GALAU neh YA (2)

Sabtu, 9 Juni 2012 15:11:19 Foke minta umat beragama di DKI hidup rukun Reporter: Muhammad Mirza Harera Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo hari ini telah melantik Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI). Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Foke ini mengingatkan seluruh umat beragama di Jakarta termasuk yang beragama Katolik dapat hidup berdampingan damai. "Kemarin ada salah satu calon gubernur yang mengatakan untuk patuh pada ayat-ayat konstitusi. Saya tegaskan mematuhi dan mengamalkan ayat-ayat suci sehingga siapa pun wajib untuk menghormatinya," kata Foke dalam sambutannya di Wisma Cition, Jakarta, Sabtu (9/6). Dalam pertemuan itu dihadiri FMKI cabang Kelapa Gading, Pulogadung, Duren Sawit, Cengkareng, Grogol, Kosambi, Kebun Jeruk, dan Kalideres. Dia menambahkan, sebagai umat beragama, sudah sepatutnya untuk mengindahkan ayat-ayat suci. Namun demikian, sudah menjadi kewajiban pula sebagai warga negara yang baik untuk mematuhi ayat-ayat konstitusi agar selaras dengan ayat-ayat suci tersebut. "Tidak ada tempat bagi orang yang tidak patuh terhadap ayat-ayat suci, negara ini dibentuk dengan Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," ujarnya. Dalam sambutannya, Foke juga menyebut saat ini jumlah penduduk miskin di Jakarta masih banyak. Namun jika dibandingkan dengan daerah seluruh Indonesia, jumlah penduduk miskin di Jakarta paling rendah persentasinya. [lia] Minggu, 27 Mei 2012 18:35:43 Peluang Jokowi naik, Pilgub DKI mungkin 2 putaran Reporter: Pramirvan Datu Aprillatu Pilgub DKI yang digelar Juli mendatang kemungkinan akan berlangsung dalam dua putaran. Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 15 Mei–22 Mei 2012 menunjukkan tidak ada calon yang berhasil mengumpulkan suara di atas 50 persen, syarat menang Pilgub satu putaran. Dalam rilis survei yang disampaikan di kantor LSI, Jl Pemuda, Jakarta, Minggu (27/5), disampaikan dua tempat teratas masih ditempati pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) dan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Foke-Nara didukung oleh 43,3 % persen. Sementara Jokowi-Ahok didukung oleh 20,9%. "Calon lain jauh di bawah. Sementara yang belum menentukan pilihan masih sekitar 17,7%," kata peneliti LSI, Toto Izul Fattah. Toto mengatakan jika Pilgub berlangsung dua putaran, yang paling mungkin lolos adalah dua pasangan teratas tersebut. Dibanding survei LSI bulan Maret 2012, dukungan atas Foke-Nara turun dari 49,1% ke 43,3%. Sementara dukungan untuk Jokowi-Ahok naik dari 14,4% ke 20,9%. Survei menunjukkan Foke-Nara unggul hampir di semua segmen pemilih dan di semua teritori. Sementara Jokowi-Ahok hanya unggul di pemilih etnis tertentu dan di segmen pemilih pendidikan universitas ke atas. Survei dilakukan terhadap sampel responden sebanyak 440 orang. Responden dipilih secara acak dengan metode multistage random samping. Responden diwawancarai tatap muka dengan margin of error 4,8%. [ren] Kubu Faisal Basri Sindir Soal Spanduk Foke di DPRD DKI Moksa Hutasoit - detikNews Rabu, 23/05/2012 07:45 WIB Jakarta Sebuah spanduk yang berisi dukungan terhadap pasangan calon gubernur Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, bertengger di pagar Gedung DPRD DKI. Lawan politik Foke, Faisal Basri pun menyidir cara berkampanye seperti itu.
Melalui wakil campaign managernya, Supiarso, Faisal mengkritisi cara kampanye yang dilakukan seperti itu. "Harusnya kan belum boleh melakukan suatu kampanye bentuk dukungan langsung atau tidak langsung yang menunjuk ke figur tertentu," beber Supiarso kepada detikcom, Rabu (25/5/2012).
Supiarso menyesalkan pihak-pihak yang tidak peka terkait spanduk itu. Terlebih lagi, kawasan DPRD harusnya steril dari dukungan apapun. Kubu Faisal juga menyidir kinerja Panwaslu dalam mengawasi Pilkada DKI. Dengan wewenang serta otoritas yang dipunya, harusnya Panwaslu bisa lebih tegas menindak setiap pelanggaran yang terjadi.
"Harusnya (panwaslu) bisa lebih kritis lagi. Kinerja Panwaslu akan menjadi cermin netralitas lembaga itu," sindir Supiarso.
