ALLAH di balik SEJARAH: Penantian baru @ BTP (Hati nurani pilpres 2024)



Tokoh Populer 2023: hati nurani medsos

mungkin riwayat kepenjaraan Ahok / BTP mirip dengan kepenjaraan Bung Karno di Bengkulu (1938-1942) waktu BK bertemu Fatmawati, yang menurunkan dinasti Sukarno. Ahok mungkin menemukan soul mate di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. 

peristiwa gugatan cerai Ahok mengingatkan pada : LAGU don't cry for me Argentina
"Don't Cry For Me Argentina"

[Eva:]
It won't be easy, you'll think it strange
When I try to explain how I feel
That I still need your love after all that I've done

You won't believe me
All you will see is a girl you once knew
Although she's dressed up to the nines
At sixes and sevens with you

I had to let it happen, I had to change
Couldn't stay all my life down at heel
Looking out of the window, staying out of the sun

So I chose freedom
Running around, trying everything new
But nothing impressed me at all
I never expected it to

[Chorus:]

Don't cry for me Argentina
The truth is I never left you
All through my wild days
My mad existence
I kept my promise
Don't keep your distance

And as for fortune, and as for fame
I never invited them in
Though it seemed to the world they were all I desired

They are illusions
They are not the solutions they promised to be
The answer was here all the time
I love you and hope you love me

Don't cry for me Argentina

[chorus]

Have I said too much?
There's nothing more I can think of to say to you.
But all you have to do is look at me to know
That every word is true

WELCOME BACK, BTP, the new mountain to climb is in front of you.
KUMPARAN NEWS: For what is man, what has he got? If not himself, then he has naught 
To say the things he truly feels, and not the words of one who kneels 
The record shows I took the blows, and did it my way
- My Way, Frank Sinatra
Bisepnya menebal. Keduanya penuh di lengan kaus tahanan yang dipakainya. Perutnya yang dulu buncit kini menipis. Jika Anda memegangnya, badan besarnya itu akan terasa lebih liat. 
Ahok tak pernah sebugar ini. 21 bulan berada dalam kurungan menjadikannya rutin berolahraga. Bila saat menjabat gubernur olahraganya hanya sebatas naik turun tangga, kini push up, pull up, sit up, dan angkat beban menjadi sebuah keakraban baginya.
Pun begitu dengan keadaan pikirnya. “Papa (memang) berubah sih. Lebih tenang,” kata Nicholas Sean Purnama, putra Ahok yang pertama. Ahok, seperti ia tuturkan sendiri ke para penjenguknya, berhasil “... menaklukkan diri sendiri.”
“Itu dikatakan kepada saya. Dia sudah menerima apapun yang terjadi dan memaafkan siapapun juga termasuk para pembenci. Dia bersyukur, di dalam dia banyak belajar. Dia banyak merenung, dan dia berlatih untuk bersabar,” ujar Djarot Saiful Hidayat, rekan Ahok, saat ditemui kumparan, Sabtu (19/1). “Dia sudah menjadi manusia yang baru.”
Namun pada mulanya tak demikian. Sebulan pertama, dunia baru Ahok yang hanya berukuran 2 x 3 meter itu begitu menghukum. Ia stres dan kerap tak bisa tidur. Kebiasaannya sebagai gubernur DKI Jakarta yang menuntutnya aktif sedari subuh hingga dini hari tak semudah itu dihilangkan. 


Ahok dalam sidang pembacaan vonis. (Foto: Isra Triansyah/POOL)
Episode kehidupan Ahok saat itu amat berat. Setelah gagal menjadi gubernur dalam Pilkada DKI 2017, Ahok juga mesti menghadapi karam bahtera rumah tangganya dengan Veronica Tan dari balik jeruji Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok. 
Ahok, yang dikenal sekeras karang, sempat hancur.
“Pukulan kemarin cukup berat,” kata Bambang Waluyo Djojohadikusumo yang biasa disapa Jojo Wahab, kepada kumparan, Kamis (17/1).
Politisi yang juga pengurus DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu telah 30 tahun mengenal Ahok. Keduanya sama-sama anak angkat dari Andi Baso Amir.
Selama dua tahun terakhir, hampir tiap minggu Jojo bertandang ke Mako Brimob. Segala macam perkara diceritakan Ahok pada sahabatnya itu, termasuk soal pelik perceraiannya dengan Vero yang sempat membuat Ahok tak mau menerima pembesuk selama tiga bulan.


Ahok beranjur. Waktu penjara yang begitu lowong seakan mempersilakannya menjumputi keping-keping hidup yang tak sempat ia lakukan kala jadi orang bebas.
Ia berkeringat mengolah raga. Ia merenung menyelami inti jiwanya yang paling dalam. Ia terpental jauh ke masa lalu, berkelana ke tempat-tempat asing, dan bercakap dengan orang-orang dulu melalui buku-buku. 
Total, 43 buku berhasil ia selesaikan. “Dia membaca banyak buku tentang Sukarno. Dia belajar dari Sukarno, yang juga dipenjara di mana-mana. Dia paham pemikirannya. Bahkan, buku Sukarno yang dia baca lebih banyak daripada yang saya baca,” kata Djarot yang sudah 20 tahun menjadi kader PDIP.
Selain membaca banyak materi Sukarno, Ahok juga melahap beberapa literatur Islam dan Al-Quran. Kepada Nong Darol Mahmada, relawan Ahok-Djarot di Pilkada 2017, Ahok sempat berkelakar, “Nong, gue sekarang jadi ahli Islam nih, lu kalah.” 
Ahok juga tetap produktif. Buku berjudul Kebijakan Ahok yang terbit Agustus 2018 ternyata bukan satu-satunya buku yang ia tulis dalam penjara. Menurut Nong, Ahok masih memiliki tiga buah buku yang menunggu jadwal terbit.
“Karena sehari dia target berapa lembar menulis,” ujar Nong, Rabu (16/1). 
Nong sering menjadi perantara pendukung Ahok yang ingin berkunjung. Sepanjang dua tahun terakhir, Nong tujuh kali mengunjungi Ahok bersama bermacam-macam rombongan, dari komunitas ibu-ibu hingga ulama yang mendukung Ahok.
“Terakhir ngomong, ‘Gua udah berapa ribu lembar nih’,” kata Nong menirukan perkataan Ahok.
Bidal klasik ‘a blessing in disguise’ dialami Ahok betul-betul.

Demo anti Ahok pada September 2014. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
As my soul heals the shame
I will grow through this pain
Lord I’m doing all I can
To be a better man
- A Better Man, Robbie Williams
Di penjara, Ahok juga menggeluti satu wilayah yang selama ini amat jauh dari dunianya: bernyanyi. Ia membikin sebuah band bersama tahanan lain dan beberapa polisi di Mako. Ahok yang tak lincah memainkan alat musik menjadi vokalis.
Band tersebut, yang dengan kesadaran penuh menempatkan Ahok sebagai bintang utamanya, dinamai BTP: Band Teman Penjara. BTP juga inisial nama lengkap Ahok—Basuki Tjahaja Purnama. Dalam surat terakhirnya, Kamis (17/1), Ahok berharap ia ke depannya dapat dipanggil “BTP”, dan “bukan Ahok”.
Nong Darol hadir dalam salah satu sesi nge-band Ahok pada pertengahan November 2018. “Dia itu latihan vokal dan bagus banget,” ujar Nong. Selama tiga jam, Ahok menyanyikan 10 lagu bersama band dadakannya itu. “Saya beruntung lihat latihannya.”
Selain Nong Darol, Djarot juga sempat menyaksikan penampilan Ahok saat latihan ngeband bersama rekan tahanan Mako Brimob lainnya. “Kaget saya dia nyanyi juga. Pernah ikut latihan sekali sama dia. Lagunya macam-macam, ada Indonesia ada lagu Barat. Ya baguslah,” ujar Djarot. 
Beberapa lagu menjadi andalan Ahok dalam latihan bandnya. Tembang My Way Frank Sinatra, Stand by Me milik Ben Earl King, hingga Karena Cinta yang dipopulerkan Joy Tobing pernah ia nyanyikan. 
“Minggu kemarin (13/1), saya kan ngobrol sama dia sampai malam. Sambil kita nyanyi-nyanyi, lagu yang ada baitnya ‘... to be a better man’,” kata Jojo menceritakan pilihan tembang Ahok yang tak jauh dari hits 80-90an. Lagu yang ia maksudkan adalah Better Man karya Robbie Williams.


Bambang Waluyo Djojohadikusumo atau Djojo Wahab (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Jojo, yang juga berkali-kali menyaksikan penampilan Ahok di Mako, menawarkan pandangan tanpa filter tentang kualitas tarik suara sahabatnya. “Ya udah bisa nyanyi sekarang, walaupun suaranya ancur banget,” katanya disusul tawa yang berderai-derai. “Masih sama, ancur banget.”
Walau begitu, bukan tidak mungkin keisengan Ahok nge-band di Mako Brimob akan berlanjut begitu ia keluar penjara. Pelajaran bernyanyi Ahok tak hanya dilakukan secara autodidak. Beberapa pelatih vokal dan penyanyi terkenal macam Bertha dan Joy Tobing sempat datang ke Mako dan turut memberi masukan buat perkembangan kualitas suara Ahok. 
“Jadi 2 September 2018, aku bersama teman-teman musisi diundang teman-teman Ahoker buat membesuk beliau. Kenapa tidak? Aku dateng sama Mbak Bertha waktu itu,” kisah Joy Tobing kepada kumparan di Cengkareng, Jumat (18/1). 
Joy paham penuh, Ahok dengan pilihan lagu-lagunya yang khas, menggunakan musik sebagai sumber energinya bertahan.
“Itu cara dia menghibur diri. Dengan nyanyi itu dia bisa survive, lebih kuat dari sebelumnya. Dia sharing bagaimana proses (hukum) dia jalani. Kami sebagai musisi memberi masukan di dunia nyanyi,” ujar artis yang kini mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Demokrat itu. 
Malahan, kegemaran Ahok bernyanyi di lapas itu kemungkinan besar akan berlanjut ke sebuah talk show yang rencananya akan tayang di Metro TV. Rencananya, Ahok akan menjadi host sekaligus penyanyi di acara non-live mingguan berjudul BTP Show.
“Oh, serius itu. Nanti pada saatnya, mungkin habis pemilu, biar nggak gaduh,” ujar Djarot di kawasan Menteng, selumbari. “Malah, selain akan mengeluarkan buku lagi, dia juga akan rekaman,” imbuh Djarot soal kawannya itu.
Don Bosco Selamun, Pemimpin Redaksi Metro TV, mengakui rencana produksi talk show bersama Ahok tengah dibicarakan. “Kami lagi diskusi tentang itu. Kami baru mungkin bicara setelah beliau bebas,” kata Don Bosco kepada kumparan, Jumat (18/1).


Sudah barang tentu prospek menjadi host talk show bukanlah satu-satunya rute pasca-penjara yang disiapkan Ahok. Di bidang politik, bergabungnya ia ke PDIP disebut berbagai sumber tinggal tunggu waktu.
“Dia (Ahok) mengatakan bahwa Ibu Mega itu seperti ‘mama saya sendiri’,” ujar Djarot soal alasan Ahok masuk ke PDIP.
Masalahnya, perdebatan mengenai dampak bergabungnya Ahok ke PDIP terhadap Pilpres April 2019 masih berlanjut. Ahok mafhum atas posisinya. Ia terlanjur dicap penista agama. Bergabungnya ia secara resmi ke PDIP sebelum Pilpres hanya akan menjadi target empuk oposisi untuk melakukan framing Jokowi-Ma’ruf pro-penista agama.



Dua hal lain akan jadi fokus utama Ahok dalam waktu dekat. Pertama, ia akan kembali berkecimpung ke dunia bisnis yang beberapa tahun belakangan tak sempat ia kerjakan. Ahok disebut Jojo akan langsung bekerja sebagai petinggi sebuah perusahaan swasta selepas keluar dari penjara.
“Pak Ahok sudah diangkat menjadi CEO sebuah perusahaan besar—swasta, bukan BUMN,” ujar Jojo. 
“Owner-nya langsung yang nawarin, ‘Pak Ahok, mau nggak jadi CEO di perusahaan saya? Saya kasih fasilitas ini ini ini.' Kaget juga lihat fasilitasnya.” Salah satu fasilitasnya, menurut Jojo, adalah rumah di Jakarta Pusat yang akan ditempati Ahok sekeluar penjara nanti. 

Djarot juga mengiyakan rencana Ahok untuk kembali terjun ke dunia bisnis. “Dia mau membantu orang banyak,” kata Djarot. Ia bercerita Ahok mendapatkan banyak tawaran pinjaman rumah sembari membangun tempat tinggal baru, namun membantah rumah di Jakarta Pusat merupakan fasilitas dari perusahaan tempat Ahok bekerja.

Hal kedua yang menjadi agenda Ahok sekeluarnya dari penjara adalah rencana pernikahan dengan Bripda Puput Nastiti Devi. Djarot mengatakan, keterangan Prasetyo Edi Marsudi, kolega separtainya di PDIP, yang menyebut Ahok akan menikah pada 15 Februari 2019 nanti tidak benar.
“Kemarin Pras bilang saya mau dijadikan saksi. Kalau (Ahok) mau menikah iya, tapi kalau tanggal 15 itu nggak bener,” ujar Djarot.
Nurcahyono, Ketua RT di lingkungan tempat tinggal Bripda Puput, juga mendengar selentingan mengenai rencana pernikahan tersebut. Ia bahkan sempat dimintai tolong oleh ayah Bripda Puput untuk membantu menyiapkan syarat administrasi pernikahan. 
“Tiga atau empat hari lalu, saya ngurus yang mau nikah di sebelah rumah Pak Teguh (ayah Bripda Puput). Saya mampir, dia bilang sama saya, ‘Pak RT, nanti saya kabarin kalau udah deket mau (nikahan Puput). Tolong dibantu bikin surat N1 dan N2-nya,’” ujar Nurcahyono menceritakan permintaan ayah Bripda Puput, Kamis (16/1).
N1 ialah surat keterangan nikah, dan N2 adalah surat keterangan asal-usul. Keduanya diperlukan sebagai syarat administrasi pernikahan.
Putra sulung Ahok, Nicholas, juga menyatakan hal yang sama. “Nggak tahu rencana pasti kapan (papa nikah). Setau saya Februari,” ujar Nicho di Bear Hounds Airsoft & Cafe, Pluit, Jakarta Utara, Rabu (16/1). 
Nicho paham, bagi ayahnya yang menjadi sorotan di panggung politik Indonesia, perkara sepersonal pernikahan tak akan semudah dan sesederhana itu dilangsungkan.
“Karena sekarang mungkin lagi tegang Pilpres, jadi mungkin ditunda dulu,” ujar Nicho.

Bagi seorang Ahok, hidup memang bisa jadi lebih rumit di luar terali. Kini si mata badai telah kembali.


🐣
TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempromosikan Rumah Sakit Pertamina Jaya (RS Pertamina Jaya) sebagai rumah sakit yang khusus menangani korban virus Corona di akun Twitter resminya @basuki_btp, Rabu, 18 Maret 2020.

"RS Pertamina Jaya jadi rumah sakit khusus penanganan Covid-19. Mari kita memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan hidup lebih sehat, makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup. #CegahTangkalCorona," ujar Ahok seperti dikutip dari cuitannya hari ini. 

Selain mencuitkan hal tersebut, Ahok juga mengunggah poster berisi penjelasan tentang RS Pertamina Jaya yang jadi rumah sakit khusus untuk menangani Covid-19. Salah satunya menyebutkan persiapan yang dilakukan RS Pertamina Jaya yakni mulai dari menyiapkan fasilitas dan infrastruktur rumah sakit, menyiapkan dokter dan perawat terlatih, dan melakukan edukasi untuk pencegahan penyebaran virus Corona. 

Dalam poster itu juga disebutkan sebanyak 65 rumah sakit BUMN yang berada dalam naungan Indonesia Healthcare Corporation atau IHC siap membantu penanganan Covid-19. Selain itu terdapat total 221 kapasitas yang dapat ditampung oleh RS BUMN tersebut, terdiri atas 155 tempat tidur dan 66 ruang observasi.

Direktur SDM Pertamina Koeshartanto menyebutkan perusahaan pelat merah itu siap mendukung upaya pemerintah untuk penangangan kasus virus Corona. "Baik secara internal maupun kepada eksternal melalui jaringan bisnis yang dimilikinya," seperti dikutip dari salah satu bagian poster yang diunggah Ahok tersebut. 

Pekerja mulai pembangunan Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat sebagai rumah sakit khusus penanganan pasien Covid-19, Selasa, 17 Maret 2020. TEMPO/Lani Diana

Sejak diunggah pada empat jam lalu, postingan Ahok tersebut telah berkembang viral dengan menuai 165 komentar dari warganet. Selain itu, cuitan Ahok telah disukai oleh 3.377 orang dan di-retweet hingga 1.552 kali.

RS Pertamina Jaya telah mulai menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengalihfungsikan RSPJ sebagai rumah sakit khusus menangani pasien Covid-19. Caranya dengan memasang teknologi khusus di ruang isolasi pasien.

Renovasi rumah sakit tersebut telah dimulai sejak 16 Maret 2020. Peralihan menjadi rumah sakit khusus pasien Covid-19 pertama kali disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi rumah sakit itu pada 11 Maret 2020. Setelah sosialisasi dari Erick, Rumah Sakit Pertamina Jaya berangsur mulai membatasi jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.

RSPJ tak lagi menerima pasien rawat inap baru sejak 13 Maret 2020. Selanjutnya, RSPJ menolak pasien rawat jalan sejak 16 Maret 2020. Tujuannya agar pasien tak bertambah banyak sehingga renovasi RS Pertamina Jaya segera dimulai.

LANI DIANA

🐆
Jakarta detik- Mulai sekarang masyarakat bisa ikut memantau langsung data impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero). Masyarakat bisa memantau melalui laman resmi perseroan di www.pertamina.com. Informasi tersebut dibagikan oleh Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok melalui akun resmi Twitter-nya @basuki_btp. "Mulai hari ini, akses Informasi operasional PT Pertamina (Persero) terkait pengadaan Crude, LPG dan BBM termasuk status kapal charter sudah dapat diakses melalui website resmi perseroan di www.pertamina.com," tulis dia dalam unggahannya, Rabu (12/2/2020). Dalam laman resmi itu, masyarakat bisa melihat langsung produk yang diimpor seperti minyak mentah atau crude oil, bahan bakar minyak (BBM) hingga LPG. Langkah transparansi di tubuh perseroan ini lalu dikaitkan erat dengan gaya kepemimpinan Ahok sebelumnya yakni ketika ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014 hingga 2017 silam. "Transparansi yang dilakukan Pak Ahok di Pertamina sekarang sama dengan saat beliau menjabat sebagai Gubernur DKI lalu," ujar Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah kepada deticom, Rabu (12/2/2020). Gaya tranparansi ala Ahok itu dikenal dengan pendekatan rational comprehensive yang mengedepankan rasionalitas namun tetap mengedepankan kepentingan publik. "Pak Ahok ini orang yang matang di dalam birokrasi publik, sehingga beliau ini tau liku-likunya, jadi ketika mengambil keputusan itu lebih didasarkan pada pendekatan rational comprehensive, dia mengambil kebijakan untuk hal-hal yang masuk akal, tapi juga ada comprehensive artinya publiknya juga diperhatikan, kalau bahasa kebijakan politik itu namanya populis," paparnya. Pendekatan semacam ini sangat efektif dalam menggiring suatu perusahaan publik seperti Pertamina ini menjadi lebih baik lagi ke depannya. "Pak Ahok terlepas dari kekurangannya, tapi dalam hal pengelolaan manajemen pemerintahan dan pengambilan keputusan ini sangat rational comprehensive, saya meyakini hal itu akan menjadikan organisasi ini sehat, kompetitif dan di mata investor itu akan semakin diminati," pungkasnya.🐌
kumparan: Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pagi ini mendatangi Kantor Kementerian BUMN. Sekitar 1,5 jam Ahok berada di ruangan Menteri BUMN Erick Thohir. Usai pertemuan, dia mengaku diajak oleh Erick untuk membantu salah satu BUMN.
Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menilai, Ahok memiliki kapabilitas mumpuni untuk memegang jabatan penting di BUMN. Kinerja Ahok selama di pemerintahan menjadi pertimbangan utama.
"Ya kan dia kerjanya bagus, kerjanya boleh. Ya kita lihat saja ya," kata Luhut saat ditemui Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11).








Namun, Luhut enggan membeberkan jabatan yang akan diduduki Ahok. Belum jelas juga Ahok akan ditugaskan di BUMN mana. "Ya enggak tahu, kita tunggu aja," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Ahok mengaku siap mengemban tugas di BUMN. Menurutnya, selama itu untuk membantu negara, maka dia akan senang terlibat.

“Saya kalau buat negara untuk bangsa ya saya mesti bersedia. Sektor mana aja juga boleh yang penting bantu negara,” tegasnya.
🍅

Jakarta - Bertepatan dengan momen perayaan HUT Kemerdekaan ke-74 RI, DPP PDI Perjuangan menyatakan komitmennya untuk terus berkarya demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimulai dari lingkungan partai sendiri.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan, pimpinan pusat partai sudah memerintahkan Djarot Saiful Hidayat dan Basuki Tjahaja Purnama untuk meningkatkan kualitas kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Tadi Pak Ahok dan Pak Djarot bercerita, bukan hanya perjuangan, tetapi bagaimana menyejahterakan kader-kader. Pak Ahok akan bantu pergerakan ekonomi anggota ini. PDIP harus menggembleng dengan ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu komunikasi, politik, SDM harus mumpuni. Keterampilan seluruh lini, terutama yang dibutuhkan rakyat, harus kita majukan," kata Hasto saat menjadi inspektur upacara kemerdekaan ke-74 RI di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2019).
Upacara kemerdekaan itu diikuti ribuan kader dan simpatisan partai berlangsung khidmat dan meriah. Terlihat warna merah dan hitam warna khas PDIP dominan di lapangan.
Tampak hadir mendampingi Hasto Kristiyanto antara lain Ketua bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, Ketua bidang Koperasi dan peningkatan Kesejahteraan Rakyat Mindo Sianipar, Ketua bidang Keanggotaan dan Organisasi Sukur Nababan, Ketua Bidang Kesehatan dan Anak Sri Rahayu dan Ketua Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup I Made Urip, serta Ketua Luar Negeri Ahmad Basarah.
Hadir pula Ketua Baguna PDIP Ribka Tjiptaning, Wakil Bendahara Umum Rudianto Tjen, dan Wakil Sekjen Sadarestuwati.
Hasto Kristiyanto juga mengingatkan kepada para kadernya bahwa Indonesia didirikan sebagai bangsa pemimpin. Diingatkannya, Bung Karno menyatakan, sebelum membacakan proklamasi. bahwa kini tiba saatnya bagi kita sebagai bangsa untuk meletakkan nasib tanah air di atas kaki kita sendiri.
"Karena itu, hanya dengan semangat kokohnya, ini jadi inspirasi cita-cita kemerdekaan yang sangat luar biasa," kata Hasto.
Menurut Hasto, semangat Bung Karno itu juga yang membangun tatanan kehidupan bebas dari penjajahan secara global. Bilang Karno juga yang kerap mengampanyekan persaudaraan dunia dan menentang penjajahan yang tertuang dalam Konferensi Asia.
"Ini adalah tatanan dunia baru bahwa kemerdekaan hak segala bangsa," kata Hasto.
Gerakan Nonblok yang digagas Bung Karno membuktikan bahwa pendiri bangsa itu sudah menciptakan Indonesia sebagai bangsa pemimpin. Bung Karno, kata Hasto, tidak ingin bergabung dengan Blok Barat dan Blok Timur karena keduanya gerakan imperialisme. "Gerakan Nonblok itu bukan di posisi netral, tapi berpihak pada kesetaraan dunia," tegas Hasto.
Oleh karena itu, Hasto meminta para kader PDIP memahami sejarah itu dan menerapkannya dalam sendi-sendi kehidupan. Hasto juga meminta amanah rakyat terhadap kemenangan dua periode PDIP harus dijaga dengan baik.
"Ini semangat bahwa kesinambungan berkelanjutan. Ibu Mega, Presiden Kelima RI kita melewati perjuangan dari arus bawah. Kemudian pemerintahan Bapak Jokowi sebagai kader PDIP. Karena itu, Bu Mega berpesan kemerdekaan harus sadar dengan sejarah," jelas dia.
Upacara peringatan Kemerdekaan RI yang dilaksanakan PDIP berlangsung khidmat. Upacara dibuka dengan pengibaran Bendera Merah Putih dan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta untuk para Pahlawan Kemerdekaan. Saat mengheningkan cipta, paduan suara dipimpin oleh Lita Zein.
Setelah itu, upacara dilanjutkan dengan pembacaan Teks Proklamasi yang dibacakan oleh Chica Koeswoyo dan Pembacaan Teks Pancasila yang dibacakan oleh Tina Toon.
Tampak upacara peringatan kemerdekaan juga menampilkan 'warna warni' kebudayaan dengan kehadiran peserta yang mengenakan pakaian Adat Nusantara dari berbagai provinsi dan daerah di Indonesia.


