studio Metro TV
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Metro TV sudah mengecek nada mirip jingle Sari Roti yang menyeruak dalam tayangan wawancara dengan Nazaruddin. Di dalam wawancara memang muncul nada lain. Tapi apakah itu suara Sari Roti pihak Metro TV tidak tahu.
"Ya bunyi-bunyiannya mirip Sari Roti katanya. Bunyinya ting tung ting tung," kata Pemimpin Redaksi Metro TV Elman Saragih saat dihubungi detikcom, Kamis (21/7/2011).
Elman tidak tahu asal suara itu, namun dia memastikan itu bukan suara dari studio Metro TV. "Itu dari luar studio, bukan suara dari studio Metro TV," tegas Elman.
Elman kembali menjelaskan, dalam wawancara itu bukan pihak Metro TV yang menghubungi tetapi Nazaruddin yang proaktif. Nazaruddin mengontak nomor kantor Metro TV, bukan ke telepon seluler.
"Saat kita tanya di mana, dia tidak mau menyebutkan, hanya disebut di tempat yang aman dari intrik-intrik politik. Saat wawancara memang sempat beberapa kali putus, dan dia yang menelepon kembali," terangnya.
Seperti diberitakan, dalam materi wawancara Metro TV dan Nazaruddin yang diunggah di Youtube, muncul suara misterius yang disebut-sebut mirip nada jingle Sari Roti. Rekaman wawancara itu diunggah di Youtube. Belum dipastikan apakah ini rekaman yang diunggah itu asli atau telah dimodifikasi.
Kehebohan rekaman di Youtube, Kamis (21/7/2011) ini pun juga berimbas ke situs mikroblogging twitter. Banyak pengguna twitter yang juga mempertanyakan isi rekaman itu.
Di dalam rekaman yang diunggah Youtube, nada itu terdengar di menit ke 2:22. Jingle Sari Roti yang biasa menyapa masyarakat di kota-kota besar lewat pedagang roti keliling samar terdengar. Bila benar itu suara jingle Sari Roti tentu akan menjadi tanda tanya.
(ndr/nrl)
Kamis, 21/07/2011 08:30 WIB
Pembersihan Demokrat
Kisah SBY Murka Diancam Nazar
Deden Gunawan - detikNews
Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat berang. Ia menggebrak meja di depannya dan membentak Muhammad Nazaruddin.
Saat itu, 23 Mei 2011 pagi, Nazar dan sejumlah elit partai dipanggil SBY di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kala itu Nazar belum jadi tersangka kasus suap Kemenpora terkait proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Tapi Nazar saat itu sudah menjadi sorotan publik setelah anak buahnya Mindo Rosalina Manulang ditangkap KPK bersama Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam.
Bertemu SBY, Nazar bukannya minta maaf, malah mengancam Ketua Dewan Pembina PD itu. Dengan jumawa, Nazar mengungkap orang penting di PD akan terseret kalau ia sampai diproses hukum. "Jadi Pak kalau nanti saya dijadikan tersangka semua akan kena, Anas kena, Ibas juga kena," kata Nazar kepada SBY seperti diungkap sumber detikcom.
Tidak ayal pernyataan Nazar pun membuat SBY murka. "Silakan buka saja. Kalau anak saya harus diperiksa biar saja. Saya tidak takut," kata sang sumber menirukan pernyataan SBY yang marah besar.
Setelah mendapat kemarahan SBY, sore harinya Nazar pun kabur ke Singapura. Belakangan Nazar mengklaim pergi ke Singapura atas suruhan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Sementara usai SBY murka, malam harinya Dewan Kehormatan PD mengumumkan memecat Nazar dari bendahara umum PD.
Kini hampir dua bulan SBY murka. Nazar sudah dipecat dari PD. Tapi perkembangan politik semakin tidak terkendali. Nazar yang dipecat melancarkan balas dendam dan tidak bosan menguliti borok elit PD. Dari persembunyiannya, Nazar semakin berani mengobok-obok borok PD.
Belum lama ini Nazar mempermalukan SBY dan elit PD yang tidak mempercayai pesan BlackBerry yang dikirim ke wartawan. Nazar muncul di TV lewat wawancara via telepon. Pernyataan Nazar hampir mirip dengan BBM yang dikirimnya pada wartawan yang diragukan SBY dan elit PD. Hanya saja Nazar semakin fokus menyerang Anas.
"Anas otak besarnya (suap Wisma Atlet). Memang dia aktornya," ujar Nazaruddin dalam wawancara lewat telepon dengan Metro TV. Nazar mengaku sebagai bawahan hanya melaksanakan perintah Anas. Sementara keputusan ada di tangan Anas.
Tudingan teranyar Nazar dibantah Anas. Mantan anggota KPU ini balik menantang mantan teman dekatnya itu untuk menyerahkan diri ke KPK.Ia pun menyatakan Nazar telah disetir."Saya makin yakin dia digunakan oleh kepentingan politik pihak lain untuk merusak nama saya," kata Anas.
Meski Anas membantah, tapi tidak pelak kemunculan Nazar yang masih menjadi buron interpol di TV itu membuat PD yang akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 23 Juli 2011 mendatang semakin panas.
Pernyataan-pernyataan Nazar membuat kubu Anas menjadi bulan-bulanan. Seperti diketahui, PD terbagi dalam tiga friksi sejak kongres di Bandung yakni kubu Anas, kubu Marzuki Alie dan kubu Andi Mallarangeng.
Pendiri PD TB Silalahi mengungkapkan hingga kini friksi di PD belum berhasil disatukan.
Lemahnya gaya kepemimpinan Anas menjadi salah satu penyebab friksi ini semakin terlihat karena Anas tetap eksklusif.
Setiap pergi ke mana-mana, Anas selalu mengajak orang-orang yang saat kongres menjadi tim suksesnya. "Kalau kemana-mana orang yang ikut ya itu-itu saja. Jhonny Allen, Sutan Bhatoegana atau Ruhut. Kalau seperti ini bagaimana orang tidak menduga masih ada kubu-kubuan?" sesal Silalahi.
Fungsionaris PD yang kini menjabat sebagai Sekertaris SC Rakornas PD Ferry Juliantono membantah tudingan TB Silalahi. Menurut Ferry, langkah Anas saat terpilih menjadi Ketua Umum justru sangat akomodatif terhadap lawan-lawan politiknya saat di kongres. Sebab orang-orang Marzuki dan Andi Mallarangeng diikutsertakan dalam kepenguruan.
"Kalau di partai lain, kubu yang menang akan menyingkirkan kubu lawan hingga ke akar-akarnya. Tapi Anas justru memasukan orang-orang dari kubu lawan ke dalam kepengurusan," jelas Ferry.
***
Kasus Nazar tidak bisa dipungkiri membuat friksi di PD semakin mengeras. Suasana di partai berlambang Mercy ini ibarat sedang perang. Masing-masing kubu telah menyiapkan strategi agar tidak tersingkir. Pasalnya wacana bersih-bersih terus digulirkan setelah Nazar dipecat dari DPR dan PD.
Sumber detikcom menyebutkan, saat ini kubu Anas dalam kondisi tertekan. Dalam setiap pertemuan di PD, kubu Anas menjadi bahan sindiran. Tidak itu saja, mereka pun mulai 'diasingkan'.
"Saat ini saja dalam setiap rapat di DPP, Ruhut Sitompul dan Benny K Harman selalu jadi ledekan. Soalnya Benny dan Ruhut sebelumnya mendampingi Nazar dalam jumpa pers sebelum Nazar kabur. Teman-teman di DPP bilang wah dapat banyak nih," jelas sumber detikcom, yang merupakan salah satu pengurus di DPP PD.
Bukan hanya jadi bahan ledekan, sejumlah pengurus PD saat ini juga mulai menunjukkan sikap kurang suka terhadap orang-orang dekat Anas. Mereka saat ini mulai kasak-kusuk terhadap perilaku orang-orang Anas yang saat ini menjadi pengurus.
Salah satu pengurus yang saat ini jadi omongan sejumlah pengurus PD adalah Wakil Ketua Umum PD Jhonny Allen Marbun.
