Langsung ke konten utama

d13 hard TERRORISM (10) ... into final moments of ISIL fate

๐Ÿ‘Ž

Bogor, Beritasatu.com - Selain membekuk seorang teroris yang diduga anggota jaringan ISIS bernama Endang alias Abu Rafi (51) di Nanggewer Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/5/2019) petang, polisi juga membekuk seorang simpatisan ISIS lainnya berinisial S (27), beberapa jam sebelumnya di Tamansari, Kabupaten Bogor.
"Selain E, satu tersangka atas nama S diamankan kemarin pukul 13.30 WIB tempatnya di Jalan Kapten Yusuf Bogor, Jawa Barat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat press rilis di tempat kejadian perkara (TKP) kediaman Endang, Nanggewer Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019).
Menurutnya, S masih satu kelompok dengan Endang, tetapi hanya sebatas simpatisan. Dedi mengatakan, S merupakan anak buah dari Endang yang sudah memiliki keahlian merakit bom.
"Karena simpatisan ISIS sangat banyak. Perlu kita mitigasi, Densus 88 masih bekerja," tuturnya.
Dari tangan S, polisi menyita barang bukti berupa dua buah telepon genggam, satu buah KTP, dan satu buku catatan yang maknanya masih didalami kepolisian.


Sumber: ANTARA
๐Ÿ‰

Merdeka.com - Wilayah kekuasaan Negara Islam Irak dan Suriah atau yang dikenal ISIS di Timur Tengah makin menyempit. Anggota-anggotanya banyak yang menyerahkan diri. Pasukan ISIS banyak yang kalah.
Wilayah ISIS, yang dulu seluas Inggris, telah menyusut setelah empat tahun perang yang didukung Amerika dan pertempuran darat oleh para pejuang milisi Kurdi dan Syiah. Yang tersisa adalah sebuah desa kecil di Suriah tenggara yang bisa hancur kapan saja.

Lalu, apa penyebab kekalahan ISIS hingga ribuan anggotanya menyerahkan diri?
ISIS pernah mengalami masa kejayaan ketika mereka menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Tak hanya itu, mereka juga memperluas kekuasannya hingga ke wilayah Libya, Nigeria, Afghanistan, Afrika Selatan hingga Afrika Utara.
Namun masa kejayaan ini mulai berakhir. Pasukan Rusia menyerang ladang minyak ISIS, satu-satunya sumber pendapatan terbesar ISIS. Akibatnya, pemasukan ISIS dari segi keuangan mulai kacau.
Banyak anggota kelompok yang membelot karena penghasilan mereka dipotong dan tidak diberi jatah makan. Persediaan senjata pun semakin berkurang sehingga mereka kalah kuat saat berperang. Puncaknya, wilayah kekuasaan ISIS semakin menyusut karena berhasil direbut kembali.
Menurut juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mustafa Bali, sekitar 3.000 anggota ISIS meninggalkan benteng pertahanan terakhir mereka di Suriah.
Kekalahan ISIS juga merupakan dampak dari banyaknya pentolan ISIS yang dikabarkan tewas dalam serangan. Salah satunya adalah seorang pemimpin ISIS dikenal sebagai 'emir' sekaligus 'menteri perang' yang pernah dilatih Amerika Serikat, Deir Azzor Abu Muhammad al-Shimali.

Bukan hanya al-Shimali saja yang diberitakan tewas, pemimpin ISIS Baghdadi juga berkali-kali dikabarkan tewas dalam serangan udara Rusia. Meski kabar tersebut belum bisa dipastikan karena tidak ada bukti yang akurat, namun hal itu cukup membuat struktur organisasi kepemimpinan ISIS jadi tumbang.
Pasukan Demokratis Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat mengklaim telah merebut 41 wilayah yang diduduki militan ISIS. Mereka ingin membersihkan kantong terakhir yang dikuasai kelompok militan itu.

Pasukan SDF juga membombardir Baghouz sejak Minggu 11 Maret. Serangan dilakukan lewat udara dan menembaki Baghouz, wilayah kekuasaan ISIS di Suriah Timur. Namun serangan dihentikan sementara setelah 3.000 anggota ISIS meninggalkan benteng pertahanan terakhir mereka di Suriah.

Serangan ini dilakukan memungkinkan orang-orang meninggalkan desa untuk menyerahkan diri. Di luar Baghouz, militan ISIS kabarnya masih beroperasi di daerah-daerah terpencil di negara itu.

๐Ÿ

Liputan6.com, Tal Afar - Pasukan Irak menampung lebih dari 1.300 perempuan dan anak-anak warga asing, kerabat anggota ISIS, di sebuah kamp pengungsian di Irak Utara.
Menurut laporan pejabat keamanan Irak yang tak ingin disebutkan namanya, 1.333 orang dari 14 negara itu menyerahkan diri ke pasukan Kurdi pada akhir Agustus lalu setelah pasukan Irak menyingkirkan kelompok ISIS dari kota Tal Afar, di dekat Mosul, Irak Utara. Demikian seperti dilansir VOA News Indonesia, Minggu (10/9/2017).
Mereka menyatakan perempuan dan anak-anak itu tidak akan dikenai dakwaan kriminal dan kemungkinan besar akan dipulangkan ke negara asal mereka. Sebagian besar berasal dari Asia Tengah, Rusia dan Turki, juga beberapa dari Jepang dan Korea Selatan.
Puluhan ribu orang asing bepergian menuju Irak dan Suriah untuk tinggal dalam aturan yang dibentuk ISIS. Wilayah kekuasaan mereka menyusut dengan cepat selama dua tahun ini karena pasukan Irak dan Suriah berhasil merebut kembali beberapa kota.
Feyruza, perempuan asal Dagestan, Rusia mengatakan, alasannya pergi ke Tal Afar adalah karena ia ingin menjalankan syariat Islam secara total.
"Kami diberitahu bahwa di Irak mereka memberlakukan syariat Islam. Kami datang ke sini dan ternyata itu benar. Kami menjalani hidup kami sebagai Muslim dan sangat bahagia, sampai pesawat-pesawat tempur datang dan menghancurkan semuanya," lanjut Feyruza.
Ia dan perempuan-perempuan lainnya menyatakan telah tinggal di Tal Afar sejak awal 2015. Mereka mengaku tidak tahu apa-apa mengenai kekejaman ISIS yang banyak dipublikasikan.
"Kami tidak melihat ada pembunuhan. Ini tidak terjadi. Semuanya sesuai Quran dan Sunnah. Apa yang kami lihat adalah penerapan syariat Islam," kata Aybenis, dari Azerbaijan.
Perempuan-perempuan itu menolak memberitahu nama keluarga mereka karena masalah keamanan. Mereka mengatakan hidup dengan baik di sana, hingga semuanya berubah pada Agustus 2017 ketika pasukan Irak meluncurkan operasi untuk merebut kembali Tal Afar.
Sejak itu, ribuan di antaranya telah melarikan diri dari Tal Afar, karena kekurangan makanan dan persediaan kebutuhan mendasar lainnya.
Para perempuan dan anak-anak itu kini tinggal di tenda-tenda dan menerima bantuan dari berbagai organisasi kemanusiaan.
1 of 2

Tal Afar Berhasil Direbut dari Tangan ISIS

Perdana Menteri Irak, Hayder Al Abadi mendeklarasikan kemenangan atas kelompok teror ISIS di Tal Afar dan seluruh Provinsi Niniwe. Meski demikian, masih terjadi pertempuran kecil di kota Al-Ayadiya.
Tal Afar telah dijadikan target oleh Militer Irak yang disokong pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat usai mereka merebut Mosul.
"Tal Afar telah dibebaskan," sebut Abadi seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat 1 September 2017.
"Kami sampaikan ke milisi ISIS, di mana kalian berada, kami akan datang dan kalian tidak punya pilihan lain selain menyerah," ucap dia.
Kemenangan di Provinsi Niniwe merupakan pencapaian besar. Sebab, Provinsi itu, khususnya di Mosul merupakan pusat komando dan pertahanan ISIS.
Sementara itu, dari keterangan Militer Irak, walau pertempuran kecil di Al Ayadiya masih berlangsung, sekitar 11 kilometer wilayah tersebut telah dibersihkan dari milisi ISIS.
Pasukan ISIS berhasil dipukul mundur lewat setelah tentara mendapat bantuan kelompok para-militer Syiah dan kepolisian federal Irak.
"Kami harus memastikan tidak ada lagi teroris bersembunyi di rumah-rumah kota itu," kata Letnan Kolonel Salah Kareem.
Mesin propaganda kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) rupanya masih bekerja dengan baik. Salah satunya adalah terbitnya Dabiq edisi terbaru, sebuah majalah berbahasa Inggris yang dikelola oleh tim media ISIS. Majalah yang kini memasuki edisi ke-15 ini memang agak terlambat terbit dari edisi-edisi sebelumnya. Biasanya terbit dua bulan sekali.
Nama Dabiq diambil dari sebuah kawasan di sebelah utara Kota Aleppo, Suriah, tempat ISIS meyakini akan terjadi pertempuran besar yang berkecamuk di tempat tersebut. Kejadian ini sebagai salah satu tanda-tanda akhir zaman (apocalypse) yang diramalkan dalam sebuah hadis Nabi.
Dalam hadis itu dikatakan: “Kiamat takkan terjadi sehingga bangsa Romawi turun di A’maq atau Dabiq. Lalu mereka diserbu oleh balatentara dari Madinah, yang merupakan penduduk dunia yang terbaik waktu itu.”
ISIS tak sekadar mempercayai ramalan tersebut. Di banyak diskursus publiknya, ISIS menggunakan eskatologi Islam sebagai justifikasi untuk memobilisasi para jihadis agar bergabung dengannya. Sampai-sampai ISIS menamai majalahnya Dabiq dan agensi medianya dengan nama A’maq, nama tempat terjadinya perang akhir zaman seperti ramalan di hadis itu.

 Menurut tafsiran ISIS, bangsa Romawi dalam hadis itu maksudnya adalah pasukan koalisi Barat. ISIS seringkali menyebutnya juga kaum kafir atau pasukan Salib.
Dalam setiap edisinya, majalah Dabiq juga kerap diawali dengan semboyan “apokaliptik” (hari kiamat) dari founding father ISIS, Abu Mus’ab al-Zarqawi: “Percikan api itu sudah menyala di sini; Irak dan panasnya akan terus berkobar hingga akan membakar pasukan salib di Dabiq.”
Direktur Institue for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengungkapkan, salah satu faktor utama yang menyebabkan banyaknya warga asing (termasuk Indonesia) tertarik bergabung dengan ISIS adalah ramalan akhir zaman bahwa perang terakhir akan terjadi di Syam (Suriah). Sebab, Imam al-Mahdi akan datang. Faktor ekonomi bukanlah faktor yang utama.
Propaganda apokaliptik ISIS bahwa “kiamat sudah dekat” adalah rekrutmen yang kuat. Seolah inilah saat-saat yang menentukan, kesempatan terakhir umat manusia di dunia untuk memilih di pihak mana.
Dalam interpretasi ISIS, sosok Imam al-Mahdi akan muncul untuk memimpin pertempuran besar akhir zaman. Hanya mereka yang mendukung pihak Imam al-Mahdi yang selamat. Ideologi apokaliptik ISIS meyakini al-Mahdi akan muncul setelah kekhilafahan terbentuk. Al-Mahdi nantinya akan memimpin pasukan berbendera hitam dalam pertempuran final itu.
Sampai di sini semakin jelas motivasi ISIS selama ini menggunakan bendera hitam. Tak lain adalah menguatkan legitimasinya sebagai pasukan khilafah yang siap menyambut munculnya Imam al-Mahdi. Faktanya adalah ISIS telah mengumumkan berdirinya khilafah.
Setelah Jabhat Nusrah berpisah dengan al-Qaidah, kemudian menanggalkan “panji hitamnya” dan menggantinya dengan bendera putih bertuliskan nama organisasi baru Jabhat Fatih al-Sham (Front Penakluk Sham), ISIS semakin percaya diri bahwa dirinya adalah golongan yang paling mendekati dengan ramalan pasukan panji hitam itu.
ISIS terlihat piawai merawat ideologi apokaliptik di mata pengikutnya untuk menghindari perselisihan. Misalnya, kelompok ini menahan diri menyebut secara eksplisit siapakah sosok al-Mahdi itu, yang berarti pengikutnya harus menunggu dia untuk muncul sebelum dunia berakhir.
Namun, secara eksplisit ISIS merekonstruksi sosok al-Baghdadi sebagai Sang Khalifah. Ia diklaim adalah seorang yang memiliki garis keturunan Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW. Sebab, sebagian ulama mengatakan syarat agar kekuasaan kekhilafahan yang sah adalah pemimpinnya harus keturunan Nabi. ISIS menggunakan argumen ini untuk membantah jihadis lain.
Genealogi ini cukup berpengaruh dan bisa memobilisasi pemuda Muslim dari berbagai tempat yang frustasi dengan gerakan atau tokoh Islam yang sudah ada. Al-Baghdadi diklaim termasuk anggota konfederasi tribal Quraisy, yang dipandang salah satu suku terhormat di Timur Tengah karena suku ini berhubungan erat dengan Nabi.
Di samping itu, ada sebagian ulama klasik yang memahami hadis secara tekstual, bahwa persyaratan suku Quraisy memang menjadi keharusan bagi seseorang menjadi khalifah.
Abu Bakar al-Baghdadi lahir pada tahun 1971 di dekat kota Samarra. Ia menempuh studi Islam dan memperoleh gelar master dan doktor di bidang studi Islam dari Universitas Ilmu Islam di daerah Adhamiya, pinggiran Baghdad. Ia terpengaruh paham puritan (salafisme) setelah dekat dengan Muhammed Hardan, salah satu veteran mujahidin perang Afghanistan pada 1990-an.
Perjalanannya terbilang panjang, pernah merasakan mendekam di kamp Bucca (penjara AS di Irak), sebuah “akademi jihad” yang membuat dirinya semakin ekstrim. Dia memimpin organisasi ISIS sejak kelompok ini masih berbentuk ISI (Islamic State of Iraq). Sebelumnya ia tercatat sebagai anggota Majelis Syura di kelompok ini.
Bagi ISIS, al-Baghdadi adalah pemimpin yang sempurna, bahkan bisa dikatakan menyisihkan figur Usamah bin Ladin yang hanya seorang miliuner. Al-Baghadadi tak hanya sekadar khalifah yang sah, ia dipandang pengikutnya sebagai tokoh yang sedang menjalankan skenario Tuhan di akhir zaman.
Singkat kata, apa pun tindakannya, ISIS selalu punya pembenaran. Daya tarik visi gelapnya tidak dapat diremehkan. Besar kemungkinan pihak-pihak yang memerangi ISIS selama ini tidak memahami siapa yang sedang mereka hadapi.๐Ÿ‘ฎ

Donggala, Sulteng (ANTARA News) - Satuan tugas (Satgas) Operasi Tinombala akhirnya menemukan senjata api organik jenis M-16 milik Basri, salah seorang anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang ditangkap pada September 2016 lalu.

"Senjata itu ditemukan masih lengkap dengan tali sandang dan magazen sebanyak 20 butir peluru kaliber 5,56 milimeter dalam kondisi baik," kata Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi kepada wartawan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulteng, Selasa.

Kapolda menjelaskan senjata itu ditemukan, Sabtu (4/3) sekitar pukul 17.10 Wita di dasar Sungai Puna, Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir. 

Awalnya sekitar pukul 15.00 Wita, masyarakat yang sedang mencari batu kali mendapatkan sejenis tali kemudian ditarik, namun setelah dicurigai dan diduga sebagai senjata api, maka tali itu dilepas kembali.

Kemudian sekitar pukul 15.45 Wita, masyarakat tersebut melaporkan kejadian itu kepada petugas Satgas Tinombala dan langsung melakukan koordinasi dan pencarian di lapangan.

Masyarakat yang menunjukan penemuan itu bersama Satgas Tinombala berhasil mengangkat senjata dari dasar Sungai Puna dan menyerahkan kepada tim Inafis untuk proses indentifikasi.

"Perkembangan lain nanti kita sampaikan di lain kesempatan," kata Kapolda menutup penjelasan singkatnya.

Kuat dugaan bahwa senjata temuan itu adalah milik Basri, salah seorang tangan kanan gembong teroris Santoso, yang ditangkap bersama istrinya, saat terjebak di Sungai Puna ketika ingin menyeberangi sungai itu pada tanggal 14 September 2016.

Saat itu, tiga orang yakni Andika yang hanyut dan meninggal dunia, Nurmi Usman alias Oma yang terjebak di tengah sungai kemudian ditangkap serta Basri yang berhasil menyeberangi sungai namun berhasil ditangkap.

Berdasarkan pengakuan Basri waktu itu, dirinya membawa senjata api jenis M-16, namun hanyut saat terseret derasnya arus sungai. 

Hasil pengembangan dari itu tim Satgas Tinombala melakukan pencarian, namun tidak mendapatkan hasil karena saat itu air sungai sedang banjir berhubung musim hujan. 

Editor: B Kunto Wibisono

Senin, 6 Maret 2017 17:11:46Reporter : Iqbal Nugroho
merdeka.com: Penampakan kamp latihan bawah tanah ISIS di Mosul. Kamp yang berada 9,7 meter di bawah Desa Albu Seif tersebut diduga kuat digunakan para militan melatih kombatan asing dan anak-anak yang mereka culik sebelum melakukan aksi teror. Tentara Irak melintasi tembok bergambar bendera ISIS yang berada di bawah tanah di lereng bukit Mosul (4/3). Pasukan Irak menemukan kamp bawah tanah yang diduga digunakan sebagai tempat latihan. Kamp yang berada 9,7 meter di bawah Desa Albu Seif tersebut diduga kuat digunakan para militan melatih kombatan asing dan anak-anak yang mereka culik sebelum melakukan aksi teror.
Kamp latihan bawah tanah ISIS ini hanya bisa dimasuki dengan cara merangkak melewati sebuah terowongan.
Pasukan Irak saat menyisir kamp latihan bawah tanah ISIS.