Sumber: Suara Pembaruan
🐑


Jakarta, IDN Times - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak banyak bicara terkait politik Indonesia pasca-Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. 
Itu juga terjadi saat ia ditanyai isu yang beredar terkait rencana Tim Kemenangan Nasional (TKN) 01 Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin mencalonkannya masuk ke dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo mendatang. BTP, sapaan baru mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2013-2017 ini, terlihat lebih rileks menanggapi pertanyaan konstelasi politik di Jakarta dan nasional.
1. BTP klaim tak punya kompetensi untuk jadi menteri
IDN Times/Denisa Tristianty
Isu pencalonan BTP menjadi menteri di dalam kabinet kepemimpinan Jokowi dijawab dengan rendah hati.

"Gak bakalan jadi menterilah saya. Masih banyak yang lebih jago," kata BTP kepada IDN Times menjawab pertanyaan apakah dirinya akan menerima jika ada tawaran jabatan menteri, saat ditemui di Rumah Dinas Ketua DPRD DKI Jakarta di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Selasa (30/4).
🍑


JAKARTA okezone - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan hak terpidana kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah bebas dari penjara Mako Brimob pada 24 Januari 2019, harus segera dipulihkan.

Mengenai hal tersebut, Anggota Komisi III DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai semua hak narapidana pasca keluar dari rutan usai menjalani masa tahanan, akan memiliki kedudukan hukum yang sama dengan masyarakat lainnya.


“Sebetulnya enggak perlu diimbau, semua mempunyai kedudukan hukum yang sama di muka hukum,” ujar Dasco kepada Okezone, Selasa (22/1/2019)



Dasco mengatakan, apabila mantan narapidana sudah menjalani masa tahannya dan kemudian kembali bergabung di lingkungan masyarakat, maka hak-hak eks narapidana itupun sama dengan orang yang tidak pernah sebagai menjalani hukuman.

“Otomatis menurut saya, semua hak-haknya sama dengan yang tidak dihukum. Sudah selesai,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan bebas dari penjara Mako Brimob pada 24 Januari 2019. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan hak pribadi Ahok sebagai warga negara harus segera dipulihkan.

"Semua hak-hak pribadi Ahok sebagai warga negara harus dipulihkan sebagai warga negara yang sama dengan kita semua," kata Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Ikhsan Abdullah kepada Okezone, Minggu, 20 Januari 2019.


(aky)


🐜



JAKARTA okezone - Suka atau tidak, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah menjadi salah satu tokoh fenomenal di negeri ini. Harus mendekam di penjara selama dua tahun akibat perkara penodaan agama yang menjeratnya, membuat publik bertanya-tanya apa yang akan dilakukannya setelah menghirup udara bebas.

Terlebih, di tahun politik ini namanya kerap "diseret" beberapa tokoh politik bahwa Ahok mendukung Joko Widodo (Jokowi) yang sempat menjadi pasangannya saat mempimpin DKI Jakarta. Benarkan Ahok bakal langsung kembali ke politik usai bebas?

BERITA TERKAIT +
Ahok Mau Bikin "BTP Show" saat Bebas, Ini Komentar Djarot
Djarot: Ahok Pasti Dukung Jokowi, tapi Dia Mau Jadi Pengusaha
Bripda Puput Akan Nikah dengan Ahok, Keluarga di Nganjuk Belum Tahu
"Bapak (Ahok) nanti mau bikin show, nama acaranya BTP Show," ujar Ima Mahdiah, salah satu staf Ahok saat menjawab pertanyaan Okezone tentang kegiatan apa yang akan dijalani atasannya itu setelah bebas dari penjara, Jumat (26/10/2018).

Ima tidak menjelaskan secara rinci bagaimana bentuk acara tersebut dan apakah akan ditayangkan di televisi atau live straming melalui akun Facebook Ahok seperti yang dilakukan pada acara "Ahok Show" pada Pilkada DKI 2017. Ima bilang, biarkan hal itu masih jadi rahasia dulu.



(Baca Juga: Terkait Pilpres 2019, Ahok Bilang "A Friend is Always Loyal")

(Baca Juga: Pesan Ahok ke Stafnya yang Jadi Caleg DPRD DKI: Bantu yang Bisa Dibantu)

Kendati begitu, Ima yang juga maju sebagai Caleg DPRD DKI Dapil 10 ini memberi sedikit bocoran tentang apa saja yang akan ditampilkan di acara "BTP Show" tersebut. "Nanti Bapak ada nyanyi-nyanyi juga di acara itu," kata Ima.

"Dia terus latihan sama polisi-polisi hari Sabtu, latihan nyanyi. jadi ada polisi yang bisa main gitar, kadang mereka ada waktu istirahat suka berbaur jadi latihan nyanyi. Suara bapak kan agak fals gitu, sekarang sudah bisa ikutin iramalah walaupun enggak sebagus penyanyi," terangnya sembari tertawa.

Sekedar diketahui, BTP memang singkatan nama asli Ahok, dan BTP juga menjadi jargon Ahok dalam menjalankan kegiatan politiknya yakni Bersih Transparan Profesional yang kalau disingkat juga menjadi BTP.


Selain itu, Ahok juga memiliki rencana untuk menyambangi negara-negara yang banyak Warga Negara Indonesia-nya (WNI) tinggal di sana. "Rencana Pak Ahok terdekat ingin keliling negara-negara, jadi pembicara di luar negeri. Bagi WNI yag berada diluar negeri ingin mengundang BTP silahkan hubungi tim BTP," ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, sambung Ima, Ahok akan berbicara tentang masa-masa di dalam penjara. "Bicara soal kehidupan beliau di penjara, tapi untuk politik sedikit saja," terangnya.

Terkait politik, kata Ima, Ahok bersama timnya pun terus membahasnya. Terutama soal isu-isu terkini yang tengah ramai menjadi perbincangan.


"Kita update info terkini. Cerita tentang Pilpres juga. Tapi bapak kalau cerita ke kami lebih interes bikin show, soal politik nanti dulu," ujarnya.



Ahok juga meminta timnya untuk terus menjual buku-bukunya yang harganya "selangit" itu. Seperti buku dengan judul "Kebijakan Ahok" yang dibanderol Rp1 juta untuk satu buku. Namun hal tersebut punya alasan, yakni seluruh hasil penjualannya akan disalurkan pada orang yang membutuhkan.

"Saat ini di Mako Brimob, Pak Ahok juga sedang tertarik dengan buku yang ditulis Pak Guntur Soekarno yang ceritanya dulu ikut bapaknya (Bung Karno), itu salah satu interesnya banget," pungkasnya.

(aky)


🐘

JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan Teman Ahok yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub DKI 2017 lalu menyatakan mendukung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019. Untuk menggalang dukungan yang lebih luas, Teman Ahok pun telah bertransformasi menjadi gerakan "Sejuta Teman". Koordinator Sejuta Teman yang juga salah satu pendiri Teman Ahok, Mohammad Fathony, mengatakan, sikap tersebut diambil setelah melalui berbagai diskusi, pertimbangan, bahkan jajak pendapat di sosial media Teman Ahok. Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Targetkan 70 Persen Suara di Yogyakarta "Hasilnya, mayoritas responden kami di sosial media menyatakan, kami perlu terlibat mengawal Pilpres 2019, dan arah dukungannya ke pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin,” ujar Fathony dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/8/2018). Fathony menjelaskan, transformasi Teman Ahok menjadi Sejuta Teman dilakukan untuk membedakan antara gerakan dukungan terhadap Ahok pada Pilgub DKI 2017 dengan Pilpres 2019. "Misi Teman Ahok telah selesai, dan untuk tahun 2019 kami harus tampil dengan nama yang berbeda, karena cakupannya juga beda," ujar Fathony. Baca juga: Deddy Mizwar Ditunjuk Jadi Juru Bicara Kampanye Jokowi-Maruf Meski demikian, menurut Fathony gerakan ini masih memiliki landasan yang sama dengan Teman Ahok. Landasan tersebut yakni mendukung sosok pemimpin yang bersih dan terbukti kinerjanya. Fathony menilai, saat ini iklim kampanye politik terutama di media sosial saat ini sangat memprihatinkan. Berbagai kabar bohong atau hoaks banyak tersebar melalui kanal-kanal media sosial, dan pesan instan berantai. Baca juga: Survei Alvara: Jokowi-Maruf Unggul di Jawa, Prabowo-Sandi di Sumatera “Untuk itu, Sejuta Teman akan bergerak mengumpulkan sebanyak-banyaknya relawan dalam upaya bisa menebar kebaikan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dukung Jokowi-Ma'ruf, "Teman Ahok" Bertransformasi Jadi "Sejuta Teman"", https://nasional.kompas.com/read/2018/08/28/14075651/dukung-jokowi-maruf-teman-ahok-bertransformasi-jadi-sejuta-teman
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Diamanty Meiliana

🌸

Liputan6.com, Jakarta - Amunisi pasangan capres-cawapres Jokowi dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 bertambah. Pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang biasa disebut Ahoker, mendeklarasikan Gerakan Jaga Indonesia di Gedung Joeang Menteng, Jakarta Pusat.
Gerakan tersebut untuk mengawal kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Salah satu Ahoker yang hadir di acara tersebut adalah budayawan Eros Djarot. Eros memastikan Ahoker akan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Dia menyebut Ahoker memahami setiap proses terpilih capres-cawapres.
"Saya pastikan iya (mendukung), karena satu hal yang dilihat seluruh proses perpolitikan dalam rangka cawapres sudah dipahami teman-teman," kata Erros di Gedung Joeang Menteng, Sabtu (25/8/2018).
Tak hanya itu, dia juga menyatakan Ahoker tidak bakal golput di Pilpres 2019. Meskipun sempat tersiar desas-desus tak bakal memberikan suaranya setalah mengetahui Jokowi memilih Ma'ruf sebagai pasangannya.
Erros juga menyebut Jokowi merupakan satu kesatuan dengan Ahok.
"Bahwa seluruh Ahoker yang katanya sempat akan golput, saya rasa tak akan terjadi karena melihat urgensi kebutuhan Indonesia sekarang," ucap dia.
Sisca Rumondor, salah satu Ahoker lainnya menambahkan,  Ahoker kini telah melebur dengan pendukung Jokowi. Hal tersebut sekaligus menepis pandangan Ahoker sudah tidak ada.
"Sekarang kami juga relawan Jokowi, kita sudah melebur jadi Jokower. Di sini kami hadir, kami support Pak Jokowi," jelasnya.
Dia juga memastikan Ahoker tidak akan golput di Pilpres 2019 dan akan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. 
"Kita melihat yang dilakukan Pak Jokowi adalah hal cerdas, seperti Ahokers harus cerdas. Jadi kami memilih Jokowi untuk dua periode," ucap Sisca di Gedung Joeang Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2018).

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
1 dari 2 halaman


Dukungan Langsung Ahok untuk Jokowi


















Ahok sendiri jauh hari telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi jadi presiden untuk periode kedua kalinya. Dukungan Ahok disuarakan langsung dari balik jeruji besi Mako Brimob Depok pada 24 Juli lalu.
"Terus berjuang untuk Pak Jokowi 2 periode. Salam BTP, Ahok, Mako Brimob, 24 Juli 2018," demikian pernyataan Ahok yang diunggah di akun Instagram adiknya yang juga pengacaranya, @fifiletytjahajapurnama, yang dikutip Liputan6.com, Rabu 25 Juli 2018.
Dalam unggahan tersebut, Fifi memastikan bahwa tulisan itu benar tulisan tangan Ahok.
"Dari kemarin sampai Siang ini kembali Byk Yg tanya Soal ini benar engak tulisan Pak Ahok? jd saya biar jawab Di sini sekaligus aja ya....ini benar tulisan koko Ahok @basukibtp. Yg mau kutip share ambil gambar Silakan saja," tulis Fifi.
Menurut Fifi, tulisan itu dibuat Ahok, karena ada yang meminta. Siapa yang minta?
"Ya rahasia hahahaha ok ya have blessed weekdays selamat bekerja bagi yg kerja all the best for all Gbu."
Dukungan Ahok untuk Jokowi di Pilpres 2019 juga dibenarkan Djarot Saiful Hidayat. Mantan Wagub DKI yang jadi pasangan di Pilkada DKI Jakarta 2017 itu menyatakan, Ahok mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Bahkan, Djarot menyatakan, Ahok akan ingin menemui Ma'ruf Amin saat bebas dari Rutan Mako Brimob nantinya.
"(Kita) ngobrol masalah pencalonan yang Pak Jokowi sama Pak Maaruf Amin. Kita tahu seperti apa dulu kan, tapi dia bilang apa gapapa mas, ya bagus, kita akan bantu. Nanti kalau saya keluar, saya Ahok mau ketemu sama Maruf Amin," ujar Djarot di Gedung Filatelli Jakarta Pusat, Kamis 16 Agustus 2018.
Hal itu disampaikan Ahok kepada Djarot di Rutan Mako Brimob, Jumat 10 Agustus 2018. Kepada Djarot, Ahok menyampaikan bahwa dirinya tak memiliki masalah pribadi dengan Ketua MUI itu.
"Soalnya mereka nggak ada Apa-Apa kasusnya juga selesai, nggak ada masalah. Apa yang dilakukan Pak Jokowi harus dilanjutin bos, dukungan penuh ya," ujar Djarot.
🌷


MI: SANDIAGA Uno telah resmi meninggalkan Balai Kota DKI. Dia mencoba peruntungan menjadi orang nomor dua di republik ini. Tidak ada yang bisa melarang sebab menjadi calon presiden atau calon wakil presiden, adalah hak setiap warga negara yang memenuhi syarat.

Tetapi sebagai pejabat negara, sudah menjadi kewajiban pula untuk menyelesaikan semua program yang pernah dijanjikan kepada masyarakat. Selama 10 bulan menduduki kursi empuk Wakil Gubernur DKI Jakarta, belum bisa dihitung apa saja prestasi Sandiaga.

Hampir-hampir tidak ada yang melekat dalam ingatan. Bahkan, Ketua Perkumpulan Gerakan OK Oce Faransyah Jaya mengaku sampai kelimpungan atas kepergian Sandiaga dari Balai Kota DKI. Sandiaga meninggalkan beban berat di pundak Oce. Realisasi program OK Otrip yang mengintegrasikan angkutan kota dengan bus Trans-Jakarta masih jauh dari target.

Semula dalam tiga bulan diyakini seluruh pengemudi angkot sudah gabung Ok Otrip. Uji coba berlangsung sejak 15 Januari 2018 hingga 15 April 2018. Hasilnya, jauh panggang dari api.  Tak membuahkan hasil. Uji coba diperpanjang lagi tiga bulan. Lagi-lagi pengemudi angkot tidak berminat.

Selama enam bulan uji coba, tetap saja hanya 384 angkot yang mau bergabung dari target 2.609 armada pada tahun ini. Keinginan agar seluruh angkot sudah bergabung dengan Ok Otrip pada tahun ini sangat sulit diwujudkan.
Janji kampanye program rumah DP Rp0 yang sangat diharapkan warga Ibu Kota bisa terealisasi secepatnya karena merupakan kebutuhan primer, hanya bunyinya yang nyaring.

Lokasi yang dijanjikan di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, hingga kini belum berbentuk. Suara mesin menderu-deru pun tidak terdengar di lokasi. Tragisnya, pembangunan rumah susun yang sudah dipersiapkan jauh hari pun gagal direalisasikan.

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta bahkan mengajukan kepada DPRD DKI supaya mematikan anggaran APBD-Perubahan 2018 terkait pembangunan tiga rumah susun sebesar Rp712,57 miliar.
Jika tadinya Sandi mampu menggerakkan DPRKP menggunakan uang rakyat sebesar Rp712,57 miliar buat membangun rumah susun, setidaknya sebanyak 1.951 keluarga bisa berteduh di tempat yang nyaman pada tahun depan.
Kalau setiap keluarga dihitung empat orang, dua orangtua dan dua anak, sebanyak 7.804 warga Jakarta terselamatkan dari tempat tinggal tidak layak.    


Anggaran Rp712,57 miliar yang sudah tersedia itu rencananya buat membangun rumah susun di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur, senilai Rp361 miliar; rumah susun Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rp188 miliar, serta rumah susun di Karang Anyar, Jakarta Pusat, senilai Rp162 miliar.

Nama-nama calon penghuni rumah susun pun sudah terdaftar di DPRKP. Harapan mereka dapat tinggal di tempat layak gagal direalisasikan Pemprov DKI. Padahal banyak di antara keluarga itu sudah menunggu sejak 2013.
Pemprov DKI kaya hanya di atas kertas. APBD DKI 2018 sebesar Rp71,1 triliun yang demikian besar menjadi tidak berarti. Buat apa uang sebanyak itu jika tidak digunakan. Tercatat serapan APBD DKI Jakarta per 31 Juli 2018 sebesar Rp27,41 triliun atau hanya 36,5%  dari target.

Di samping program-program andalan saat kampanye Gubernur DKI 2017, terdapat sejumlah pekerjaan rumah lain yang ditinggalkan Sandiaga. Misalnya, pembangunan skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang harus dibangun untuk memulihkan siksaan kemacetan akibat jejalan pedagang kaki lima, belum juga dimulai hingga Sandiaga meninggalkan Balai Kota. Padahal janji kepada Ombudsman dimulai setelah Idul Fitri lalu.


Begitu juga dengan sesumbar membangun stadion bola bertaraf internasional buat kandang Persija setaraf dengan Old Trafford milik Mancester United pun pupus sudah. Sepuluh bulan adalah waktu cukup lama buat membangun dengan uang yang telah tersedia. Rakyat sangat dirugikan karena tidak ada yang mengeksekusinya.   Bak kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama. Ini menjadi peringatan. Ke depan, siapapun yang meninggalkan Balai Kota DKI, seharusnya orang-orang prestasi.

🌵

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno semalam bertolak ke Moskow, Rusia, untuk melakukan kunjungan kerja. Di sana ia akan membahas rencana kerja sama sister city dengan pejabat Kota Moskow.
"Ya, nanti malam berangkat (ke Moskow)," kata Sandiaga di Plaza Kenari Mas, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018. Rencananya dia akan berada di Moskow sampai 3 Agustus 2018. "Dua sampai tiga hari di sana."
Sandiaga diagendakan bertemu Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin untuk melanjutkan rencana kerjasama sister city Moskow - Jakarta. Rencana kerja sama ini sudah dirintis oleh Djarot Saiful Hidayat saat masih menjadi gubernur. "Untuk membahas kelanjutan kerja sama yang sudah dijajaki Pak Djarot," kata Sandiaga.
Selama di Moskow, Sandiaga juga akan menemui pemerintah Rusia untuk meneken sejumlah kerja sama. Selain itu, ia akan menjadi salah satu pembicara dalam sebuah acara di Moskow. Melalui acara itu, Sandiaga berharap investor Rusia tertarik berinvestasi di Jakarta.”Khususnya di bidang IT,” kata Sandiaga. “Ujungnya kami ingin teknologi terbaik hadir di Jakarta dan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya."
Selama sembilan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga telah lima kali melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Pertama ia mengunjungi Dubai, Uni Emirat Arab, pada November 2017. Kemudian, dia bertandang ke Jepang pada Februari 2018.

Selanjutnya, pada 24- 30 Juni 2018 Sandiaga Uno berkunjung ke Amerika Serikat untuk belajar tentang tentang teknologi smart city dan pengurai macet. Kemudian, Juli lalu, ia menghadiri World City Summit di Singapura.

🐌
TEMPO.COJakarta - Beberapa warga sekitar Kali Item atau Sentiong bicara bahwa kali tersebut tak berbau di era kepemimpinan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berturut-turut sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Nama Kali Item sebenarnya sudah ada untuk bagian sodetan antara Kali Sentiong dan Sunter, tapi nama yang sama akhirnya populer untuk bagian yang lain karena warna dan bau yang serupa.

Baca : Cerita Sejumlah Warga Jakarta Soal Kali Item Resik di Era Ahok
Adalah Munari, 53 tahun warga yang tinggal di Jalan Bentengan, Sunter Jaya, Jakarta Utara sejak tahun 1988. "Gak ada bau itu," kata pria yang akrab dipanggil Pak Kumis itu saat ditemui Tempo di pinggir Kali Sentiong, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Juli 2018.
"Wah dulu mah itu kali isinya sampah semua. Warga sampai sudah bodo amat dengan baunya. Saking sudah terbiasanya," ujar Munari. Barulah saat keduanya memimpin Jakarta, Munari menjelaskan Kali Item sepanjang 700 meter benar-benar dibenahi.
Sampah yang sudah menutupi permukaan kali rutin dibersihkan. Termasuk dengan alat-alat keruk.
Petugas Badan Air Kecamatan Menteng tampak bekerja di Kali Sentiong, Kecamatan Kemayoran, 10 Desember 2016. Meski sudah masuk kecamatan lain, hingga ruas Timah, pengerjaan masih menjadi bagian dari petugas Johar Baru. Mereka diminta membantu di tempat lain, karena petugas di tempat tersebut di skors hingga akhir tahun 2016. TEMPO/Maria Fransisca (magang)
Munari juga mengatakan hingga sebelum Ahok turun dari jabatannya pada tengah November 2016 lalu, lumpur yang mengendap di Kali Sentiong masih rutin dikeruk dengan alat backhoe pengeruk dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. "Setelah Pak Ahok turun itu setahu saya ga pernah lagi dikeruk," kata Munari.
Hal senada disampaikan oleh Wiwin, 39 tahun, warga yang telah tinggal tepat di samping Kali Sentiong sejak tahun 1998. Menurutnya, Kali Sentiong mulai kembali mengeluarkan bau tak sedap lantaran jarang dibersihkan sepeninggal Ahok. Baru menjelang Asian Games 2018, kata dia, terlihat banyak petugas membersihkan Kali Sentiong.
"Sekarang sih sudah gak begitu bau lagi sejak mulai rajin dibersihin," kata dia.