Sumber detikcom itu mengatakan, beberapa pengurus PD yang merupakan purnawirawan TNI menampakkan ketidaksenangannya pada Jhonny yang kini menjabat Ketua Steering Commitee (SC) Rakornas PD. Mereka mengeluhkan sikap Jhonny yang dianggap arogan dalam setiap rapat SC yang dilakukan di kantor DPP PD .
"Bayangkan purnawirawan jenderal bintang 3 saja sudah tidak digubris pendapatnya. Ini bikin kesal sejumlah pengurus yang juga mantan tentara," terang sumber detikcom yang juga menjadi anggota SC Rakornas PD.
Bila kubu Anas dalam kondisi tertekan, kubu SBY justru berada di atas angin. Kubu Andi dan SBY sedang menunggu Anas akhirnya akan lengser sendiri karena kasus yang ditudingkan Nazar diproses hukum. Sementara kubu Marzuki tengah was-was karena juga disebut-sebut juga memiliki hubungan dengan Nazar.
Pengamat Politik dari Indobarometer Muhammad Qodari melihat sudah terjadi saling injak antar sesama elit PD. Para pengurus partai yang harusnya merapatkan barisan justru melakukan aksi saling serang. Akibatnya kerusakan yang dilakukan oleh Nazar semakin menjadi-jadi lantaran ditambah kisruh elit-elit PD sendiri.
Bagi Qodari, kondisi PD saat ini ibaratnya tengah menuju jurang kehancuran. Saat ini kerusakan bukan hanya pada sisi elektoral melainkan di internal."Dari hulu ke hilir PD sudah mengalami kehancuran,” kata Qodari.
Kamis, 07/07/2011 08:49 WIB
Nazaruddin Diancam Dibunuh(1)
Puluhan Miliar untuk Menghabisi Nazar
Deden Gunawan,Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Jakarta - Muhammad Nazaruddin menghilang. Semua keluarganya ternyata juga ikut-ikutan raib. Keselamatan Nazar dan keluarganya terancam. Tersangka suap Kemenpora terkait proyek Wisma Atlet SEA Games itu akan dihabisi.
Nazar mengaku diancam akan dibunuh agar tidak lagi membongkar keterlibatan elit Partai Demokrat (PD) dalam kasus suap di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan korupsi terkait PT Anugerah Nusantara.
"Saya diancam (dibunuh) sama orangnya....(rahasia). Supaya saya tidak bukak data tentang (korupsi) Anugrah dan Menpora," jawab Nazar saat dikonfirmasi detikcom lewat Blackberry Messenger (BBM).
Sebelum menghilang, awalnya ramai disebut-sebut Nazar berada di Singapura. Tapi ternyata Kemenlu Singapura mengatakan mantan Bendum PD itu tidak ada lagi di negaranya.
Nazar katanya sudah hengkang begitu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemenlu Singapura mengaku sudah memberitahu pihak berwenang Indonesia soal raibnya Nazar.
Ternyata menghilangnya Nazar juga diikuti oleh semua anggota keluarganya. Anggota Komisi III DPR M Nasir yang merupakan sepupu Nazar tidak pernah kelihatan lagi di DPR. Sepupu Nazar lainnya Rita Zahara, anggota DPRD Riau yang juga menjabat Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Riau dan juga bendahara DPD PD Riau pun tidak lagi kelihatan batang hidungnya di kantornya.
Baik Nasir maupun Rita juga sama-sama tidak bisa lagi dihubungi nomor teleponnya. "Sudah 2 hari ini saya mencoba menghubungi Ibu Rita, tapi HP-nya tidak pernah aktif," kata anggota DPRD Riau Tengku Azwir.
Mertua Nazar juga sudah tidak ada lagi di rumahnya. Sudah satu bulan ini ibu mertua Nazar tidak ada di Pekanbaru. Ibu mertua Nazar diketahui tinggal di rumah kontrakan di Jalan Amal, Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. "Sudah satu bulan Ibu Mertuanya ke Batam, ada anak di sana juga," kata seorang perempuan di rumah kontrakan itu yang lantas buru-buru masuk rumah.
Sikap Nazar dan keluarganya 'menghilang' tidak sulit untuk dipahami. Nazar yang sudah mendapat ancaman akan dibunuh tentu ketakutan ancaman itu akan benar-benar menjadi kenyataan.
Sebenarnya isu Nazar akan dibunuh sudah beredar sejak Nazar dan istrinya, Neneng Sri Wahyunu diberitakan kabur ke Singapura pada 23 Mei 2011. Kabar yang beredar, nyawa Nazar dihargai hingga puluhan miliar. "Memang ada dana untuk itu. Tapi saya tidak mau sebutkan berapa persisnya," jelas sumber detikcom di PD.
Isu ancaman pembunuhan terhadap Nazar pun makin menggelinding, dan bahkan dikait-kaitkan dengan kematian Bendahara Umum PD sebelum Nazar, Zainal Abidin, yang meninggal secara mendadak.
Zainal meninggal akibat serangan jantung pada 8 Juni 2009. Namun muncul sas sus yang meragukan Zaenal meninggal secara wajar. Pasalnya saat itu Zainal sedang dibidik Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait dana kampanye untuk PD pada Pemilu 2009. Namun belum juga dimintai klarifikasinya, Zainal meninggal dunia secara mendadak.
Zainal, selain jadi Bedum PD juga aktif sebagai Presiden Direktur PT Shohibul Barokah yang telah menyumbangkan dana untuk kampanye SBY-Boediono sebesar Rp 9,5 miliar. Perusahaan Zainal yang terdiri dari PT Shohibul Barokah menyumbang Rp 5 miliar, PT Anugerah Selat Karimun Rp 2,5 miliar. Sedangkan melalui PT Shohibul Inspeksindo Internasional (Sospek), Zainal menggelontorkan uang sebesar Rp 2 miliar.
"Saya menduga nasib Nazar nantinya tidak jauh dengan yang dialami Zainal. Soalnya Nazar tahu banyak soal aliran uang di PD, dan kini terus meniupkan terompet tentang aliran dana haram ke sejumlah elit PD. Apalagi sekarang sudah menyentuh petinggi Polri," kata Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya.
Nasib Nazar semakin terancam sebab kini seolah menjadi musuh bersama. Beberapa orang di elit PD yang sebelumnya membelanya belakangan justru berbalik menyerangnya. Apalagi sampai sekarang belum ada jaminan dari PD atau pun pemerintah tentang keselamatan Nazar. Malah anggota Komisi III DPR dari PD, Ruhut Sitompul secara tegas mengancam Nazar bisa ditembak mati jika terus memilih menjadi buron.
"Nazaruddin kau harus pulang jangan sampai ditetapkan jadi DPO. Kalau sudah DPO bisa ditembak mati kau kalau ketemu polisi tapi tak mau pulang," ujar Ruhut yang awalnya sangat vokal membela Nazar.
Menghadapi kondisi sulit ini, hanya ada satu cara yang dipilih Nazar, yakni menghilang. Sebab kalau dia kembali nasibnya bakal terancam. "Kalau dia (Nazar) balik ke Indonesia, siapa yang menjamin kalau Nazar tidak akan dibunuh?" tanya Mustofa.
Untuk membunuh Nazar bukan sesuatu yang sulit, sekalipun sedang berada di luar negeri. Pembunuhan bisa dilakukan oleh pembunuh bayaran. "Munir aja bisa dibunuh saat berada di luar negeri. Apalagi Nazaruddin," kata Mustofa.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Hifdzil Alim juga yakin Nazar menghilang karena takut dibunuh. "Dia kan belum berani untuk menguak semuanya di sidang atau di depan penyidik, karena mungkin dia tahu kalau pulang ke sini akan di-Nasrudin-kan, dihabisi," kata Hifdzil kepada detak.
Nasrudin yang dimaksud adalah Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Putra Rajawali Banjaran yang tewas dibunuh karena menjadi tumbal dalam pusaran kpentingan hukum dan politik negeri ini.
Hanya saja spekulasi soal rencana pembunuhan Nazar dianggap sebagai bualan oleh PD. Sumber yang dekat dengan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum menyatakan tidak mungkin kelompok Anas ataupun PD akan membunuh Nazar karena justru akan merugikan mereka.