๐Ÿ‘บ
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris meminta kepada aparat keamanan dan masyarakat Indonesia harus mewaspadai aliran ISIS yang sudah menyusupi organisasi kemasyarakatan (ormas). Charles mengaku telah mengendus ISIS telah masuk ke salah satu ormas di Tanah Air. 
"Saya tidak mau sebut nama ormasnya lah, tapi mereka sudah mendukung ISIS secara terbuka," kata Charles di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/12). 
Charles menyebut, salah satu Ormas di Indonesia tersebut sudah menjadi proxy (penghubung) ISIS di kawasan Asia. Bahkan, kata dia, ada pentolan ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS. Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, ancaman jaringan dan ideologi ISIS bukan hanya menyangkut aksi-aksi terorisme saja, tapi juga dengan cara mengganggu stabilitas politik nasional dan melalui aksi makar. "Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideologi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Oleh karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," katanya. Selain itu, Charles mengingatkan, pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengenai keinginan kelompok ISIS menguasai Filipina. Sehingga, hal tersebut harus membuat aparat keamanan di Indonesia lebih waspada, baik TNI, Polri maupun BIN. "Infiltrasi (aliran) kelompok ISIS di berbagai jaringan ormas di tanah air sudah jelas menjadi ancaman dan harus mendapatkan perhatian khusus," tukasnya. [rnd]
๐Ÿ’ฃ

Bekasi beritasatu - Para terduga teroris yang dibekuk anggota Tim Densus 88 Antiteror di Bintarajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat telah diintai sejak perjalanan dari Solo, Jawa Tengah menuju Jakarta, dan digerebek saat singgah di Kota Bekasi, Sabtu (10/12).
Dua terduga teroris dibekuk Densus 88 setelah tiba di Kota Bekasi, tepatnya di bawah flyoverKalimalang. Kedua pelaku ini adalah NS dan AS, pelaku pria. Sedangkan, terduga waninta berinisial DYN, yang akan berperan sebagai "pengantin" atau pelaku bom bunuh diri yang diamankan di Jalan Bintara VIII RT 04/RW 09, Kelurahan Bintarajaya, Kecamatan Bekasi Barat.
"Pembuntutan dilakukan oleh anggota Densus 88 Antiteror dari Solo ke Jakarta terhadap kendaraan Agiya B 1578 GFX yang kendarai pelaku NS dan AS," ujar Kapolrestro Bekasi Kota, Kombes Pol Umar Surya Fana, Sabtu (10/12) malam.
Menurut dia, setibanya di Jakarta kendaraan yang ditumpangi NS dan AS kemudian menjemput "pengantin" wanita, DYN, di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur, yang membawa sebuah kardus.
Selanjutnya, DYN diantar ke kantor pos sekitar daerah Bintara untuk mengirim kardus yang dibawa DYN.
Setelah mereka pergi, kemudian paket tersebut diambil dan dibuka oleh anggota Densus 88 Antiteror. Dan ternyata, isinya barang-barang berupa pakaian dan surat wasiat dari teduga DYN kepada kedua orangtuanya.
Isi surat wasiat tersebut menyatakan kesiapan pelaku DYN melakukan amaliyah, meledakkan bom bunuh diri.
Dari kantor pos, ketiga terduga terorid ini menuju ke kos-kosan di Jalan Bintara Jaya VIII Bekasi. Di Lokasi ini, DYN turun dari mobil dengan membawa sebuah tas ransel warna hitam, masuk ke kamar 104.
Selanjutnya, kedua terduga meninggalkan DYN sendiri.
Saat NS dan AS meninggalkan kos-kosan DYN. Anggota Densus 88 melakukan pembuntutan terhadap mobil mereka.
"Sekitar pukul 15.40 WIB dilakukan penangkapan terhadap NS dan AS, di bawah flyoverKalimalang," ujarnya.
Kemudian sekitar pukul 15.50 WIB dilakukan penangkapan terhadap terduga DYN di Jalan Bintara Jaya VIII, Kota Bekasi dan ditemukan bom siap ledak di dalam kamar 104 yang tersimpan di dalam tas ransel warna hitam.
Rencananya, bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres, Minggu (11/12), bersamaan dengan event car free day setiap hari Minggu.
Bom telah diledakkan pukul 19.15 WIB dalam lingkungan terkendali oleh Tim Jihandak Den Gegana Sat Brimob Polda Metro Jaya berjumlah 10 personel Pimpinan Kompol Jerol Combotai dan Tim Jihandak dari Den B Gegana Korps Brimob pimpinan Ipda Dwi berjumlah 6 anggota.
Sekitar pulul 21.30 WIB, tim Jihandak telah meninggalkan lokasi dengan membawa beberapa barang bukti di dalam tas besar.

thehill.com: President Obama wants the Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) defeated by the end of his term, Defense Secretary Ash Carter says. 
"That's what he said he wants. That's what he told me and [Chairman of the Joint Chiefs of Staff Joseph Dunford]. He said, 'Get this done as soon as possible. I'd like to not leave this to my successor,' " Carter said Friday an event hosted by Politico. 
He added that Obama called for the process to be accelerated last fall — about a year after the U.S. first began its counter-ISIS campaign.
The administration now has only nine months left, but Carter said he's optimistic. 
"I'm confident that we'll do it. And we have an operational plan now," he said. 
A military spokesman later Friday gave a more cautious assessment as to when the coalition could take back Mosul and Raqqa, ISIS's respective strongholds in Iraq and Syria. 
"I'm not going to put a timeline on it other than to say, you know, we are going to work with our partners on the ground, and the coalition to move as fast as possible," said Air Force Col. Pat Ryder, spokesman U.S. Central Command.
But he added that "our campaign plan is predicated on providing support to and enabling indigenous ground forces, and so, that strategy and that approach has been working." 
So far, U.S. operations against ISIS have cost $6.5 billion since August 2014, about $11.4 million per day for 571 days, according to a new Pentagon estimate on Friday.
Republicans in Congress have blasted the administration for not moving faster and not taking more action against ISIS. 
After Secretary of State John Kerry on Thursday formally labeled ISIS's crimes as "genocide," the first time since 2004 the U.S. has used that term — Republicans called upon the administration to do more to defeat the group. 
"Now that our government is recognizing this crisis, it needs to do more to stop it," House SpeakerPaul Ryan (R-Wis.) said Thursday. 
"The president must step up and lay out a broad, overarching plan that's needed to actually defeat and destroy ISIS," added House Foreign Affairs Committee Chairman Ed Royce (R-Calif.). 
Congress required the administration to provide lawmakers with a strategy to defeat ISIS, but the White House missed the deadline last month. 
With some exceptions on both sides, neither Republicans nor Democrats have the appetite to approve a new authorization for the use of military force against ISIS. 
Republicans and Democrats have butted heads over what kind of authorization would be appropriate. Republicans say they want to see the president's strategy before approving one but don't want to tie commanders' hands. Democrats want any authorization to limit operations in order to avoid another open-ended ground war in the Middle East.  

Washington detik- Jumlah anggota militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) disebut berada di level paling rendah sejak tahun 2014. Kondisi ini dipicu berbagai serangan militer lokal juga internasional terhadap ISIS di Irak dan Suriah.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, selang sehari sebelum Presiden Barack Obama menemui tim keamanan nasional di markas CIA untuk mengkaji pertempuran melawan ISIS.

"Dengan bekerja bersama dan melalui mitra lokal, kami merebut kembali 40 persen wilayah yang setahun lalu dikuasai Daesh (nama Arab untuk ISIS) di Irak dan 10 persen di Suriah," ucap Blinken kepada anggota parlemen AS dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (13/4/2016).

"Faktanya, kami menaksir jumlah anggota Daesh saat ini paling rendah sejak kami mulai memantau kekuatan mereka tahun 2014," imbuhnya.

Baca juga: Menhan Prancis: Benteng ISIS di Irak dan Suriah Harus Dikuasai Tahun 2016

Namun Blinken tidak menyebut secara rinci jumlah kekuatan ISIS saat ini dalam pernyataannya kepada Komisi Senat AS, yang mengawasi pendanaan program Departemen Luar Negeri AS dalam memberantas ekstremisme. 

Namun pada September 2014 lalu, sesuai penghitungan akhir yang disebut Blinken, seorang pejabat intelijen AS menuturkan kepada AFP, bahwa CIA meyakini ISIS memiliki sekitar 20 ribu hingga 31.500 anggota di lapangan, baik militan asing maupun warga lokal.

Sejak saat itu, pasukan militer Irak dan milisi Kurdi dengan didukung serangan udara AS berhasil memukul mundur ISIS dari sejumlah kota seperti Tikrit dan Ramadi di Irak, serta sejumlah wilayah di Suriah bagian utara. Sedangkan militer Suriah yang didukung serangan udara Rusia berhasil merebut kembali Palmyra dari ISIS.

Baca juga: Ada Ancaman ISIS dan Al-Qaeda, AS Keluarkan Travel Warning ke Arab Saudi

Pada Rabu (13/4) waktu setempat, Obama dan para pejabat tinggi keamanan AS akan mengevaluasi perkembangan operasi militer anti-ISIS serta membahas proposal soal rencana meningkatkan tekanan pada ISIS.

"Presiden telah meminta mereka untuk datang kepadanya dengan gagasan soal bagaimana caranya memperkuat elemen dalam strategi kami yang paling sukses," tutur juru bicara Gedung Putih AS, Josh Earnest, kepada wartawan.


(nvc/ita)


Syrian and allied forces backed by Russian air strikes drove Islamic State militants out of the town of al-Qaryatain on Sunday after encircling it over the past few days, Syria's military command said.
Surrounded by hills, al-Qaryatain is 100 km (60 miles) west of the ancient city of Palmyra, which government forces recaptured from Islamic State last Sunday.
Al-Qaryatain had been held by the militant group since late August. Syrian President Bashar al-Assad has been trying to retake al-Qaryatain and other pockets of Islamic State control to reduce the jihadist group's ability to project military power into the heavily populated western region of Syria, where Damascus and other main cities are located.
Syrian state television said the army and its allies "fully restored security and stability to al-Qaryatain after killing the last remaining groups of Daesh terrorists" in the town, using the Arabic acronym for Islamic State.
In a statement read out on Syrian television, the military command said this was a strategic victory which secures oil and gas routes between the Damascus area and oilfields in eastern Syria. It also disrupts Islamic State supply routes within Syria.
Government forces entered the town from a number of directions, Syrian media said. A Syrian military source told SANA state news agency the army had cleared areas northwest of the town of explosives planted by Islamic State.
Islamic State militants retreating from Palmyra laid thousands of mines which the Syrian army is now clearing before civilians can return.
The Syrian Observatory for Human Rights said government forces had taken over half the town and that fierce fighting continued between Assad's troops and Islamic State to the north and southeast of al-Qaryatain.
The Britain-based Observatory, which monitors the five-year-old Syrian conflict through a network of sources on the ground, said more than 40 air strikes by Russian and Syrian planes hit areas near the town on Sunday.
When Islamic State took over al-Qaryatain last August it demolished a Christian monastery and took around 200 of the town's residents prisoner, transferring some of them to the Syrian city of Raqqa, the group's de facto capital.
Islamic State still has complete control over Raqqa and runs most of Deir al-Zor province in eastern Syria, which borders Iraq.
A fragile "cessation of hostilities" truce has held in Syria for over a month as the various parties to the conflict try to negotiate an end to Syria's civil war.
But the truce excludes Islamic State and the al Qaeda-affiliated Nusra Front. Air and land attacks by Syrian and allied forces continue in parts of Syria where the government says the groups are present.
Fierce fighting that broke out over the weekend continues south of Aleppo near the main highway linking that city with the capital, Damascus. It began when rebels and Nusra Front mounted an offensive against government forces.

(Additional reporting by Suleiman al-Khalidi; Editing by Dale Hudson and David Evans)

BAGHDAD okezone– Jasim Khadijah, yang dikenal sebagai pakar pembuatan roket bagi ISIS dilaporkan menjadi salah satu militan yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak (drone) Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada Minggu pagi tadi.
Selain ahli membuat roket, Khadijah diketahui adalah orang yang bertanggung jawab atas serangan mematikan ke pangkalan militer Negeri Paman Sam di Irak utara sebulan lalu.
“Kami meyakini, dia (Jasim Khadijah) terbunuh dalam serangan udara kami di Baghdad. Orang ini sebelumnya pernah memimpin penyerangan di pangkalan kami di utara Irak, yang mengakibatkan Sersan Louis F Cardin meninggal dunia dan banyak tentara lain terluka,” kata juru bicara pasukan koalisi anti-teroris AS, Kolonel Steve Warren, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (3/4/2016).
Marinir AS dikabarkan memang tengah gencar menggempur wilayah kekuasaan ISIS di Irak. Sementara basis utama mereka di Suriah menjadi bagian Rusia untuk memeranginya habis-habisan. Bersama pasukan pemerintah, Rusia maju memukul mundur ISIS keluar dari Kota al Qaryatain pada hari yang sama dengan tertembaknya Khadijah.
Al Qaryatain merupakan kota yang dikelilingi oleh bukit-bukit. Jaraknya sekira 60 mil ke sebelah barat dari kota kuno Palmyra, yang baru saja direbut militer Suriah dari ISIS sepekan lalu.
(Sil)

the guardian: 
Syrian troops have reportedly discovered a mass grave in Palmyra that contains the bodies of 42 people, some beheaded, who were killed while Islamic Statefighters controlled the ancient city.
The discovery comes as Syria’s partial ceasefire appears to be unravelling after at least 25 pro-government fighters died in clashes with opposition forces near Aleppo.
A state news agency in Syria reported that government forces had uncovered the mass grave after the area, home to world-renowned Roman ruins, was recaptured from Isis almost a week ago.
A military source told AFP on Friday that the Syrian military had found a grave site where officers, soldiers, members of pro-regime committees and their relatives had been buried.




























































Twenty-four of the victims were civilians, including three children, the source said. “They were executed either by beheading or by shooting.”
The grave was on the north-eastern edge of Palmyra, according to the news agency. 
The bodies have been transferred to a military hospital in the provincial capital, Homs, and some have been identified, according to the source.
During its occupation of Palmyra, Isis killed at least 280 people, according to the Syrian Observatory for Human Rights, a UK-based monitor that confirmed the discovery of the mass grave.
Soon after Isis took the city, its fighters shot dead 25 soldiers in the ancient Roman theatre. It later released a video of the mass killing in which the killers appeared to be children or teenagers.
The Syrian and Russian governments have hailed their recapture of Palmyra, ending a 10-month ordeal that resulted in the destruction of some of the historic site’s most famed monuments.
The fall of the city to Isis in May 2015 attracted worldwide attention because it hosted some of the most well-preserved ruins of antiquity.
Isis destroyed the temples of Bel and Baalshamin and the Arch of Triumph, looting graves and using the amphitheatre to stage killings.
The defeat of Isis in Palmyra was a remarkable turn of fortune for the militant group. The territory it controls in both in Syria and Iraq has receded considerably under disparate offensives throughout the two collapsing nation states.
Fighting near Aleppo continued on Saturday close to the village of Tel al-Ais, which overlooks the main road connecting the city with Damascus, the Syrian Observatory said.
A fragile ceasefire has largely held for the past five weeks, but does not apply to territory held by Isis or the Nusra Front, an al-Qaida affiliate.
On Thursday, government jets carried out airstrikes outside Damascus that killed 33 civilians, the Syrian Observatory reported.
Turkish forces launched artillery strikes on Isis positions around the town of Azaz in northern Syria on Saturday, the Dogan news agency said. It was the the first time there had been reports of Turkey striking Isis in Syria since early March.
The report said the artillery strikes were carried out following air raids in the same region by the US-led coalition against Isis.
On Thursday at least 40 mostly foreign Isis members, including 18 child soldiers, were killed in raids on a village in Deir Ezzor province, the Syrian Observatory said. It was one of the highest tolls that Isis had suffered in a single strike since it emerged in Syria in 2013, the monitoring group said.
The jihadis have lost several high-ranking commanders in recent weeks, mainly to strikes by the US-led coalition.
On Wednesday, a drone strike near Raqqa killed Abu al-Haija, a Tunisian commander summoned by Isis leader Abu Bakr al-Baghdadi from Iraq.
Isis has since arrested 35 of its militants suspected of having revealed Haija’s location, according to the Syrian Observatory.

Iraqi special forces lead march on ISIL-controlled Heet

At least 15 troops killed in ISIL attacks, including eight after a convoy was struck by a suicide car-bomber.

 | al jazeera
Eight Iraqi soldiers were killed on Thursday after an ISIL suicide car bomber detonated near an army convoy advancing towards the town of Heet during an operation to oust the armed group, military sources told Al Jazeera. 
Iraqi special forces - backed by army troops and US-led coalition air strikes - moved on the town in western Anbar province that has been for months under the control of Islamic State of Iraq and the Levant (also known as ISIS).


Retaking Heet - strategically located on the Euphrates River near the Ain al-Asad air base, where several hundred US forces are training Iraqi troops - would push ISIL further west towards the Syrian border, cutting a connection to the northern town of Samarra while leaving Fallujah as the group's only stronghold near the capital, Baghdad.
Iraqi forces recaptured areas south and west of Heet on Thursday.
A senior officer from the special forces - the elite US-trained units that led the recapture of the key nearby city of Ramadi three months ago - told Reuters news agency his troops were 1km from the town centre, about 130km west of Baghdad.
Another officer, on a front line less than 3km from Heet, said the operation had begun early on Thursday and was progressing swiftly.
"There are some IEDs [improvised explosive devices] along the movement, but it's still good to go and we are moving," he said by phone.
Both officers spoke on condition of anonymity as is military policy.
In a separate attack, military sources told Al Jazeera at least seven Iraqi soldiers were killed and 14 others wounded in an ISIL assault on military units protecting the al-Habaniyah air base, northeast of Ramadi.


Baghdad has had success in pushing back ISIL fighters in recent months, and has pledged to retake the northern city of Mosul later this year, but progress has often been fitful.
In a statement announcing the Heet advance, the military called on civilians - thought to number in the tens of thousands - to move away from ISIL positions: "Those targets will be destroyed."
The armed group has regularly used civilians as human shields - a tactic aimed at slowing the movement of Iraqi forces and complicating air strikes essential to ground operations. 
Source: Al Jazeera and agencies

dw: 

Syria state media reports Palmyra retaken from 'Islamic State'

Regime forces backed by Russian airstrikes have taken full control of Palmyra after a three-week battle, state media report. A monitoring group says hundreds of extremists have been killed.

Haji Imam, a key figure overseeing ISIS finance, was killed in a raid earlier this month


American forces killed a top deputy for the militant group ISIS in a raid earlier this month, top U.S. officials revealed.
U.S. Secretary of Defense Ash Carter and Joint Chiefs Chairman Gen. Joe Dunford announced the killing of ISIS leader Haji Imam at a news conference Friday morning.
“We believe these actions have been successful and have done damage,” Carter said. “The momentum of this campaign is now clearly on our side.” He described Imam as the key figure overseeing financing of ISIS operations
The death comes as anti-ISIS forces are gaining traction in the Middle East, even as the group has successfully staged major terrorist attacks in Brussels and Paris in recent months. Secretary of State John Kerry said this weekthat ISIS efforts are “collapsing before their eyes.”


Beirut (ANTARA News) - Tentara Suriah merebut kembali citadel (benteng) kuno Palmyra yang menghadap reruntuhan kota kuno itu, Jumat, melalui sebuah ofensif yang dapat membuka koridor ke sebagian besar wilayah Suriah tengah bagis pasukan pemerintah.

Perebutan kembali Palmyra yang diduduki ISIS Mei tahun lalu itu menandai kemajuan besar bagi Presiden Bashar al-Assad sejak Rusia intervensi September tahun lalu dan segera mengubah arah pendulum konflik yang sudah berusia lima tahun ke pihak Assad.

Palmyra adalah situs untuk beberapa reruntuhan paling ekstensif dari kekaisaran Romawi kuno, namun kuil-kuil dan makam-makam kuno dihancurkan dengan dinamit oleh ISIS yang disebut PBB sebagai kejahatan perang.

Kota ini mengendalikan rute timur ke jatung wilayah yang dikuasai ISIS.

Serangan ke Palmyra ini dilancarkan dari udara dan serangkaian tembakan mortir, sedangkan ISIS membalas dengan dua bom mobil.  Pasukan Rusia ternyata tetap membantu Suriah dari udara, kendati Moskow sudah menyatakan akan menarik mundur pasukannya.

Saluran televisi Beirut Al-Mayadeen yang menyiarkan keadaan di Palmyra memperlihatkan sebuah jet terbang rendah untuk melancarkan tiga kali pemboman ke arah petempur ISIS yang mundur dari citadel Palmyra.

Observatorium HAM Suriah memastikan bahwa citadel itu telah direbut kembali, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik

usa today
Coalition forces killed a top Islamic State commander earlier this month, the Pentagon announced Friday, the latest blow to the terror group’s command structure in its Syrian stronghold.
Abd ar-Rahman Mustafa al-Qaduli, a senior religious leader for the terrorist group, was killed in Syria, said the official who was not authorized to speak publicly about the attack. Al-Qaduli went by the alias Haji Imam. The U.S. had a $7 million bounty on his head.
Defense Secretary Ashton Carter and Marine Gen. Joseph Dunford, chairman of theJoint Chiefs of Staff, are expected to announce the news this morning during a Pentagon press conference.
His demise comes on the heels of the death of Islamic State senior operative Omar al-Shishani, who was targeted in an airstrike earlier this month
The Pentagon has said Iraqi forces, backed by U.S.-led coalition airstrikes, have recaptured about 40% of the territory that had been held by the Islamic State in Iraq.
Syrian regime forces appeared on Wednesday night to be the verge of recapturing the ancient city of Palmyra from the Islamic State of Iraq and the Levant (Isil) after a long offensive that only added to the destruction in the 4,000-year-old city.
Supported by heavy Russian airstrikes and Hizbollah fighters, troops loyal to Bashar al-Assad pushed back jihadist forces and closed in on the outskirts of desert city.
Syrian troops said they were "within hours" of taking the entire city.
Palmyra fell to Isil in May 2015 and the world watched in horror as the jihadists executed civilians and began destroying some of the World Heritage site's most important ruins.
Isil fighters blew up part of the 2,000-year-old Arch of Triumph, the symbolic Roman entrance to the city, and dynamited the iconic temple of the Mesopotamian god Bel.
While archaeologists have yet to assess the scale of the damage firsthand, activists said the Syrian government offensive and Russian bombing had only exacerbated the destruction.
The Palmyra Coordination Committee (PCC), an opposition group that monitors the situation in the city, said: "Russia is destroying our city and civilization.
"Russian war planes, artillery and missiles have not stopped their random bombing of the city without differentiation between humans stones."
Even as some Russian military units began departing Syrian on the orders of Vladimir Putin, the Russian air force continued to launch around 25 strikes a day in support of Mr Assad's forces near Palmyra.
Recapturing the city would be a symbolic victory and the most visible symbol of Mr Assad's momentum on the battlefield.
But it would also give regime forces a major strategic foothold in central Syria and control of vast swathes of desert that extend south to the border with Iraq.
Losing Palmyra and the surrounding area could cut Isil's area of control by up to a quarter, according to an estimate by the Syrian Observatory for Human Rights, a UK-based monitor of the war.
The regime advance came as John Kerry, the US secretary of state, arrived in Moscow for meetings with Mr Putin and Sergei Lavrov, the Russian foreign minister.
US officials said the meetings would focus on "the brass tacks" of Mr Assad's future - a major sticking point at the Syrian peace talks underway in Geneva.
The Syrian opposition, backed by the West, argues Mr Assad must step down as part of a political transition to a new unity government in Damascus.
The Syrian regime has said it will not even discuss the possibility of Mr Assad's resignation.
Russia has strongly backed the Syrian regime but it remains unclear how devoted Mr Putin is to Mr Assad himself and whether Moscow would be prepared to sacrifice the Syrian leader in order to reach an agreement.
"The Secretary would like to now really hear where President Putin is in his thinking," a US official said.
Both the Syrian opposition and Staffan de Mistura, the UN envoy mediating the Geneva talks, said they hoped progress in Moscow would give new momentum to discussions in Switzerland.
Mr de Mistura said there was "a strong expectation that the talks in Moscow will be productive."
The opposition and regime negotiators have yet to meet face-to-face and Mr de Mistura has shuttled back and forth between the two sides in an effort to close the gaps.
The US and Russia will also discuss how to monitor a UN-brokered truce in Syria which came into force last month but has been violated by both rebels and the regime.
The truce does not cover Isil or other jihadist groups and both Russia and the US-led coalition have continued their bombing campaigns.
The truce has allowed humanitarian aid to reach several opposition towns which had previously been surrounded and starved by regime forces.
finally

The Syrian Armed Forces are inching closer to fully recapture the historic city of Palmyra amid massive retreat of ISIS militants. Having seized the strategic SyriaTel hilltop which overlooks the ancient castle of Palmyra yesterday, the government troops managed today to impose full control on the castle.
 Earlier this morning, the Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) launched a counteroffensive against the hotels compound located to the southwest of Palmyra. Committing to its usual tactics, the terror group initiated the assault with sending two VBIEDs. One of them has been destroyed before reaching its target by the Syrian Armed Forces; the other went off at the entrance of one of the compound’s hotels. 
Fierce clashes broke out thereafter, forcing the National Defense Forces to retreat from the area. Only a few hours later, the defiant Desert Hawks units blitzed the area, killing most of the jihadis, some of them suicide bombers with their explosive vest still put on. 
The hotels compound is an area located to the southeast of Palmyra where a few hotels have been built to host the tourists visiting the ancient city.