Simak : Alasan Kakorlantas Minta Pergub Perluasan Ganjil Genap Rampung Hari Ini
Seperti diketahui sebelumnya, Kali Sentiong berlokasi di tengah-tengah di antara Jalan Rd. H. Keneng Mudatsir dan Jalan Sunter Jaya. Tercemar limbah rumah tangga dan industri hingga airnya hitam, Kali Sentiong memunculkan bau tak sedap yang bisa mengganggu para atlet Asian Games 2018.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi bau tak sedap dari Kali Sentiong dekat Wisma Atlet Kemayoran. Di wisma itu sebagian dari 15 ribu atlet Asian Games 2018 dari 45 negara akan mondok 18 Agustus – 2 September 2018.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengerahkan teknologi nano bubble, mencampurkan penjernih air dan penghilang bau, hingga menutup Kali Item dengan kain waring hitam. Sementara pemerintah pusat lewat Kementerian PUPR juga merekayasa aliran dengan menambah debit air Kali Item yang diharapkan membawa pergi bau.
🐑


JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, Rabu (25/7/2018). Enam orang berseragam oranye tampak sibuk bekerja di sekitar perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Ada yang mengecat, ada pula yang membuat sketsa gambar di dinding glassfiber reinforced cement (GRC). Mereka seolah tak menghiraukan matahari yang sedang terik-teriknya. Saat itu, mereka baru selesai membersihkan coretan-coretan vandalisme yang mengotori mural bertema Asian Games karya mereka. Keenam orang itu tak lain adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, atau yang dikenal sebagai pasukan oranye. Setyo cs mulai menggambar mural Asian Games 2018 sejak Jumat (20/7/2018). Mereka pertama kali menggambar mural di perempatan Lebak Bulus. Selesai itu, pekerjaan serupa dilakukan di perempatan Pondok Indah Mall, Senin (23/7/2017). Belum rampung pengerjaan mural di kawasan Pondok Indah, Setyo mendapat kabar mural karya mereka dicorat-coret, Rabu dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB. Setyo langsung bergegas, hendak menghalangi aksi vandalisme itu. Namun, pelaku vandalisme sudah pergi, meninggalkan banyak coretan menggunakan piloks dan kapur tulis. Ada tulisan "F**k You Public Enemy", "You Buff, I Buff", dan tulisan-tulisan kecil lainnya. "Kemarin baru pengerjaan hari kedua di sini. Jam 02.15 dapat kabar dicorat-coret, saya langsung ke sini. Pas disamperin, orangnya sudah enggak ada," ujar Setyo, saat berbincang dengan Kompas.com. Keenam pasukan oranye itu bertindak cepat. Pagi harinya, mulai pukul 07.00 WIB, mereka membersihkan coretan-coretan vandalisme itu dengan mengecatnya. Mereka kemudian melanjutkan menggambar mural di kawasan Pondok Indah tersebut. Obyek yang digambar yakni maskot Asian Games Bhin Bhin, logo Asian Games, ikon-ikon cabang olahraga yang dipertandingkan, tugu Monas, hingga peralatan bermain bulutangkis. Tak hanya di Pondok Indah, mural di Lebak Bulus juga rupanya dicorat-coret. Namun, mural di sana belum dibersihkan karena akan dijadikan bukti laporan polisi terkait aksi vandalisme. Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) atau pasukan oranye Kelurahan Pondok Pinang menggambar mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).(KOMPAS.com/NURSITA SARI) Kesal dan kecewa  Aksi vandalisme yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab itu membuat para pasukan oranye kesal. Hasil jerih payah mereka menggambar di tengah teriknya matahari seolah tak dihargai. "Kesal, tapi ya gimana lagi. Kami seharian capek-capekan, panas-panasan bikin mural Asian Games, terus dicorat-coret," kata Setyo. Pasukan oranye lainnya, Muhajar, mengaku kecewa dengan aksi tak bertanggung jawab itu.  "Kami sudah kerja, namanya kami ada seninya, terus dirusak sama orang lain, kan kecewa. Kami berkreasi, dihancurin orang lain, ya kecewa juga," ucap dia. Para pasukan oranye itu menggambar mural Asian Games di kawasan Kelurahan Pondok Pinang mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB, sama seperti jam kerja pada biasanya. Namun, tak jarang mereka melebihi batas waktu kerja karena terlalu asyik menggambar. "Jam kerjanya tetap, kadang-kadang kalau lukis gini lewat (melebihi jam kerja), keasyikan ngecat jadi enggak mikirin jam," kata pasukan oranye yang lain, Yacub. Saat ditugaskan menggambar mural, pekerjaan sehari-hari membersihkan sarana dan prasarana umum dikerjakan pasukan oranye yang lain. Kuncinya, mereka berbagi tugas. "Yang bersih-bersih ada (petugas PPSU) yang lain. Kami kan ada 98 PPSU di Kelurahan Pondok Pinang, yang ngerjain mural kira-kira ada 7 orang," tutur Muhajar. Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang membersihkan coretan-coretan yang mengotori mural Asian Games 2018 di perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).(KOMPAS.com/NURSITA SARI) Tak dapat gaji tambahan Para pasukan oranye yang ditugaskan menggambar mural tidak mendapatkan gaji tambahan. Sebab, jam kerja mereka tetap seperti biasanya, hanya tugasnya yang berubah. "Enggak (ada tambahan gaji), gaji UMP, Rp 3,6 juta," kata Lurah Pondok Pinang Hendi Nopriyadi. Hendi menyampaikan, total ada 10 petugas PPSU yang ditugaskan menggambar mural Asian Games. Mereka ditugaskan bergiliran. Hendi menugaskan pasukan oranye yang memang bisa menggambar atau melukis. "Saya tanya yang bisa ngelukis siapa, masing-masing ada nunjuk, 'Ini jago, Pak.' Ada 10 orang yang bisa lukis. Mereka asyik kan pada hobi, enggak hitung-hitungan," ujar Hendi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pasukan Oranye di Balik Warna-warni Mural Asian Games...", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/26/05000091/kisah-pasukan-oranye-di-balik-warna-warni-mural-asian-games-. 
Penulis : Nursita Sari

Editor : Robertus Belarminus
🐑

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu orang dekat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Nathanael Ompusunggu, berharap mantan Gubernur DKI Jakarta ini bakal menjadi tim sukses Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 setelah bebas. Nathanael mengatakan Basuki rencananya akan mengambil remisi Hari Raya Natal sehingga ia bebas lebih cepat pada Januari 2019.



Pernyataan Nathanael ini muncul setelah beredar tulisan tangan Ahok yang menyatakan akan mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. Dukungan Ahok itu dituliskan dalam selembar kertas yang ditujukan kepada relawan Jokowi agar terus memperjuangkan Jokowi menjabat dua periode.

Menurut Nathanael dukungan Ahok ini dilatar belakangi oleh kinerja Jokowi selama menjabat di pemerintahan. “Kan sudah terbukti pak Jokowi hasil kerjanya, kalau pun ada yg kurang-kurang ya butuh waktu dan beri kesempatan pak Jokowi dua periode agar bisa melanjutkan apa yg masih perlu di perbaiki,” kata Nathanael.

Meski belum ada tawaran langsung dari Jokowi atau tim sukses, Nathanael mengatakan Ahok bakal siap menjadi tim sukses jika diminta . “Mereka pernah bekerja sama dan sudah saling mengenal,” kata Nathanael yang pernah menjadi staff Ahok di Balai Kota ketika dihubungi, Rabu, 25 Juli 2018.



Sebelumnya beredar kabar Ahok menolak mengambil remisi Hari Raya Kemerdekaan pada Agustus ini. Adik Ahok, Fifi Lety Indra, mengatakan sang kakak memilih menunggu bebas murni yang diperkirakan jatuh pada April 2019. Namun, Nathanael mengatakan Ahok berencana mengambil remisi Natal.


INSAN QURANI
🍉


MEDAN poskota– Debat kedua Pilgub Sumatera Utara yang berlangsung pada Sabtu (12/5) malam di Hotel Adi Mulya, Medan, meninggalkan kesan bagi relawan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Awalnya, relawan ini mendukung pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas). Namun, usai debat Pilgub Sumut, relawan ini merasa tidak puas dengan pemaparan visi dan misi pasangan calon nomor urut 1 ini. Akhirnya, mereka melepas atribut dan beralih dukungannya kepada pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss).
Eks Ketua Relawan Tapanuli Selatan (Tapsel), Erwan Pulungan mengaku kecewa terhadap Edy yang dinilai tidak menguasai permasalahan yang ada di Sumatera Utara. Sementara Djarot diyakini malah paham dan bisa memberikan konsep solusi.
“Kita mendukung Djarot-Sihar dengan hati nurani tanpa ada intimidasi dan paksaan. Kita lihat debat pertama, paslon nomor 1 tidak siap untuk memimpin Sumut. Begitu juga pada debat kedua. Kita lihat pak Djarot dan pak Sihar lebih mapan dan pengalaman serta lebih tahu permasalahan di Sumut dengan solusi misi dan visinya,” ungkap Erwan kepada wartawan di Posko Pemenangan Djoss se-Sumut di Jalan Cipto, Medan.
Erwan mengatakan setelah bergabung menjadi relawan paslon nomor urut 2 itu, mereka akan mengganti nama Tapsel Bersatu menjadi Tapsel Perubahan. Kelompok relawan itu mengklaim punya massa hingga 3000 orang.
“Pak Djarot yang layak memimpin Sumut ini. Insya Allah kita menyosialisasikan pasangan calon nomor urut 2 itu sampai ke akar rumput dan bekerja keras memenangkan pasangan ini,” tutur Erwan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Padang Lawas (Palas) Bersatu, Marlin Sikumbung yang mengaku punya pemikiran yang sama.
“Saya timbang-timbang, dengan hati nurani. Saya menilai Pak Djarot pantas memimpin Sumut ini. Kemudian, pak Djarot elektabilitas terus naik,” ucap Marlin.
Marlin kemudian mengubah nama komunitasnya yang awalnya Relawan Palas Bersatu menjadi Palas Perubahan Sumut Djoss. Mereka juga sudah menyampaikan menarik dukungan dari Edy-Musa dengan mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut.
“Dengan relawan saat ini, kami siap memenangkan pak Djarot dan pak Sihar di Pilgub Sumut bersama rakyat Sumut,” kata Marlin.
Diketahui dalam kurun waktu dua pekan belakangan, sudah ada tiga kelompok Relawan Edy-Musa (Eramas) beralih dukungan ke paslon mantan Gubernur DKI itu. Pertama Masyarakat Bersatu Kabupaten Mandailing Natal, Relawan Eramas Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Terakhir, bergabung Relawan Palas Bersatu dan Relawan Tapsel Bersatu. (samosir/b)
🍨

INILAHCOM, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih mendekam di balik jeruji besi di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat lantaran tersangkut kasus penodaan agama. Kendati demikan netizen mengaku selalu setia mendukung dan menunggu Ahok hingga keluar dari penjara. Adapun hal tersebut diungkapkan para netizen disaat akun instagram Ahok_kami mengunggah sebuah foto Ahok bertuliskan "Berjuta Orang Menunggu Senyummu". Berikut kutipan reaksi netizen soal hal tersebut ; "Pak Ahok saya rakyat Indonesia bukan dari Jakarta tetep setia menunggu pak Ahok," tulis akun dian_dianan. "Aku satu diantara jutaan orang yang rindu," tulis akun darsono.keplok. "Saya salah seorang menunggu senyum pak Ahok," tulis akun siburian_marlon. "Lekas kembali kami rindu kepemimpinan bapak," tulis akun riekeross. "Kangen pak Ahok," tulis akun yeti.windy270769. "Termasuk saya di Bandung juga menunggu senyummu Pak Basuki TP," tulis liliek satrio. "Kalau aku rindu marahmu ngangeni," tulis susanti_hermin. "Kangen dengar celotehan pak Ahok," tulis mario_qbey.[jat]


🍇
Jakarta - Artidjo Alkostar ditunjuk memimpin majelis pemeriksa perkara peninjauan kembali (PK) yang diajukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Majelis akan memeriksa berkas perkara yang dikirimkan Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

"Majelis pemeriksa perkara: Artidjo Alkostar, Salman Luthan, dan Sumardiyatmo," kata Kabiro Hukum dan Humas MA Abdullah, Kamis (15/3/2018).

Perkara PK Ahok, menurut Abdullah, diterima kepaniteraan pidana MA pada 7 Maret 2018. Berkas perkara dikirim ke majelis pemeriksa pada 13 Maret. 

"Selanjutnya kita tunggu perkembangan pemeriksaan majelis," ujar Abdullah.

Baca juga: Berkas PK Ahok Sudah Diterima MA


Ahok mengajukan PK atas perkara penodaan agama. Ahok sebelumnya dihukum 2 tahun penjara karena dinyatakan terbukti bersalah melakukan penodaan agama atas pernyataan soal Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Setelah PK diajukan, PN Jakut menggelar sidang penyerahan memori PK pada Senin, 26 Februari. Kuasa hukum Ahok mengatakan PK diajukan dengan mengambil referensi putusan Buni Yani. Menurut pengacara Ahok, ada hal kontradiktif antara pertimbangan majelis hakim dan putusan.

Baca juga: Pengacara Ahok Beberkan Alasan Ajukan PK


Sedangkan pihak jaksa menegaskan putusan Buni Yani berbeda delik dengan putusan Ahok. Putusan Buni Yani terkait tindak pidana mengedit informasi elektronik/dokumen elektronik yang ancaman pidananya diatur dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sedangkan Ahok divonis bersalah terkait penodaan agama.

Baca juga: Putusan Buni Yani Jadi Dasar Ahok Ajukan PK




(fdn/fjp)
🌻

Jakarta detik - Mahkamah Agung telah menerima pengajuan peninjauan kembali (PK) dari tim kuasa hukum Basuki T Purnama alias Ahok, terpidana kasus penistaan agama. MA menunjuk majelis hakim untuk permohonan PK ini.

"Bahwa benar pada tanggal 2 Februari 2018, kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama mengajukan upaya hukum peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung RI melalui ketua pengadilan negeri yang memutus perkaranya pada tingkat pertama dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Utara," ujar Karo Hukum dan Humas MA Abdullah, Senin (19/2/2018).

Abdullah menyatakan putusan pengadilan negeri yang dimohonkan peninjauan kembali adalah Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 1537/Pid.B/2016/PN.Jkt.Utara, yang telah berkekuatan hukum tetap.

Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon terpidana secara tertulis dalam hal ini diajukan oleh penasihat hukumnya, Josefina A. Syukur, SH, MH, serta advokat dan konsultan hukum pada Law Firm Fifi Lety Indra & Patrners, yang berkantor pusat di Jalan Bendungan Hilir IV No. 15, Jakarta Pusat.

"Permohonan dilakukan dengan menyebutkan alasan yang sejelas-jelasnya sebagai dasar permohonan, disampaikan melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memutus perkaranya," ujar Abdullah.

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara, lanjut Abdullah, telah mengeluarkan penetapan penunjukan hakim yang memeriksa permohonan atau alat bukti yang dijadikan dasar atau alasan untuk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali.

Ahok dinyatakan bersalah dalam kasus penistaan agama dan dihukum dua tahun penjara. Lantaran Ahok tidak mengajukan banding, kasus ini lantas berkekuatan hukum tetap.
(jbr/fjp)

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) membenarkan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengajukan upaya luar biasa peninjauan kembali (PK) terhadap vonis pidana 2 tahun penjara dalam perkara penistaan agama oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakut.
"Benar pada 2 Februari 2018 bahwa kuasa hukum Basuki T Purnama mengajukan upaya hukum PK," kata Kabiro Hukum dan Humas MA Abdullah, di Jakarta, Senin (19/2).
Abdullah mengatakan, permohonan PK terhadap vonis PN Jakut No 1537/Pid.B/2016/PN.Jkt.Utr yang telah berkekuatan hukum tetap diajukan secara tertulis oleh kuasa hukum Ahok, Josefina A Syukur dari kantor hukum Fifi Lety Indra dan Partners.
Sekalipun begitu, Abdullah tidak membeberkan bukti baru (novum) apa yang diajukan pihak Ahok.
Dia menekankan, PN Jakut sudah menunjuk hakim pemeriksa permohonan PK dan sidang perdana bakal digelar pada 26 Februari 2018.


Sumber: Suara Pembaruan
🐃

JAWA POS: Sebelum Djarot memutuskan untuk bersedia berkontestasi di Pilkada Sumut 2018, mantan walikota Blitar itu rupanya sempat berdiskusi dengan sahabatnya, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di tahanan Mako Brimob.
Djarot bercerita, bahwa dirinya sempat curhat kepada Ahok mengenai desakan para relawan yang menginginkannya untuk maju di berbagai daerah di Indonesia.
Menanggapi hal itu, kata Djarot, rupanya Ahok tidak terlalu kaget. Sebab mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah terlebih dahulu mengetahui informasi pencalonan Djarot dari pembesuk yang setiap hari mendatanginya.
 "Ada yang bilang mas Djarot diminta di Kaltim. Ada yang bilang di Sumut," kata Djarot saat meniru ucapan Ahok di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1).
Djarot menambahkan, Ahok ternyata juga pernah mencalonkan sebagai Gubernur Sumut melalui jalur independen dengan mengumpulkan KTP. Namun, impian mantan bupati Belitung Timur itu kandas dikarenakan dukungan yang kurang mencukupi.
"Akhirnya (Ahok) mencalonkan sebagai anggota DPR RI lalu ke Jakarta," tuturnya
Setelah melalui diskusi panjang itu, ungkap Djarot, dirinya disarankan Ahok untuk lebih memilih Sumut sebagai daerah yang akan dia perjuangkan. 
Alasannya, Sumut merupakan daerah yang sangat strategis sebagai garda terdepan Indonesia menghadapi AFTA. Selain itu, bila Djarot berhasil memimpin Sumut, dia akan masuk dalam masyarakat ekonomi ASEAN. "Jadi kita klop. Kami diskusi," pungkasnya.
(aim/JPC)
🍱
Kabar24.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sedang menjalani hukuman 2 tahun bui karena perkara penodaan agama, menempati posisi nomor empat dalam survei elektabilitas tokoh menjelang Pemilihan Presiden 2019 buatan Indo Barometer.
Ahok mendapat 3,3 persen dari total 1.200 responden di 34 provinsi dalam survei yang dilakukan 15-23 November 2017 tersebut. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang mengalahkan Ahok secara mengejutkan pada Pilkada 2017, hanya selisih 0,3 persen dari Ahok dengan perolehan 3,6 persen.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berada di bawah Ahok, sedangkan posisi puncak diduduki Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Mengapa elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut masih tinggi?
“Pak BTP alias Ahok dikenal anti korupsi, bersih, dan transparan,” kata Jack Lapian kepada Tempo pada Senin (4/12/2017).
Jack adalah pendukung fanatik Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sekaligus pendiri BTP (Basuki Tjahaja Purnama) Network atau jaringan pendukung Ahok. Jack Lapian pula yang melaporkan Ahmad Dhani ke polisi dengan dugaan ujaran kebencian via media sosial Twitter.
Menurut dia, hasil survei Indo Barometer itu menunjukkan bahwa Ahok masih berada dalam top of mind publik secara nasional. Itu sebabnya, nama Ahok disebut oleh responden dalam jajak pendapat tersebut padahal Ahok masih berstatus narapidana.
Jack menuturkan, kampanye SARA ternyata tak meracuni mayoritas mastarakat Indonesia. Hasil survei Indo Barometer, dia melanjutkan, juga menyiratkan bahwa masyarakat sudah jenuh disuguhi konflik berlandaskan kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Jack Lapian lantas mengutip pidato Presiden Jokowi di Istana pada 4 November 2016 ketika sedang marak demonstrasi yang menuntut Ahok diadili karena penodaan agama.
"Agama telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik," ujarnya menulangi ucapan Jokowi.
Menurut Jack, dari hasil survei Indo Barometer dapat dilihat bahwa masyarakat bisa menilai Ahok dengan hati nurani dan mengabaikan serangan soal SARA.
“Intinya dari hasil survei ini tampak Pancasila dan keberagaman agama. Ini sangat baik untuk keutuhan NKRI.”
Sumber : Tempo
🍯
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Putra sulung Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Agus yang merupakan mantan pesaing Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 itu membagikan momen kunjungannya melalui akun Instagram miliknya, @agusyudhoyono, pada Selasa (17/10) sore.
Agus mengunggah sebuah surat berisi tulisan Ahok untuknya.
"Yang saya banggakan Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terima kasih atas kunjungan dan dukungannya untuk saya dan keluarga. Saya doakan Mas Agus sehat, penuh sukacita dan damai sejahtera menyertai keberhasilan dalam hidupnya. Salam hormat utk Bapak SBY dan Ibu Ani Yudhoyono," demikian isi surat Ahok.
Dalam foto itu, Agus menandai akun Instagram Ahok (@basukibtp), sang ibu, Ani Yudhoyono (@aniyudhoyono), dan istrinya, Annisa Pohan (@annisayudhoyono).

Dalam keterangan foto yang diunggahnya, Agus menyebut bertemu Ahok pada Selasa pagi.
"Pagi ini saya bersilaturahmi dengan Pak Ahok @basukibtp . Beliau menerima saya dengan sangat baik," tulis Agus.
Agus mengungkapkan, dia dan Ahok saling bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing dalam pertemuan tersebut.
Keduanya juga saling mendoakan satu sama lain.
"Dan saling mendoakan semoga ke depan kami berdua bisa menjadi manusia yang lebih baik, dan bermanfaat untuk orang banyak," kata Agus. (Nursita Sari)
Artikel ini telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul Temui Ahok di Mako Brimob, Agus Yudhoyono Berbagi Cerita dan Doa
🍉
Liputan6.com, Jakarta - Tim Masterpiece NKRI Pancasila 9-an 'Spirit of Ahok' kembali menggelar pertemuan bulanan setiap tanggal 9, mengikuti waktu masuknya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke jeruji besi Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada 9 Mei 2017 lalu. Bertemakan 'Ahok, The Untold Story', ada cerita sedikit bagaimana Ahok menghadapi dan memandang profesi wartawan.

Inisiator buku 'Ahok di Mata Mereka', Neneng Herbawati menyampaikan, saat dirinya menjadi bagian dalam tim media Ahok, banyak arahan yang diberikan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu agar tidak selalu meladeni wartawan.

BACA JUGA
Pemprov DKI Akan Beri Keringanan Pembayaran Tunggakan Rusun
Pengakuan Lengkap Ketua Sindikat Saracen Jasriadi
Jasriadi Saracen Bakal Direkrut Siber Polri?
"Salut saya beliau melayani bahkan kepada wartawan. Saya pernah minta, Pak nanti ketemu wartawan jawabnya normatif saja ya. Yang informasi berita ini jangan ya. Malah dijawab (Ahok), 'Kasihan dong mereka nunggu saya pagi-pagi masa saya nggak kasih beritanya'," tutur Neneng saat diskusi santai di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/10/2017).

Menurut Neneng, cara Ahok itu sebenarnya membuat khawatir. Dan benar saja, pemberitaan kemudian banyak berubah dan berisi tekanan kepada Ahok.


"Akhirnya mungkin beliau berkaca. Dan saya salat subuh itu yang bangunin Pak Ahok. Dia minta ke saya untuk besok jawab apa. Minta masukan ke saya. Sampai akhirnya ada kasus Al Maidah itu, beritanya kembali makin negatif. Kita jadi mikir bagaimana caranya untuk buat normal lagi," jelas dia.

