wtc, yasmin dan AHMADIYAH (3)

Masjid Ahmadiyah Disegel Pemkot Banjar Liputan 6Liputan 6 – 36 menit yang lalu Liputan6.com, Banjar: Masjid Al-Istiqomah milik jemaah Ahmadiyah yang berada di Kampung Tanjungsukur, Pataruman, Banjar, Jawa Barat, Rabu (25/4) petang disegel secara permanen oleh tim penanganan jemaah Ahmadiyah Kota Banjar. Penyegelan dilakukan dengan mengelas pintu masuk lingkungan masjid, pintu masuk, serta jendela masjid agar tidak digunakan lagi. Langkah ini dilakukan karena kelompok Ahmadiyah terus saja menggunakan masjid untuk kegiatan peribadahan yang melanggar surat keputusan bersama. Apalagi sebelumnya ajaran Ahmadiyah telah dinyatakan sesat dan menyesatkan.(ADO) Minggu, 22 April 2012 | 18:16 WIB Romo Magnis Dukung Jokowi? TEMPO.CO, Jakarta - Ahli filsafat dan tokoh agama Romo Magnis Suseno tampak hadir dalam diskusi yang diadakan komunitas profesional Jakarta yaitu "Jakarta Baru: Kenapa Harus Jokowi-Basuki" di Balai Sarwono Waroeng Solo, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu, 22 April 2012. Lantas, apakah dia mendukung Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta? "Saya tidak promosi untuk siapa pun. Mungkin (nanti) diundang kelompok lain saya juga akan datang," kata Romo Magnis saat menjadi pembicara di acara itu. Romo Magnis menyatakan dia akan terus memberikan pandangan-pandangan menyoal pentingnya pluralisme di Tanah Air di mana pun berada. Karena, menurut dia, pluralisme sangat penting dan merupakan fakta yang ada di Indonesia termasuk di Ibu Kota Jakarta. "Jakarta itu mencerminkan pluralitas. Semua orang ada, segala macam kelompok. Itulah ibu kota," ujarnya. Namun, ia melanjutkan, dengan keragaman itu, semua warga harus bisa hidup berdampingan dengan damai. Jangan sampai digerogoti sempit pikiran dan intoleransi. Jika sampai hal ini terjadi, ada banyak pihak yang akan dikucilkan dalam keluarga bangsa. "Intoleransi adalah dosa terhadap Ibu Kota Jakarta, terhadap Indonesia, terhadap Tuhan. Kita harus terima yang berbeda," ujarnya. Terkait dengan pilkada DKI Jakarta, Romo Magnis menegaskan dia belum menentukan pilihan. Tapi ia berharap para calon-calon gubernur itu memaparkan dengan rinci tentang rencana mereka setelah menjadi gubernur. Bagaimana dengan Jokowi? "Saya masih menunggu program-program konkret dari beliau untuk menangani masalah-masalah Jakarta yang memang cukup berat dan serius," kata Romo Magnis. "Masih terlalu pagi (menyebut) siapa yang sebaiknya dipilih," katanya sambil tersenyum. MUNAWWAROH Minggu, 22 April 2012 | 16:45 WIB Jemaat GKI Ibadah Secara Underground di Yasmin TEMPO.CO, Bogor - Sebanyak 80 jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin kembali menggelar peribadatan secara underground di rumah salah seorang anggotanya, yang tak begitu jauh dari lokasi bangunan GKI di Perumahan Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat, Ahad, 22 April 2012. Mereka terpaksa melaksanakan ibadah secara sembunyi-sembunyi karena gereja milik GKI di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh hingga saat ini masih disegel dan digembok oleh Pemerintah Kota Bogor. Penyegelan ini menyusul kisruh perizinan, yang berujung kepada pembatalan izin mendirikan bangunan oleh Wali Kota Bogor. "Peribadatan underground selayaknya peribadatan di negara komunis," kata juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Ahad siang, 22 April 2012. Menurut Bona, jemaat GKI yang terpaksa melakukan kegiatan ibadah secara sembunyi-sembunyi ini menunjukkan kegagalan