TEMPO.COJakarta - Pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden, mengatakan keinginan sekelompok orang mendirikan negara Islam akan berakhir dengan kegagalan. Pernyataan Osama itu dimuat dalam dokumen bertajuk “Liberating Humans Before Liberating States” yang dirilis intelijen Amerika Serikat, Selasa, 1 Maret 2016.  

Dokumen setebal 113 halaman tersebut memuat penjelasan Osama tentang kenapa dia memiliki keyakinan soal gagalnya pendirian negara Islam.  Sebaliknya, misi utama ISIS justru mendirikan negara Islam. 

Osama, seperti dikutip dari The Daily Beast, 2 Maret 2016, menegaskan penolakannya mendirikan negara Islam kepada para pengikutnya. Saat itu terjadi perdebatan di antara anggota al-Qaeda mengenai kapan saat yang tepat untuk menguasai wilayah dan membuat pemerintahan berdasarkan peraturan agamanya. 


Osama menyebutkan keinginan menyerang para murtad dan membentuk kekhalifahan sebagai nafsu orang-orang muda yang tidak paham bahwa mendirikan sebuah negara perlu biaya dan berpeluang hancur. 

Sikap Osama menimbulkan kebingungan para pengikutnya. "Kami mendengar dari beberapa pemimpin bahwa mereka mengklaim akan mendirikan negara merdeka dan tidak terikat dengan al-Qaeda dan Pemimpin, yang membuat saudara-saudara itu semakin bingung," kata Abu al Abbas, seorang milisi al-Qaeda, pada selembar surat tanpa tanggal. 

Osama tetap berfokus pada tujuan utamanya. Ia berusaha menekan negara-negara Barat untuk menarik dukungan dari negara-negara yang ditudingnya murtad, seperti Israel, Arab Saudi, Yaman, Qatar, dan Mesir. Dengan begitu, negara-negara murtad itu akan hancur. Hanya dengan situasi seperti itu dapat didirikan sebuah kekhalifahan.


Itu sebabnya, Osama mendorong semua pengikutnya menyerang Barat. "Kita perlu memperluas dan membangun operasi di Amerika dan tidak membatasi penghancuran pesawat-pesawat," Osama menegaskan dalam suratnya kepada pemimpin al-Qaeda di Yaman, Nasir al-Wuhayshi. Namun, dalam dokumen itu, Osama tidak menjelaskan cara menyerang Amerika. 

Osama dikenal dunia setelah menyatakan al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001. Ia tewas dalam operasi militer Amerika di Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011. 

THE DAILY BEAST | MARIA RITA















































































































































Chris Ison—AP Wire/Press Association Images

time.com: The group is seen as a greater threat than ISIS

Jemaah Islamiyah, Indonesia’s homegrown Islamist extremist group, is quietly re-establishing itself in the country after more than a decade of apparent dormancy, officials and former extremists told Reuters.
Since last month, when supporters of the Islamic State of Iraq and Greater Syria (ISIS) launched an attack with guns and bombs at a bustling Jakarta intersection, attention has returned to the jihadist threat in Indonesia, the world’s largest Muslim country. JI was for many years the face of extremism in the nation, responsible for a series of bombings in the early 2000s that killed hundreds and prompted a crackdown that successfully jailed many of the group’s leaders.
Today, however, the group is rebounding. One analyst in Jakarta told Reuters that JI has about 2,000 active members — roughly where it was prior to the crackdown. Former members of the group, which historically had ties with al-Qaeda, corroborated this.
“JI is currently in preparation level,” Nasir Abbas, a former JI member, told Reuters. “They have not done any operations but they are recruiting people, strengthening their knowledge, education, network and finances. I would not underestimate them.”
The group is reportedly sending members to Syria for “humanitarian support,” but Abu Rusydan, JI’s current leader, said that it is focused on Indonesia.
Though supporters of ISIS claimed responsibility in last month’s attack in Jakarta, which left eight dead including four perpetrators, police say that JI poses a more significant threat to Indonesia given its longer legacy of training and organization.
Security officials say that monitoring the group’s activities has proved difficult, as many of its most important personnel are currently operating from underground.
Jakarta - Tim Densus 88 menangkap 5 orang terduga teroris di Malang, Jawa Timur. Kelima orang tersebut diduga ada kaitannya dengan jaringan Santoso. 

"(Teroris) di Malang ada terkait Santoso juga. Di Palu kan melakukan penembakan juga, di Malang melakukan penambakan juga terhadap polisi," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2016).

Namun, Anton belum dapat menjelaskan dugaan keterlibatan kelompok tersebut terhadap Santoso. Yang pasti, kata dia, kaitan utama adalah tentang kemampuan menembak.

"(Kaitannya) Ya nembak, nah masalah pelatihan apakah bareng atau tidak kita masih didalami. Apakah masuk dalam kelompok yang ada pelatihan di Aceh atau tidak," kata Anton.

Selain terkait Santoso, Anton menegaskan jaringan ini juga ada hubungannya dengan bom Thamrin. Namun apa peran mereka, saat ini juga masih dalam pendalaman.

"Justru sedang didalami perannya masing-masing itu apa. Tapi yang jelas mereka mengetahui bom Thamrin," katanya. 

Anton mengatakan, dalam penggerebekan di Malang pada Jumat (20/2) lalu itu, ada banyak barang bukti yang disita seperti buku-buku dan senjata airsoftgun.

"Ada yang diduga bahan-bahab peledak, tetapi setelah kita teliti itu bukan," tuturnya. 
(kff/aan)
Jakarta detik- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, salah satu senjata yang ditemukan dalam penggerebekan teroris di Kampung Penatoi, Bima, NTB, merupakan milik kepolisian. Senjata itu milik mantan Kapolsek Ambalawi AKP (Anm) Abdul Salam.

"Tadi ditemukan senjata anggota Polri, Kapolsek Ambalawi yang ditembak, kemudian senjatanya diambil. Inilah orang yang menembaknya," kata Badrodin di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2016).


Abdul gugur dalam tugas pada tahun 2014 lalu di Bima. Para anggota teroris disebut terlibat penembakan polisi saat patroli di Poso beberapa saat lalu.

"Kelompok ini juga terlibat penembakan di Poso yang lalu," ujarnya. 

Dalam penggerebekan teroris pagi tadi, satu anggota Polri terluka di bagian lengan tangan. Sementara 1 orang terduga teroris bernama Fajar tewas.

"Kemudian 2 orang pelaku kami tangkap," ujar Badrodin. 
(khf/fdn)
POSO. The Poso Police’s bomb squad detonated a bomb found in a black backpack that had been placed in front of a house in Poso, Central Sulawesi, on Monday. The incident came amid the intensification of the hunt for Indonesia's terror fugitive Santoso, suspected to be hiding out in the area.
Local people told thejakartapost.com that a silver Toyota Avanza car stopped in front of the house of M. Rundubelo in Kawua subdistrict, Poso, at around 10:30 a.m., on Sunday. At the same time, another car, an L-300, also stopped near the location.
"Suddenly, a passenger got out of the L-300 and put a bag on the side of the road. He then moved into the Avanza and left," Kawua resident Nova Riatimogi told thejakartapost.com on Sunday.
Another resident named Sugeng Rundubelo said that he saw two people get out of the L-300 car, one of them wearing a white cap and the other one wearing a white undershirt.
A few hours later, Poso Police's bomb squad arrived to handle the possible bomb.
The police have yet to deliver a statement on the incident.

The National Police and the Indonesian Military (TNI) are hunting Santoso, alias Abu Wardah, the country's most wanted terrorist, in the forested areas around Poso. Santoso and his 45 followers of the East Indonesia Mujahidin terrorist group are believed to be hiding in the forests where they hold military training camps and arrange attacks against the police. (Ruslan Sangadji)

TEMPO.COJakarta - Setelah aktif di dunia maya, Muhammad Bahrun Naim, terduga otak teror bom Thamrin, mem-posting ulasan serangan yang berjudul “Nasehat untuk Penonton”. “Serangan tersebut adalah bentuk qishash (pembalasan) terhadap serangan pasukan salibis terhadap kaum muslimin di Indonesia,” tulis akun Bahrun Naim, Senin, 18 Januari 2016.

Tulisan tersebut dikutip Tempo pada Selasa, 19 Januari 2016, di blog pribadinya,www.bahrunnaim.site. Dalam serangan teror Thamrin, kata dia, Junud Daulah Islam di Indonesia sengaja menargetkan aparat kepolisian dan warga asing yang berada di Indonesia.

BACA: Sempat Diblokir, Blog Milik Bahrun Naim Aktif Lagi

Menurut dia, pembalasan itu dilakukan lantaran banyak muslimin di Indonesia yang terbunuh. Dia memperkirakan jumlahnya sekitar 200 jiwa. Dia berujar, mereka dibunuh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, yang ia sebut sebagai Densus Yesus.

Mengenai teror Thamrin, Bahrun juga menulis bahwa telah memberi peringatan melalui terduga Santoso alias Abu Wardah. “Meninggalnya beberapa orang dalam serangan tersebut memberikan catatan kepada kita semua bahwa serangan Junud Daulah Islam adalah sesuatu yang telah diserukan.”

BACA: Polisi Selidiki Keaslian Suara Bahrun Naim di Sound Cloud

Dalam tulisan itu, Bahrun pun memperingatkan masyarakat agar menghindari perbuatan kufur, syirik, dan maksiat. Bahkan dia mengajak masyarakat membenci pemerintah, kepolisian, dan setiap langkah yang memerangi Islam.

“Membenci setiap langkah mereka (pemerintah) yang bersekutu dengan asing dan kapitalis,” tulisnya. Selain itu, ada sejumlah peringatan lain kepada masyarakat.

Di akhir tulisan, Bahrun menyatakan peringatan tersebut bukan sekadar ejekan, cemoohan, dan tontonan. “Takutlah terhadap setiap ucapan dan perbuatan yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Sungguh anak-anak yatim dan orang-orang yang terzalimi teramat dekat kedudukannya di akhirat bersama Allah dan Rasul-Nya.”

BACA: Jibriel: Bahrun Naim Lebih Suka Meretas Ketimbang Menyerang

Hanya belum ada sikap resmi dari pihak pemerintah ataupun kepolisian terkait dengan posting-an Bahrun tersebut. Sampai berita ini ditulis, blog tersebut masih bisa diakses khalayak setelah sempat diblokir beberapa hari. Diduga, Bahrun membobol blokiran pemerintah, mengingat dia adalah ahli informatika dan telekomunikasi serta memiliki tim peretas.

AVIT HIDAYAT


Jakarta detik - Tim Densus 88 Antiteror menangkap enam anggota teroris kelompok Santoso. Salah satu di antara yang ditangkap itu pernah menyembunyikan Santoso.

"AP, 38 tahun, pendukung logistik dan pernah sembunyikan Santoso di rumahnya," kata Kabag Penum Polri Kombes Suharsono dalam keterangannya, Jumat (1/1/2016).

Sedangkan lima orang lainnya masing-masing adalah DRK (25), SB (30), R alias A (19), S alias T (40), dan SP alias L (28). "Keenam orang itu ditangkap di daerah Poso, Malino dan Ampana. Saat ini masih dilakukan pendalaman dan pengembangan," ujar dia.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya mengatakan, 6 orang berjenis kelamin pria itu ditangkap petugas pada Kamis (31/12/2015) kemarin.

"Dia yang mengkooradinasi di bawah, yang mengatur ada anggota bergabung, ada informasi-informasi penting, gerakan-gerakan penting, itu dia yang mengatur semua," ujar Kapolri. 
(idh/bag)
Bisnis.com, MAKASSAR - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mempersilakan teroris yang paling diburu saat ini, Santoso, untuk meledakkan Polda Metro Jaya.
Hal itu diungkapkannya terkait dengan video propaganda yang tersebar di media sosial.
"Silakan kalau mau meledakkan (Polda Metro Jaya) dan kita sudah antisipasi itu, silakan datang," tegasnya saat membuka Rakorda Pilkada Serentak 2015 Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar, Selasa (24/11/2015).
Sebuah video berisi rekaman suara berdurasi 9 menit 34 detik yang disebut sebagai pemimpin Jamaah Indonesia Timur Santoso alias Abu Warda mengancam akan meledakkan Polda Metro Jaya dan Istana Merdeka beredar luas di media sosial.
Pada video itu tercantum tulisan 'Seruan Sang Komandan, Abu Wardah Asy-Syarqi'. Pada video terlihat kibaran bendera ISIS di bagian kiri gambar dan sosok seorang pria yang diduga komandan kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah.
"Saat ini anggota sudah memburunya. Doakan saja, semoga Santoso dan jaringannya ini bisa ditemukan segera," kata Kapolri.
Dia juga meminta masyarakat tidak terpengaruh atas video tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir video propaganda tersebut di media sosial.

BNPT juga berkoordinasi dengan Subdirektorat Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri untuk menindaklanjuti adanya video yang beredar luas tersebut.

Jakarta detik- Sejumlah WNI dilaporkan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pengamat terorisme Sidney Jones mengingatkan pemerintah Indonesia agar mewaspadai kemungkinan jaringan terorisme akan lebih kuat sekembalinya WNI itu ke Tanah Air.

"Begitu banyak orang sekarang ini bergabung dengan ISIS. Bahwa Indonesia harus siap, bahwa mereka harus siap, kami harus siap bahwa lambat laun mereka akan kembali," ujar Sidney di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

"Jika mereka kembali bahwa sel-sel jihadis di Indonesia jadi lebih profesional," imbuh Direktur Institute for Policy and Analysis Conflict (IPAC) ini.

Menurut dia, Polri telah melakukan upaya penindakan terhadap jaringanterorisme karena mereka belum benar-benar terlatih sejak tahun 2009.

"Karena sejak 2009 polisi di Indonesia begitu hebat karena mereka (jaringan teroris) belum kompeten tapi bisa jadi jauh lebih profesional kalau ada yang sudah berlatih dan ikut bertempur di Suriah," ujarnya.

Terkait serangan di Paris pada Jumat 13 November, Sidney menilai jaringan terorisme di Indonesia belum bisa meniru kejadian seperti di Paris. "Saya kira sekarang ini mereka tidak punya kapasitas untuk melakukan serangan seperti di Paris. Tapi bahwa mereka ada keinginan, kemungkinan iya," kata warga Australia ini. 
(aan/nrl)

Moskow detik -
Pemerintah Mesir menahan dua karyawan bandara Sharm al-Sheikh terkait jatuhnya pesawat Metrojet Rusia pada tanggal 31 Oktober 2015. Mereka diduga kuat memasukkan bom dalam pesawat nahas itu.
"Sebanyak 17 orang ditahan dan dua dari mereka terbukti telah membantu memasukan bom ke dalam pesawat di bandara Sharm al-Sheikh," ujar salah satu pejabat yang tak disebutkan namanya seperti dilansir Reuters, Selasa (17/11/2015).
Sedangkan Kepala keamanan federasi Rusia (FSB) Alexander Bortnikov mengatakan pihaknya menyimpulkan bom rakitan yang mengandung sekitar 1 kg (2 lbs) dari TNT telah meledakkan pesawat Metrojet. 
"Kami tegaskan itu aksi teroris!" kata Bortnikov
Sebelumnya, FSB mengatakan akan memberikan imbalan sebesar US$ 50 juta atau sekitar Rp 687 miliar bagi yang bisa memberikan informasi. Informasi mengenai pelaku teroris di balik jatuhnya pesawat yang menewaskan 224 penumpang.
FSB juga meminta agar pelaku bisa teridentifikasi dengan segera. Agar secepatnya bisa tertangkap.
"Kami akan memberikan hadiah sebesar US$ 50 juta bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi dan menangkap pelaku," kata FSB dalam situs resminya.
Pesawat jenis Airbus A-321 milik maskapai Rusia, Metrojet atau yang memiliki nama resmi Kogalymavia, jatuh selang 23 menit setelah lepas landas dari Bandara Sharm el-Sheikh, Mesir menuju St Petersburg Rusia pada 31 Oktober 2015 lalu.

(yds/nwk)
Kabar24.com, SIDOARDJO -- Menanggapi teror bom di Bali, aparat pertahanan dan keamanan di tanah air diminta melakukan patroli bersama.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginstruksikan prajuritnya untuk melaksanakan patroli bersama anggota Polri di berbagai daerah guna memberi jaminan keamanan bagi masyarakat di seluruh wilayah.
"Tingkatkan koordinasi dan intens lakukan patroli dengan rekan-rekan Polri di seluruh daerah, khususnyA wilayah yang patut digelar patroli," ujarnya di hadapan wartawan usai menyaksikan laga grup C Piala JenderaL Sudirman di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (15/11/2015).
Peningkatan keamanan tersebut, kata dia, sebagai wujud antisipasi dan pencegahan menanggapi serangan bom di Paris oleh kelompok tertentu beberapa hari lalu.
"Jangan sampai terjadi hal-hal tak diinginkan di wilayah keamanan hukum di Indonesia," ucap mantan Pangdam V Brawijaya tersebut.
Tidak itu saja, orang nomor satu di tubuh TNI tersebut juga meminta anggotanya mengadakan pengamatan dan selanjutnya menginformasikan sesuatu yang dianggap janggal demi mewujudkan keamanan maupun ketertiban.
"Tugas TNI dan Polri adalah menciptakan keamanan di seluruh wilayah Tanah Air, serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya didampingi KSAD Jenderal TNI Mulyono.
Sebelumnya, terjadi serangan bersenjata di gedung konser Bataclan di Paris Perancis, Jumat (13/11), yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Pada hari yang sama juga terjadi ledakan bom di dekat stadion Stade de France yang sedang menggelar pertandingan antara tim nasional Prancis melawan Jerman dan dilaporkan lima orang tewas pada ledakan tersebut.
Suara ledakan terdengar sampai ke Stade de France, arena yang berlokasi di pinggiran selatan Saint-Denis.
Seorang saksi mata mengatakan, ledakan tersebut melemparkan orang keluar restoran cepat saji McDonald's yang berseberangan dengan stadion.
Pertandingan sepak bola tersebut berlangsung sampai selesai, tapi kepanikan segera menjalar setelah beredarnya kabar soal serangan teroris tersebut.
YOGYAKARTA ID-Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menilai penyebaran paham terorisme oleh para ekstrimis di Indonesia saat ini lebih banyak menyasar komunitas mahasiswa.

"Ancaman terorisme betul-betul nyata. Kini penyebaran paham terorisme lebih banyak menyasar komunitas-komunitas mahasiswa," kata Imam Nahrawi usai acara Gelar Budaya Nusantara yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Lapangan Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat malam.

Menurut Nahrawi, lingkungan kampus merupakan objek yang paling mudah menerima isme-isme atau paham transnasional seperti terorisme.

Oleh sebab itu, kata dia, dibutuhkan upaya antisipasi oleh berbagai pihak. Kemenpora bersama BNPT, menurut dia, sebelumnya telah meningkatkan sosialisasi kepada kalangan mahasiswa mengenai bahaya radikalisme dan terorisme.

"Oleh sebab itu semakin banyak kita melakukan sosialisasi dan antisipasi dari awal merupakan solusi cepat memerangi terorisme," kata dia.

Ia mengatakan, penjajahan yang menyerang tanah air saat ini bukan lagi menggunakan senjata. Penjajahan yang dapat berwujud penyebaran radikalisme lebih banyak menyerang kekuatan budaya, tradisi, serta ilmu pengetahuan.

"Penjajahan itu menggiring generasi muda untuk membangkang kepada negara," kata dia.

Selain itu, Nahrawi mengatakan kalangan mahasiswa atau pemuda secara umum juga perlu didorong menumbuhkan rasa cinta tanah air. "Perlu diingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang patut dibanggakan dan kaya raya," kata dia.

Para pemuda, lanjut Nahrawi, juga perlu terus didorong untuk tidak berhenti meningkatkan kreatifitas, sebab dalam diri mereka sesungguhnya terdapat potensi yang luar biasa.