Usai peristiwa itu, Neneng bersama tim media lainnya berinisiatif memberdayakan kembali Rumah Lembang agar sosok positif Ahok bisa terus mencuat. Namun begitu, Ahok malah terkadang risih dan menolak jika kegiatan blusukannya disebarluaskan kepada media.

"Dia tidak suka ria. Setelah dari Rumah Lembang biasanya dia akan blusukan dan dia minta dirahasiakan tempatnya. Mau wartawan, relawan, semua enggak boleh ada yang tahu," ujar Neneng.

1 of 2
Saran Ahok

Karena bingung, pada akhirnya dia meminta saran Ahok perihal tersebut. Kemudian diizinkanlah untuk mengabarkan kegiatan blusukan, tetapi hanya beberapa titik saja.

"Akhirnya kita akalin dari dua atau tiga blusukan, satu akan kita rahasiakan. Akhirnya ada berita yang kita keluarkan dari Rumah Lembang agar beritanya seimbang. Dia bahasanya selalu begitu. Dia mau melayani saja. Sampai akhirnya berita kembali positif," kata dia.

"Pak Ahok memang luar biasa. Walaupun blusukan ngumpet-ngumpet. Beliau sangat tidak mau blusukannya diketahui, karena kebanyakan menjenguk orang sakit. Buat Pak Ahok warga itu harus sehat. Ke rumah-rumah dan ke rumah sakit. Benar-benar menurut saya, Pak Ahok itu magnet. Bahasanya Pak Ahok 'Gue enggak ngomong saja jadi berita, apalagi gue ngomong'," Neneng menandaskan.
💃
Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan Masjid Jami Al-Mubarokah Kalijodo, Jalan Jembatan II Barat, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (12/9). Ia merasa gembira melihat pembangunan masjid tersebut praktis sudah selesai.
Dengan begitu, Masjid Jami Al-Mubarokah Kalijodo sudah dapat diresmikan pada 3 Oktober mendatang. Dengan diresmikannya masjid tersebut, maka janjinya dengan mantan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah terpenuhi.
“Jadi janji saya dengan Pak Ahok sudah kita penuhi betul untuk membangun ini,” kata Djarot di sela-sela peninjauannya di Masjid Jami Al-Mubarokah.
Ia menceritakan, saat dilakukan penggusuran bangunan di kawasan Kalijodo, bangunan Masjid juga turut dibongkar. Namun sebelumnya, Djarot telah bertemu dengan Dewan Kemakmuran Majid (DKM) Masjid Al-Mubarokah dan menyampaikan bahwa masjid akan dipindahkan di lokasi depan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo dan akan dibangun lebih bagus dan besar dari bangunan awal.
“Ketika belum dibongkar saya sudah masuk. Saya sudah ketemu sama pengurusnya. Saya sudah janjikan akan dipindahkan ke sana. Karena waktu itu, kami menjadi jaminan bahwa masjid akan kita bangun. Kalau di sini terus tidak bagus. Lebih baik di sana,” ujarnya.
Bangunan masjid di lokasi yang baru, lanjutnya, lebih besar dan bagus dibandingkan bangunan awalnya. Bila dulu bangunan masjid luasnya tidak sampai 150 meter persegi, kini menjadi hampir 600 meter persegi di atas lahan sekitar 2.000 meter persegi.
Untuk biaya pembangunan masjid tidak menggunakan anggaran dari APBD DKI, melainkan dari kewajiban pengembang.
Rencananya, setelah bangunan masjid rampung, maka akan dibangun jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk menghubungkan masjid dengan RPTRA Kalijodo.
“Nanti kita bangun JPO. Karena dia (Masjid) punya jamaah juga di kampung sebelah sana, di samping ada jemaah di Kalijodo,” tuturnya.
Untuk pembangunan JPO, telah dialokasikan anggaran dalam APBD DKI 2018. Pada tahun depan, Pemprov DKI merencanakan membangun beberapa JPO. Salah satunya, akan dibangun di Masjid Jami Al-Mubarokah.
“Ada anggaran beberapa JPO dalam APBD DKI 2018. Saya minta, satu JPO ditempatkan di sini, karena ini vital. Dari warga tadi minta, ada JPO karena banyak kecelakaan orang saat menyeberang di sini,” paparnya.



Sumber: BeritaSatu.com
👃
Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merayakan hari ulang tahun pernikahan bersama Veronica Tan. Sebuah surat yang ditulis Ahok di rumah tahanan menjadi penanda ultah ke-20 pernikahan mereka. 

Dalam isi surat, Ahok mengungkapkan bagaimana Vero selama ini telah memperhatikan dan mengurus dirinya. Ahok mengucapkan terima kasih kepada istrinya tersebut. 


Julukan 'Robot' dari Vero untuk Ahok juga mewarnai isi surat yang ditulis dari Rutan Mako Brimob. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan rasa syukurnya karena Vero saat ini telah menjadi pribadi yang lebih baik.


"Aku bersyukur dalam tahanan menjadi banyak waktu untuk merenung, betapa istriku bukan lagi seperti dulu. Sekarang sudah jadi dewasa, mampu berprestasi akan menjadi perempuan penolong bagi saya," tulis Ahok dalam surat. 


Surat Ahok untuk Vero.Surat Ahok untuk Vero. Foto: Dok. Istimewa


Berikut isi surat Ahok untuk Vero: 

Untuk Vero istriku,

Sekarang aku harus berterima kasih akan keadaan saat ini kepada semua pihak yang menyebabkan aku menjadi narapidana dan ditahan langsung tanpa menunggu proses lebih lanjut. 

Tak terbayang jika aku tidak ditahan, aku akan terus bekerja seperti dulu sampai Oktober sampai masa jabatan. Itu artinya saya bangun jam 04.30 (kamu memberiku gelar robot) karena semua waktu dihitung tepat agar aku bisa tiba di Balai Kota jam 07.30 WIB karena sudah banyak yang menunggu dan kerja non stop sampai pulang ke rumah sudah di atas jam 21.00 WIB.

Sabtu-Minggu selain ke kawinan, juga selesaikan dispensi surat dan kadang sampai tengah malam di malam Senin agar hari Senin tidak ada surat yang tertinggal. Kamu memberi gelar padaku robot sungguh benar. 

Sekarang di hari pernikahan kita yang ke-20 tahun, saya bersyukur bisa ada waktu mengenalmu dan memperhatikan kamu. Dulu aku benar-benar 'take it for granted' sampai-sampai anak juga kamu yang ajak jalan dan bicara. 

Hadiah terbesar HUT pernikahan ke-20 tahun adalah aku di dalam tahanan menyadari betapa beruntungnya pernikahan kita masih utuh dan engkau memaafkan semua kegilaan kerjaku melayani masyarakat. Dan sekalipun mendapat balasan masuk dalam tahanan dan tidak dipilih, tetapi saya mendapatkan istri yang mengasihi aku dan anak-anak kembali. Kalau ada yang salah dalam hubungan suami istri umumnya yang salah pasti sang suaminya 

Aku bersyukur dalam tahanan menjadi banyak waktu untuk merenung, betapa istriku bukan lagi seperti dulu. Sekarang sudah jadi dewasa, mampu berprestasi akan menjadi perempuan penolong bagi saya. 

Sungguh benar dikatakan dalam Amsal Salomo, istri yang berakal budi adalah anugerah Tuhan.
👄

The governor and two municipalities of the capital, namely Central Jakarta and South Jakarta, have won awards from the Environment and Forestry Ministry for being among the cleanest and greenest cities nationwide.
Governor Djarot Saiful Hidayat was bestowed with the prestigious Nirwasita Tantra award, which is only given to three regional leaders across the country every year.
“The Jakarta governor through his orders such as establishing Child-Friendly Integrated Public Spaces [RPTRA] and organizing riverbanks has improved the city’s environment. This has earned him the Nirwasita Tantra award,” Jakarta Environment Agency head Isnawa Adji told The Jakarta Post on Thursday.
Isnawa added that his agency would work harder to build on the city’s achievements next year. He said he was intensifying the work of the agency’s so-called orange troops to clean the city of garbage.
The 2017 Nirwasita Tantra award also went to the regional heads of East Java and West Sumatra, who received the award for efforts to improve the environment in their respective regions.
Central Jakarta and South Jakarta won this year’s Adipura award for green and clean cities. Last year, only Central Jakarta received the environmental award.

Bisnis.com, JAKARTA -- Djarot Saiful Hidayat telah resmi menjabat sebagai Gubernur DKI menggantikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tersangkut kasus penodaan agama dan berujung hukuman dua tahun penjara.

Gaya Djarot menjadi pemimpin di DKI  berbeda dengan Ahok, terutama saat melayani keluhan warga yang datang ke Balai Kota, tempat sang gubernur berkantor.

Ahok melayani keluhan wa‎rga dengan menerima langsung secara bertatap muka. Kini, Djarot lebih memilih untuk menugaskan masing-masing satuan kerja perangkat Daerah (SKPD) per bidang dengan memasang meja sendiri-sendiri. 

Hal itu dilakukan untuk mengefektifkan pelayanan. Misalnya, ada cluster sesuai dengan bidang masing-masing pengaduan seperti bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, pelayanan masyarakat dan lainnya dengan meja sendiri.



Hendra, seorang warga yang bekerja di Jakarta mengatakan ada perbedaan antara gaya Ahok dan Djarot dalam melayani warga.

"Dulu warga‎ antre dari pagi dan rela pulang malam untuk bertemu Ahok. Sekarang kalau saya datang jam 7 pagi pun warga yang datang enggak banyak," ujarnya.

BACA JUGA :
Pembangunan Simpang Susun Semanggi Sisakan Dana Rp219 Miliar
\'Panasnya\' Dubes AS untuk Selandia Baru
Singapura Tawarkan Bantuan Kembangkan Wisata Pekanbaru
 Menunggu Lama

Kantor Ahok dan Djarot di Balai Kota cukup berjauhan. Kantor Ahok berada di Pendopo Balai Kota depan, sementara Djarot berada di lantai dua.

Pantauan Bisnis.com, setiap tamu yang datang untuk bertemu Djarot di ruangannya harus menunggu cukup lama, karena kesibukan dan agenda-agenda padat setiap harinya.

Tak jarang, tamu Djarot yang menunggu di ruang tunggu lantai dua Balai Kota memilih kembali pulang karena tak kunjung bertemu dengan mantan Wali Kota Blitar itu.

Pernah suatu hari, seorang aparat berseragam TNI memarahi petugas keamanan yang berjaga-jaga di ruang kantor Djarot. Musababnya, aparat itu merasa dipingpong ketika hendak bertemu dengan Djarot.

Dia hendak bertemu Djarot untuk mengeluhkan lambatnya proses perizinan sebuah yayasan milik rekannya.

"Saya sudah menunggu dari pagi, tapi sampai siang ini belum bertemu juga dengan Pak Djarot. Ini petugasnya gak bener," ujarnya.



Berbeda

Bukan hanya warga saja yang merasa pelayanan gubernur saat ini berbeda dibandingkan sebelumnya. Hal yang sama dirasakan oleh sebagian pekerja media.

Salah seorang jurnalis yang tidak mau disebutkan namanya mengaku ada perbedaan antara Ahok dan Djarot sebagai Gubernur DKI.

"Pak Djarot suka membatalkan agenda tiba-tiba dan kalau ditanya cenderung normatif dan tidak selugas Ahok," ujarnya. 

Sejak Djarot dilantik jadi Gubernur DKI pada Juni lalu, tingkat kunjungan warga ke Balai Kota tidak sebanyak kunjungan warga yang ingin bertemu dengan Ahok.

Firmansyah, Kepala Biro Umum DKI mengatakan pihaknya belum mendata secara keseluruhan angka kunjungan warga ke Balai Kota. Namun, berdasarkan pantauan dari petugas jaga, rata-rata kunjungan warga ke Balai Kota untuk menyampaikan keluhan saat ini mencapai 15 orang.  Sementara warga yang ingin berkunjung menemui Djarot rata-rata empat orang.

"Nanti ya saya lagi data dulu berapa," ujar Firmansyah.


TEMPO.COJakarta - Genap dua bulan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjalani masa tahanan di Markas Komando Brigade Mobile Kelapa Dua, Depok, komunitas pendukung Ahok yang mengatasnamakan dirinya Masterpiece NKRI Pancasila menggelar diskusi dan doa bersama untuk Ahok di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad, 9 Juli 2017.

Pengacara Ahok, I Wayan Sudirta, mengatakan doa bersama ini bakal terus dilakukan setiap tanggal 9 sampai masa tahanan Ahok berakhir. Ahok divonis bersalah telah menista agama dan dihukum penjara selama 2 tahun sejak 9 Mei 2017.


BacaDitahan di Mako Brimob, Polisi: Ahok Tidur Pakai Ala s Tanpa AC

"Kami bersama-sama mendoakan Ahok, agar Ahok dalam menjalani masa tahanan selalu dalam kondisi sehat dan diberikan kekuatan serta keluarga selalu diberikan ketabahan dalam menjalani segala cobaan," kata Wayan dalam siaran tertulisnya, Senin, 10 Juli 2017. Doa bersama  dipimpin oleh tiga orang dari beragama Islam, Kristen, dan Hindu.

Menurut Wayan, acara ini bertujuan untuk menjaga semangat agar pengorbanan Ahok sebagai sosok keteladanan tidak luntur dan tidak pernah padam menjaga perjuangan. Dalam mengatasi kelompok-kelompok radikal, Wayan yang juga anggota Forum Advokat Pengawal Pancasila (FAPP) akan menyiapkan kajian berupa perpu untuk pembubaran ormas intoleran.


"Kita berduka karena supremasi hukum tidak ditegakkan, karena ada pihak tertentu yang tidak mau disentuh oleh aparat hukum. Sementara itu Ahok harus diadili dan di hukum hanya karena tekanan massa," kata Wayan.

Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Ade Armando sepakat dengan Wayan. Menurut dia, Ahok adalah korban pergerakan kelompok yang menganggap dirinya paling benar.




Kehadiran Ahok dengan ide-ide pencerahannya menakutkan kelompok intoleran. "Kita tidak boleh gentar menghadapi kaum radikal dan harus terus mendukung pergerakan yang melawannya," ucap Ade.

MAYA AYU
💗
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kehutanan dan Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang sedang bekerja di area Monas, Kamis (29/6/2017) siang, mengucapkan selamat ulang tahun ke-51 untuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Melalui ucapannya, mereka turut mendoakan supaya pria yang akrab disapa Ahok itu selalu dalam keadaan yang baik.


Pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Supriyanto (43), saat menyampaikan ucapan selamat ulang tahun untuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di lingkungan Monas, Kamis (29/6/2017).(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA )
"Selamat ulang tahun ke-51 buat Pak Ahok, semoga sehat terus," kata Supriyanto (43), PHL Dinas Kehutanan DKI.
Setelah mengucapkan selamat ulang tahun, Supriyanto juga berterima kasih kepada Ahok atas sejumlah kebijakan yang dibuat, khususnya untuk para PHL di Jakarta.

Menurut dia, sejak Ahok memimpin Ibu Kota, kesejahteraan PHL semakin terjamin.

(Baca juga:Pendukung Ahok Ini Bawa Dua Tumpeng ke Mako Brimob)

Dia bercerita, selama 15 tahun menjadi PHL di Jakarta, dirinya sering mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Namun, hal itu tidak dia lakukan lagi sejak Ahok menetapkan upah yang cukup bagi para PHL.

"Sekarang saya sudah enggak ada cari-cari sampingan lagi, sudah cukup. Memang sih cari uang dulu lebih gampang, tapi sekarang dinikmati saja karena sudah cukup buat sehari-hari," tutur Supriyanto.

Ditemui di tempat terpisah, salah satu PHL Dinas Kebersihan, Saepul, mengungkapkan keinginannya agar Ahok kembali memimpin Jakarta.

Alasannya sederhana, karena dia memandang semua urusan, baik gaji hingga jaminan kesehatan para PHL, lebih lancar semasa Ahok menjabat sebagai Gubernur.

"Selamat ulang tahun buat Pak Gubernur. Biar sudah bukan, tapi saya tetap anggap Pak Ahok sebagai Gubernur," ujarnya.

(Baca juga: Video Ucapan Ultah untuk Ahok, dari Kalijodo, Hongkong, hingga Amerika)

Adapun sebagian besar PHL lain yang ditemui Kompas.com di kawasan Monas mengaku tidak tahu hari ini adalah hari ulang tahun Ahok.

Meski baru mengetahui setelah disampaikan tentang itu, kebanyakan dari mereka mendoakan supaya Ahok dan keluarganya selalu dilindungi oleh Tuhan.

Ahok merayakan ulang tahun ke-51 dengan status sebagai terpidana kasus dugaan penodaan agama dan masih ditahan di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Sejak tadi pagi, sejumlah relawan terlihat datang ke sana namun belum diperbolehkan masuk karena belum ada jam besuk.


👄
Walaupun dituduh mengistimewakan terpidana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, keputusan Kementerian Hukum dan HAM untuk tidak memindahkan Ahok ke Lembaga pemasyarakatan Cipinang karena alasan keamanan, menurut pengamat, tidak menyalahi aturan.
Alasannya, kebijakan pemindahan terpidana dari satu lembaga pemasyarakatan (lapas) ke lapas lainnya karena alasan tertentu -selain diatur dalam UU Pemasyarakatan No.12/1995- juga tidak diberlakukan untuk kasus Ahok semata.
"Ketentuan itu bisa berlaku untuk siapa saja narapidananya," kata pengamat hukum pidana yang juga staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Eva Achjani Djulfa, kepada BBC Indonesia.
Sidang perdana, Buni Yani didakwa timbulkan kebencian umat Islam terhadap Ahok
Pembatalan banding Ahok demi 'meredam ketegangan politik'
Kuasa hukum Ahok resmi cabut permohonan banding
Dia kemudian memberi contoh ketika terjadi kasus kerusuhan di suatu lapas, Kementerian Hukum dan HAM kemudian membuat kebijakan untuk memindahkan sebagian lainnya ke lapas lainnya karena alasan keamanan.
"Jadi, itu (pemindahan Ahok ke Rutan Mako Brimob) sah-sah saja dan ada di dalam ketentuan UU," tegas Eva.
Karena itulah, menurut Eva, penitipan terpidana Ahok ke rutan Mako Brimob merupakan sesuatu yang biasa terjadi. "Hanya mungkin dalam kasus ini, dia (Ahok) menjadi istimewa karena latar belakang perkaranya yang sempat menjadi sesuatu yang istimewa."
Menkumham: 'Masih banyak orang tidak puas terhadap Ahok'
Eksekusi terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama dilakukan Rabu (21/06) sore setelah Kejaksaan Negeri Jakarta Utara menerima putusan Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta tiga hari sebelumnya.
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengabulkan pencabutan banding oleh jaksa dalam perkara ini. Sementara, Ahok sejak awal telah mencabut permohonan banding dan menerima vonis hukuman penjara dua tahun terhadap dirinya.
lp cipinangHak atas fotoROMEO GACAD/AFP
Image caption
Ada surat permintaan Kepala LP Cipinang agar Ahok tetap menjalani proses hukumannya di rutan Mako Brimob karena alasan keamanan.
Dan sedianya Ahok akan dibawa ke LP Cipinang tetapi ada surat permintaan Kepala LP Cipinang agar Ahok tetap menjalani proses hukumannya di rutan Mako Brimob karena alasan keamanan.
"Ini demi keselamatan, karena Ahok ini 'kan sangat kontroversial. Bayangkan gara-gara dia jutaan orang protes dan lain lain. Jangan diunderestimate masalahnya. Sejak awal ini merupakan persoalan yang sangat besar," kata Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, kepada wartawan.
"Masih banyak orang yang tidak puas. Maka untuk menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan, kita masih menempatkannya di (rutan) Mako Brimob," jelasnya.
Ditanya apakah tindakan pemerintah ini seolah-olah seperti mengistimewakan Ahok, Yasonna mengatakan: "Tidak ada yang istimewa. Nazarudin (terpidana kasus korupsi dan eks bendahara Partai Demokrat) saja kita tempatkan di situ (rutan Mako Brimob)."
Fahri Hamzah: 'Tidak ikhlas menjadikan Ahok tersangka'
Keputusan tidak memindahkan Ahok ke LP Cipinang dipertanyakan oleh sejumlah kalangan, diantaranya oleh politikus dan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
"Hukum negotiable, dibelokkan, diputar. Inilah ujungnya, tidak ikhlas mentersangkakan Ahok, tidak ikhlas menuntut Ahok, persidangannya dibikin sandiwara, penahanannya juga dibikin sandiwara," kata Fahri Hamzah kepada wartawan di Jakarta.
Dia kemudian menilai aparat hukum tidak memegang aturan hukum secara kuat. "Aparat hukum kita itu, tidak memegang hukum sekuat kita memegang prinsip-prinsip yang benar dalam hidup," katanya.
ahokHak atas fotoAFP
Image caption
Setelah divonis bersalah dan dihukum pidana penjara dua tahun, awal Mei 2017 lalu, Ahok sempat dibawa ke LP Cipinang, Jakarta.
Fahri juga mengatakan bahwa pemerintah setengah hati dalam menetapkan Ahok sebagai tersangka.
Tetapi sikap agak berbeda ditunjukkan Afif Koswara, aktivis GARIS (Gerakan Reformasi Islam) di Kota Bandung, yang selama ini terlibat menuntut agar Ahok diadili dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Di mana-mana (ditempatkan) sama saja sebetulnya. Yang jelas, dia harus mengacu aturan hukum yang benar. Tapi yang penting dia sudah menjalani proses hukumannya," kata Afif saat dihubungi BBC Indonesia melalui sambungan telepon, Kamis (22/06) malam.
Setelah divonis bersalah dan dihukum pidana penjara dua tahun, awal Mei 2017 lalu, Ahok sempat dibawa ke LP Cipinang, Jakarta.
Namun sehari kemudian, dia dipindahkan ke Rutan Mako Brimob karena alasan keamanan. Ketika itu ribuan pendukung Ahok menggelar unjuk rasa di depan LP tersebut.
Dirjen Pemasyarakatan: 'Petugas kami sedikit'
Dihubungi secara terpisah, Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmiantha Dusak, kembali menegaskan bahwa Ahok tidak dipindahkan ke LP Cipinang adalah karena murni alasan keamanan.
"Kalau ditempatkan di LP Cipinang dengan jumlahnya yang over crowded, petugas kami sedikit, kita tidak mungkin mengawasi secara khusus," kata I Wayan Kusmiantha Dusak kepada BBC Indonesia, Kamis (22/06).
Dia kemudian memberikan contoh: "Nanti kalau kita taruh dia, misalnya, di satu kamar, padahal satu kamar pun tidak ada yang untuk satu orang. Itu 'kan persoalan."
ahok, lp cipinangHak atas fotoGETTY IMAGES
Image caption
Pendukung Ahok berkumpul di depan penjara Cipinang, Jakarta Timur, tidak lama setelah dia divonis bersalah dalam kasus dugaan penistaan agama.
I Wayan Kusmiantha juga mengingatkan bahwa Ahok bukan 'orang biasa' dan selama ini 'menjadi pro dan kontra' di masyarakat.
Dan, lanjutnya, pemindahan dari LP Cipinang ke Rutan Mako Brimob bukanlah peristiwa pertama yang diprotes sebagian masyarakat.
"Saya beri ilustrasi: Ahok itu (dulu) seharusnya diadili di (gedunng) Pengadilan Negeri (Jakarta Utara), tapi 'kan tidak dilaksanakan di sana, dengan pertimbangan keamanan, dan sebagainya, (sehingga) dialihkan ke tempat lain."
Dia juga menegaskan bahwa Rutan Mako Brimob adalah cabang atau bagian dari LP Cipinang. "Itu sebenarnya wilayah kami juga," tegasnya.
Ditanya bukankah tugas dari Kementerian Hukum dan HAM untuk dapat bisa menjamin keamanan semua napi, dia mengatakan bahwa ini semata untuk kasus Ahok.
"Pak Ahok ini kan 'spesial' istilahnya, beda. (Sebelumnya) banyak menteri juga (yang ditahan di LP Cipinang), dan tidak ada konflik kepentingan. Kalau Ahok ini beda. Jadi bukan semua orang. Hanya khusus Ahok saja," jelasnya.
👸
Ahok Mencabut Banding, Dirinya Menjadi Martir!!!  20
BY EVAN KURNIAWAN ON MAY 22, 2017 POLITIK
seword
Akhir dari kasus ajaib yang menjerat Ahok mulai terlihat. Ahok sudah mencabut banding melalui keluarganya. Ini berarti bahwa Ahok sudah menerima lapang dada hukuman ajaib yang menimpanya



“Sudah (memasukkan) memori banding, sudah dapat tanda terima banding. Sudah resmi menyerahkan memori banding. Kemudian Bu Vero (Veronica Tan) dan Bu Fifi (Fifi Lety Indra) mewakili keluarga datang,” ujar pengacara Ahok

Sekarang kita bayangkan dulu, seorang pemimpin bersih, baik dan jujur yang mampu mengerjakan tugasnya serta sangat sangat pro rakyat dipenjara hanya karena video editan.