Sebelumnya, di pagar di depan gedung wakil rakyat tersebut, dipenuhi berbagai macam spanduk dukungan terhadap calon incumbent Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Padahal, sesuai aturan kampanye dari KPUD DKI, gedung instansi pemerintah tidak diperbolehkan digunakan untuk memasang baliho atau spanduk kampanye.
Hampir semua spanduk yang dipasang di gedung DPRD DKI itu berukuran 1x5 meter. Di antaranya, spanduk dari Keluarga Besar Gerakan Asatidz dan Muballighin Jakarta Utara yang berwarna ungu. Kemudian spanduk Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lumbung Informasi Rakyat(LIRA) DKI Jakarta dengan warna merah dan putih. Ada juga spanduk dari Brigade Anak Jakarta, spanduk Forum Tionghoa Jakarta, Hamdas DKI Jakarta juga spanduk dukungan dari Warga NU-PKB.
Kesemua spanduk tersebut memuat gambar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dan membuat pernyataan dukungan pada pasangan tersebut.
"Nyok! Warga NU-PKB. Rapatkan barisan menangkan cagub dan cawagub kita... Satu putaran saja! Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli," demikian tulisan dalam spanduk NU-PKB yang dipajang di depan pagar DPRD DKI.
(mok/trq) Survei Indo Barometer: Foke-Nara Jauh Ungguli Kandidat Lain Dhurandhara HKP - detikNews Rabu, 23/05/2012 16:06 WIB
Jakarta Pilkada DKI Jakarta akan digelar kurang dari 49 hari lagi. Enam kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan bertarung memperebutkan sekitar 7 juta suara warga Jakarta untuk meraih kursi DKI 1 dan 2.
Seandainya pilkada DKI Jakarta dimajukan pada hari ini, siapakah kira-kira yang akan dipilih warga Jakarta untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
Lembaga survei Indo Barometer melakukan pengumpulan data pada 15-20 Mei 2012. Survei dilakukan dengan menggunakan metode multi random sampling, jumlah responden 440, tingkat marginal error 4,8 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan tatap muka menggunakan kuisioner.
Dalam teknik wawancara, responden ditanya dengan dua pertanyaan terbuka dan tertutup. Untuk pertanyaan tertutup, sendainya pilkada DKI digelar hari ini dan ada 6 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan maju, maka dari enam pasangan itu mana yang dipilih?
Hasilnya, pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli masih bertengger sebagai pasangan yang akan dipilih warga DKI Jakarta. Pasangan yang diusung Partai Demokrat itu memperoleh 49,8 %. Selanjutnya pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 16,4 %, Alex Noerdin-Nono Sampono (5,7%), Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini (4,5%), Faisal Basri-Biem Benyamin (2,3%), dan Hendardji Supandji-A Riza Patria (0,2%).
Ketika responden ditanya secara terbuka maupun tertutup soal siapa cagub yang akan dipilih, hasilnya sama. Foke menempati urutan teratas, disusul Jokowi, Alex Noerdin, dan Hidayat Nurwahid. Sedangkan saat ditanya cawagub yang akan dipilih, dalam pertanyaan terbuka, Nara menempati posisi teratas. Disusul kemudian oleh Ahok, Biem, dan Foke. Sedangkan ketika ditanya secara tertutup siapa cawagub yang dipilih, Nara dan Ahok menempati posisi pertama dan kedua. Disusul kemudian oleh Nono dan Biem.
"Peluang dengan unggulnya pasangan ini, berarti mereka unggul tapi tetap harus diwaspadai karena unggulnya belum mutlak, belum 50 persen," ujar Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, dalam jumpa pers di Kafe Warung Daun, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/5/2012).
Sebanyak 21,1% pemilih mengambang dengan rincian rahasia (5,7%), tidak memilih (0,5%), belum memutuskan (6,8%), dan mengaku tidak tahu (8,1%).
Pilkada DKI Jakarta akan digelar Rabu 11 Juli 2012 mendatang. Sementara kampanye pilkada DKI dimulai pada 24 Juni-7 Juli.