Gelar Budaya Nusantara yang merupakan penutup rangkaian acara BNPT di Yogyakarta itu dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta. Selain menyajikan tarian kolosal juga menghadirkan artis kenamaan Armand Maulana dan Charlie van Houten.(ant/hrb)


TEMPO.CO, Islamabad - Pada peringatan 14 tahun serangan 11 September di Amerika Serikat, pemimpin Al-Qaeda telah membidik musuhnya dalam sebuah pidato penuh kemarahan, tapi kali ini bukan Amerika. Sasaran kemarahan kelompok ekstremis itu adalah kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Perang tersebut adalah peperangan yang "tak terdamaikan".

Dikutip dari ABC News, Kamis, 10 September 2015, Ayman al-Zawahiri, dokter asal Mesir yang menggantikan peran Osama bin Laden di Al-Qaeda empat tahun lalu, dalam sebuah pesan audio terbarunya menuduh pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, telah menghasut dengan mengatakan bahwa ia dan kelompoknya, Al-Qaeda, bukanlah pemimpin semua umat Islam. Ayman juga menyebut ISIS telah merendahkan Al-Qaeda. Dia menanggapi pernyataan Al-Baghdadi yang disampaikan 14 bulan lalu di sebuah masjid Mosul.

Dalam rekaman itu, Al-Zawahiri juga mengeluh bahwa Baghdadi telah mengabaikan muslim yang menderita di Gaza dan di Pakistan. "Kami lebih suka merespons sesedikit mungkin, tapi keluar dari tindakan untuk memadamkan api penghasutan," kata Zawahiri. "Namun Abu Bakr al-Baghdadi tidak memberikan kami pilihan. Dia telah menuntut bahwa semua mujahidin harus membatalkan dan menolak janji kepada kepatuhan (Al-Qaeda) dan membuat mereka berjanji untuk apa yang mereka klaim sebagai kekhalifahan."

Perbedaan yang semakin meruncing dari kedua kelompok ekstremis itu mendapat perhatian pengamat. "Ini cukup menarik," ujar mantan Direktur Pusat Kontra-Terorisme Nasional Matthew Olsen. “Zawahiri sampai sekarang belum bersedia secara terbuka mengutuk Baghdadi dan ISIS. Ini menyoroti seberapa dalam perbedaan antara kepemimpinan Al-Qaeda dan ISIS.”

Menurut dia, dengan situasi terbaru ini, Amerika seharusnya bisa mengeksploitasi kedua kelompok. AS bisa menggunakan informasi palsu untuk membuat ancaman terhadap milisi kedua kelompok satu sama lain dan mendesain pertempuran.

ISIS, sebelumnya cabang Al-Qaeda di Irak, memisahkan diri dua tahun lalu.

ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA
TEMPO.COMalang - Sutiaji, Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur, mengungkap informasi adanya sebuah kampus di kota itu yang menjadi area bebas Tuhan. Sutiaji enggan menyebutkan kampus tersebut dan hanya menekankan perlunya pengawasan yang melibatkan unsur tokoh masyarakat dan agama setempat.

Sutiaji mengungkap itu dalam rapat koordinasi penanganan perkara tindak pidana terorisme di Balai Kota Malang, Selasa 25 Agustus 2015. Rapat koordinasi digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama unsur Pengadilan, Kepolisian, Kejaksaan, dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).

Menurut Sutiaji, Kota Malang dan sekitarnya menjadi perhatian dalam penanggulangan terorisme lantaran menjadi tempat persembunyian pelaku terorisme mulai Azhari, Noordin M Top dan pelaku teror yang tergabung dalam Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Terakhir terjadi bentrok narapidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru," ujarnya.

Kelompok ekstrem kiri dan ekstrem kanan, katanya, tumbuh di Malang, termasuk yang diungkapnya tentang aea bebas Tuhan itu. Namun Sutiaji enggan menyebutkan identitas kampus tersebut. "Untuk itu dilakukan pengawasan melibatkan unsur tokoh masyarakat dan agama setempat," katanya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Inspektur Jenderal Arif Darmawan, menerangkan, rapat koordinasi digelar untuk tujuan menyusun formula yang efektif dalam memberantas pelaku tindak pidana terorisme. Selain koordinasi, juga digelar pelatihan untuk penanggulangan terorisme dengan ancaman senjata kimia, biologi, radiologi dan nuklir.

Pelatihan dilakukan di dalam dan luar ruangan dan Kota Malang dianggap memiliki kesatuan tugas yang lengkap dalam latihan pemberantasan terorisme itu. Latihan luar ruangan rencananya diselenggarakan di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Rabu 26 Agustus 2015.

Selain di Kota Malang, koordinasi berlangsung di lima kota lainnya meliputi Pekanbaru, Samarinda, Pontianak, Padang, dan Jakarta. 
  
EKO WIDIANTO

Solo - Tiga tersangka kasus teror yang ditangkap di Solo adalah disebut sebagai pembuat bom rakitan handal. Mereka bisa merakit bom dengan daya ledak tinggi.

Dari penangkapan terhadap tiga tersangka dan penggeledahan di empat di Solo dan Karanganyar, polisi mengaku menemukan sejumlah bahan kimia yang akan dimodifikasi untuk rakitan. Selain itu juga ditemukan beberapa handphone yang telah disiapkan untuk alat kendali jarak jauh, kertas tutorial perakitan bom, bendera simbol ISIS, serta sebuah kaos.

"Dari temuan lapangan dan pengakuan menunjukkan mereka telah melakukan pengembangan secara signifikan dalam perakitan bom," ujar ahli bom Mabes Polri, AKBP Sunandi kepada wartawan di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (14/8/2015).

Adapun komponen-komponen yang ditemukan polisi saat dilakukan penggeledahan, lanjut Sunandi, memang masih terpisah-pisah. Namun karena rangkaian switcher sudah jadi maka hanya butuh waktu satu jam untuk merangkai semua dan tak butuh waktu satu jam untuk menjadi rangkaian sempurna siap meledak.

"Dari pengakuan mereka akan menyerang Polsek Pasarkliwon, tempat ibadah, anggota (Polri). Caranya rangkaian bom akan diletakkan di Polsek atau gereja yang ditarget lalu ditinggal," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi telah menangkap tiga pemuda Solo, yaitu Ibadurahman, Yuskarman dan Giyanto. Mereka disebut hendak menyerang kantor polisi dan anggota Polri, tempat ibadah Nasrani dan Khonghucu, dan akan mengacaukan peringatan Kemerdekaan RI. 
(mbr/rul)

 MAKASSAR koran tempo - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengatakan Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri sedang mendalami jaringan Ustad Muhammad Basri terduga pengikut kelompok Islamic State of Iraq and al-Sham ISIS di Makassar Pemimpin Pondok Pesantren Tanfizul Al-Quran Makassar itu ditangkap setelah membeli sayur kemarin Untuk saat ini pemeriksaan masih dilakukan di Makassar Tapi tim Densus tidak menyebutkan lokasi pemeriksaan kata Anton kepada Tempo kemarin Anton.
 Jakarta detik - Datasemen Khusus 88/Antiteror melakukan penggeledahan di rumah Daeng Koro, pentolan teroris Poso yang tewas dalam baku tembak beberapa pekan lalu. Aparat menemukan sejumlah barang bukti, salah satunya adalah baju dan bendera berkalimat Tauhid yang digunakan teroris ISIS.

Penggeledahan dilakukan pada Rabu (22/4/2015) sekitar pukul 12.30 WITA. Tim Densus 88 dibantu Brimob Polda Sulawesi Tengah dan Polres Morowali menyisir rumah yang ditempati istri Daeng Koro, Nurjanah, yang berada di dalam Pondok Pesantren Darul Anshor, Dusun IV Desa Panca Makmur, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali.

Penggeledahan juga dilakukan di beberapa ruangan dan rumah yang ada di dalam pondok pesantren. Ini dikarenakan didapai bendera berlambang kalimat tauhid yang digunakan kelompok teroris ISIS, terpasang di ruang kelas belajar ponpes.

Saat menggeledah ruang lainnya, penyidik menemukan seorang yang terbaring lumpuh. Pria tersebut diketahui bernama Lukmanul Hakim. Dia diuga terluka saat mengikuti pelatihan militer (tadrib) bersama Daeng Koro dan Santoso.

"Di rumah yang ditempati LNH ini petugas menyita beberapa barang bukti dan dokumen penting," kata salah seorang perwira di Densus 88, Jumat (24/4/2015).

Penggeledahan pun berlanjut ke rumah mertua Daeng Koro, Napisa. Namun di lokasi yang terletak tidak jauh dari lokasi pesantren tersebut, polisi tidak menemukan bukti terkait Daeng Koro.
Aparat menyita beberapa barang bukti dari penggeledahan tersebut, antara lain 1 buah kompas, 1 pisau badik, 1 pasang pelindung lutut, 2 lembar bendera hitam dengan kalimat tauhid (lambang ISIS), 1 masker hitam, dan sebuah jas hujan hijau.

Sementara itu, Ketua Komnas HAM RI perwakilan Sulawesi Tengah Dedi Askary meminta negara mengambil langkah penting terkait nasib istri dan tiga anak Daeng Koro pasca tewasnya otak teror Poso.
 "Terhadap istri almarhum Daeng Koro, mengingat yang bersangkutan dalam kondisi hamil delapan bulan, haruslah ada kebijakan khusus, semisal membantu yang bersangkutan menjalani kehidupannya menyongsong momentum lahirnya sang bayi hingga pembiayaan penghidupan sang ibu dan anak," kata Dedi dalam keterangan pers yang diterima detikcom.

Berbarengan dengan langkah dan intervensi kepada istri Daeng Koro, tidak kalah penting upaya dan langkah-langkah yang dipandang penting dan strategis terhadap ketiga anak yang masih di bawah umur, apalagi dalam foto yang dilansir Polda Sulteng mereka terlihat tengah menenteng senjata.

"Publik dibuat shok, betapa tidak anak seusia itu telah dididik memanggul senjata, tentunya keadaan tersebut memunculkan berbagai tanya, bagaimana nasib dan arah kehidupan ketiga anak almarhum di kemudian hari," kata Dedi.

JAKARTA -Istri Daeng Koro memastikan bahwa jenazah terduga teroris yang tewas ditembak Densus 88 adalah suaminya. Daeng Koro tewas usai baku tembak di Pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.  Nama asli Daeng Koro adalah Sabar Subagio.
"Istri Daeng Koro sudah dipertemukan dengan jenazah Daeng Koro, dan yang bersangkutan meyakini bahwa itu adalah suaminya," jelas Kombes Pol Rikwanto Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Mabes Polri, saat dikonfirmasi, Minggu (5/4/2015).
Daeng Koro adalah anggota TNI yang dipecat, terakhir bertugas di Sulawesi Selatan. Daeng Koro juga beberapa kali melakukan pelatihan perang yang diikuti sejumlah pemuda.
Gembong teroris Sulawesi Tengah itu tewas saat baku tembak antara kelompok teroris dan aparat polisi di Kabupaten Parigi Moutong, Jumat 3 April 2015.
Daeng Koro dipercaya sebagai orang nomor dua setelah Santoso yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang beranggotakan 20 hingga 30 orang. Daeng Koro dan sejumlah rekannya telah ditetapkan oleh polisi ke dalam daftar pencarian orang (DPO) karena terkait serangkaian kasus kekerasan di Sulawesi Tengah.(ful)
(uky)


Liputan6.com, Palu - Jenazah terduga teroris yang tewas saat baku tembak dengan tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Brimob di Kabupaten Parigi Moutong yang berbatasan dengan Poso, dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda di Palu, Sulawesi Tengah. Dengan kawalan ketat satu regu Brimob bersenjata lengkap, ambulans akhirnya tiba malam tadi pukul 21.50 Wita.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Aziz mengatakan, jenazah tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara guna menjalani proses autopsi.

"Sesuai protap yang ada jenazah harus diautopsi. Setelah ada hasilnya, baru kita cocokkan dengan sipil bersenjata yang telah ditetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang atau DPO)," kata Idham yang dihubungi dari Palu saat berada di Polres Parigi Moutong, Sabtu (4/4/2015) dini hari.

Terduga teroris tewas dalam baku tembak di pegunungan Salumpangi, Desa Sakinah Jaya, Kecamatan Parigi Utara itu diperkirakan pria berinisial MK alias BK yang telah ditetapkan sebagai DPO kasus terorisme Poso. Dugaan itu diperkuat berdasarkan foto wajah BK yang terpampang dalam poster DPO Polda Sulteng sama dengan jenazah sipil bersenjata tersebut.

"Untuk pembenarannya tunggu hasil autopsi dulu. Yang pasti satu orang yang tewas itu merupakan kelompok dari Santoso dan Daeng Koro," tandas Idham.

Sebelumnya, tim gabungan Densus 88 dan Brimob terlibat baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata yang berjumlah 12 orang di pegunungan Salumpangi, Desa Sakinah Jaya, Kecamatan Parigi Utara, sekitar pukul 16.00 Wita.

Dalam baku tembak kurang lebih satu jam itu, satu anggota sipil bersenjata tewas setelah terkena tembakan di bagian dada. Hingga berita ini diturunkan, penyisiran Densus dan Brimob dihentikan. Penyisiran lanjutan akan digelar kembali pada Sabtu pagi nanti.
Adapun usai baku tembak dengan terduga teroris, barang bukti yang ditemukan berupa dua pucuk senjata api jenis rakitan dan organik M-16. Selain itu ditemukan ratusan selongsong amunisi dan serpihan bahan peledak. (Ans)

Kabar24.com, SANAA/ADEN – Serangan bom bunuh diri terhadap dua masjid terjadi di Ibu Kota Yaman, Sanaa, saat jamaah sedang melaksanakan shalat Jumat.
Akibat serangan yang diakui kelompok Negara Islam (ISIS) itu 137 jamaah meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Serangan terhadap masjid yang digunakan oleh pendukung pejuang Syiah Houthi , yang menguasai kota itu, merupakan aksi yang paling mematikan dalam tahun-panjang kekerasan di negara tersebut.
Seperti diketahui, Washington telah melancarkan serangan pesawat tanpa awak atau drone terhadap cabang markas lokal kelompok militan al Qaeda.
Kerusuhan sektarian merebak di kawasan ini dalam beberapa bulan terakhir setelah para pejuang Syiah yang didukung Iran menguasai wilayah ibu kota Yaman.
Empat pembom mengenakan sabuk berpeledak menjadikan jamaah yang berada di dalam masjid sebagai target. Kantor berita pemerintah, Saba, yang dikendalikan oleh kelompok Syiah Houthi, menyebutkan korban tewas mencapai 137 orang, korban luka 357 orang.
Rumah sakit kewalahan, dan meminta warga menjadi donor darah untuk membantu mengobati sejumlah besar korban.
Seorang wartawan Reuters di masjid Badr menghitung setidaknya 25 mayat berdarah tergeletak di jalan dan di dalam gedung. Satu orang membawa anak dalam pelukannya.
Milisi Negara Islam yang mengontrol sejumlah bagian Suriah dan Irak dan telah merekrut pengikut dari negara-negara lain menganggap Syi'ah sebagai kelompok sesat.
Milisi ISIL dan Al Qaeda kini bersatu melawan Huthi di Yaman, memberi mereka musuh bersama yakni rezim pemerintah dukungan AS, dalam konflik multi-sisi yang kompleks di negara termiskin di dunia Arab ini.
"Biarkan Houthi musyrik mengetahui bahwa tentara dari Negara Islam tidak akan beristirahat dan tidak akan tinggal diam sampai mereka terbasmi habis-habisan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pendukungnya di Twitter.
"Insya Allah, operasi ini hanya bagian dari banjir yang akan datang," ancam pesan tersebut lebih jauh.
Di antara korban tewas adalah Almortada al-Mahatwary, tokoh terkemuka Syiah Zaidi di Yaman Syiah, demikian dikabarkan saluran televisi al- Masirah yang dikendalikan kelompok Syiah Houthi.
Masjid Badr diledakkan oleh dua pembom bunuh dirinya dan dua lainnya menyerang sebuah masjid kedua.
Seorang pembom kelima tewas ketika mencoba menyerang sebuah masjid di provinsi Saada, wilayah di utara ibu kota yang juga dikuasai kubu Houthi. Peledak yang dikenakan pelaku meledak terlalu cepat, ujar seorang sumber keamanan kepada Reuters.
"Saya akan berdoa di masjid (Badr) saat saya mendengar ledakan pertama, dan sedetik kemudian saya mendengar ledakan lainnya," kata seorang saksi mata.
Tayangan televisi menunjukkan sejumlah pemuda berpakaian tradisional Yaman mengangkut tubuh-tubuh tak bernyawa, beberapa masih menetes darahkan, keluar dari masjid.
Di Washington, Gedung Putih mengutuk pemboman dan namun mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi apakah penyerang itu benar-benar berafiliasi dengan milisi Negara Islam.
Kabar24.com, SANAA/ADEN – Serangan bom bunuh diri terhadap dua masjid terjadi di Ibu Kota Yaman, Sanaa, saat jamaah sedang melaksanakan shalat Jumat.
Akibat serangan kembar yang diakui kelompok Negara Islam (ISIS) itu 137 jamaah meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Serangan terhadap masjid yang digunakan oleh pendukung pejuang Syiah Houthi , yang menguasai kota itu, merupakan aksi yang paling mematikan dalam tahun-panjang kekerasan di negara tersebut.
Seperti diketahui, Washington telah melancarkan serangan pesawat tanpa awak atau drone terhadap cabang markas lokal kelompok militan al Qaeda.
Kerusuhan sektarian merebak di kawasan ini dalam beberapa bulan terakhir setelah para pejuang Syiah yang didukung Iran menguasai wilayah ibu kota Yaman.
Empat pembom mengenakan sabuk berpeledak menjadikan jamaah yang berada di dalam masjid sebagai target. Kantor berita pemerintah, Saba, yang dikendalikan oleh kelompok Syiah Houthi, menyebutkan korban tewas mencapai 137 orang, korban luka 357 orang.
Rumah sakit kewalahan, dan meminta warga menjadi donor darah untuk membantu mengobati sejumlah besar korban.
Seorang wartawan Reuters di masjid Badr menghitung setidaknya 25 mayat berdarah tergeletak di jalan dan di dalam gedung. Satu orang membawa anak dalam pelukannya.
Milisi Negara Islam yang mengontrol sejumlah bagian Suriah dan Irak dan telah merekrut pengikut dari negara-negara lain menganggap Syi'ah sebagai kelompok sesat.
Milisi ISIL dan Al Qaeda kini bersatu melawan Huthi di Yaman, memberi mereka musuh bersama yakni rezim pemerintah dukungan AS, dalam konflik multi-sisi yang kompleks di negara termiskin di dunia Arab ini.
"Biarkan Houthi musyrik mengetahui bahwa tentara dari Negara Islam tidak akan beristirahat dan tidak akan tinggal diam sampai mereka terbasmi habis-habisan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pendukungnya di Twitter.
"Insya Allah, operasi ini hanya bagian dari banjir yang akan datang," ancam pesan tersebut lebih jauh.
Di antara korban tewas adalah Almortada al-Mahatwary, tokoh terkemuka Syiah Zaidi di Yaman Syiah, demikian dikabarkan saluran televisi al- Masirah yang dikendalikan kelompok Syiah Houthi.
Masjid Badr diledakkan oleh dua pembom bunuh dirinya dan dua lainnya menyerang sebuah masjid kedua.
Seorang pembom kelima tewas ketika mencoba menyerang sebuah masjid di provinsi Saada, wilayah di utara ibu kota yang juga dikuasai kubu Houthi. Peledak yang dikenakan pelaku meledak terlalu cepat, ujar seorang sumber keamanan kepada Reuters.
"Saya akan berdoa di masjid (Badr) saat saya mendengar ledakan pertama, dan sedetik kemudian saya mendengar ledakan lainnya," kata seorang saksi mata.
Tayangan televisi menunjukkan sejumlah pemuda berpakaian tradisional Yaman mengangkut tubuh-tubuh tak bernyawa, beberapa masih menetes darahkan, keluar dari masjid.
Di Washington, Gedung Putih mengutuk pemboman dan namun mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi apakah penyerang itu benar-benar berafiliasi dengan milisi Negara Islam.
okezone MALANG - Narapidana kasus terorisme Muhammad Kholili hari ini dibebaskan dari Lapas Lowokwaru Malang. Ia mendapat pembebasan bersyarat dari Kementerian Hukum dan HAM. 

Ia telah menjalani hukuman kurang dari 10 tahun dari total hukuman 18 tahun penjara. "Kholili berkelakuan baik dan mendapat remisi pada lebaran lalu, setiap tahun juga mendapat remisi," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang, Herry Wahyudiono, Rabu (6/8/2014)

Meski demikian, selama menjalani pembebasan bersyarakat Kholili wajib lapor sebulan sekali ke Badan Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM.

Kholili alias Yahya merupakan jaringan teroris pimpinan Dr Azhari dan Noordin M Top. Dia berperan sebagai kurir bom yang diproduksi Azahari.