Bandingkan dengan seorang pemimpin ormas anarkis yang mulutnya tidak bisa dijaga serta dengan gagahnya melakukan sex chat dengan wanita yang bukan istrinya. Apakah orang seperti ini dipenjara? Sudah kabur ke Arab pun.

Inilah potret hukum di Indonesia, seorang minoritas lebih mudah dihukum dibanding mayoritas. Kesamaan didepan hukum apa? Ahok yang jelas sangat berkualitas dan hanya dicari-cari kesalahannya saja dihukum dua tahun penjara. Sedangkan orang yang jelas-jelas anarkis dan moralnya titik-titik bisa kabur ke Arab.

Pantas saja Indonesia tidak akan maju, pola pikirnya masih primitif. Orang-orang berprestasi pasti akan semakin memantapkan diri untuk henkang dari Indonesia kalau terus begini sistem hukum masih berat sebelah. Diluar negeri prestasi dihargai, hukum jelas, gaji jauh lebih besar, tidak perlu takut SARA, kurang apalagi coba?

Ahok lebih memilih menjadi persakitan dibanding memperjuangkan haknya. Ini karena kaum bumi datar akan memiliki amunisi untuk terus melakukan demo-demo angka sakti. Bila Ahok menerima hukuman ini dengan lapang dada, maka dirinya langsung menjadi martir! Menjadi korban karena ketidakadilan hukum.

Jelas Ahok bukan hanya play victim, tapi dirinya merupakan korban sejati. Kerja keras demi rakyat hingga berseteru dengan koruptor dibalas dengan dua tahun penjara. Logikanya dimana? Kenapa Hakim bisa menutup mata dan menjerat Ahok dengan hukuman yang lebih berat dibanding tuntutan Jaksa?



Ketahuilah bahwa kebanyakan orang di Indonesia, bahkan dunia Internasional mengetahui bahwa Ahok ini hanya korban politisasi. Ahok sudah dikenal dunia sebagai pemimpin yang berkualitas, tapi malah dipenjara karena tuduhan penistaan agama. Ketahuilah bahwa badan HAM dunia pasti turun tangan dan menuntut agar Ahok bebas.

Mungkin saja Ahok sudah lelah. Negara yang dicintainya malah memperlakukan dirinya seperti orang hina. Ngapain lagi berjuang banding kalau Hakimnya tetap memiliki pola pikir yang sama? Bisa-bisa hukumannya malah lebih berat. Kalau Hakimnya sama jeniusnya dengan sidang Ahok, bisa-bisa hukumannya menjadi 3 tahun atau lebih.

Ahok pasti kecewa dengan sistem hukum Indonesia. Dirinya itu jelas tidak bersalah, kasusnya itu aneh dan berdasarkan pada video editan. Tidak ada dasar kuat bahwa dirinya sudah menghina agama lain kecuali fakta bahwa dirinya adalah MINORITAS dan yang dihinanya adalah MAYORITAS.

Lihatlah Habib Rizieq yang agama MAYORITAS menghina agama MINORITAS. Apakah dirinya didemo? Apakah dirinya langsung ditahan dan disidang? Malahan Rizieq bisa main kejar-kejaran dengan polisi dan sekarang kabur ke Arab. Adilnya dimana?

Pantaslah banyak orang tua agama minoritas selalu menasehati anaknya agar jangan pernah mengomentari agama mayoritas. Banyak perkaranya, dan sekarang mereka akan memberikan kasus Ahok sebagai contoh paling nyata.

Bagaimana seorang penjabat (orang besar) yang berkompeten, dicintai rakyat dan luar biasa jujur masih bisa dijerat oleh agama. Tutup mulutmu itu nak, merekalah mayoritas, kita ini hanya minoritas. Kita bisa apa?

Lihatlah nanti, dunia Internasional pasti akan bergerak. Amnesty International sudah menyorot kasus Ahok sejak awal, sekarang setelah Ahok memutuskan untuk mencabut banding, mereka akan langsung all-out mendukung Ahok.

Citra Indonesia di dunia Internasional sudah rusak. Pluralitas hanya dibibir, tidak di tindakan. Negara multiagama, tapi setiap agama tidak seimbang. Negara multiras, tapi mata sipit menjadi aib.

Sekarang kita hanya dapat pasrah, toh kita ini siapa? Kita hanya warga sipil biasa yang hanya bisa meratap dan menangis melihat orang terbaik Indonesia dihukum secara tidak adil. Kita harap saja Ahok akan menjadi Nelson Mandela versi Indonesia. Dihukum tidak adil tapi pada akhirnya menjadi Presiden.



Liputan6.com, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan sikap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mencabut berkas banding kasusnya layak dicontoh politikus lainnya.

"Tiru Ahok itu, coba waktu dia sidang sampai 22 kali, dia patuh sekali, taat hukum walaupun akhirnya kecewa," ujar Buya Syafii di Yogyakarta, Selasa (23/5/2017) petang.

BACA JUGA
Tangis Vero untuk Ahok
Politikus Gerindra Ini Ingin Jenguk Ahok di Tahanan
MUI Minta Pendukung Contoh Sikap Ahok yang Taat Hukum

Ia menyatakan, politikus yang punya hati nurani bisa mencontoh Ahok. Namun, tidak berlaku bagi politikus yang hati nuraninya sudah tumpul.

Buya juga meminta masyarakat untuk menghormati sikap Ahok mencabut memori banding.

"Kita hormati saja, kan nanti juga bisa PK (peninjauan kembali)," ucap Buya Syafii.

Buya juga menilai pencabutan banding Ahok lantaran sudah tak percaya dengan pengadilan yang lebih tinggi karena bisa saja hukumannya malah lebih berat.

"Itu yang juga dikhawatirkan saya rasa," kata Buya.


Kabar24.com, JAKARTA -- Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan telah mencabut permohonan banding atas vonis dua tahun penjara Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam perkara penistaan agama.

Kuasa hukum Ahok, I Wayan Sudirta, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/5/2017), mengatakan kliennya itu memang mengalah untuk kepentingan umum.

BACA JUGA :
Veronica Tan Menangis Bacakan Surat Ahok
Ini Isi Lengkap Surat Ahok yang Bikin Nangis Istrinya
Juara MotoGP Meninggal
"Ahok suka mengalah untuk hal-hal yang memang untuk kepentingan umum, bukan kalah. Dia sering mengalah, dijadikan tersangka. Tetapi jangan dikatakan Ahok kalah," kata Wayan.

Ia mengatakan keputusan ini diambil setelah keluarga berdiskusi dengan tim pengacara. Menurut dia, keluarga Ahok menilai keputusan itu sebagai pilihan terbaik dari yang terburuk.

"Tetapi jangan dikatakan Ahok kalah karena rakyat masih menunggu sepak terjang berikutnya. Ahok ditunggu oleh bangsa ini. Pak Ahok itu tidak ada takutnya, dalam membela negara, Pancasila," kata Wayan.

Pencabutan banding dilakukan satu hari menjelang masa kedaluwarsa 14 hari yang diberikan majelis hakim saat mengetuk vonis persidangan di tingkat pertama.


Sumber : Antara

LOS ANGELES, KOMPAS.com –"Bebas, bebas, bebaskan Ahok, bebaskan Ahok sekarang juga..."
Syair itu dinyanyikan dengan memakai irama lagu anak-anak "Menanam Jagung" oleh peserta aksi di Los Angeles, Amerika Serikat, Sabtu malam atau Minggu siang WIB (15/5/2017).
Dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, terlihat para peserta aksi menyanyikan syair itu berulang-ulang, sambil mangacungkan lilin yang menyala, serta sejumlah poster dan spanduk.
Intinya, tulisan-tulisan dalam poster-poster itu menuntut keadilan bagi Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dipidana karena penistaan agama.
Seperti yang telah direncanakan dan digagas “Jaringan Ahok-Djarot Internasional”, pelaksanaan aksi di Los Angeles ini merupakan bagian dari aksi serempak di belasan negara di Amerika, Australia, Eropa, dan Asia.
Utomo Lukman dan Toar Lumingkewas selaku pelopor acara aksi ini menyebutkan, acara doa dan penyalaan lilin di Hong Kong Plaza, Wes Covina, ini adalah untuk mendoakan Ahok.
Disebutkan, lilin yang dinyalakan dalam kegelapan menandakan Ahok tidak sendiri. 
Pernyataan serupa diungkapkan Erwina Hawadi-Anderson, WNI diaspora, yang turut serta dalam aksi ini. 
"Merinding menyaksikan bagaimana Allah bekerja. Hati manusia seperti digerakkan dan hanya sekejap semua bergerak meminta keadilan dan ingin menjaga keutuhan NKRI," kata Erwina.
"Mungkin Allah sedang membuat Pak Ahok menjadi simbol sesuatu," sambung dia.
Warga Indonesia lainnya Diana Daulima menilai, sudah tiba saatnya warga Indonesia untuk bersuara melawan ketidakadilan.
"Kewajiban kita untuk mengawal orang-orang baik dan menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia bukan hanya yang ada di Jawa, tapi Bangsa Indonesia adalah di seluruh Tanah Air, bahkan penjuru dunia."
"Kami cinta NKRI. Kami menolak merendahkan agama dengan membiarkan mereka mencapai nafsu politik menggunakan agama sebagai 'kendaraan' untuk mencapai tujuan," kata Diana.
"Bukan berarti kami menolak putusan pengadilan, kami berharap tuntutan kami dilanjutkan secara hukum yang sah dengan menghormati proses-prosesnya," tutur wanita yang bekerja di firma teknik di Virginia.
Aksi damai dengan menyalakan lilin dan doa bersama berlangsung sejak Sabtu (13/5/2017) dan Minggu (14/5/2017) waktu setempat di masing-masing negara.
Di AS, aksi solidaritas berlangsung di sedikitnya 10 kota, antara lain Los Angeles, Washington DC, San Francisco, Seattle, Chicago, dan New York.
Perkumpulan “Jaringan Ahok-Djarot International” dimulai oleh Frans Simamarta, WNI diaspora yang berdomisili di Sydney, Australia, dan juga oleh Utomo Lukman dari Sourthern California, AS.
Aksi solidaritas dengan menyalakan lilin juga akan dilakukan di Sydney, Australia, pada Minggu (14/5/2017) pukul 16.00 waktu setempat.
Sementara di Taipe aksi akan digelar di stasiun utama metro Taipe pada Minggu (14/5/2017) pukul 18.00 waktu setempat.
Aksi serupa juga dilakukan di sejumlah negara di Eropa, termasuk di Belanda. Aksi di Belanda diadakan di empat kota, yakni Amsterdam, Groningen, Den Haag, dan Utrecht.
Aksi di Groningen sudah dilakukan pada Jumat (12/5/2017) malam, Amsterdam pada Sabtu (13/5/2017) malam, di Den Haag dan Utrecht akan digelar pada Minggu (14/5/2017) malam.
Aksi damai menyalakan lilin untuk bela Ahok dan dukung Jokowi di Amsterdam semula hendak digelar di Dam-Rak, tapi akibat membludaknya peserta, oleh Wali Kota Amsterdam acara dipindahkan ke Museumplein, yang lebih luas.
👪

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menguatkan keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak menonaktifkan Ahok, meski berstatus terdakwa. PTUN Jakarta menolak gugatan Persaudaraan Muslimin Indonesia.

"Menolak permohonan pemohon (Persaudaraan Muslimin Indonesia)," ujar majelis hakim yang dikutip dari laman Mahkamah Agung, Jumat (19/5/2017).

BACA JUGA
Jabatan Hakim dan Vonis Ahok
Ketua DPR: Hormati Putusan Hakim soal Vonis Ahok
Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Begini Sikap Anies

Perkara Nomor 3/P/FP/2017/PTUN-JKT untuk melengserkan Ahok itu dimusyawarahkan pada 16 Mei 2017 dan dibacakan putusannya dua hari kemudian.

Perkara tersebut diputus oleh 3 hakim yang diketuai Roni Erry Saputro. Sementara anggota majelis hakim yang lain yakni Oenoen Pratiwi dan Tri Cahya Indra Permana.

Parmusi menjadi satu di antara ormas yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI).

Selain melayangkan gugatan ke PTUN Jakarta, kelompok ini rajin datang ke sidang Ahok untuk berdemonstrasi. Mereka pernah mendatangkan pelukis saat demo. Lukisan tersebut lalu dilelang. Dana yang terkumpul digunakan untuk membantu pendanaan demo Ahok selanjutnya.
👄
Bisnis.com, MANADO - Ribuan warga Manado, Sulawesi Utara berkumpul menyalakan lilin sebagai bentuk simpati terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang divonis dua tahun kurungan dalam perkara penistaan agama.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Rabu (10/5/2017), massa sudah berkumpul sejak pukul 19.00 WITA di bilangan boulevard, Jalan Pierre Tendean Manado. Massa terus berdatangan ke lokasi di depan Hotel Arya Duta Manado. Alhasil arus lalu lintas mandek. Sejumlah kendaraan pribadi maupun angkutan umum bahkan berhenti dan ikut dalam aksi menyalakan lilin.

Sejumlah warga juga terlihat mengusung poster dengan teks "Save Ahok" ; "Kami Bersama Ahok" ; "#RIP Justice"
Rommy Prasetyo, seorang warga Manado mengaku aksi unjuk rasa dengan turun ke jalan merupakan peristiwa langka di Manado. Dia menambahkan, simpati untuk Basuki timbul karena sosok Ahok yang dikenal tegas disukai masyarakat Sulut.

"Kalau dia ikut Pilkada di sini mungkin Ahok akan menang," ujarnya kepada Bisnis.com

Sebagaiman diketahui, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis dua tahun penjara untuk Basuki karena dinilai bersalah melakukan tindak pidana Pasal 156a KUHP. Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan jaksa, yakni satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
👄
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sejumlah organisasi internasional menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi HAM di Indonesia pasca-vonis dua tahun penjara terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diputuskan Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (9/5/2017).

Dewan HAM PBB untuk Kawasan Asia berkicau di Twitter dengan menyatakan prihatin atas hukuman penjara terhadap dugaan penistaan agama Islam.

Dewan HAM ini juga menyerukan kepada Indonesia untuk mengkaji ulang pasal penistaan agama yang ada dalam UU Hukum Pidana.

Baca: Vonis Ahok di Mata Media Massa Internasional

Secara terpisah Amnesti Internasional juga menyatakan bahwa putusan itu bisa merusak reputasi Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara toleran.

Ditambahkan, meskipun apa yang disebut sebagai UU penistaan agama – Dekrit Presiden No.1/PNPS/1965 dan KUHPidana Pasal 156a – “hanya” digunakan untuk mengadili sekitar 10 orang antara tahun 1965-1998, tetapi menurut catatan Amnesti ada 106 orang yang diadili dan dihukum dengan menggunakan aturan itu antara tahun 2005-2014.

AS menentang

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) bahkan secara tegas menyatakan meskipun “menghormati institusi demokrasi Indonesia, AS menentang UU penistaan agama dimana pun karena membahayakan kebebasan fundamental termasuk kebebasan beragama dan mengemukakan pendapat.”

Baca: Kekalahan Ahok dan Kemenangan Anies dalam Sorotan Media Asing

Pernyataan yang disampaikan juru bicara Deplu AS Biro Asia Timur dan Pasifik, Anna Richey-Allen, Selasa (9/5/2017) siang itu menggarisbawahi seruan pada Indonesia “untuk menegakkan kebebasan beragama dan berpendapat yang merupakan aspek penting demokrasi pluralisnya.”


Dewan HAM PBB prihatin atas vonis Ahok(Kompas.com/Screenshot)
Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia menyerukan pada pemerintah dan rakyat Indonesia untuk tetap mempertahankan tradisi toleransi dan pluralisme yang selama ini dikagumi dunia.
“Indonesia dan UE telah sepakat untuk memajukan dan melindungi HAM, seperti kebebasan berpikir, hati nurani, beragama dan kebebasan berpendapat,” demikian petikan pernyataan itu.

Ditambahkan, “Uni Eropa secara konsisten menyatakan bahwa undang-undang yang mengkriminalisasikan penistaan agama apabila diberlakukan secara diskriminatif dapat menjadi penghambat gawat terhadap kebebasan mengemukakan pendapat dan beragama”.

Dalam bahaya

Hal senada disampaikan ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR), yang menyatakan bahwa putusan hakim atas Ahok itu bisa membuat posisi Indonesia sebagai pemimpin di kawasan “berada dalam bahaya dan meningkatkan keprihatinan tentang masa depan Indonesia sebagai masyarakat yang terbuka, toleran dan beragam.”

Ketua APHR Charles Santiago menyatakan putusan itu bisa semakin memberanikan kelompok-kelompok garis keras, dan membuat pasal-pasal penistaan agama dalam undang-undang hukum pidana Indonesia semakin dipertanyakan.

APHR prihatin masa depan Indonesia sebagai masyarakat yang terbuka dan toleran

Beberapa lembaga kajian dan pemerhati HAM di Indonesia juga menyampaikan keprihatinan serupa terhadap penggunaan pasal penistaan agama dalam putusan pengadilan, Selasa itu.

Baca: "Harus Diakui, Hakim Bekerja di Bawah Tekanan Gelombang Massa"

Ketua SETARA Institute Hendardi, mengatakan, vonis dua tahun penjara terhadap Ahok merupakan kasus penodaan agama ke-97 yang terjadi sepanjang tahun 1965-2017.

Ironisnya 89 kasus justru terjadi pasca reformasi tahun 1998, yang menunjukkan bahaya pasal 156a KUHP yang dinilai “bias dan multitafsir”.

Pernyataan yang sama juga disampaikan LBH Jakarta, yang menyatakan putusan majelis hakim itu “tidak berkeadilan dan telah merusak hakikat hukum dan dunia peradilan yang menjadi tempat bagi masyarakat mencari keadilan.”

Putusan itu juga dinilai bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia yaitu kebebasan berpendapat dan berekspresi, sebagaimana dijamin konstitusi, UU No.39/1999 tentang HAM, UU No.9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, dan Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan politik yang telah diratifikasi dengan UU No.12/2005.

Baca: Pengacara Ahok: Saat Hakim Bacakan Putusan, Muka Jaksa Bengong Semua


LBH Jakarta mendesak pemerintah dan DPR meninjau ulang perumusan delik penodaan agama yang saat ini sedang dalam pembahasan RUU KUHP di DPR, dan menghapus pasal yang dinilai “anti-demokrasi” itu demi tegaknya hak asasi manusia dan kepastian hukum di Indonesia.

Kabar24.com, JAKARTA--Vonis 2 tahun dan perintah penjara yang dijatuhkan untuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penodaan agama mendapat perhatian serius dari publik internasional.

Bahkan, Belanda dilaporkan telah mengawali langkah untuk menyatakan dukungan terhadap Ahok dalam kasus ini.


Seperti diberitakan surat kabar terbesar Belanda, De Telegraaf dalam situsnya pada Selasa (9/5/2017) pukul 18.18 waktu setempat, Parlemen (House of Representatives) Belanda telah meminta Menteri Luar Negeri Bert Koenders agar memohon kepada Indonesia untuk pembebasan Ahok.

Inisiatif tersebut diambil oleh tokoh Partai CU Joël Voordewind. Inisiatif ini kemudian didukung oleh suara mayoritas Parlemen, yakni partai-partai seperti CDA, PVV, SP, SGP, VVD, GroenLinks, PvdA dan D66.

"Menlu Koenders juga harus berbicara di Brussels [markas Uni Eropa] sehingga dukungan tersebut akan dinyatakan atas nama Uni Eropa," tulis De Telegraaf dalam artikel bertajuk 'Koenders moet gouverneur Jakarta bijstaan', dikutip Rabu (10/5/2017).
👄



JAKARTA (Pos Kota) – Relawan dan pendukung Ahok menggeruduk Balaikota DKI. Mereka ramai-ramai menyerahkan salinan KTP untuk dikumpulkan guna jadi bahan jaminan bagi permohonan penangguhan tahanan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta.
Penggalangan dukungan fotokopi KTP digelar di pendopo Balaikota oleh komunitas simpatisan Ahok yang mengatasnamakan diri Relawan Baper Setrong. “Pada kegiatan ini kami targetkan dapat mengumpulkan 1.000-an KTP,” ujar Susi Rizki, salah satu penggagas Baper Setrong di Balaikota, Rabu (10/5/2017).
“Tapi kayaknya akan jauh melampaui target, mengingat baru dibuka pagi hingga siang saja sudah mengumpulkan lebih dari 700 lembar KTP,” tambahnya.
Hingga pukul 15.00 WIB sudah hampir seribu fotocopy KTP. “Ktp sudah menjelang 1000, kira kira nanti kita berhenti jam 3 an, tapi nanti akan lanjut lagi, di Tugu Proklamasi,” katanya sambil menyebutkan rekannya juga kumpulin salinan KTP
Apalagi seusai menggelar penggalangan dukungan di Balaikota hingga sore, maka pada malamnya akan disambung kegiatan serupa di Tugu Proklamasi, Menteng. “Rencananya, pengumpulan KTP akan kami serahkan kepada tim pengacara Ahok untuk dijadikan jaminan bagi permohonan penangguhan tahanan,” papar Susi.
Memang sebenarnya, Plt Djarot Saiful Hidayat telah menyiapkan diri sebagai penjamin. “Ini hanya untuk memperkuat agar permohonan dapat dikabulkan. Kami kasihan melihat sosok Pak Ahok yang begitu gigih memerangi korupsi, tapi malah dihukum sebagai penista agama,” katanya.
Sejumlah pendukung yang datang ke Balaikota mengaku atas dasar sukarela. “Tidak ada paksaan ataupun dibayar. Kami tergugah untuk memberikan dukungan kepada pemimpin bangsa yang sangat fenomenal tersebut,” ujar Sari, warga Kelapa Gading.
(joko/m01/sir)
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Guevara Santayana menilai, vonis dua tahun penjara bisa semakin melambungkan nama Basuki Tjahaja Purnama.

Pasalnya, kasus penodaan agama yang membawa Gubernur DKI Jakarta tersebut duduk di kursi pesakitan, mampu menciptakan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Selain itu, Ahok juga mampu hadir sebagai sosok pendobrak kekakuan politik di Indonesia. Paling tidak terlihat dari kerja nyata yang diperlihatkan selama memimpin Jakarta dan itu dirasakan langsung warga Jakarta.