Ditegaskan, Anas dikenal bukan orang yang menyukai kekerasan untuk menyelesaikan persoalan. "Buat apa? Toh semua orang akhirnya akan mati. Nanti malah PD lagi yang kena," kata sumber itu menirukan pernyataan Anas. Sementara Anas yang diminta konfirmasi belum memberi tanggapan.
Sementara Ketua DPP PD Kastorius Sinaga pun membantah elit partainya ingin membunuh Nazar. Menurutnya, sangat tidak mungkin Nazar dibunuh. Kalau pun Nazar mengaku diancam akan dibunuh itu hanya bualan saja.
"Nazar itu kan sering berbohong. Saya tidak percaya kalau ada upaya itu (pembunuhan) seperti yang dia bilang," jelas Kastorius kepada detikcom.
(ddg/iy)
Misbahol Munir - Okezone
Minggu, 14 Agustus 2011 21:01 wib
JAKARTA - Kini eks Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meringkuk di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Perburuan Nazaruddin pun bisa dibilang istimewa, sebab penjemputan tersangka kasus suap Wisma Atlet SEA Games itu menggunakan jet pribadi dengan menggelontorkan dana sewa Rp4 milliar.
Anggota peneliti Indonesia Corruption Wacth (ICW), Abdullah Dahlan, mempertanyakan anggaran negara Rp4 miliar yang digunakan untuk pemulangan Nazaruddin itu. Dia menilai sudah sejak awal penegak hukum dan pemerintah terkesan memanjakan dan mengistimewakan Nazaruddin dengan pemulangan menggunakan pesawat jet pribadi dan ditempatkannya dia di salah satu sel di Mako Brimob Depok yang memiliki fasilitas pendingin ruangan atau AC.
“Di samping perlakuan berbeda, ada juga anggaran negara besar yang digunakan. Walaupun mungkin itu biaya patungan, yang jelas dana itu itu dari APBN. Disayangkan bahwa anggaran itu besar sekali hanya untuk memulangkan saja,” ujar Abdullah saat dihubungi wartawan, Minggu (14/8/2011).
Menurut Abdullah, penegak hukum juga tak bisa beralasan biaya mahal demi keamanan. Sebab, hal tersebut bisa diakali dengan memperketat sistem selama proses pemulangan. “Itu tetap bisa memakai pesawat komersial. Ini yang memang bisa dilihat sebagai perlakukan ke Nazaruddin terlalu berlebihan,” kata dia.
Hal senada dikatakan Ketua Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu. Tom saat dihubungi secara terpisah, menganggap aneh dengan tindakan KPK dan pemerintah yang memanjakan Nazaruddin dengan berbagai fasilitas, mengingat dia adalah tersangka korupsi yang menyedot uang rakyat demi kepentingan diri sendiri.
“Tidak pantas sama sekali dia mendapat perlakuan-perlakuan khusus. Untuk apa dia seolah-olah dielukan-elukan padahal dia sebagai penjahat,” kata dia.
Sedari awal Tom menilai Nazaruddin adalah koruptor dan bukan pahlawan yang kejahatannya bukan hanya di kasus Sesmenpora, tapi puluhan proyek negara di BUMN, kementerian, dan pemerintah daerah.
Di samping kasus suap Sesmenpora, Nazaruddin diduga terlibat korupsi pembangunan pabrik vaksin flu burung oleh PT Anugerah Nusantara (AN) sebesar Rp700 miliar. Lalu korupsi pengadaan alat bantu belajar mengajar dokter atau dokter spesialis pada rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan oleh PT Mahkota Negara (MN) senilai Rp492 miliar.
Tom Pasaribu menduga alasan pemulangan Nazaruddin yang mahal dengan menggunakan pesawat pribadi bertujuan memudahkan proses lobi pihak tertentu untuk merekayasa kasus. “Kalau naik pesawat komersial mereka tidak memiliki kebebasan untuk berbicara dengan Nazaruddin. Inikan biar ada yg bisa ditutupin. Nanti akan dipilah-pilah mana kasus yang akan dibuka mana yang tidak,” ungkap Tom.
Sementara terkait wacana pemberian status whistle blower kepada Nazaruddin, Abdullah Dahlan menilai pemerintah dan lembaga penegak hukum seharusnya berhati-hati.
Menurut dia, agak dilematis untuk menyatakan Nazaruddin sebagai justice whistle blower mengingat status Nazaruddin sebagai tersangka yang memiliki peran di banyak kejahatan. “Itu yang kita lihat susahnya untuk memposisikan dia diberi perlindungan oleh LPSK, karena sejak awal dia memang susah dipercaya,” kata Abdullah.
Dia menyarankan agar sebaiknya perlindungan kepada Nazaruddin, kalau memang benar dia berniat membantu proses penegakan hukum, diserahkan kepada KPK. Tom juga menyatakan dirinya justru agak curiga dengan bentuk-bentuk perlindungan kepada Nazaruddin sebagai tawaran agar yang bersangkutan tak mau membongkar kejahatan berjamaah yang dulu dituduhkannya.
“Ibaratnya dia memegang kartu truf KPK, Kepolisian, dan politikus, kalau tak diatur bisa ngotot terus membuka banyak hal,” pungkasnya.
(ram)
Beberkan Isi Tas Nazaruddin, KPK Langgar KUHAP
Oleh: Laela Zahra
Nasional - Minggu, 14 Agustus 2011 | 06:58 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai telah melanggar Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), terkait pembongkaran isi tas Nazaruddin dihadapan media massa.
"Jelas ini melanggar hukum , itu tidak benar dan itu kebohongan publik," kata pengamat hukum pidana Jamin Ginting, dalam dialog di Metro Tv, Minggu (14/8/2011).
Seharusnya, kata Jamin, barang bukti terkait Nazaruddin dibuka dihadapan Nazaruddin, bukan dihadapan media massa. itu juga seperti yang diatur dalam KUHAP.
"Seharusnya ikuti aturan yang ada dalam proses acara pidana, jangan ada hal-hal yang terkesan tergesa-tergesa, ada yaang ditutup-tutupi," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KPK dan tim gabungan penjemput Nazaruddin membongkar isi tas Nazaruddin tanpa disaksikan Nazaruddin. KPK malah membongkar tas tersebut dihadapan media massa. Hal inilah yang dinilai telah melanggar aturan hukum yang berlaku. [lal]
Iwan Piliang: Flashdisk Nazaruddin Berbeda
Oleh: Renny Sundayani
Nasional - Minggu, 14 Agustus 2011 | 12:30 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Jurnalis independen Iwan Piliang mengatakan barang bukti berupa flashdisk milik tersangka kasus wisma atlet M Nazaruddin yang diperlihatkan oleh penyidik KPK bukanlah flashdisk yang diperlihatkan saat dirinya berkomunikasi dengan Nazaruddin melalui Skype.
"Itu jelas berbeda dengan flashdisk sewaktu Nazaruddin menunjukan kepada saya melalui Skype, yang mereka tunjukkan (penyidik KPK) ada gantungannya, sedangkan waktu Nazaruddin tunjukan kepada saya tidak ada gantungannya dan merek flashdisk-nya jelas berbeda," ujar Iwan ketika dihubungi INILAH.COM, Minggu (14/8/2011).
Iwan menilai barang bukti milik Nazaruddin seperti tas, flashdisk dan CD yang diperlihatkan di KPK kepada sejumlah media massa, Sabtu (14/8/2011) malam, dianggap banyak keganjilan.
"Seperti tas hitam milik Nazaruddin yang katanya ada isinya CD, flashdisk, kenapa sudah dalam plastik dan kenapa video yang di CD kenapa tidak diputar, lalu barang bukti lainnya milik Nazaruddin seperti handphone Blackberrynya, kartu, memory cardnya bagaimana, inikan menimbulkan kecurigaan?," tegas Iwan
Seperti diberitakan, tas hitam milik M Nazaruddin dibuka di hadapan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas dan Kabareskrim Polri Komjen Sutarman di Gedung KPK, Sabtu (13/8/2011).
Salah satu isi tas tersebut adalah sebuah flashdisk yang disebutkan seorang penyidik KPK, Arif, bermerek Sony Vaio berkapasitas 4Gb. Namun, flashdisk tersebut tampak berbeda dengan yang diperlihatkan Nazaruddin saat berkomunikasi dengan Iwan Piliang melalui Skype.