Densus 88 Anti-Teror menangkapnya di perbatasan Semarang-Demak pada 9 November 2005. Dari Kholili terungkap markas persembunyian Dr Azahari di Jalan Flamboyan Kota Batu.

Kholili juga mengaku baru mendapat pemberitahuan tadi pagi dan belum memberitahu keluarga. Warga Jodipan Gang I, Kota Malang ini, mengurus administrasi sendirian tanpa didampingi keluarga.

"Baru tadi pagi diberitahu kalapas," ujarnya di sela-sela mengurus administrasi.

Sejak dipindahkan dari Lapas Krobokkan, Bali pada 10 Oktober 2008 lalu, Kholili menempati Blok 12 dengan penjagaan ketat serta jauh dari blok tahanan lainnya. (ris)

(kem)
detik Sanaa, - Seorang pemimpin berpengaruh Al-Qaeda di Yaman memuji kelompok militan Sunni, Daulah Islamiyah atau tadinya ISIS, atas kemenangan mereka di Irak.

"Saya mengucapkan selamat kepada seluruh mujahiddin di berbagai front dan seluruh muslim atas kemenangan saudara-saudara kita di Irak terhadap boneka (Syiah Iran)," cetus pemimpin ideologi Al-Qaeda di Yaman, Ibrahim al-Rubaish dalam video yang diposting online, seperti diberitakan AFP, Kamis (14/8/2014).

Rubaish dianggap sebagai kepala urusan agama jaringan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), kelompok Al-Qaeda cabang Yaman yang dibentuk tahun 2009 dalam merger antara cabang Arab Saudi dan Yaman.

"Siapa yang tidak menyambut kemenangan Sunni dan kekalahan kelompok-kelompok (Perdana Menteri Nuri al-) Maliki yang telah sewenang-sewenang terhadap Sunni?" tutur Rubaish.

PM Maliki terus menentang desakan internasional untuk meletakkan jabatannya. Banyak pihak yang menganggap kebijakan Maliki di Irak telah memperlebar perpecahan sektarian, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah yang mendorong munculnya kelompok ISIS.

Kelompok AQAP dianggap oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai cabang Al-Qaeda paling mematikan di dunia. AQAP telah menyatakan pihaknya tetap setia kepada Ayman al-Zawahiri, pria kelahiran Mesir yang dikenal sebagai penerus pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden.
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro menangkap Ketua Harian Ketua Harian Jamaat Ansorut Tauhid (JAT) atas nama Ustaz Afif Abdul Majid alias Afif.
Afif ditangkap di pinggir jalan tepatnya di depan Toko Kebab Jalan Wibawa Mukti Kecamatan Jati Asih Bekasi kota sekitar pukul 22.45 WIB, Sabtu (9/8/2014).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menuturkan Afif terlibat pendanaan terhadap Ubaid tahun 2010 di Aceh. Serta terlibat pula pendanaan untuk pelatihan militer di Aceh, termasuk mendeklarasikan bergabung dengan Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS) dengan Abu Bakar Baasyir.
Saat dikonfirmasi ke Ustaz Syamsuddin Uba yang diberitakan mendeklarasikan dan membentangkan bendera ISIS di Masjid AL-Muhajirin, Jl Pulo Sirih Timur 8 Taman Galaxi Indah Bekasi Selatan, Minggu (3/8/2014) lalu, Ustaz Syamsuddin Uba mengaku tidak mengenai Afif.
"Saya tidak kenal, bertemu dan tatap muka juga belum. Terlibat dalam organisasi duduk satu meja juga tidak pernah," tegas Ustaz Syamsuddin Uba saat ditemui di kediamannya, Minggu (10/8/2014).
Ustaz Syamsuddin Uba mengaku mengetahui adanya penangkapan Afif melalui pemberitaan di televisi.
Lalu saat ditanya apakah dirinya tidak takut jika diincar atau terus dipantau oleh kepolisian, ia mengaku tidak takut.
"Saya tidak takut, saya tidak merasa salah. Saya masih suka bepergian, ini nanti mau ke Condet," tambahnya.


TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan munculnya selebaran Lowongan Budak Seks ISIS di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah bentuk provokasi dari pihak yang tak bertanggung jawab. Menurut dia, selebaran itu untuk memantik konflik di kalangan umat Islam Indonesia.

"Saya minta kepada masyarakat untuk santai dan tidak terpancing emosi ketika melihat isi dari pamflet itu," kata Din saat dihubungi, Jumat, 8 Agustus 2014. "Ada indikasi memecah, mendiskreditkan Islam sebagai agama."

Di tengah beredarnya video ajakan bergabung dengan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS), beredar pula pamflet lowongan menjadi budak seks di organisasi radikal tersebut. (Baca: Ada Pesan Lowongan Budak Seks ISIS di UIN)

Dalam pamflet itu disebutkan Masjid Fathullah--yang merupakan masjid di kampus UIN--dijadikan sekretariat ISIS Indonesia. Menanggapi hal ini, Din yakin dan tidak heran kalau pamflet itu dibuat oleh orang yang secara tidak langsung juga ingin membuat citra lembaga Islam tercoreng. "Ini efeknya buruk kalau kita sebagai umat Islam menanggapi itu." (Baca: UIN Ciputat Akui Kecolongan Deklarasi ISIS dan Aktor Video ISIS Bachrumsyah Suka Bolos Kuliah)

REZA ADITYA
 


Kabar24.com, JAKARTA - Terpidana kasus terorisme Ustad Abu Bakar Ba'asyir membenarkan foto-foto pembaiatan yang diunggah di jejaring media sosial adalah dirinya namun dia tidak ingat siapa yang mengambil foto-foto pembaiatan tersebut.

"Betul itu foto Beliau dan kejadiannya sudah lama, Beliau tidak tahu siapa yang mengambil foto itu dan mengunggahnya di Internet," kata anggota Tim Pengacara Muslim (TPM) Hasyim Abdullah di Dermaga Wijayapura, tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (7/8/2014) siang.

Hasyim juga mengatakan bahwa Ba'asyir dan terpidana kasus terorisme lain di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih tidak berbaiat kepada ISIS melainkan kepada Daulah Khilafah Islamiyyah.

Ia juga mengutip pernyataan Ba'asyir bahwa ISIS sebenarnya sekarang sudah tidak ada dan tidak benar jika ISIS masih menjadi sebuah organisasi.

"Sekali lagi, Beliau mengatakan bahwa sekarang ISIS sudah tidak ada, yang ada hanyalah Khilafah, tapi mengapa ISIS itu diributkan."

"Beliau mengakui jika telah berbaiat bersama teman-teman yang ada di dalam, tetapi bukan untuk ISIS, melainkan untuk Khilafah," tegasnya.

Selain masalah pembaiatan, Abu Bakar Ba'Asyi juga menyerahkan bendera dan kaus bergambar lambang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kepada petugas dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

"Itu dilakukan Ustad ABB (Abu Bakar Ba'asyir) wujud bahwa Beliau tidak ada hubungan dengan ISIS. Saya selaku anggota TPM menjadi saksi dalam penyerahan itu."

Hasyim, yang baru kembali dari mendampingi keluarga Ba'asyir menjenguk ke Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, mengatakan Ba'asyir menyerahkan satu lembar bendera ISIS dan 1o kaus berlogo ISIS kepada petugas.

"Kaus itu sebenarnya sudah lama, sebelum ada Daulah Khilafah Islamiyyah. Oleh karena itu, kata Beliau, 'sebagai wujud ISIS itu tidak ada, ya saya serahkan gambar atau logo ISIS." katanya. (Antara)
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sudarnoto, membenarkan informasi bahwa Bachrumsyah atau lebih dikenal dengan nama Abu Muhammad al-Indonesi pernah menjadi mahasiswa Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah kampus tersebut. “Dia pernah kuliah pada tahun 2003,” kata Sudarnoto saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: Siapa Bachrumsyah, Pria dalam Video Pendukung ISIS)

Sudarnoto mengatakan Bachrumsyah menjadi mahasiswa UIN hanya selama tiga semester. Bachrumsyah dikeluarkan dari kampus karena tidak pernah masuk dan tidak memberikan kabar ataupun berita ke kampus. “Bachrumsyah menghilang begitu saja,” katanya. (Baca: Kapolri Sebut Aktor Video ISIS Anak Buah Santoso)

Menurut dia, Bachrumsyah lebih suka mengikuti kegiatan bernuansa militer dibanding kuliah. Paham yang dia bawa tidak cocok dengan lingkungan kampus. Bachrumsyah, kata Sudarnoto, tidak bisa beradaptasi dengan kondisi di UIN Jakarta. “Pemahaman yang dia bawa tidak masuk di lingkungan kampus yang moderat ini,” ujarnya. (Baca juga: Pengamat: ISIS Tidak Cocok Diterapkan di Indonesia)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme telah mengantongi identitas Abu Muhammad Al-Indonesi. Sosok pemuda berbaju hitam yang mengajak warga Indonesia memberi dukungan kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu punya nama asli. “Bachrumsyah,” ujar Direktur Penindakan BNPT Brigadir Jenderal Petrus Reinhard Golose.

Sosok Bachrumsyah menyita perhatian setelah dia mengunggah video berjudul “Join the Ranks”. Dalam video tersebut, dia mengajak warga Indonesia mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. Video berdurasi delapan menit yang diunggah pada 22 Juli 2014 itu kini telah diblokir oleh Google atas permintaan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

SAID HELABY


RMOL. Rumor kemunculan kelompok Negara Islam Irak dan Syiriah atau ISIS di Indonesia jadi perbincangan sebagian warga dunia maya. Di Twitterland, obrolan mengenai ISIS ini beragam. Ada yang minta segera ditindak tegas. Ada juga yang menjadikannya bahan guyonan.

Di dunia maya, keberadaan ISIS memang cukup eksis. Di laman Youtube, muncul video yang berisi ajakan dari seorang WNI untuk bergabung dengan ISIS. Sampai sekarang video tersebut masih bisa diakses. Di jagat Twitter, foto-foto berkaitan dengan ISIS juga beredar. Seperti ada foto dua bocah berusia sekitar lima tahun dengan kostum ninja berdiri di depan bendera ISIS. Selain itu, beredar juga foto yang disebut-sebut sebagai Abu Bakar Baasyir bergabung dengan kelompok tersebut.

Pegiat Twitter serius mengingatkan agar penghuni Twiiterland agar tidak mendukung atau bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Menurut mereka, dukungan terhadap ISIS membahayakan kebhinekaan Indonesia. "Agree," seru @tjkasuma, mengomentari berita ancaman ISIS bagi Indonesia.

Tweeps lain berkomentar boleh saja mendukung ISIS asal tidak tinggal di Indonesia. "Aneh, suka ISIS ngak suka NKRI, tetapi tinggal di NKRI," kata ‏@harryfadil.  Pemilik akun @beylaspriana menilai keberadaan ISIS tidak hanya membahayakan NKRi tapi Islam di dunia.  "Enyah kalian dari bumi nusantara!" seru ‏@killthedj.

Berita mengenai ISIS di-retweet oleh ribuan tweep. Begitu juga dukungan pencabutan kewarganegaraan bagi mereka yang mendukung. Front Pembela Islam (FPI) di akun resminya @DPP_FPI secara tegas melarang anggotanya untuk bergabung dengan ISIS.

Namun tak sedikit yang menjadikan topik kelompok radikal ini sebagai candaan. Muhammad Shidqi di akunnya @ShidQ_ mengunggah sebuah gambar metamorfosis lambang dolar "$" menjadi "ISIS".

"Pengen tahu asal mula ISIS, ini dia," kata Shidqi mengomentari postingannya. Gambar tersebut lalu di-retweet berulang-ulang. Termasuk oleh pegiat JIL Ulil Absar Abdalla di akunnya @ulil yang merasa geli dengan gambar tersebut. "Hahaha..," tulisnya.

Budayawan Akhmad Sahal mengingatkan semua pihak agar tidak terkecoh dengan ajakan dari kelompok ISIS. "ISIS mengklaim terapkan syariah n khilafah, tp nyatanya barbar. Syariah n khilafah kerap dijadikan kedok di mana2. Jgn terkecoh!" ingatnya di akun ‏@sahaL_AS.

Sebagian Tweeps mengingatkan agar tidak mudah percaya dengan berita keberadaan ISIS di tanah air. Menurut mereka, berita tersebut adalah fitnah. "Jgn gampang prcaya yg kyk gini, ada yg mau sebar fitnah,” ingat @iwanest. [dem]

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Video Warga Negara Indonesia (WNI)yang mengajak umat Islam di Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ISIS menjadi perhatian banyak pihak. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ternyata telah menjalar ke berbagai negara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menjelaskan persoalan ISIS tersebut. Ia mengatakan pemerintah Suriah telah menetapkan ISIS sebagai kelompok teroris. Begitu pula Iran yang meminta bantuan Amerika Serikat untuk menangkal serangan ISIS.
"Sekjen PBB serta negara-negara Eropa melarang keras warganya ke daerah tersebut," kata Ansyaad ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (1/7/2014).
Sehingga, kata Ansyaad, bila ada warga negara Indonesia yang bergabung dengan kelompok tersebut bisa dikatakan anggota teroris. Apalagi, BNPT telah mendapatkan laporan di sejumlah daerah mengenai kegiatan berbaiat kelompok ISIS. Daerah itu meliputi Jakarta, Bima, Kalimantan dan Sulawesi.
"Baiat itu sumpah setia, bisa dicabut kewarganegaraannya. Kalau dia WNI, bisa dicabut, karena dengan baiat, yang bersangkutan mengangkat sumpah setia kepada negara asing," ujar Ansyaad.
Ia juga mengingatkan warga negara yang bergabung dalam kelompok itu melanggar hukum. "Di negara asalnya saja melanggar hukum," tuturnya.
Ansyaad mengatakan anggota ISIS di Indonesia melakukan baiat secara mandiri dengan melakukan sumpah setia kepada Khalifah ISIS, Abdullah Al Baghdadi. "Mereka, menyatakan niatnya tunduk dan taat kepada Al Baghdadi," katanya.
Ia lalu mencontohkan adanya keberadaan ISIS di Indonesia saat adanya unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di bulan Maret 2014. Dimana terdapat bendera ISIS yang ikut dikibarkan disana. "Itu kelompok radikal," kata Ansyaad.
Selain itu adapula beberapa kelompok di Bima serta narapidana terorisme sekitar 20 orang yang bergabung dengan ISIS. Ansyaad juga menyebut adanya salah satu kampus di Ciputat yang diketahui menggelar aktivitas berbau ISIS. Namun, Ansyaad enggan menyebut nama kampus tersebut.
"Bukan kampusnya tetapi mereka menggunakan fasilitas kampus, ada ratusan, ini harus menjadi peringatan," imbuhnya.
Mengenai pendanaan ISIS, Ansyaad mengatakan kelompok tersebut merupakan kelanjutan Al-Qaeda. Ia menuturkan pendanaan memakai cara iuran. Namun, belum diketahui kelompok tersebut melakukan perampokan di Indonesia.
"Justru itu harus diwaspadai bila mereka  kembali menggunakan cara merampok bank atau toko emas," ujar Ansyaad.
Mengenai adanya pesan berantai berisi ancaman bom usai lebaran dan pemilihan presiden, Ansyaad menduga isu tersebut dihembuskan oleh kelompok tertentu. "Mereka memanfaatkan situasi pertikaian politik pascapilpres untuk memperkeruh suasana," ujarnya.
Ansyaad menegaskan kelompok teroris tidak pernah mengumumkan rencana serangan. "Mengenai edaran itu ya pasti ada kelompok lain memanfaatkan dengan pertikaian politik. Pihak bertikai juga tidak melakukan itu," ungkapnya.
Ia pun meminta masyarakat tidak perlu takut atas edaran tersebut. "Tidak perlu takut namun diminta tetap waspada," kata Ansyaad.
Sementara pengamat Intelijen Wawan Purwanto mengatakan ancaman kelompok ISIS terjadi pada pemilu kemarin. Namun, aparat keamanan sudah melakukan pengamanan berlapis di seluruh wilayah Indonesia.
"Pengamanan berlapis sesuai gradasi. Ini bukan rumor hal baru, tetapi memang tidak dibuka saja. Maka aparat melakukan upaya penambahan personil untuk deteksi dini," kata Wawan ketika dihubungi Tribunnews.com.
Wawan mengatakan kelompok ISIS di Indonesia banyak diisi orang baru yang simpatik dengan gerakan tersebut. Mereka merasa senasib sepenanggungan dengan perjuangan di Suriah.
"Sekarang juga situs terbuka mempelajari langsung atau praktek mandiri membuat bahan peledak. Ada juga yang diajak untuk dibaiat," kata Wawan.
Dengan baiat, kata Wawan, maka mereka secara psikologis terikat untuk memajukan gerakan ISIS. Wawan mengatakan kelompok tersebut banyak merekrut remaja. Sebab, mereka belum memiliki tanggungan keluarga dengan emosi yang masih labil. Remaja juga dinilai memiliki spirit yang militan.
"Lebih banyak memiliki sikap sentimen keagamaan. Ini berbeda dengan kelompok tua yang masih memiliki tanggungan serta kebutuhan ekonomi," ujar Wawan.
Sementara untuk pendanaan, Wawan melihat donasi dilakukan dengan jaringan dari luar negeri dan dalam negeri dalam bentuk uang.
"Ada juga logistik senjata dan amunisi tergantung kebutuhan wilayahnya," imbuhnya.
Untuk itu, Wawan meminta aparat tetap melakukan pengamanan berlapis. Tidak hanya TNI dan Polri tetapi masyarakat sipil.
"Waspada bukan hanya saat pilpres dan Idul Fitri tetapi menjelang 17 Agustus 2014," katanya.
Wawan mengatakan kelompok ISIS terdeteksi di Jakarta dan Malang. Adapula yang telah menetap di Suriah. Pola gerakan mereka tidak langsung kenegara tujuan tetapi pintu masuk melalui negara lain.


Jakarta - Deklarasi yang dilakukan pucuk pimpinan tinggi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Baasyir (ABB) yang mendukung Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) berbuntut pada perpecahan kelompok tersebut. Sebagian besar memilih meninggalkan JAT dan sebagian kecil lainnya memilih bertahan di kelompok yang didirikan ABB tersebut.

"Anak muda suka euforia yang high issue, mereka tidak mau melihat dengan jernih dan informasi dari pihak lain (terkait ke-khilafahan)," kata orang nomor dua di JAT, Ustadz Muhammad Achwan, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (2/8/2014).

Ustadz Achwan yang merupakan representasi ABB di luar penjara merupakan satu dari sederet pimpinan JAT yang memilih tidak mendeklarasikan dan memberi dukungan untuk ISIS. "Hampir seluruh JAT wilayah tidak bergabung dengan langkah Ustadz ABB, yang bergabung juga sedikit sekali ada satu-dua saja," ujarnya.

Menurutnya, sebelum ABB mendeklarasikan dan mendukung ISIS, pihaknya sudah beberapa kali bertemu dan memberikan pandangan mengenai persoalan ini. "Hampir tiga bulan kami terus memberi masukan kepada ustadz (ABB) dan kami meminta beliau tidak terburu-buru, serta memilih untuk netral saja," kata Achwan.

Meski Achwan merupakan pimpinan tinggi JAT, dia tidak berhak untuk memaksakan anggotanya untuk mendukung atau tidak gerakan ISIS itu. "Biar mereka yang menimbang sendiri," kata Achwan.

Achwan kembali menegaskan bila dari ribuan anggota JAT yang terdaftar tidak banyak yang mendukung ISIS. Bahkan dia menampik bila ada yang mengatasnamakan JAT dan mengklaim mendukung ISIS hingga ribuan orang.

"Itu tidak benar, saya tahu kondisinya seperti apa," ujarnya.

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones menjelaskan, pendukung utama milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia adalah mereka yang membentuk kamp pelatihan militer di Aceh yang kemudian digerebek aparat pada tahun 2010.
Mereka, pendiri kamp pelatihan militer di Jantho, Aceh itu, merupakan aliansi dari sejumlah kelompok ekstrimis dari beberapa kota seperti Aceh, Medan, Solo, Malang dan beberapa daerah di Jawa Timur, Bima, dan Poso. Belakangan dukungan juga datang dari kelompok esktrimis Darul Islam dan jaringan teroris Banten.
"Mereka sekarang yang menjadi inti pendukung ISIS di sini," kata Sidney yang ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 1 Agustus 2014. (Baca:Polisi Kantongi Identitas Aktor dalam Video ISIS) Tokoh-tokoh kelompok ekstrimis itu bahkan sudah membaiat diri mendukung pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi diantaranya Abu Bakar Baasyir, Aman Abdurrahman (Jamaah Ansharut Tauhid-JAT), dan Santoso alias Abu Wardah (pemimpin kelompok teroris di di Poso, Sulawesi Tengah). Kelompok ekstrimis Jamaah Islamiyah satu-satunya pendiri kamp pelatihan militer di Aceh yang tidak mendukung ISIS. Kelompok ini tetap mendukung jaringan ekstrimis Al Qaeda di Suriah, Al Nusra .
Awalnya, kata Sidney,para pendiri kamp pelatihan militer di Aceh adalah pendukung Ayman al Zawahiri, tokoh jihad Al Qaeda yang membidani ISIS dan tewas ditembak pasukan Amerika Serikat di Irak tahun 2006. "Dialah orang yang namanya sudah banyak diketahui orang-orang disini," ujar Sidney. (Baca:Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang)
Para pendiri kamp militer di Aceh mendukung Zawahiri termasuk Noordin Top, pemimpin kelompok teroris warga Malaysia yang tewas ditembak pada September 2009 di satu rumah di kota Solo, Jawa Tengah. Belakangan mereka mendukung mentor Zawahiri yang juga penulis banyak buku tentang jihad, Abu Bakar al Baghadadi.
Menurut Sidney, para pendiri kamp militer di Aceh ini menilai strategi operasi Zawahiri hanya memukul musuh dan bersifat jangka pendek. Sementara Baqhadadi sebagai pendiri resmi ISIS, punya tujuan jelas mendirikan negara Islam (kekhalifan).(Baca:Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia)
Momen kemenangan besar ISIS di Irak dan Suriah telah membuat pemimpin kamp militer di Aceh berbalik mendukung pria kelahiran Samarra, kota di utara Baghad,tahun 1971 itu. "Semua orang ingin bergabung dengan pemenang," kata Sidney menjelaskan alasannya. MARIA RITA

MALANG - Narapidana kasus terorisme Muhammad Kholili hari ini dibebaskan dari Lapas Lowokwaru Malang. Ia mendapat pembebasan bersyarat dari Kementerian Hukum dan HAM. 