aparatur negara di Kota Bogor dalam menjalankan tugasnya, yakni memastikan tegaknya hukum terkait kasus diskriminasi pada GKI Yasmin. "Ketika jemaat berkoordinasi dengan aparat pemda dan kepolisian untuk melaksanakan ibadah, kami justru diserang kelompok masyarakat yang menentang," ujar Bona. Untuk diketahui, sejak Februari 2012 lalu, jemaat GKI Yasmin menggelar peribadatan secara sembunyi-sembunyi. Kegiatan ibadah dilakukan bergantian di rumah jemaat. Sesekali mereka melaksanakan peribadatan di depan Istana Negara Jakarta. Juru bicara GKI menyatakan tak ada yang berubah dalam perjuangan jemaat untuk mendapatkan haknya. Untuk itu, GKI tetap menolak untuk dibujuk atau dipaksa melawan hukum dengan mau direlokasi. Menurut mereka, relokasi adalah perbuatan melawan hukum, penggusuran. Pendeta Melanie Egne Ayub, saat memimpin peribadatan, mengingatkan agar jemaat tabah dalam menghadapi persoalan ini, tetap berteguh dalam doa dan pengharapan. "Waktu manusia berbeda dengan waktu Tuhan, tetapi kebenaran harus tetap disuarakan." Adapun Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan menyatakan pihaknya menginginkan solusi terbaik untuk menyelesaikan kisruh perizinan rumah ibadah GKI Yasmin. “Ini untuk kepentingan semua masyarakat Kota Bogor. Jadi kami ingin solusi yang menguntungkan semua pihak sehingga suasana Bogor tetap kondusif," katanya. ARIHTA U SURBAKTI Menkopolhukam: Penyerangan Ahmadiyah Ditangani Polda Hindra Liu | Laksono Hari W | Jumat, 20 April 2012 | 19:26 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, kasus penyerangan dan perusakan Masjid Ahmadiyah Baitulrahim di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (20/4/2012) pagi, telah ditangani oleh Polda Jawa Barat. Orang-orang yang terlibat dipastikan akan ditindak sesuai hukum dan perundang-undangan. "Kekerasan itu tidak boleh. Siapa pun yang melakukannya akan ditindak," kata Djoko kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat. Djoko mengatakan, Polda Jabar akan memberikan penjelasan secara rinci terkait tindak kekerasan tersebut. Secara terpisah, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penyerangan tersebut. Proses hukum terhadap orang-orang yang diduga terlibat harus ditegakkan. Seperti diwartakan, sekelompok masyarakat melakukan penyerangan dan merusak masjid jamaah Ahmadiyah sekitar pukul 10.00 WIB. Aksi perusakan tersebut terjadi setelah beberapa warga datang melakukan aksi damai untuk menyegel tempat peribadatan Ahmadiyah. Namun, setelah menyegel tempat tersebut, tiba-tiba datang kelompok orang tak dikenal dan berteriak-teriak, kemudian merangsek masuk ke dalam masjid. Massa yang begitu banyak membuat aparat kepolisian kesulitan untuk menghalaunya sehingga aksi perusakan terjadi. Sejumlah orang dari massa tak dikenal itu merusak bagian masjid, seperti kaca dan pelang nama masjid serta fasilitas ibadah dalam masjid. Aksi tersebut akhirnya diredam setelah beberapa personel kepolisian serta beberapa orang massa lainnya mengajak keluar masjid. Massa akhirnya berkumpul di luar masjid sambil berteriak-teriak tentang kecaman terhadap Ahmadiyah, hingga akhirnya membubarkan diri. Sementara itu perwakilan warga yang melakukan aksi damai, Asep, mengatakan bahwa tuntutan penyegelan tempat ibadah Ahmadiyah tersebut disampaikan karena warga merasa terganggu dengan aktivitas jamaah Ahmadiyah. "Warga sudah memperingatkan, tapi tetap saja Ahmadiyah melakukan aktivitas ibadahnya," kata Asep.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02