Saat berkomunikasi via Skype, Nazaruddin memperlihatkan sebuah flashdisk yang menurutnya berisi data-data penting mengenai aliran uang ke petinggi Partai Demokrat. Flashdisk tersebut tampak berbeda dengan yang diperlihatkan di KPK. [bar]
Senin, 08/08/2011 18:33 WIB
Busyro Apresiasi Penangkapan Nazaruddin
Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Tersangka kasus suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin berhasil ditangkap oleh tim gabungan KPK, Polri, Imigrasi dan Interpol. Ketua KPK Busyro Muqoddas mengapresiasi kerjasama antara pihaknya dengan lembaga-lembaga tersebut.
"Iya (sudah ditangkap). Saya sudah koordinasi dengan Kapolri, Menlu dan Menkopolhukam. Nazar ditangkap karena kerjasama KPK, Polri, Imigrasi dan interpol," tutur Busyro dalam pesan singkatnya, Senin (8/8/2011).
Pemerintah telah mengumumkan Muhammad Nazaruddin ditangkap di Kolombia. "Ditangkapnya saat yang bersangkutan akan keluar dari negara itu. Saya tidak tahu apakah di airport atau di pelabuhan. Saya tidak tahu," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto saat menggelar jumpa pers didampingi Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2011.
Menurut Djoko, Nazaruddin ditangkap oleh Interpol Kolombia yang kemudian melaporkan penangkapan tersebut ke Duta Besar Indonesia di Kolombia Michael Menufandu. Michael pun sudah berangkat dari Bogota ke Cartagena dan sudah bertemu langsung dengan pria tersebut.
Michael, kata dia, mengatakan secara fisik pria yang ditangkap dengan membawa paspor dengan nama M. Syahruddin itu identik dengan apa yang selama ini disebut Nazaruddin. Belakangan Mabes Polri telah memastikan bahwa pria itu merupakan Nazaruddin.
"Yang bersangkutan (Nazaruddin) minta didampingi terus oleh Dubes," kata Djoko.
Djoko menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah diberitahukan tentang berita ini. "Keselamatan yang bersangkutan dijaga seketat-ketatnya. Dan kedua, yang bersangkutan bisa dibawa ke Tanah Air untuk dilakukan proses hukum di Indonesia," ujarnya.
(fjr/mad)
"SBY Itu Pendendam"
Catur Nugroho Saputra - Okezone
Minggu, 24 Juli 2011 17:35 wib
JAKARTA - Pidato-pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang curhatan hatinya, dinilai sebagai bukti sifat sensitif dan reaktif yang dimilikinya.
Hal ini disampaikan B Tonti, salah seorang pendiri Partai Demokrat, saat mengisi acara diskusi di Doekoen Coffee, Minggu (24/7/2011).
"Saya mengenal dia, dia mempunyai tiga sifat, sensitif dan reaktif artinya kupingnya tipis, reaksinya positif kadang negatif dan pendendam," ujarnya.
Tonti mengatakan, pada saat pendirian Partai Demokrat (PD) dia menayakan apakah sebaiknya bergabung dengan partai besar atau membuat partai baru.
"Akhirnya kita setuju membuat partai baru dan SBY sendirilah yang memberikan Partai Demokrat, dan kita disuruh berjuang dari luar sedangkan dia dari dalam," paparnya.
Namun mendekati pemilu, lanjut Tonti, SBY baru mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet. "Dengan kata lain kita yang berjuang keras," jelasnya.
"Setiap kali akan bersalaman dengan saya wajah dan sikap SBY tegang, berbeda bila bersalaman dengan orang lain, kalau ketemu yang keempat kali dia bisa kena serangan jantung kali," katanya sambil tertawa.
(lam)
Gara-gara Nazar, Harga BBM Batal Naik?
Hasanuddin Aco | Erlangga Djumena | Minggu, 24 Juli 2011 | 09:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tampaknya tidak tertarik dengan usulan IMF (Dana Moneter Internasional) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) agar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar tahun ini.
Demikian dikemukakan Pengamat Ekonomi, Ryan Kiryanto, Sabtu (23/7/2011). "Saya punya keyakinan Pemerintah tidak akan naikkan harga BBM," kata Ryan.
Menurut Ryan, ada sejumlah pertimbangan pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi. Di antaranya partai politik penguasa di pemerintahan yakni Partai Demokrat saat ini tengah dalam sorotan publik atas dugaan kasus Mantan Bendahara M Nazaruddin. "Risiko politiknya tambah besar kalau menaikkan harga BBM," kata dia.
Dijelaskan pemerintahan yang berbasis Partai Demokrat saat ini tengah berada dalam tekanan politik dengan ramainya pergunjingan soal Nazaruddin. Di tengah sorotan publik itu karena Nazaruddin itu, Pemerintah yang dimotori Partai Demokrat tidak mau menambah risiko dengan menaikkan harga BBM. "Yah mungkin, gara-gara tekanan politik yang berisiko karena Nazaruddin," canda Ryan.
Selain itu, Ryan juga mengatakan jika harga BBM naik maka yang paling kena dampaknya adalah masyarakat miskin pengguna BBM bersubsidi. "Terutama para nelayan," ujarnya
Jika harga BBM naik, menurut Ryan juga akan berpengaruh pada kenaikkan tingkat inflasi. "Kalau harga BBM dan tarif listrik tidak naik maka tingkat inflasi bisa 5 persen tahun ini," ujar dia.
Dikatakan sinyal pemerintah tidak menaikkan harga BBM juga bisa dilihat dari upaya pemerintah menaikkan budget subsidi dalam APBN sebesar Rp 150 triliun khusus untuk subsidi listrik dan BBM. "Tentu ini menambah defisit APBN," kata Ryan.
Namun demikian, Ryan menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan mengambil kebijakan menambal defisit 2,1 persen itu (Rp 500 triliun). "Kebijakannya, kemungkinan pemerintah akan berlakukan tax atau pajak untuk UKM. Besarannya 2,5-5 persen," ujar Ryan.
Dia menegaskan jika kebijakan ini akan mendapatkan resistensi dari pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah). "Dengan pendapatan UKM yang kecil tapi dikenakan pajak maka konsekuensinya pelaku UKM akan menaikkan harga produk. Ini akan membuat tingkat inflasi tambah tidak akan terkendali," ujarnya.
Sumber :
tribunnews.com
Nyonya Anas Berkongsi dengan Nazaruddin Cs.
Sabtu, 23 Juli 2011 | 12:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kiprah Athiyyah Laila di sejumlah perusahaan terus terungkap. Istri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini ternyata berkongsi dengan M. Nazaruddin dan kawan-kawan di PT Berkah Alam Berlimpah.
Menurut dokumen pengesahan perseroan yang diterbitkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, PT Berkah Alam awalnya bernama PT Sumber Mulya 2000. Perusahaan itu didirikan pada 7 Juni 2001 oleh Zaedun, Sabikis, dan Beby Siregar. Saat itu, modal dasar perusahaan masih Rp 60 juta.
Pada 4 Februari 2008, pendiri dan pengurus PT Sumber Mulya 2000 mengubah anggaran dasar perseroan. Mereka menyerahkan kepemilikan saham kepada M. Nazaruddin, Athiyyah Laila, dan Munadi Herlambang. Kali ini modal dasar PT Sumber Mulya melonjak menjadi Rp 109 miliar. Komposisi kepemilikan sahamnya: M. Nazaruddin Rp 40 miliar, Athiyyah Rp 34,5 miliar, dan Munadi Rp 34,5 miliar. Adapun susunan pengurus baru perseroan adalah Marisi Matondang (Direktur), Nazaruddin (Komisaris Utama), serta Athiyyah dan Munadi (Komisaris).
Kemudian, pada 25 Maret 2008, PT Sumber Mulya 2000 berganti nama menjadi PT Berkah Alam Berlimpah. Tapi, susunan pemegang saham, direksi, dan komisaris tidak berganti.