Ia telah menjalani hukuman kurang dari 10 tahun dari total hukuman 18 tahun penjara. "Kholili berkelakuan baik dan mendapat remisi pada lebaran lalu, setiap tahun juga mendapat remisi," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang, Herry Wahyudiono, Rabu (6/8/2014)

Meski demikian, selama menjalani pembebasan bersyarakat Kholili wajib lapor sebulan sekali ke Badan Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM.

Kholili alias Yahya merupakan jaringan teroris pimpinan Dr Azhari dan Noordin M Top. Dia berperan sebagai kurir bom yang diproduksi Azahari.

Densus 88 Anti-Teror menangkapnya di perbatasan Semarang-Demak pada 9 November 2005. Dari Kholili terungkap markas persembunyian Dr Azahari di Jalan Flamboyan Kota Batu.

Kholili juga mengaku baru mendapat pemberitahuan tadi pagi dan belum memberitahu keluarga. Warga Jodipan Gang I, Kota Malang ini, mengurus administrasi sendirian tanpa didampingi keluarga.

"Baru tadi pagi diberitahu kalapas," ujarnya di sela-sela mengurus administrasi.

Sejak dipindahkan dari Lapas Krobokkan, Bali pada 10 Oktober 2008 lalu, Kholili menempati Blok 12 dengan penjagaan ketat serta jauh dari blok tahanan lainnya. (ris)

(kem)

 

Sempat Ikut JAT, William Tak Suka Abubakar Ba'asyir  


TEMPO.CO, Bandung - William Maksum, salah seorang terduga teroris Bandung, disebut pernah aktif dalam acara pengajian yang digelar Jama'ah Anshorut Tauhid saat masih dipimpin Abubakar Ba'asyir beberapa tahun lalu. Untuk mengikuti pengajian ini, William sering meninggalkan anak-istrinya di Bandung.

Hal itu dikemukakan Ade Suherman, 53 tahun, ayah kandung William, saat ditemui di rumahnya, Jalan Cikoneng, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat, 10 Mei 2013. "William memang sering ikut pengajian sampai ke luar kota. Dia juga pernah ikut pengajian Abubakar Ba'asyir di Bandung, di Tasikmalaya, dan Ciamis beberapa tahun lalu," ujar Ade.

Namun, ia melanjutkan, setelah Ba'asyir ditangkap dan dipenjara, William mengaku berhenti mengikuti pengajian JAT. "Katanya, dia tidak setuju dan tidak suka dengan cara perjuangan Abubakar Ba'asyir," kata Ade. "Tapi, kalau sekarang sampai begini (dicokok Densus), berarti ada kegiatan dia di luar yang tidak saya ketahui."

Ade sendiri, juga keluarga, kini mengaku pasrah atas proses hukum yang bakal ditempuh William. Ia pun mengaku siap menerima apa pun putusan pengadilan kelak. "Ini takdir dan ujian Allah. Tapi saya siap mengawal supaya jangan sampai anak saya diperlakukan tidak adil. Itu pun kalau anak saya bersedia."

Ade menerangkan, William adalah anak sulung dari enam bersaudara. William lahir pada 12 April 1983. "William itu saya serap dari kata waliyun yang berarti pemimpin. Dan maksum itu artinya yang dibela Allah. Jadi pemimpin yang dibela Allah," tutur dia.

William menempuh pendidikan sekolah dasar di Cikoneng. Selepas sekolah dasar, Ade mengirim si sulung ini sekolah ke Pesantren Gontor, Jawa Timur. "Tapi, setelah lima tahun di Gontor, dia saya tarik pulang ke Bandung dan saya masukkan ke sekolah menengah atas yayasan milik saya sendiri, Yayasan Darul Hikmah di sini (Cikoneng)," kata dia.

Setamat SMA, William kuliah S-1 di jurusan Sastra Inggris Institut Agama Islam Negeri atau kini Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Kota Bandung. Lulus S-1, William sempat mengikuti program S-2 di kampus yang sama. "Tapi cuma satu semester. Katanya, ya, ingin berhenti saja kuliah," tutur Ade.

Sekitar lima tahun lalu, William menikah dengan gadis pilihannya, Petra, kini 26 tahun. Pasangan muda ini kini sudah dikaruniai dua anak berumur 4 tahun dan 1,5 tahun. Setelah menikah, Ade memberikan keluarga kecil ini sebuah rumah di kompleks Bumi Sari Indah, Baleendah, Kabupaten Bandung.

"Tapi belakangan, dia sering bepergian ke luar kota untuk ikut berbagai pengajian (selain pengajian kelompok Abubakar Ba'asyir). Karena sering ditinggal, anak-istrinya lalu saya boyong untuk tinggal di Cikoneng," kata Ade.

Ade pun mengaku sempat meminta William menjadi pengajar honorer dan kepala bagian administrasi di sekolah Yayasan Darul Hikmah selama setahun sampai 2012 lalu. William, kata dia, juga pernah menjadi pedagang kaki lima berjualan kaus, jaket, dan barang konfeksi lainnya di lapangan Gasibu dan kawasan Bale Endah.

"Tapi dia tetap sering bepergian. Saya sendiri jarang ketemu dia. Terakhir ketemu sekitar 21 Februari lalu. Waktu itu saya ajak dia umrah tapi dia enggak mau," kata Ade.

William dicokok Densus 88 dengan tudingan terlibat dalam kelompok teroris. Sebagian kelompok William disergap Densus di Cigondewah, Rabu lalu, dalam keadaan tiga orang ewas dan seorang tertangkap hidup. William sendiri, menurut Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, diciduk Densus di kawasan Cipacing, Sumedang, Rabu lalu.

ERICK P. HARDI

Geledah Kos Terduga Teroris, Polisi Sita Senpi dan Bom Siap Rakit

Tri Ispranoto - Okezone

Kamis, 9 Mei 2013 23:43 wib

BANDUNG - Petugas Kepolisian mengamankan beberapa barang bukti dari dalam kamar kos milik terduga teroris bernama Tedi, di Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat.

"Hasil penggeledahan ini kami temukan ada senjata api laras panjang jenis US Karbine dengan amunisi 20 butir," jelas Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Abdul Rakhman Baso, usai penggeledahan, Kamis (9/5/2013).

Selain senjata, pihaknya juga menyita lima butir amunisi 9 mm, dan 15 butir amunisi 38 mm spesial. Namun, kedua jenis amunisi tersebut telah digergaji dan dikeluarkan serbuk amunisinya.

Rakhman juga membeberkan, pihaknya telah menyita barang bukti bahan-bahan rangkaian peledak seperti switching, kabel, dan serbuk yang belum diketahui jenisnya.


"Saat ini serbuk itu masih kami teliti di Jibom Brimob. Kemudian kami juga temukan peredam senjata, untuk senjata panjang, kemungkinan ini digunakan untuk sniper," bebernya.

Lebih jauh Rakhman mengatakan, saat penggeledahan ada dua jenis amunisi peluru yang sudah digergaji dan dikeluarkan serbuknya. "Itu sudah merupakan niat untuk menyusun rangkaian bom," ucapnya.

Pihaknya memastikan, senjata yang disita bukan jenis rakitan. Namun senjata tersebut biasa digunakan untuk tim sniper dan pemburu.

Saat ini barang bukti masih diamankan tim Inafis Polda Jabar dan Polrestabes Bandung, Puslabfor Mabes Polri, dan tim Jibom Brimob Polda Jabar. 

   Kamis, 09/05/2013 12:18 WIB

20 Terduga Teroris yang Tertangkap Densus 88 Kelompok Santoso

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews

Jakarta - Densus 88 menangkap 20 terduga teroris dari penggerebekan di 4 tempat yakni Ciputat, Bandung, Kebumen, dan Kendal. 13 terduga teroris tertangkap hidup dan sisanya tewas, semuanya terkait DPO teroris Poso, Santoso.

"Total yang kita tangkap ada 20, 13 diantaranya hidup. Dari penelusuran Abu Roban, mereka tetap terkait dengan Santoso dari Posi yang saat ini masih DPO," kata Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2013).

Para teroris ini pernah melakukan pengumpulan dana dengan perambokan Bank BNI di Batang, Kebumen, dan Lampung. Polisi masih terus melakukan pengembangan.

"Jadi ini antara lain catatan kejahatan yang tetungkap dari mereka ini. Kita masih menelusuri lagi siapa yang menerima aliran dana ini," katanya.

Menurut Boy, sel jaringan teroris ini terus berkembang. "Jadi kita harus terus waspada. Jika melihat adanya pendatang jadi harus waspada. Kalau kita lihat ini adalah sel sel baru, ada tujuan besar dan jangka pendek mereka," lanjut Boy.

Santoso sendiri sampai saat ini masih buron. Polisi masih terus melakukan pencarian.

"Oleh karena itu kita akan terus berupaya. Kita tidak bisa berdiam diri. Rangkaian peristiwa ini ada yang melakukan perakitan bahan peledak. Kita berupaya agar perakitan ini tidak sampai meledak.Upaya untuk menelusuri kelompok terdahulu katakan Santoso cs ini masih terus kita lakukan," pungkasnya.

(van/gah)

 Tiga Teroris di Bandung Ditembak Mati

Rabu, 8 Mei 2013 19:42 WIB
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pengerebekan terdugateroris di Kampung Batu Rengat, Cigondewah, Kabupaten Bandung berakhir. Densus 88 dibantu Brimob Polda Jawa Barat menyerbut rumah kontrakan bercat merah.
Pantauan Tribunnews.com, Rabu petang (8/5/2013) sekitar pukul 18.45 terja ledakan keras dari rumah kontraka tersebut. Kemudian disusul embakan saling bersahut-sahutan tatkala puluhan Densus dan Brimbob merangsek masuk ke rumah kontrakan tersebut.
Hingga pukul 19.30 WIB, dari rumah kontrakan tersebut sudah diangkut tiga kantong jenazah yang langsung dibawa dengan mobil ambulans.
Sebelumnya, Densus 88 berhasil menangkap hidup-hidup satu terduga teroris berinisial HR (25) pada pukul 15.30 WIB. Tiga terduga teroris yang ditembak tersebut diduga adalah BD, TD, dan HD
"Satu orang sudah tertangkap. Sehat tidak luka. Tiga orang masih ada di dalam kontrakan. Kami sudah mengevakuasi masyarakat di sekitar. Kami masih berusaha melumpuhkan yang lainnya tanpa ada yang harus terluka," ujar Wakapolda Jabar Brigjen Pol Ricko Almeza Dahniel di lokasi kejadian, Rabu.

Densus Gerebek Terduga Teroris di Batang, Satu Orang Tewas

Rabu, 8 Mei 2013 16:57 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkapnya jaringan terorisdi Bandung Jawa Barat, Rabu (8/5/2013) diawali dengan penangkapan dua orang terduga teroris di Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada hari yang sama.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyad Mbai menjelaskan bahwa tim Densus 88Antiteror Polri bersama BNPT menggerebek tempat persembunyian teroris tersebut pagi tadi sekitar pukul 05.15 WIB.
"Kita melakukan penangkapan teroris di Kabupaten Batang sebanyak dua orang. Mereka bersenjata," ucap Ansyad kepada wartawan, Rabu (8/5/2013).
Aksi baku tembak pun terjadi dalam penyergapan tersebut.
"Satu orang (terduga teroris) meninggal dunia atas nama Abu Roban," katanya.
Kelompok teroris di Kabupaten Batang tersebut pernah melakukan beberapa kali aksi terorisme untuk kepentingan fai atau mencari dana untuk kebutuhan teror.
Mereka sempat melakukan perampokan Bank di Pringsewu, Lampung di tahun 2013. Selain itu mereka pun juga melakukan perampokan di Bank BRI Batang dengan menggasak uang ratusan juta rupiah.
"Rp 1 miliar kurang lebih mereka dapatkan dari hasil merampok, meraka mengumpulkan dana untuk aksi pelatihan teror di Poso," ungkapnya.

 Gofar Kaget Dua Anaknya Jadi Sandera Teroris

Rabu, 8 Mei 2013 19:39 WIB




TRIBUNNEWS.COM BANDUNG - Gofar (38), penghuni rumah kontrakan yang bersebelahan dengan kamar terduga teroriskaget mendapat kabar dua anaknya disebut-sebut menjadi sandera teroris. Terlebih, terduga teroris yang diberitakan media massa itu tak lain adalah tetangga sebelah kontrakannya selama ini di Kampung Baturengat, Cigondewah Hilir, Kabupaten Bandung.
Pria yang sehari-hari berjualan martabak di salah satu sekolah tak jauh dari rumahnya itu pun bergegas pulang. Ia pun bersyukur, ternyata kedua anaknya Jasen (4) dan Merlin serta istrinya, Nani Nabila (35) sudah diamankan oleh kepolisian di salah satu rumah warga.
"Tadi kan di teve dibilangin, ada anak disandera. Itu anak saya. Enggak ada. Tadi itu, istri dan anak saya langsung menutup pintu. Disangkanya disandera. Tadi, sekitar jam satu sudah diamankan di rumah pak RT, jam satu tadi. Kaget aja," ujar Gofar, Rabu (8/5).
Pria asal Brebes ini mengungkapkan, dia tidak mengenal betul tetangga sebelah kontrakannya. Gofar bersama istri dan kedua anaknya baru tinggal di kontrakan milik pengusaha konveksi, Anda sejak sekitar 1, 2 bulan lalu. Sedangkan, terduga terorisdiperkirakan sudah 1,5 bulan dan sudah terlebih dulu menempati kontrakan kamar bercat merah itu.
Disebutkan Gofar, tetangganya yang ternyata terduga terorisjarang berkomunikasi. Sesekali saja, seperti hari itu dia hanya sempat bertegus sapa pada Rabu (8/5) pagi. Tapi, tak pernah ngobrol lama.
"Enggak pernah ngobrol. Sekali-sekali aja. Katanya sih orang Ciamis, tapi kadang-kadang bicara bahasa Sunda, Jawa juga. Yang tadi dimasukin ke mobil itu (HR), nah dia yang orang Ciamis itu. Katanya sih mereka itu Sales. Nah, sales apanya enggak tahu. Kalau hari-hari biasa sepi. Ramai itu, kalau hari minggu. Suka banyak orang kayak mahasiswa gitu," kata Gofar.  (*)

 Waduh! Ajaran Berbahaya Ditemukan di Komputer Istri Bomber Boston



oleh Tanti Yulianingsih
Posted: 06/05/2013 06:18

Liputan6.com, Boston : Fakta terbaru ditemukan oleh tim penyidik kasus ledakan bom di lokasi lomba marathon Boston, dengan pelaku duo bomber Tsarnaev Bersaudara. Tim penyidik pun mengungkapkan hasil penemuan terbarunya, dari penyelidikan komputer istri Tamerlan Tsarnaev, Katherine Russell.

Seperti dilansir dari Fox News, Senin (6/5/2013), penyidik mengungkap bahwa mereka menemukan materi ajaran Islam radikal dan majalah Al Qaeda dari dalam komputer Katherine. Bahkan ditemukan juga residu bahan peledak di seluruh bagian rumah mereka.

Kendati demikian, pihak berwenang belum dapat memastikan kepemilikan data tersebut. Mereka belum mengetahui apakah data itu milik Katherine (24) atau suaminya, Tamerlan (26).

Sebelumnya, adik Tamerlan yang masih hidup yakni Dzhokhar memang pernah mengatakan kepada para penyelidik bahwa mereka sempat merakit bom di ruang bawah tanah rumah itu. Dzhokar juga sempat memberitahukan, ledakan bom Boston itu seharusnya diledakkan pada Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 Juli.

Meski ditemukan di rumah yang ditempati oleh Katherine, namun pihak berwenang mengatakan DNA perempuan dan sidik jari yang ditemukan pada sepotong panci presto di puing-puing ledakan bukan miliknya.

Dzhokhar saat ini ditahan sekaligus menjalani perawatan di fasilitas tahanan medis di Devens, Massachusetts. Ia mengalami luka tembak pada bagian kepala, leher, kaki dan tangan. Dia dituduh menggunakan senjata pemusnah massal dan bisa divonis hukuman mati jika terbukti bersalah.

Sementara kakaknya, Tamerlan, tewas 19 April lalu dalam baku tembak yang juga menewaskan seorang petugas keamanan MIT. Jenazah terduga bomber Boston Tamerlan telah dijemput oleh perwakilan dari sebuah rumah duka pada kamis 2 Mei sore. Dan banyak mengalami penolakan untuk mendapatkan tempat pemakaman.

Perkembangan terakhir tentang kasus tersebut, terdapat 3 orang lain yang terancam pidana karena diduga memeiliki keterlibatan. 3 Orang yang diduga terlibat dalam rencana pemboman itu adalah mahasiswa bernama Azamat Tazhayakov, Kadyrbayev, Robel Phillipos.

Azamat Tazhayakov dan Kadyrbayev didakwa bersekongkol untuk membuang barang-barang yang berpotensi memberatkan Dzhokhar dari kamar asrama, termasuk wadah kosong kembang api. Robel Phillipos didakwa membuat pernyataan palsu kepada penyidik. (Tnt)

Bom Teroris di Mampang Mirip Bom Sebelumnya


Oleh: Marlen Sitompul
metropolitan - Jumat, 3 Mei 2013 | 01:54 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Jenis lima bom yang ditemukan Densus 88 di rumah warga yang diduga teroris, di Jalan Bangka 2 F, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (2/5/2013) malam ini, memiliki kemiripan dengan bom yang sebelumnya ditemukan oleh Polri.

Menurut Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafli Amar, dari hasil penyelidikan sementara, jenis bom itu memiliki kemiripan dengan jenis bom yang sebelumnya ditemukan polri. "Kalau soal kemiripan operandi itu ada dari beberapa contoh bom sebelumnya," kata Boy, Jakarta, Jumat (3/5/2013).

Namun demikian, dia masih enggan menjelaskan jenis bom yang dimaksud. "Tapi kita belum bisa jelaskan," ujar Boy.

Sebelumnya diberitakan, Boy menjelaskan, bom yang ditemukan Densus 88 itu bisa membahayakan keselamatan orang lain. Bom itu rencananya akan diledakkan di Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar.

"Kandungannya kami belum bisa pastikan, tapi kalau mengenai orang bisa menyebabkan fatal, bisa menyebabkan orang meninggal dunia," jelasnya. [mes]
Terduga Teroris Berboncengan Motor Saat Ditangkap di Jalan Jenderal Sudirman
Penulis : Zico Nurrashid Priharseno | Jumat, 3 Mei 2013 | 04:42 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi menangkap dua terduga teroris di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, sekitar pukul 21.30 WIB. Saat ditangkap, dua terduga teroris itu tengah melintas di jalanan dengan mengendarai sepeda motor. Penangkapan ini berlanjut dengan penggerebekan rumah kontrakan di Jalan Bangka IIF Jakarta Selatan.
"Tadi kira-kira hampir jam 10-an (malam) ada yang ditangkap, dua orang naik motor, laki-laki semua," ujar Usman, tukang ojek yang mangkal di depan gedung kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2013) dini hari. Dia mengatakan, penangkapan terjadi tepat di depan gedung bank ini.
Penangkapan, sebut Usman, dilakukan oleh 10 polisi. Sepeda motor yang dikendarai dua terduga teroris itu dihentikan paksa di lokasi yang tepat berseberangan dengan kampus Universitas Atma Jaya itu. Motor yang dikendarai kedua terduga, imbuh Usman, adalah Honda Kharisma berwarna biru.
Usman, yang sedang mangkal menanti penumpang di depan pagar gedung BRI, mengatakan bahwa polisi sempat mengeluarkan senjata api, yang langsung diarahkan kepada kedua terduga teroris. "Sempet ditodong pistol tadi," kata dia. Menurut Usman, saat itu tak ada upaya perlawanan dari kedua pengendara motor tersebut.
Setelah berhasil menangkap kedua orang tersebut, lanjut Usman, para polisi berpakaian preman yang sebelumnya juga mengendarai sepeda motor, membawa kedua orang tadi dengan menumpang taksi. "(Taksi melintas di Jalan Jenderal Sudirman) mengarah ke Jalan Thamrin," kata dia. Ketika peristiwa berlangsung, Usman mengaku tak tahu bahwa itu adalah penangkapan terduga teroris oleh serombongan polisi.
Menurut Usman, jalanan di ruas jalan protokol itu masih cukup ramai dilintasi masyarakat ketika penangkapan terjadi. Bahkan, sebut dia, aksi penangkapan sempat menjadi tontonan warga di sekitar lokasi, baik yang ada di halte bus di dekat lokasi penangkapan, maupun dari kendaraan yang melintas.
Meski demikian, penangkapan itu tak sampai menimbulkan kemacetan karena hanya dalam waktu singkat. "Saya pikir tadinya orang biasa, (saya kira) orang berantem nabrak motor," kata Usman.
Editor :
Palupi Annisa Auliani

Densus 88 Dilibatkan Cari Napi Teroris Kabur di Poso

Rabu, 24 April 2013, 16:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Humas Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah, Rustam Effendi menyatakan, pencarian narapidana kasus terorisme, Basri yang kabur beberapa hari lalu difokuskan di Kabupaten Poso.