Baik terkait reformasi birokrasi, anggaran dan reformasi disiplin aparatur perangkat daerah, serta restorasi pelayanan publik.

"Di era Ahok, juga terlihat keterbukaan aktivitas-aktivitas Pemda, penanggulangan masalah-masalah serius kota Jakarta yang berpuluh tahun tak kunjung selesai, kemajuan dalam mengelola dana CSR untuk pembangunan kota dan manusia, serta terobosan di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, perumahan warga dan lain-lain," ujar Guevara kepada JPNN, Selasa (9/5).

Melihat fakta-fakta yang ada, Guevara meyakini Ahok berpeluang besar menjadi tokoh politik berpengaruh di Indonesia, setelah nantinya menjalani masa tahanan. Apalagi putusan pengadilan belum berkekuatan hukum tetap.

"Vonis penjara dua tahun saya kira juga masih bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Pada Pasal 7 huruf g Undang-Undang Nomor 8/2015 tentang Pilkada juga kan diatur, WNI yang dapat menjadi calon kepala daerah adalah yang memenuhi syarat tidak pernah dijatuhi pidana penjara dengan ancaman lima tahun penjara atau lebih," pungkas Direktur Eksekutif Direktur 7 (Seven) Strategic Studies ini.(gir/jpnn)


Liputan6.com, Jakarta - Palu hakim telah diketuk. Ahok divonis hukuman penjara selama 2 tahun atas kasus penodaan Agama.
Sang gubernur DKI Jakarta itu telah siap sejak lama. Bahkan, ia merasa bangga bila harus dipenjara bukan karena korupsi.
"Tersangka ya tersangka lah. Bangga saya malahan, Ahok dipenjara, dizalimi," ujar Ahok di hadapan pendukungnya yang berada di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta, Rabu, 16 November 2016, silam.
Ahok mengaku tak malu bila harus dipenjara bukan karena kasus korupsi. "Jadi tersangka enggak apa-apa deh. Yang malu kan kalau dipenjara (karena) korupsi," ucap Ahok.
Ahok pun bercerita, Nelson Mandela, saat masih menjadi aktivis pernah dipenjara. Namun, setelah itu, Mandela justru dipilih menjadi Presiden Afrika Selatan.
"Mandela 30 tahun jadi presiden. Siapa tahu gua juga jadi presiden," ungkap Ahok sambil tertawa.
Vonis Ahok
Majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara memvonis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan hukuman pidana dua tahun penjara. Ahok dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penodaan agama.
"Menyatakan Ir Basuki Tjahaja Purnama terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penodaan agama dan menjatuhkan pidana penjara 2 tahun dan memerintahkan terdakwa ditahan," tegas Ketua Majelis Hakim Dwiarso dalam persidangan di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017).
Vonis untuk Ahok ini lebih berat bila dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Jaksa menuntut Ahok dengan hukuman 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun.
Jaksa menyatakan Ahok telah terbukti bersalah dan terjerat pidana pasal alternatif 156 tentang Penodaan Agama. Sementara, hakim menjerat Ahok dengan Pasal 156 a.
"Dengan ini kami meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yaitu 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun," ujar jaksa penuntut umum, Ali Mukartono, dalam sidang pembacaan tuntutan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis 20 April 2017.
Pada sidang dakwaan, Ahok didakwa Pasal 156a KUHP dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara. Sedangkan, dakwaan alternatif kedua mencatut Pasal 156 KUHP dengan ancaman maksimal 4 tahun penjara.
Dakwaan terhadap Ahok ini bermula dari adanya laporan tindak penodaan agama yang dilakukan Ahok dalam pernyataannya di tempat pelelangan ikan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada Selasa, 27 September 2016.
"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, enggak pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa enggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh enggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu," kata Ali meniru perkataan Ahok di Kepulauan Seribu kala itu.

Justice was certainly served Tuesday for the tens of thousands of people who, for the past six months or more, have taken to the streets in rallies demanding the prosecution of outgoing Jakarta Governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, as he was convicted of blaspheming against Islam in the North Jakarta District Court, which sentenced him to two years’ imprisonment.
In their large-scale rallies named 114, 212, 212 part 2, 313 and so on, after the dates of the events, the protesters’ message was loud and clear: Ahok should go to jail for his “blasphemous” remarks on a Quranic verse, and therefore Jakartans should not vote for him. Rally leaders repeatedly labeled Ahok an infidel and linked him to Chinese conglomerates that would surely control the country’s economy if he was reelected.
One by one their goals were achieved. Ahok and his running mate Djarot Saiful Hidayat lost the gubernatorial election to Anies Baswedan and Sandiaga Uno, who won by a landslide on April 19. Barely three weeks later the panel of judges unanimously declared Ahok guilty of deliberately insulting Islam, although state prosecutors had dropped the blasphemy charge and had merely demanded a suspended jail term for Ahok for insulting ulema.
The law gives judges freedom to build their verdicts based on the evidence, testimonies and their own convictions. But the fact that they preferred to take into consideration the testimony of witnesses, including clerics who had openly expressed hatred against Ahok and even sought his death, over statements of witnesses who did not see any intention to insult Islam on the defendant’s part, shows signs of a miscarriage of justice in this trial.
That the judges ignored the prosecutors’ surprising decision to drop their primary charge also begs a question. In reaching such a conclusion — that they discovered no blasphemy against Islam — surely the state prosecutors were not without convincing grounds? The Ahok verdict will set a bad precedent leading to judges who will disregard state prosecutors’ findings at will.
The judges opted to turn a deaf ear to his defense arguments. This decision unfortunately came on the heels of mounting demands for his imprisonment, or escalating protests and anger would follow Ahok’s acquittal.
We have seen such mob pressure, with assistance from the media, in several other cases, in which the public have declared a defendant guilty before the judges have even banged their gavels. Whether the judges take such public pressure into account only they themselves know, but as human beings they must surely feel some burden.
The idea of a court as a place to seek justice has failed Ahok. But we have also seen how many have fallen victim to miscarriages of justice in this country, with some finally finding justice only after many years.
Ahok is right to appeal the verdict. But for those who thirst for power his imprisonment means a lot: peace and stability has now been restored because one troublemaker is now in jail and may rot there.
👄
JAKARTA (Pos Kota) – Massa relawan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah mulai berdatangan di Markas Korp Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu, (10/5/2017). Selain membagikan bunga pasukan kotak-kotak ini juga menyanyikan lagu nasional.

Dari pantauan Poskotanews, massa yang mengenakan baju kotak-kotak ini langsung membagikan bunga mawar putih kepada warga dan awak media sebagai dukungan terhadap Ahok. Tidak hanya itu, kembang tersebut juga diletakkan di bawah pagar Mako Brimob beserta beberapa tulisan yang meminta Ahok dibebaskan.

Selain itu, mereka juga nampak bersemangat ketika mengumandangkan beberapa lagu wajib nasional seperti Indonesia Raya.

(Baca: Simpatisan Ahok Doa Bersama di Depan Mako Brimob)

Namun ketika manyanyikan lagu Maju Tak Gentar saat akan masuk ke bagian reff pasukan kotak-kotak ini terdengar sempat lupa lirik yang seharusnya ‘Bergerak bergerak, Serentak Serentak, Menerkam Menerjang Terkam. Tak gentar tak gentar, Menyerang menyerang, Majulah majulah menang,’ diganti dengan hanya menyebut Na, na, na, na.

“Bebaskan Ahok, bebaskan Ahok kami,” teriak satu relawan yang diikuti massa lainnya.

Ahok divonis bersalah oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, karena terbukti melakukan penodaan agama, seperti diatur dalam pasal 156a KUHP dan dipidana selama dua tahun penjara. Sebelum dipindahkan ke Mako Brimob dengan alasan keamanan, Ahok lebih dulu ditahan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur.

(yendhi/sir)
👪
JAKARTA (Pos Kota) – Sebagai bentuk simpatik massa pro Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pasca vonis 2 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Kali ini aksi mereka berupa pengumpulan fotocopy KTP dan tandatangan.

Tujuannya antara lain untuk mendesak agar Ahok dibebaskan dari tahanan. Massa pendukung hingga saat ini belum bisa menerima vonis hakim tersebut. Dengan demikian, mereka akan mengajukan jaminan penahanan agar Ahok bisa menjadi tahanan rumah.

“Ini kita mau kumpulin KTP buat jadiin pak Ahok tahanan rumah aja, kita yakin pasti bisa kok”, kata Susy Rizky, selaku inisiator pengumpul fotocopy KTP dan tandatangan, di Balaikota DKI, Rabu (10/5/2017).

Susi rizsky
Susi Rizky, inisiator pengumpul fotocopy KTP.(mo1)

KTP yang berhasil di kumpulkan akan di serahkan ke pengacara, dan rencananya batas pengumpulan KTP akan berakhir hari ini. Berlangsung dari semalam, pengumpulan KTP, bukan hanya terdiri dari warga Jakarta, namun warga yang dari daerah lain pun ikut serta.

“Ini kan bukan untuk Jakarta, ini buat pak Ahok. Semua boleh ikut serta, dari semalam sudah di kumpulkan juga dari Cipinang. Tapi hari ini selesai kok, langsung kita serahin kepada pengacara.” lanjut Susy Rizky.

Selain itu tidak ada target khusus yang ingin di capai, seberapa banyak KTP yang dibutuhkan. “Sebanyak – banyaknya, karena kita kasihan liat pak Ahok begitu,” ucap Susy.

(Mo1/sir)
👪

Liputan6.com, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengaku menghormati keputusan hakim yang memvonis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan hukuman 2 tahun penjara atas kasus penodaan agama.

"Saya menghormati keputusan itu, tetapi Ahok juga sudah mengajukan banding, (semoga) hakim yang lebih atas lebih punya nyali (menghadapi tekanan massa) untuk mempertahankan independensi," ujar pria yang akrab disapa Buya itu di Yogyakarta, Selasa (9/5/2017).

BACA JUGA
Djarot: Seharusnya Vonis Ahok Lebih Ringan
Jaksa: Ahok Ditahan di Rutan Cipinang
Tanggapan KY atas Vonis 2 Tahun Penjara untuk Ahok

Menurut dia, Ahok menghormati keputusan pengadilan. Oleh karena itu, Ahok mengajukan banding karena tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Namun, Buya menolak berkomentar lebih banyak tentang kasus ini karena prosesnya belum selesai. Ahok bersama tim kuasa hukumnya masih akan melakukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. "Kita tunggu saja prosesnya, yang jelas saya kecewa," ucap dia. 

Sebelumnya, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis bersalah terhadap Ahok dalam kasus penodaan agama. Majelis hakim yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto menyatakan Ahok bersalah dalam kasus penodaan agama dan dihukum penjara selama 2 tahun.

"Menyatakan Ir Basuki Tjahaja Purnama terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penodaan agama dan menjatuhkan pidana penjara 2 tahun dan memerintahkan terdakwa ditahan," tegas Dwiarso dalam persidangan di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017).

Vonis ini lebih berat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya menuntut terdakwa dengan hukuman 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun.

Jakarta - Musisi Addie MS mengaku tidak menyangka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) divonis 2 tahun penjara. Addie menyebut vonis Ahok sebagai salah satu kejutan terbesar dalam hidupnya.

"Nggak ada yang nyangka, ini salah satu kejutan terbesar dalam hidupku. Karena kalau kita lihat urutan-urutan sidang, kan semua mengikuti mulai dari awal sampai live yang tadi," ujar Addie kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2017).

"Ya bingung, saya di rumah juga nangis, nggak kuat. Saya kira ini lebih ke politik daripada hukum, gitu saja," lanjutnya.




Terkait rencana aksi paduan suara di Balai Kota yang akan digelar olehnya, Addie menyebut itu merupakan aksi spontanitas layaknya karangan bunga yang datang ke Balai Kota. Aksi tersebut menurut Addie merupakan cara yang dipilih olehnya sebagai seorang musisi. 

"Nggak pakai panggung, nggak pakai instrumen, orkestra, playback, CD. Iringannya rekaman, tapi penyanyi spontanitas saja, siapa yang mau datang," tuturnya.

Addie mengatakan aksi yang digelar olehnya besok bukanlah aksi untuk Ahok semata. Menurutnya, Ahok hanyalah sebuah simbol saja. Lebih dari itu, mereka akan menyanyi untuk NKRI.

"Jadi itu sebenarnya bukan semata-mata menyanyi untuk Ahok. Pak Ahok, saya lihat sebagai simbol saja. Kita nyanyi untuk berdirinya, kokohnya NKRI. Kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, Rayuan Pulau Kelapa, untuk sama-sama mengingat kenapa kita dikarunia tanah, sumber daya alam yang luar biasa, alam yang luar biasa, jangan disia-siakan," papar Addie MS.

"Kemudian saya ingin membawakan Garuda Pancasila untuk mengingatkan pentingnya Pancasila. Jadi ya lebih fokusnya ke NKRI, jadi bukan soal Pilkada, bukan soal pengadilan," imbuhnya. 
(bis/fdn)


👄
JAKARTA (Pos Kota) – Seorang relawan dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama meninggal setelah mendengar keputusan majelis hakim melaui televisi di kediamannya. Gerard Umbu Samapti, seorang petugas keamanan Posko Pemenangan Rumah Lembang diduga meninggal terkena serangan jantung saat mengetahui vonis yang dijatuhkan kepada Ahok.

Menurut Nongandah, sesama relawan saat kejadian, Gerard dalam keadaan sehat. Gerard diduga terkena serangan jantung setelah sesaat mengetahui vonis hakim.

“Jadi memang Pak Gerard ini meninggalnya karena dia kena jantung dengan keputusan Pak Ahok langsung dipenjara. Karena kata anaknya Pak Gerard ini gak sakit apa-apa. Memang punya penyakit gitu, ya tapi lagi ga dalam kondisi sakit,” ujarnya usai melayat di rumah duka di Jalan Mini, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (9/5/2017).

Dikatakan Nongandah, Gerard sempat mendapatkan pertolongan dari seorang bidan yang berada di dekat rumahnya. Namun saat diperiksa, Gerard sudah dinyatakan meninggal dunia.

Nongandah mengenang Gerard sebagai sosok pendukung setia Ahok. Dikatakannya, Gerard sebenarnya sudah bekerja di perusahaan swasta. Namun kecintaannya kepada Ahok membuat dia memutuskan bergabung di Rumah Lembang selama Pilkada DKI Jakarta.

“Dia sebagai security dan relawan. Sebenernya Pak Gerard ini sudah bekerja di perusahaan swasta. Jadi kemarin itu memang membantu, saking cintanya kepada Pak Ahok.

Gerard meninggalkan seorang istri dan tujuh orang anak. Jenazah Gerard akan diterbangkan pukul 01:00 dinihari ke tempat kelahirannya, Sumba, Nusa Tenggara Timur, sesuai permintaan Gerard.

Sebelumnya, majelis hakim menyatakan Ahok secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pidana penodaan agama. Hakim menjatuhkan pidana dua tahun penjara dengan perintah penahanan. (ikbal)


👄
RMOL. Pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama yang tergabung dalam Teman Ahok kecewa terhadap vonis majelis hakim.


Terdakwa kasus penistaan agama tersebut divonis dua tahun penjara. Berbeda dengan tuntutan JPU yang hanya satu tahun penjara dengan dua tahun masa percobaan.

"Kita berduka kita kecewa, kita marah. Namun kita himbau jangan sampai ada tindakan melanggar hukum. Apapun pahitnya," kicau akun Twitter resmi Teman Ahok @temanAhok, sesaat lalu.

Mereka khawatirkan kasus penistaan agama bisa jadi senjata mematikan kedepannya. Tren jelek yang sudah dihentikan di negara-negara lain.

"Jangan biarkan kepercayaan kita hancur hari ini bersamaan dgn palu hakim. Jaga harapan kita pada bangsa. Demi masa depan bangsa kita." 

Teman Ahok berduka sedalam-dalamnya bukan karena putusannya saja.

"Namun lebih kepada mendungnya masa depan bangsa kita," tandasnya. [zul] 



jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) Fritz Fios menilai, vonis terhadap Basuki Tjahaja Purnama kurang tepat. Dia meyakini gubernur DKI Jakarta itu seharusnya bebas.

"Karena dari sisi logika dan argumen kritis memeriksa bahasa Ahok, kan seharusnya bebas. Tapi sejak awal kasus ini terkesan sarat kepentingan politis dan dalam kondisi ini saya skeptis putusan murni objektif," ujar Frits kepada JPNN, Selasa (9/5).

Meski mengaku kecewa, Frits mengaku tetap menghormati vonis yang dijatuhkan hakim sebagai sebuah putusan hukum.

"Sulit menilai putusan ini murni berdasarkan pertimbangan objektivitas hukum atau subjektivitas hakim, di bawah tekanan massa yang radikal. Hanya hakim yang tahu, jawabannya ada di nurani para hakim itu," ucap Frits.

Saat ditanya, apakah Forma NTT masih tetap meminta Ahok maju sebagai calon gubernur pada Pilkada NTT 2018, Frits dengan tegas mengatakan iya. Karena animo masyarakat NTT tidak surut dengan putusan penjara dua tahun terhadap Ahok.

"Kan masih ada proses hukum selanjutnya, Ahok kan menyatakan banding. Jadi, proses hukum ini belum final, masih ada peluang Ahok bebas. Maka harapan memboyong Ahok ke NTT tetap ada," pungkas Frits.(gir/jpnn)
👪
PERKARA dugaan penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan memasuki episode final dengan agenda penetapan vonis pada 9 Mei mendatang. Sebanyak 26 alumnus Harvard University melalui petisi menuntut putusan yang seadil-adilnya.

”Setelah mencermati jalannya pengadilan, jelas tuduhan jaksa tidak terbukti. Maka itu, secara hukum mestinya majelis hakim memutus (Ahok) bebas,” ungkap salah seorang inisiator petisi melalui www.ahoktidakmenistaagama.com, Bambang Harymurti, di Jakarta, kemarin.

Menurut Bambang, pihaknya memiliki beberapa poin pemikiran, di antaranya dalam tuntutan jaksa penuntut umum pada 20 April lalu jelas bahwa Ahok sebagai terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana penistaan agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156a KUHP.

Jaksa pun tidak menggunakan pasal penodaan agama dalam tuntutan akhirnya. Meski begitu, jaksa menyatakan Ahok memenuhi unsur pidana Pasal 156 dan menuntut Ahok dengan hukuman pidana satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.

“Berdasarkan hal tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa unsur terpenting yang harus dipenuhi dalam tindak pidana ini adalah tindakan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan, atau yang dikenal sebagai isu SARA. Dalam persidangan jelas bahwa pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu tanggal 27 September 2016 tidak ada unsur SARA,” beber Bambang.

Menurut inisiator petisi tersebut, dalam konteks yang disebut Ahok soal ayat 51 Surah Al-Maidah, saksi ahli sudah menyatakan yang dimaksud Ahok adalah adanya oknum politik yang ingin menjegalnya dalam pilkada dengan menggunakan ayat tersebut.

Para alumnus Harvard dalam petisi itu meyakini Indonesia adalah negara hukum sehingga supremasi hukum harus ditegakkan. “Semoga majelis hakim bisa tegas dan yakin, tanpa terpengaruh oleh intimidasi yang mengandalkan massa (mobokrasi). Dengan semangat fiat justitia et pereat mundus yang berarti tegakkan keadilan meskipun langit runtuh,” tutup Bambang.

- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/103104/ahok-jelas-tidak-menodai-agama/2017-05-03#sthash.448SycJ2.dpuf

Selain Bambang, inisiator lainnya ialah Goenawan Muhammad, Yenny Wahid, Todung Mulya Lubis, Dini Purwono, Melli Darsa, Nona Pooroe Utomo, Ali Kusno Fusin, Nugroho Budi Satrio Sukamdani, Ludi Mahadi, Adrianus Woworuntu, MSM Ondi Panggabean, Philip S Purnama, Endy Bayuni, Danny I Yatim, Togi Pangaribuan, Zenin Adrian, Darwin Silalahi, Wawan Mulyawan, Brigitta Aryani, Wahyu Dhyatmika, Junaidi, Johannes Ardiant, Paul W Broto, Rudy Setiawan, dan Gatot Soemartono.

Aksi massa
Tim kuasa hukum GNPF MUI, Kapitra Ampera, menyatakan pihaknya akan berunjuk rasa pada Jumat, 5 Mei 2017. Mereka menuntut Ahok diputus menodai agama.

Dalam menanggapi itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengaku belum menerima pemberitahuan secara resmi ihwal kegiatan aksi tersebut.

Ia menegaskan polisi bakal menindak tegas bila di tengah aksi massa situasi berubah menjadi tidak kondusif. Hakim pun tidak boleh sampai mendapatkan tekanan massa.