Menurut penelusuran Tempo, PT Berkah Alam merupakan perusahan kedua yang terkait dengan Nyonya Anas. Nama Athiyyah juga tercatat sebagai pemilik saham dan komisaris pada akta PT Dutasari Citralaras. Di Dutasari, Athiyyah berkongsi dengan Machfud Suroso dan PT Msons Capital, yang dimiliki Munadi Herlambang.
Anas Urbaningrum kemarin mengaku tidak tahu bahwa Athiyyah menjadi pemilik dan pengurus di PT Berkah Alam. Anas hanya membenarkan bahwa Athiyyah pernah bergabung di PT Dutasari, meski telah mengundurkan diri sejak 2009.
"Ditelusuri saja, silakan," kata Anas. "Kalau ada pelanggaran hukum, silakan diproses dengan adil dan transparan."
Tapi, dari tempat persembunyiannya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin membenarkan bahwa Athiyyah berkongsi dengan Marisi Matondang di PT Berkah Alam. Marisi adalah orang kepercayaan Nazar sekaligus Direktur Utama di PT Mahkota Negara, perusahaan lain yang didirikan Nazar.
Menurut Nazar, pada 2009 PT Berkah Alam menggarap proyek pembangkit listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bersama PT Alifindo Nuratama Perkasa sebagai pemenang tendernya.
PT Alifindo merupakan satu dari sekian perusahaan Nazar yang kerap memenangi proyek pemerintah. Di PT Alifindo, Nazar menempatkan istrinya, Neneng Sriwahyuni, sebagai pengurus.
Bagi Nazar dan Anas, sosok Munadi Herlambang bukanlah orang asing. Di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Munadi menjabat Sekretaris Bidang Pemuda dan Olahraga. "Itu teman," kata Anas ketika ditanya soal hubungan Munadi dengan dia dan istrinya.
M TAUFIK | RUSMAN P | TRI SUHARMAN | D SARI
SBY Hadang Kongres Luar Biasa Demokrat
Minggu, 24 Juli 2011 | 05:24 WIB
TEMPO Interaktif, Bogor-Isu kongres luar biasa (KLB) untuk melengserkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam rapat koordinasi nasional tampaknya sulit terwujud. Menurut anggota Dewan Pembina Demokrat, Ahmad Mubarok, para elite partai telah bertemu pada Jumat malam dan memastikan rapat berjalan sesuai dengan perintah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. "Forum ini adalah rapat koordinasi. Tidak ada KLB," ujar dia di lobi gedung Sentul International Convention Center di Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Partai Demokrat selama dua hari hingga Minggu ini menggelar rapat koordinasi. Menjelang rapat, muncul wacana kongres luar biasa untuk melengserkan Anas Urbaningrum. Ini bermula dari "serangan" mantan Bendahara Umum Demokrat M. Nazaruddin.
Dari tempat persembunyian, Nazaruddin menyebut Anas dan sejumlah pejabat teras Demokrat terlibat permainan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sekretaris Demokrat Jawa Tengah, Dani Sriyanto, menilai "nyanyian" Nazaruddin itu perlu disikapi dengan meminta Anas lengser melalui KLB.
Ahmad menyatakan memahami dan akan merespons aspirasi pengurus di daerah. Namun, kata dia, "Responsnya kan bisa menerima atau menolak." Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Mallarangeng juga menegaskan tidak ada kongres luar biasa.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan wacana kongres luar biasa sulit terwujud karena terganjal aturan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Demokrat.
Burhanuddin menjelaskan, berdasarkan Bab X Pasal 100 AD/ART Partai Demokrat, KLB dapat diadakan atas permintaan majelis tinggi partai atau dua per tiga dari jumlah dewan pimpinan daerah serta setengah dari jumlah dewan pimpinan cabang. Ketua majelis tinggi secara ex officio dijabat ketua dewan pembina. "Meski majelis tinggi bisa menyarankan kongres luar biasa, jika arus bawahnya solid mendukung Anas, ya, sulit," kata Burhanuddin.
Adapun Anas meyakini tidak ada agenda melengserkan dirinya dari kursi ketua umum. Bahkan, menurut dia, pidato SBY menegaskan kepadanya untuk melakukan perbaikan partai. "Beliau menguraikan sangat terang-benderang bagaimana tema rakornas," katanya.
SBY dalam pidato pembukaan rapat, meminta para kader tidak asal bicara ataupun saling serang. "Ini memalukan dan merugikan partai," katanya. SBY pun mengancam para kader dan pengurus partai yang tidak sanggup menjalankan etika partai agar meninggalkan partai. "Silakan serahkan kartu anggota," ujarnya. Ia juga meminta Dewan Kehormatan secara tegas memberlakukan kode etik bagi kader yang tersangkut kasus hukum.
Burhanuddin menilai, pidato SBY itu pertanda diberikannya kesempatan kedua bagi Anas untuk memperbaiki lingkup internal partai. Mubarok menambahkan, pidato SBY merupakan bagian dari pembersihan partai. Caranya, pemberian sanksi kepada para kader yang bermasalah. Pemberian sanksi akan diberlakukan seusai rapat.
MAHARDIKA S H | EKO ARI W | ARDIANSYAH RAZAK | KARTIKA CANDRA | SUKMA
Jumat, 22/07/2011 21:11 WIB
Foto Nazaruddin Nyempil di Istana
Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Muhammad Nazaruddin bisa jadi saat ini adalah tokoh yang paling dicari. Bahkan Presiden SBY hari ini baik sebagai Presiden atau pun sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat meminta Nazar untuk pulang. Saat semua orang sibuk mencarinya, ternyata 'Nazaruddin' ada di Istana. Lah!
Yang dimaksud Nazaruddin di sini bukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu sebenarnya. Melainkan sebuah foto yang ditempel di koridor yang menuju Kantor Presiden. Foto Nazar nyempil di antara para pimpinan fraksi dan pimpinan lembaga negara yang sedang melakukan rapat konsultasi tahunan dengan Presiden SBY di Istana Negara.
Dalam foto tersebut, seperti pantauan detikcom, Jumat (22/7/2011) tampak Nazaruddin mengenakan jas warna hitam. Dia tampak melirik Presiden SBY dan Ketua DPR Marzuki Alie yang sedang menggelar jumpa pers. Nazar berada di belakang para pimpinan lembaga negara dan pimpinan fraksi di DPR yang sedang berjajar mendengarkan SBY jumpa pers.
Belum ada yang mengkonfirmasi apakah foto tersebut adalah Nazaruddin sebenarnya. Namun jika dilihat dari wajahnya, memang pria keturunan Arab yang nyempil di foto itu adalah memang mirip sekali dengan Nazaruddin.
Istana sendiri memiliki dua koridor yang panjang. Koridor pertama menghubungkan antara Istana Negara dengan Istana Merdeka. Di sepanjang koridor tersebut, dipajang ratusan foto agenda Presiden selama satu tahun terakhir.
Sementara korisor kedua, adalah koridor untuk menuju Kantor Presiden. Di koridor ini, ratusan foto kegiatan SBY selama satu tahun terakhir juga dipajang. Nah, foto Nazar yang sedang melirik Presiden SBY berada di koridor ini.
Foto-foto yang dipajang di dua koridor ini biasanya diganti menjelang peringatan 17 Agustus. Artinya, sebelum 17 Agustus 2011 nanti, foto-foto tersebut diganti dengan agenda kegiatan Presiden terbaru. Foto Nazaruddin yang nongol di Istana itu diperkirakan saat Presiden menggelar rapat konsultasi dengan pimpinan lembaga tinggi negara, serta pimpinan fraksi pada 2010 lalu di Istana Negara.
(anw/ape)
Jumat, 22/07/2011 21:21 WIB
Nazaruddin Mengaku Nyaris Kena Tembak di Bagian Kepala
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - M Nazaruddin membuat pengakuan mengejutkan. Dari tempat persembunyiannya, dia mengaku nyaris tertangkap oleh petugas. Bahkan ada bunyi tembakan yang nyaris mengenai kepalanya.
Pengakuan ini disampaikan Nazaruddin saat diwawancarai oleh Iwan Piliang dari Prestalk lewat komunikasi Skype. Nazar tampil dengan mengenakan topi anyaman dan berkemeja putih dalam sebuah kamar. Kamar itu tampak sederhana, dengan dinding warna hijau muda, dengan langit-langit rumah yang cukup sederhana.