(rmd/vta) No.3 METAL = Menang Total] Jokowi dapat NO 3 yang milih nomor wartawan Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama selalu berhasil mencuri perhatian khalayak dengan tindakan spontannya. Hal itu kembali terjadi saat pasangan ini meminta wartawan untuk mengambil nomor urut. Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan bahwa hal yang dilakukannya tersebut sebagai bentuk apresiasi pada wartawan dan juga masyarakat. Ia juga mengucapkan terima kasih mengingat popularitasnya kian meningkat lantaran pemberitaan media yang gencar. "Kami ini kan banyak dibantu oleh teman-teman wartawan. Jadi ya itu merupakan bentuk apresiasi saya terhadap wartawan," kata Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (12/5/2012). Pada pengambilan nomor bagian pertama, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerindra mengambil sendiri dalam tempat undian dan memperoleh nomor giliran tiga. Kemudian pada pengambilan nomor bagian kedua, pasangan ini meminta bantuan rekan wartawan untuk mengambil undian nomor urut tersebut. Lagi, nomor tiga diperoleh oleh pasangan Jokowi-Ahok. "Kami ngga minta nomor berapa. Pertama, dapat nomor tiga. Yang kedua, nomor tiga lagi. Artinya nasib kami memang begitu. Nasib kami metal atau menang total," tandas Ahok. "Jokowi Jangan Lari, Cari Solusi!" Oleh: Ajat M Fajar nasional - Selasa, 8 Mei 2012 | 15:31 WIB INILAH.COM, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan meminta PDI Perjuangan untuk tidak mencari kambing hitam kerusuhan di Solo. "Ada masalah diselesaikan, (Jokowi, red) jangan lari dari masalah, cari solusi. Hentikan politik kambing hitam, siapapun pelanggar hukum dan pelaku onar, apapun latar belakangnya, diproses hukum saja," ujar Ramadhan kepada INILAH.COM, Selasa (8/5/2012). Menurutnya, sebagai pemegang tanggung jawab pemerintahan di Solo, PDIP harus berperan aktif dalam melaksanakan penyelesaian dalam bentrokan di Solo. "Begitu pula yang punya tanggungjawab menjaga dan melaksanakan tugas dan kewajibannya, lakukan saja," imbuhnya. Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, bentrokan yang terjadi di Solo bernuansa politis terkait dengan majunya Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) di Pilgub DKI. "Ya kalau kejadian itu tidak ada kaitannya dengan pilkada mungkin orang akan menganggap itu adalah murni adanya, tapi kitakan mengetahui bahwa peristiwa Solo itu bentrokan antar warga di Solo itu jarang sekali," ujar Pramono di Gedung DPR, Senayan, Senin (7/5/2012). Pram mengakui wilayah Solo itu merupakan basis ormas terbesar di Indonesia. Namun meski itu basis dari ormas tertentu, tetapi toleransi agama di Solo cukup tinggi sehingga tak mungkin terjadi bentrokan yang berkaitan dengan agama. "Benturan itu tidak ada makannya sangat mengherankan, kalau kemudian ada sejumlah masa yang tersiapkan dengan baik yang berbenturan dengan masyarakat, dan itu menunjukkan kalau saya lihat apakah ini ada konspirasi teoriti atau tidak, saya melihat mudah-mudahan tidak ada," imbuhnya. [mah] Menjelang Penetapan, Faisal Curhat di "Kompas.com" Fabian Januarius Kuwado | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Kamis, 10 Mei 2012 | 17:29 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Satu hari menjelang penetapan calon gubernur DKI Jakarta oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), masing-masing bakal kandidat mengungkapkan optimismenya untuk lolos, terutama bagi calon dari jalur independen. Saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Kamis (10/5/2012), ekonom asal Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan pengalamannya mulai dari verifikasi tahap pertama hingga tahap dua yang diakhiri dengan masa penetapan, besok. "Banyak yang mempertanyakan kok hasil kami bagus, dalam sebulan bisa dapat 400 ribu KTP. Mereka nggak liat movementnya, justru kita dihantam habis itu membuat kami luar biasa bergairah lagi," ujarnya. Pernyataan tersebut terkait dengan verifikasi tahap pertama yang memiliki hasil buruk. Dari dukungan yang diberikan sebanyak 422.938, hanya lolos 206.354, sementara peraturan KPUD mengharuskan mendapat dukungan minimal sebanyak 407.340. Ia mengungkapkan pihaknya belajar banyak dari verifikasi tahap pertama tersebut. "Terbukti, ada yang 100 persen, 80 persen. Yang paling dapat tekanan itu wilayah utara. Tapi kalkulasi kita paling kita bisa mendapatkan 260 ribu," lanjutnya. Ia menegaskan optimistis dalam perjuangan bersama tokoh Betawi, Biem Benjamin, untuk menjadi pemimpin ibukota. Apapun kendala yang dihadapi tidak bisa lagi menjadi penghalang bagi pria asal Padang, Sumatera Barat, tersebut. "Kita