“Demonstrasi juga perlu dibatasi, ada jarak tertentu jangan sampai yang di dalam terpengaruh,” papar Rikwanto, seperti dikutip Metrotvnews.com, kemarin. (Mtvn/P-1)

- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/103104/ahok-jelas-tidak-menodai-agama/2017-05-03#sthash.448SycJ2.dpuf


👪
Jakarta - Pengadilan Negeri Jakarta Utara, telah menggulirkan 21 kali persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mulai dari bekas gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat hingga di Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan pihak penasihat hukum "bertarung" untuk meyakinkan hakim. Saksi dan ahli dihadirkan di muka persidangan. Tidak hanya fakta-fakta hukum bermunculan, namun banyak juga drama yang mewarnai.
Kurang dari dua pekan, tepatnya tanggal 9 Mei 2017 mendatang, Majelis Hakim PN Jakarta Utara akan menjatuhkan vonis terhadap terdakwa Ahok terkait kasus dugaan penodaan agama.
JPU pun sudah menyampaikan tuntutan, menyatakan Ahok bersalah dan meminta majelis hakim untuk menjatuhi hukuman 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun.
Lantas apa harapan tim penasihat hukum Ahok? Bagaimana penasihat hukum memandang secara keseluruhan persidangan yang sudah berjalan? Beritasatu.com mewawancari adik kandung Ahok, Fifi Lety Indra, yang juga merupakan koordinator tim penasihat penasihat hukum Ahok. Berikut petikan wawancaranya:
Sidang vonis kurang dari dua pekan lagi. Apa persiapan dan harapannya?
Fifi: Tidak ada yang dipersiapkan. Kami tidak tahu vonisnya apa. Kita menunggu saja hasilnya. Kita hanya berharap bahwa hakim mau melihat fakta-fakta dan bukti-bukti yang sudah terbuka di persidangan. Jangan sampai kasus terulang lagi, jangan sampai ini karena rekayasa, bukti rekayasa, laporan rekayasa. Bayangkan pelapor sama ahli, masa BAP-nya bisa sama persis.
Pelapor mengaku saling tidak kenal, saling jauh dari kota lain, ini inisiatif sendiri, tapi sama persis. Sampai salah-salahnya sama persis, titik-komanya sama. Sampai sepatunya sama.
Kalau hanya dua orang, ya kebetulan. Tapi kalau sudah sekelompok ada apa ini? Kayak didandanin sebelum sidang. Ya, sudah pasti rekayasa. Sudahlah. Sudah menang, tujuannya sudah tercapai, ya sudahlah. Mau apa lagi? Orang jelas-jelas kalau menista agama harus dilihat niatnya. Mana ada orang niat menista agama.
Apakah Anda optimis Ahok bebas?
Fifi: Kita harus beriman dan percaya ya. Tapi keputusan kan di tangan hakim. Hakimnya takut sama massa atau tidak. Ini kan sejak awal juga tekanan massa. Padahal di kepolisian sudah dibilang ini tidak ada pidananya, terus sampai kejaksaan tidak ada pidananya. Harusnya tidak boleh P21. Tapi ya sudahlah. Sudah lewat.
Pandangan Anda tentang tuntutan Jaksa Penuntut Umum?
Fifi: Saya tidak mau komentar apa ya, tapi kita semua tahu, ini kan pengadilan massa. Tinggal berani atau nggak saja. Tapi ini akan jadi buruk, kalau nanti semua-semua tekanan massa, tidak usah ada hukum lagi.
Bagaimana Anda memandang secara keseluruhan persidangan ini?
Fifi: Sangat melelahkan ya. Orang disidang karena fitnah, tanpa bukti yang jelas. Sembilan ahli pidana yang diundang, enam bilang tidak ada pidananya, cuma tiga yang bilang ada. Penyidik saja bilang tidak ada, kejaksaan waktu awal juga bilang tidak ada.
Kan sudah jelas-jelas rekayasa politik ini. Sudah jadi rahasia umum lah. Mana ada orang Kepulauan Seribu yang lapor, mana ada orang yang tersinggung dan marah. Yang datang bilang tidak ada apa-apa, wartawan kan banyak. Setelah sembilan hari muncul unggahan Buni Yani, baru. Kan Buni Yani sudah jadi tersangka, harusnya kan sudah terbukti.
Misalnya ada seorang pencuri. Kemudian, pencuri sebenarnya tertangkap, masa yang dituduh mencuri tetap dihukum juga. Mana ada hukum karena orang memaksa. Karena banyak orang demo, supaya aman. Kan aneh.
Keluarga menghadapi persidangan ini seperti apa?
Fifi: Kalau dari sisi keluarga, saya lempar pertanyaan saja coba nilai sendiri bagaimana perasaan kita. Kalau Pak Ahok itu bukan keturunan dan agamanya bukan Kristen, apakah sidang hari ini ada?
Itulah perasaan kami. Kita tidak bisa pilih lahir sebagai suku apa, kita tidak bisa pilih apakah dapat hidayah atau tidak, kita tidak bisa pilih karena itu semua kedaulatan Tuhan. Setahu saya, agama saya, hak saya, kewajiban saya, semua dijamin oleh konstitusi, dijamin oleh Undang-undang Dasar 1945, setiap warga negara memiliki kesamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.
Artinya, siapa pun kita, mau suku apa pun kita, agama apa pun, sebagai anak Indonesia kita mempunyai kedudukan yang sama di dalam pemerintahan juga. Artinya, kita bisa melayani juga. Bayangkan, mana ada sih orang kalah dicintai rakyat seperti ini. Saya tidak pernah melihat orang mendapat kiriman bunga begitu banyak.
Ini kemana-mana dipeluk orang nangis-nangis. Kita keluarga saja nggak ada yang nangis. Yang kasihan orang-orang kecil juga. Semoga saja ke depan semua akan lebih baik. Pak Ahok kan selalu bilang, kalau ada yang lebih baik dari saya silahkan. Tapi jangan lebih baik karena agamanya, sukunya. Harus karena kinerjanya.
Sekarang kan, Jakarta orang puas karena kinerja 80 persen. Kinerja Pak Basuki dapat rapor baik, penghargaan terbanyak. Tapi dihantam isu agama, dikasih cap penista agama. Bagaimana bisa pengadilan di luar pengadilan. Hak azasi manusia dilanggar. Setiap orang harus dianggap tidak bersalah, tapi ini kan tidak.
Intinya, dari dulu kami mengalami diskriminasi. Kapan ini mau berakhir. Cukup lah Ahok korban terakhir diskriminasi di bangsa ini. Jangan ada lagi.
Sebagai adik kandung, Anda memandang sosok Ahok seperti apa?
-Tarik nafas- Waduh, sosok paling hebat deh, setelah Papa saya. Itu manusia hebat. Bayangkan dia kalah pemilihan tanggal 19, bukan kita hibur dia, tapi dia hibur kita. Terus, besoknya itu langsung sidang. Sekali lagi, bukan kita pengacara menghibur dia, menenangkan dia dengan tuntutan yang ada malah dia hibur kita. Dia tidak ada beban. Orang melayani dengan hati.
Tidak gampang jadi Pak Ahok itu. Bangun jam 4 pagi setiap hari. Pulang jam 10 (22.00) malam, masih membawa sekoper pekerjaan. Paling lama dia tidur 3-4 jam setiap hari. Sabtu-Minggu keliling ke masyarakat.
Apakah ini merupakan didikan orangtua dari kecil?
Fifi: Selain dia harus disiplin, dia juga harus mengurusi adik-adiknya. Karena kita sejak SMP semua pindah ke Jakarta. Jadi pak Ahok itu orangnya tanggungjawab. Saya kuliah di Depok, dia bisa anterin. Rumah di Muara Karang, dianterin. Kalau kita ada ujian, ditungguin, disuruh belajar. Disiplinnya luar biasa.
Dia mengurusi makan-minum kita semua. Sejak SMP-SMA dia sudah tanggung jawab atur uang sopir, pembantu, rumah, kita punya uang jajan, semua. Dan, dia tulis semua pengeluaran, laporan ke papa saya. Padahal tidak disuruh. Satu perak pun uang tidak boleh dikorupsi. Itu Pak Ahok.
Rupanya itu latihan. Dari perkara kecil, Tuhan kasih perkara besar. Dari ngurusin uang sekolah, uang makan kita sehari-hari di Jakarta, sampai urusin uang rakyat. Bayangkan, uang bapaknya saja dia tidak mau korupsi, padahal dia punya hak, dikasih hak penuh sama papa mau dipakai apa pun uangnya. Itu saja dia laporan. Bapak saya tidak minta. Mau dilihat, mau nggak, dia buat saja, itu saking tanggungjawabnya.
Dia suka ngomong, mau tahu orang takut Tuhan seperti apa? Bukan orang yang 'maaf ya' bukan yang berdoanya banyak, atau baca kitab sucinya banyak, bukan dia bilang. Orang yang takut sama Tuhan hanya satu, tidak bikin dosa sekali pun tidak ada yang melihat.
Karena Tuhan lihat. Tuhan itu tidak pernah ngantuk, tidur atau pikun. Tuhan lihat apa yang kita perbuat. Apa itu baik atau jahat. Entah itu tersembunyi atau terbuka. Kita bisa menipu orang, kita bisa bohong tipu semua manusia, tapi Tuhan lihat kita. Tuhan lihat ke hati kita.
Dia paling takut bikin dosa. Karena, sudah mati kita harus pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dan, dia percaya walau pun saya mati pasti masuk surga, menurut iman kepercayaan saya.
Tetapi, tetap saja kita kalau dikasih kehidupan sama Tuhan ya, kita kembalikan kepada Tuhan. Yang namanya pelayanan kepada Tuhan, ya melayani manusia ciptaan Tuhan. Yang miskin dan kekurangan.
Kenapa Ahok sangat cinta Indonesia, khususnya Jakarta?
Fifi: Bukan hanya Jakarta, khususnya seluruh Indonesia. Ini dimulai dari bapak saya almarhum. Dulu, orang boleh pilih mau pulang ke Tiongkok atau tetap tinggal di Indonesia, bapak saya memilih tinggal di Indonesia dan mengubah namanya Tjung Kim Nam menjadi Indra Tjahaja Purnama. Artinya, dia dengan sadar memilih Tjahaja itu cahaya matahari, Purnama itu bulan purnama karena matahari dan bulan purnama itu memberikan sinarnya kepada semua orang tanpa memandang suku dan agama. Dia ingin keturunannya seperti itu. Ini Tanah Air kita.
Papa saya almarhum selalu pesan, khususnya waktu itu kita (di luar negeri) selalu disuruh pulang kampung. Dia bilang bangsa ini membutuhkan kita. Kita punya kewajiban membangun bangsa ini. Ini Tanah Air kita, kita lahir dan mati di sini.
Dari kecil kita dipaksa menyanyikan lagu kebangsaan. Kita semua hafal lagu kebangsaan. Bapak saya cinta sekali tanah airnya. Cinta sekali dengan keluarganya yang orang Melayu asli, baik orang Bugis, Batak, semua orang bapak saya saudara.
Dia tidak pernah beda-bedakan. Dia selalu kasih contoh. Kalau ada orang sakit dia selalu datang, titip duit, bilang ke dokter ini saudara saya. Satu kampung diakui saudara sama dia. Kalau ada orang sakit, dia tidak punya duit, dia pinjam duit buat ngobatin orang sakit. Dia anggap semuanya satu saudara satu sebangsa dan setanah air.
Bapak saya selalu bilang kamu orang Indonesia, keturunan Tionghoa, beragama ini. Jangan bilang saya orang Kristen atau orang Budha atau orang Tionghoa. Tidak boleh, harus orang Indonesia, tapi keturunan.
Sekarang kami jadi mengerti kenapa bapak saya bilang kamu orang Indonesia, bukan orang Tionghoa, Kristen atau Budha. Kenapa? Supaya kita mengedepankan Indonesia. Inilah Bhinneka Tunggal Ika, ini sebangsa dan setanah air. Jadi kita tidak ada perbedaan, kita satu. Beda-beda tapi satu. Yang ditonjolkan bukan beda-bedanya, tapi satunya.
Begitu kamu merasa minoritas, begitu kamu merasa pribumi atau non pribumi, begitu kamu merasa orang ini atau orang itu, sudah terjadi pengkotak-kotakan. Makanya kotak-kotak harus dijaring, jadi bukan lagi kotak-kotak terpisah, tapi jadi satu. Indah dan harmoni. Kita akan menjadi satu konser musik yang indah.
Kami memang tidak diajarkan pandai berbicara sama bapak. Kami diajarkan kamu harus berterus terang. Apa yang ada di hati kamu, di pikiran kamu harus sama. Lebih baik jujur walaupun pahit dan tidak enak didengar. Semanis-manisnya kebohongan, tetap lebih manis namanya kejujuran. Ini sudah tertanam.
Sedalam apa teladan orangtua tertanam?
Fifi: Dia (Ahok) bilang lebih gampang mengajari orang lewat teladan. Makanya dia kasih contoh, dia harus lebih rajin, lebih jujur, bekerja lebih keras. Lihat nggak dia pergi ke kolong jembatan melewati tembok besar. Dia serius. Saya tahu kakak saya. Dia di rumah saja kalau tidak ada pembantu, dia tidak perintah-perintah nyapu atau ngepel. Dia langsung ambil sapu dan menggepel, cuci piring sendiri, kasih contoh. Dia ambil alih pekerjaan. Itu kokoh Ahok.
Apalagi kalau kita mau ujian. Dia tidak kasih kita kerja, dia suruh kita belajar. Dia yang kerjakan semua. Akhirnya, kita tidur dia baru belajar. Padahal dia juga ujian. Saya tinggal dengan Pak Ahok sampai anak kedua. Makanya saya tahu persis kehidupan sehari-hari dia.
Apakah Ahok memberikan teladan kepada anak dan istri?
Fifi: Ya, dia memberikan teladan. Memang di rumah kan diajarkan itu. Diajarkan bahwa apa yang kita omong, ya kita kerjakan. Kalau kita diberi tanggungjawab, ya harus diselesaikan dengan baik.
Kalau kita berbuat baik, lupakanlah karena itu urusan Tuhan untuk balas kita. Tapi kalau orang berbuat baik kepada kita, harus kita ingat seumur hidup. Kalau kita menolong orang, jangan sampai orang itu merasa hutang kepada kita. Karena kita memang dari hati mau menolong. Karena kita sudah ditolong Tuhan lebih dulu. Kita bisa menolong karena Tuhan kasih kelebihan lebih banyak.



Bayu Marhaenjati/FMB
BeritaSatu.com
👄
TEMPO.COJakarta - Sebanyak 3.000 karangan bunga untuk Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, sudah berdatangan di Balai Kota DKI, sejak Jumat lalu.

Karangan bunga terus bermunculan setelah kekalahan keduanya dalam penghitungan cepat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul dalam penghitungan itu, sehingga, Ahok-Djarot gagal memimpin DKI untuk periode selanjutnya.

Baca: Beredar Screenshot Ahok Pesan Karangan Bunga, Ahok Bilang Ini
Dari sejumlah karangan bunga yang dipajang, isinya bermacam-macam. Ada yang menuliskan doa, terima kasih, dan kalimat yang membuat orang tertawa ketika melihatnya. Kalimat-kalimat jenaka itu umumnya menjadi perhatian orang-orang untuk berfoto. Salah satunya karangan bunga dengan kalimat rayuan berikut ini: "Pak Ahok dan Pak Djarot, kami tanpamu bagai ambulan tanpa uwiw uwiw. Dari kami yang tidak mau move on."
Ada juga yang mendoakan kesuksesan Ahok-Djarot, tapi menyindir salah satu program Anies-Sandi. "Sukses selalu Pak Ahok dan Pak Djarot, papan bunga ini sudah lunas. Ga pake program cicilan DP nol persen. Alumni Canisius 2003 pendukung Ahok-Djarot."

Baca: Kalimat Lucu di Karangan Bunga Ahok, Pedagang: Ini Pertama Kali



Selain rayuan gombal, kalimat karangan bunga juga berisi sepenggal lagu penyanyi Indonesia. Misalnya, penggalan lagu Dewa 19 berjudul Pupus. "Pak Ahok dan Pak Djarot kami yang mencintaimu lebih dari yang kau tau. Group sepi yang gagal move on."



"Mereka bilang: loe gue end! Tapi menurut gue: mereka yang end! Buat Ahok & Djarot. Kami yang klepek-klepek," bunyi kalimat dalam karangan bunga yang dikirim Violette Flowers.
FRISKI RIANA
👏

Jakarta detik - Balai Kota sejak tiga hari ini dipenuhi oleh karangan bunga untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakilnya Djarot Saiful Hidayat. Harga karangan bunga itu bervariasi. 






Karangan bunga itu dipasok dari sejumlah florist di sekitar daerah Jakarta, salah satunya Lucky Florist. Pemilik Lucky Florist, Ferry menjelaskan pesanan bunga yang dikirim ke balaikota dari tokonya sejak Selasa (25/4) sampai hari ini sudah mencapai 90 buah.

"Kami minimum di harga Rp 500 ribu maksimal Rp 1 juta, Tergantung bunga dan ukuran," kata Ferry saat ditemui di lokasi penjualan di jl. Petojo Barat 1, Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/17).




Hingga pagi ini, Pemprov DKI mengklaim sudah ada 2.700 karangan bunga yang diterima di Balai Kota. Bila dihitung menggunakan harga minimal Rp 500 ribu, nilai 2.700 karangan bunga mencapai Rp 1.350.000.000. 

Karangan bunga untuk Ahok belum berhenti datang. Florist Flower sendiri hingga hari ini masih mengerjakan karangan bunga untuk dikirim ke balaikota. 

"Hari ini ada 15 yang pesan, orang yang ke sini ada yang dari Papua tadi dua orang. ini murni orang perorang aja," lanjut Ferry.

Karangan bunga untuk Ahok yang dibuat di Florist Flower / Karangan bunga untuk Ahok yang dibuat di Florist Flower / Foto: Akhmad Mustaqim/detikcom


Sebelumnya diberitakan, karangan bunga untuk Ahok tidak hanya dipasang di Balai Kota tapi juga hingga meluber ke jalan. Pemprov DKI menyebut jumlahnya sudah mencapai 2.700 buah. 

"Saat ini tadi dapat informasi itu ada 2.700 karangan bunga papan dan handbucket ya," kata Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri, Mawardi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/4). 

(imk/tor)


JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana Balai Kota DKI Jakarta terlihat berbeda dari biasanya pada Rabu (26/4/2017) pagi ini. Biasanya warga yang datang hanya memadati pendopo Balai Kota untuk mengantre dan melaporkan masalah kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Namun, Rabu pagi ini, warga terlihat membeludak hingga ke trotoar Balai Kota dan ruangan di dalam Balai Kota. Saking banyaknya warga, awak media yang ingin mewawancarai Ahok di ruang tengah Balai Kota menjadi kesulitan.

Awak media susah merangsek untuk masuk ke dalam Balai Kota. Keramaian pendukung itu juga terlihat di halaman dan selasar samping Balai Kota. Kemudian tuan rumah yang ditunggu-tunggu datang sekitar pukul 07.20 WIB.



Akibat banyaknya warga yang memadati Balai Kota, Ahok berjalan kaki dari gerbang hingga pendopo. Warga langsung mengerubutinya untuk berfoto dan memberi setangkai bunga. Protokoler dan pengamanan dalam (pamdal) terlihat mengamankan Ahok untuk langsung masuk ke dalam Balai Kota.
Baca: Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Terus Diantar ke Balai Kota hingga Malam Hari

Ahok kesulitan masuk ke dalam Balai Kota. Sementara itu di dalam ruang tengah sudah terlihat beberapa kursi yang disusun untuk berfoto warga bersama Ahok. Satu persatu warga yang ingin berfoto bersama Ahok dipersilahkan masuk ke dalam Balai Kota.


"Ayo masuk ya, orang tua dan anak kecil duluan," kata seorang staf pamdal Balai Kota yang menjaga pintu depan, Sumarna.

Di ruang tengah, warga secara bergerombol berfoto dengan Ahok. Kemudian mereka bersalaman dengan Ahok dan pulang lewat pintu belakang.

Selain warga, karangan bunga juga terlihat terus berdatangan ke Balai Kota. Bahkan, karangan bunga terlihat dipasang hingga Jalan Medan Merdeka Selatan.



Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful hidayat mendapatkan banyak karangan bunga dari warga ibu kota. Termasuk dari dari parpol pendukungnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bahkan, PSI mengirimkan karangan bunga terbesar di antara yang lain.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengatakan, karangan bunga berukuran 3x10 meter tersebut untuk mengapresiasi kinerja Basuki atau akrab disapa Ahok dan Djarot. Termasuk apresiasi atas sikap negarawan Ahok dan Djarot usai gelaran Pilgub DKI.



Berdasarkan pantauan merdeka.com, karangan bunga tersebut dipasang di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam karangan bunga tersebut tersemat pesan, 'satu kekalahan seribu bunga merekah, terima kasih Ahok'.

"Karangan bunga itu merupakan ucapan apresiasi terhadap Pak Ahok yang telah menunjukkan dirinya sebagai negarawan, mengakui secara kesatria bahwa Anies menang," katanya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (26/4).

Dia menambahkan, karangan bunga yang terdiri dari seribu mawar merah tersebut juga menjadi ucapan terima kasih kepada Ahok. Karena selama menjabat sebagai pemimpin Pemprov DKI Jakarta, telah mewariskan peninggalan yang membekas di hati masyarakat ibu kota.

"Mudah-mudahan bisa diteruskan oleh Anies mulai dari transparansi dan pembelaan terhadap orang miskin. Ahok telah membuat benchmark untuk para penerusnya," tegasnya.

Toni menegaskan, dukungan penuh selalu diberikan kepada mantan politisi Gerindra itu. Karena bapak tiga orang anak itu merupakan sosok teladan bagi seluruh kader partai yang dipimpin oleh Grace Natalie.

"Ahok bagi PSI adalah salah seorang teladan untuk spirit anti korupsi dan anti intoleransi," tutupnya.

[noe]


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rasa simpatik dan kecintaan warga kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ditunjukan dengan dikirimnya karangan bunga ke Balai Kota DKI Jakarta.
Meskipun kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, pendukung pasangan Ahok-Djarot tetap memberikan semangat, lewat kata-kata yang diukir di karangan bunga tersebut.
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri DKI Jakarta, Mawardi mengatakan, selama dua hari terakhir karangan bunga yang datang mencapai 1.000 buah. Padahal saat hari pertama pengiriman karangan bunga, Senin (24/4/2017), baru mencapai sekitar 100 buah.


"Informasinya sekarang sekitar 1.000 karangan bunga, namun sedang didata dulu. Sama nanti ada tim, tapi informasi ke saya sudah ada 1.000 karangan bunga," kata Mawardi saat dikonfirmasi wartawan.
Mawardi mengaku belum tahu tindakan terhadap karangan bungan itu. Mawardi akan melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan Ahok terkait karangan bunga tersebut.
‎"Untuk sementara belum ada perintah khusus, nanti akan dikomunikasikan lagi, arahkan gimana," katanya.
Sebelumnya lewat akun media sosial Instagram @basukibtp, Ahok mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan lewat karangan bunga.
"Terimakasih untuk semua bunga penyemangat yang dikirim ke Balai Kota. Membaca pesan-pesannya yang kreatif membuat saya optimis Jakarta akan semakin maju," tulis Ahok, Selasa (25/4/2017) kemarin.
Menurutnya, dengan banyaknya partisipasi warga membuatnya semakin optimis. Sebab dalam karangan bunga yang warga kirimkan, mereka ekspresif mengungkapkan perasaannya.
"Mari tatap masa depan dan doakan segala kebaikan untuk Jakarta dan Indonesia," tutup Ahok.
Sebelumnya, salah satunya pengirim karangan bunga menyebut identitasnya sebagai 'Dari Kami Yang Belum Bisa Move On'. Tertulis ucapan, 'Terima kasih Pak Ahok Atas Kerja Kerasnya Selama Ini. Andalah Pemimpin Sejati. We Love You, We Will Miss You'.
Ada juga karangan bunga 'Dari Fans Berat Bapak Ahok'. Isi pesannya, 'Kalian Nggak Oke Oce tapi Kalian Mantan Terindah. Anda Pahlawan di Hati Kami'.
Nama pengirim lainnya tak kalah unik, seperti 'Blessing Moms NKRI' dan 'Pengagum-Pengagummu'. "Karangan bunga sudah berdatangan sejak kemarin. Paling banyak pagi ini. Sudah mencapai seratusan. Semuanya berisi ucapan terima kasih kepada Pak Ahok," jelas Ngatiyo, petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Balai Kota.


TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Fify Lety, adik Gubernur DKI Jakarta Basuki " Ahok" Tjahaja Purnama, meneteskan air mata melihat apresiasi masyarakat terhadap kakaknya pasca- Pilkada DKI 2017.
Ia tampak menangis dalam acara konferesi pers yang digelar tim pengacara Ahok untuk menanggapi tuntutan jaksa terhadap Ahok, Rabu (26/4/2017).
Fify merupakan anggota tim pengacara Ahok. Pada kesempatan itu, Fify mengatakan bahwa Ahok adalah pemimpin yang dicintai oleh masyarakat.



Namun, menurut dia, Ahok harus kalah karena politisasi agama dan kriminalisasi kasus yang dialaminya. "Kami menerima begitu banyak surat," ujar Fify dengan suara bergetar.
Menurut Fify, surat yang masuk ke Ahok berasal dari semua lapisan masyarakat.
"Dari anak kecil, dari anak TK sampai orang tua, sampai nenek-nenek umur 90 tahun, kirim surat. Kenapa?" kata Fify sambil menyeka air matanya.
"Karena mereka tahu dalam hatinya, di hati nurani mereka yang paling dalam bahwa Pak Ahok sudah melakukan yang terbaik," ucap Fify.
Ia kemudian mencontohkan banyaknya karangan bunga yang kini ditujukan kepada Ahok di Balai Kota.
Menurut Fify, baru kali ini ada kandidat kepala daerah yang kalah, tetapi tetap mendapat apresiasi yang begitu besar.
"Pak Ahok nasibnya lebih baik dari Nemo. Nemo pingsan di kapal tidak ada yang berterima kasih. Kami terhibur Pak Ahok nasibnya lebih baik dari Nemo kecil," kata Fify.
Penulis: Alsadad Rudi
👰

Jakarta, CNN Indonesia -- Provinsi DKI Jakarta menyabet dua Anugerah Pangripta Nusantara, Rabu pagi (26/4). Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menerima penghargaan dari Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro karena menjadi provinsi dengan inovasi terbaik pertama dalam perencanaan.