Saat diwawancara, Nazar terlihat segar bugar. Tidak tampak tanda-tanda fisiknya melemah karena sakit seperti dikabarkan sebelumnya.
Nah, saat ditanya tentang kabarnya, Nazar mengaku sempat khawatir dengan keselamatan jiwanya. Saat itu, mantan anggota Komisi III DPR tersebut baru saja selesai diwawancarai oleh TV One dan Metro Tv.
"Nyaris terkena kepala. Alhmadulillah saya masih selamat dan bisa lolos," kata Nazar, Sabtu (22/7/2011).
Setelah itu, Nazar kembali melarikan diri. Dia kini terus dikawal oleh beberapa bodyguard yang mendampinginya.
"Ada orang mengejar. Tapi saya dikawal, Alhamdulillah," katanya.
Benarkah pengakuan Nazar ini? Belum jelas. Namun selama ini kicauannya dari luar negeri dianggap oleh para politisi Partai Demokrat sebagai kebohongan. Termasuk serangan-serangannya terhadap Anas Urbaningrum dan tokoh-tokoh Demokrat lainnya. Bahkan kabar yang menyebutkan Nazar sakit keras pun kini telah terbantahkan.
(mad/asy)
SBY: Nazaruddin, Kembalilah!
JUM'AT, 22 JULI 2011 | 14:30 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat meminta mantan Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin menyerahkan kepadanya semua informasi yang dimiliki tentang persoalan internal partai itu.
"Saya lebih senang manakala Nazaruddin kembali ke Tanah Air agar bisa dibuka semuanya," kata SBY dalam jumpa pers di halaman tengah Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat 22 Juli 2011, usai menunaikan salat Jumat. "Sebagai Ketua Dewan Partai Demokrat, (saya) sangat berharap agar Nazaruddin memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya."
Jumpa pers itu digelar menyusul informasi tudingan yang dilancarkan Nazaruddin melalui beragam kesempatan. Tak hanya melalui media cetak, online, tapi juga dalam wawancaranya dengan 2 stasiun televisi nasional.
Dalam kesempatan itu, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga menyampaikan adanya kesepakatan bahwa dalam kasus suap Wisma Atlet hanya sampai pada dirinya. Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng bisa terbebas jeratan hukum.
SBY menegaskan, sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus sebagai Presiden, ia berulang kali mengimbau agar Nazaruddin segera kembali ke Tanah Air untuk menghadapi proses hukum, dibanding menyebar informasi yang belum dapat diuji kebenarannya di berbagai media massa.
Menurut SBY, tudingan Nazaruddin dalam pelariannya telah membuat keresahan dan menimbulkan saling curiga.
"Kembalilah Nazaruddin ke Indonesia, ke Tanah Air, kembalilah," kata SBY. "Sulit bagi kita ketika kita semua tidak tahu di mana Nazaruddin berada, dengan siapa yang bersangkutan, apa saja yang dilakukan selama ini, komunikasi internalnya dengan siapa."
SBY meminta Nazaruddin juga menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani proses hukum. KPK, kata dia, akan kesulitan memproses kasus ini jika Nazaruddin tidak kembali. "Silakan dijelaskan semua sangkaan dan tuduhan itu karena proses hukum akan berjalan secara transparan dan akuntabel," katanya.
Menurutnya, dalam proses hukum, jika Nazaruddin ridak bersalah pasti tidak dihukum. Namun, lanjut SBY, kalau bersalah menurut pengadilan pasti diberikan sanksi. "Terpulang pada kesalahannya berat atau ringan. trial by the court bukan trial by the press," ujarnya.
EKO ARI WIBOWO
Nasir Aktif Berburu Proyek Wisma Atlet
Jum'at, 22 Juli 2011 | 06:45 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Politikus Partai Demokrat, Muhammad Nasir, diduga terlibat aktif dalam perburuan proyek pembangunan wisma atlet SEA Games Jakabaring, Palembang. Indikasinya, kerabat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu berkali-kali hadir dalam rapat untuk membahas proyek sebelum resmi dikerjakan PT Duta Graha Indah.
Menurut dokumen pemeriksaan saksi kunci kasus suap wisma atlet, Yulianis, pertemuan tiga kali dalam sepekan berlangsung di lantai enam gedung Permai, di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. Gedung itu merupakan pusat kendali semua perusahaan yang terkait dengan Nazar, yang biasa disebut Grup Permai.
Selain Nasir dan Nazar, menurut dokumen itu, yang biasa hadir dalam pertemuan adalah Muhajidin Nur Hasyim (adik Nazar), Yulianis (anggota staf Nazar), Mindo Rosalina Manulang (bawahan Nazar dan tersangka kasus wisma atlet), serta anggota staf bernama Doni.
Dokumen yang sama menyebutkan pembagian kerja antara perusahaan Grup Permai dan PT Duta Graha. Grup Permai bertugas "berbelanja" proyek wisma atlet ke Dewan Perwakilan Rakyat. Adapun PT Duta Graha bertugas melaksanakan proyek tersebut.
Dalam perburuan proyek wisma atlet, Grup Permai mengeluarkan uang Rp 5 miliar untuk orang-orang di DPR. Uang itu dicairkan secara bertahap: pertama, Rp 3 miliar; lalu Rp 2 miliar. Duit diantarkan sopir Yulianis bernama Lutfi ke DPR. Namun dokumen itu tidak menyebutkan nama orang di DPR yang menerima uang.
Total ongkos perburuan proyek wisma atlet, menurut dokumen itu, menembus Rp 20 miliar. Karena itu, dalam pertemuan pada akhir 2010, Nazar pernah memarahi Rosa begitu tahu anggaran proyek wisma atlet hanya sekitar Rp 200 miliar. "Bagaimana itu Menpora, kita sudah keluarkan uang banyak," kata Nazar, seperti dikutip dokumen itu.
Patgulipat dalam proyek wisma atlet terbongkar ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap basah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam bersama Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris. Mereka ditangkap di kantor Wafid tak lama setelah penyerahan suap berupa tiga lembar cek pelawat bernilai Rp 3,2 miliar.
Belakangan terungkap bahwa kasus wisma atlet hanya satu dari sekian banyak proyek pemerintah yang dimenangi Grup Permai. Perusahaan terkait Nazar-Nasir pun menjadi rekanan sejumlah badan usaha milik negara yang memenangi proyek pemerintah.
Begitu namanya sering dikaitkan dengan Nazar, Nasir jarang muncul di gedung DPR. Ia sering mangkir dari rapat komisi, rapat panitia kerja, dan rapat paripurna DPR. Empat nomor telepon seluler milik Nasir pun sulit dihubungi. Upaya Tempo menemui Nasir di kantornya, di ruang nomor 2102 gedung DPR, berkali-kali gagal.
Senin lalu, atas permintaan KPK, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melarang Nasir bepergian ke luar negeri. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa kemarin mengatakan Nasir belum pergi ke luar negeri. "Sejauh yang saya tahu dan saya tanyakan, dia masih ada di Jakarta," katanya. Namun Saan mengaku tidak tahu di mana persisnya Nasir berada.
RUSMAN PARAQBUEQ | MAHARDIKA SATRIA HADI
Kamis, 21/07/2011 15:34 WIB
Nada Sari Roti di Wawancara Nazaruddin Bukan dari Studio Metro TV
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Metro TV sudah mengecek nada mirip jingle Sari Roti yang menyeruak dalam tayangan wawancara dengan Nazaruddin. Di dalam wawancara memang muncul nada lain. Tapi apakah itu suara Sari Roti pihak Metro TV tidak tahu.
"Ya bunyi-bunyiannya mirip Sari Roti katanya. Bunyinya ting tung ting tung," kata Pemimpin Redaksi Metro TV Elman Saragih saat dihubungi detikcom, Kamis (21/7/2011).
Elman tidak tahu asal suara itu, namun dia memastikan itu bukan suara dari studio Metro TV. "Itu dari luar studio, bukan suara dari studio Metro TV," tegas Elman.