"Kita fokuskan di situ, karena dia diketahui hilang saat menjenguk keluarganya di Poso," kata Rustam di Kota Palu, Rabu.

Dia mengatakan proses pencarian juga melibatkan aparat kepolisian, termasuk dari Densus 88 antiteror. Pencarian tersebut juga melibatkan masyarakat yang kemungkinan mengetahui tempat persembunyian Basri.

"Kita harap masyarakat bisa bekerja sama untuk menangkap Basri," ujar Rustam, berharap.

Basri adalah narapidana kasus terorisme yang divonis 19 tahun pada Desember 2007 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena terlibat pembunuhan tiga siswa SMA di Kabupaten Poso, dan sejumlah tindak kekerasan lainnya.

Basri selama ini mendekam di Lembaga Permasyarakatan Klas II/A Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una. Narapidana tersebut kabur pada 19 April 2013 saat menjenguk keluarganya yang sakit keras di Kabupaten Poso yang berjarak sekitar 230 kilometer dari Kabupaten Tojo Una-Una.

Basri diduga kabur dengan memanfaatkan kelengahan petugas yang mengawalnya.

Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah juga mendapat kabar kaburnya Basri setelah beberapa hari kejadian.
Rustam berharap Basri segera ditangkap karena memiliki ciri fisik yang mudah dikenali, yakni badan dan lengan yang penuh tato.

Saat ini Polri juga masih memburu 21 buronan kasus kekerasan Poso yang telah masuk dalam daftar pencarian orang.

Suspects' Mother Was Placed on Watch List

wsj
MAKHACHKALA, Russia—The mother of the two young men alleged to have plotted and carried out the Boston Marathon bombing was placed on the same classified watch list as her elder son, according to U.S. officials, raising further questions about her role in his apparent radicalization.
Zubeidat Tsarnaeva and her son Tamerlan were placed at the same time in late 2011 on the Terror Identities Datamart Environment database, a low-level watch list that contains the names of more than 500,000 people flagged by multiple U.S. security agencies. It wasn't clear why she was placed on the list.
Boston bombings suspects' mother, Zubeidat Tsarnaeva, mentions that she regrets moving her family to the U.S. and disagrees with reports on her sons. (Video: AP/Photo: AP)
Her presence on the list is one more thing Ms. Tsarnaeva shared with Tamerlan, who is believed to have masterminded the marathon bombing.
Earlier in the week, after insisting in a two-hour interview with The Wall Street Journal that Tamerlan had been framed, Ms. Tsarnaeva said strife in her family had arisen from its ultimately unsuccessful attempt to adjust to American life. "We never should have come to America," she said. "We tried, but I wouldn't do it again."
Ms. Tsarnaeva said in the interview she often surfed many of the same Internet sites as her son, as the two exchanged ideas on religion and adopted more orthodox Islamic practices. She denied that she or her son adopted any extremist ideologies, however.

Now back in Russia living with her husband, Anzor, she said she doesn't know when she will be able come to the U.S. to see her remaining son, Dzhokhar, who was moved Friday from a Boston hospital to a prison medical facility. While the Tsarnaevs had talked about traveling this week to Boston, Ms. Tsarnaeva now says that U.S. officials who came to see them in Makhachkala said they would not for now have the opportunity to see Dzhokhar. She also says she would like to stay closer to relatives. Mr. Tsarnaev has said he will go to the U.S., but he hasn't said when.
Ms. Tsarnaeva also faces a warrant for her arrest in the U.S. after failing to show up for an October court appearance on charges she shoplifted seven dresses at a suburban Boston department store, according to court records. Ms. Tsarnaeva is charged with one count of larceny and two counts of vandalizing property because several of the dresses were damaged in the alleged June 30, 2012, incident at a Lord & Taylor in Natick, Mass., according to court records.
Authorities are still pursuing the case and would arrest her if given the opportunity, a spokeswoman for the Middlesex County District Attorney's Office said Friday.
Associated Press
Zubeidat Tsarnaeva, mother of the two Boston bombing suspects, walks near her home in Makhachkala, southern Russia, this past week.
Ms. Tsarnaeva said in the interview that her shoplifting charge was simply the result of a misunderstanding. She had been suffering from a bout of depression, she said, and when she was feeling bad she would try to give her children a lot of gifts "so that they had everything."
She said she had bought a lot of clothes for her daughters online. She went to Lord & Taylor to return some of the items, but had no receipt. She said she had had another shoplifting incident, and the case was resolved when she agreed to see a psychologist. Daniel J. Cappetta, Ms. Tsarnaeva's attorney, decline to comment on the case.
A female crime-prevention officer at the Natick Lord & Taylor told police that she had seen Ms. Tsarnaeva through a drape over the fitting room door using scissors to remove security tags from the dresses and stuff the dresses into a bag she had been carrying, according to court records.
The security guard told police she also saw Ms. Tsarnaeva cut small holes into two other items of clothing and attached security tags she had removed onto the damaged clothing, before returning them to a clothing rack in the store, court records said.
According to the guard, Ms. Tsarnaeva then walked past cash registers and out of the store without paying for seven dresses she had concealed in her bag, court records said. Department-store security officers detained her outside, the records said. The stolen dresses were valued at $1,624; five valued at $1,016 were damaged as a result of Ms. Tsarnaeva removing the tags, the records said.
Ms. Tsarnaeva was released on $200 bail. She made three court appearances, but failed to show up for her last appearance on Oct. 25, 2012.
Ms. Tsarnaeva and her husband split about two years ago, but are back together now, fixing up the first-floor apartment they acquired a few years ago.
Both Tsarnaevs said they were struggling with bouts of depression. A neighbor said that Zubeidat's depression appeared especially tragic because "she was a typical woman from a Muslim family who was powerless and struggling to keep her family together."
Religion was a bond that Zubeidat thought could hold the family together, and keep her son from going astray. She said that around 2007 or 2008 Tamerlan was partying and drinking and smoking marijuana. She could tell, she said, because in the evening he used to come in at night and kiss her on the lips. But that changed, and she said he would instead go straight to the bathroom to brush his teeth. "I would ask him 'why don't you kiss me? Are you afraid of something?'," she said.
Neighbors say that Tamerlan's death seems only to have accentuated Ms. Tsarnaeva's devotion to Tamerlan. She continually speaks of him as "my Tamerlan," they said. In the interview, she talked far less about Dzhokhar.
"He was really nice," she said of Tamerlan at a press conference earlier this week. "He never rejected anyone American just because they are Americans."
—Evan Perez and Siobhan Gorman contributed to this article.

Rabu, 24/04/2013 09:47 WIB

Dzhokhar Sebut Perang Afghanistan & Irak Sebagai Pemicu Bom Boston

Rita Uli Hutapea - detikNews
Boston, - Tersangka bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev mengaku bahwa dirinya dan kakaknya, Tamerlan termotivasi oleh perang di Irak dan Afghanistan. Dengan melancarkan serangan bom Boston, mereka bermaksud membela Islam.

Hal tersebut disampaikan Dzhokhar kepada para penyidik Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI. Menurut pejabat pemerintah AS kepada Washington Post, Rabu (24/4/2013), Dzhokhar yang masih dirawat di rumah sakit, sejauh ini kooperatif dalam penyelidikan.

Remaja berumur 19 tahun itu telah memberikan sejumlah keterangan kepada penyidik terkait ledakan bom Boston Marathon pada 15 April lalu. Keterangan-keterangan tersebut diberikan Dzhokhar lewat tulisan karena hingga kini dirinya belum sepenuhnya sembuh, menyusul luka tembak di kerongkongannya yang membuatnya sulit berbicara.

Pejabat pemerintah AS yang tak disebutkan namanya itu mengatakan, Dzhokhar secara spesifik menyebut tentang perang AS di Afghanistan dan Irak telah mendorong mereka untuk melakukan serangan bom Boston.

Kepada penyidik, remaja asal Chechnya itu juga mengaku mereka tak melakukan kontak dengan kelompok teroris manapun di luar negeri. Menurutnya, serangan bom Boston mereka lakukan berdua saja, tanpa bantuan pihak-pihak lain. Dikatakannya, mereka mencari informasi lewat internet tentang bagaimana membuat bom.

Para penyidik FBI menganggap keterangan-keterangan tersebut bersifat sementara. Sebab hal-hal tersebut harus diselidiki lebih lanjut sebelum bisa diyakini kebenarannya.

Dzhokhar hingga kini masih dirawat secara intensif di rumah sakit Beth Israel Deaconess Hospital, Boston dengan pengawalan ketat polisi. Tiap beberapa jam, penyidik FBI masuk ke ruangan Dzhokhar untuk menanyai remaja itu yang kemudian menjawabnya lewat tulisan.

(ita/ita)
Jumat, 15/03/2013 12:25 WIB

Tim Gegana Ledakkan 12 Bom Rakitan di Bekasi

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Bekasi - Tim Gegana Mabes Polri berupaya menjinakkan dan meledakkan 12 bom rakitan milik pelaku perampokan toko emas di Tambora, Jakbar yang ditangkap di Bekasi. Warga diimbau untuk menjauh.

2 Anggota Gegana masuk ke sebuah bedeng furniture, tempat bom tersebut disimpan di kawasan Mustika Jaya, Bekasi, Jumat (15/3/2013).

Tim gegana yang mengenakan baju antibom lengkap dengan helm pelindung itu menyambungkan kabel yang panjang sekitar 15 meter dari tempat bom berada ke arah luar. Bom tersebut akan dipicu dengan detonator saat diledakkan.

"Di dalam ditemukan 12 bom rakitan. Kami belum mengetahui jenis bom, daya ledaknya berapa. Kita juga belum dapat memastikan material bom, dan bom itu jenis apaan," kata Kepala Bareskrim Polri, Komjen Sutarman.

Anggota Gegana juga mengimbau puluhan warga sekitar yang berkerumun menonton untuk menjauhi lokasi penemuan bom. Imbauan itu dilakukan berulang kali.

"Para warga kami imbau menjauhi lokasi sterilisasi bom. Kami mengharapkan warga berada 15 meter dari lokasi dan mematikan alat komunikasi," imbau anggota Gegana.

Sekitar pukul 12.15 WIB, terdengar 1 kali bunyi ledakan. Namun suara ledakan itu terdengar tidak begitu keras. Duaar!





(aan/mok)

Who's the most wanted suspected terrorist in Poso?




POSO. Who is responsible for the acts of terror in Poso, Central Sulawesi? The question is often a topic of discussion among many people. During the discussions, the name Santoso is frequently mentioned.ร‚

The man is currently the most wanted suspected terrorist in Poso as he is said to be the leader of a terrorist group involved in various terror attacks in the regency.

Attacks launched in 2012 include the murder of two police officers, Andi Sappa and Sudirman, in Tamanjeka hamlet, Poso Pesisir, in August; a bomb attack in North Poso, also in August; a bomb attack at a Poso City Police post in September; the shooting of the North Poso Pesisir Police station chief in November; and the shooting of four police Mobile Brigade (Brimob) members in North Poso Pesisir in December.ร‚

So, just who is Santoso? According to various sources, Santoso is a school dropout. Before the devastating riot of 2000, Santoso was a thug operating at the Poso central market.ร‚

He was a former member of the group led by Basri, who was on top of the policeรข€™s wanted list in 2007. Basri eventually surrendered to police after a gunfight on Feb. 1, 2007 in Poso. Basri was believed to be a member of the Jamaah Islamiyah group.

After Basri was arrested and subsequently imprisoned, the hard-line group in Poso was without a leader until Santoso took over later in 2007.

However, Santoso disappeared soon after that. It is believed he went to Java and Bima, West Nusa Tenggara (NTB), and later joined the Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) group, formed by Abu Bakar Baรข€™asyir, who is currently serving time in Nusa Kambangan Penitentiary in Central Java.

During his absence from Poso, Santoso reportedly learned guerilla warfare strategies and how to assemble bombs. He is also adept at operating a computer and the Internet.ร‚

Santosoรข€™s name emerged again when two police officers stationed at a security post at a private bank in Palu, were shot dead in May 2011.ร‚

A week later, two suspects in the attack were shot by the policeรข€™s Densus 88 counterterrorism squad in a Poso forest.

รข€œThey were members of Santosoรข€™s gang,รข€ Central Sulawesi Police chief Brig. Gen. Dewa Parsana said.

Santoso and his men from Bima reportedly set up militant training camps in Gunung Biru, Tamanjeka hamlet, Poso Pesisir, and in Malino village, Malei district, and turned Gunung Biru into their base camp.

Santoso and a number of Bima residents arrived in Poso after a bomb explosion at the Umar bin Khattab Islamic boarding school, led by Abrori bin Ayubi, in Bima in July 2011.ร‚

A few days before Christmas, police nabbed Mutun, alias Dhani, who is believed to be a member of Santosoรข€™s group. Mutun admitted that Santoso was still in Poso. The police said they had obtained information on Santosoรข€™s whereabouts from him.

Poso has experienced prolonged sectarian conflict in past years. Conflict broke out in 1998, and again in 2000, when more than 2,000 people were either killed or went missing. In 2001, a peace pact called the Malino Declaration was signed in Malino, South Sulawesi, facilitated by former vice president Jusuf Kalla.ร‚

After the Malino Declaration, no more conflict involving the Muslim and Christian communities occurred, but the seeds of terrorism have thrived ever since.ร‚

A number of people, who are still consistent in their struggle, are believed to have joined JAT.ร‚

A researcher with the Prasasti Indonesia Foundation, Taufik Andrie, said the recent terror attacks in Poso were more directed at the police and not civilians.

They apparently target the police because they are regarded as a hindrance to their cause. For the terrorists, dying in the line of a religious cause is shuhada (martyrdom) and the authorities are considered enemies who must be fought.

รข€œMembers of the group also choose to die for their religious cause, because for them it is shuhada and the reward is heaven. This is dangerous,รข€ said Taufik.

The police have launched a number of operations to secure Poso and track down Santoso, but to no avail.ร‚

A former member of a hard-line group in Tokorondo village who has become a pacifist, identified only as AT, told The Jakarta Post that he often saw Santoso riding a motorcycle in Poso Pesisir.

รข€œI was threatened by him [Santoso] twice. If I were to go missing or be killed, the perpetrator would likely be Santoso,รข€ AT told the Post.
(Ruslan Sangaji / The Jakarta Post)ร‚ 

Setelah 7 Terduga Teroris Tewas Ditembak

Mereka terduga teroris. Ditembak mati karena melawan.

ddd
Minggu, 6 Januari 2013, 21:14 Arfi Bambani Amri, Heryu Nandiasa, Tommy Adi Wibowo, Edi Gustan (Mataram)

VIVAnews - Detasemen Khusus 88 kembali menembak mati tujuh orang terduga teroris yang berusaha ditangkap di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Kemudian empat orang lainnya ditangkap.

Dua terduga teroris yakni Hasan alias Kholik dan Syamsuddin alias Asmar alias Buswah tewas di Makassar pada Jumat 4 Januari 2013. Kemudian, sejumlah orang lainnya yakni Thamrin, Arbain Yusuf, Syarifudin dan Fadli ditangkap di Makassar pada pukul 10 pagi, keesokan harinya.

"Mereka kelompok Abu Ruswa, jaringan Poso yang sedang melakukan teror di Makassar," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Sabtu 4 Januari 2012.

Dalam penelusuran jaringan Poso ini, petunjuk kemudiah mengarah ke Bima. Di perbatasan Bima dan Dompu, polisi menemukan empat lokasi pelatihan merakit bom. "Kami sudah intai dua bulan," katanya.

Di Bima dan Dompu

Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Brigadir Jenderal Polisi Mochamad Irawan, mengatakan penangkapan lima terduga teroris di Dompu dan Bima, Jumat 4 Januari 2013, dilakukan di dua tempat kejadian berbeda, yakni di Bima dan Dompu.

Penangkapan terduga teroris di Bima, tepatnya perbatasan antara Dompu dan Bima, dilakukan terhadap dua orang, yaitu Roy yang merupakan warga Makassar, dan Bachtiar yang merupakan warga Bima. Keduanya ditembak mati karena melawan saat ditangkap. “Petugas terpaksa melakukan tindakan tegas karena mereka berusaha melawan,” kata Kapolda di Mataram, Sabtu 5 Januari 2013.

Roy dan Bachtiar pun tewas. Mereka merupakan jaringan teroris Poso. Dari tangan keduanya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menyita satu unit sepeda motor serta dua senjata api laras pendek jenis revolver dan FN.

Sementara di Dompu, tepatnya Dusun Kandai Gintei Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, polisi menembak mati tiga terduga teroris. Irawan mengatakan, identitas ketiga teroris tersebut belum diketahui karena petugas tidak menemukan identitas dari ketiga teroris. Seorang terduga teroris lainnya berhasil melarikan diri dari sergapan petugas.

Kapolda mengatakan, polisi terpaksa menembak mati ketiga teroris tersebut karena mereka juga melawan petugas dengan senjata api saat ditangkap. Ketiganya bahkan memasang bom siap ledak di tubuh mereka. Akibatnya mereka langsung dilumpuhkan.

Dari ketiganya, polisi menyita barang bukti berupa tiga bom siap ledak, serta bahan-bahan merakit bom seperti pipa paralon dan paku. “Petugas gegana sudah melakukan disposal terhadap tiga bom yang berdaya ledak tinggi itu,” kata Kapolda NTB.

Dan hasilnya, "Selama 2x24 jam Densus 88 sudah menangkap 11 orang di Makassar dan Dompu," kata Boy.

Dalam penggerebekan ini polisi menyita bom pipa 1,5 inci yang siap digunakan, 4 bom pipa masih dalam penyelesaian perakitan, bahan pendukung campuran yang lazim digunakan di bom rakitan, pupuk urea, asam nitrat, dan beberapa paku besi yang diduga kuat bahan campuran peledak.

Eksodus dari Poso

Boy mengisahkan, beberapa minggu sebelumnya, tim fokus di Sulawesi. Terduga teroris kemudian berlarian meninggalkan Poso, bergabung di Sulsel, kemudian sebagian di Makasar dan yang lain menuju ke Dompu. Kelompok itu, kata Boy, terkait dengan penembakan dua anggota Polri di Poso pada akhir tahun 2012 lalu. Pasca penembakan ada semacam eksodus yang signifikan dari tim ini.

"Sudah dipantau sejak 1,5 bulan lalu, November pertengahan," katanya.

Boy menuturkan, anggota kelompok itu asalnya dari beragam daerah. "Campur-campur," katanya.

Kini jenazah para terduga teroris itu berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, untuk dilakukan identifikasi. Menurut keterangan petugas Instalasi Forensik dan Kamar Jenazah RS Polri Sukanto yang enggan disebutkan namanya, total terduga teroris yang sudah berada di ruang forensik ada 5 jenazah, dua dari Bima dan tiga dari Dompu.

"Semalam tiba pukul 20.30 WIB dan saat ini semuanya masih dalam proses identifikasi," kata dia  kepada VIVAnews, Minggu, 6 Januari 2012.

Ia menjelaskan untuk melakukan identifikasi butuh waktu, ada data-data yang harus dilengkapi untuk mengetahui identitas jenazah-jenazah tersebut.

"Teman-teman di wilayah masih mengumpulkan data antemortem. Ada dua data penting, ada primer dan sekunder. Primer berupa DNA, sidik jari, dan gigi. Sementara data sekunder seperti pakaian dan ciri-ciri fisik berupa cacat tubuh dan tahi lalat," ujarnya.

Jika data-data sekunder sudah pas, pihaknya harus memastikan lagi dengan data primer untuk ketepatannya. "Saat ini belum ada pihak keluarga yang dihubungi untuk mencari data-data tersebut," katanya. (eh)

JAT: Tembak Mati 7 Teroris, Densus Langgar HAM
Penulis : Dian Maharani | Minggu, 6 Januari 2013 | 19:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com – Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) melalui juru bicaranya Son Hadi menganggap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat atas penembakan tujuh terduga teoris di Makassar, Sulawesi Selatan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Son Hadi, ketujuh orang tersebut masih berstatus terduga teroris yang belum dapat dipastikan keterlibatannya dalam aksi teror.

