jangan BIARKEN teologi radikal dan kekerasan (151) ... 270811
Minggu, 28/08/2011 13:50 WIB
Polisi Harus Beri Perlindungan SCTV dari Tekanan FPI
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Kepolisian seharusnya memberikan perlindungan kepada SCTV karena ditekan oleh Front Pembela Islam (FPI) terkait rencana penayangan film '?' pada malam takbir. Kepolisian tidak bisa tinggal diam ketika lembaga penyiaran diintervensi oleh pihak-pihak tertentu.
"Tindakan FPI itu berlebihan. Seharusnya pemerintah, kepolisian mengambil sikap memberikan perlindungan kepada SCTV. Kalau dibiarkan ini bisa menjadi preseden untuk hal-hal yang lainnya," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung pada detikcom, Minggu (28/8/2011).
Pram, sapaan akrab Pramono, mengatakan jika tidak setuju atas tindakan FPI itu, "SCTV juga bisa melakukan gugatan hukum."
Lebih jauh, politikus PDI Perjuangan ini menegaskan tindakan massa FPI yang menekan lembaga penyiaran tidak boleh terjadi dalam negara demokrasi.
"Kalau FPI keberatan bisa melalui KPI (Komisi Penyiaran Indonesia-red)," ujar Pram menambahkan SCTV juga tidak perlu takut jika rencana penayangan sudah sesuai prosedur yang benar.
Sabtu kemarin seratusan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) mendatangi kantor stasiun televisi SCTV. Mereka mendesak stasiun televisi nasional itu membatalkan penayangan film berjudul '?'.
"Film '?' menggambarkan umat Islam itu bengis dan jahat. Ada adegan orang islam merusak restoran China, lalu pendeta ditusuk dan gereja dibom," ujar Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Salim Alatas, di halaman SCTV Tower, Jl Asia Afrika, Jakarta.
Massa FPI yang datang dengan menggunakan sepeda motor itu menggelar orasi selama sekitar 15 menit. Mereka akhirnya diterima pihak SCTV. FPI dan SCTV menggelar dialog atas tuntutan tersebut di lantai 19 gedung tersebut. Dialog yang berlangsung dalam suasana tenang itu berakhir 20 menit kemudian.
"Terimakasih atas silaturahmi dari FPI, ini merupakan masukan dan evaluasi bagi kami. Sebagaimana kita telah berkomunikasi, kami nyatakan tidak akan memutar film '?' pada malam takbiran nanti," kata Corprotare Secretary SCTV, Hardijanto Soeroso, di akhir pertemuan.
Usai pertemuan itu FPI membubarkan diri. Raut muka mereka menunjukkan rasa puas.
Film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini dirilis di bioskop sekitar 7 April 2011 lalu. Sutradara muda ini mengangkat tema toleransi beragama dan film itu sempat mengundang kontroversi saat tayang perdana.
"Saya ingin menunjukkan lewat film ini gambaran beberapa peristiwa yang terjadi. Pada adegan terakhir film ini nanti David Chalik mengungkap bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Buat saya itulah Islam,” ujar Hanung soal filmya itu di Radja Ketjil, Gandaria City Mall, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (31/3/2011).
(lrn/nrl)
Polisi Harus Beri Perlindungan SCTV dari Tekanan FPI
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Kepolisian seharusnya memberikan perlindungan kepada SCTV karena ditekan oleh Front Pembela Islam (FPI) terkait rencana penayangan film '?' pada malam takbir. Kepolisian tidak bisa tinggal diam ketika lembaga penyiaran diintervensi oleh pihak-pihak tertentu.
"Tindakan FPI itu berlebihan. Seharusnya pemerintah, kepolisian mengambil sikap memberikan perlindungan kepada SCTV. Kalau dibiarkan ini bisa menjadi preseden untuk hal-hal yang lainnya," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung pada detikcom, Minggu (28/8/2011).
Pram, sapaan akrab Pramono, mengatakan jika tidak setuju atas tindakan FPI itu, "SCTV juga bisa melakukan gugatan hukum."
Lebih jauh, politikus PDI Perjuangan ini menegaskan tindakan massa FPI yang menekan lembaga penyiaran tidak boleh terjadi dalam negara demokrasi.
"Kalau FPI keberatan bisa melalui KPI (Komisi Penyiaran Indonesia-red)," ujar Pram menambahkan SCTV juga tidak perlu takut jika rencana penayangan sudah sesuai prosedur yang benar.
Sabtu kemarin seratusan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) mendatangi kantor stasiun televisi SCTV. Mereka mendesak stasiun televisi nasional itu membatalkan penayangan film berjudul '?'.
"Film '?' menggambarkan umat Islam itu bengis dan jahat. Ada adegan orang islam merusak restoran China, lalu pendeta ditusuk dan gereja dibom," ujar Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Salim Alatas, di halaman SCTV Tower, Jl Asia Afrika, Jakarta.
Massa FPI yang datang dengan menggunakan sepeda motor itu menggelar orasi selama sekitar 15 menit. Mereka akhirnya diterima pihak SCTV. FPI dan SCTV menggelar dialog atas tuntutan tersebut di lantai 19 gedung tersebut. Dialog yang berlangsung dalam suasana tenang itu berakhir 20 menit kemudian.
"Terimakasih atas silaturahmi dari FPI, ini merupakan masukan dan evaluasi bagi kami. Sebagaimana kita telah berkomunikasi, kami nyatakan tidak akan memutar film '?' pada malam takbiran nanti," kata Corprotare Secretary SCTV, Hardijanto Soeroso, di akhir pertemuan.
Usai pertemuan itu FPI membubarkan diri. Raut muka mereka menunjukkan rasa puas.
Film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini dirilis di bioskop sekitar 7 April 2011 lalu. Sutradara muda ini mengangkat tema toleransi beragama dan film itu sempat mengundang kontroversi saat tayang perdana.
"Saya ingin menunjukkan lewat film ini gambaran beberapa peristiwa yang terjadi. Pada adegan terakhir film ini nanti David Chalik mengungkap bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Buat saya itulah Islam,” ujar Hanung soal filmya itu di Radja Ketjil, Gandaria City Mall, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (31/3/2011).
(lrn/nrl)
Komentar
Posting Komentar