Elman kembali menjelaskan, dalam wawancara itu bukan pihak Metro TV yang menghubungi tetapi Nazaruddin yang proaktif. Nazaruddin mengontak nomor kantor Metro TV, bukan ke telepon seluler.
"Saat kita tanya di mana, dia tidak mau menyebutkan, hanya disebut di tempat yang aman dari intrik-intrik politik. Saat wawancara memang sempat beberapa kali putus, dan dia yang menelepon kembali," terangnya.
Seperti diberitakan, dalam materi wawancara Metro TV dan Nazaruddin yang diunggah di Youtube, muncul suara misterius yang disebut-sebut mirip nada jingle Sari Roti. Rekaman wawancara itu diunggah di Youtube. Belum dipastikan apakah ini rekaman yang diunggah itu asli atau telah dimodifikasi.
Kehebohan rekaman di Youtube, Kamis (21/7/2011) ini pun juga berimbas ke situs mikroblogging twitter. Banyak pengguna twitter yang juga mempertanyakan isi rekaman itu.
Di dalam rekaman yang diunggah Youtube, nada itu terdengar di menit ke 2:22. Jingle Sari Roti yang biasa menyapa masyarakat di kota-kota besar lewat pedagang roti keliling samar terdengar. Bila benar itu suara jingle Sari Roti tentu akan menjadi tanda tanya.
(ndr/nrl)
Kamis, 21/07/2011 08:30 WIB
Pembersihan Demokrat
Kisah SBY Murka Diancam Nazar
Deden Gunawan - detikNews
Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat berang. Ia menggebrak meja di depannya dan membentak Muhammad Nazaruddin.
Saat itu, 23 Mei 2011 pagi, Nazar dan sejumlah elit partai dipanggil SBY di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kala itu Nazar belum jadi tersangka kasus suap Kemenpora terkait proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Tapi Nazar saat itu sudah menjadi sorotan publik setelah anak buahnya Mindo Rosalina Manulang ditangkap KPK bersama Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam.
Bertemu SBY, Nazar bukannya minta maaf, malah mengancam Ketua Dewan Pembina PD itu. Dengan jumawa, Nazar mengungkap orang penting di PD akan terseret kalau ia sampai diproses hukum. "Jadi Pak kalau nanti saya dijadikan tersangka semua akan kena, Anas kena, Ibas juga kena," kata Nazar kepada SBY seperti diungkap sumber detikcom.
Tidak ayal pernyataan Nazar pun membuat SBY murka. "Silakan buka saja. Kalau anak saya harus diperiksa biar saja. Saya tidak takut," kata sang sumber menirukan pernyataan SBY yang marah besar.
Setelah mendapat kemarahan SBY, sore harinya Nazar pun kabur ke Singapura. Belakangan Nazar mengklaim pergi ke Singapura atas suruhan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Sementara usai SBY murka, malam harinya Dewan Kehormatan PD mengumumkan memecat Nazar dari bendahara umum PD.
Kini hampir dua bulan SBY murka. Nazar sudah dipecat dari PD. Tapi perkembangan politik semakin tidak terkendali. Nazar yang dipecat melancarkan balas dendam dan tidak bosan menguliti borok elit PD. Dari persembunyiannya, Nazar semakin berani mengobok-obok borok PD.
Belum lama ini Nazar mempermalukan SBY dan elit PD yang tidak mempercayai pesan BlackBerry yang dikirim ke wartawan. Nazar muncul di TV lewat wawancara via telepon. Pernyataan Nazar hampir mirip dengan BBM yang dikirimnya pada wartawan yang diragukan SBY dan elit PD. Hanya saja Nazar semakin fokus menyerang Anas.
"Anas otak besarnya (suap Wisma Atlet). Memang dia aktornya," ujar Nazaruddin dalam wawancara lewat telepon dengan Metro TV. Nazar mengaku sebagai bawahan hanya melaksanakan perintah Anas. Sementara keputusan ada di tangan Anas.
Tudingan teranyar Nazar dibantah Anas. Mantan anggota KPU ini balik menantang mantan teman dekatnya itu untuk menyerahkan diri ke KPK.Ia pun menyatakan Nazar telah disetir."Saya makin yakin dia digunakan oleh kepentingan politik pihak lain untuk merusak nama saya," kata Anas.
Meski Anas membantah, tapi tidak pelak kemunculan Nazar yang masih menjadi buron interpol di TV itu membuat PD yang akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 23 Juli 2011 mendatang semakin panas.
Pernyataan-pernyataan Nazar membuat kubu Anas menjadi bulan-bulanan. Seperti diketahui, PD terbagi dalam tiga friksi sejak kongres di Bandung yakni kubu Anas, kubu Marzuki Alie dan kubu Andi Mallarangeng.
Pendiri PD TB Silalahi mengungkapkan hingga kini friksi di PD belum berhasil disatukan.
Lemahnya gaya kepemimpinan Anas menjadi salah satu penyebab friksi ini semakin terlihat karena Anas tetap eksklusif.
Setiap pergi ke mana-mana, Anas selalu mengajak orang-orang yang saat kongres menjadi tim suksesnya. "Kalau kemana-mana orang yang ikut ya itu-itu saja. Jhonny Allen, Sutan Bhatoegana atau Ruhut. Kalau seperti ini bagaimana orang tidak menduga masih ada kubu-kubuan?" sesal Silalahi.
Fungsionaris PD yang kini menjabat sebagai Sekertaris SC Rakornas PD Ferry Juliantono membantah tudingan TB Silalahi. Menurut Ferry, langkah Anas saat terpilih menjadi Ketua Umum justru sangat akomodatif terhadap lawan-lawan politiknya saat di kongres. Sebab orang-orang Marzuki dan Andi Mallarangeng diikutsertakan dalam kepenguruan.
"Kalau di partai lain, kubu yang menang akan menyingkirkan kubu lawan hingga ke akar-akarnya. Tapi Anas justru memasukan orang-orang dari kubu lawan ke dalam kepengurusan," jelas Ferry.
***
Kasus Nazar tidak bisa dipungkiri membuat friksi di PD semakin mengeras. Suasana di partai berlambang Mercy ini ibarat sedang perang. Masing-masing kubu telah menyiapkan strategi agar tidak tersingkir. Pasalnya wacana bersih-bersih terus digulirkan setelah Nazar dipecat dari DPR dan PD.
Sumber detikcom menyebutkan, saat ini kubu Anas dalam kondisi tertekan. Dalam setiap pertemuan di PD, kubu Anas menjadi bahan sindiran. Tidak itu saja, mereka pun mulai 'diasingkan'.
"Saat ini saja dalam setiap rapat di DPP, Ruhut Sitompul dan Benny K Harman selalu jadi ledekan. Soalnya Benny dan Ruhut sebelumnya mendampingi Nazar dalam jumpa pers sebelum Nazar kabur. Teman-teman di DPP bilang wah dapat banyak nih," jelas sumber detikcom, yang merupakan salah satu pengurus di DPP PD.
Bukan hanya jadi bahan ledekan, sejumlah pengurus PD saat ini juga mulai menunjukkan sikap kurang suka terhadap orang-orang dekat Anas. Mereka saat ini mulai kasak-kusuk terhadap perilaku orang-orang Anas yang saat ini menjadi pengurus.
Salah satu pengurus yang saat ini jadi omongan sejumlah pengurus PD adalah Wakil Ketua Umum PD Jhonny Allen Marbun.
Sumber detikcom itu mengatakan, beberapa pengurus PD yang merupakan purnawirawan TNI menampakkan ketidaksenangannya pada Jhonny yang kini menjabat Ketua Steering Commitee (SC) Rakornas PD. Mereka mengeluhkan sikap Jhonny yang dianggap arogan dalam setiap rapat SC yang dilakukan di kantor DPP PD .
"Bayangkan purnawirawan jenderal bintang 3 saja sudah tidak digubris pendapatnya. Ini bikin kesal sejumlah pengurus yang juga mantan tentara," terang sumber detikcom yang juga menjadi anggota SC Rakornas PD.
Bila kubu Anas dalam kondisi tertekan, kubu SBY justru berada di atas angin. Kubu Andi dan SBY sedang menunggu Anas akhirnya akan lengser sendiri karena kasus yang ditudingkan Nazar diproses hukum. Sementara kubu Marzuki tengah was-was karena juga disebut-sebut juga memiliki hubungan dengan Nazar.