Tak hanya itu, Ahok juga menerima penghargaan sebagai provinsi terbaik kedua dalam perencanaan terbaik 2016. Penghargaan diberikan bertepatan dengan pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nasional hari ini yang dihadiri oleh para kepala daerah seluruh Indonesia.

Bappenas memberikan Anugerah Pangripta Nusantara kepada provinsi, kabupaten, dan kota berprestasi dengan dua kategori. Pertama kategori perencanaan terbaik. Posisi pertama diserahkan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta, sementara posisi ketiga diisi Sumatera Selatan.

Tiga Kabupaten dengan perencanaan terbaik yakni Tabanan- Bali, Ende- Nusa Tenggara Timur, dan Sigi- Sulawesi Tengah.

Sementara itu, penghargaan terhadap kota dengan perencanaan terbaik diberikan kepada Batu, Jawa Timur; Pekalongan, Jawa Tengah; dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. 

Selain Jakarta, daerah lain yang dinilai berhasil memberi inovasi dalam perencanaan adalah Muara Enim, Sumatera Selatan. Di sisi lain, daerah dengan peningkatan tertinggi dalam kualitas perencanaan ialah Provinsi Sulawesi Tengah. 

Pemerintah juga secara khusus memberikan penghargaan kepada Provinsi Jawa Timur karena berhasil memberikan alternatif pembiayaan skema pemerintah dan badan usaha dalam menyediakan air minum.

Sementara itu di Balai Kota, Ahok menerima banyak tamu sebelum bertolak ke agenda Musrenbang. Ratusan warga pendukung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat tampak sangat bersemangat mencurahkan dukungan kepada pasangan petahana yang kalah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Layaknya konser musisi papan atas, teriakan penyemangat langsung bergema di area pendopo Balai Kota begitu Ahok tiba di Balai Kota pukul 07.30 WIB. Ritual melayani permintaan foto dan aduan warga pagi ini diarahkan ke ruang tengah Balai Kota.

Sejumlah kursi disusun sedemikian rupa agar prosesi pengambilan foto dapat dilakukan secara bersamaan dalam jumlah yang lebih banyak. Gunanya, untuk menghemat waktu lantaran Ahok sesungguhnya sedang terburu-buru.

Dia harus menghadiri Musrnebang Nasional 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, yang dibuka Presiden Joko Widodo. "Dipercepat saja, ya. Saya buru-buru mau ke acara presiden nih," kata Ahok.

Akibatnya tidak semua warga yang sudah menanti sejak pagi mendapat giliran berfoto dan bertemu langsung dengan Ahok. Koje (50), salah seorang warga dari kawasan Ampera, Jakarta Selatan, yang mengaku sudah menunggu sejak pukul 06.00 WIB tampak kecewa.

Namun ia pun maklum dengan keadaan tersebut. "Saya datang ke sini mau kasih langsung karangan bunga untuk, Pak Ahok. Mau bertemu dan mau foto. Tapi enggak sempat. Padat sekali," curhatnya kepada CNNIndonesia.com. 

Selain membawa karangan bunga, tidak sedikit yang membawa boneka dan pernak-pernik menyerupai bentuk Nemo, karakter animasi yang kemarin jadi 'senjata andalan' Ahok saat pembacaan pledoi atau nota pembelaannya. (rdk)

Jakarta detik- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah beranjak dari kantornya untuk pergi ke Istana Merdeka guna bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun warga yang berada di Balai Kota masih bertahan di pendopo.

Saat meninggalkan Balai Kota, warga yang berada di pendopo langsung berebut untuk meminta berfoto dengan Ahok. Namun Ahok tidak bisa melayani semua warga yang ingin berfoto. Dia beralasan ada pertemuan dengan Jokowi.



"Maaf Bu, nggak bisa Bu saya harus ketemu Presiden," kata Ahok kepada warga yang menunggunya di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017).

Warga memenuhi Balai Kota / Warga memenuhi Balai Kota. Banjir warga dan karangan bunga untuk Ahok di Balai Kota DKI. (Bisma Alief/detikcom)


Saat Ahok sudah meninggalkan Balai Kota, kerumunan warga masih bertahan di pendopo. Ada yang berfoto-ria dengan karangan bunga, ada yang mencabuti bunga, dan ada juga yang asyik bernyanyi.

Warga mengambil bunga / Warga mengambil bunga. Banjir warga dan karangan bunga untuk Ahok di Balai Kota DKI. (Bisma Alief/detikcom)


Beberapa warga bertahan dengan alasan masih ingin bertemu dengan Ahok dan ingin berfoto bersama.

"Masih mau ketemu Pak Ahok dulu. Mau foto tadi belum kebagian," ujar salah seorang warga bernama Wina di Balai Kota.

Balai Kota penuh warga / Balai Kota penuh warga. (Bisma Alief/detikcom)


Akibat banyaknya warga yang datang, sampah bekas karangan bunga terlihat di beberapa titik Balai Kota. Namun, dengan sigap PHL kebersihan yang berada di Balai Kota mengangkut sampah tersebut. 
(bis/imk)
👄
TEMPO.COJakarta - Puluhan karangan bunga berderet memenuhi halaman Balai Kota Jakarta, Selasa, 25 April 2017. Karangan bunga tersebut dikirimkan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, karena jabatannya akan berakhir Oktober mendatang. Pasangan itu dinyatakan kalah dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta berdasarkan hitung cepat. 

"(Karangan bunga) datang dari Sabtu. Tapi paling banyak itu datang Minggu dan Senin. Tapi, sampai hari ini, masih banyak juga yang datang. Jumlahnya seratusan," ujar Manin, petugas pengamanan dalam Balai Kota, Selasa, 25 April 2017.

Karangan bunga tersebut menarik perhatian. Kata-kata yang dituliskan pengirimnya mengundang tawa. Mulai kalimat motivasi hingga jenaka sengaja ditulis pengirimnya untuk Ahok dan Djarot. 

Salah satu karangan bunga yang bertengger di samping kiri gedung ruang kerja Ahok bertuliskan kalimat yang tengah populer di masyarakat. Tanpa nama pengirim, karangan bunga tersebut bertuliskan, "Thanks Pak Ahok dan Pak Djarot, We love you. Jangan kasih kendor, semangat!"

"Terima kasih Pak Ahok atas kerja kerasnya selama ini. Anda adalah pemimpin sejati. We love you and we will miss you. Dari kami yang belum bisa move on," bunyi tulisan dalam karangan bunga lain.☺
Adapun karangan bunga dengan kalimat motivasi berisi ucapan terima kasih atas kerja keras dan pelayanan Ahok-Djarot sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. "Pak Ahok dan Pak Djarot sukses selalu dalam berkarier. Kami yang patah hati," tulis pengirimnya, Mercy, Vivi, dan Uwin. 

Karangan bunga lain juga dikirim untuk Ahok dan Djarot. "Terima kasih Pak Ahok atas kerja kerasnya selama ini. Andalah pemimpin sejati. We love you and we will miss you," tulis Tjuatjana Famili, yang mengaku belum bisa move on, pada karangan bunga yang dikirimnya. 

"Terima kasih, Bapak Ahok dan Bapak Djarot. Kalian sangat berarti bagi Kota Jakarta," tulis Group Arisan Princess. 

LARISSA HUDA
👪

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Gubernur DKI Jakarta dibanjiri ratusan karangan bunga yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Bunga-bunga itu berisi ucapan penyemangat dengan kata-kata yang mengundang tawa. Tak sedikit pula karangan bunga itu berisi ucapan kekecewaan atas kekalahan Ahok-Djarot dalam hitung cepat Pilkada DKI 2017.
"Terima kasih Pak Ahok-Djarot. Dari Kami yang patah hati ditinggal saat lagi sayang-sayangnya," tulis salah satu pendukung Ahok-Djarot di karangan bunga mereka yang di depan Balai Kota Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Menanggapi kiriman bunga-bunga tersebut, Ahok mengaku heran. Sebab menurutnya yang biasa mendapat bunga adalah pihak yang menang. Ahok menyebut ingin mengucapkan terima kasih satu per satu, namun karena tidak mengetahui alamatnya, Ahok mengucapkan terima kasih hanya melalui media sosial.
"Ya aku juga enggak tahu gimana mau ngerem (kedatangan bunga). Beberapa kita mau kirim terima kasih engga tahu alamatnya. Kita mau muat nanti di twitter atau di website kita, kita foto terus ucapkan terima kasih," kata Ahok di Balai Kota Jakarta.
Suasana halaman Balai Kota Jakarta beberapa hari belakangan memang terlihat ramai dan meriah. Puluhan karangan bunga berwarna warni memenuhi halaman Balai Kota. Karangan bunga itu berasal dari pendukung Ahok-Djarot.
Menurut salah satu staf Balai Kota, tidak pernah ada karangan bunga seramai ini sebelumnya. "Walau ada acara juga ada karangan bunga, tapi enggak sebanyak ini," ucap staf bernama Rasta.
Beberapa tulisan di karangan bunga pun mengundang tawa PNS dan warga yang mendatangi Balai Kota Jakarta. Banyak dari karangan bunga tersebut berisi ucapan penyemangat dan terima kasih atas kepemimpinan Ahok-Djarot selama memimpin Ibu Kota.
"God Bless You Pak Ahok dan Pak Djarot. Thank You For Everything. Dari Cupuers yang Gagal Move On", tulis salah satu pengirim karangan bunga itu.
"Terima Kasih Pak Ahok-Pak Djarot Sukses Selalu dalam Berkarir. Dari Kami yang Patah Hati", ujar pengirim lainnya.
👄
TEMPO.COJakarta - Kekalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta disambut dengan kekecawaan oleh banyak pendukungnya. Sambil mengucapkan terima kasih kepada Ahok, para pendukung Gubernur DKI Jakarta ini menggalang petisi agar Ahok maju dalam Pemilihan Gubernur Bali. Petisi tersebut dibuat oleh WIKA Ganesha pada 19 April 2017.

Tanda pagar (tagar) #AhokForBali1 pun menggema di Twitter. Tagar ini sekarang menempati urutan kedua trending topic. Berdasarkan pantauan Tempo di twitter, sebanyak 11.100 lebih muncul cairan netizen menggunakan tanda pagar tersebut.


Baca: Penyebab Ahok Kalah versi Dua Peneliti Australia

"#AhokforBali1 buktikan dan dukung demi kebinekaan dan anti SARA. Bali butuh manusia tegas, kerja keras, santun dan bersih seperti Ahok, " ujar Obhi Rhopidha dalam akunnya @ObieMRA pada Senin, 24 April 2017.

"Kami dukung sepenuhnya #AhokforBali1. Ini waktunya warga Bali membuktikan kepunyaannya pada kebinekaan & toleransi," tutur Salinan Huwel lewat akun twitternya @ninahuwel.

Sebelumnya dalam petisi Ahok for Bali 1 WIKA mengungkapkan bahwa Pilkada DKI Jakarta mencerminkan ketidakadilan demokrasi. Ia menilai demokrasi tidak harus sejalan dengan nilai-nilai universal dan rasionalitas. Sedangkan demokrasi yang berlangsung di Jakarta kemarin menurut dia berlangsung dengan cara yang tidak rasional bahkan brutal.

"Ia (Ahok) tetap adalah aset bangsa yang harus diselamatkan dan sekaligus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemajuan demokrasi di Tanah Air," ucap WIKA dalam petisinya.
DESTRIANITA

👏
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo tiba-tiba bicara soal pencopotan menteri yang dianggap bekerja tidak sesuai target. Apakah ini sinyal Jokowi akan kembali melakukan reshuffle?

"Saya bekerja selalu memakai target, jadi pak menteri tidak pernah bertanya kepada saya, targetnya terlalu besar atau terlalu gede, itu urusan menteri. Tahu saya target itu harus bisa diselesaikan. Kalau tidak selesai urusannya akan lain, bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot dan dan lain lain," katanya.

Jokowi menyampaikan ini saat memberi sambutan di acara Kongres Ekonomi Umat (KEU) 2017 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4).

Soal target Jokowi memberi contoh pada program pemerataan ekonomi untuk mengatasi ketimpangan dengan program redistribusi aset, reforma agraria dan kemitraan. Program ini milik Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Menurut Jokowi, tercatat ada 126 juta bidang tanah, yang baru disertifikatkan baru 46 juta bidang tanah. Artinya masih 60 persen lebih bidang-bidang tanah di Indonesia belum disertifikatkan.

"Karena kalau enggak diberi target konkret sampai kapan pun 126 juta sertifikat juta enggak bisa selesai," tuturnya.

Jokowi mengatakan kalau setiap tahun hanya 400 tanah yang disertifikatkan akan berapa puluh tahun ini bisa diselesaikan. Hal ini, lanjutnya, akan menyebabkan rakyat tidak bisa mengakses permodalan, baik ke bank syariah, modal ventura maupun bank umum.

"Ketika rakyat tidak memiliki sertifikat tanah, akan menyebabkan rakyat tidak bisa mengakses kepada permodalan. Karena mereka tidak memiliki jaminan," tuturnya.

Ucapan kepala negara ini memunculkan berbagai spekulasi. Terlebih setelah jagoan PDI Perjuangan, pasangan petahana Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat kalah dalam pemilihan gubernur DKI versi hitung cepat berbagai lembaga survei tiga hari sebelumnya.

Ahok sendiri sempat disinggung kemungkinan menjadi menteri di pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. Ahok merupakan pasangan Jokowi saat memenangi Pilgub DKI 2012 lalu. Keduanya mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

"Hehehe, enggak tahu. Menteri itu kan bukan hak saya," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (21/4).

Ahok masih akan menjabat hingga Oktober. Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengaku lebih memikirkan rencana jalan-jalan bersama keluarganya ketimbang jabatan setelah tak lagi menjadi gubernur.

"Aku cuma pikiran Oktober selesai aku mau jalan-jalan sama keluarga saja, udah lama enggak jalan. Ke mana-mana saja deh," ujarnya.

Pada Jumat (21/4) pagi, Ahok sempat menerima sekelompok ibu yang mengenakan kebaya berwarna merah dan putih di Balai Kota DKI. Seorang ibu sempat mendoakan agar Ahok kelak menjabat menteri dalam negeri. [did]

Merdeka.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta menjadi sorotan tak hanya di dalam negeri tapi juga di mancanegara. Beberapa media asing ikut memberitakan kehebohan Pilkada di Jakarta dengan pasangan calon Basuki- Djarot dan Anies-Sandi.

Rabu (19/4), merupakan hari terakhir Pilkada di Jakarta. Hasil hitung cepat pun sudah dilakukan dan sudah mengeluarkan kemungkinan siapa yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta ini.

Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi pemenang dalam hitung cepat dengan perolehan suara 51,93 persen. Meski demikian, media Negeri Kanguru, The Australian menyebutkan Basuki atau akrab disapa Ahok merupakan gubernur terbaik yang pernah memimpin Jakarta.

Seperti diketahui, Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta hanya dua setengah tahun. Dia menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta menggantikan Joko Widodo yang menjadi Presiden Indonesia.

"Gubernur Ahok secara luas diakui sebagai gubernur paling efektif menangani 'kota kacau' dengan penduduk lebih dari 10 juta dalam beberapa dekade terakhir," tulis The Australian.

Sayangnya, sambung The Australian, rekor ini tidak cukup untuk mengesampingkan kampanye amat efektif yang dilakukan ormas Islam dan calo kekuasaan politik, yang berusaha menggeser sekutu utama Jokowi jelang pemilihan presiden 2019.

Menurut koran ini, para pemimpin oposisi 'mencari celah di baju besi' lawan mereka. Hal tersebut didapat lewat ucapan Ahok yang mempertanyakan penafsiran sebuah ayat Alquran, yang digunakan para ulama agar umat Islam tidak memilih pemimpin non-Muslim.

Jika ditilik lebih dalam, hal tersebut nyatanya sama dengan yang terjadi dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Kubu Republik yang mengusung Donald Trump dan Mike Pence menggunakan cara lama untuk merasuk ke pikiran warga AS yang nyatanya masih konservatif.

Akibatnya, banyak sekali protes menyeruak karena taipan real estate itu menjadi presiden mereka. Lebih dari 30 persen rakyat AS memberi nilai "F" kepada Trump atas kinerjanya selama dua bulan menduduki jabatan. Sedangkan Barack Obama memperoleh nilai "F" sebanyak 11 persen di masa-masa awal jabatan.

"Dia mengerahkan seluruh upaya politik yang tidak didapatkannya sejak masa pemilihan tetapi tidak melakukan apapun untuk mengelolanya," kata Lee Miringoff, Kepala Institut Marist untuk Opini Publik di New York.

Kehadiran Anies-Sandi dalam pemerintahan DKI Jakarta diduga banyak orang untuk memuluskan kepentingan politik lain. Salah satunya, untuk kembali mengusung Prabowo Subianto memenangkan pilpres 2019 mendatang.

Pasalnya, dalam deklarasi kemenangan Anies-Sandi, beberapa orang menyerukan hal tersebut. "Anies untuk Gubernur, Prabowo untuk Presiden!" seru mereka. [tyo]
👏

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyinggung soal perombakan kabinet atau reshuffle dalam Kongres Ekonomi Umat yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Awalnya, Presiden menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan 5 juta sertifikat harus dibagikan kepada masyarakat pada 2017. Target itu meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
"Tahun depan (2018) saya berikan target 7 juta sertifikat harus keluar. Tahun depannya lagi, 9 juta sertifikatnya harus dikeluarkan, untuk rakyat, petambak kecil, petani, nelayan, tukang becak," ujar Jokowi.
"Saya bekerja memang selalu memakai target," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Soal target itu yang mungkin dinilai menteri terlalu tinggi, Jokowi tidak mempersoalkannya.
"Itu urusannya menteri. Setahu saya, target itu harus dapat diselesaikan," ucap Jokowi.
Jika sang menteri tak mampu mencapai target, pergantian atau pergeseran posisi menteri alias reshuffle adalah jawabannya.
"Kalau memang tidak selesai, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot dan yang lain-lainnya. Ya saya blak-blakan saja. Dengan menteri juga seperti itu," ujar Jokowi.
Reshuffle itu merupakan cara Presiden untuk mencapai target program yang telah ditentukan.
Tentang sertifikasi tanah, pemerintahan sebelum Jokowi- Jusuf Kallahanya mengeluarkan sekitar 400.000 sertifikat setiap tahunnya. Sementara, catatan Jokowi, ada 126 juta bidang tanah di Indonesia yang mesti diberikan sertifikat.
"Kalau tidak diberikan target-target yang konkret, ya selalu sampai kapan pun, kalau setiap tahun hanya 400 ribu, akan berapa puluh tahun pensertifikatan ini bisa diselesaikan?" ujar Jokowi.
Macetnya sertifikasi lahan itu pun menyebabkan masyarakat tak dapat mengakses ke permodalan atau layanan keuangan lainnya. Sebab, sertifikat lahan tersebut dapat menjadi salah satu penjamin peminjaman modal di lembaga keuangan.


👏
JakartaCNN Indonesia -- Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tampaknya dapat sedikit hiburan setelah kalah di hasil hitung cepat putaran dua Pemilihan Kepala Daerah (DKI) Jakarta 2017 silam. 

Belakangan, merebak pesan broadcast mengenai guyonan Ahok bakal diangkat menjadi salah seorang menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Obrolan serupa juga sempat ramai di kalangan netizen pengguna Twitter. Komentar mengenai pos menteri apa yang tepat bagi Ahok pun sangat beragam.

Ahok sendiri hanya melempar senyum saat ditanyai pendapatnya mengenai hal tersebut. Tak mengiyakan, pun menolak. Sebab menurutnya, menunjuk seseorang sebagai menteri adalah wewenang presiden .

"Hahaha... (Menunjuk) menteri itu kan bukan hak saya," ujarnya sembari tertawa, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/4).

Perbincangan mengenai Ahok bakal menjadi menteri ini berawal dari kicauan Fadjroel Rahman pada 19 April 2017 lalu. Bekas aktivis yang kini menjadi komisaris utama PT Adhi Karya itu melontarkan pertanyaan mengenai kemungkinan pos apa yang cocok jika Ahok didapuk sebagai menteri.

























































































View image on Twitter
Kicauan ini sontak menuai beragam reaksi dari pengguna Twitter. Tidak kurang dari 600 jawaban muncul hingga saat ini. Ada yang menanggapinya dengan serius, menyebut Ahok sangat pantas menjadi Mendagri maupun Menteri Hukum dan HAM. 

Akun @fatimahjamieleee bahkan menyarankan Ahok menjadi Menteri Pendidikan. "Pendidikan, Pak. Karena itu salah satu aspek penting kemajuan bangsa. Coba diadu nanti sama hasil kerja Anies," tulisnya.

Tak sedikit yang kemudian menyarankan Ahok untuk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, bahkan Wakil Presiden.


Namun, tak sedikit pula yang memberi tanggapan sinis. Menyindir, bahkan menyerang Fadjroel.

"Tweet paling ngaco hari ini," tulis pemilik akun @meltaap86. (evn)

👏
Merdeka.com - Demi mendukung Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok), kakek Sukiman (83) rela berjalan kaki dari Mampang, Jakarta Selatan menuju lokasi sidang di Kementerian Pertanian dengan membawa Bendera Merah Putih dan spanduk kecil.

"Sebagai pendukung Ahok, pagi-pagi dari Mampang jalan kaki sampai sini jam 08.30 WIB, supaya Ahok bebas dari tuduhan," kata Sukiman kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (9/5).

Sukiman menyakini Ahok tidak bersalah dalam kasus dugaan penistaan agama. "Ahok bersalah karena ada tekanan dari ormas-ormas, sampai ada yang dibubarkan Wiranto," ujarnya.

Selain itu, dirinya berpendapat bahwa Ahok bersalah karena kasusnya dibesar-besarkan. "Besar-besarkan masalah sepele, emang enggak ada kerusakan agama, emang dia aja yang ngerusak," katanya. [cob]
TEMPO.COJakarta - Suasana haru merebak di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat pagi, 21 April 2017. Puluhan warga Jakarta yang datang ke Balai Kota tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya selalu dukung Pak Ahok. Saya bangga," kata seorang perempuan yang langsung merangkul Ahok.

Baca: Digusur, Warga Kali Apuran Temui Ahok

Setiap pagi, warga Jakarta diperkenankan bertemu dengan Ahok di Balai Kota. Mereka datang dengan berbagai kepentingan, ada yang punya masalah dengan birokrasi, ada pula yang datang hanya untuk berswafoto dengan Ahok, yang akan meninggalkan Balai Kota setelah kalah dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.

Hari ini, warga telah berdatangan sejak pukul 06.00 WIB. Saking banyaknya warga Jakarta yang datang, Ahok harus melayani mereka hingga pukul 09.00 WIB. Setelah itu, Ahok melanjutkan agendanya untuk rapat pimpinan.

AVIT HIDAYAT


Komentar

Postingan populer dari blog ini

janji Jokowi (4) (ANTI GRATIFIKA$1): pilpres 2019

die hard of terrorism: final fate of ISiS (3): ISIS bukan ISLAM, menganut teologi PEMBUNUHAN

Allah di balik Sejarah: Penantian Baru BTP (hati nurani Pemilu 2024) #02