sudah kerja keras, pasang rambu-rambu, tim relawan di lapangan sudah melakukan upaya-upaya maksimal, sehingga kita optimistis menghadapi pengumuman besok," lanjutnya. Dalam kunjungan selama kurang lebih dua jam ke redaksi Kompas.com, Faisal datang bersama wakilnya, Biem Benjamin serta lima orang staf pribadinya. Ia berharap warga Jakarta mampu jeli dalam Pilkada kali ini, mampu menjadi bagian dari sejarah baru bagi jalur politik independen yang terbebas dari kepentingan politik manapun. "Karena hampir semua dari mereka dikecewakan oleh politisi, ngasih sembako kalau butuh aja. Sekarang muncul lah kesadaran, mangkanya nih gue seneng nih independen nih nggak seperti partai nih," ujar Faisal mencontohkan pernyataan warga terhadap dirinya. Sabtu, 28 April 2012 | 22:42 WIB Jokowi: Saya Bekerja di Kantor Hanya Satu Jam TEMPO.CO, Depok – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan bekerja di kantor hanya satu jam setiap hari jika ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017. Selebihnya, ia akan bekerja di lapangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang membelit Ibu Kota. "Jangan biarkan para kontraktor itu menangani masalah sendiri," kata Joko Widodo dalam debat publik di Universitas Indonesia, Depok, Jumat 27 April 2012. Menurut Joko Widodo, untuk mengatasi masalah di Jakarta ia bisa pakai gaya apapun. “Yang penting konsisten," katanya. Dalam mengatasi kemacetan, ia akan melanjutkan program-program yang telah diputuskan dan dijalankan gubernur sebelumnya. Menurut Joko Widodo, kemacetan di Jakarta bisa diselesaikan jika penerapan busway, feeder busway, kereta monorel, kereta komuter, dan lainnya segera diwujudkan. "Jika penerapannya sudah baik tinggal kita kontrol," katanya. Menurutnya, untuk mencapai itu butuh konsisten dari pemegang kendali. Kemacetan yang tidak terselesaikan selama ini, kata dia, karena pemerintah tidak konsisten. "Harus Konsisten. Jangan setelah ke SD kembali ke TK dan setelah SMA kembali lagi ke TK. Kapan selesainya?," kata Joko Widodo yang kini masih menjabat Walikota Solo ini. Sementara itu, bakal calon lainnya, Faisal Basri, mengatakan jika ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta akan memberikan penyadaran langsung sampai ke masyarakatnya. Ia akan membangun daerah yang kumuh dengan tidak mengusir penduduk kumuhnya. Ia pun berjanji tidak akan melakukan penggusuran dan pemukulan terhadap mereka demi pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi di Jakarta. "Saya tidak mau menata ruang kita dengan cara yang sesat," kata bakal calon dari jalur independen ini. Faisal mengatakan yang terpenting bukan memperbaiki tata ruang Jakarta, tapi yang lebih penting adalah tata manusianya. "Saya tidak mau ruang yang mengatur manusia," katanya. Menurut Faisal, selama ini Kota Jakarta sangat rakus dan egois. Seharusnya, kata dia, Jakarta memberikan kesempatan kepada daerah lain untuk berkembang. "Masak sampai ke pabrik-pabrik harus ada di Jakarta," katanya. ILHAM TIRTA Jum'at, 04 Mei 2012 | 14:18 WIB Selebaran Kampanye Hitam Jokowi Beredar TEMPO.CO, Jakarta - Selebaran berisi buruknya kondisi di Solo beredar di Jakarta. Salah satunya di halte Transjakarta Pos Pengumben. Pada selebaran yang dibiarkan tertumpuk di tangga menuju halte Pos Pengumben tersebut, tertulis sejumlah keburukan di Kota Solo. Terhitung ada enam keburukan yang tertulis di selebaran berjudul "Cerita Baik tentang Solo, Ternyata Kenyataannya Buruk". Salah satu yang tertulis jelas di selebaran tersebut adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin di Kota Solo. Dalam selebaran tersebut dikatakan, dengan jumlah penduduk kurang lebih 559.318 jiwa, 130 ribu di antaranya adalah penduduk miskin. Contoh catatan buruk yang lain adalah perkara banjir di Solo. Pada selebaran itu tertulis, setiap tahun, Kota Solo mengalami banjir dengan ketinggian rata 1-1,5 meter dan merendam 1.470 keluarga. Catatan-catatan buruk yang tertulis di selebaran tersebut seluruhnya adalah hasil mengutip media lain, bukan riset pribadi. Beberapa nama media yang tertulis adalah Harian Jogja, Detik, Kompas.Com, dan Timlol. Bahkan catatan dari blog pun digunakan untuk kutipan dalam selebaran tersebut. Meski belum diketahui apakah sebagai kampanye hitam terhadap Jokowi atau tidak, aura tersebut jelas terasa. Hal itu disebabkan adanya foto Jokowi tertawa berlatar belakang karikatur rakyat miskin di bagian belakang selebaran. Selain itu, gambar tersebut diikuti dengan tulisan "Pemimpin yang meninggalkan amanah, dengan banyak hal yang belum terselesaikan di Solo". ISTMAN M.P.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02