“Mereka hanya terduga teroris. Namun yang jelas mereka adalah seorang muslim dan yang lebih memprihatinkan, dua orang dibunuh di teras Masjid Nur Alfiah RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar,” tulis Son Hadi dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (6/1/2013).

Menurutnya, penembakan oleh Densus tersebut termasuk kategori pelanggaran HAM berat dan harus diusut tuntas oleh Kepolisian, juga Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM). Son Hadi menambahkan agar segera dibentuk tim pencari fakta atas kasus penembakan terduga teroris tersebut.

“Kami mendesak kepada pihak yang berkompenten, baik internal Polri maupun Komnas HAM untuk serius mengusut tuntas kasus ini, karena hal ini sangat mencederai nilai-nilai agama dan kemanusian. Kami mendesak segera dibentuk TPF (tim pencari fakta ) yang independen dan transparan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini,” paparnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri meringkus 11 terduga teroris di Makassar dan Dompu pada 4-5 Januari 2012. Tujuh orang di antaranya tewas ditembak, yakni dua orang tewas di Makassar dan lima lainnya di Dompu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, terduga teroris tersebut ditembak karena berusaha melawan dan melarikan diri dari aparat saat dilakukan penangkapan.

Penembakan yang dilakukan, kata Boy, menjadi dinamika di lapangan yang dihadapi pasukan berlambang burung hantu tersebut. Saat penangkapan, polisi juga menyita senjata api dan granat.

Keberadaan mereka juga telah dipantau sebelumnya karena terlibat aksi teror di Makassar dan Poso, Sulawesi Tengah. “Mereka kelompok bersenjata, bahkan menguasai bahan peledak,” terang Boy.
Editor :
Kistyarini

KONFLIK POSO

Ralat: Densus 88 tembak mati 7 tersangka teroris



Tim Detasemen Khusus 88 Anti-teror menembak mati tujuh orang terduga teroris di berbagai kawasan dalam dua hari belakangan ini. Selain itu, ada empat orang yang berhasil ditangkap hidup petugas Densus. Pada berita sebelumnya, disebutkan terdapat 11 orang yang ditembak mati.
Para terduga teroris ini diduga terkait jaringan teroris baru yakni kelompok Poso yang dipimpin oleh Santoso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penangkapan bermula pada Jumat (4/1/2013). Dua teroris tewas ditembak di halaman masjid Masjid Nur Alfiah, di dalam rumah sakit Wahidin, Makasar, sekitar pukul 10.30 WITA.
Kedua orang yang diduga teroris itu ditembak lantaran melakukan perlawanan. Mereka adalah Abua Suaya dan Hasan alias Kholil.
Penangkapan selanjutnya dilakukan pada hari yang sama pukul 14.30 WITA di Terminal Daya, Makassar Sulawesi Selatan terhadap Thamrin dan Arbain. Dari keterangan kedua orang ini, polisi kemudian menangkap Syarifudin dan Fadhli pada pukul 18.30 WITA.
Sementara di saat yang hampir bersamaan, tim Densus juga melumpuhkan kawanan yang sama di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dua orang yang ditembak mati yakni Roy dan Bachtiar.
"Terakhir hari ini pagi pukul 07.00 ada tiga orang ditembak mati di Kebon Kacang, Kelurahan Kandai, Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dari tiga orang yang tewas ini, satu sudah teridentifikasi atas nama Andi, sedangkan dua lainnya belum teridentifikasi. Dari tiga orang itu diamankan senjata api laras pendek jenis FB," ucap Boy.
Di dalam proses penangkapan ini, polisi menyita barang bukti 1 bom pipa siap ledak, 4 bom pipa masih dalam perakitan, serta bahan-bahan bom, urea, asam nitrat, sodium, paku besi, baterai. "Kelompok ini terkait dengan pelatihan terorir di Posos, penyerangan Gubernur Sulawesi Selatan di Poso, dan melakukan aksi teror di daerah Dompu," ujar Boy.
Kompas.com
Catatan Redaksi: dengan demikian berita Densus 88 tembak mati 11 tersangka teroris Posoร‚ kami cabut.
Jumat, 04/01/2013 17:15 WIB

2 Teroris di Makassar yang Didor Pimpinan Kelompok, Peneror di Poso

Salmah Muslimah - detikNews

Jakarta - 2 Terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, yang disergap Densus 88 adalah pimpinan kelompok teroris di Makassar. Mereka juga diketahui menebar teror di Poso, Sulawesi Tengah.

"Jadi 2 orang itu Syamsudin HG alias Abu Uswah, (lahir di) Palopo 31 Mei 1978, dia ini merupakan pimpinan dari Kelompok Teroris Makassar yang selama ini melakukan aksi teror di Poso. Mereka sudah jadi target saat surveilance," jelas Karo Penmas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar.

Hal itu dikatakan Boy saat jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2013).

"Kedua, Ahmad Khalil alias Hasan. Lahirnya di Palopo, 27 Juli 1977. Dia ini terkait dengan jaringan Abu Umar yang merupakan penyuplai senjata api dari Filipina. Jadi dia sebagai penyuplai senjata perannya," jelas dia.

Mereka, imbuh Boy, diketahui berada di halaman RS dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, sedang mengadakan pertemuan dengan 2 orang lainnya. Sedangkan 2 orang lainnya, saat disergap, melarikan diri.

"Pada hari Jumat tadi pukul 10.30 Wita di Makassar, di halaman belakang RS Wahidin dilakukan upaya penangkapan. Dari penangkapan tersebut petugas melumpuhkan dengan tembakan," tuturnya.

Sementara identitas 2 orang lain yang melarikan diri belum diketahui. Mereka adalah anggota teror jaringan Makassar yang melakukan pelemparan bahan peledak di saat ulang tahun DPD Golkar yang dihadiri Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

"Mereka ini adalah jaringan Santoso yang berkembang ke Sulawesi Selatan. Dari mereka ditemukan barang bukti senjata jenis FN dan granat manggis yang berhasil diamankan. Saat ini jenazah dikirim ke RS Bhayangkara di Makassar," jelas Boy.

Menurut rencana, kedua jenazah teroris itu masih dalam proses pembahasan untuk dibawa ke Jakarta.

"Jadi 2 orang ini diduga kuat pernah memfasilitasi Santoso dan juga terkit dengan kelompok yang melakukan pembunuhan 2 anggota polisi di Taman Jeka (Poso)," imbuh Boy.

2 Orang terduga teroris yang ditembak mati ini adalah pengembangan dari tersangka teroris Awang dan Andika, yang ditangkap saat insiden pelemparan bahan peledak ke Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada 11 November 2012 lalu. Mereka diketahui kelompok terlatih dan biasa menggunakan senjata api.

Namun Boy mengakui belum ada informasi apakah ada baku tembak saat penyergapan siang tadi. Sementara 2 orang lain yang melarikan diri juga diketahui pernah berada di Poso. "Kedua orang ini (yang kabur) juga berhubungan dengan Santoso," tandas Boy.

(nwk/nrl)
Jumat, 04/01/2013 23:01 WIB

Terduga Teroris di Makassar Sempat Menginap di Masjid RS Wahidin

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Jakarta - Salah satu dari dua terduga teroris yang tewas tertembak anggota Densus 88, di depan masjid Nur Al Afiah, RS Wahidin Sudirohusodo, pukul 10.45 Wita pagi tadi, Jumat (4/1/2013), diketahui sempat menginap di dalam masjid sehari sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Ridwan, salah satu keluarga pasien RS Wahidin yang mengaku pernah bertemu dengan salah satu teroris kelompok Poso ini.

"Semalam kami sempat diskusi soal aqidah dan agama, saya tidak sedikitpun curiga kalau ia teroris yang dicari-cari, dari logatnya sepertinya ia bukan dari Makassar, saya mengira dia keluarga pasien rumah sakit ini," ujar Ridwan.

Sesaat sebelum kejadian, ia tengah berada di dalam masjid untuk melaksanakan shalat dhuha. Ia kaget mendengar rentetan suara tembakan yang ternyata mengenai orang yang ia pernah temui malam sebelumnya.

Sementara dari keterangan saksi-saksi di sekitar TKP, salah satu dari teroris ini sebelum ditembak di tangga depan masjid Nur Al Afiah, sempat ditodong oleh salah satu anggota Densus 88 yang menyamar. Saat ia meloncat keluar masjid, salah satu anggota Densus 88 yang berada di luar masjid langsung menembaknya hingga tewas.

Sementara seorang lagi ditembak mati saat hendak melarikan diri tidak jauh dari masjid. Salah seorang rekan kedua teroris ini diketahui sempat melarikan diri, sebelum tertangkap di Pasar Daya.

Usai menghabisi kedua targetnya, beberapa anggota Densus 88 yang berada di sekitar kejadian langsung memungut selongsong peluru, membersihkan ceceran darah dan mengangkat kedua mayat dan memasukkan ke dalam mobil Toyota Avanza yang kemudian dibawa ke RS Bhayangkara. Menurut saksi mata, proses "eksekusi" oleh anggota Densus ini hanya berlangsung sekitar 5 menit.

Pasca kejadian, ibadah shalat jumat tetap dilaksanakan seperti biasanya, meskipun sisa darah masih berceceran di sekitar halaman masjid. Pihak kepolisian hanya memasang garis polisi di antara dua mobil yang diparkir di depan masjid. Peristiwa penangkapan ini mengagetkan beberapa keluarga pasien dan pihak pengelola rumah sakit.

(mna/fjp)























































































































 

Densus Tembak Mati 2 Terduga Teroris Sebelum Jumatan


Tribunnews.com - Jumat, 4 Januari 2013 13:56 WIB
(TRIBUN TIMUR/ABDUL AZIZ)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Polisi dari Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri menembak mati dua terduga teroris yang dikabarkan merupakan jaringan teroris Poso.
Penembakan sekaligus penangkapan berlangsung di depan pintu masuk Masjid Nur Alfiah, RS Wahidin Sudirohusodo, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Jumat (4/1/2013) sekitar pukul 10.45 wita.
Kapolsek Tamalanrea, Kompol Amiruddin mengatakan terduga teroris bernama Hasan alias Kholik dan Syamsuddin alias Asmar alias Buswah. “Ada juga yang terluka,” kata Amiruddin kepada tribun-timur.com. Jenazah terduga sedang diamankan polisi.
Polisi saat ini sedang mengamankan tempat kejadian. Pelaksanaan salat Jumat di masjid tersebut dikabarkan sempat terganggu. Penembakan berlangsung sejam sebelum rangkaian salat dimulai.(*)

























































































































Jumat, 04/01/2013 14:11 WIB

2 Terduga Teroris yang Tewas Didor di Makassar Siap Dibawa ke Jakarta

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

Makassar - Dua terduga teroris yang tewas ditembak di Makassar siap diterbangkan ke Jakarta. Kemungkinan, jenazah diautopsi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk penyelidikan lebih lanjut.

Pada pukul 15.00 Wita, Jumat (4/1/2013), ambulans telah bersiap di kamar jenazah RS Bhayangkara Makassar, Jalan Mappaoudang. Sejumlah polisi mengangkat dua peti mati ke dalam kamar jenazah. Belum diketahui pukul berapa jenazah akan dibawa keluar RS dan dengan pesawat apa jenazah akan diterbangkan.

Polisi menjaga ketat area sekitar kamar jenazah. Namun tidak terlihat petinggi Polda Sulselbar maupun Polrestabes Makassar.

Kedua terduga teroris ditembak di depan masjid yang terletak di kompleks RS Wahidin Sudirohusodo, Tamanlarea, Makassar, Jumat (4/1/2013) sekitar pukul 10.00 Wita. Kemudian polisi membawa kedua jenazah ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.

Menurut sumber di kepolisian, keduanya bernama Syamsuddin alias Asmar alias Buswah dan Hasan alias Kholiq. Belum ada penjelasan resmi tentang penembakan ini dan kaitan kedua orang tersebut dengan jaringan teroris.

Penjagaan di RS Bhayangkara sangat ketat. Brimob bersenjata lengkap bersiaga di pintu depan dan belakang RS.

(try/lh)

























































































































Mengenal Kelompok Teroris Poso

Mustholih - Okezone
Rabu, 26 Desember 2012 06:05 wib



























































































































JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar, menuding aksi teror yang ada di Poso, Sulawesi Tengah dilakukan oleh kelompok Komando Mujahidin Indonesia Timur (KMIT). Dia menyatakan kelompok ini dipimpin oleh Santoso dan punya derah operasi tersebar dari Poso hingga Papua.

"Pada 2011 mereka sudah sampai di Papua," kata Al-Chaidar saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Selasa (25/12/2012) malam.

Selain Poso, menurut Chaidar, operasi Komando Mujahidin ini tersebar, antara lain, di Makassar, Palu, Manado, Ambon, Maluku, dan Papua sendiri. Kelompok ini dikenal punya daya tempur yang bagus. "Setengah dari anggota punya senjata tapi semuanya siap tempur," terangnya.

Lebih lanjut Chaidar mengatakan, KMIT merupakan gabungan dari dua kelompok Misbah yang dipimpin Abu Hanifah (terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Polri) dan kelompok Umar Bin Khattab dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dia memperkirakan jumlah anggota yang bergabung mencapai 271. "Sampai pertengahan 2012 jumlah mereka 271. Tapi, sekarang saya tidak tahu," ungkap Chaidar.

Dia menambahkan, pimpinan KMIT, Santoso, memiliki kemampuan membuat bom dengan daya ledak tinggi (high explossive). Dalam aksinya, Santoso mengambil target pasar, gereja, sekolah, dan pusat-pusat pemerintahan.

"Santoso itu salah satu murid dari Dr Azahari dan dekat dengan Noordin Muhammad Top (dua teroris asal Malaysia). Dia juga pernah membom rumah calon yang maju di Pilkada," ungkap Chaidar.

Selain itu, kata Chaidar, Santoso punya kemahiran berperang yang didapat langsung dari Kepulauan Mindanao, Filipina. Dia disebut-sebut pernah terlibat aktif dalam kerusuhan di Maluku, Poso, dan sejumlah pengeboman di Makassar.

Menurut Al Chaidar, kelompok ini berekspansi ke Papua sebagai tempat efektif melarikan diri. Papua dipilih kelompok ini karena dianggap kondusif dan memudahkan mereka bersembunyi jikalau sewaktu-waktu dikejar.

"Di sana ada konflik bersenjata antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan Pemerintah. Situasi konflik ini dianggap kondusif oleh mereka," tutup Chaidar.

(put)

Selasa, 25/12/2012 17:30 WIB

Bom Rakitan Ditemukan di Pospol Pasar Sentral Poso

E Mei Amelia R,Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - Bom rakitan yang siap meledak ditemukan di Pos Pengamanan Polisi Pasar Sentral Poso, Sulawesi Tengah pada hari Natal, Selasa (25/12/2012) ini. Bom itu berhasil dijinakkan oleh Tim Gegana.

Informasi yang diperoleh detikcom, bom itu ditemukan di Pospol Lantas Pasar Sentral Poso pukul 06.30 WITA. Awalnya Briptu Hartono tiba di Pospol itu untuk melakukan pengamanan Operasi Lilin.

Briptu Hartono memeriksa sekitar Pospol. Dia kemudian membuka laci meja dan menemukan satu tas laptop berwarna hitam. Briptu Hartono kemudian bertanya kepada rekannya Briptu Sahrul mengenai kepemilikan tas laptop ini.

Namun tak ada anggota Pospol itu yang merasa memiliki tas laptop itu. Nah karena curiga, maka tak ada satu pun anggota yang bertugas di Pospol menyentuh tas dan menjauh dari Pospol itu. Komandan Pospol Bripka Made Surawan melaporkan tas laptop mencurigakan itu ke Polres Poso.

Sekitar pukul 07.10 WITA, satuan penjinak bom dari Satuan Brimob Polda Sulteng tiba di TKP untuk mengamankan tas laptop mencurigakan itu. Tas mencurigakan itu kemudian dijinakkan.

Hasilnya, dalam satu tas laptop bermerek Toshiba warna hitam itu didapati 1 HP Nokia, kabel hitam dan merah, jerigen 5 kg warna merah, paku 13 cm, paku 5 cm, nomor panggilan masuk 4 kali panggilan tak terjawab di HP, 2 detonator, kartu XL, uraian nitrat, kantong kresek merah dan pembungkus detonator.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Alius ketika dikonfirmasi detikcom Polantas Pasar Sentral ini membenarkan penemuan itu.

"Iya, tadi pagi sebelum mengisi Pospam Pasar Sentral Poso dilakukan sterilisasi dan ditemukan ransel mencurigakan. Dan dilakukan pengecekan ternyata bom yang berhasil dijinakkan oleh Tim Gegana," kata Suhardi dalam pesan tertulis.

"Sedang didalami siapa yang menaruh dan apakah ada kaitan dengan kelompok-kelompok yang dalam penyelidikan aparat," tandas mantan Wakil Kapolda Metro Jaya ini.

(nwk/nrl)

 
Senin, 24/12/2012 14:06 WIB

Keluarga Amrozi Bantah Siapkan Aksi Teror Natal dan Tahun Baru

Rois Jajeli - detikSurabaya


Surabaya - Polisi mengungkap isu teror bom di malam natal dan tahun baru yang akan dilakukan keluarga (Alm) Amrozi. Keluarga terpidana mati Bom Bali I balik menilai polisi telah salah paham.

"Kapolrestabes salah paham terhadap informasi yang diterimanya," kata Ali Fauzi saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (24/12/2012).

Keluarga Amrozi ini buka suara menanggapi pernyataan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto yang mendapat informasi keluarga Amrozi telah bertemu Ustad Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Nusa Kambangan untuk pengeboman di gereja-gereja atau mal-mal.

"Mungkin 2 hari lalu atau 3 hari lalu, ada keluarga Pak Muklas (terpidana mati Bom Bali I yang lain) ke Nusa Kambangan. Cuma ini belum saya konfirmasi," ujarnya.

Ali menerangkan, keluarga Muklas bukan dari Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Karena dua istri Muklas tinggal di Malaysia dan Solo, Jawa Tengah.

Menurutnya, tidak mungkin istri atau keluarga Muklas meminta izin melakukan operasi pengeboman ke geraja-gereja, mal maupun tempat hiburan.

"Nggak mungkin toh, keluarga istri Pak Muklas dan Amrozi mengadakan operasi pengeboman," katanya.

"Kami sering menyuarakan bahaya radikalisasi atau pengeboman. Jika (operasi atau pengeboman) tidak ada kaitannya dengan jihad, saya akan lawan," tegasnya.

Ia menerangkan, sekitar dua minggu lalu, dirinya juga berkunjung ke Mapolrestabes Surabaya dan bersilaturahmi dengan Kasat Reskrim AKBP Farman.

"Sepertinya Kapolrestabes salah paham, salah informasi. Semua informasi yang disampaikan Pak kapolrestabes itu nggak benar. Memangnya selama ini Pak Kapolrestabes tidak melihat statemen saya di media massa. Sebaiknya Pak kapolrestabes menghubungi saya terlebih dahulu, untuk crosscheck, apa benar atau tidak. Biar isu tersebut tidak meresahkan masyarakat," jelasnya.


(roi/gik)
Baku Tembak di Poso, Satu Penembak Brimob Ditangkap
Kamis, 20 Desember 2012 | 13:59
[JAKARTA]  Kepala Biro Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa satu pelaku penembakan anggota Brimob Poso ditangkap.

Namun Agus belum dapat menyebutkan inisial pelaku yang mengakibatkan tewasnya anggota Brimob di Poso, Kamis sekitar pukul 10.00 WITA. [Ant/L-9]

Lokasi Baku Tembak Poso Masih Dipagari Garis Polisi
Kamis, 20 Desember 2012 , 22:46:00 WIB

ILUSTRASI/IST

  

RMOL. Aparat keamanan masih menutup akses jalan menuju lokasi baku tembak antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis. Penutupan itu dilakukan dengan cara memberi garis batas polisi.

Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana yang dihubungi dari Palu mengatakan penutupan lokasi itu bertujuan untuk mensterilkan lokasi kejadian karena akan segera dilakukan olah tempat kejadian perkara.

Selain itu, katanya, lokasi baku tembak yang berlangsung di jalan umum itu dinilai bisa membahayakan warga sekitar.

Dia mengatakan kontak tembak yang berlangsung sekitar tiga jam itu tidak melukai warga sipil.

"Mungkin dari kelompok bersenjata ada yang terluka tapi belum bisa dipastikan," katanya.

Lokasi baku tembak itu berada di jalan umum namun jarang dilalui masyarakat, cuma para pekebun kakao saja.

Dalam aksi kontak senjata itu, tiga polisi tewas dan tiga lainnya serius diberondong tembakan oleh sekitar 10 orang.

Hingga saat ini polisi masih mengejar para pelaku namun mewaspadai area perbukitan yang diduga dipasangi jebakan oleh kelompok sipil bersenjata. [ant/arp]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu ITU PALING AROGAN, tidak ada yang lebih arogan

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02