Pengamat Politik dari Indobarometer Muhammad Qodari melihat sudah terjadi saling injak antar sesama elit PD. Para pengurus partai yang harusnya merapatkan barisan justru melakukan aksi saling serang. Akibatnya kerusakan yang dilakukan oleh Nazar semakin menjadi-jadi lantaran ditambah kisruh elit-elit PD sendiri.
Bagi Qodari, kondisi PD saat ini ibaratnya tengah menuju jurang kehancuran. Saat ini kerusakan bukan hanya pada sisi elektoral melainkan di internal."Dari hulu ke hilir PD sudah mengalami kehancuran,” kata Qodari.
Kamis, 07/07/2011 08:49 WIB
Nazaruddin Diancam Dibunuh(1)
Puluhan Miliar untuk Menghabisi Nazar
Deden Gunawan,Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Jakarta - Muhammad Nazaruddin menghilang. Semua keluarganya ternyata juga ikut-ikutan raib. Keselamatan Nazar dan keluarganya terancam. Tersangka suap Kemenpora terkait proyek Wisma Atlet SEA Games itu akan dihabisi.
Nazar mengaku diancam akan dibunuh agar tidak lagi membongkar keterlibatan elit Partai Demokrat (PD) dalam kasus suap di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan korupsi terkait PT Anugerah Nusantara.
"Saya diancam (dibunuh) sama orangnya....(rahasia). Supaya saya tidak bukak data tentang (korupsi) Anugrah dan Menpora," jawab Nazar saat dikonfirmasi detikcom lewat Blackberry Messenger (BBM).
Sebelum menghilang, awalnya ramai disebut-sebut Nazar berada di Singapura. Tapi ternyata Kemenlu Singapura mengatakan mantan Bendum PD itu tidak ada lagi di negaranya.
Nazar katanya sudah hengkang begitu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemenlu Singapura mengaku sudah memberitahu pihak berwenang Indonesia soal raibnya Nazar.
Ternyata menghilangnya Nazar juga diikuti oleh semua anggota keluarganya. Anggota Komisi III DPR M Nasir yang merupakan sepupu Nazar tidak pernah kelihatan lagi di DPR. Sepupu Nazar lainnya Rita Zahara, anggota DPRD Riau yang juga menjabat Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Riau dan juga bendahara DPD PD Riau pun tidak lagi kelihatan batang hidungnya di kantornya.
Baik Nasir maupun Rita juga sama-sama tidak bisa lagi dihubungi nomor teleponnya. "Sudah 2 hari ini saya mencoba menghubungi Ibu Rita, tapi HP-nya tidak pernah aktif," kata anggota DPRD Riau Tengku Azwir.
Mertua Nazar juga sudah tidak ada lagi di rumahnya. Sudah satu bulan ini ibu mertua Nazar tidak ada di Pekanbaru. Ibu mertua Nazar diketahui tinggal di rumah kontrakan di Jalan Amal, Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. "Sudah satu bulan Ibu Mertuanya ke Batam, ada anak di sana juga," kata seorang perempuan di rumah kontrakan itu yang lantas buru-buru masuk rumah.
Sikap Nazar dan keluarganya 'menghilang' tidak sulit untuk dipahami. Nazar yang sudah mendapat ancaman akan dibunuh tentu ketakutan ancaman itu akan benar-benar menjadi kenyataan.
Sebenarnya isu Nazar akan dibunuh sudah beredar sejak Nazar dan istrinya, Neneng Sri Wahyunu diberitakan kabur ke Singapura pada 23 Mei 2011. Kabar yang beredar, nyawa Nazar dihargai hingga puluhan miliar. "Memang ada dana untuk itu. Tapi saya tidak mau sebutkan berapa persisnya," jelas sumber detikcom di PD.
Isu ancaman pembunuhan terhadap Nazar pun makin menggelinding, dan bahkan dikait-kaitkan dengan kematian Bendahara Umum PD sebelum Nazar, Zainal Abidin, yang meninggal secara mendadak.
Zainal meninggal akibat serangan jantung pada 8 Juni 2009. Namun muncul sas sus yang meragukan Zaenal meninggal secara wajar. Pasalnya saat itu Zainal sedang dibidik Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait dana kampanye untuk PD pada Pemilu 2009. Namun belum juga dimintai klarifikasinya, Zainal meninggal dunia secara mendadak.
Zainal, selain jadi Bedum PD juga aktif sebagai Presiden Direktur PT Shohibul Barokah yang telah menyumbangkan dana untuk kampanye SBY-Boediono sebesar Rp 9,5 miliar. Perusahaan Zainal yang terdiri dari PT Shohibul Barokah menyumbang Rp 5 miliar, PT Anugerah Selat Karimun Rp 2,5 miliar. Sedangkan melalui PT Shohibul Inspeksindo Internasional (Sospek), Zainal menggelontorkan uang sebesar Rp 2 miliar.
"Saya menduga nasib Nazar nantinya tidak jauh dengan yang dialami Zainal. Soalnya Nazar tahu banyak soal aliran uang di PD, dan kini terus meniupkan terompet tentang aliran dana haram ke sejumlah elit PD. Apalagi sekarang sudah menyentuh petinggi Polri," kata Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya.
Nasib Nazar semakin terancam sebab kini seolah menjadi musuh bersama. Beberapa orang di elit PD yang sebelumnya membelanya belakangan justru berbalik menyerangnya. Apalagi sampai sekarang belum ada jaminan dari PD atau pun pemerintah tentang keselamatan Nazar. Malah anggota Komisi III DPR dari PD, Ruhut Sitompul secara tegas mengancam Nazar bisa ditembak mati jika terus memilih menjadi buron.
"Nazaruddin kau harus pulang jangan sampai ditetapkan jadi DPO. Kalau sudah DPO bisa ditembak mati kau kalau ketemu polisi tapi tak mau pulang," ujar Ruhut yang awalnya sangat vokal membela Nazar.
Menghadapi kondisi sulit ini, hanya ada satu cara yang dipilih Nazar, yakni menghilang. Sebab kalau dia kembali nasibnya bakal terancam. "Kalau dia (Nazar) balik ke Indonesia, siapa yang menjamin kalau Nazar tidak akan dibunuh?" tanya Mustofa.
Untuk membunuh Nazar bukan sesuatu yang sulit, sekalipun sedang berada di luar negeri. Pembunuhan bisa dilakukan oleh pembunuh bayaran. "Munir aja bisa dibunuh saat berada di luar negeri. Apalagi Nazaruddin," kata Mustofa.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Hifdzil Alim juga yakin Nazar menghilang karena takut dibunuh. "Dia kan belum berani untuk menguak semuanya di sidang atau di depan penyidik, karena mungkin dia tahu kalau pulang ke sini akan di-Nasrudin-kan, dihabisi," kata Hifdzil kepada detak.
Nasrudin yang dimaksud adalah Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Putra Rajawali Banjaran yang tewas dibunuh karena menjadi tumbal dalam pusaran kpentingan hukum dan politik negeri ini.
Hanya saja spekulasi soal rencana pembunuhan Nazar dianggap sebagai bualan oleh PD. Sumber yang dekat dengan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum menyatakan tidak mungkin kelompok Anas ataupun PD akan membunuh Nazar karena justru akan merugikan mereka.
Ditegaskan, Anas dikenal bukan orang yang menyukai kekerasan untuk menyelesaikan persoalan. "Buat apa? Toh semua orang akhirnya akan mati. Nanti malah PD lagi yang kena," kata sumber itu menirukan pernyataan Anas. Sementara Anas yang diminta konfirmasi belum memberi tanggapan.
Sementara Ketua DPP PD Kastorius Sinaga pun membantah elit partainya ingin membunuh Nazar. Menurutnya, sangat tidak mungkin Nazar dibunuh. Kalau pun Nazar mengaku diancam akan dibunuh itu hanya bualan saja.
"Nazar itu kan sering berbohong. Saya tidak percaya kalau ada upaya itu (pembunuhan) seperti yang dia bilang," jelas Kastorius kepada detikcom.
(ddg/iy)
Komentar
Posting Komentar